Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS DAN PERANCANGAN PERBANDINGAN KOMPRESI CITRA DENGAN

METODE JOINT PHOTOGRAPHIC EXPERT GROUP DAN BURROWS-WHEELERS


TRANSFORM MENGGUNAKAN MATLAB
Deffy Susanti
Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Majalengka
e-mail: deffysusanti@gmail.com

Andi Juandi
Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Majalengka
e-mail: andijuwandi21@gmail.com

Abstrak
Kompresi citra merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat bagi perkembangan citra digital,
dengan kompresi, data citra digital yang ukurannya sangat besar, dapat dikompres sehingga
mempunyai ukuran lebih kecil. Metode JPEG termasuk kategori dari kompresi lossy, dan akan
dibandingkan dengan metode BWT yang termasuk dari kategori lossless kompresi. Parameter
yang akan digunakan untuk membandingkan kedua metode tersebut adalah rasio kompresi, dan
waktu kompresi. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan
bahwa metode JPEG lebih baik dibandingkan metode BWT jika dilihat dari hasil pengujian rasio
kompresi, sedangkan jika dilihat dari hasil pengujian waktu kompresi metode BWT lebih baik
dibandingkan dengan metode JPEG.
Kata Kunci: Kompresi, JPEG, BWT, Rasio, Waktu

Abstract
Image compression is a method that is very beneficial for the development of digital image,
compression, digital image data which are very large, can be compressed so as to have a smaller
size. JPEG methods including categories of lossy compression, and will be compared with the
BWT methods including lossless compression category. The parameters that will be used to
compare the two methods are the compression ratio, and time compression. Based on the results
of testing that was done, it was concluded that the method is better than the JPEG method BWT
when seen from the test results of the compression ratio, while when seen from the test results
BWT time compression method is better than the JPEG method.
Keywords: Compression, JPEG, BWT, Ratio, Time

PENDAHULUAN
Saat ini perkembangan teknologi yang menghasilkan citra sebagai data telah berkembang dengan
sangat pesat, hal ini dapat dilihat dengan semakin tingginya resolusi kamera digital saat ini sehingga
resolusi citra yang dihasilkan juga semakin tinggi. Hal tersebut memunculkan sebuah permasalahan, karena
ukuran data citra yang dihasilkan semakin besar dan jumlahnya yang semakin banyak, sehingga banyak
memakan media penyimpanan (storage), serta muncul permasalahan dalam hal pertukaran data dan informasi
karena semakin besar citra maka waktu yang dibutuhkan untuk pengiriman juga semakin lama. Sementara
keterbatasan media penyimpanan dan kapasitas bandwith menjadi masalah bagi setiap pengguna.
Dari permasalahan di atas muncul solusi untuk memecahkan masalah tersebut, yaitu dengan cara
memperkecil ukuran file citra, ukuran citra yang besar dapat diperkecil dengan operasi pengolahan citra agar
mudah diinterpretasi oleh manusia maupun komputer. Salah satu operasi pengolahan citra yaitu dengan kompresi
citra. Kompresi merupakan suatu metode yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan memori, sehingga
akan mempermudah penyimpanan dan pengolahan data serta mempersingkat waktu pengiriman data.
Secara umum kompresi citra terbagi menjadi dua, yaitu lossless compression dan lossy compression. Lossless
compression merupakan kompresi citra di mana hasil dekompresi dari citra yang terkompresi sama dengan citra
aslinya, tidak ada informasi yang hilang (Sutoyo, 2009). Sedangkan Lossy compression adalah kompresi citra
dimana hasil dekompresi dari citra yang terkompresi tidak sama dengan citra aslinya karena ada informasi yang
hilang, tetapi masih bisa ditolerir oleh persepsi mata (Sutoyo, 2009).
Pada penelitian yang akan dilakukan ini, metode yang digunakan untuk membandingkan kompresi citra
adalah Joint Photographic Experts Group (JPEG) dan Burrows-Wheeler Transform (BWT). Penulis memilih
metode JPEG dan BWT untuk dibandingkan karena penulis ingin mengetahui hasil kompresi yang terbaik dari

Page 171
dua jenis teknik kompresi citra yang berbeda, dimana metode JPEG mewakili lossy compression sedangkan
metode BWT mewakili lossless compression.

METODE
Pada dasarnya, proses pengambilan keputusan adalah memilih suatu alternatif. AHP umumnya
digunakan dengan tujuan untuk menyusun prioritas dari berbagai alternatif pilihan yang ada dan pilihan-pilihan
tersebut bersifat kompleks atau multikriteria (Bourgeois, 2005).
Penentuan prioritas inilah yang merupakan bagian penting dari penggunaan metode AHP (Mulyono,
1996). Selanjutnya Mulyono (1996), menjelaskan bahwa pada dasarnya metode AHP merupakan suatu
teori umum tentang suatu konsep pengukuran. Metode ini digunakan untuk menemukan suatu skala rasio baik
dari perbandingan pasangan yang bersifat diskrit maupun kontinu. Perbandingan-perbandingan ini dapat
diambil dari ukuran aktual atau dari suatu skala dasar yang mencerminkan kekuatan perasaan dan prefensi
relatif.
Peralatan utama AHP adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia akan
prioritas antara satu elemen dengan elemen yang lainnya. Keberadaan hirarki memungkinkan dipecahnya
masalah kompleks atau tidak terstruktur dalam sub-sub masalah, lalu menyusunnya menjadi suatu bentuk hirarki.
Metode AHP yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty dapat memeca hkan masalah kompleks,
dimana kriteria yang diambil cukup banyak, struktur masalah yang belum jelas,ketidakpastian persepsi
pembuat keputusan serta ketidakpastian tersedianya data statistik yang akurat.
Adakalanya timbul masalah keputusan yang sulit untuk diukur secara kuantitatif dan perlu diputuskan
secepatnya dan sering disertai dengan variasi yang beragam dan rumit sehingga data tersebut tidak mungkin
dapat dicatat secara numerik karena data kualitatif saja yang dapat diukur yaitu berdasarkan pada persepsi,
preferensi, pengalaman, dan intuisi.
Beberapa kelebihan penggunaan metode AHP adalah sebagai berikut : (Suryadi dan Ramdhani, 1998).
1. Struktur yang berbentuk hirarki sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipillih sampai pada subkriteria yang
paling dalam.
2. Memperhatikan validitas sampai dengan batas toleransi inkons istensi berbagai kriteria dan alternatif
yang dipilih oleh para pengambil keputusan.
3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan keluaran analisis sensitivitas pembuat keputusan.
Selain itu metode AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang multi-objektif dan
multikriteria yang berdasar pada perbandingan preferensi dari setiap elemen dalam hirarki. Jadi metode
AHP merupakan suatu bentuk pemodelan pembuatan keputusan yang sangat komprehensif.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian dilakukan dalam tiga tahap, yaitu kompresi citra dengan metode JPEG, kompresi citra dengan
metode BWT, analisis terhadap hasil kompresi metode JPEG dan BWT dengan parameter rasio kompresi, dan
waktu kompresi.

Citra

Kompresi
Kompresi
Metode BWT
Metode JPEG

Rasio Kompresi, Rasio Kompresi,


Waktu Kompresi. Waktu Kompresi.

Analisis
Perbandingan

Hasil

Gambar 1. Kerangka penelitian

Page 172
Berdasarkan kerangka penelitian pada gambar 1 terdiri atas beberapa tahapan yang saling berkaitan, yaitu:
1. Kompresi citra dengan metode JPEG, pada tahap ini citra yang di inputkandengan format Bitmap (*.bmp),
atau JPEG (*.jpg) atau PNG (*.png) akan di kompresi menggunakan metode Joint Photographic Expert
Group;
2. Kompresi citra dengan metode BWT, pada tahap ini citra yang di inputkan dengan format Bitmap (*.bmp),
atau JPEG (*.jpg) atau PNG (*.png) akan dikompresi menggunakan metode Burrow-Wheeler Transfrom;
3. Analisis hasil kompresi dan dekompresi dari kedua metode denganparameter yang digunakan yaitu, rasio
kompresi, dan waktu kompresi, untuk menentukan metode mana yang terbaik.
Kebutuhan fungsional adalah fungsi-fungsi yang harus dipenuhi pada aplikasi yang dirancang. Kebutuhan
fungsional yang harus dipenuhi pada aplikasi yang dirancang adalah sebagai berikut :
1. Citra digital yang akan dikompresi adalah citra digital dengan format Bitmap (*.bmp), JPEG (*.jpg) dan PNG
(*.png) selain itu sistem akan menampilkan pesan error
2. Sistem harus mampu melakukan kompresi data terhadap file citra dengan format Bitmap (*.bmp), JPEG
(*.jpg) dan PNG (*.png) dengan menggunakan metode Joint Photographic Expert Group (JPEG)
3. Sistem harus mampu melakukan kompresi data terhadap file citra dengan format Bitmap (*.bmp), JPEG
(*.jpg) dan PNG (*.png) dengan menggunakan metode Burrow-Wheeler Transform (BWT)
4. Sistem akan menyimpan citra yang telah berhasil dikompresi dalam bentuk (*.mat) ke dalam folder
penyimpanan yang telah ditentukan sebelumnya.
5. Sistem akan menampilkan parameter yang digunakan untuk membandingkan kedua metode yaitu rasio
kompresi, dan waktu kompresi.
Kebutuhan non fungsional adalah kebutuhan yang harus dipenuhi agar aplikasi yang dirancang mendapat
umpan-balik yang baik dari pengguan aplikasi. Kebutuhan nonfungsional yang harus dipenuhi aplikasi yang
dirancang adalah sebagai berikut :
1. Performa
Sistem harus mampu melaksanakan setiap tugas secara utuh dan selang waktu yang tidak terlalu lama sesuai
dengan ukuran data input yang diberikan.
2. Informasi
3. Sistem harus mampu menyediakan informasi tentang data-data yang akan digunakan pada sistem.
4. Ekonomi
5. Sistem harus dapat bekerja dengan baik tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan dalam penggunaan
perangkat keras maupun perangkat lunak.
6. Kontrol
7. Sistem yang telah dibangun harus tetap dikontrol setelah selesai dirancang agar fungsi dan kinerja sistem
tetap terjaga dan dapat memberikan hasil yang sesuai dengan keinginan pengguna.
8. Efisiensi
Sistem harus dirancang sesederhana mungkin agar memudahkan pengguna dalam menggunakan atau
menjalankan aplikasi tersebut.
9. Pelayanan
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan pada beberapa citra dengan format bitmap, didapatkan
hasil nilai rata-rata dari metode Burrows-Wheeler Transform lebih cepat dibandingkan dengan metode Joint
Photographic Expert Group, dimana nilai rata-rata waktu kompresi dengan metode BWT yaitu 11,38 detik
sedangkan rata-rata waktu kompresidengan metode JPEG hanya 28,59 detik . Hasil perbandingan waktu
kompresi juga dapat dilihat dalam bentuk grafik pada Gambar 2

Gambar 2. Grafik Waktu Kompresi Bitmap

Page 173
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan pada beberapa citra dengan format PNG, didapatkan
hasil nilai rata-rata dari metode Burrows-Wheeler Transform lebih cepat dibandingkan dengan metode Joint
Photographic Expert Group, dimana nilai rata-rata waktu kompresi dengan metode BWT yaitu 8,14 detik
sedangkan rata-rata waktu kompresi dengan metode JPEG hanya 46,99 detik . Hasil perbandingan waktu
kompresi juga dapat dilihat dalam bentuk grafik pada gambar 3

Gambar 3. Grafik Waktu Kompresi PNG

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan pada beberapa citra dengan format JPEG, didapatkan
hasil nilai rata-rata dari metode Burrows-Wheeler Transform lebih cepat dibandingkan dengan metode Joint
Photographic Expert Group, dimana nilai rata-rata waktu kompresi dengan metode BWT yaitu 7,06 detik
sedangkan rata-rata waktu kompresi dengan metode JPEG hanya 91,72 detik . Hasil perbandingan waktu
kompresi juga dapat dilihat dalam bentuk grafik pada Gambar 4.

Gambar 4. Grafik waktu kompresi JPEG

PENUTUP
Simpulan
Berdasrkan hasil pembahasan yang telah disampaikan sesuai dengan tahapan penelitian pada masing-masing
bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Metode Joint Photographic Expert Group dan Burrows Wheeler Transform dapat digunakan untuk
melakukan kompresi pada citra.
2. Metode Joint Photographic Expert Group lebih baik daripada metode Burrows-Wheeler Transform karena
metode JPEG menghasilkan Rasio Kompresi yang lebih besar dibandingkan metode BWT, akan tetapi
metode BWT lebih baik jika dilihat berdasarkan waktu kompresi karena hasil dari pengujian membuktikan
bahwa metode BWT lebih cepat dalam proses kompresi citra dibandingkan dengan metode JPEG.
Saran
Berikut ini beberapa saran yang disampaikan agar hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan dapat lebih baik
pada penelitian selanjutnya, adapun saran – saran tersebut adalah :

Page 174
1. Untuk Penelitian selanjutnya diharapkan adanya perbaikan pada sistem supaya bisa melakukan proses
kompresi citra untuk format JPEG dan format PNG secara tepat.
2. untuk penelitian selanjutnya diharapkan sistem yang dirancang bisa melakukan proses dekompresi pada citra
hasil kompresi, supaya citra bisa ditmpilkan pada sistem.

DAFTAR PUSTAKA

Cahyono, B. N., Achmad, H., & Rizal , I. (n.d.). Proses Pemampatan Citra Dengan Standar Kompresi Jpeg.
Djonny, B. (n.d.). Perangkat Lunak Dictionary Based Compression Memanfaatkan Transformasi Burrows-
Wheeler dan Byte Pair Encoding. 143-162.
Gonzalez, R. C., Woods, R. E., & Eddins, S. L. (2004). Digital Image Processing Using MATLAB. New Jersey:
Prentince Hall.
Hernawan, A. W., Koredianto, U., & Rumani. (2009). Implementasi Kompresi Data Dengan Menggunakan
Metode Transformasi Burrows-Wheeler.
Kadir, A., & Susanto . (2013). Teori dan Aplikasi Pengolahan Citra. Yogyakarta: Andi.
Luca, W. D. (2014). Implementasi Metode Kuantisasi Pada Kompresi dan Dekompresi Citra Bitmap dan JPEG.
MathWorks. (1996). Building GUIs with MATLAB. MathWorks.inc.
Muhtasir. (2016, 11 10). Sejarah JPEG dan Keterangan Header. Retrieved from Materi Kuliah:
http://muhtasirbelajar.blogspot.co.id/2012/09/sejarah-jpeg-dan-keterangan-header_6305.html
Nelson, M. (2016, 10 11). Data Compression with the Burrows-Wheeler Transform. Retrieved from
Programming, Mostly: http://marknelson.us/1996/09/01/bwt/
Nugroho, A. (2010). Rekayasa Perangkat Lunak Menggunakan UML dan JAVA. Yogyakarta: Andi.
Pandit, R. K. (2013). Image Compression and Quality Factor in Case Of JPEG Image Format.
Putra, D. (2010). Pengolahan Citra Digital. Yogyakarta: Andi.
Raharja, W. (2017, 01 20). Retrieved from
https://widuri.raharja.info/index.php/Daftar_Simbol_Use_Case_Diagram
Ricky. (2016, 11 10). Apa Itu Microsoft Visio? Retrieved from Ricky Metall:
http://rikymetalist.blogspot.co.id/2012/11/apa-itu-microsoft-visio.html
Rinaldi, M. (2004). Pengolahan Citra Digital dengan Pendekatan Algoritmik. Bandung: Informatika.
Salomon, D. (2004). Data Compression : The Complete Reference. Springer: Northridge.
Sianipar, R., Wiryajati, I., & Mangiri, H. (2013). Matlab Untuk Pemrosesan Citra Digital. Bandung:
Informatika.
Sutoyo, Mulyanto, E., Suhartono, V., Nurhayati, O. D., & Wijanarto. (2009). Teori Pengolahan Citra Digital.
Semarang: Andi.
Van, S. V. (2009). Images Compression Using Burrows-Wheeler Transform.
Wahono, R. S., & Dharwiyanti, S. (2003). Pengantar Unified Modeling Language (UML). Ilmu Komputer.
Wibisono, G. (2003). Implementasi Kompresi Gambar Dengan Format JPEG.
Yahya, K. (2011). Aplikasi Kompresi Citra Digital Menggunakan Teknik Kompresi Jpeg dengan Fungsi GUI
pada Matlab. Jurnal Teknika Volume 3.

Page 175

Anda mungkin juga menyukai