Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman

Volume 3, Nomor 1, Tahun 2017


Tersedia Online: http://ojs.uniska.ac.id/index.php/BKA
e-ISSN 2477-6300

MOTIVASI BELAJAR SISWA SLOW LEARNER (STUDI KASUS DI SEKOLAH


DASAR NEGERI 4 BUANA SAKTI LAMPUNG)

Mutmainah

Institut Agama Islam Ma’arif NU (IAIMNU) Metro Lampung


E-mail: mutmainah.kons@gmail.com

ABSTRAK

Slow learner atau lamban belajar pada penelitian ini merupakan kondisi di mana anak mengalami kelambanan
dalam kemampuan kognitifnya dan berada di bawah rata-rata anak normal sehingga ia membutuhkan waktu
yang lebih lama untuk memahami atau menguasai materi pelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
lebih jauh mengenai motivasi belajar Ahmad sebagai siswa slow learner. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,
wawancara, dan angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar Ahmad sangat tinggi, namun
kemampuannya sangat rendah, terutama dalam aspek membaca. Lingkungan keluarga tidak mempengaruhi
motivasi belajar slow learner karena orang tua tidak memberikan fasilitas belajar yang lengkap, tidak
menciptakan situasi kondusif, tidak membimbing anak belajar, dan anggota keluarga tidak memiliki kebiasaan
belajar.

Kata Kunci: motivasi belajar, slow learner.

ABSTRACT

Slow learner in this study is a condition that child experiencing slow in the cognitive ability and under the
average normal child, it makes them need more time to understand and possesed the object of learning. This
study aimed to further find out about Ahmad’s learning motivation as a slow learner student. This research
utilize qualitative approach with case study method. The technique of collecting data using interview and
questionaire. The result of this study showed that learning motivation of Ahmad is very high, but his learning
ability very low, in addition reading aspect. The family did not affect motivation of slow learner because the
parents did not giving a complete learning facility, good situation, guiding, and the family member did not have
good learning behavior.

Keywords: learning motivation, slow learner.

Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 6
Mutmainah
Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman
Volume 3, Nomor 2, Tahun 2017
e-ISSN 2477-6300
PENDAHULUAN berkembang lebih lambat dari pada kecepatan normal.
Motivasi adalah suatu keadaan dalam diri Slow learner merupakan anak dengan tingkat
individu yang menyebabkan seseorang melakukan penguasaan materi yang rendah, padahal materi
kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Siswa untuk tersebut merupakan prasyarat bagi kelanjutan
dapat belajar mata pelajaran dengan baik, harus pelajaran berikutnya, sehingga mereka sering harus
mempunyai motivasi yang tinggi, baik itu motivasi mengulang. Kecerdasan mereka memang di bawah
intrinsik maupun motivasi ekstrinsik. Dengan motivasi rata-rata, tetapi mereka bukan anak yang tidak
yang tinggi hasil belajar dapat memuaskan, sebaliknya mampu, hanya mereka butuh perjuangan yang keras
dengan motivasi yang rendah hasil belajar tidak untuk menguasai apa yang diminta di kelas regular
memuaskan (Mappeasse, 2009). (Rosmawati, 2017).
Salah satu siswa yang memiliki motivasi Slow learner adalah anak yang memiliki
belajar yang rendah adalah slow learner. Hal tersebut keterbatasan potensi kecerdasan, sehingga proses
sesuai dengan pendapat Ana Lisdiana bahwa belajarnya menjadi lamban. Tingkat kecerdasan
“umumnya, seorang slow learner memiliki motivasi mereka sedikit dibawah rata- rata dengan IQ antara
belajar rendah.” Rendahnya motivasi belajar pada 80-90. Kelambanan belajar mereka merata pada semua
slow learner disebabkan kegagalan yang sering mata pelajaran. Slow learner disebut anak border line
dialaminya dalam belajar. Hal tersebut terkait dengan (“ambang batas”), yaitu berada di antara kategori
karakteristinya, yaitu memiliki IQ sedikit di bawah kecerdasan rata-rata dan kategori mental retardation
rata-rata (70-90 menurut skala WISC), sehingga slow (tunagrahita) (Suryani, 2010).
learner tidak mampu berkembang seperti anak normal Sedangkan definisi slow learner yang diberikan
pada umumnya (Kholifah, 2015) dan termasuk dalam oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI
kategori anak berkebutuhan khusus (Kushendar & adalah anak yang di sekolah mempunyai rata-rata di
Maba, 2017).. bawah enam sehingga mempunyai resiko cukup tinggi
Seperti kasus yang ditemui oleh peneliti pada untuk tinggal kelas. Slow Learner mempunyai tingkat
saat observasi. Seorang siswa kelas empat sekolah intelegensi di bawah rata-rata sekitar 75 – 90. Pada
dasar bernama Ahmad mengalami kesulitan dalam umumnya anak-anak tersebut mempunyai nilai yang
belajar, terutama dalam aspek membaca. Hal ini cukup buruk untuk semua mata pelajaran karena
menunjukkan bahwa seorang peserta didik mengalami mereka kesulitan dalam menangkap pelajaran. Mereka
kesulitan belajar. membutuhkan penjelasan yang berulang-ulang untuk
Salah satu siswa yang mengalami kesulitan satu materi pengajaran, menguasai keterampilan
belajar adalah siswa slow learner. Siswa dengan slow dengan lambat bahkan beberapa keterampilan tidak
learner dapat menimbulkan perasaan cemas, perasaan dikuasai. Siswa slow learner hampir dapat ditemui
cemas ini harus di atasi dengan praktis (Maba, 2017b). pada setiap sekolah inklusif. Lisdiana mengatakan
Siswa slow learner memiliki bakat atau IQ yang bahwa kurang lebih 14,1% anak termasuk anak
kurang memadai dibandingkan dengan siswa-siswa lamban belajar (Aziz, Sugiman, & Prabowo, 2016).
lainnya. Keadaan ini dapat berkenaan dengan keadaan Anak yang lambat dalam belajar disebabkan
dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan yang oleh dua faktor yakni faktor internal/faktor
dimilikinya dan juga dapat berkenaan dengan genetik/Hereditas dan faktor Eksternal/Lingkungan.
lingkungan yang tidak menguntungkan atau tidak Faktor internal/faktor genetik/Hereditas merupakan
mendukung bagi dirinya. Siswa- siswa slow learner faktor yang berasar dari dalam diri seseorang.
tidak hanya terbatas pada kemampuan akademik, Kelainan tingkah laku anak yang tergolong dalam
namun juga berkaitan dengan kemampuan- slow lerner adalah menggambarkan adanya sesuatu
kemampuan yang lain seperti pada aspek bahasa atau yang kurang sempurna pada pusat susunan syarafnya.
komunikasi, emosi, sosial atau moral (Rusmawati, Keadaan demikian itu biasanya terjadi semasa anak
Candiasa, Kom, Kirna, & Si, 2001). masih dalam kandungan ibunya atau pada waktu
Motivasi belajar yang dimiliki siswa dalam dilahirkan. Sedangkan faktor Eksternal/Lingkungan
setiap kegiatan pembelajaran sangat berperan untuk merupakan faktor yang berasal dari luar, Kondisi
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata lingkungan ini meliputi nutrisi, kesehatan, kualitas
pelajaran tertentu. Siswa yang bermotivasi tinggi stimulasi, iklim emosional keluarga, dan tipe umpan
dalam belajar memungkinkan akan memperoleh hasil balik yangdiperoleh melalui perilaku. Kedua faktor
belajar yang tinggi pula, artinya semakin tinggi tersebut sangat berpengaruh terhadap kemampuan
motivasinya, semakin intensitas usaha dan upaya yang akademik seseorang (Mardianti, 2013).
dilakukan, maka semakin tinggi prestasi belajar yang Kegiatan belajar siswa juga tidak dapat belajar
diperolehnya (Hamdu & Agustina, 2011). dengan lancar apabila siswa sebagai subyek tidak
Slow learner yaitu suatu istilah nonteknis yang memiliki motivasi untuk melaksanakannya. Motivasi
dengan berbagai cara dikenakan kepada anak-anak baik berasal dari dalam diri siswa maupun dari luar
yang sedikit terbelakang secara mental, atau yang diri siswa sangat berpengaruh dalam pencapaian

Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 7
Mutmainah
Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman
Volume 3, Nomor 2, Tahun 2017
e-ISSN 2477-6300
prestasi belajar. apabila siswa mempunyai motivasi terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan,
rendah untuk belajar maka akan menghasilkan prestasi yaitu cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan
belajar yang kurang maksimal. Kesulitan belajar juga (Novianti, 2011) Metode penelitian ini menggunakan
dipengaruhi oleh faktor ekstern, faktor tersebut terdiri jenis penelitian kualitatif. Menurut Taylor dan Bogdan
dari keluarga dan sekolah. Keluarga sangat berperan penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang
penting dalam pencapaian prestasi belajar karena menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
sebagian besar waktu siswa berada di rumah. Selain maupun lisan dari orang orang perilaku yang diamati
itu hambatan belajar tidak hanya dari keluaga, sekolah (Aunaya, 2017).
juga berperan dalam membantu keberhasilan siswa Studi Kasus ialah suatu serangkaian kegiatan
untuk mencapai prestasi yang baik.. Hal ini yang ilmiah yang dilakukan secara intensif, terinci dan
menghambat belajar siswa (St & Astutik, 2014). mendalam tentang suatu program, peristiwa, dan
Didalam belajar, apabila siswa dalam belajar aktivitas, baik pada tingkat perorangan, sekelompok
tidak memiliki minat terhadap bahan yang orang, lembaga, atau organisasi untuk memperoleh
dipelajarinya maka akan timbul suatu kebosanan dan pengetahuan mendalam tentang peristiwa tersebut.
apabila siswa tidak berbakat pada bahan yang Biasanya, peristiwa yang dipilih yang selanjutnya
dipelajari, maka proses belajar akan lamban karena disebut kasus adalah hal yang aktual (real-life events),
siswa tersebut akan kurang semangat terhadap apa yang sedang berlangsung, bukan sesuatu yang sudah
yang dipelajari. (Fatra, Sumarno, & Kartikowati, lewat (Rahardjo, 2017b).
2017). Instrumen pengumpul data adalah alat yang
Proses belajar-mengajar dan hasil belajar siswa dipakai untuk mendapatkan informasi yang
sebagian besar ditentukan oleh peranan dan dibutuhkan dalam penelitian (Maba, 2017a).
kompetensi guru. Guru yang kompeten akan lebih Instrumennya berupa wawancara dan angket.
mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif Peneliti mengawali dengan menentukan topik
dan akan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga penelitian yaitu tentang motivasi belajar siswa slow
hasil belajar siswa akan berada pada tingkat optimal learner yang mengalami kesulitan dalam belajar kelas
(Aritonang, 2008). Guru sebagai evaluator, mampu IV SD Negeri 4 Buana Sakti Kemudian peneliti
dan terampil melaksanakan penilaian, terus-menerus mempersiapkan proposal penelitian dan mengurus
mengikuti hasil belajar yang telah dicapai siswa dari perizinan yang dibutuhkan.
waktu ke waktu, dan dapat mengklasifikasikan Desain penelitian diartikan sebagai rencana yang
kelompok siswa yang pandai, sedang, kurang, atau memandu peneliti dalam proses pengumpulan,
cukup baik di kelasnya (Aritonang, 2008). analisis, dan interpretasi data (Rahardjo, 2017a) Pada
Pengajaran remedial adalah suatu bentuk penelitian ini desain yang digunakan adalah studi
pengajaran yang diberikan kepada siswa yang kasus tunggal embedded, menurut Sutopo ia
bertujuan untuk menyembuhkan, membuat pengajaran mengatakan studi kasus tunggal terpancang atau
menjadi lebih baik dan memperbaiki prestasi belajar embedded case study adalah karena fokus penelitan
siswa dengan menggunakan penyesuaian strategi telah di tentukan sebelum penelitan terjun menggali
belajar sehingga dapat memenuhi kriteria keberhasilan informasi data di lapangan (Eka Jaya, Sukino, &
minimal yang telah ditentukan. pengajaran remedial Maulu, t.t., hlm. 19).
untuk anak lamban belajar (Slow learner) adalah suatu Subyek dalam penelitian ini yaitu Ahmad.
bentuk pengajaran yang diberikan kepada siswa yang Ahmad adalah siswa kelas IV di SD Negri 4. Ahmad
mengalami kesulitan belajar, memiliki prestasi dan merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Ahmad
perkembangan belajar yang rendah dikarenakan tinggal bersama orang tua, dan kakak laki-laki. Alasan
mempunyai IQ 83, sehingga membutuhkan waktu peneliti memilih Ahmad sebagai subyek penelitian
yang lebih lama dalam kegiatan belajarnya adalah karena Ahmad memiliki permasalahan dalam
dibandingkan dengan anak lain yang memiliki potensi mengikuti pembelajaran di kelas. Ahmad
intelektual yang sama untuk memperbaiki prestasi membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
belajarnya dengan menggunakan penyesuaian strategi memahami materi dibandingkan teman-teman sekelas.
belajar sehingga dapat memenuhi kriteria keberhasilan Secara umum Ahmad merupakan anak yang
minimal yang telah ditentukan (Nursiyana, 2016). ceria seperti anak-anak seusianya. Ahmad mempunyai
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai rasa percaya diri. Ahmad selalu mengobrol dengan
motivasi belajar Ahmad sebagai siswa slow learner di teman-teman saat istirahat. Ahmad terlihat tidak
Sekolah Dasar Negeri 04 Buana Sakti Lampung. mempermasalahkan keadaan dirinya.
Objek dalam penelitian ini adalah motivasi
METODE belajar siswa. Motivasi belajar dilihat dari motivasi
Metode penelitian pada dasarnya merupakan intrinsik berupa keinginan untuk berprestasi, dorongan
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan untuk belajar, dan harapan akan cita-cita, dan motivasi
dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut ekstrinsik berupa adanya penghargaan, lingkungan

Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 8
Mutmainah
Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman
Volume 3, Nomor 2, Tahun 2017
e-ISSN 2477-6300
belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang Pertanyaan:
menarik (Nurahmawati, 2017). Apakah di SD Negri 4 Buanasakti ini ada siswa yang
Sampel penelitian menurut Sugiyono ia mengalami kesulitan belajar atau lamban dalam
menyatakan bahwa sampel adalah sebagian dari belajar?
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi Kemudian apa yang menjadi penyebab peserta didik
(Sugiyono, 2000). Penelitian ini dilakukan untuk tersebut mengalami kesulitan dalam belajar?
mengkaji secara mendalam motivasi belajar siswa Bagaimana pihak sekolah menangani siswa yang
slow learner sehingga ruang kelas IV Sekolah Dasar lamban dalam belajar tersebut?
Negeri 4 Buana Sakti sebagai lokasi penelitian yang
beralamat di desa Buana Sakti Kecamatan Batanghari Jawaban Kepala Sekolah: Iya ada
Kabupaten Lampung Timur. Waktu penelitian dimulai Jawaban Wali Kelas : Ada
pada bulan November 2017 tahap penyusunan hasil Jawaban Guru Kelas : pasti ada lah mbak ...namanya
penelitian yang selesai pada bulan Desember 2017. anak kan mempunyai kemampuan masing-masing
Teknik pengumpulan data yakni membicarakan Jawaban Kepala Sekolah: faktornya anak tersebut
tentang bagaimana cara penulis mengumpulkan data kurang lancar dalam hal membaca..
(Muhadjir, 2006). Dalam pengumpulan data peneliti Jawaban Wali Kelas : karena faktor turunan, karena
menggunakan beberapa metode yaitu metode kalau orang tunya pandai pasti akan memperhatikan
observasi, metode wawancara dan metode penyebaran belajarnya... menanyakan tentang nilai anaknya
angket kepada peserta didik. Berikut adalah penjelasan sekolah.
masing-masing tekhnik yang digunakan. Metode Jawaban Guru Kelas: faktornya yaaa....ada yang
observasi sendiri adalah kegiatan keseharian manusia tidak suka dengan mata pelajarannya, tidak suka
dengan menggunakan panca indera mata dan dibantu dengan gurunya.
dengan panca indera lainnya (Sugiyono, 2000). Jawaban Kepala Sekolah: diberikan
Sedangkan metode wawancara adalah proses tanya motivasi...contohnya diberi hadiah ketika mendapat
jawab lisan dimana dua orang atau lebih bertatap peringkat kelas..seperti..buku...alat tulis..supaya anak
muka secara fisik untuk mengetahui tanggapan, tersebut semangat untuk belajar membaca.
pendapat, dan motivasi seseorang terhadap suatu Jawaban Wali Kelas :Yaaa.....Dibina...
obyek (Soegijono & KR, 1993). Peneliti melakukan diarahkan....apabila belum paham diadakan remedi
wawancara langsung dan wawancara tidak langsung. Sering diulang, supaya anak itu benar-benar paham,
Dalam hal ini peneliti mewawancarai kepala sekolah, Selalu diingatkan supaya tidak lupa ,,pulang dikasih
wali kelas. Dan yang terakhir adalah metode kuesioner PR supaya anak itu belajar.
(angket) yaitu daftar pertanyaan terstruktur dengan Jawaban Guru Kelas: Memakai alat peraga supaya
alternatif jawaban yang telah tersedia sehingga anak itu tertarik belajar
responden tinggal memilih jawaban sesuai dengan Dengan demikian hasil wawancara yang
aspirasi, persepsi, sikap, keadaan atau pendapat diperoleh mendukung hasil analisis dari angket yang
pribadinya (Rahman & Dewantara, 2017). telah diisi oleh siswa, yakni tingkat Slow Learner
siswa SD Negri 4 Buana Sakti ini tergolong cukup.
HASIL DAN PEMBAHASAN Savage mengemukakan bahwa pada
SD N 4 Buanasakti merupakan salah satu umumnya siswa yang tidak bisa menangkap semudah
sekolah dasar yang berada di desa Buanasakti anak lain, salah satunya siswa yang lambat dalam
Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur belajar, siswa yang membutuhkan waktu lebih banyak
dengan jumlah seluruh siswa 40 orang, kelas I untuk mengerjakan tugas, dan siswa yang dapat
berjumlah 6 orang, kelas II berjumlah 5 orang, kelas menyelesaikan tugas namun memiliki banyak jawaban
III berjumlah 6 orang, kelas IV berjumlah 12 orang, yang kurang tepat disebut slow learner. Beliau
kelas V berjumlah 8 orang, dan kelas VI berjumlah 3 mengungkapkan bahwa, “.. the child whose
orang, dengan jumlah guru yang mengajar disana ada achievement is below that of the rest of the group; in
6 orang. short, the child who has trouble learning. Siswa yang
Seorang siswa bernama Ahmad kelas IV SD memiliki kemampuan di bawah kelompok, pada
mengalami masalah slow learner atau lamban dalam umumnya mereka memiliki masalah dalam belajar
belajar. Ahmad kurang mampu menyelesaikan tugas (Wijaya, 2016).
yang diberikan guru, sulit memahami pelajaran yang Sedangkan Nani Triani dan Amir
dijelaskan oleh guru, merasa tidak mampu dalam mengemukakan bahwa anak dengan prestasi belajar
menghadapi pelajaran yang sulit dan tidak berusaha rendah tetapi IQ nya sedikit di bawah rata-rata disebut
memecahkannnya. anak yang lamban belajar atau slow learner. Siswa
Berdasarkan hasil observasi, wawancara dengan kategori slow learner cenderung pernah
dengan guru kelas didapatkan hasil penelitian tentang tinggal kelas sehingga biasanya akan dijauhi oleh
motivasi belajar slow learner sebagai berikut. teman sekelas. Anak-anak dengan lamban belajar atau

Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 9
Mutmainah
Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman
Volume 3, Nomor 2, Tahun 2017
e-ISSN 2477-6300
slow learner tidak hanya terbatas pada kemampuan Aziz, A. N., Sugiman, S., & Prabowo, A. (2016).
akademik melainkan juga pada kemampuan- Analisis Proses Pembelajaran Matematika
kemampuan yang lain pada seperti aspek bahasa atau pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
komunikasi, emosi dan sosial (Anggraeni, 2015). Slow Learner di Kelas Inklusif. Kreano,
Mumpuniarti menjelaskan anak lamban belajar Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif, 6(2),
apabila dimasukkan di sekolah luar biasa golongan C 111.
(tuna grahita) maka akan menjadi yang paling pandai, https://doi.org/10.15294/kreano.v6i2.4168
tetapi jika di sekolah umum maka menjadi yang paling Eka Jaya, P. U., Sukino, P., & Maulu, H. (t.t.).
bodoh. Kecerdasan anak lamban belajar berada di Manajemen Perpustakaan Sekolah Menengah
bawah kecerdasan rata-rata dan berada di atas Atas (Studi Kasus SMA Negeri Terakreditasi
kecerdasan anak tuna grahita, dengan demikian anak A Kota Pontianak). JURNAL SOCIA, 14(1).
lamban belajar juga sering disebut dengan border line Fatra, M., Sumarno, S., & Kartikowati, S. (2017).
atau ambang batas. Anak lamban belajar perlu Analisis Kesulitan Belajar Dan Faktor Yang
diberikan bantuan atau penanganan khusus agar dapat Mempengaruhi Siswa Pada Mata Pelajaran
mengikuti pelajaran seperti anak lainnya. Ekonomi Di Sman Binaan Khusus Kota
Dumai. Jurnal Ta’lim, 5(2), 59–74.
PENUTUP Hamdu, G., & Agustina, L. (2011). Pengaruh motivasi
Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan, belajar siswa terhadap prestasi belajar IPA di
dapat ditarik simpulan sebagai berikut. Motivasi sekolah dasar. Jurnal penelitian pendidikan,
belajar Ahmad cukup tinggi. Namun, Kemampuan 12(1), 90–96.
membaca yang dimiliki masih rendah, sehingga Kholifah, R. (2015). Motivasi Belajar Seorang Slow
memacunya untuk giat belajar, seperti: rajin mengikuti Learner di Kelas IV SD Kanisius Pugeran 1.
pelajaran, mau memperhatikan penjelasan guru dan PGSD.
mengerjakan tugas, serta rajin belajar di rumah. Kushendar, K., & Maba, A. P. (2017). Bahaya Label
Lingkungan keluarga/rumah tidak Negatif Terhadap Pembentukan Konsep Diri
mempengaruhi motivasi belajar subjek penelitian. Anak Dengan Gangguan Belajar. Nidhomul
Orang tua tidak memberikan fasilitas belajar yang Haq: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam,
lengkap, tidak menciptakan situasi kondusif, tidak 2(3), 95–102.
membimbingnya belajar, serta anggota keluarga yang Maba, A. P. (2017a). Mengembangkan Kemampuan
tidak memiliki kebiasaan belajar. Anak lamban belajar Resolusi Konflik Interpersonal Siswa Melalui
memerlukan bimbingan khusus dari guru apabila Bimbingan Kelompok dengan Teknik
berada di sekolah normal agar dapat mengikuti Sosiodrama. Open Science Framework.
pelajaran dengan optimal sesuai dengan tingkat https://doi.org/10.17605/OSF.IO/E9Q2S
kemampuannya. Maba, A. P. (2017b). Paradoxical intervention dalam
Guru hendaknya menyampaikan tujuan dan bimbingan dan konseling untuk mengatasi
manfaat pembelajaran kepada siswa di setiap awal kecemasan. Counsellia: Jurnal Bimbingan
pembelajaran agar siswa lebih termotivasi untuk dan Konseling, 7(2), 99–109.
belajar. Guru hendaknya memberikan penguatan Mappeasse, M. Y. (2009). Pengaruh Cara dan
berupa pujian atau hadiah untuk memotivasi siswa Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar
dalam belajar. Guru hendaknya menurunkan tingkat Programmable Logic Controller (PLC) Siswa
kesulitan tugas-tugas yang diberikan. Guru kelas Kelas III Jurusan Listrik SMK Negeri 5
hendaknya membuat buku penghubung sebagai media Makassar. Jurnal Medtek, 1(2), 1–6.
komunikasi dengan orang tua untuk menyampaikan Mardianti, M. (2013). Pengaruh Slow Learner dan
perkembangan belajar siswa, baik slow learner Kejenuhan Belajar Terhadap Kesulitan
maupun siswa lainnya. Belajar Fisika Siswa Mts Madani Alauddin
Paopao Kabupaten Gowa. JPF (Jurnal
REFERENSI Pendidikan Fisika) Universitas Islam Negeri
Anggraeni, L. (2015). Kecerdasan Interpersonal Siswa Alauddin Makassar, 4(1), 14–27.
Slow Learner Di Kelas Iii Sd Negeri Jlaban Muhadjir, N. (2006). Metode Penelitian. Cetakan
Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulon Progo kedua, Alfabeta, Bandung.
Yogyakarta. Pgsd. Novianti, N. R. (2011). Kontribusi pengelolaan
Aritonang, K. T. (2008). Minat dan motivasi dalam laboratorium dan motivasi belajar siswa
meningkatkan hasil belajar siswa. Jurnal terhadap efektivitas proses pembelajaran.
Pendidikan Penabur, 7(10), 11–21. Jurnal Pendidikan MIPA. Edisi khusus, (1),
Aunaya, G. Z. (2017). Pembinaan Karakter Di SD 158–166.
Muhammadiyyah 16 Surakarta. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 10
Mutmainah
Jurnal Bimbingan dan Konseling Ar-Rahman
Volume 3, Nomor 2, Tahun 2017
e-ISSN 2477-6300
Nurahmawati, A. (2017). Studi Kasus Tentang Pembelajaran Kooperatif TGT terhadap
Motivasi Belajar Siswa Slow Learner Di Prestasi Belajar Matematika Ditinjau dari
Kelas Iii. Basic Education, 6(4), 281–288. Motivasi Berprestasi Siswa Kelas VIII SMP
Nursiyana, O. (2016). Pelaksanaan Pengajaran Negeri 2 Semarapura Tahun Pelajaran
Remedial Anak Lamban Belajar (Slow 2012/2013. Jurnal Teknologi Pembelajaran,
Learner) Di Kelas Iii Sekolah Dasar Negeri 1 3.
Krakal Kecamatan Alian Kabupaten Soegijono, M. S., & KR, D. (1993). Wawancara
Kebumen. PGSD. Sebagai Salah Satu Metode Pengumpulan
Rahardjo, M. (2017a). Desain penelitian studi kasus: Data. Media Penelitian dan Pengembangan
Pengalaman empirik. Kesehatan, 3(1).
Rahardjo, M. (2017b). Studi kasus dalam penelitian St, S., & Astutik, S. (2014). Family Therapy Dalam
kualitatif: konsep dan prosedurnya. Menangani Pola Asuh Orang Tua Yang Salah
Rahman, A., & Dewantara, R. Y. (2017). Pengaruh Pada Anak Slow Learner. Jurnal Bimbingan
Kemudahan Penggunaan dan Kemanfaatan dan Konseling Islam, 3(1), 17–35.
Teknologi Informasi terhadap Minat Sugiyono, D. (2000). Metode Penelitian. Bandung:
Menggunakan Situs Jual Beli Online”(Studi CV Alvabeta.
Kasus pada Pengguna Situs Jual Beli “Z”). Suryani, Y. E. (2010). Kesulitan belajar. Magistra,
Jurnal Administrasi Bisnis, 52(1), 1–7. 22(73), 33.
Rosmawati, R. (2017). Pengaruh antara Slow Learner Wijaya, A. S. D. (2016). Layanan Akomodasi Guru
Terhadap Kesulitan Belajar Biologi MTs. Dalam Pembelajaran Untuk Siswa Lamban
BuLu-BuLu Kab Jeneponto. Universitas Belajar (Slow Learner) Di Kelas Va, Sd
Islam Negeri Alauddin Makassar. Negeri Tamansari I, Kota Yogyakarta, Tahun
Rusmawati, P. E., Candiasa, I. M., Kom, M. I., Kirna, Pelajaran 2015/2016. PGSD.
I. M., & Si, M. (2001). Pengaruh Model

Dipublikasikan Oleh :
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal
Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin 11

Anda mungkin juga menyukai