I. Definisi
yang menetap pada jangka waktu yang lama yang dapat mempengaruhi saraf,
akibat kenaikan tekanan dalam terowongan yang sempit yang dibatasi oleh
dalam canalis carpi yang dikelilingi dan dibentuk oleh tiga sisi dari tulang-
pergerakan pada jari-jari tangan. Jari tangan dan otot- otot fleksor pada
tangan dan jempol. Canalis carpi berukuran hampir sebesar ruas jari jempol
dan terletak di bagian distal lekukan dalam pergelangan tangan dan berlanjut
fossa kubiti nervus ini terletak disebelah medial a.brakialis yang terletak di
menjadi interoseus anterior tidak jauh dibawahnya. Cabang ini turun bersama
diatas pergelangan tangan nervus ini muncul dari sisi lateral m.fleksor
menjadi cabang sensorik pada permukaan palmar jari-jari pertama dan kedua
bagian atas dari m. flexor pollicis brevis. Pada 33 % dari individu, seluruh
permukaan jari kedua, ketiga, dan sisi radial jari keempat. Selain itu, saraf
median dapat mempersarafi permukaan dorsal jari kedua, ketiga, dan keempat
tendon fleksor) atau keduanya. Gerakan fleksi dengan sudut 90 derajat dapat
mengecilkan ukuran canalis. Penekanan terhadap n. medianus yang
otot fleksor pollicis brevis, otot opponens pollicis dan otot abductor pollicis
telapak tangan dan jari jempol. medianus terdiri dari serat sensorik 94% dan
III. Epidemiologi
antara 0,7% sampai 9,2% pada wanita dan 0,4% sampai 2,1% pada pria.3
Wanita memiliki resiko terkena CTS 3 kali lebih besar daripada pria dan
pada wanita usia 45-54 tahun, CTS lebih sering ditemukan. Insidensi CTS 2-3
kali lebih tinggi pada wanita hamil daripada yang tidak hamil. Pada suatu
kejadian CTS adalah 329 kasus per 100.000 orang per tahun.3(jurnal)
IV. Etiologi
Penyebab CTS sering tidak diketahui (idiopatik), namun ada
hamil.4(jurnal)
muskuloskeletal dan neuropati pada wanita hamil. Faktor yang paling sering
Pada saat hamil terjadi peningkatan volume darah sebagai akibat peningkatan
pekerja kasar yang sering mengangkat beban berat dan pemain musik
9. Degeneratif: osteoartritis.
tunnel syndrome.
V. Faktor Risiko
Faktor risiko carpal tunnel syndrome terdiri dari okupasi dan non
industri. Faktor risiko okupasi yaitu bekerja dengan cepat, gerakan berulang,
yang bukan okupasi yaitu jenis kelamin, umur, indeks massa tubuh, merokok,
status kehamilan.5
VI. Patofisiologi
menjelaskan gejala dan gangguan studi konduksi saraf. Yang paling populer
impuls saraf. Scar dan jaringan fibrotik akhirnya berkembang dalam saraf.
permanen. Karakteristik gejala CTS, terutama kesemutan, mati rasa dan nyeri
dapat dijelaskan oleh kompresi iskemik saja dan mungkin tidak selalu
bisa disebabkan oleh efek dari penggunaan jangka panjang alat yang bergetar
pada saraf median dalam beberapa hari berikut paparan alat getar genggam.
trauma kimia.6
Hipotesis lain dari CTS berpendapat bahwa faktor mekanik dan
ini akan mengganggu nutrisi intrafasikuler lalu diikuti oleh anoksia yang
pada malam atau pagi hari akan berkurang setelah tangan yang terlibat
pada aliran darah. Apabila kondisi ini terus berlanjut akan terjadi fibrosis
CTS yang terjadi pada saat hamil adalah umum terjadi. Biasanya terjadi
pada trimester ketiga atau bisa terjadi kapan saja saat kehamilan, seperti pada
penelitian yang dilakukan oleh Finsen tahun 2015 pada 35 wanita hamil,
didapatkan bahwa tanda dan gejala CTS sudah muncul sebelum minggu
berikutnya. Sedangkan pada penelitian oleh Turgut dkk tahun 2015 pada 46
wanita hamil, didapatkan bahwa 40% nya masih menunjukkan gejala setelah
satu bulan, 24% setelah tiga bulan, dan 11% setelah enam bulan. Berbeda
dengan di Italia, pada lebih dari 50% wanita hamil masih menunjukkan
gejala setelah melahirkan. Tanda dan gejala akan persisten jika CTS
berikutnya.8(jurnal)
saraf medianus tangan, tiap malam pasien terbangun pada jam-jam awal
dengan rasa nyeri yang panas membakar,perasaan geli, dan mati rasa. Gejala-
1. Sakit tangan dan mati rasa, terutama pada waktu malam hari
2. Nyeri, kesemutan, mati rasa pada jari-jari tangan, terutama ibu jari,
pundak.
hari.
dijumpai atrofi otot-otot thenar (oppones pollicis dan abductor pollicis brevis)
dan otot-otot lainya yang diinervasi oleh nervus medianus. Gejala khas nya
adalah nyeri dan gangguan sensoris pada malam hari di sepanjang distribusi
nervus medianus yaitu ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah, namun
terkadang hal itu bisa terjadi pada semua jari. Penyebab pasti CTS selama
karpal. Retensi cairan terjadi pada trimester ketiga yang menyebabkan edema
pada wajah, kaki dan tangan, hal ini menyebabkan kekakuan sendi dan
cincin pada jari nya karena jari tangan yang membengkak. Beberapa penelitian
mengatakan bahwa kenaikan berat badan juga beresiko terjadi CTS, tetapi
pembengkakan lokal pada tangan dan jari tangan. Selain karena retensi cairan,
edema yang terjadi juga disebabkan karena penekanan uterus pada vena
dengan yang bukan penderita CTS (0.8). Hormon estrogen mengubah struktur
CTS laktasional, hal itu bisa terjadi dikaitkan dengan posisi tangan yang
salah atau gerakan repetitif saat menyusui. Namun CTS pada saat menyusui
akan sembuh setelah anak sudah menyapih. Wanita dengan CTS laktasional,
lebih tua, dan primipara lebih jarang mengalami edema perifer seperti pada
antara lain:11
2. Diabetes melitus
3. Hipersensitivitas saraf
4. Hormon relaxin
5. Posisi tidur
8. Hipotiroidisme
yang menyebabkan edema. Selain edema, faktor resiko lain pada wanita hamil
kadar hormon tiroid bebas (FT4). Hormon tiroid memegang peranan penting
Selama hamil, kadar FT4 menurun. Pada penelitian Pop dkk dalam Meems
penurunan kadar FT4 atau kadar FT4 yang rendah yang menyebabkan
faktor resiko terjadnya CTS. Gangguan kadar gula darah puasa, dan resistensi
terutama tipe bilateral. Pada wanita hamil terjadi penurunan kadar gula darah
puasa. Hal ini sebagai kompensasi peningkatan metabolisme oleh ibu dan
Pada fase awal tanda dan gejala yang dirasakan adalah nyeri, kesemutan,
rasa terbakar atau tertusuk pada ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah dan
sebagian jari manis. Nyeri terutama dirasakan pada malam hari, karena sistem
limfatik dan peredaran darah statis pada saat tangan tidak bergerak dan
menyebabkan pasien sering terbangun pada malam hari. Kualitas hidup pasien
menurun karena tidak dapat menggerakkan tangan. Gejala klasik yang sering
rambut dan menyetir. Keadaan ini akan terus bertambah berat dan nyeri akan
dirasakan hampir tiap hari, disertai mati rasa pada kedua tangan dan bahu.
Pada fase lanjut, bisa tejadi hipotrofi otot, kelumpuhan, deformitas, dan
distrofi kuku.11
VIII. Diagnosis
Diagnosis CTS ditegakkan melalui anamnesis berupa adanya gejala
distribusi nervus medianus, kelemahan otot tenar dan gejala lebih sering
terjadi malam hari. Lebih dari 50% wanita hamil mengalami eksaserbasi pada
malam hari dan merasakan gejala lebih nyeri dibandingkan dengan CTS
dahulu. Onset kejadian pada awal trimester kedua bersifat akut dan progresif
sehingga sering gagal pada terapi konservatif sedangkan onset kejadian pada
trimester ketiga, gejala lebih lambat berkembang, berespon baik pada terapi
1. Pemeriksaan fisik
maksimal. Bila dalam waktu 60 detik timbul gejala seperti CTS, tes ini
c) Tinel's sign : Tes ini mendukung diagnosa bila timbul parestesia atau
tangan.
Phalen tes untuk masing-masing kasus adalah 94% dan 78%, sedangkan hasil
untuk Tinel tes berkisar 77% dan 66%. Dari penelitian, sepuluh pasien
dengan gejala CTS yang dilakukan Phalen tes memiliki sensitivitas dan
gelombang positif dan berkurangnya jumlah motor unit pada otot- otot
thenar. Pada beberapa kasus tidak dijumpai kelainan pada otot- otot
lumbrikal. EMG bisa normal pada 31% kasus CTS. Kecepatan Hantar
Saraf (KHS). Pada 15-25% kasus, KHS bisa normal. Pada yang lainnya
KHS akan menurun dan masa laten distal (distal latency) memanjang,
tangan. Masa laten sensorik lebih sensitif dari masa laten motorik.14
3. Pemeriksaan Radiologi
artritis.14
4. Pemeriksaan Laboratorium
Bila etiologi CTS belum jelas, misalnya pada penderita usia muda
Tanda dan gejalanya yaitu nyeri leher, rasa panas sepanjang distribusi
leher bergerak.
Gejala dirasakan pada bahu, leher, terkadang mati rasa pada jari-jari
dan spasme tangan. Selain itu dijumpai pula perubahan warna (kebiruan)
pada tangan atau adanya bintik - bintik hitam pada jari. Pada sebagian
kasus terdapat pula atrofi dari otot-otot tangan lainnya selain otot thenar.
Terdapat gangguan sensorik pada sisi ulnars dari tangan dan lengan bawah.
4. De Quervain’s Syndrome
repetitive, tanda dan gejalanya biasanya ditemukan rasa nyeri dan nyeri
X. Penatalaksanaan
dengan obat anti inflamasi non steroid (OAINS) dan menggunakan penjepit
minimal dua bulan, terutama pada malam hari atau selama gerakan berulang.
Kasus lebih lanjut dapat diterapi dengan injeksi steroid lokal yang
a. Terapi konservatif
3 minggu.
diulang dalam 7 sampai 10 hari untuk total tiga atau empat suntikan,.
pergelangan tangan.
b. Terapi operatif
Operasi hanya dilakukan pada kasus yang tidak mengalami
yang berat atau adanya atrofi otot-otot thenar. Pada CTS bilateral
terbuka.7
saat kerja.
gerakan.
mengarah pada sisi tangan yang sakit. Pada CTS ringan, terapi yang
saraf median.18
XI. Komplikasi
Komplikasi yang dapat dijumpai adalah kelemahan dan hilangnya
yang paling berat adalah reflek sympathetic dystrophy yang ditandai dengan
carpal tunnel syndrome dengan terapi konservatif maupun operatif cukup baik,
tetapi resiko untuk kambuh kembali masih tetap ada bila terjadi kekambuhan,
XII. Pencegahan
Salah satu cara menghindari Carpal tunnel syndrome adalah dengan cara
menerus. Menjaga tangan tetap hangat karena tangan lebih mudah terasa sakit
bila dalam suhu dingin. Perbaiki postur tubuh karena potur tubuh yang salah
dapat menyebabkan posisi bahu sedikit kedepan sehingga pada posisi ini otot
leher dan bahu akan memendek dan menekan saraf-saraf leher yang dapat
kronik pada pergelangan tangan dan daerah sekitarnya, gagal ginjal, penderita
CTS memiliki prognosis yang baik dan gejala akan menghilang setelah
yang dilakukan oleh Wand tahun 1990, menemukan pada 95% wanita hamil,
ini :13
cukup baik, tetapi resiko untuk kambuh kembali masih tetap ada. Bila
diulangi kcmbali.13