OLEH
SRI DEWINA
NIM : 1907149010250
DOSEN PEMBIMBING
Ns. DONA AMELIA,M.Kep
1. Pengertian Nyeri
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat
subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya,
dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang
dialaminya. (Hidayat, 2009)
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan
ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).
Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori
subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan
jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.
Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa nyeri adalah suatu keadaan
yang tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut saraf
dalam tubuh ke otak yang diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis, dan emosional.
2. Fisiologi Nyeri
Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri
yang dimaksud adalah nociceptor, merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki
sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya
pada visera, persendian, dinding arteri, hati, dan kandung empedu. Reseptor nyeri dapat
memberikan respons akibat adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut dapat
berupa zat kimiawi seperti histamin, bradikinin, prostaglandin, dan macam-macam asam
yang dilepas apabila terdapat kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigenasi.
Stimulasi yang lain dapat berupa termal, listrik atau mekanis.
Selanjutnya, stimulasi yang diterima oleh reseptor tersebut ditransmisikan berupa
impuls-impuls nyeri ke sumsum tulang belakang oleh dua jenis serabut yang bermyelin rapat
atau serabut A (delta) dan serabut lamban (serabut C). Impuls-impuls yang ditransmisikan
oleh serabut delta A mempunyai sifat inhibitor yang ditransmisikan ke serabut C. Serabut-
serabut aferen masuk ke spinal melalui akar dorsal (dorsal root) serta sinaps pada dorsa horn.
Dorsal horn terdiri atas beberapa lapisan atau laminae yang saling bertautan. Di antara
lapisan dua dan tiga terbentuk substantia gelatinosa yang merupakan saluran utama impuls.
Kemudian, impuls nyeri menyeberangi sumsum tulang belakang pada interneuron dan
bersambung ke jalur spinal asendens yang paling utama, yaitu jalur spinothalamic tract (STT)
atau jalur spinothalamus dan spinoreticular tract (SRT) yang membawa informasi tentang
sifat dan lokasi nyeri. Dari proses transmisi terdapat dua jalur mekanisme terjadinya nyeri,
yaitu jalur opiate dan jalur nonopiate.
Jalur opiate ditandai oleh pertemuan reseptor pada otak yang terdiri atas jalur spinal
desendens dari thalamus yang melalui otak tengah dan medula ke tanduk dorsal dari sumsum
tulang belakang yang berkonduksi dengan nociceptor impuls supresif. Serotonin merupakan
neurotransmiter dalam impuls supresif. Sistem supresif lebih mengaktifkan stimulasi
nociceptor yang ditransmisikan oleh oleh serabut A. Jalur nonopiate merupakan jalur
desenden yang tidak memberikan respons terhadap naloxone yang kurang banyak diketahui
mekanismenya (Hidayat, 2009).
NRS di satu sisi juga memiliki kekurangan, yakni tidak adanya pernyataan spesifik terkait
tingkatan nyeri sehingga seberapa parah nyeri yang dirasakan tidak dapat diidentifikasi
dengan jelas.
Saat menjalankan prosedur ini, dokter akan meminta pasien untuk memilih wajah yang
kiranya paling menggambarkan rasa nyeri yang sedang mereka alami.
Seperti terlihat pada gambar, skala nyeri dibagi menjadi:
Raut wajah 1, tidak ada nyeri yang dirasakan
Raut wajah 2, sedikit nyeri
Raut wajah 3, nyeri
Raut wajah 4, nyeri lumayan parah
Raut wajah 5, nyeri parah
Raut wajah 6, nyeri sangat parah
5. McGill Pain Questinonnaire (MPQ)
Metode penghitungan skala nyeri selanjutnya adalah McGill Pain Questinnaire (MPQ).
MPQ adalah cara mengetahui skala nyeri yang diperkenalkan oleh Torgerson dan Melzack
dari Universitas Mcgill pada tahun 1971. Sesuai dengan namanya, prosedur MPQ berupa
pemberian kuesioner kepada pasien. Kuesioner tersebut berisikan kategori atau kelompok rasa
tidak nyaman yang diderita.
Terdapat 20 kelompok yang masing-masing terdiri dari sejumlah kata sifat (adjektiva). Pasien
diminta untuk memilih kata-kata yang kiranya paling menggambarkan kondisi mereka saat
ini.
Kelompok 1-10
Menggambarkan kualitas sensorik dari nyeri. Gejala yang termasuk dalam kelompok ini
di antaranya:
Berdenyut
Menusuk
Panas
Kesemutan
Gatal
Perih
Kram
Koyak
Kelompok 11-15
Kelompok 11-15 menggambarkan efektivitas nyeri, seperti:
Melelahkan
Memuakkan
Menakutkan
Celaka
Kejam
Membunuh
Kelompok 16
Sementara itu, adjektiva pada kelompok 16 lebih ke dimensi evaluasi, terdiri atas:
Menjengkelkan
Menyusahkan
Sengsara
Tak tertahankan
Kelompok 17-20
Terakhir, kelompok 1-20 berisi kata-kata yang sifatnya spesifik, seperti:
Menyiksa
Mengerikan
Dingin
Memancarkan
Menembus
Lazimnya, dokter akan meminta pasien memilih tiga kata dari kelompok 1-10, dua kata
dari kelompok 11-15, satu katan dari kelompok 16, dan satu kata dari kelompok 17-20.
Setelah itu, dokter menjumlahkan kata-kata yang dipilih oleh pasien sehingga menghasilkan
angka total yang digunakan untuk menentukan skala nyeri.
5. Jenis Gangguan
Secara umum, nyeri dibagi menjadi dua,yakni nyeri akut dan kronis. Nyeri akut
merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, yang tidak melebihi 6
bulan dan ditandai dengan adanya peningkatan tegangan otot. Nyeri kronis merupakan nyeri
yang timbul secara perlahan-lahan, biasanya berlangsung dalam waktu yang cukup lama,
yaitu lebih dari 6 bulan. Yang termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal,
sindrom nyeri kronis, dan nyeri psikosomatis. Ditinjau dari sifat terjadinya, nyeri dapat
dibagi ke dalam beberapa kategori, di antaranya nyeri tertusuk dan nyeri terbakar.
Selain klasifikasi nyeri di atas, terdapat jenis nyeri yang spesifik, di antarnya nyeri
somatis, nyeri viseral, nyeri menjalar (referent paint), nyeri psikogenik, nyeri phantom dari
ekstremitas, nyeri neurologis, dan lain-lain.
Nyeri somatis dan nyeri viseral ini umumnya bersumber dari kulit dan jaringan di bawah
kulit (superfisial) pada otot dan tulang. Perbedaan dari kedua jenis nyeri ini dapat dilihat
pada tabel berikut :
Karakteristik Nyeri Somatis Nyeri Viseral
Superfisial Dalam
Kualitas Tajam, menusuk, Tajam, tumpul, Tajam, tumpul,
membakar. nyeri terus. nyeri terus,
kejang.
Menjalar Tidak Tidak Ya
Stimulasi Torehan, abrasi Torehan, panas, Distensi, iskemia,
terlalu panas dan iskemia spasmus, iritasi
dingin. pergeseran kimiawi (tidak
tempat. ada torehan).
Reaksi Tidak Ya Ya
Otonom
Refleks Tidak Ya Ya
Kontraksi Otot
Nyeri menjalar adalah nyeri yang terasa pada bagian tubuh yang lain, umumnya terjadi
akibat kerusakan pada cedera organ viseral. Nyeri psikogenik adalah nyeri nyeri yang tidak
diketahui secara fisik yang timbul akibat psikologis. Nyeri phantom adalah nyeri yang
disebabkan karena salah satu ekstremitas diamputasi. Nyeri neurologis adalah bentuk nyeri
yang tajam karena adanya spasme di sepanjang atau di beberapa jalur saraf.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. A. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan, Buku 1. Jakarta : Salemba Medika.
http://qittun.blogspot.com/2008/10/konsep-dasar-nyeri.html
Tim Pokja DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Cetakan ke III. Jakarta
Tim Pokja DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Cetakan ke II. Jakarta
Tim Pokja DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Cetakan ke II. Jakarta