Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PEDAHULUAN HEMOROID DI RUANG EDELWAIS

RSUD BANYUMAS STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Disusun Oleh :

AMELIA WAHYUNINGSIH
1911040099

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2019/2020
A. DEFINISI
Hemoroid adalah pelebaran varices satu segmen atau lebih vena-vena hemoroidalis.
Hemoroid atau ”wasir (ambeien)” merupakan vena varikosa pada kanalis ani. Hemoroid
timbul akibat kongesti vena yang disebabkan oleh gangguan aliran balik dari vena
hemoroidalis. Hemoroid sering dijumpai dan terjadi pada sekitar 35% penduduk berusia
lebih dari 25 tahun. Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, namun dapat
menimbulkan perasaan yang sangat tidak nyaman (Price dan Wilson, 2006).
Penyakit hemoroid sering menyerang usia diatas 50 tahun. Hemoroid seringkali
dihubungkan dengan konstipasi kronis dan kehamilan. Terkadang dihubungkan dengan
diare, sering mengejan, pembesaran prostat, fibroid uteri, dan tumor rectum. Komplikasi
dapat menyebabkan nyeri hebat, gatal dan perdarahan rectal
Hemoroidektomi adalah eksisi yang hanya dilakukan pada jaringan yang benar-benar
berlebihan untuk penderita yang mengalami keluhan menaun dan pada penderita hemoroid
derajat III dan IV.

B. ETIOLOGI
1. Kelainan organik
a. Serosis hepatik
b. Trombosis vena porta
c. Tumor intra-abdominal, terutama pelvis.
2. Idiopatik, predisposisi:
a. Herediter: kelemahan pembuluh darah.
b. Anatomi: tak ada katup pada vena porta sehingga darah mudah kembali, tekanan di
plexus hemorrhoid akan meningkat.
c. Gravitasi: banyak berdiri.
d. Tekanan intra abdominal yang meningkat: batuk kronis, mengejan.
e. Tonus spinter ani lemah.
f. Obstipasi atau konstipasi kronis.
g. Obisitas
h. Diit rendah serat

C. MANIFESTASI KLINIS
Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri, dan sering menyebabkan perdarahan
berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemoroid eksterna dihubungkan dengan nyeri
hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis. Trombosis adalah
pembekuan darah dalam hemoroid. Ini dapat menimbulkan iskemia pada area tersebut dan
nekrosis. Hemoroid internal tidak selalu menimbulkan nyeri sampai hemoroid ini
membesar dan menimbulkan perdarahan atau prolaps.

D. PATOFISIOLOGI
Secara herediter dinding vena lemah, ini isa ditimbulkan dari faktor mengejan, dari
faktor mengejan tersebut dapat meningkatkan tekanan intra abdomen. Hal ini dipengaruhi
antara lain, pekerjaaan, misalnya mengangkat yang terlalu berat, batuk kronis,
tuberculosis, bronchiectasis, dan mengejan saat proses persalinan, makanan yang
merangsang misalnya makanan yang pedas-pedas, diet rendah serat (selulosa).
Letak plexus vena berada antara mukosa dan spincter ani.Pada kebiasaan BAB yang
terlalu lama dapat terjadi dilatasi spincter ani. Karena vena kurang penyangga maka
spincter ani akan mengendor dengan demikian lama kelamaan akan menimbulkan varius.
Akibat vena melebar dan berkelok, maka akan menimbulkan gejala perdarahan. Karena
dindingnya menonjol dan terlalu tipis, sehingga akan meyebabkan perdarahan segar
tampak pada feses, setelah itu pada perkembangannya dapat timbul benjolan.
Suplai darah tambahan untuk rectum adalah melalui sarteria sakralis media dan
arteria hemoroidalis inferior dan media yang dikembangkan dari arteri iliaka interna dan
aorta abdominalis.Aliran balik vena dari kolon dan rectum superior melalui vena
mesentrika superior dan inferior dan vena hemoroidalis superior, yaitu bagian dari sistem
portal yang menyalurkan darah ke hati.
Vena hemoroidalis media dan inferior mengalihkan darah ke vena iliaka dan
merupakan bagian dari sirkulasi sitemik.Terdapat anasfomosik antara bena hemoroidalis
superior, media dan inferir, shingga pengingkatan tekanan portal dapat mengakibatkan
aliran balik ke dalam vena-vena ini dan mengakibatkan hemoroid(Smeltzer and Bare,
2001).
Hemoroid interna:
Sumbatan aliran darah system porta menyebabkan timbulnya hipertensi portal dan
terbentuk kolateral pada vena hemoroidalis superior dan medius.
Hemorid eksterna:
Robeknya vena hemorroidalis inferior membentuk hematoma di kulit yang berwarna
kebiruan, kenyal-keras,dan nyeri.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Anoskopi
2. Rectal Toucher (RT)
3. Hemoglobin, mengalami penurunan < 12 mg%.
4. Pemeriksaan feses: untuk mengetahui occult-bleding
5. Pemeriksaan diperlukan untuk melihat hemoroid interna yang belum prolaps.
Anaskopi dimasukan untuk mengamati keempat kuadran dan   akan terlihat sebagai
struktur vaskuler yang menonjol kedalam lumen.

G. PENATALAKSANAAN
Hemoroid interna diterapi sesuai dengan gradenya. Tetapi hemoroid eksterna selalu
dengan operasi. Konservatif indikasi untuk grade 1-2, < 6 jam, belum terbentuk trombus.
Operatif indikasi untuk grade 3-4, perdarahan dan nyeri.
Gejala hemoroid dan ketidaknyamanan dapat dihilangkan dengan:
1. Higiene personal yang baik dan menghindari mengejan berlebihan selama defekasi.
2. Diet tinggi serat yang mengandung buah dan sekam, bila gagal dibantu dengan
menggunakan laksatif yang berfungsi mengabsorbsi air saat melewati usus.
3. Tindakan untuk mengurangi pembesaran dengan cara: rendam duduk dengan salep,
supositoria yang mengandung anestesi, astringen (witch hazel) dan tirah baring.
Beberapa tindakan nonoperatif untuk hemorroid:
1. Foto koagulasi infra merah, diatermi bipolar, terapi laser adalah tehnik terbaru untuk
melekatkan mukosa ke otot yang mendasarinya
2. Injeksi larutan sklerosan efektif untuk hemorrhoid yang berukuran kecil.
Tindakan bedah konservatif hemorrhoid internal adalah prosedur ligasi pita karet.
Hemorrhoid dilihat melalui anosop, dan bagian proksimal diatas garis mukokutan
dipegang dengan alat. Pita karet kecil kemudian diselipkan diatas hemorrhoid. Bagian
distal jaringan pada pita karet menjadi nekrotik setelah beberapa hari danm dilepas.
Terjadi fibrosis yang mengakibatkan mukosa anal bawah turun dan melekat pada otot
dasar. Meskipun tindakan ini memuaskan beberapa pasien, namun pasien lain merasakan
tindakan ini menyebabkan nyeri dan mengakibatkan hemorroid sekunder dan infeksi
perianal.
1. Hemoroidektomi kriosirurgi
Adalah metode untuk menghambat hemorroid dengan cara membekukan jaringan
hemorroid selama waktu tertentu sampai timbul nekrosis. Meskipun hal ini kurang
menimbulkan nyeri, prosedur ini tidak digunakan dengan luas karena menyebabkan
keluarnya rabas yang berbau angat menyengat dan luka yang ditimbulkan lama
sembuh.
2. Laser Nd: YAG
Digunakan dalam mengeksisi hemorroid eksternal. Tindakan ini cepat dan kurang
menimbulkan nyeri. Hemoragi dan abses jarang menjadi komplikasi pada periode
paska operatif.
3. Metode pengobatan hemorroid tidak efektif untuk vena trombosis luas, yang harus
diatasi dengan bedah lebih luas.
4. Hemorroidektomi atau eksisi bedah,
Dilakukan untuk mengangkat semua jaringan sisa yang terlibat dalam proses ini.
Selma pembedahan, sfingter rektal biasanya didilatasi secara digital dan hemorroid
diangkat dengan klem dan kauter atau dengan ligasi dan kemudian dieksisi. Setelah
prosedur operasi selesai, selang kecil dimaukkan melalui sfingter untuk
memungkinkan keluarnya flatus dan darah; penempatan Gelfoan atau kasa Oxigel
dapat diberikan diatas luka kanal.

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Konstifasi b/d pembesaran vena hemoroidalis
2. Nyeri b/d adanya hemoroid pada daerah anal
3. Perdaeahan b/d pecahnya vena hemoroidalis
2. Nursing Care Planning
No. Dx Keperawatan NOC NIC
1. Konstipasi (00011) Setelah dilakukan tindakan keperawatan O:
Definisi : selama 3x24 jam, diharapkan elemiasi - Managemen elektrolit/cairan
Penurunan frekuensi normal usus dapat menurun dengan kriteria hasil: - Managemen nutrisi
defekasi yang disertai Elimiasi usus (0501) N:
kesulitan/pengeluaran feses tidak No Indikator Target - Pengurangan kecemasan
tuntas yang keras, kering, dan 1. Feses lembut dan berbentuk 5 -Peningkatan latihan
banyak. 2. Konstipasi 5 -Penahapan diet
3. Kemudahan BAB 5 E:
Domain 3. Eliminasi dan pertukaran
Kelas 2. Fungsi gastrointestinal -Monitor cairan
Batasan Karakteristik : -Peresepan obat
Anoreksia -Terapi relaksasi
Mengejan pada saat defekasi C:
Tidak dapat mengeluarkan feses - Bantuan perawatan diri : eliminasi
Nyeri abdomen - Managemen pengobatan
Feses keras dan berbentuk
Faktor yang berhubungan :
Kebiasaan defekasi tidak teratur
Kebiasaan menekan defekasi
2. Nyeri akut (00132) Setelah dilakukan tindakan keperawatan Managemen Nyeri (1400)
Definisi : selama 3x24 jam, diharapkan tingkat nyeri O :
Pengalaman sensori dan emosional berkurang dengan kriteria hasil: - Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
tdk menyenangkan yang muncul Tingkat Nyeri (2102) - Pastikan perawatan analgetik bagi pasien dilakukan
akibat kerusakan jaringan No Kriteria Target dengan pemantauan yang ketat
actual/potensial atau yang 1 Melaporkan nyeri 5 N:
Mengenal faktor penyebab
digambarkan sebagai kerusakan. - Gunakan strategi komunikasi teraupetik untuk
2. Tidak bisa beristirahat 5
Domain 12. Kenyamanan mengetahui pengalaman nyeri.
Kelas 1 Kenyamanan fisik - Ajarkan penggunaan teknik non farmakologi
Batasan karakteristik : - Berikan pasien penurun nyeri yang optimal
1. Bukti nyeri dgn menggunakan E:
standar daftar periksa nyeri. - Berikan informasi mengenai nyeri
2. Ekspresi wajah nyeri - Tentukan kebutuhan frekuensi untuk melakukan
3. Laporan ttg prilaku nyeri pengkajian ketidaknyaman pasien dan
4. Perubahan posisi untuk implementasikan rencana monitor
menghindari nyeri C:
Faktor yang berhubungan : - Kolaborasi dengan pasien, orang terdekat dan tim
Agen cidera fisik (trauma) kesehatan.

3. Resiko Perdarahan (00206) Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pengurangan perdarahan


Definisi : selama 3x24 jam, diharapkan tingkat O:
Rentan mengalami penurunan keparahan kehilangan darah berkurang - Identifikasi penyebab perdarahan
volume darah, yang dapat dengan kriteria hasil: - Atur ketersediaan produk-produk darah untuk
mengganggu kesehatan. Keparahan Kehilangan darah(0413) transfuse, jika perlu
Faktor Resiko : No Indikator Target - Beri produk-produk darah (trombosit,dan plasma beku
1. Kurang pengetahuan tentang 1 Kehilangan darah yang 5 segar) dengan tepat.
terlihat
kewaspadaan perdarahan N:
2. Darah terlihat keluar dari 5
2. Program pengobatan anus - Lakukan tindakan pencegahan yang tepat dalam
3. Trauma menangani produk darah.
- Instruksikan pasien akan pembetasan aktifitas
E:
- Evaluasi respon psikologi pasien terhadap
perdarahandan persepsinya.
- Monitor tanda dan gejala perdarahan persistem.
C:
- Monitor jumlah dan sifat kehilangan darah
- Monitor status cairan, termasuk asupan (intake) dan
haluaran (output).

Keterangan:
1 = deviasi parah
2 = deviasi berat
3 = deviasi sedang
4 = deviasi ringan
5 = tidak ada deviasi
DAFTAR PUSTAKA

Johnson, M., Maas, M., Moorhead, S. (2000). Nursing outcomes classification (NOC).


Mosby: Philadelphia.
Mansjoer, A., et all. (2000). Kapita selekta kedokteran, jilid I. Media Aesculapis: Jakarta
McCloskey, J. dan Bulechek, G. (2000). Nursing interventions classification (NIC). Mosby:
Philadelphia.
Nanda. (2000). Nursing diagnosis: Prinsip-Prinsip dan Clasification, 2001-2002. USA:
Philadelphia.
Smeltzer, S.C. (2001). Buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner & Suddarth, Vol 2.
Jakarta: EGC.

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


PADA NY. K PASIEN DENGAN POST OPERASI HEMOROID
Disusun oleh:
YOGA RYAN PRATAMA
G4D013059

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS
PURWOKERTO
2014

Anda mungkin juga menyukai