PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu ekonomi kesehatan yang merupakan hasil dari integrasi dua disiplin ilmu
yangtelah baku ,yaitu ekonomi dan ilmu kesehatan .Ilmu kesehatan relative
baru berkembang.perkembagan ini dirasakan teruama di Negara-negara
maju .Dewasa ini ilmu tersebut dirasakan semakin berperan di Negara-negara
berkembang termasuk indonesia, dimana peran tersebut antara lain dalam
penentuan kebijakan di bidang kesehatan
Sejalan dengan kebutuhan akan penerapan ilmu ekonomi kesehatan
tersebut,perlu di kembangkan rumusan-rumusan /konsep pembakuan ilmunya
.Pembakuan tersebut tidak saja mencakup landasan ontologynya,tetapi juga
mencakup landasan epistomologynya .
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan ekonomi kesehatan?
2. Sejauhmana ruang lingkup ekonomi kesehatan ?
3. Bagaimana maksut dari ekonomi kesehatan sebagai Walfare Economics?
4. Apakah sasaran dari ilmu ekonomi kesehatan ?
5. Bagaimana ciri khusus sector kesehatan ?
6. Bagaimana ciri khusus yang dimiliki ekonomi kesehatan ?
7. Apakah bidang kajian dari ekonomi kesehatan ?
8. Bagaimana hubungan pembangunan ekonomi dan pembagunan
kesehatan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui makna dari ekonomi kesehatan
2. Untuk mengetahui ruang lingkup dari ekonomi kesehatan
3. Untuk mengetahui maksud dari ekonomi kesehatan sebagai Walfare
Economics
4. Untuk mengetahui dari ilmu ekonomi kesehatan
5. Untuk mengetahui ciri khusus sector kesehatan
6. Untuk mengetahui ciri khusus yang dimiliki ekonomi kesehatan
7. Untuk mengetahui bidang kajian dari ekonomi kesehatan
8. Untuk mengetahui hubungan pembangunan ekonomi dan pembagunan
kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
2. Upaya kesehatan
Di dalam sistem kesehatan nasional upaya kesehatan adalah bertujuan
untuk mewujudkan derajat kesehatan yang oktimal .faktor pelayanan
kesehatanmeliputi empat kegiatanyaitu upaya
promotif,upaya,preventif,upaya kuratif dan upaya rehabilitative
c. Keturunan
Banyak penyakit-penyakit yang dapat dicegah, namun sebagian
penyakit tidak dapat dihindari, seprti penyakit akibat dari bawaan atau
keturunan. Semakin besar penduduk yang memiliki risiko penyakit
bawaan akan semakin sulit upaya meingkatkan derajat kesehatan. Oleh
karena itu perlu adanya konseling perkawinan yang baik untuk
menghindari penyakit bawaan yang sebenarnya dapat dicegah
munculnya. Akhir-akhir ini teknologi kesehatan dan kedokteran
semakin maju. Teknologi dan kemampuan tenaga ahli harus diarahkan
untuk meningkatkan upaya mewujudkan derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.
d. Pelayanan kesehatan.
Ketersediaan fasilitas dengan mutu pelayanan yang baik akan
mempercepat perwujudan derajat kesehatan masyarakat. Dengan
menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang bermutu secara
merata dan terjangkau akan meningkatkan akses masyarakat ke
fasilitas pelayanan kesehatan. Ketesediaan fasilitas tentunya harus
ditopang dengan tersedianya tenaga kesehatan yang merata dan cukup
jumlahnya serta memiliki kompetensi di bidangnya. Saat ini
pemerintah telah berusaha memenuhi 3 aspek yang sangat terkait
dengan upaya pelayanan kesehatan, yaitu upaya memenuhi
ketersediaan tasilitas pelayanan kesehatan dengan membangun
Puskesmas, Polindes, Pustu dan jejaring lainnya. Pelayanan rujukan
juga ditingkatkan dengan munculnya rumah sakit-rumah sakit baru di
setiap kabupaten/kota. Upaya meningkatkan akses masyarakat ke
fasilitas pelayanan kesehatan secara langsung juga dipermudah dengan
adanya program jaminan kesehatan (Jamkesmas) bagi masyarakat
kurang mampu. Program ini berjalan secara sinergi dengan program
pemerintah laiinya seperti Program bantuan langsung tunai (BLT),
Wajib belajar dan ain-lain. Untuk menjamin agar fasilitas pelayanan
kesehatan dapat memberi pelayanan yang efektif bagi masyarakat,
maka pemerintah melaksanakan program jaga mutu. Untuk pelayanan
di rumah sakit program jaga mutu dilakukan dengan melaksanakan
akreditasi rumah sakit.
Ke empat faktor yang mempengaruhi kesehatan di atas tidak
dapat berdiri sendiri, namun saling berpengaruh. Oleh karena itu upaya
pembangunan harus dilaksanakn secara simultan dan saling
mendukung. Upaya kesehatan yang dilaksanakan harus bersifat
komperhensif, hal ini berarti bahwa upaya kesehatan harus mencakup
upaya preventif/promotif, kuratif dan rehabilitatif.
Dengan berbagi upaya di atas, diharapkan peran pemerintah
sebagai pembuat regulasi, dan pelaksana pembangunan dapat
dilaksanakan. Dengan menerapkan pelayanan kesehatan 24 Jam untuk
masyarakat dengan penuh ikhlas dan tangggungjawab, diusahakan
jangan sampai menghilangkan culture atau budaya bangsa Indonesia
dimana mahluk hidup saling membutuhkan satu sama lain.
G. Bidang kajian
Bidang kajian (ontology) ekonomi kesehatan dibagi sesuai dengan bidang
kajian ilmu ekonomi, yaitu bidang kajian yang bersifat makro dan bidang
kajian bersifat mikro. Bidang kajian makro menelaah sector kesehatan secara
menyeluruh serta hubungannya secara timbal balik dengan sektor-sektor
sosial ekonomi lainnya. dalam hal ini, telaah bertujuan rnenqkuantflsir
kontribusi sektor kesehatan bagi bangunan ekonomi. Dalam hal ini kontribusi
sektor kesehatan dalam ukuran moneter. Sebaliknya, telaahan makro ini juga
melihat apa pengaruh kebijaksanaan dan pelaksanaan pembangunan sektor
lain terhadap derajat kesehatan. Contoh klasik adalah hubungan antara
pembangunan bendungan aswan dengan epidemiology penyakit
Schistosomiasisi di Mesir, pengaruh pembukaan hutan di Brazil dengan
malaria, kegiatan industry di Teluk Minimata dengan keracunan merkuri,
meningkatnya sektor transportasi dengan kematian akibat kecelakaan, dan
lain-lain. Selanjutnya, dampak positif pembangunan sektor lain terhadap
derajat kesehatan juga menjadi focus telaahan makro ini. misaInya, bagaimana
pengaruh kebijaksanaan subsidi terhadap accessibility pelayanan kesehatan,
peningkatan produksi pangan terhadap status gizi masyarakat dan sebagainya.
Dalam kaitannya dalam alokasi anggaran sektoral, telaahan makro melihat
bagaimana biaya kesehatan dikaitkan dengan perkembangan perekonomian,
bagaimana pengaruh kebijaksanaan moneter dan fiscal terhadap kecukupan
dan kesehatan dan lain-lain. Bidang kajian mikro adalah isu atau program
spesifik sector kesehatan. Ini misaInya menyangkut aspek produksi (supply)
dan aspek konsumsi (utilization atau demand) pelayanan atau program
kesehatan. Dalam aspek produksi, ekonorni kesehatan misainya menelaah
biaya dari berbaqai input program kesehatan seperti fasilitas, bahan- bahan,
tenaga kesehatan, dan lain-lain. Analisa biaya pada berbagai alternative
program dapat beri gambaran tentang cost Efisiensi dan Cost Effectiveness
masing-masing program tersebut. Masih dalam aspek produksi, bidang
telaahan lainnya adalah aspek pembiayaan secara keseluruhan: apa saja
sumber biaya program kesehatan tertentu adalah (pemerintah, swasta, out of
pocket, dll ) berapa besarnya, bagaaimana trendnya, bagaimana system
mobilitasnya, (asuransi, grant, anggaran pemerintah, out of pocket payment,
dll). Kemudian, ekonomi kesehatan juga menelaah aspek alokasi sumber daya
tersebut. Alokasi ini bisa bersifat vertical,antarprogram, antarmata anggaran
program, dan lain-lain.
Dalam aspek konsumsi (demand), ekonomi kesehatan menelaah pola
penggunaan pelayanan kesehatan dan diferensiasinya menurut fasilitas, strata
pendapatan, strata pendidikan, kota-desa, kelompok umur, pekerjaan dan lain
sebagainya. Kemudian telaahan demand juga mengkuantifisir bagaimana
faktor-faktor tertentu terhadap pola konsumsi pelayanan kesehatan tersebut,
misalnya tariff, subsidi, asuransi kesehatan, pendapat, opportunity cost.
H. Hubungan pembangunan ekonomi dan pembangunan kesehatan
Pembangunan dapat diartikan sebagai suatu upaya memanfaatkan peluang-
peluang yang lazim secara teratur. Pad a tingkat Negara, hal tersebut
menunjukkan suatu proses secara terus menerus yang mempunyai banyak
aspek. Tiga aspek yang harus dipertimbangkanadalah aspek ekonomi,
demografi dan kesehatan. Saat ini pemikiran mengenai pembangunan
ekonomi digunakan dalam dua cara yaitu pertama, untuk membeda-bedakan
suatu komunitas dan Negara dalam suatu skala mulai dari kategori miskin
sampai kategori kaya. Kedua, untuk menunjukkan proses perubahan dari
Negara miskin menjadi Negara yang relatif lebih kaya.
Pada tahun 1950-an daya dorong dari proses ekonomi ini dipandang
Sebagai investasi. Hal ini telah rnenambah perolehan pendapatan yang pada
akhirnya memungkinkan pendayagunaan sumber-sumber ekonomi untuk
program investasi lebih lanjut asalkan tidak tertelan oleh pertumbuhan
penduduk meningkatnya konsumsi.model ini bisa disebut dalam teori
pembangunan kapitalis dan teori pembangunan sosialis. Esensi dari
kebijaksanaan , bangunan ini adalah dilakukannya investasi sebanyak
mungkin, sambil terus menerus menekan pertumbuhan penduduk dan tingkat
konsumsi.
Namun, tampaknya peristiwa yang terjadi pada tahun 1960 dan 1970-
an telah membuat teori tersebut dinilai terlalu menyederhanakan persoalan,
karena persoalan investasi ternyata tidak hanya melibatkan modal fisik tetapi
juga perhitungan faktor keuangan, teknologi dan organisasi sosial yang
mempunyai permasalahan tersendiri. Dengan demikian, pembangunan
ekonomi tidak lagi dipandang sebagai suatu proses sederhana, suatu proses
penyuntikan modal bagi sistem perekonomian dengan harapan memberikan
keuntungan otomatis dalam pembangunan dankesejahteraan man usia. Kini
telah disadari bahwa hal ini juga membawa akibat negatif. Karena modal
ternyata bukan sebuah "peluru ajaib", dan perencanaan pembangunan menjadi
lebih rumit karena harus memperhitunqkan semua aspek ekonomi termasuk
masalah kesehatan.
Pembangunan kesehatan merupakan istilah yang sering digunakan
untuk menunjukkan proses perubahan tingkat kesehatan masyarakat dari
tingkat yang 0rang menjadi lebih baik sesuai dengan standar kesehatan.
Hakekat perubahan dapat dikenali dengan mengamati kasus kematian bayi.
Masyarakat yang tingkat kesehatannya buruk, kematian bayi mereka lebih
banyak disebabkan oleh yakit diare ataupun penyakit gangguan pernafasan.
Penelitian atas pertumbuhan ekonomi khususnya di Amerika Serikat
menunjukkan bahwa perubahan dalam GNP bukan ditunjukkan semata-mata
oleh adanya perkembangan dalam tenaga kerja atau modal, tetapi dari factor
residual, yang kemudian ternyata merupakan peningkatan kualitas dari faktor-
faktor produksi. Dalam hubungan inilah peranan kesehatan dan pendidikan
yanq mempengaruhi kualitas sumber daya manusia menjadi penting.
Penelitian yang dilakukan oleh Schultz (1960) dan Denison (1962)
enunjukkan bahwa sekitar 20% dari pertumbuhan ekonomi di Amerika untuk
beberapa dasawarsa disebabkan oleh perbaikan dalam tingkat ekonomi.
Sementara itu kesehatan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi melalui
penerapan cara misalnya perbaikan kesehatan seseorang akan menyebabkan
pertambahan dalam partisipasi tenaga kerja, perbaikan kesehatan dapat pula
perbaikan dalam tingkat pendidikan yang kemudian menyumbang terhadap
pertumbuhan ekonomi, atau pun perbaikan kesehatan menyebabkan
bertambahnya penduduk yang akan membawa tingkat partisipasi angkatan
kerja. Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas sumber daya
manusia terletak pada keadaan kesehatannya sendiri. Rendahnya tingkat gizi
dan kalori bagi tiap-tiap penduduk usia muda di pedesaan akan menghasilkan
pekerja yang kurang produktif dengan tingkat mental ang agak terbelakang.
Pada selanjutannya, hat ni akan menyebabkan produktivitas yang kurang
tinggi dan menqakibatkan tingkat output yang rendah.
1. Sumbangan sektor kesehatan terhadap pertumbuhan ekonomi
Tampaknya ada semacam persetujuan di kalangan para peneliti bahwa
timbulnya kekurangan gizi serta derajat kesehatan masyarakat erat
hubungannya dengan kemiskinan, sehingga sang at dimungkinkan apabila
derajat kesehatan diperbaiki, pertumbuhan ekonomi yang cukup sudah
barang tentu disebabkan oleh semakin produktif sumber daya manusia
yang merupakan masukan bagi perkembangan perekonomian tersebut.
Pengaruh dari program gizi terhadap produktivitas yang kemudian
juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dikemukakan secara jelas oleh
Casarlo, Simon dan Kinne (1980). Perbaikan di dalam status gizi akan
menurunkan tingkat kematian dan kesakitan khususnya bagi penduduk
usia erja, sehingga dapat meningkatkan partisipasi bagi yang belum
bekerja, dan meninqkatkan hari kerja bagi yang sedang melakukan
kegiatan kerja.
Selain itu, perbaikan gizi dan kesehatan tenaga kerja akan
meningkatkan efisinesi kerja melalui peningkatan kemampuan
individualnya. Pengaruh dari program kesehatan serta gizi terhadap
penduduk usia muda akan terlihat pad a GNP di masa depan, yang terjadi
sebagai akibat perubahan kehadiran dan hasil di dalam lembaga
pendidikan. Sedangkan program gizi dan kesehatan juga akan
mempengaruhi GNP melalui pertumbuhan ekonomi yankni dengan
bertambahnya tingkat partisipasi angkatan kerja dan secara tidak langsung
melalui tingkat partisipasi dalam dunia pendidikan.
Salah satu penelitian yang dilakukan untuk beberapa Negara di
Amerika Serikat selama periode 1950-1962, dilaporka oleh Correa
Cummins (1970) menyatakan bahwa rendahnya tingkat nutrisi dan gizi
akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, khususnya di Negara-negara
berkembang. Selain itu studi yang lain menunjukkan pentingnya
peningkatan kesehatan anak-anak yang diharapkan dapat ,meningkatkan
pendidikan mereka. Hal ini penting diperhatikan, karena pendidikan itu
sendiri memegang peranan yang cukup penting dalam meningkatkan
pendidikan mereka dan dalam peningkatan konsumsi kalori. Dengan
pendidikan yang terarah dapat ditanamkan poentingnya "Hidup sehat
sejak dini". Dgaya "hidup sehat" ini yang pada selanjutannya akan
menentukan kemampuan mental serta fisik dalam menuntut pendidikan
yang lebih tinggi.