Anda di halaman 1dari 5

F.6.

UPAYA PENGOBATAN DASAR

PENANGANAN HOLISTIK PASIEN DENGAN DIABETES MELLITUS

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut American Diabetes Association (ADA) 2003, diabetes
melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes
berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, dan disfungsi beberapa
organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah.
Diabetes melitus adalah suatu penyakit metabolik yang ditandai adanya
hiperglikemia yang disebabkan karena defek sekresi insulin, gangguan
kerja insulin atau keduanya.
Di Indonesia, prevalensi DM mencapai 15,9-32,73%, dimana
diperkirakan sekitar 5 juta lebih penduduk Indonesia menderita DM. Di
masa mendatang, diantara penyakit degeneratif diabetes adalah salah satu
diantara penyakit tidak menular yang akan meningkat jumlahnya di masa
mendatang. WHO membuat perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah
pengidap diabetes di atas umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan
dalam kurun waktu 25 tahun kemudian, pada tahun 2025 jumlah tersebut
akan membengkak menjadi 300 juta orang.
Dalam jangka waktu 30 tahun, diperkirakan jumlah penduduk
Indonesia akan naik sebesar 40% dengan peningkatan jumlah pasien DM
yang jauh lebih besar yaitu 86-138% yang disebabkan oleh karena :
a) faktor demografi
b) gaya hidup yang kebarat-baratan
c) berkurangnya penyakit infeksi dan kurang gizi
d) meningkatnya pelayanan kesehatan hingga umur pasien
diabetes semakin panjang

Penanganan yang terbaik dari penyakit DM adalah pencegahan.


Pencegahan terdiri dari pencegahan primer, sekunder, dan tersier.
Pencegahan primer yaitu mencegah terjadinya penyakit DM dengan gaya
hidup yang sehat dan aktifitas fisik secara rutin. Pencegahan sekunder
adalah suatu upaya skrining kesehatan sehingga dapat dilakukan
penegakan diagnosis sejak dini dan pemberian terapi yang tepat dan
adekuat. Mengingat penyakit DM adalah penyakit yang dapat
menyebabkan komplikasi dan kemungkinan kecacatan yang besar, maka
juga perlu dilakukan pencegahan tersier yaitu berupa pencegahan
terjadinya kecacatan dan upaya rehabilitasi guna mengembalikan kondisi
fisik/ medis, mental, dan sosial.
BAB II

RENCANA KEGIATAN

2.1 Permasalahan
Pada tanggal 6 november 2019, Tn S (55 tahun), datang dengan
keluhan sering kencing pada malam hari dan badan terasa cepat letih. Tn S
juga mengeluhkan kesemutan pada jari-jari kaki dan tangan. Keluhan ini
dirasakan sejak 3 bulan terakhir. Tiga bulan yang lalu pasien pernah
memeriksakan diri ke mantri dengan keluhan serupa disertai dengan rasa
haus terus menerus dan nafsu makan yang meningkat namun berat badan
turun. Pasien menyangkal adanya riwayat keluarga DM pada orangtua
pasien. Dilakukan pemeriksaan gula darah sewaktu dan didapatkan hasil
gula darah diatas normal namun pasien lupa tepatnya berapa. Sejak saat itu
pasien mengonsumsi obat DM yang dibelinya sendiri di apotek
(Glibenklamid) dan ini adalah pertama kalinya pasien memeriksakan diri
ke dokter karena merasa keluhannya tidak berkurang. Pada saat dilakukan
pemeriksaan tekanan darah 130/ 80, gula darah sewaktu 300 mg/dl.
Dengan adanya trias hiperglikemia (poliuria, polidipsia, dan polifagia) dan
pada pemeriksaan gula darah sewaktu >200 mg/dl, maka Tn S didiagnosis
dengan diabetes mellitus.
Pengetahuan pasien mengenai penyakit yang dideritanya masih
rendah. Oleh karena itu, selain pemberian terapi obat-obatan perlu
dilakukan tatalaksana non medikamentosa berupa edukasi mengenai
penyakit, dan yang paling utama adalah membiasakan gaya hidup sehat.
3.1 Perencanaan dan Pemilihan Intervensi (Metode Peyuluhan,
Menetapkan Prioritas Masalah dan Intervensi)
Penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang apabila
tidak terkontrol akan menyebabkan munculnya komplikasi yang
memperburuk prognosis.
Intervensi medikamentosa dan non medikamentosa diperlukan bagi
pasien diabetes mellitus dalam kasus ini pada Tn S. Intervensi tersebut
merupakan tatalaksana kuratif sekaligus preventif untuk mencegah
timbulnya komplikasi akibat diabetes mellitus yang tidak terkontrol.
Selain itu pasien juga perlu dikonsultasikan dengan bagian gizi Puskesmas
Selogiri untuk edukasi mengenai menu diet pada penderita DM.
Hal-hal yang perlu diketahui pasien mengenai penyakit DM adalah
antara lain :
1. Apa penyebab dan faktor risiko penyakit DM
2. Penyakit DM tidak dapat disembuhkan namun dapat dikontrol
dengan gaya hidup sehat dan minum obat teratur
3. Pengaturan makanan (Diet)
4. Olahraga yang baik bagi penderita DM
5. Komplikasi pada penyakit DM
6. Perawatan diri dan higien tubuh.

4.1 Pelaksanaan
Setelah terdiagnosis dengan diabetes mellitus, Tn S memerlukan
tatalaksana untuk mengontrol penyakitnya tersebut. Tatalaksana
medikamentosa yang kita berikan adalah:
- Metformin 2x500 mg pc
- Glibenclamid 1x5 mg ac
- Vit B Plex 1x1
Tatalaksana non medikamentosa juga sangat diperlukan, di
antaranya:
- Pasien diminta untuk secara rutin mengontrolkan gula darah maupun
tekanan darahnya. Untuk jadwal kontrol pertama dilakukan setelah
obat dari kunjungan pertama habis. Jadwal kontrol selanjutnya
menyesuaikan hasil pemeriksaan saat kontrol pertama.
Pasien diminta untuk menjaga pola hidup maupun pola makan.
Olahraga ringan minimal 2 kali dalam satu minggu. Makan sedikit-sedikit
tapi sering lebih baik daripada makan banyak dalam sekali tempo.
Konsumsi makanan berkalori dan kolesterol tinggi sebaiknya dihindari.

5.1 Monitoring dan Evaluasi


Untuk monitoring dan evaluasi, pasien diminta kembali mengontrolkan
tekanan darah dan gula darahnya secara rutin ke fasilitas kesehatan. Hal ini
diperlukan supaya tidak terjadi overdose ataupun lowerdose, sehingga
tujuan pengobatan tercapai, yaitu untuk mencegah terjadinya komplikasi-
komplikasi.

Anda mungkin juga menyukai