STRATEGI DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN DALAM PEMBERDAYAAN NELAYAN Fixx
STRATEGI DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN DALAM PEMBERDAYAAN NELAYAN Fixx
PEMBERDAYAAN NELAYAN
(studi kasus pada Kecamatan Cilamaya Wetan Kabupaten Karawang)
USULAN PENELITIAN
Oleh
TIWI CHANDYA
1610631180205
Telah Diperiksa dan Disetujui Dosen Pembimbing Skripsi Untuk Diajukan Kepada Penguji
Dalam Ujian Proposal Program Studi Ilmu Pemerintahan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Singaperbangsa Karawang
Menyetujui,
Karawang, Maret 2020
Pembimbing I Pembimbing II
TTD TTD
Mengetahui,
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
penelitian yang berjudul “STRATEGI DINAS PERIKANAN DAN
KELAUTAN DALAM PEMBERDAYAAN NELAYAN” tepat pada
waktunya.
Pada proses penyusunan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
penulis menyampaikan rasa hormat dan terimakasih kepada semua pihak yang
telah memberikan dukungan moril maupun materiil sehingga proposal
penelitian ini dapat selesai. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada :
waktu dan tenaganya guna memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti.
3. Dr. Kusrin M.Pd. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
4. Mayasari, S.S., M.Hum selaku Wakil Dekan Fakultas bidang Akademik dan
Karawang.
5. Dadan Kurniansyah, S.IP., M.Si selaku Koordinator Program Studi Ilmu
Karawang.
7. Seluruh jajaran Dosen dan Staf Tata Usaha Program Studi Ilmu Pemerintahan
8. Orang Tua dan Keluarga yang senantiasa memberikan dukungan moral dan
10. Serta semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam pembuatan proposal
penelitian ini.
Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih
atas bantuan, nasehat dan dorongan dalam penyusunan proposal penelitian ini. Semoga
amal ibadah, dan dorongan serta do’a yang diberikan kepada penulis dengan tulus dan
iklas mendapatkan Rahmat dan karunia dari Allah SWT.
Penulis
Tiwi Chandya
1610631180205
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara maritim dimana luas perairan lebih besar ketimbang jumlah
luas daratannya. Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki potensi sumber daya kelautan yang
sangat besar dan melimpah. Pengelolaan secara tepat terhadap potensi sumber daya pesisir, laut
dan pulau-pulau kecil yang dimiliki akan mampu memberikan kesejahteraan sosial pada
kompetitif. Maka dari jtu, Negara di dibutuhkan untuk membuat inovasi serta penerapan
teknologi terkini sebagai pendukung program pembangunan dan strategi yang tepat dalam
memberdayakan masyarakat
Menurut Eddy Papilaya, yang dikutip oleh Zubaedi bahwa pemberdayaan adalah upaya
kesadaran akan potensi yang dimiliki dan berupaya untuk mengembangkan potensi itu menjadi
Tindakan nyata.
proses dalam bingkai usaha memperkuat apa yang lazim disebut community self-reliance atau
kemandirian. Dalam proses ini masyarakat didampingi untuk membuat analisis masalah yang
dihadapi, dibantu untuk menemukan alternative solusi masalah tersebut, serta diperlihatkan
Pemberdayaan merupakan suatu upaya untuk membangun daya atau potensi yang
dimiliki, dengan mendorong, memotivasi, dan membangkitkan kesadaran terhadap potensi yang
dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya, sehingga orang atau masyarakat menjadi
Namun realitas yang ada dilapangan tidak berjalan seiringan dengan kehidupan masyakat
nelayan yang mestinya diuntungkan dari potensi sumber daya kelautan yang melimpah dan besar
tersebut. Bahkan selama ini masyarakat nelayan ditempatkan sebagai komunitas yang tertinggal
dan lekat pada kemiskinan. Kehidupan nelayan diidentikkan dengan kelompok masyarakat yang
Kusnadi (2009 : 28), jumlah masyarakat pesisir yang hidup dibawah garis kemiskinan
cukup besar dan hal ini harus diatasi dengan program-program intervensi pembangunan, seperti
Perikanan.
(para ahli 2)
Menurur Kusnadi, 2006;15-20 seperti juga masyarakat yang lain, masyarakat nelayan
menghadapi sejumlah masalah politik, sosial dan ekonomi yang komplek. Masalah-masalah
tersebut di antaranya adalah sebagai berikut : (1) kemiskinan, kesenjangan sosial, dan tekanan-
tekanan ekonomi yang datang setiap saat, (2) keterbatasan akses modal, teknologi dan pasar
sehingga mempengaruhi dinamika, usaha (3) kelemahan fungsi kelembangan sosial ekonomi
yang ada, (4) kualitas SDM yang rendah sebagai akibat keterbatasan akses Pendidikan,
Kesehatan dan pelayanan publik, (5) degragasi sumberdaya dan (6) belum kuatnya kebijakan
Berbagai polemik yang mendera masyarakat nelayan mendorong pemerintah pada tahun
2000 membuat satu program pemberdayaan yaitu Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
(LKM), serta penggalangan partisipasi masyarakat dan kegiatan usaha ekonomi produktif
lainnya yang berbasis sumberdaya local dan dilaksanakan berkelanjutan. Inti dari program
tersebut adalah melakukan proses pemberdayaan melalui tiga pendekatan yaitu, (a) kelembagaan,
(b) Pendampingan, (c) dana usaha produktif bergulir. Namun program ini masih belum bisa
Namun, Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) ini masih belum
bisa meningkatkan tingkat kesejahteraan nelayan. Hal ini dapat dilihat bahwasanya kemiskinan
yang terjadi di lingkungan masyarakat nelayan tergolong cukup tinggi. Table 1 dibawah ini
merupakan salah satunya yang menunjukan garis kemiskinan penduduk di Kabupaten Karawang.
Tabel 1
cukup besar. Untuk bidang perikanan tangkap, Kabupaten Karawang memiliki potensi ikan yang
beraneka ragam serta mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi. Keadaan ini didukung oleh
panjang pantai yang dimiliki yang terbentang dibagian utara sepanjang 84,23 km.
Tabel 2
baik nelayan tangkap maupun nelayan tambak karena di lokasi ini merupakan daerah yang
memiliki potensi yang cukup besar di bidang perikanan. Terdapat kurang lebih 11 Desa di 7
Kecamatan yang sebagian besar masyarakatnya memiliki mata pencaharian sebagai nelayan,
baik nelayan lokal maupun pendatang. Yaitu di Desa Tanjung Pakis (Pakis Jaya), Tambaksari
(Batu Jaya), Sedari (Cibuaya), Cemara Jaya (Cibuaya), Sungaibuntu (Pedes), Pusaka Jaya Utara
(Cilamaya), Muara (Cilamaya). Namun pada penelitian ini hanya berfokus pada kecamatan
cilamaya wetan saja. Dikarenakan Kecamatan Cilamaya Wetan merupakan kecamatan yang
lokasinya berada disepanjang pesisir pantai dan masyarakat yang tinggal di Kecamatan Cilamaya
Pada tahun 2015, jumlah nelayan sebanyak 2.835 RTP dan jumlah pembudidaya ikan
sebanyak 8.593 RTP, sedangkan pengolah hasil perikanan sebanyak 5.049 RTP. Rincian jumlah
Rumah Tangga Perikanan (RTP) tersebut dapat dilihat lebih rinci pada Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 3
Berdasarkan hasil observasi awal dan menganalisis isi dari Perencanaan Strategi Renstra
Dinas Perikanan dan Kelautan tahun 2016-2021 ditemukan beberapa persoalan yangmana seperti
persoalan yang banyak ditemui nelayan di Indonesia, nelayan Kabupaten Karawang juga
mendapati berbagai persoalan-persoalan seperti penggunaan alat tangkap yang masih sederhana
seperti (jaring, pancing, dll.), biaya produksi mahal (solar, es dan garam), masih banyaknya
lahan budidaya yang belum termanfaatkan, teknologi budidaya masih sederhana, masih
rendahnya kualitas produk hasil olahan, serta bentuk kemasan olahan yang masih kurang.
Dari persoalan-persoalan yang ada di atas, ini mempengaruhi hasil tangkapan dari para
nelayan, dan secara langsung turut berpengaruh terhadap pendapatan nelayan itu sendiri,
sehingga hal ini menjadi salah satu penyebab pertumbuhan ekonomi masyarakat nelayan menjadi
lambat apalagi ketika nelayan semata-mata hanya tergantung pada hasil penangkapan ikan dari
laut. Ketika laut semakin sulit memberikan hasil yang maksimal, maka hal ini mejadi ancaman
bagi keberlangsungan kehidupan ekonomi masyarakat nelayan, karena mayoritas dari mereka
Oleh karena itu pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Perikanan dan Kelautan
Kabupaten Karawang perlu membuat formulasi kebijakan atau strategi pembangunan serta
masyarakat nelayan yang menggantungkan kehidupan ekonominya dari hasil tangkap ikan.
Berangkat dari permasalahan inilah penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
bagaimanakah Strategi Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Karawang, dalam melakukan
Pemberdayaan Masyarakat, terutama pada masyarakat pesisir atau nelayan agar dapat terlepas
dari lingkaran kemiskinan, sehingga kedepannya masyarakat nelayan dapat hidup dengan
Berdasarkan fenomena-fenomena dalam latar belakang yang telah dituliskan di atas maka
dapat terindentifikasi suatu masalah yang muncul dalam penelitian ini sebagai berikut :
teori. Permasalahan yang ditemui di lapangan saling berkaitan antara teori yang sudah dijelaskan,
gambaran tentang bagaimana strategi dinas perikanan dan kelautan kabupaten Karawang dalam
1. Untuk mengetahui dan menggambarkan strategi pemerintah daerah Dinas Perikanan dan
Penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan baik secara teoritis maupun secara
praktis. Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi baru khusus untuk mahasiswa
program studi Ilmu Pemerintahan tentang strategi Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten
Strategi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki beberapa arti yaitu siasat
perang, ilmu siasat perang, tempat yang baik menurut siasat perang, atau dapat pula diartikan
sebagai rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Istilah strategi
berasal dari kata Yunani yaitu Strategeia yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang
jenderal.
Di era globalisasi saat ini sangat diperlukan strategi yang tepat untuk mengatasi
masyarakat yang hidup, tumbuh dan berkembang di Kawasan pesisir di Indonesia mengharuskan
adanya upaya untuk mengentaskannya. Maka diperlukannya strategi yang tepat sebagai upaya
atau kemampuan bertindak untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat sehingga masyarakat
memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian dan
kesejahteraannya. Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan yang besar dari
perangjkat pemerintahan daerah serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan
Dengan adanya pemberdayaan nelayan diharapkan pada masa mendatang nelayan dapat
ekonomi yang dinamis. Sehingga tujuan pemberdayaan membangun kemandirian sebagai sarana
Melihat alur pemikiran yang penulis uraikan diatas menggunakan konsep pemberdayaan
dari Wrihatnolo (2007: 56), yang sesuai untuk diterapkan pada masyarakat nelayan yang ada di
1. Tahap Penyadaran
Pada tahap ini masyarakat nelayan yang hendak diberdayakan diberi "pencerahan" dalam
bentuk pemberian penyadaran bahwa mereka mempunyai hak untuk mempunyai sesuatu. Prinsip
dasarnya adalah membuat masyarakat nelayan mengerti bahwa mereka perlu diberdayakan, dan
Pada tahap ini nelayan yang menjadi objek dibuat agar mengerti bahwa pemberdayaan itu
berasal dari diri mereka sendiri. Diupayakan pula agar nelayan ini mendapat cukup informasi.
Melalui sosialisasi (pengenalan), maka informasi yang aktual dan akurat terjadi proses
penyadaran secara ilmiah. Proses ini dapat dipercepat dan dirasionalkan hasilnya dengan
2. Tahap Pengkapasitasan
Tahap ini disebut juga sebagai capacity building atau memampukan. Proses capacity
building terdiri dari tiga jenis, yaitu manusia, organisasi, dan sistem nilai. Tujuan dari tahap ini
adalah memampukan nelayan, sehingga mereka memiliki keterampilan untuk mengelola peluang
yang diberikan. Pada tahap ini dilakukan dengan memberikan pelatihan, lokakarya dan kegiatan
yang sejenis yang bertujuan untuk meningkatkan life skill para nelayan.
3. Tahap Pendayaan
Pada tahap ini, para nelayan diberikan pelatihan, daya, kekuasaan, otoritas, atau peluang
yang disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki melalui partisipasi aktif dan berkelanjutan
yang ditempuh dengan memberikan peran yang lebih besar secara bertahap sesuai dengan
kapasitas dan kapabilitasnya, diakomodasi aspirasinya serta dituntun untuk melakukan self
evolution terhadap pilihan dan hasil pelaksanaan atas pilihan. Pemberian pelatihan ini sesuai
dengan kualitas kecakapan yang telah dimiliki. Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka
PENGKAPASITASAN
PENYADARAN PENDAYAAN
Masyarakat nelayan yang berdaya dapat dilihat dari adanya peningkatan kualitas sumber daya
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Strategi
Strategi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki beberapa arti yaitu
siasat perang, ilmu siasat perang, tempat yang baik menurut siasat perang, atau dapat
pula diartikan sebagai rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai
sasaran khusus. Istilah strategi berasal dari kata Yunani yaitu Strategeia yang artinya
keadaan yang terjadi pada zaman dahulu dimana kehidupan sosial pada kala itu
peperangan antar negara. Pada saat ini strategi lebih tepat digunakan bukan untuk me
umum kita mendefinisikan strategi sebagai cara mencapai tujuan. Terdiri atas
menyimpulkan bahwa strategi yaitu suatu cara atau upaya untuk mencapai tujuan
jangka Panjang selain itu strategi juga membantu dalam pengoptimalan potensi-
bertindak yang berupa akal, ikhtiar atau upaya (Depdiknas, 2003). Pemberdayaan
system adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa
berbuat sesuai dengan harkat dan martabat mereka dalam melaksanakan hak-hak dan
mereka perlukan.
mereka
meningkatkan kemampuan individu atau kelompok yang lemah dan rentan untuk
proses “menjadi” bukan sebuah proses “instan”. Sebagai suatu proses, menurut
a. Tahap Penyadaran
Pada tahap ini target yang hendak diberdayakan diberi "pencerahan" dalam bentuk
pengetahuan yang bersifat kognisi, belief dan healing. Prinsip dasarnya adalah
membuat target mengerti bahwa mereka perlu diberdayakan, dan proses
Pada tahap ini nelayan yang menjadi objek dibuat agar mengerti bahwa
pemberdayaan itu berasal dari diri mereka sendiri. Diupayakan pula agar nelayan ini
aktual dan akurat terjadi proses penyadaran secara ilmiah. Proses ini dapat dipercepat
b. Tahap Pengkapasitasan.
Tahap ini disebut juga sebagai capacity building atau memampukan. Untuk diberikan
daya atau kuasa yang bersangkutan harus mampu terlebih dahulu. Proses capacity
building terdiri dari tiga jenis, yaitu manusia, organisasi, dan sistim nilai. Tujuan dari
tahap ini adalah memampukan nelayan, sehingga mereka memiliki ketrampilan untuk
mengelola peluang yang diberikan. Pada tahap ini dilakukan dengan memberikan
pelatihan, lokakarya dan kegiatan yang sejenis yang bertujuan untuk meningkatkan
Pada tahap ini, para nelayan diberikan pelatihan, daya, kekuasaan, otoritas, atau
peluang yang disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki melalui partisipasi aktif
dan berkelanjutan yang ditempuh dengan memberikan peran yang lebih besar secara
dituntun untuk melakukan self evolution terhadap pilihan dan hasil pelaksanaan
atas pilihan. Pemberian pelatihan ini sesuai dengan kualitas kecakapan yang telah
dimiliki.
sebagai berikut :
usaha produktif anggota dan kelompok, makin kuatnya permodalan kelompok, makin
METODE PENELITIAN
menjelaskan bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian yang
yaitu digunakan untuk meneliti pada objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau
bentuk penelitian ini, harus menerapkan cara pandang penelitian yang bergaya
suatu persoalan.
ada, yaitu gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.
Menurut Sugiyono (2012:31) definisi operasional adalah penentuan konstrak atau sifat
yang akan di pelajari sehingga menjadi variable yang dapat diukur. Definisi operasional
menjelaskan cara tertentu yang di gunakan untuk meneliti dan mengoperasikan konstrak,
sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran
dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran konstrak yang lebih baik.
rumusan tentang ruang lingkup dan ciri-ciri suatu konsep yang menjadi pokok pembahasan
narkoba
P4GN
Narkotika
Sebuah penelitian maka diperlukan sebuah data yang lengkap. Dilihat dari sumber
datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sekunder yang
peneliti peroleh melalui teknik pengumpulan data dari pihak-pihak yang terlibat dalam
Strategi Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Karawang dalam Pemberdayaan Nelayan
yaitu :
1. Data Primer
Menurut Sugiyono, (2017:225) data primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Sedangkan menurut Arikunto, (2013:22) yang
dimaksud data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara
lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya, dalam hal
ini adalah subjek penelitian (informan) yang berkenaan dengan variabel yang diteliti yaitu
mengenai strategi Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Karawang dalam pemberdayaan
nelayan.
1. Data Sekunder
Data sekunder adalah data-data yang tidak dihasilkan langsung oleh peneliti, tetapi
merupakan data yang dilakukan oleh pihak lain. Menurut Arikunto, (2013:22) yang dimaksud
data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen grafis (tabel, catatan,
notulen, rapat, sms dan lain lain), foto-foto, film, rekaman video, benda-benda dan lain-lain
yang memperkaya data primer. Dengan demikian, data sekunder ini, dapat berupa dokumen-
dokumen pemerintahan, literatur, hasil statistik oleh lembaga resmi, foto, video dan yang
lainnya yang dapat mendukung dan memperkaya data primer yang diperoleh dari sumber-
sumber yang terpercaya yang memuat tentang Strategi Dinas Perikanan dan Kelauatan dalam
pemberdayaan nelayan.