Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kelenjar adrenal adalah salah satu kelenjar ductless ditemukan di
atas ginjal dan kelenjar ini dikelilingi oleh jaringan ikat atau lapisan lemak
tebal. Kelenjar adrenal bentuk segitiga dan terdiri dari banyak bagian
didalamnya. Memiliki medula adrenal dipusatnya yang mengeluarkan
hormon epinefrin atau adrenalin dan non epinefrin. Kedua zat enzim ini
penting untuk mengatur fungsi sistem saraf. Kelenjar adrenal ditutupi oleh
penutup luar yang tebal disebut korteks adrenal yang menghasilkan
hormon steroid yang bertanggung jawab untuk mengatur molekul lemak
dalam tubuh. Kelenjar adrenal juga mengeluarkan steroid seks seperti
androgen dan estrogen.
Sel-sel dalam tubuh sering diganti dengan yang baru. Tumor
berkembang ketika proses ini terganggu dimana sel-sel berkembang pesat
sebelum sel-sel mati. Tumor terdiri dari dua jenis, tumor ganas (penyebab
kanker) dan jinak (sel bukan kanker).
Tumor kelenjar adrenal jenis jinak seperti adenoma adrenal. Tumor ini
tidak akan menghasilkan rasa sakit atau gejala lain dan tidak memerlukan
pengobatan apapun.
Kanker pada kelenjar adrenal timbul dari korteks atau bagian
medula dari kelenjar adrenal. Kanker adrenal sangat jarang, jumlah pasti
ditemukan di Amerika Serikat tidak tertentu. Mungkin sekitar 300-500 per
tahun, ratarata usia yang ditemukan dengan kanker adrenal adalah sekitar
45 tetapi bisa terjadi pada usia berapa pun, tampaknya terjadi lebih sering
pada wanita.
Dari data diatas penting bagi perawat dalam mempelajari apa
definisi dari kanker adrenal, penyebab, manifestasi klinis, patofisiologi,

1
pathway, pemeriksaan penunjang, penatalaksanaan medis kanker adrenal,
begitu juga untuk memberikan asuhan keperawatan yang baik bagi pasien
yang mengalami kanker adrenal, sehingga dapat memberikan asuhan
keperawatan yang baik dan dapat memberikan yang terbaik bagi pasien
tumor adrenal , oleh karena itu untuk bab selanjutnya akan dijelaskan lebih
detail tentang teori kanker adrenal dan serta bagaimana memberikan
asuhan keperawatan yang baik pada pasien yang mengalami kanker
adrenal.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui penyakit kanker adrenal secara teoritis lebih
lanjut dan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien yang
menderita kanker adrenal.
2. Tujuan Khusus
a. Agar mahasiswa dapat mengetahui definisi kanker adrenal.
b. Agar mahasiswa dapat mengetahui etiologi kanker adrenal.
c. Agar mahasiswa dapat mengetahui manifestasi kanker drenal.
d. Agar mahasiswa dapat mengetahui patofisiologi kanker adrenal.
e. Agar mahasiswa dapat mengetahui pathway kanker adrenal.
f. mengetahui pemeriksaan penunjang kanker adrenal.
g. mengetahui penatalaksanaan medis kanker adrenal.
h. mengetahui asuhan keperawatan klien dengan kanker adrenal

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Kanker adrenal adalah jenis kanker yang agresif yang disebabkan
karena kelebihan hormon adrenal. Kanker atau tumor kelenjar adrenal
terbentuk dari daerah korteks adrenal atau dari medula adrenal. Tumor
pada kelenjar adrenal timbul dari korteks atau bagian Analges dari kelenjar
adrenal.
Kanker adrenal merupakan kondisi tumor ganas yang terdapat pada
kelenjar adrenal, yang dibagi menjadi sub-kortikal adrenal adenoma,
kanker adrenal kortikal dan tumor medula adrenal.
Jadi dapat disimpulkan bahwa definisi kanker adrenal adalah sel
tumor yang ganas dan terdapat pada kelenjar adrenal. Kelenjar adrenal
sendiri merupakan organ endokrin yang memiliki fungsi penting bagi
tubuh manusia, letak dari kelenjar itu adalah di dekat ginjal.

B. Etiologi
Berikut ini adalah etiologi kanker adrenal yang harus diwaspadai :
1. Genetik
Faktor pertama yang menyebabkan seseorang terkena penyakit ini
adalah genetik. Kanker tersebut mengalami mutasi gen sehingga bisa
menurun ke gen yang menjadi tujuan mutasi tersebut.
2. Ketidakseimbangan Hormon
Jika ada wanita maupun pria yang sering mengalami
ketidakseimbangan hormon, ia bisa dengan mudah terkena penyakit
ini. Oleh sebab itu, diperlukan perawatan dan pengobatan yang intensif
bagi pria maupun wanita yang sering mengalami ketidakseimbangan
hormon di dalam tubuhnya.

3
3. TBC
TBC juga merupakan faktor penyebab kanker adrenal. TBC yang ada
pada jaringan adrenal bisa menyebabkan kanker adrenal. Jika bakteri
penyebab TBC di kelenjar adrenal bisa terkendali atau terkontrol
dengan baik, maka disfungsi kelenjar adrenal yang sudah kronis bisa
berkurang.
4. Gangguan Auto Imun
Auto imun yang terganggu bisa menyebabkan kanker adrenal. Hal itu
dikarenakan penyakit autoimun yang mendadak dan disebabkan oleh
atrofl korteks adrenal dalam dunia medis disebut sebagai penyebab
kanker yang paling sering terjadi. Gangguan auto imun itu bisa
menyebabkan metabolisme tidak seimbang, sehingga metabolisme
yang tidak seimbang itu dijadikan sebagai sel tumor baru.
5. Metastatis
Penyebab lainnya adalah tumor yang sifatnya ganas pada bagian tubuh
yang lainnya mampu membelah diri dan tumbuh pada bagian kelenjar
adenal. Namun persentasi metastatis akibat tumor lain yang ada di
bagian tubuh tumbuh di kelenjar adrenal hanya sekitar 25 persen saja.
Metastasis sebanyak 50 persen akan terjadi di bagian pencernaan
sehingga, menjadi kanker pencernaan. Di bagian paru sehingga
menjadi kanker paru paru, di kelenjar tiroid sehingga menjadi kanker
tiroid, melanoma, kanker payudara dan masih banyak lagi lainnya.

C. Manifestasi Klinik
Berikut ini adalah manifestasi kanker adrenal yang harus diwaspadai :
1. Produksi Hormon Adrenalin Berlebih
Gejala maupun ciri-ciri kanker adrenal yang pertama adalah tumor
memproduksi hormon adrenalin berlebih. Hal itu dikarenakan tumor
yang ada di kelenjar adrenal sifatnya fungsional sehingga, bisa
membuat tumor memproduksi hormon adrenalin menjadi berlebih.
Untuk tumor yang sifatnya tidak fungsional, tumor tersebut tidak bisa

4
menghasilkan atau memproduksi hormon. Kelebihan produksi hormon
inilah yang nantinya bisa merangsang pertumbuhan kanker di dalam
tubuh manusia.
2. Meningkatnya Kortisol
Gejala dan ciri lainnya adalah kortisol di dalam tubuh menjadi
meningkat. Kelebihan produksi kotisol tersebut bisa menyebabkan
seseorang terkena sindrom cushing. Efek dari sindrom cushing itu
adalah tubuh menjadi tidak memiliki toleransi terhadap glukosa yang
masuk ke dalam tubuh, menyebabkan obesitas, menyebabkan tekanan
darah tinggi, memiliki pertumbuhan rambut yang tidak terkontrol,
osteoporosis atau pengapuran tulang, mengalami batu ginjal dan yang
terakhir adalah menstruasi menjadi tidak teratur.
3. Pendarahan
Hormon yang berlebihan pada tubuh wanita juga bisa menyebabkan
wanita tersebut mengalami pendarahan vagina. Pendarahan vagina itu
bisa terjadi pada wanita yang sudah masuk ke dalam masa menopause.
4. Mengalami Perubahan Fungsi Endokrin
Gejala dan ciri-ciri yang paling menonjol adalah tubuh akan
mengalami perubahan fungsi endokrin. Perubahan fungsi endokrin itu
disebabkan oleh tumbuhnya tumor adrenal. Perubahan fungsi endokrin
tersebut bisa mengakibatkan sistem metabolisme menjadi acak-acakan
dan menjadikan sistem metabolisme yang acak-acakan tersebut
menjadi sel tumor yang baru.
5. Kortikal Adenoma
Kortikal adenoma bisa menyebabkan seseorang mengalami aldosteron.
Aldosteron sendiri merupakan gejala atau ciri kanker adrenal.
Aldosteron bisa ditandai dengan tekanan darah yang menjadi tinggi,
otot mengalami kelumpuhan dan juga paresthesia. Kondisi aldosteron
yang terakhir adalah bisa membuat seseorang ingin minum dalam
jumlah yang banyak, poliuria dan nokturia.

5
6. Gangguan Gonad
Gangguan gonad juga merupakan gejala dari kanker adrenal.
Gangguan itu disebabkan oleh tumor adrenokortikal. Tandanya adalah
alat kelamin akan membesar sebelum waktunya. Pada wanita bisa
mengalami pseudohermafroditisme, wanita juga akan terlihat lebih
maskulin
7. Pria Seperti Wanita
Produksi estrogen yang berlebihan pada laki-laki bisa membuat pria
terlihat seperti wanita, diikuti dengan pembesaran payudara pada pria.

D. Patofisiologi
Faktor etiologi utama dari kanker adrenal tidak diketahui,
meskipun. Keluarga dengan sindrom Li-Fraumeni , disebabkan oleh
mutasi inaktivasi warisan di TP53 , memiliki peningkatan risiko. Beberapa
gen telah terbukti bermutasi berulang, termasuk TP53 , CTNNB1 ,
MEN1 , PRKAR1A , RPL22 dan DAXX. The telomerase gen TERT
sering diperkuat sementara ZNRF3 dan CDKN2A sering homozygously
dihapus. Gen-gen h19, insulin-like growth factor II ( IGF-II)), p57 kip2
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Mereka terletak di
kromosom 11p. Ekspresi gen h19 sangat berkurang pada kanker adrenal
nonfungsi dan berfungsi, terutama pada kanker yang memproduksi
kortisol dan aldosteron . Ada juga hilangnya aktivitas produk gen p57 kip2
pada adenoma virilizing dan karsinoma kortikal adrenal. Sebaliknya,
ekspresi gen IGF-II telah terbukti tinggi dalam karsinoma kortikal adrenal.
Akhirnya, ekspresi gen c-myc relatif tinggi pada neoplasma, dan sering
dikaitkan dengan prognosis yang buruk. Kanker adrenal bilateral lebih
jarang daripada unilateral. Mayoritas tumor bilateral dapat dibedakan
berdasarkan ukuran dan aspek nodul: nodular adrenokortikal nodular
primer yang dapat menjadi sporadis atau bagian dari Carney yang
kompleks dan bilateral hipoplasia nodular adrenal bilateral primer.

6
Defek utama penyakit ini karena deffisiensi 21- hydroxylase adalah
korteks adrenal tidak dapat mensintesis hormon kortisol dalam jumlah
yang cukup. Tidak tercukupinya sintesis kortisol menyebabkan
hipotalamus dan hipofisis mensekresi CRH dan ACTH yang berlebih.
Akibat dari rangsang kronik hormon tersebut menyebabkan kelenjar
adrenal hiperplastik. Kemungkinan akan timbul dehidrasi hiponatremi
kemudian syok.

7
E. Pathways

Metastase dari sel kanker

Predsiposisi : sindrom genetik bekkwith wiedemam, neoplasia endokrin multipel

Pertumbuhan abnormal pada organ adrenal

Tumor adrenal

Memproduksi hormon steroid yang berlebihan

Hiperaldosteronisme primer Hiperkortisolisme Pembesaran tumor

Meningkatkan reabsorbsi Meningkatkan Gangguan rasa

Na dan sekresi K glukosa nyaman (nyeri)

Mengakibatkan air diserap Penumpukan

Kembali oleh ginjal glukosa pada bagian-bagian

tubuh tertentu

Cairan lebih dari kebutuhan di Nutrisi lebih dari kebutuhan

dalam tubuh

8
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Darah dan Urin
Untuk mendiagnosa kanker adrenal atau tidak bisa menggunakan
pemeriksaan darah dan juga urin pasien. Dari pemeriksaan darah dan
juga urin tersebut bisa terlihat perbedaan adenoma fungsional dan juga
adenoma non fungsional.
2. Pemeriksaan Ultrasonik
Pemeriksaan ultrasonik akan dilakukan untuk mendeteksi ada atau
tidaknya sel kanker di dalam kelenjar adrenal. Pemeriksaan ultrasonik
itu meliputi skrinning untuk tumor adrenal. Skrinning juga bergfungsi
untuk mengetahui status kanker, ukuran kanker dan juga penyebaran
sel kanker di jaringan sekitarnya.
3. CT Scan
CT scan juga bisa digunakan untuk mendiagnosa kanker adrenal yang
dimiliki oleh tubuh manusia. CT Scan bisa untuk mendiagnosa ukuran
tumor yang ada dan juga volume tumor. Berikut ini CT Scan yang
dilakukan untuk tiap-tiap jenis kanker adrenal :
a. Adrenal karsinoma kortikal. Penyakit ini jarang ditemui, banyak
dialami oleh wanita berusia 30 sampai dengan usia 60 tahun. Jika
dilakukan CT Scan, akan menunjukkan diameter tumor lebih dari 5
cm, memiliki kontur yang tidak teratur, tumor memiliki tepi blur,
ada di sekitar organ adhesi, kepadatan low density, pusat
pencairannya berlebihan. Pada beberapa pasien pusat lesinya
menyebar di seluruh tubuh dan mungkin terdapat transfer jaringan
yang saling berdekatan.
b. Metastatik karsinoma adrenal. Kanker adrenal yang paling banyak
ditemukan. Jika dilakukan CT Scan, hasil CT Scan akan
menunjukkan ukuran antara bilateral dan unilateral tidak sama,
terjadinya pendarahan, tumor memiliki kepadatan yang tidak rata,
mudah mengalami degenerasi kistik. Banyak yang melakukan CT

9
Scan dengan alasan lain namun ternyata penyakit justru mengarah
ke kanker.
c. Adrenal neuroblasma. Penyakit kanker adrenal ini jarang terjadi
dan jarang ditemui. CT Scan yang dilakukan akan menunjukkan
masa tumor atau isi tumor tidak teratur, jaringan otot lebih rendah,
mengalami nekrosis tumor concurrency. Terdapat kistik yang
menjadi pemicu pendarahan, kepadatan tumor tidak merata, jika
dilihat seksama bagian tumor itu ada lapisannya, tumor bisa
membesar lebih dari 3 cm diameternya dan tumor tersebut sangat
ganas sehingga bisa memakai lapisan yang melapisinya untuk
menyebar ke jaringan sekitar tumor tersebut.
4. MRI Scan
MRI Scan merupakan pemeriksan yang melibatkan seluruh jaringan
tubuh. MRI Scan sangat berarti untuk melakukan diagnosa terhadap
penyakit kanker pheochromocyoma. Hal itu dikarenakan karakteristik
pada kanker adrenal jenis tersebut tidak bisa dideteksi menggunakan
CT Scan. Kelebihan dari MRI Scan ini adalah bisa menggambarkan
karakteristik yang tidak bisa terlihat menggunakan pemeriksaan CT
Scan.

G. Penatalaksanaan Medis
1. Pembedahan
Pembedahan akan dilakukan untuk mengangkat tumor yang ada di
kelenjar adrenal tersebut. Pembedahan pun merupakan metode utama
dalam mengatasi kanker adrenal. Untuk pasien kanker yang tidak
mengalami metastasis jauh, pengangkatan tumor primer juga akan
dilakukan di bagian kelenjar getah bening, yang letaknya dekat dengan
kelenjar adrenal dan harus dibuang. Pemeriksaan patologis pun
diperlukan satu per satu untuk mengetahui apakah tumor tersebut
benar-benar tidak mengalami metastasis yang jauh.

10
Jika pasien telah mengalami metastasis yang jauh, tumor yang
merupakan induk kanker masih bisa dibuang, untuk tumor yang
menyebar ke bagian lain juga harus dibuang. Apabila tumor primer
dan juga tumor yang memiliki penyebaran ke bagian lain dibuang atau
diangkat, efek obat-obatan dan juga efek dari obat kemo bisa
meningkat sebab tumor-tumor tersebut telah diangkat dan dibuang.
2. Radioterapi
Cara kedua untuk mengobati kanker adrenal adalah dengan cara
radioterapi. Radioterapi cocok untuk digunakan dalam pengobatan
kanker adrenal yang mengalami metastasis yang jauh. Lokasi
penyebaran tumor ke daerah kelenjar limfa cocok jika melakukan
pengobatan dengan cara ini. Hal itu dikarenakan tumor kelenjar limfa
akan lebih sensitif terhadap cahaya yang ada di sinar radioterapi.
Radioterapi yang dilakukan berupa radioterapi stereotactik dan juga
radioterapi conformal. Penggabungan dari kedua radioterpi tersebut
juga bisa menghasilkan pengobatan yang lebih baik atau lebih bagus
dalam mengatasi kanker.
3. Kemoterapi
Cara ketiga dalam mengobati kanker adrenal adalah dengan cara
kemoterapi kanker. Kemoterapi untuk mengatasi kanker adrenal hanya
digunakan sebagai metode pendukung saja. Sehingga jika kanker
masih dalam stadium awal, kemoterapi tidak akan dilakukan yang
dilakukan mungkin hanya sebatas radioterapi saja. Efek kemoterapi
kanker justru bisa merusak sistem imun secara bersamaan dengan sel
kanker. Sehingga jika stadium kanker masih awal mengguanakan
metode pengobatan ini , tubuh justru akan mengalami gangguan sistem
imun. Gangguan sistem imun bisa meningkatkan stadium kanker,
sehingga banyak penderita kanker adrenal stadium awal yang menolak
berobat dengan cara ini.

11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas pasien :
Nama, Umur (biasanya dapat menyerang segala jenis usia),
Jenis kelamin (seimbang antara perempuan dan laki-laki),
status perkawinan, agama, suku/bangsa, bahasa yang
digunakan, pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor register,
diagnosa medis.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama : Pasien biasanya datang dengan
keluhan nyeri abdomen
b. Riwayat penyakit sekarang : Pasien biasanya
mengeluh nyeri abdomen, cepat kenyang saat
makan, tubuh bertambah besar, sering BAK
c. Riwayat penyakit dahulu : kaji riwayat penyakit
pasien, apakah pasien pernah menderita penyakit
tumor/cancer
d. Riwayat penyakit keluarga : Apakah anggota
keluarga ada yang menderita penyakit yang sama
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum klien : lemah
b. Kesadaran : Composmentis (GCS : 15)
c. Tanda-tanda vital :
- Tekanan Darah : (normal : 120/80 MmHg,)
Nadi : (normal : 60-100x/m )
Pernapasan : (normal : 15-24x/m)
Suhu : (normal : 36-37)

12
d. Pemeriksaan Fisik Head to toe
1) Kepala
 Inspeksi : Bentuk kepala, simetris
kiri dan kanan, keadaan rambut dan
hygiene kepala , Warna rambut.
 Palpasi : Ada atau tidaknya benjolan
muka
 Inspeksi : Struktur muka simetris kiri
dan kanan, ekspresi wajah,kaji
apakah wajah pucat atau tidak
 Palpasi : Adakah nyeri tekan, adakah
benjolan pada muka atau tidak
2) Mata : Periksa konjungtiva, sclera,
pupil,reflek cahaya, fungsi penglihatan
3) Hidung dan sinus: Kebersihaan hidung, ada /
tidak pernafasan cuping hidung,ada/tidak
poli hidung, adanya deviasi septum
4) Telinga : Bentuk simetris / asimetris,
kebersihan telingga, ada/tidaknya
serum,fungsi pendengaran
5) Mulut : Kaji keadan gigi,ada atau tidak
peradangan pada gusi,periksa kelembapan
bibir,dan periksa kebersihan lidah, dan
periksa adakah nyeri saat menelan atau
tidak.
6) Leher : Ada/tidak pembesaran JVP,
ada/tidak pembesaran kelenjar limfe/kelenjar
tyroid
7) Thorax dan pernapasan
 Inspeksi : Bentuk dada simetris ki/ka,
Irama pernapasan mengikuti gerakan

13
dada , Frekuensi pernapasan 16 x/m,
Tipe pernapasan : Normal
 Palpasi : Ada atau Tidak ada nyeri
tekan
 Auskultasi : Kaji bunyi Suara napas
normalnya vesikuler Kaji ada atau
tidak Bunyi tambahan
 Perkusi : Suara perkusi dada normal :
Sonor
8) Jantung
 Inspeksi : Nampak atau tidak
nampak ictus cordis
 Palpasi : Teraba atau tidak teraba
denyut apek 3 jari dibawah papilla
mammae pada intra kostalis.
 Perkusi : Teraba atau tidak teraba
pembesaran jantung
 Auskultasi : Bunyi jantung I dan II
murni , Ada atau tidak Bunyi
tambahan.
9) Abdomen
 Inspeksi : Ada atau tidak pembesaran
pada abdomen. Ada atau tidak ada
bekas luka pada abdomen
 Palpasi : Pada pasien tumo adrenal
saat dipalpasi akan teraba benjolan
pada abdomen regio lumbalis kanan
atau kiri
 Auskultasi : Peristaltik normal 5-15
x/menit

14
 Perkusi : Normal suara perkusi
adalah Tympani.
10) Genitalia : Tidak dilakukan pengkajian
karena keluarga klien mengatakan tidak ada
masalah.
11) Ekstremitas : Ada / tidak clubbing
fingers, ujung-ujung jari hiperemik.
4. Pola kesehatan fungsional
a. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
 Kaji persepsi pasien tentang kesehatan diri
 Kaji pengetahuan dan persepsi pasien
tentang penyakitnya
 Kaji kemampuan pasien untuk mengontrol
kesehatan (apa yang dilakukan pasien bila
sakit, kemana pasien biasa berobat bila
sakit)
b. Pola nutrisi dan metabolik
 Kaji pola makan pasien sebelum sakit dan
sesudah sakit yang meliputi frekuensi, porsi
makan, jenis makanan yang biasa dimakan
c. Pola eliminasi
 Kaji pola BAB & BAK pasien sebelum dan
sesudah sakit meliputi Frekuensi, waktu,
warnanya, jumlah
d. Pola aktivitas dan latihan
 Kaji adakah keluhan kesulitan dalam
aktifitas baik itu mandi, makan ,dalm
bermain
 Kaji adakah keluhan nyeri pada daerah
abdomen setelah melakukan aktifitas
 Kaji apakah mudah merasa kelelahan

15
e. Pola istirahat tidur
 Kaji kebiasaan tidur waktu tidur, lama tidur
dalam sehari, kebiasaan pengantar tidur
sebelum dan sesudah sakit
 Kaji kesulitan dalam hal tidur (mudah
terbangun, sulit memulai tidur, merasa tidak
puas setelah bangun tidur, merasa sesaknyeri
pada daerah abdomen saat tidur dll) sebelum
dan sesudah
f. Pola persepsi sensori dan kognitif
 Kaji keluhan yang berkenaan dengan
kemampuan sensasi (seperti pengelihatan,
pendengaran, penghidu, pengecapan, sensasi
perabaan
 Kaji kemampuan kognitif klien (kemampuan
mengingat / memory, bicara dan memahami
pesan yang diterima, pengambilan keputusan
yang bersifat sederhana
g. Pola hubungan dengan orang lain
 Kaji bagaimana hubungan pasien dengan
orang lain (keluarga, tenaga kesehatan,
pasien lain), apakah keadaan penyakitnya
mempengaruhi hubungan tersebut)
h. Pola reproduksi / seksual
 Bagaimana pemahaman keluarga pasien/
pasien terhadap fungsi seksual
 Kaji jenis kelamin anakyang dapat
berhuungan dengan terjadinya penyakit
apendixitis
i. Pola persepsi diri dan konsep diri

16
 Kaji persepsi keluarga (hal yang dipikirkan
keluarga saat ini, harapan keluaga setelah
anak menjalani perawatan, perubahan yang
dirasa setelah sakit)
 Kaji bagaimana persepsi klien/keluaga
terhadap tubuhnya, adakah pengaruh
penyakit yang dialami terhadap persepsi
klien tersebut)
j. Pola mekanisme koping
 Kaji bagaimana upaya keluaga klien dalam
menghadapi masalahnya sekarang
k. Pola nilai kepercayaan / keyakinan
 Kaji bagaimana keluraga klien/klien
menjalankan kegiatan agama atau
kepercayaan (macam, frekuensi), apakah
pasien mengalami permasalahan berkaitan
dengan aktifitasnya tersebut selama dirawat
 Kaji adakah keyakinan / kebudayaan yang
dianut keluarga pasien/pasien bertentangan
dengan kesehatan
B. Diagnosa yang sering muncul
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan adanya
massa pada abdomen
2. Nutrisi lebih dari kebutuhan berhubungan dengan
penumpukan glukosa dalam tubuh
3. Cairan lebih dari kebutuhan berhubungan dengan
peningktan reabsorbsi air na dan sekresi K

17
C. Intervensi Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan adanya
massa pada abdomen
NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 12
jam diharapkan nyeri pasien dapat berkurang dengan
KH:
 Pasien mengatakan lebih tenang setelah nyeri
berkurang
 Ekspresi wajah tenang
 Skala nyeri 0-3
NIC
 Kaji TTV
 Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik, beratnya
 Pertahankan istirahat dengan posisi semi fowler
 Ajarkan teknik distraksi dan rileksasi
 Berikan lingkungan yang tenang
 Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi
2. Nutrisi lebih dari kebutuhan berhubungan dengan
penumpukan glukosa dalam tubuh
NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
1x24 jam, diharapkan nutrisi menjadi seimbang, dengan
KH : :
 Tidak terjadi obesitas pada tubuh bagian atas (di
atas pinggang) sedangkan lengan dan kaki kurus
 Tidak terjadi wajah bulat, merah, penuh (moon
face)
 BB kembali normal
NIC :
 Observasi pola makan klien
 Observasi kadar gula dan kolestrol
 Pantau asupan makan klien dan

18
 Anjurkan klien untuk makan,makanan yang rendah
karbohidrat dan lemak
 Kolaborasi dengan dokter dalam melakukan
pembedahan (operasi )
3. Cairan lebih dari kebutuhan berhubungan dengan
peningktan reabsorbsi air na dan sekresi K
NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam
nutrisi pasien seimbang, dengan
KH :
 Turgor kulit cepat kembali.
 Pasien bisa mengikuti prosedur yang dilakukan
perawat.
 Pasien ikut aktif dalam tindakan. Input dan outut
 seimbang
NIC
 Observasi nutrisi yang input dan output
 Anjurkan klien dalam pembatasan asupan cairan
 Ajarkan pada klien tentang pentingnya untuk
melihat kebiasaan makan pasien
 Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian ADH
pengeluaran cairan yang berlebihan

19
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kanker adrenal adalah jenis kanker yang agresif yang
disebabkan karena kelebihan hormon adrenal. Kanker atau tumor
kelenjar adrenal terbentuk dari daerah korteks adrenal atau dari
medula adrenal. Sampai saat ini penyebab dari kanker adrenal
masih belum diketahui, tapi beberapa sindrom 6nalges langka
seperti Beckwith Wiedemann-sindrom, dan neoplasia endokrin 4
nalgesi, telah dihubungkan dengan kanker korteks adrenalin.
Manifestasi Klinis Tumor Adrenal Bervariasi tergantung pada
steroid yang diproduksi :
 Aldosteron yang berlebihan dapat menyebabkan
sindrom Conn
 Kortisol berlebihan mengakibatkan sindrom
Cushing
 Kelebihan produksi hormon seksual
 Tumor adrenal besar mungkin mengakibatkan
perasaan kenyang atau nyeri perut lokal.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami sadar bahwa makalah
ini masih banyak kekurang-kekurangan dan masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca
sangatlah kami perlukan agar dalam pembuatan makalah
selanjutnya akan lebih baik dari sekarang, dan kami juga berharap,
setelah membaca makalah ini kita menjadi lebih mengetahui
bagaimana atau tindakan apa saja yang harus kita berikan
kepada klien dengan tumor adrenal.

20
DAFTAR PUSTAKA

Baredero, Mary., Wifrid Dayrit, Mary dan Siswadi, Yokobus. 2009. Klien
Gangguan Endokrin. Jakarta : EGC.

Doenges, Marilynn E. 1999. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN : Pedoman


untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta :

EGC.

Syaifuddin. (2006). Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan


.Jakarta:EGC.

Syvia A. Price Marylin. 2000. Patofisiologi. Konsep proses-proses penyakit. Edisi


6. Jakarta : EGC.

Wilm De Jong. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta. EGC

21

Anda mungkin juga menyukai