banyak sekali faktor-faktor yang dihadapi, salah satu faktor tersebut adalah
yang diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu antara lain penanganan ikan,
mendukung. Pada padat penebaran ikan yang tinggi jika faktor lingkungan
pakan yang diberikan kurang tepat baik jumlah maupun mutunya, penanganan
ikan kurang sempurna, maka ikan akan menderita stress. Dalam keadaan
demikian ikan akan mudah terserang oleh penyakit (Snieszko, 1973 ; Sarig,
1971).
Wabah penyakit ikan yang pertama di Indonesia terjadi pada tahun 1932
banyak kematian pada ikan tawes (Puntius gonionotus). Kemudian pada tahun
1970 kasus wabah penyakit ikan yang disebabkan oleh Lernaea cyprinacea
yang banyak menimbulkan kerugian pada produksi benih ikan mas. Pada
tahun 1980 sampai 1983 dunia perikanan di Indonesia telah dirugikan dengan
1
adanya wabah penyakit bakterial yang kemudian terkenal dengan penyakit
merah yang banyak menimbulkan kerugian pada budidaya ikan mas dan lele
Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk memperkuat penguasaan tekhnik
2
II TINJAUAN PUSTAKA
Ikan Koi termasuk ke dalam golongan ikan carp (karper). Pemuliaan yang
penilaian koi.
Filum : Chordata
Superkelas : Pisces
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Cyprinoformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
3
2.1.2. Morfologi Ikan Koi
Menurut Susanto (2000), badan koi berbentuk seperti torpedo dengan
perangkat gerak berupa sirip. Sirip – sirip yang melengkapi bentuk morfologinya
adalah sebuah sirip punggung, sepasang sirip dada, sepasang sirip perut, sebuah
sirip anus, dan sebuah sirip ekor. Untuk berfungsi sebagai alat gerak, sirip ini
terdiri dari jari – jari keras, jari – jari lunak, dan selaput sirip. Sirip dada dan sirip
ekor hanya mempunyai jari jari lunak. Sirip punggung mempunyai 3 jari – jari
keras dan 20 jari lunak. Sirip perut hanya terdiri dari jari – jari lunak sebanyak 9
buah. Sirip anus mempunyai 3 jari – jari keras dan 5 jari – jari lunak.
Pada sisi badannya, dari pertengahan kepala hingga batang ekor, terdapat
gurat sisi (linea lateralis) yang berguna untuk merasakan getaran suara. Garis ini
terbentuk dari urat – urat yang ada di sebelah dalam sisik yang membayang
hingga sebelah luar. Badan koi tertutup selaput yang terdiri dari 2 lapisan. Lapisan
pertama terletak di luar yang disebut dengan epidermis, sedang lapisan dalam
disebut sebagai endodermis. Epidermis terdiri dari sel – sel getah yang
terdiri dari serat – serat yang penuh dengan sel. Di lapisan ini juga terdapat sel
warna.
Sel warna ini mempunyai corak yang sangat kompleks yang dengan cara
kontraksi memproduksi larutan dengan 4 macam sel warna yang berbeda. Adapun
4
erythrophore (merah), dan guanophore (putih). Organ perasa dan syaraf
Organ – organ ini sangat reaktif sekali dengan cahaya. Tempatnya terletak
di antara lapisan epidermis dan urat syaraf pada jaringan lemak, yang terletak di
bawah sisik.
Ikan koi menyukai tempat hidup (habitat) di perairan tawar yang tidak
terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, misalnya di pinggiran sungai atau
danau. Ikan ini dapat hidup baik di ketinggian 150 – 600 m di atas permukaan laut
dan pada suhu 25 – 30o C. Meskipun tergolong ikan air tawar, ikan koi kadang –
kadang juga ditemukan di perairan payau atau di muara sungai dengan kadar
Koi gampang menyesuaikan diri dengan lingkunganbarunya. Ikan ini bisa
menempati hampir semua tempat. Pada saat pemindahan, jangan sampai koi
tahun, namun ada beberapa yang bisa hidup mencapai 200 tahun. Tidak ada bos
dalam kelompok koi, dan tidak ada seekor pejantan kasar yang mengganggu koi
betina. Sebagai pendatang lama, koi tidak akan menyiksa pendatang baru. Koi
Ikan koi tergolong jenis omnivora, yaitu ikan yang dapat memangsa
berbagai jenis makanan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun binatang renik.
5
Namun, makanan utamanya adalah tumbuhan dan binatang yang terdapat di dasar
Menurut Susanto (2000), koi mau menerima daging, ikan, sayur – sayuran,
bahkan roti. Namun untuk mendapatkan koi yang sehat dengan warna memikat,
kita perlu memberi koi dengan pakan buatan. Pakan buatan tersebut merupakan
campuran berbagai bahan nabati dan hewani yang ditambah vitamin. Pakan
buatan ini sangat posiitf untuk pertumbuhan warna badan koi. Selain pakan
buatan, koi juga memerlukan pakan alami seperti udang – udangan, cacing tanah,
kepiting, dan siput. Perbandingan bahan nabati dan bahan hewani berkisar 6 : 4.
1) Lahan harus mempunyai sumber air yang terjamin sepanjang tahun, tapi
2) Kualitas air terjamin dan terhindar dari polutan yang dapat menyebabkan
6
3) Kegiatan budidaya harus dapat memberdayakan manusia disekitar lokasi
kegiatan usaha.
Menurut Khairruman (2000), prasarana pokok yang harus ada adalah
kolam pemijahan atau kolam penetasan, kolam pemeliharaan induk, dan kolam
penampungan hasil, gudang pupuk, gudang pakan, gudang kimia dan obat –
istirahat, dan rumah jaga. Sementara itu prasarana yang paling mutlak adalah
sumber air. Adapun sarana – sarananya yaitu seperti, seser, ember, jaring.
Induk ikan koi betina yang berumur lebih dari 2 tahun, dipelihara pada
7
ekor ikan koi. Sedangkan induk jantan yang berumur lebih dari 1 tahun dipelihara
kepadatannya 22 ekor ikan koi. Hal ini sesuai dengan pendapat Khairruman
(2000), bahwa pemeliharaan induk juga dapat dilakukan di dalam bak beton
berukuran 3 x 6 x 1,2 m. Pakan yang diberikan untuk ikan koi ini adalah pakan
adalah 2 kali dalam sehari, yaitu setiap pagi dan sore hari. Adapun dosisnya
gram) atau 0,5 kg setiap 1 kali pemberian pakan.Air yang digunakan untuk
pemeliharaan induk diperoleh dari sumber air irigasi tanpa melalui treatment
terlebih dahulu. Air yang digunakan air yang mengalir atau bersirkulasi dengan
debit 1 L/menit. Hal ini untuk menjaga agar kadar oksigen terlarutnya stabil
dalam pemeliharaan induk. Banyak hama yang mengganggu pada induk koi, yaitu
keong, ular, katak, ikan nila, dan ikan seribu. Sedangkan penyakit yang ditemui
pada pemeliharaan induk adalah jamur yang membuat tubuh ikan koi gatal – gatal,
sehingga menyebabkan ikan koi meloncat – loncat keluar kolam dan mati. Ciri –
ciri ikan koi yang gatal – gatal tubuhnya adalah sering menggesek – gesekkan
Hal ini dikarenakan air yang masuk ke dalam media pemeliharaan tanpa melalui
8
Induk koi yang matang gonad, biasanya berumur minimal 1,5 tahun. Induk
diletakkan terpisah antara jantan dan betina. Hal ini agar koi tidak melakukan
1. Umur sekitar 1,5 – 3 tahun. Induk tidak terlalu muda dan tidak terlalu
2. Tidak cacat tubuh. Jika induk cacat, akan mempengaruhi keturunan ikan
tersebut.
Hal ini sesuai dengan pendapat Susanto (2000), yang mengatakan bahwa
4. Bentuk dan ukuran tubuh seimbang, tidak terlalu gemuk atau terlalu
kurus.
8. Bentuk ekor normal, cepat terbuka, pangkal ekor relatif lebar, dan tebal.
9
9. Kepala relatuf kecil dan moncongnya lancip, terutama pada induk
betina. Sebab, jumlah telur ikan koi yang berkepala kecil, biasanya lebih
pembenihan ikan koi. induk – induk koi ini berasal dari peminjaman petani –
petani anggota unit usaha Sumber Rejeki. Adapula yang mendatangkan induk
impor dari Singapura. Pada seleksi induk di Kelompok Tani Sumber Rejeki ini,
tidak dipilih induk yang berwarna paling baik, namun dipilih induk yang sedang –
sedang warnanya (tidak terlalu cerah dan tidak terlalu pucat). Menurut
pembudidaya, induk yang paling baik, belum tentu warna keturunannya juga baik
yang beraneka ragam dan lebih bervariasi. Dalam 1 kali seleksi, diambil induk
sebanyak 3 – 4 buah, yaitu 1 induk betina dan 2 atau 3 induk jantan yang telah
matang gonad. Induk yang matang gonad ini kemudian akan diambil dari kolam
10
mengeluarkan cairan sperma ovum.
Gerakannya lincah. Gerakannya tidak terlalu lincah.
Tutup insangnya kasar Tutup insangnya halus
2.4.3. Proses Pemijahan
Kolam yang digunakan untuk kegiatan pemijahan adalah kolam beton
yang berada di pekarangan rumah. Kolam berukuran 1,5 m x 6 m ini disikat dan
dibilas sampai bersih. Pencucian bak pemijahan ini tidak menggunakan desinfeksi
apapun. Setelah dibilas hingga bersih, kolam dikeringkan selama 1 – 2 hari. Hal
ini dimaksudkan untuk membunuh bibit – bibit penyakit yang ada di dalam
untuk mempercepat proses pemijahan. Selanjutnya kolam pemijahan ini diisi air
hingga mencapai kedalaman 50 cm. Air ini berasal dari tandon yang ada di sekitar
demikian tidakdi treatment sama sekali. Air yang masuk ke dalam kolam ini
adalah air yang relatif bersih dan jernih. Air diisikan pada pagi hari dan induk
dimasukkan pada sore hari. Hal ini bertujan agar sinar matahari bisa masuk ke
kolam pemijahan dan suhu kolam pemijahannya cukup tinggi agar mempercepat
proses pemijahan. Setelah air diisi ke kolam pemijahan, diletakkan enceng gondok
sebagai kakaban. Ini bertujuan agar kakaban tidak merusak sisik koi saat ikan
melakukan pemijahan (dapat dilihat pada Gambar 7). Induk ini dimasukkan ke
dari singapura. Hal ini bertujuan untuk semakin banyak mendapatkan keturunan
yang beraneka ragam dan lebih bervariasi. Induk yang matang gonad ini
kemudian akan diambil dari kolam pemeliharaan dan dicampur pada kolam
11
kolam pemijahan belum matang gonad, maka tidak akan dihasilkan keturunan,
betina dan 3 induk jantan diberikan enceng gondok sebanyak 25 buah. Posisi
enceng gondoknya adalah dengan kondisi akar yang tenggelam di dalam air, agar
telur ikan koi dapat menempel dengan baik pada akar – akar enceng gondok ini.
Induk yang telah dipilih kemudian dimasukkan ke dalam kolam pemijahan pada
sore hari, antara pukul 16.00-17.00, saat kondisi udara sejuk (tidak terlalu panas)
dan biasanya induk akan memijah pada saat maghrib atau menjelang tengah
malam (antara pukul 22 malam) hingga fajar (sekitar pukul 4 sampai 5 pagi).
Sejak induk dimasukkan ke dalam kolam pemijahan, induk jantan akan langsung
yang memiliki respons baik, saat pemijahan akan berenang ke arah kakaban
mengeluarkan sperma. Telur yang keluar tadi akan menempel pada kakaban.
sampai 5 pagi. Induk yang selesai memijah akan berhenti berkejar-kejaran dan
berenang ke tepi kolam. Kolam akan berbau amis hasil dari pemijahan. Perut
Untuk media pemijahan dan pemeliharaan larva ikan koi, dibutuhkan air
yang jernih. Karena air sangat mempengaruhi penetasan telur dan warna pada ikan
koi. Adapun kualitas air yang digunakan pada pembenihan ikan koi ini adalah
12
Air yang digunakan berasal dari air keran yang bersumber dari PAM
ditampung terlebih dahulu di tandon air dan bisa langsung dipakai untuk budidaya
ikan koi. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Khairruman (2000), air yang
digunakan harus sudah disaring dan diendapkan 24 jam karena air PAM yang
masih baru tidak dapat digunakan langsung dalam proses pemijahan, karena masih
mengandung klorin. Selain itu, media pemijahan ini dipasang aerasi. Aerasi
sebanyak 4 batu aerasi ini bermanfaat untuk menjaga agar oksigen dalam media
pemijahan dan pemeliharaan larva tetap stabil. Jika air diisikan ke dalam bak pada
pagi hari pada pukul 07.00, induk akan dimasukkan sore hari pada pukul 16.00.
Hal ini dimaksudkan agar suhu air dalam bak hangat dan mempercepat pemijahan
Setelah memijah pada malam harinya, esok harinya induk dipindah dan
dikembalikan ke kolam pemeliharaan induk. Hal ini agar telur – telur yang telah
dihasilkan tidak dirusak oleh induk koi. Telur yang dihasilkan oleh induk ikan koi
setelah proses pemijahan. Menurut pembudidaya ikan koi, diperlukan suhu yang
stabil pada saat proses penetasan telur. Jika cuacanya tidak mendukung, yaitu
setelah hujan panas atau sebaliknya, telur tidak akan menetas optimal. Hal ini
sesuai dengan pendapat Susanto (2000), yaitu agar menetas dengan baik, telur
harus selalu terendam dan suhu air konstan. Jika suhu terlalu dingin, penetasan
13
Selain itu, aerasi harus selalu dipasang untuk menjaga kadar oksigen
terlarut dalam hari. Telur yang dibuahi sempurna adalah telur yang berwarna putih
bening, sedangkan apabila telur itu berwarna putih susu, telur tersebut tidak
dibuahi atau disebut telur bonor. Setelah telur menetas,enceng gondok tidak
dipindahkan, dibiarkan disitu sebagai tanaman air. Adapun daya tetasnya (HR)
Lampiran 2. Hal ini karena pada saat itu kondisi sangat optimal untuk penetasan
telur ikan koi. cuacanya yang tidak berubah – ubah secara ekstrim tidak
menyebabkan fluktuasi suhu yang berlebihan. Adapun larva yang baru menetas
adalah masih bersembunyi dibalik enceng gondok. Panjangnya adalah 0,4 – 0,7
cm. Koi yang baru menetas ini masih berwarna kuning keemasan keseluruhannya,
dan saat berumur waktu tertentu akan berubah warnanya masing – masing.
Larva yang baru menetas umumnya tidak diberi pakan hingga 3 hari
sesudahnya. Larva ini dipelihara di kolam penetasan telur selama 14 hari sebelum
diperhatikan, karena larva yang baru berumur 7 hari adalah larva yang masih
rentan.
Kebersihan kolam dan air juga harus dijaga. Aerasi yang diberikan selalu
dikontrol agar suplai oksigen untuk pemeliharaan larva yang masih rentan ini
tetap optimal. Adapun pengukuran kualitas air selama 14 hari dapat dilihat pada
14
Lampiran 1. Suhu media pemeliharaan larva selama 14 hari berkisar antara 25 –
Fluktuasi suhu pada air media pemeliharaan larva ikan koi, tidak terlalu
mencolok. Hanya pada hari ke – 11, suhunya mencapai 25 oC. Hal ini tidak
mempengaruhi tingkat kehidupan larva koi, karena suhu yang optimal untuk
umur (hari)
pH pada air media larva ikan koi tidak mengalami fluktuasi. Air pada
pemeliharaan larva ikan koi ini sangat baik dan optimal untuk pemeliharaan ikan
koi. Pada pemeliharaan larva ini diperlukan pengawasan yang ekstra, karena
Pada hari ke – 14, larva yang telah tumbuh menjadi benih ini akan
untuk mencapai pengeringan tanah yang optimal. Hal ini tidak sesuai dengan
pendapat Susanto (2000), bahwa kolam dikeringkan selama dua hari di bawah
terik matahari.
2. Pembajakan : pembajakan ini dilakukan dengan bajak tradisional, yaitu sapi
yang dijalankan oleh tenaga petani. Pembajakan ini dilakukan untuk membolak –
balik tanah agar unsur hara tanah mencukupi untuk kegiatan budidaya.
15
4. Pengisian air : air diisikan ke kolam mencapai ketinggian 30 cm. Hal ini agar
sinar matahari bisa masuk ke dalam kolam. Koi sangat menyukai habitat yang
hangat.
Dosisnya adalah 250 cc untuk volume air 240.000 liter. Sebenarnya probiotik ini
adalah probiotik untuk tanaman, namun setelah dicoba untuk pemeliharaan benih
6. Setelah didiamkan selama 3 hari, ikan koi yang dipanen dari kolam
yang bagus selain air. Hal ini sesuai dengan pendapat Anton (2009), yang
daya tarik ikan koi sendiri.Adapun pakan yang diberikan yaitu, pada umur 4 hari,
koi diberi pakan kuning telur bebek yang telah dilarutkan dalam air. Setiap
pemberian pakan, telur bebek diberikan 4 butir. Pemberian pakan telur bebek ini
diberikan selama 3 hari kedepan, setiap pagi dan sore. Selanjutnya koi diberi
pakan cacing sutra sebanyak 4 kaleng cacing sutra dalam sekali pemberian pakan
(1 kaleng = 240 gram). Pakan cacing ini diberikan selama 7 – 8 hari dan diberikan
pada pagi hari saja. Cacing sutra ini didapatkan dari toko di sekitar wilayah
budidaya. Setelah benih dideder pada kolam pendederan, selama 1 minggu benih
tidak diberi pakan. Hal ini dilakukan untuk penyesuaian benih terhadap
lingkungan sekitar. Namun selama satu minggu tersebut, benih ikan koi
16
mendapatkan pakan dari plankton yang telah ditumbuhkan ketika persiapan kolam
pendederan. Setelah 1 minggu, benih baru diberikan pakan berupa tepung udang.
Adapun pemberiannya yaitu 125 gram per hari. Frekuensi pemberiannya adalah 2
kali sehari. Sedangkan untuk pakan induk, diberikan pellet berukuran 3 mm.
Pellet yang diberikan khusus ikan koi.induk diberi pakan setiap 2 kali sehari, yaitu
Kualitas air untuk budidaya ikan koi ini harus benar – benar diperhatikan
kotoran – kotoran di dalam kolam, seperti daun – daun yang berguguran di kolam.
Alatnya berupa seser untuk menyeser daun – daun kering. Selain itu, melakukan
menambahkannya lagi sebanyak itu. Adapun pergantian ini dilakukan setiap 2 hari
sama sekali. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Susanto (2000), bahwa air yang
masuk ke kolam pemeliharaan sebalumnya harus disaring dan diberi obat untuk
digunakan sudah cukup untuk persyaratan dalam pemeliharaan larva ikan koi.
digunakan pula sistem aerasi untuk suplai oksigen dalam pemeliharaan ikan koi
ini. Selain menggunakan aerasi, kolam pemeliharaan larva juga diberi tanaman air
berjenis enceng gondok dan kabomba (dapat dilihat pada Gambar 14). Tanaman
air ini dibersihkan apabila banyak lumpur yang menempel pada tanaman ini.
17
2.5.3 Pengendalian Hama Dan Penyakit
Walaupun terletak pada kolam beton, namun koi tidak terlepas dari hama
dan penyakit. Adapun hama yang menyerang pada larva ikan koi adalah :
a. Keong
Banyak keong yang menempel pada dinding bak kolam pemeliharaan. Keong ini
dikatakan hama karena timbul persaingan oksigen antara keong dan ikan koi. Cara
b. Katak
Katak adalah hewan yang hidup pada 2 alam. Karena kolam pemeliharaan yang
dangkal, maka katak ini suka berenang – renang untuk memakan larva ikan koi
yang masih berukuran kecil ini. Adapun cara penanggulangan, yaitu mengambil
Menurut Susanto (2000), penyakit yang menyerang ikan koi adalah White
spot, kutu ikan, jamur (kapas putih), cacing jangkar, penyakit gelembing renang,
dan penyakit gelembung gas, namun pada kenyataannya dalam lapangan, penyakti
yang menyerang pada benih adalah penyakit parasit, yaitu Mixobolus, sp, penyakit
membengkak, ikan pun jadi sulit bernafas dan ikan koi mati. Penyakit ini diduga
penanggulangannya adalah ikan ini dimusnahkan atau ikan yang mati ini dibuang.
18
Namun ada pula petani yang mencoba menggunakan perendaman dengan NaCl
2% selama 30 menit. Namun cara ini juga masih belum ada hasilnya.
2.6. Panen
Panen dilakukan dari kolam pemeliharaan larva. Panen dilakukan pada koi
mengurangi ketinggian air kolam dan menyeser koi yang ada di dalam kolam. Koi
ini dipanen pada sore hari ketika matahari sudah tidak terlalu menyengat, hal ini
sesuai dengan pendapat Khairruman (2000), yaitu pemanenan dilakukan saat suhu
masih rendah, yakni pada pagi atau sore hari. Hal ini dilakukan agar benih koi
tidak mengalami stress akibat perubahan suhu yang terlalu mencolok . Hasil
panen dari larva ikan koi adalah 77 % sebanyak 27.720 ekor, ukuran 2 – 3 cm.
Setelah itu koi ditebar ke kolam sawah. Inilah yang disebut pendederan.
minggu ini, koi belum layak untuk diseleksi. Seleksi pertama dilakukan ketika koi
berumur 1,5 bulan. Cara panen dari kolam pendederan sama seperti pada kolam
pemeliharaan larva, yaitu air disurutkan, dan pada saluran air diberi waring,
kemudian pada kolam diserok. Panen pada kolam pendederan, akan dilanjutkan
19
III METODOLOGI
Laporan tugas akhir ini disusun berdasarkan hasil PKPM yang telah
dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan Mei 2016 di BPPBIH Depok ,
Jawa Barat.
Alat yang digunakan selama proses pembudidayaan ikan koi dapat dilihat
pada Tabel 1.
No Alat Kegunaan
1. Aerator atau Blower. Menyuplai oksigen agar selalu optimal
2. Kolam Pemeliharaan Untuk menampung induk mas koki
Induk
20
Bahan yang digunakan selama proses budidaya udang vaname dapat
dilihat pada Tabel 2.
No Bahan Kegunaan
21
Data primer didapatkan dan disusun berdasarkan hasil kegiatan praktik
literatur pendukung yang berkaitan dengan tugas akhir ini melalui penelusuran
pustaka.
3.4.1. Sterilisasi Alat Dan Bahan
Sterilisasi adalah suatu proses atau kegiatan yang bertujuan untuk membebask
an suatu alat atau bahan dari bentuk kehidupan. Sterilisasi alat dan bahan yang dil
akukan di BBKIPM adalah sebagai berikut:
a. Sterilisasi Kering
Sterilisasi kering yang digunakan yaitu dengan menggunakan oven. Sterilisas
i ini digunakan untuk mensterilkan alat-alat yang terb`
uat dari kaca atau gelas seperti tabung reaksi, cawan petri, tabung erlenmeyer, pip
et dan sebagainya. Alat yang akan disterilkan terlebih dahulu di masak mengguna
kan kompor dengan suhu tinggi hingga panci yang berisi alat dan bahan bekas bak
teri mendidih, lalu dilakukan kegiatan mencuci alat dan bahan
menggunakan deterjent kemudian itu dibilas menggunakan larutan alkohol 70% s
etelah itu dikeringkan dan dibungkus menggunakan kertas bersih(kertas kopi) den
22
gan rapi jangan sampai ada cela agar tidak terjadi kerusakan seperti alat dan bahan
pecah atau hangus lalu dimasukkan kedalam oven disusun dengan rapi. Suhu yang
digunakan pada oven yaitu 160 0C selama 2 jam, hal ini dimaksudkan untuk meng
oksidasi cairan yang ada pada tubuh bakteri sehingga terjadi suatu dehidrasi dan p
ada akhirnya dapat membunuh mikroorganisme tersebut yang tidak diinginkan.
b. Sterilisasi basah
Sterilisasi Basah yaitu sterilisasi yang menggunakan suhu panas dan uap air
secara bersamaan dengan menggunakan autoclave. Umumnya digunakan untuk m
ensterilkan bahan yang akan digunakan seperti bahan uji ataupun bahan media tu
mbuh. Hal ini sesuai dengan pendapat Hadioetomo( 1993) yang menyatakan bahw
a sterilisasi dilakukan dalam autoclave dengan suhu 121 0C dalam waktu 15 menit
dengan tekanan 1 atm. Suhu ini merupakan ketetapan, karena umumnya organism
e tidak dapat bertahan hidup pada suhu dan waktu tersebut. Setelah 15 menit, mak
a autoclave dapat dimatikan. Biarkan autoclave sampai tekanannya menjadi 0 atm
dan suhu kurang dari 100 0C, setelah itu media dapat dikeluarkan.
3.4.2. Pembuatan Media Tumbuh
Media biakan merupakan suatu zat yang digunakan untuk menumbuhkan jasad re
nik di laboratorium, fungsi dari suatu media biakan adalah memberikan tempat ko
ndisi yang mendukung pertumbuhan dan perkembangbiakan dari mikroorgansme
yang di tumbuhkan. Oleh sebab itu setiap media harus memenuhi nutrient yang dit
umbuhkan oleh bakteri agar dapat berkembang biak. Mikroorganisme yang dikem
bangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media. Sejumlah
besar mikroorganisme memerlukan unsur-unsur yakni unsur lengkap, vitamin-
23
vitamin dan senyawa tambah lain. Umumnya media yang digunakan TSA (Trypti
c Soy Agar) dan BHIA (Brain Heart iron Agar). Median ini dilarutkan dengan aqu
ades dan dihomogen diatas hot plate dan Stirrer lalu di autoclave untuk menghind
ari terjadinya kontaminasi, kemudian dituang kedalam cawan petri sebanyak 20 m
l dan tabung reaksi sebanyak 10 ml. penuangan media tumbuh dilakukan di lamin
ary flow untuk mencegah agar media tumbuh yang dituang tidak terkontaminasi d
engan dunia luar. Setelah itu, dilakukan penuangan di cawan petri dalam laminari
flow , media dituang sebanyak 20 ml pada cawan petri dan 10 ml pada tabung rea
ksi dan dilakukan sterilisasi kembali menggunakan ultra violet (UV).
Parameter yang diamati adalah pertumbuhan, kualitas air ( DO, pH, Nitrit,
24
. HR = Jumlah telur yang menetas X 100 %
25
4.1 Isolasi Bakteri
tertentu dari lingkungannya seperti yang terdapat pada organ organisme (ikan),
sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni bakteri. Mengisolasi bakteri
dilakukan di dalam laminary flow secara aseptik dan teliti . Teknik isolasi bakteri
terdiri dari 2 yaitu teknik ulas dan teknik gores, untuk ikan yang masih larva
digunakan teknik ulas yaitu dengan menggerus larva tersebut hingga halus
jarum inokulum (ose) yang terlebih dahulu dipanaskan di api bunsen, hal ini
dilakukan agar tidak terjadi kontaminasi bakteri dari udara. Jarum ose yang telah
dan selanjutnya digoreskan kepermukaan media BHIA secara zig-zag dan hati-
hati. Setelah proses isolasi bakteri selesai, maka media tumbuh tersebut
24 – 48 jam.
26
Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari
pembelahan dari satu sel tunggal. Pemurnian dilakukan dari isolasi bakteri yang
telah diinkubasi selama 24 – 28 jam, bakteri yang telah diinkubasi biasanya terdiri
dari bberapa koloni bakteri. Sehingga diperlukan pemurnian bakteri secara aseptik
agar kita hanya memperoleh satu jenis bakteri saja didalam media tumbuh tersebut
penggunaan sediaan bakteri yang tidak murni sejak awal kegiatan isolasi dan
tersebut harus dipersiapkan terlebih dahulu dalam keadaan murni (kultur murni).
Hal ini berarti bahwa bakteri yang tumbuh berasal dari satu induk. Jika ada 2
organisme atau lebih yang tumbuh pada media kultur, satu dari 4 kemungkinan
dapat terjadi:
bakteri lainnya,
4) Satu jenis bakteri dapat tumbuh lebih cepat dari lainnya dan menghambat
BHIA secara aseptik dan digoreskan pada media kultur murni BHIA, setelah
goresan pertama selesai, lalu jarum ose dipanaskan dan setelah dingin dilakukan
goresan kedua, dari goresan kedua ke goresan ketiga tidak perlu memanaskan
27
jarum ose, hal ini dimaksudkan jumlah koloni bakteri dari goresan kedua sudah
Proses pemurnian bakteri ini dilakukan unuk mendapatkan koloni bakteri yang
(Alifuddin.1993).
1) Pewarnaan gram
membedakan struktur yang terdapat dalam sel bakteri. Penentuan gram (+) dan
28
selnya. Warna ungu/violet menunjukkan gram (+) sedangkan warna merah
Salah satu teknik perwarnaan yang paling penting dan paling luas
digunakan untuk bakteri ialah pewarnaan gram (irawan, 2008). Uji pewarnaan
gram dilakukan untuk mengetahui bentuk dari koloni bakteri tersebut dan untuk
menentukan warna bakteri apakah termasuk dalam gram negative atau gram
positif. Dalam proses ini olesan bakteri yang terfiksasi dikenai larutan-larutan
antara lain Kristal violet, larutan yodium, alkohol (bahan pemucat), dan safranin
digoreskan diatas objek glass dan diratakan tipis-tipis agar bakteri tersebut tidak
menumpuk sehingga mudah diamati, setelah kering lalu difiksasi diatas api
Bunsen agar bakteri tersebut benar-benar melekat pada objek glass, tetapi perlu
diingat bahwa proses fiksasi jangan terlalu lama dan panas karena dapat
(Kristal violet) yang menberikan warna ungu pada bakteri dan dilakukan selama 1
menit, kemudian dicuci atau dibilas dan dikeringkan. Setelah gram A dilanjutkan
pada gram B (iodine) selama 1 menit, lalu dibilas dengan air mengalir dan
lalu dibilas dan dikeringkan, dan yang terakhir adalah gram D (safaranin) selama
2 menit lalu dibilas dan dikeringkan. Setelah kering lalu diamati dibawah
mikroskop.
29
Adapun hasil yang diperoleh pada sampel yang diisolasi dari bakteri ikan
Mas pada target lesi di badan dan ginjal setelah melakukan pengamatan
(-) dengan bentuk batang (Road) , maka pewarnaan gram adalah (R-) .
2) Media oksidase
Uji oksidase dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya enzim oksidase pada
bakteri tersebut. jika kertas oksidase berwarna biru maka uji oksidase positif,
sedangkan apabila tidak terjadi perubahan warna maka uji oksidase negatif.
3) Media MIO
Uji MIO terdiri terdiri dari motil, indol dan ornithin. dilihat perubahan
yang terjadi apabila biakan bakteri menyebar dari garis tusukan maka motil
ornithin positive dan apabila terjadi cincin merah setelah pemberian larutan
lurus/butt (decarboxylase), Jika terjadi perubahan warna pada slant dan butt
menjadi ungu tua maka uji LIA ini positif, dan apabila tidak terjadi
menjadi hitam apabila bakteri yang diuji mampu menghasilkan gas (H2S).
5) Media Urease
30
Uji urease ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan bakteri
menjadi merah muda, maka uji Urase positif dan apabila tidak terjadi
pengujian tersebut positif dan apa bila tidak terjadi perubahan warna maka
Uji SCA Setelah diinkubasi, diamati perubahan warna yang terjadi. Jika
terjadi perubahan warna dari hijau menjadi biru maka uji SCA positif,
sedangkan apabila tidak terjadi perubahan warna maka uji SCA negatif.
8) Media Arginine
menjadi merah muda berarti uji Arginine positive, sedangkan apabila tidak
31
Identifikasi mikroba berguna untuk mempelajari secara detail karakter fisik,
kimiawi
Cara yang umum dilakukan untuk mengenal gejala penyakit adalah menangkap
koi yang sakit yang sakit dari dalam kolam lalu memeriksanya dengan teliti. Koi
yang sakit ditandai dengan kelebihan lendir pada tubuhnya. Yang tak kalah
penting, periksa juga bagian insangnya, dan pastikan tidak terdapat benjolan, luka,
atau busuk. Salah satu gejala awal koi yang sedang sakit adalah enggan
badan. Bagi hobis pemula, cara identifikasi ini agak sulit dilakukan. Setidaknya,
Koi sakit bisa terjadi karena gangguan parasit dan nonparasit. Jenis-jenis parasit
yang sering menyerang koi antara lain : white spot (bintik putih), kutu ikan (udang
renik), lernaea (cacing jangkar), dan jamur (kapas putih), yang semuanya
merupakan parasit luar. Penyakit nonparasit yang banyak menyerang antara lain
32
Penyakit white spot berupa bintik putih yang menyebar pada seluruh permukaan
kulit. Awalnya bintik putih muncul di bagian permukaan tubuh dan meluas ke
bagian lainnya, bisa ke ke insang, sirip, dan lain-lain. Penyakit ini biasanya
tidak terlihat mata, tapi karena berkumpul dalam jumlah banyak terlihat seperti
bintik putih. Ukuran seekor protozoa sangat kecil, berbentuk seperti telur dengan
Koi yang terserang bintik putih seolah-olah tertutup bedak putih. Pada tahap awal
kuman hanya menyerap cairan tubuh. Lama kelamaan bisa membuat badan ikan
Koi yang terkena bintik putih diobati dengan menaikan suhu air kolam sampai
beberapa derajat dari suhu awal. Air kolam ditambah 0,5 gram Metheline blue per
1 ton air. Cara pengobatan ini efektif untuk menyembuhkan dan membunuh white
spote.
Penyakit jenis ini akan menyerang koi yang terluka atau akan tumbuh pada air
kolam yang kotor, karena jamur tumbuh baik pada lingkungan berbahan organik
tinggi. Jamur juga tumbuh baik pada jaringan mati seperti pada jaringan tubuh
33
ikan yang luka. Bekas luka parasit seperti luka bekas gigitan kutu ikan.
Koi yang terserang jamur dapat diobati dengan larutan garam dapur (NaCI)
dengan konsentrasi 1,5 - 2,5 % melalui pencelupan. Buang bulu-bulu halus jamur
dengan mengolesnya pakai kapas yang diberi obat merah. Selanjutnya, ikan sakit
Parasit lernaea atau disebut juga dengan cacing jangkar. Cacing jangkar sangat
mudah terlihat. Sobat dapat menemukan biasanya letaknya menempel pada bagian
Lernaea mengisap cairan tubuh, sehingga badan koi menjadi lemah dan tubuhnya
kurus, kalau tidak segera diatasi koi akan mati. Cacing parasit ini mudah sekali
berkembangbiak, jika seekor koi yang terserang lernaea tidak segera ditangani,
Dalam jumlah sedikit, lernaea pada seekor koi dapat dicabut dengan pinset. Bekas
luka yang berdarah diolesi obat merah. Kalau serangan sudah merata, sebaiknya
koi diobati dengan larutan formalin atau Dephterex. Pengobatan dengan larutan
4. Luka Tergores
Luka ini terjadi akibat ulah koi itu sendiri, contohnya akibat gesekan dengan
34
ornamen kolam, cakaran kucing, koi berusaha melompat keluar kolam. Untuk
mencegah infeksi, koi yang terluka tersebut segera obati koi dengan cara
5. Penyakit Lumpur
Penyakit ini timbul akibat pemberian pakan yang mengandung protein secara
berlebihan dan suhu air rendah, sehingga mengakibatkan kulit koi mengalami
iritasi dan pembuluh darahnya terinfeksi bakteri. Kondisi ini akan kembali pulih
jika air kolam segera diganti dengan yang baru dan bersih.
% setiap hari dan biarkan selama satu jam sampai ikan benar-benar sembuh.
sendok the Aureomycin ke dalam pakan koi. Jika koi sedang menjalani proses
penyembuhan, pakan terbaik yang diberikan adalah selada atau kubis. Kedua
Gejala koi yang terinfeksi penyakit ini adalah nafsu makan berkurang dan malas
insang. Biasanya jamur cepat menyebar jika kondisi kolam terlalu kotor dan suhu
kolam sangat tinggi. Penyakit bisa menjadi semakin parah jika pakan diberikan
0,1 gram Green F dalam 10 liter air atau masukan satu sendok teh Aureomycin ke
dalam 10 liter air bersih. Sesuaikan lama perendaman dengan petunjuk pemakaian
35
pada kemasan obat.
7. Lumpuh
Koi yang menderita lumpuh biasanya akan berenang kaku atau miring. Jika
kondisinya sudah parah, badannya tampak limbung ketika berenang dan ekornya
bengkok ke atas jika sedang terdiam. Biasanya, penyakit ini terjadi akibat
8. Punggung Kurus
Sepanjang punggung ikan tampak sangat kurus. Meskipun makan dan berenang
seperti biasa, penampilan koi menjadi kurang menarik. Penyebab penyakit adalah
9. Cacar
Penyakit ini disebabkan oleh virus. Gejalanya berupa bercak putih berlendir yang
sembuh dengan sendirinya, tetapi perlu waktu yang lama. Untuk mempercepat
36
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Fexibactercolumnaris. Jika terinfeksi bakteri
ini, mulut koi tampak putih seperti terkena jamur. Supaya tidak menular,
pindahkan koi ke dalam kolam yang berisi air bersih, lalu taburi garam sebanyak
11. Dropsi
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini menyebabkan sisik mengelupas dan
pembengkakan pada jaringan tubuh koi. Akibatnya, koi menjadi sulit berenang
dan mengalami sesak napas. Cara paling praktis untuk mengatasinya adalah
memberikan larutan anti bakteri atau menaburkan garam dapur. Supaya hasilnya
Sebangsa cacing dari jenis Gyrodactyius sp. dapat membuat koi selalu merasa
kolam. Untuk mengatasinya, rendam koi selama 10 menit yang diberi larutan ke
pada tubuh ikan yang terluka. selanjutnya infeksi berkembang dengan cepat.
Gejala awal tampak dari sirip koi yang berwarna suram, kemudian membusuk dan
37
meninggalkan bekas luka berdarah. Penyakit ini sering terjadi jika kondisi air
koi di kolam taman tidak segampang yang dibayangkan. Hal-hal sepele bisa
terjadi apabila tidak diperhatikan dengan baik dan bila tidak ditanggulangi
rumit.
Untuk menghindari hal tersebut, dan menjaga agar koi tetap sehat dan prima,
ada 8 kunci perawatan yang perlu diperhatikan oleh para peternak atau hobies koi.
4. penyaringan dan sirkulasi air dilakukan secara teratur agar mutu air tetap
6. jangan membuang lumut yang ada pada kolam. Dengan adanya lumut
38
7. suhu air kolam stabil sepanjang hari;
Untuk media pemijahan dan pemeliharaan larva ikan koi, dibutuhkan air
yang jernih. Karena air sangat mempengaruhi penetasan telur dan warna pada ikan
koi. Adapun kualitas air yang digunakan pada pembenihan ikan koi ini adalah
Air yang digunakan berasal dari air keran yang bersumber dari PAM
ditampung terlebih dahulu di tandon air dan bisa langsung dipakai untuk budidaya
ikan koi. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Khairruman (2000), air yang
digunakan harus sudah disaring dan diendapkan 24 jam karena air PAM yang
masih baru tidak dapat digunakan langsung dalam proses pemijahan, karena masih
mengandung klorin. Selain itu, media pemijahan ini dipasang aerasi. Aerasi
sebanyak 4 batu aerasi ini bermanfaat untuk menjaga agar oksigen dalam media
Jika air diisikan ke dalam bak pada pagi hari pada pukul 07.00, induk akan
dimasukkan sore hari pada pukul 16.00. Hal ini dimaksudkan agar suhu air dalam
Setelah memijah pada malam harinya, esok harinya induk dipindah dan
dikembalikan ke kolam pemeliharaan induk. Hal ini agar telur – telur yang telah
dihasilkan tidak dirusak oleh induk koi. Telur yang dihasilkan oleh induk ikan koi
39
fekunditasnya, dapat dilihat pada Lampiran 2.Telur menetas pada hari ke – 3
setelah proses pemijahan. Menurut pembudidaya ikan koi, diper lukan suhu yang
stabil pada saat proses penetasan telur. Jika cuacanya tidak mendukung, yaitu
setelah hujan panas atau sebaliknya, telur tidak akan menetas optimal. Hal ini
sesuai dengan pendapat Susanto (2000), yaitu agar menetas dengan baik, telur
harus selalu terendam dan suhu air konstan. Jika suhu terlalu dingin, penetasan
akan berlangsung lama. Selain itu, aerasi harus selalu dipasang untuk menjaga
kadar oksigen terlarut dalam hari. Telur yang dibuahi sempurna adalah telur yang
berwarna putih bening, sedangkan apabila telur itu berwarna putih susu, telur
tersebut tidak dibuahi atau disebut telur bonor. Setelah telur menetas,enceng
gondok tidak dipindahkan, dibiarkan disitu sebagai tanaman air. Adapun daya
tetasnya (HR) adalah 36.000 larva atau 90 %. Cara penghitungannya dapat dilihat
pada Lampiran 2. Hal ini karena pada saat itu kondisi sangat optimal untuk
penetasan telur ikan koi. cuacanya yang tidak berubah – ubah secara ekstrim tidak
menyebabkan fluktuasi suhu yang berlebihan. Adapun larva yang baru menetas
adalah masih bersembunyi dibalik enceng gondok. Panjangnya adalah 0,4 – 0,7
cm. Koi yang baru menetas ini masih berwarna kuning keemasan keseluruhannya,
dan saat berumur waktu tertentu akan berubah warnanya masing – masing.
Larva yang baru menetas umumnya tidak diberi pakan hingga 3 hari
sesudahnya. Larva ini dipelihara di kolam penetasan telur selama 14 hari sebelum
40
pemeliharaan larva tersebut, hendaknya kontrol kualitas air, pakan selalu
diperhatikan, karena larva yang baru berumur 7 hari adalah larva yang masih
rentan.
Kebersihan kolam dan air juga harus dijaga. Aerasi yang diberikan selalu
dikontrol agar suplai oksigen untuk pemeliharaan larva yang masih rentan ini
tetap optimal. Adapun pengukuran kualitas air selama 14 hari dapat dilihat pada
Fluktuasi suhu pada air media pemeliharaan larva ikan koi, tidak terlalu
mencolok. Hanya pada hari ke – 11, suhunya mencapai 25 oC. Hal ini tidak
mempengaruhi tingkat kehidupan larva koi, karena suhu yang optimal untuk
pH pada air media larva ikan koi tidak mengalami fluktuasi. Air pada
pemeliharaan larva ikan koi ini sangat baik dan optimal untuk pemeliharaan ikan
koi. Pada pemeliharaan larva ini diperlukan pengawasan yang ekstra, karena
Pada hari ke – 14, larva yang telah tumbuh menjadi benih ini akan
untuk mencapai pengeringan tanah yang optimal. Hal ini tidak sesuai dengan
pendapat Susanto (2000), bahwa kolam dikeringkan selama dua hari di bawah
terik matahari.
41
2. Pembajakan : pembajakan ini dilakukan dengan bajak tradisional, yaitu sapi
yang dijalankan oleh tenaga petani. Pembajakan ini dilakukan untuk membolak –
balik tanah agar unsur hara tanah mencukupi untuk kegiatan budidaya.
4. Pengisian air : air diisikan ke kolam mencapai ketinggian 30 cm. Hal ini
agar sinar matahari bisa masuk ke dalam kolam. Koi sangat menyukai habitat
yang hangat.
Dosisnya adalah 250 cc untuk volume air 240.000 liter. Sebenarnya probiotik ini
adalah probiotik untuk tanaman, namun setelah dicoba untuk pemeliharaan benih
6. Setelah didiamkan selama 3 hari, ikan koi yang dipanen dari kolam
yang bagus selain air. Hal ini sesuai dengan pendapat Anton (2009), yang
daya tarik ikan koi sendiri.Adapun pakan yang diberikan yaitu, pada umur 4 hari,
koi diberi pakan kuning telur bebek yang telah dilarutkan dalam air. Setiap
pemberian pakan, telur bebek diberikan 4 butir. Pemberian pakan telur bebek ini
42
diberikan selama 3 hari kedepan, setiap pagi dan sore. Selanjutnya koi diberi
pakan cacing sutra sebanyak 4 kaleng cacing sutra dalam sekali pemberian pakan
(1 kaleng = 240 gram). Pakan cacing ini diberikan selama 7 – 8 hari dan diberikan
pada pagi hari saja. Cacing sutra ini didapatkan dari toko di sekitar wilayah
budidaya. Setelah benih dideder pada kolam pendederan, selama 1 minggu benih
tidak diberi pakan. Hal ini dilakukan untuk penyesuaian benih terhadap
lingkungan sekitar. Namun selama satu minggu tersebut, benih ikan koi
mendapatkan pakan dari plankton yang telah ditumbuhkan ketika persiapan kolam
pendederan. Setelah 1 minggu, benih baru diberikan pakan berupa tepung udang.
Adapun pemberiannya yaitu 125 gram per hari. Frekuensi pemberiannya adalah 2
kali sehari. Sedangkan untuk pakan induk, diberikan pellet berukuran 3 mm.
Pellet yang diberikan khusus ikan koi.induk diberi pakan setiap 2 kali sehari, yaitu
Kualitas air untuk budidaya ikan koi ini harus benar – benar diperhatikan
kotoran – kotoran di dalam kolam, seperti daun – daun yang berguguran di kolam.
Alatnya berupa seser untuk menyeser daun – daun kering. Selain itu, melakukan
menambahkannya lagi sebanyak itu. Adapun pergantian ini dilakukan setiap 2 hari
sama sekali. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Susanto (2000), bahwa air yang
43
masuk ke kolam pemeliharaan sebalumnya harus disaring dan diberi obat untuk
digunakan sudah cukup untuk persyaratan dalam pemeliharaan larva ikan koi.
digunakan pula sistem aerasi untuk suplai oksigen dalam pemeliharaan ikan koi
ini. Selain menggunakan aerasi, kolam pemeliharaan larva juga diberi tanaman air
berjenis enceng gondok dan kabomba (dapat dilihat pada Gambar 14). Tanaman
air ini dibersihkan apabila banyak lumpur yang menempel pada tanaman ini.
Walaupun terletak pada kolam beton, namun koi tidak terlepas dari hama
dan penyakit. Adapun hama yang menyerang pada larva ikan koi adalah :
a. Keong
Banyak keong yang menempel pada dinding bak kolam pemeliharaan. Keong ini
dikatakan hama karena timbul persaingan oksigen antara keong dan ikan koi. Cara
b. Katak
Katak adalah hewan yang hidup pada 2 alam. Karena kolam pemeliharaan yang
dangkal, maka katak ini suka berenang – renang untuk memakan larva ikan koi
yang masih berukuran kecil ini. Adapun cara penanggulangan, yaitu mengambil
44
Menurut Susanto (2000), penyakit yang menyerang ikan koi adalah White
spot, kutu ikan, jamur (kapas putih), cacing jangkar, penyakit gelembing renang,
dan penyakit gelembung gas, namun pada kenyataannya dalam lapangan, penyakti
yang menyerang pada benih adalah penyakit parasit, yaitu Mixobolus, sp, penyakit
membengkak, ikan pun jadi sulit bernafas dan ikan koi mati. Penyakit ini diduga
penanggulangannya adalah ikan ini dimusnahkan atau ikan yang mati ini dibuang.
Namun ada pula petani yang mencoba menggunakan perendaman dengan NaCl
2% selama 30 menit. Namun cara ini juga masih belum ada hasilnya.
5.3 Panen
Panen dilakukan dari kolam pemeliharaan larva. Panen dilakukan pada koi
mengurangi ketinggian air kolam dan menyeser koi yang ada di dalam kolam. Koi
ini dipanen pada sore hari ketika matahari sudah tidak terlalu menyengat, hal ini
sesuai dengan pendapat Khairruman (2000), yaitu pemanenan dilakukan saat suhu
masih rendah, yakni pada pagi atau sore hari. Hal ini dilakukan agar benih koi
tidak mengalami stress akibat perubahan suhu yang terlalu mencolok . Hasil
panen dari larva ikan koi adalah 77 % sebanyak 27.720 ekor, ukuran 2 – 3 cm.
Setelah itu koi ditebar ke kolam sawah. Inilah yang disebut pendederan.
45
minggu ini, koi belum layak untuk diseleksi. Seleksi pertama dilakukan ketika koi
berumur 1,5 bulan. Cara panen dari kolam pendederan sama seperti pada kolam
pemeliharaan larva, yaitu air disurutkan, dan pada saluran air diberi waring,
kemudian pada kolam diserok. Panen pada kolam pendederan, akan dilanjutkan
5.4 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari praktek kerja lapang di Balai
alat dan bahan yang akan di gunakan dalam kegiatan Mikrobiologi harus
pewarnaan gram, uji lanjut, pembacaan uji lanjut dan identifikasi bakteri.
c. Media yang di gunakan dalam metode Identifikasi bakteri ini yaitu media
tumbuh BHIA dan media-media uji lanjut yang terdiri dari uji pewarnaan Gram,
46
uji Oksidase, Mio, Urease, SCA, Arginin Dihydrolisis, Laktosa, Sukrosa, Maltosa
dan L-phenil.
memiliki karasteristik yaitu bentuk sel batang (road), motil , gram (-), oksidase
5.5 SARAN
memenuhi segala bentuk prosedur yang ada agar tidak terjadi kontaminasi silang
b. Hendaknya selalu menjaga mutu dan kesterilan media uji( baik media
agar maupun media cair ), alat, serta keadaan ruangan dari kontaminasi luar
47
kontaminasi dalam jumlah yang besar akan memberikan efek terhadap kesehatan
manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Buller, N.B., 2004. Bacterial from fish and other aquatic animals : A practical
48
Hadioetomo, Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Pt. Gramedia
(www.lintasberita.com/go)
RIWAYAT HIDUP
49
Selanjutnya pada tahun 2013, penulis memasuki Program diploma III di
dan sempat menjabat sebagai anggota bidang inovasi dan kreasi periode
2013/2014. Penulis juga aktif pada Badan Eksekutif Mahasiswa sebagai Deputi
selama kurang lebih tiga bulan di BPPIH Depok , Jawa Barat dengan Spesifikasi
50