Bab Ii: Universitas Sumatera Utara
Bab Ii: Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Obat
Masyarakat sering menamakan obat untuk segala sesuatu yang dapat menyembuhkan.
Tidak selalu berupa materi tetapi juga hal- hal yang non materi, seperti tenaga dalam,
mantra, doa, dan lain sebagainya. Saat ini upaya pengobatan telah berkembang amat
terapi air, terapi urin, dan lain sebagainya. Pada awalnya orang-orang terdahulu
pada awalnya mengacu pada obat tradisional yang ada, dan memang pada
Contohnya strychnine dan kurare pada awalnya digunakan sebagai racun panah
pribumi Arfika dan Amerika Selatan. Obat-obat yang semula diperoleh secara ilmiah
asal tanaman dan cara pembuatannya. Hal ini dianggap kurang memuaskan dan sulit
menentukan dosis yang tepat. Melalui penelitian yang terus berkembang, ahli-ahli
kimia mulai mencoba mengisolasi zat-zat aktif yang terkandung dalam tanaman-
tanaman. Hasil percobaan mereka adalah zat kimia, yang terkenal diantaranya ialah
efedrin dari tanaman Ephedra vulgaris, atropine dari Atropa belladonna, morfin dari
candu (Papaver somniferum) dan digoksin dari Digitalis lanata. Tidak puas dengan
mendapatkan obat dari ekstraksi tumbuhan atau hewan maka pada permulaan abad ke-
20, obat-obat kimia sintetik mulai dikenal seperti Salvarsan dan Aspirin.
Sejak tahun 1945 ilmu-ilmu kimia, fisika dan kedokteran berkembang dengan
pesat, dan ha ini menguntungkan sekali bagi penyelidikan yang sistematis dari obat-
obat baru. Beribu-ribu zat sintetik telah ditemukan, rata-rata 500 obat setiap tahunnya,
Kebanyakan obat kuno ditinggalkan diganti dengan obat-obat modern (Yahya et al,
1992).
5. Obat bius
8. Obat-obat hormonal
1. Bentuk padat : Serbuk, tablet, kapsul, pil, suppositoria, ovula dan basila.
(Widodo,2004)
Obat golongan ini disebut obat adrenergik karena efek yang ditimbulkankannya mirip
1. Perangsang perifer terhadap otot polos pembuluh darah kulit dan mukosa dan
2. Penghambat perifer terhadap otot polos usus, bronkus, dan pembuluh darah
otot rangka
kontraksi
hipofisis
kerja dan efek farmakologinya. Menurut mekanisme kerja dapat dibagi menjadi :
fenilefrin HCl.
penyakit mata dan untuk penjernih mata. Contoh : divefrin HCl, efedrin sulfat,
hormon yang memicu reaksi terhadap tekanan dan kecepatan gerak tubuh. Tidak
hanya gerak, hormon ini pun memicu reaksi terhadap efek lingkungan seperti suara
derau tinggi atau cahaya yang terang. Reaksi yang kita sering rasakan adalah frekuensi
(http://id.wikipedia.org/wiki/Adrenalin).
Epinefrin mengandung tidak kurang dari 98,5 % dan tidak lebih dari 101,0%
C9H13NO3, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Memiliki Berat molekul
183,21. Sifat-sifat dari epinefrin adalah sukar larut dalam air, tidak larut dalam etanol
(95%) dan dalam eter, mudah larut dalam larutan ammonia dan dalam alkali karbonat.
Tidak stabil dalam alkali atau netral, berubah menjadi merah jika terkena udara
Epinefrin disintesis dari norepinefrin dalam sebuah jalur sintesis yang terbagi atas
(Ganong, 2005).
amino tirosin akan dibentuk dari fenilalanin. Senyawa ini akan diambil dari darah
Dengan cara transport aktif, dopamine kemudian akan dibawa ke organel sel yang
terjadi didalam otak dan tidak mungkin terjadi pada ujung saraf simpatis, karena
Sebaliknya dalam sel kromafin medulla adrenal, tempat N-metiltransfarase ada, maka
dari noradrenalin dengan metilasi pada N akan terbentuk adrenalin (Mutschler, 1991).
1. kardiovaskular
Kerja utama epinefrin adalah pada sistem kardiovaskular. Senyawa ini memperkuat
daya kontraksi otot jantung (miokard) (inotropik positif : kerja β1) dan mempercepat
kontraksi miokard (kronotropik positif : kerja β1). Oleh karena itu, curah jantung
meningkat pula. Akibat dari efek ini maka kebutuhan oksigen otot jantung jadi
visera (efek α) dan mendilatasi pembuluh darah ke hati dan otot rangka (efek β2).
Aliran darah ke ginjal menurun. Oleh karena itu, efek kumulatif epinefrin adalah
kontraksi dan frekuensi jantung. Curah jantung akan naik. Selama tekanan darah rata-
rata (harga rata-rata antara tekanan sistol dan tekanan diastol) tidak naik, tidak terjadi
pula dipertimbangkan bahwa senyawa ini akan meninggikan pemakaian oksigen dan
oleh karena itu walau terjadi dilatasi arteria koronaria, dapat timvbul serangan angina
2. Respirasi
Epinefrin menimbulkan bronkodilatasi kuat dengan bekerja langsung pada otot polos
bronkus (kerja β2). Pada kasus syok anafilaksis, obat ini dapat menyelamatkan nyawa
Epinefrin mempunyai awitan cepat tetapi kerjanya singkat. Pada situasi gawat, obat
ini diberikan secara intravena. Untuk memperoleh awitan yang sangat cepat dapat pula
diberikan secara subkutan, pipa endotrakeal, inhalasi, atau topikal pada mata.
Pemberian peroral tidak efektif, karena epinefrin dapat dirusak oleh enzim dalam usus
Berbagai gejala negatif pada aktivitas atau metabolisme organ tubuh karena pengaruh
Merupakan gejala abnormal pada kesadaran detak jantung, bisa terlalu lambat, terlalu
cepat, tidak beraturan, atau berada dalam frekuensi normal. Gejala ini disebabkan
akibat sekresi epinefrin yang berlebihan. Tapi bisa juga karena konsumsi alkohol,
b. Tachychardia
dapat menyebabkan pelepasan epinefrin dan tachychardia bebas dari sistem syaraf.
c. Arrhythmia
Keadaan abnormal pada aktivitas elektrik jantung. Jantung bisa berdetak lebih cepat
atau sebaliknya malah lebih lambat. Sama seperti palpitasi, kelainan ini dipicu oleh
d. Sakit kepala
Kondisi sakit pada kepala, pada bagian leher ke atas. Umumnya disebabkan oleh
ketegangan, migrain, ketegangan mata, dehidrasi, gula darah rendah dan sinusitis.
Beberapa sakit kepala juga karena kondisi ancaman hidup seperti meningitis,
ensephalatis, aneuisme cerebral, tekanan darah sangat tinggi, dan tumor otak.
e. Tremor
Ritme, pergerakan otot melibatkan pergerakan menuju dan dari (osilasi) salah satu
bagian tubuh. Kebanyakan tremor terjadi pada tangan. Pada beberapa orang, tremor
adalah gejala kelainan saraf yang lain. Umumnya disebabkan karena masalah pada
bagian otak atau spinal cord yang mengontrol otot melalui tubuh atau area tertentu,
seperti tangan. Penyebabnya adalah stres yang teralu banyak sehingga sekresi
Merupakan suatu kondisi medis dimana tekanan darah naik secara kronis. Hipertensi
h. Alergi
Alergi adalah suatu proses inflamasi yang tidak hanya berupa reaksi cepat dan lambat
tetapi juga merupakan proses inflamasi kronis yang kompleks dipengaruhi faktor
(http://cafesehat.blogspot.com/2009/08/hormon-epinefrinadrenalin.html.).
Epinefrin digunakan sebagai menambah pada anestetika lokal, dan selain itu pada
primer yaitu pernapasan buatan dan massage jantung, kedua penanganan ini tetap
tidak dihentikan.
mengandung 4 mcg epinefrin basa. Berikan larutan ini dengan infus intravena.
Masukkan kateter plastik intravena melalui jarum yang dimasukkan dengan baik ke
dalam vena dan direkatkan dengan plester, jika mungkin, hindari teknik catheter tie-
in, karena teknik ini mudah menyebabkan stasis. IV drip chamber atau alat ukur lain
yang sesuai diperlukan untuk mengukur kecepatan aliran dalam tetes per menit secara
akurat. Setelah mengamati responnya pada pemberian dosis awal 2-3 ml (dari 8-12
mcg bentuk basa) per menit, atur kecepatan aliran untuk mencapai dan
darahnya tidak lebih dari 40 mmHg di bawah tekanan sistolik sebelumnya. Dosis
pemeliharaan rata-rata adalah 0,5-1 ml per menit (2 mcg sampai 4 mcg bentuk basa).
mempertahankan tekanan darah yang cukup. Pada semua kasus, dosis epinefrin harus
dititrasi sesuai dengan respon pasien. Adakalanya dosis harian yang jauh lebih besar
atau bahkan sangat besar (sebesar 68 mg basa atau 17 ampul) mungkin dibutuhkan
tersembunyi harus dicurigai dan bila itu terjadi, harus diperbaiki. Monitoring tekanan
vena sentral biasanya sangat membantu dalam mendeteksi dan mengobati kondisi ini.
Infus epinefrin biasanya diberikan secara intravena selama resusitasi jantung untuk
memulihkan dan mempertahankan tekanan darah yang cukup setelah denyut jantung
efektif dan ventilasi jantung terjaga dengan dengan cara lain. (Kemampuan epinefrin
yang kuat dalam merangsang β-adrenergik juga diduga meningkatkan kekuatan dan
medica.com/printview.php.html).
Kromatografi adalah istilah umum untuk berbagai cara pemisahan berdasarkan partisi
cuplikan antara fase yang bergerak, dapat berupa gas atau zat cair, dan fase diam,
dapat berupa zat cair atau zat padat. Kita biasanya menganggap Tswett sebagai
yang bergerak kebagian bawah kolom. Perlu diketahui bahwa D.T. Day pada kira-kira
saat yang sama memakai kromatografi untuk memisahkan berbagai fraksi minyak
bumi tetapi Tswett-lah yang pertama kali mengenali dan menafsirkan proses tersebut.
cair-padat (KCP). Kemudian, pada akhir tahun 1903an dan pada awal tahun 1940an,
Izmailov dan Schraiber pada tahun 1938, dan kemudian diperhalus oleh Stahl pada
tahun 1958. Karya Matin dan Synge, yang pada tahun 1941 membuahkan hadiah
Nobel, tidak hanya merevolusi kromatografi cair, tetapi juga secara umum meletakkan
landasan bagi perkembangan kromatografi gas dan kromatografi kertas. Pada tahun
kromatografi gas. Antara tahun 1952 dan akhir tahun 1960an kromatografi gas
Kromatografi cair dilakukan dalam kolom kaca bergaris tengah besar pada
menjemukan. Pada akhir tahun 1960an perhatian makin besar dicurahkan pada
Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) (atau kromatografi cair ’bertekanan tinggi’,
dalam instrumentasi dan kemasan kolom terjadi begitu cepat sehingga sukar untuk
sekarang pun cara tersebut dengan cepat menjadi matang dan memperoleh kedudukan
1. Pompa
Fase gerak dalam KCKT sudah tentu zat cair, dan untuk menggerakkannya melalui
kolom diperlukan alat. Ada dua jenis utama pompa yang digunakan tekanan-tetap dan
pendesakan-tetap. Pompa pendesakan tetap dapat dibagi lagi menjadi pompa torak dan
Pompa yang cocok untuk KCKT mempunyai beberapa ciri. Seperti tandon
pelarut, pompa harus dibuat dari bahan yang lembam terhadap semua macam pelarut.
Bahan yang umum digunakan adalah gelas, baja nirkarat, teflon dan batu nilam. Untuk
kondisi analisis, pompa harus mampu menghasilkan tekanan tinggi sampai 5000 psi
pada kecepatan sampai 3ml/menit. Pompa yang digunakan untuk skala preparatif
Tujuan penggunaan pompa atau sistem penghantaran fase gerak adalah untuk
konstan, dan bebas dari gangguan. Ada dua jenis pompa dalam KCKT yaitu: pompa
dengan tekanan konstan, dan pompa dengan aliran fase gerak yang konstan.
Tipe pompa dengan aliran fase gerak yang konstan sejauh ini lebih umum
2. Injektor
Cuplikan harus dimasukkan ke dalam pangkal kolom (kepala kolom), diusahakan agar
sesedikit mungkin terjadi gangguan pada kemasan kolom. Ada dua ragam utama :
system ditutup, dan aliran dilanjutkan lagi (biasanya system aliran utama tetap
berada pada tekanan kerja). Cara ini dipakai karena difusi di dalam zat cair
− Septum: ini adalah injector langsung pada aliran, yang sama dengan injector
yang lazim dipakai pada kromatografi gas. Injektor tersebut dapat dipakai pada
tekanan sampai sekitar 60-70 atmosfer. Sayang sekali, septum tidak dapat
dipakai untuk semua pelarut KC. Selain itu, partikel kecil terlepas dari septum
volum yang lebih besar dari 10 l dan sekarang dipakai dalam system yang
pada tekanan atmosfer. Jika katup dijalankan (dibuka), cuplikan didalam jalan-
3. Kolom
bergantung pada pilihan kolom dan kondisi kerja yang tepat. Kolom dapat dibagi
− Kolom analitik : garis tengah dalam 2-6 mm. Panjang bergantung pada jenis
kemasan, untuk kemasan felikel biasanya panjang kolom 50-100 cm, untuk
Ada 2 jenis kolom pada KCKT yaitu kolom konvensional dan kolom
− Konsumsi fase gerak kolom mikrobor hanya 80% atau lebih kecil dibanding
dengan kolom konvensional karena pada kolom mikrobor kecepatan alir fase
− Adanya aliran fase gerak yang lebih lambat membuat kolom mikrobor lebih
jenis kolom ini sangat bermanfaat jika jumlah sampel terbatas misal sampel
4. Detektor
modern (KCKT) ialah detektor UV 254 nm. Detektor UV-tampak dengan panjang
gelombang yang berubah-ubah sekarang menjadi popular karena dapat dipakai untuk
detektor Ultra violet (UV), detektor fluoresensi dan detektor elektrokimia ( Rohman,
2007).
memberikannya suatu volume internal sekitar 8 µl. Rentang linier detektor tersebut
adalah antara 0,0001 dan 2 unit absorbans dan sampel-sampel harus diencerkan
komponen yang diekstraksi dari matriks biologis bersama dengan analit tersebut dapat
yang sangat buruk – ini mencakup : gula, lipid, surfaktan, asam amino, dan beberapa
golongan obat, misalnya sejumlah obat antikolinergik yang tidak memiliki kromofor.
Dalam kasus-kasus ini, salah satu deteksi UV dapat digunakan sebagai alternatif
(Watson, 2005).
5. Elusi Landaian
Elusi landaian ialah peningkatan kekuatan fase gerak selama analisis kromatografi.
Hasil elusi landaian ialah perpendekan waktu tambat senyawa yang ditahan dengan
( Johnson, 1991).
Pada kromatografi cair, susunan pelarut atau fase gerak merupakan salah satu peubah
yang mempengaruhi pemisahan. Berbagai macam pelarut dipakai dalam semua ragam
KCKT, tetapi ada beberapa sifat yang diinginkan yang berlaku umum.
g. Harganya wajar.
Pada umumnya pelarut dibuang setelah dipakai karena tata kerja pemurnian memakan
Fase gerak atau eluen biasanya terdiri atas campuran pelarut yang dapat
bercampur yang secara keseluruhan berperan dalam daya elusi dan resolusi.
Daya elusi dan resolusi ini ditentukan oleh polaritas keseluruhan pelarut, polaritas fase
diam, dan sifat komponen-komponen sampel.Untuk fase normal ( fase diam lebih
polaritas pelarut.Sementara untuk fase terbalik ( fase diam kurang polar daripada fase
gerak ), kemampuan elusi menurun dengan meningkatnya polaritas pelarut. Fase gerak
yang paling sering digunakan untuk pemisahan dengan fase terbalik adalah campuran
larutan buffer dengan methanol atau campuran air dengan asetonitril. Untuk
alkohol. Pemisahan dengan fase normal ini kurang umum dibanding dengan fase
Wadah fase gerak harus bersih dan lembam (inert). Wadah pelarut kosong ataupun
labu laboratorium dapat digunakan sebagai wadah fase gerak. Wadah ini biasanya
dapat menampung fase gerak antara 1 sampai 2 liter pelarut. Fase gerak sebelum
digunakan harus dilakukan degassing ( penghilangan gas ) yang ada pada fase gerak,
sebab adanya gas akan berkumpul dengan komponen lain terutama dipompa dan
detektor sehingga akan mengacaukan analisis. Pada saat membuat pelarut untuk fase
gerak, maka sangat dianjurkan untuk menggunakan pelarut, buffer, reagen dengan
kemurnian yang sangat tinggi, dan lebih terpilih lagi jika pelarut-pelarut yang akan
digunakan untuk KCKT berderajat KCKT ( HPLC grade ). Adanya pengotor dalam
dapat terkumpul dalam kolom atau dalam tabung yang sempit, sehingga dapat
mengakibatkan suatu kekosongan pada kolom atau tabung tersebut. Karenanya, fase
gerak sebelum digunakan harus disaring terlebih dahulu untuk menghindari partikel-
suatu campuran, kontrol kualitas, dan mengikuti jalannya reaksi sintetis (Rohman,
2007).
dalam jumlah banyak, dan dalam skala proses industri. KCKT merupakan metode
yang tidak destruktif dan dapat digunakan baik untuk analisis kualitatis maupun
KCKT dapat dianggap pelengkap Kromatografi gas (KG). Dalam banyak hal
diperlukan pembuatan turunan senyawa, sedangkan KCKT dapat dilakukan tanpa itu.
Untuk senyawa yang tidak tahan panas atau tidak atsiri, KCKT merupakan pilihan
yang masuk akal. Bagaimanapun, KCKT tidak akan menggantikan KG, sekalipun
memang peranannya di lab analisis makin lama makin besar ( Johnson, 1991).
Pembuatan turunan senyawa menjadi populer pula pada KCKT karena cara itu
dapat dipakai untuk meningkatkan kepekaan detektor UV-tampak yang biasa dipakai.
yaitu:
Kecepatan
Waktu analisis yang kurang dari satu jam merupakan hal yang lazim. Banyak analisis
dapat dilakukan dalam 15-30 menit. Memang, untuk analisis yang tidak rumit, dapat
Daya Pisah
Berbeda dengan KG, kromatografi cair mempunyai dua fase tempat terjadinya
antaraksi. Pada KG, gas yang mengalir berantaraksi sedikit dengan linarut; pemisahan
Kemampuan larut berinteraksi secara selektif dengan fase diam dan fase gerak
(Johnson, 1991).
Kepekaan
Detektor serapan UV yang biasa dipakai dalam KCKT dalam mendeteksi berbagai
jenis senyawa jumlah pikogram (10-12 g). Detektor, seperti spektrometer massa, indeks
Berbeda dengan KC klasik, kolom KCKT dapat dipakai kembali. Banyak analisis
dapat dilakukan pada kolom yang sama sebelum kolom itu harus diganti. Akan tetapi,
kolom tersebut turun mutunya; laju penurunan mutu bergantung pada jenis cuplikan
yang disuntikkan, kemurnian pelarut, dan jenis pelarut yang dipakai ( Johnson, 1991).
Secara khusus senyawa jenis ini tak dapat dipisahkan dengan KG karena keatsiriannya
KCKT dalam ragam eksklusi dan pertukaran ion ideal untuk menganalisis molekul
Sebagian besar detector yang dipakai pada KCKT tidak merusak sehingga komponen
Biasanya pelarut dihilangkan dengan mudah dengan cara penguapan, kecuali pada