Bab Vi Metlit PDF
Bab Vi Metlit PDF
Jika masih berupa konsep maka harus diuraikan terlebih dahulu menjadi:
• Dimensi-dimensi dan
• Elemen-elemen (indikator) data agar dapat diukur
Setelah konsep dapat didefinisikan agar dapat diukur, maka diperlukan alat untuk mengukurnya
yaitu dengan skala (scale)
Pengukuran (Measurement)
Pengukuran merupakan pemberian nilai properti dari suatu subjek.
Contoh:
Page | 1
• Subjek manusia, maka propertinya dapat berupa: tinggi badan, warna rambut, umur,
dll.
• Subjek perusahaan, maka propertinya dapat berupa: ukuran perusahaan, lokasi, dll.
• Properti psikologis dapat berupa: sikap manusia, kepintaran, motivasi, dll.
• Properti sosial dapat berupa: status sosial, persepsi masyarakat, dll.
Pengukuran properti fisik mudah dilakukan karena dapat diobservasi dengan mudah. Misalkan,
untuk mengukur ukuran perusahaan dapat dinilai dari ukuran asetnya yang dapat diobservasi di
laporan posisi keuangan
Pengukuran properti psikologis dan sosial lebih sulit diukur karena tidak mudah diobservasi
karena lebih bersifat konsep dan abstrak. Agar dapat diukur maka peneliti harus memecah
konsep tersebut ke dalam beberapa karakteristik perilaku yang dapat diobservasi.
Pemecahan konsep ke dalam bentuk yang dapat diukur disebut dengan pengoperasionalisasian
konsep (operationalizing the concept).
Pengoperasionalan Konsep
Disebut juga mendefinisikan konsep secara operasional menjelaskan karakteristik dari subjek
(properti) ke dalam elemen-elemen (indikator-indikator) yang dapat diobservasi sehingga
konsep dapat diukur dan dioperasionalkan dalam penelitian.
Hasil dari pengoperasionalisasian konsep adalah definisi konsep dari masing-masing variabel
dan konsep yang digunakan dalam riset. Beberapa konsep dapat langsung dipecah dan
ditemukan elemen-elemen (indikator-indikator) yang dapat diukur.
Page | 2
Dimensi (Dimension) dari suatu konsep merupakan bagian-bagian dari properti yang
menunjukkan karakteristik-karakteristik utama dari properti konsep tersebut.
Dimensi masih belum dapat diukur sehingga perlu dipecah-pecah kembali menjadi elemen-
elemen (indikator-indikator).
elemen-elemen (indikator-indikator) merupakan perilaku yang dapat diobservasi dan diukur
dari suatu konsep atau dimensi.
KON SEP
Dimensi-
dimensi
In dikator-
in dikator
Contoh:
Konsep informasi akuntansi manajemen memiliki 4 dimensi: 1) breadth of scope; 2) timeliness;
3) level of aggregation; dan 4) integrative nature
1. Dimensi breadth of scope dapat diukur dengan indikator-indikator :
a. sumber informasi eksternal
b. informasi non keuangan
c. berorientasi masa depan
2. Dimensi timeliness dapat diukur dengan indikator-indikator :
a. frekuensi pelaporan
b. kecepatan pelaporan
3. Dimensi level of aggregation dapat diukur dengan indikator-indikator:
a. informasi berdasarkan fungsi
b. informasi berdasarkan waktu
c. informasi berdasarkan model keputusan
Page | 3
4. Dimensi integrative nature dapat diukur dengan indikator-indikator :
a. ketepatan target
b. pelaporan terintegrasi
Contoh:
Konsep tingkat kesehatan bank memiliki 5 dimensi (CAMEL): 1) Capital 2) Asset 3) Management
4) Earnings, dan 5) Liquidity
1. Dimensi Capital (Permodalan) dapat diukur dengan indikator :
a. Rasio modal terhadap aktiva tertimbang menurut risiko
2. Dimensi Asset (Aktiva Produktif ) dapat diukur dengan indikator :
a. Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif
3. Dimensi Management (Manajemen) dapat diukur dengan indikator-indikator:
a. Manajemen Umum
b. Manajemen Risiko
4. Dimensi Earnings (Rentabilitas) dapat diukur dengan indikator-indikator :
a. Rasio laba terhadap rata-rata volume usaha
b. Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional
5. Dimensi Liquidity (Likuiditas) dapat diukur dengan indikator-indikator :
a. Rasio alat likuid terhadap utang lancar
b. Rasio kredit terhadap dana yang diterima
Skala (Scale)
Setelah konsep didefinisikan dan dioperasionalkan, maka selanjutnya adalah mengukurnya
menggunakan alat atau mekanisme tertentu dengan skala.
Skala merupakan alat atau mekanisme yang dapat digunakan untuk membedakan individu-
individu ke dalam variabel-variabel yang akan digunakan di dalam penelitian.
Page | 4
Tipe Skala
1. NOMINAL 2. ORDINAL
SKALA
4. RASIO 3. INTERVAL
• Nominal (N), bernilai klasifikasi. Misal: Pria dan Wanita untuk gender
• Ordinal (O), bernilai klasifikasi dan order (ada urutannya). Misal: penilaian (kurang, baik,
dan sangat baik)
• Interval (I), bernilai klasifikasi, order, dan berjarak (perbedaan dua nilai berarti). Misal:
skala likert 1 s.d. 5, dengan jarak dari 1-2 mempunyai jarak yang sama dari 2-3
• Rasio (R), Bernilai klasifikasi, order, berjarak, dan mempunyai nilai awal (origin). Misal:
waktu 20 menit mempunyai nilai awal 0. Rasio dalam hal ini tidak harus dalam
pembagian
Metode Penskalaan
Setelah memahami empat macam skala (NOIR), selanjutnya perlu memberikan nilai-nilai
kepada variabel yang sesuai dengan skalanya.
Page | 5
Terdapat dua macam metode penskalaan, yaitu:
Skala
Skala
Rating
Ranking
Page | 6
Pilihlah industri dari perusahaan :
……… Pabrikan
……… Jasa
……… Gas dan Minyak
……… Keuangan
……… Lainnya
Page | 7
Sangat
Sangat
Tidak
Berperan
1 2 3 4 5 Berperan
Page | 8
Bagaimana 10 Memuaskan
anda secara
umum menilai 5 Cukup Baik
dosen di mata
kuliah ini
1 Sangat Mengecewakan
• Membandingkan dua atau lebih objek untuk memilih objek yang lebih baik.
Page | 9
Diantara kandidat presiden, mana yang anda
pilih menjadi presiden perusahaan anda (beri
nilai ranking 1 s.d. 6):
……………………………. Roni
……………………………. Rini
……………………………. Dian
……………………………. Dine
……………………………. Dewi
Setelah variabel didefinisikan secara operasi dan menerapkan teknik penskalaannya, maka
harus diyakinkan bahwa instrumen yang dibuat harus mengukur senyatanya (actually) dan
seakuratnya (accurately) apa yang harus diukur dari konsep.
Validitas (Validity)
• Seberapa jauh suatu tes atau satu set dari operasi-operasi mengukur apa yang
seharusnya diukur
• Sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya
Page | 10
• Validitas menunjukkan tingkat dari kemampuan tes untuk mencapai sasarannya
• Validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya
diukur
• Pengujian validitas dilakukan dengan melihat korelasi skor item pernyataan variabel
dengan total skor variabel menggunakan koefisien korelasi.
• Kriteria pengujian jika koefisien korelasi r > 0,30 artinya item yang memiliki korelasi >
0,30 dapat dikatakan valid.
• Item (butir) yang baik adalah Item (butir) yang mempunyai korelasi antara 0,30 – 0,70.
Reliabilitas (Reliability)
• Konsistensi antar pengukuran secara berurutan
• Menunjukkan akurasi ketepatan dari pengukurnya
• Suatu pengukur dikatakan reliabel (dapat diandalkan) jika dapat dipercaya
• Untuk pengujian reliabilitas kuesioner digunakan Cronbach’s Alpha dengan rumus
sebagai berikut:
Page | 11
: Koefisien reliabilitas Cronbach’s Alpha
k : Jumlah item yang diuji
• Setelah nilai koefisien reliabilitas diperoleh, maka perlu ditetapkan suatu nilai koefisien
reliabilitas yang dianggap reliabel.
• Dalam hal ini koefisien reliabilitas antara 0,60 – 0,80 cukup baik.
Page | 12