Anda di halaman 1dari 6

Asuhan Keperawatan Dengan Hiperpituitarisme

HIPERPITUITARISME

A. KONSEP DASAR MEDIS

1. Pengertian

a. Hiperpituitarisme yaitu suatu kondisi patologis yang terjadi akibat tumor atau hiperplasi hipofisis
sehingga menyebabkan peningkatan sekresi salah satu hormon hipofisis atau lebih.

Hormon – hormon hipofisis lainnya sering dikeluarkan dalam kadar yang lebih rendah. (Asuhan
Keperawatan Klien Dengan Gangguan Kelenjar Hipofise) (Hotma Rumahardo, 2000 : 36).

b. Hiperpituitari adalah suatu keadaan dimana terjadi sekresi yang berlebihan satu atau lebih
hormone- hormone yang disekresikan oleh kelenjar pituitary{ hipofise} biasanya berupa hormone-
hormone hipofise anterior.

2. Etiologi

Penyebab dari hiperpituitari adalah akibat adanya tumor atau hiperplasi kelenjar hipofise.

3. Patofisiologi

Hiperfungsi kelenjar hipofise dapat terjadi dalam beberapa bentuk tergantung pada sel mana yang
mengalami hiperfungsi. Biasanya kelenjar mengalami pembesaran, disebut adenoma makroskopik bila
diameternya lebih dari 10 mm atau adenoma mikroskopik bila diameternya kurang dari 10 mm, yang
terdiri dari satu jenis sel atau lebih.
4. Manifestasi klinis

a. Perubahan bentuk dan ukuran tubuh serta organ – organ dalam (seperti tangan, kaki, jari – jari
tangan, lidah, rahang, kardiyamegali)

b. Impotensi

c. Visus berkurang

d. Nyeri kepala

e. Perubahan siklus menstruasi (pada klien wanita), infertilitas

f. Libido seksual menurun

g. Kelemahan otot, kelelahan dan letargi .

(Hotman Rumahardo, 2000 : 39).

5. Pemeriksaan diagnostik

a. Pemeriksaan fungsi target organ

b. Pemeriksaan ACTH, TSH, FSH dan LH serta hormone nontropik

c. Foto rongen kepala dan tulang kerang tubuh dengan CT scan

6. Terapi

Dikenal 2 macam terapi, yaitu:

a. Terapi pembedahan

Tindakan pembedahan adalah cara pengobatan utama. Dikenal dua macam pembedahan tergantung
dari besarnya tumor yaitu : bedah makro dengan melakukan pembedahan pada batok kepala (TC atau
trans kranial) dan bedah mikro (TESH atau trans ethmoid sphenoid hypophysectomy). Cara terakhir ini
(TESH) dilakukan dengan cara pembedahan melalui sudut antara celah infra orbita dan jembatan hidung
antara kedua mata, untuk mencapai tumor hipofisis. Hasil yang didapat cukup memuaskan dengan
keberhasilan mencapai kadar HP yang diinginkan tercapai pada 70 – 90% kasus. Keberhasilan tersebut
juga sangat ditentukan oleh besarnya tumor.

Efek samping operasi dapat terjadi pada 6 – 20% kasus, namun pada umumnya dapat diatasi. Komplikasi
pasca operasi dapat berupa kebocoran cairan serebro spinal (CSF leak), fistula oro nasal, epistaksis,
sinusitis dan infeksi pada luka operasi.
Keberhasilan terapi ditandai dengan menurunnya kadar GH di bawah 5 µg/l. Dengan kriteria ini
keberhasilan terapi dicapai pada 50 – 60% kasus, yang terdiri dari 80% kasus mikroadenoma, dan 20 %
makroadenoma.

b. Terapi radiasi

Indikasi radiasi adalah sebagai terapi pilihan secara tunggal, kalau tindakan operasi tidak
memungkinkan, dan menyertai tindakan pembedahan kalau masih terdapat gejala akut setelah terapi
pembedahan dilaksanakan.

Radiasi memberikan manfaat pengecilan tumor, menurunkan kadar GH , tetapi dapat pula
mempengaruhi fungsi hipofisis. Penurunan kadar GH umumnya mempunyai korelasi dengan lamanya
radiasi dilaksanakan. Eastment dkk menyebutkan bahwa, terjadi penurunan GH 50% dari kadar sebelum
disinar (base line level), setelah penyinaran dalam kurun waktu 2 tahun, dan 75% setelah 5 tahun
penyinaran.

B. KONSEP DASAR ASKEP

1. Pengkajian

a. Riwayat penyakit.

b. Kaji usia, jenis kelamin dan riwayat penyakit yang sama dalam keluarga.
c. Keluhan utama, meliputi :

1) Perubahan ukuran dan bentuk tubuh serta organ-organ tubuh seperti jari-jari, tangan, dll.

2) Dispaneuria dan pada pria disertai dengan impotensi.

3) Nyeri kepala.

4) Gangguan penglihatan.

5) Libido seksual menurun, dll.

d. Pemeriksaan fisik dan masalah klinik yang sering di jumpai, meliputi :

1) Amati bentuk wajah.

2) Kepala, tangan/ lengan dan kaki bertambah besar, dagu menjorok ke depan.

3) Adanya kesulitan mengunyah.

4) Adanya perubahan pada persendian dimana klien mengeluh nyeri dan sulit bergerak.

5) Peningkatan respirasi kulit.

6) Suara membesar karena hipertropi laring

7) Pada palpasi abdomen, ditemukan hepatomegali.

8) Disfagia akibat lidah membesar.

9) Kelemahan

10) Perubahan nutrisi

11) Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit

12) Perubahan kardiovaskular

13) Perubahan karakteristik tubuh

14) Intoleransi terhadap stress

15) Ketidakstabilan emosional

16) Perubahan produksi

2. Diagnosa Keperawatan
a. Disfungsi seksual yang berhubungan dengan penurunan libido ; infertilitas

b. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan jaringan oleh tumor.

c. Perubahan sensori perseptual (penglihatan) yang berhubungan dengan gangguan transmisi impuls
akibat kompresi tumor pada nervus optikus

3. Intervensi Keperawatan

Dx 1 Disfungsi seksual yang berhubungan dengan penurunan libido ; infertilitas impotent.

Intervensi :

a. Identifikasi masalah spesifik yang berhubungan dengan pengalaman pada klien terhadap fungsi
seksualnya.

Rasional : agar perawat dapat mengetahui masalah seksual klien dan lebih terbuka kepada perawat.

b. Dorong klien agar mau mendiskusikan masalah tersebut dengan pasangannya.

Rasional : agar klien mendapat hasil mufakat bersama pasangannya.

c. Kolaborasi pemberian obat – obatan bromokriptin.

Dx 2 Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan jaringan oleh tumor.

Intervensi :

a. Dorong klien agar mau mengungkapkan apa yang dirasakan.

Rasional : agar perawat mengetahui apa yang dirasakan klien.

b. Kaji skala nyeri

Rasional : untuk mengetahui intensitas dari nyeri dan untuk menentukan intervensi selanjutnya.

c. Berikan tehnik relaksasi dan distraksi

Rasional : pengalihan perhatian dapat mengurangi rasa nyeri.

d. Kolaborasi pemberian analgetik untuk mengurangi rasa nyeri.

Rasional : pemberian obat analgetik untuk mengurangi nyeri.

Dx 3 Perubahan sensori perseptual (penglihatan) yang berhubungan dengan gangguan transmisi impuls
akibat kompresi tumor pada nervus optikus.

Intervensi :
a. Dorong klien agar mau melakukan pemeriksaan lapang pandang.

Rasional : agar perawat mengetahui jarak lapang klien.

4. Implementasi Keperawatan

Sesuai intervensi

5. Evaluasi Keperawatan

Tujuan dan kriteria hasil

Anda mungkin juga menyukai