1
berbagai macam gejolak yang sangat memprihatinkan, mulai dari amuk masa yang anarkis,
bentrok antar kelompok masyarakat dan masuknya budaya barat yang tidak sesuai dengan
budaya bangsa Indonesia.
1. Gerakan Reformasi
Awal keberhasilan gerakan reformasi ditandai dengan mundurnya Presiden Soeharto
pada tanggal 21 Mei 1998, disusul dengan pelantikan Wakil Presiden Prof. Dr. B.J. Habibie
menggantikan kedudukan presiden dan pembentukan Kabinet Reformasi Pembangunan.
2
1) Reformasi yang Berketuhanan Yang Maha Esa.
Reformasi harus berlandaskan moral religius dan hasil reformasi harus
meningkatkan kehidupan keagamaan. Reformasi yang djiwai nilai-nilai religius
tidak membenarkan perusakan, penganiayaan, merugikan orang lain, dan bentuk-
bentuk kekerasan lainnya.
3
4. Dasar Yuridis Reformasi Hukum
Berbagai macam produk yang dihasilkan dalam reformasi hukum adalah:
UU No. 2 Tahun 1999 tentang Partai Politik
UU No. 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum
UU No. 4 Tahun 1999 tentang Susunan Kedudukan MPR, DPR dan DPRD
UU Pokok Pers
UU No. 20 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah
UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Daerah
UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas
dari KKN
4
K. Pancasila sebagai Paradigma Reformasi Ekonomi
Bangsa sebagai unsur pokok dan subjek dalam negara yang merupakan penjelmaan sifat
kodrat manusia inividu makhluk sosial adalah sebagai satu keluarga bangsa. Oleh Karena itu,
perubahaan dan pengembangan ekonomi harus diletakan pada peningkataan harkat
martabat serta kesejahteraan seluruh bangsa sebagai satu keluarga. Sistem ekonomi yang
berbasis pada kesejahteraan rakyat menurut Mohammad Hatta merupakan pilar ekonomi
Indonesia.
L. Aktualisasi Pancasila
Pancasila sebagai dasar filsafat Negara, pandangan hidup bangsa, serta ideologi bangsa dan
negara bukanlah hanya merupakan rangkaian kata-kata yang indah, melainkan harus
diwujudkan dan diaktualisasikan dalam berbagai bidang dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara.
5
BAB 6
Kewarganegaraan
A. Konsep Dasar tentang Warga Negara
1. Pengertian Warga Negara
Warga Negara menurut UUD 1945 pasal 26 adalah bangsa Indonesia asli dan bangsa lain
yang disahkan oleh undang-undang sebagai warga negara. Dalam pasal ini jelas
dinyatakan bahwa orang-orang dari bangsa lain, misalnya peranakan Belanda, peranakan
Cina, peranakan Arab, dll. yang bertempat tinggal di Indonesia, mengakui Indonesia
sebagai tanah airnya, dan bersikap setia kepada negara Republik Indonesia dapat menjadi
warga negara Indonesia.
2. Asas Kewarganegaraan
Dalam menerapkan asas kewarganegaraan ini, dikenal dua pedoman, yaitu:
a. Asas kewarganegaraan berdasarkan kelahiran
Dalam menerapkan asas kewarganegaraan ini, dikenal dua pedoman yaitu:
Asas Ius Soli, yaitu pedoman kewarganegaraan berdasarkan tempat atau
daerah kelahiran.
Asas Ius Sanguinis, yaitu pedoman kewarganegaraan berdasarkan darah atau
keturunan.
6
3. Cara Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia
Dalam penjelasan umum UU No. 62 Tahun 1958 cara memperoleh kewarganegaraan
Indonesia, yaitu karena kelahiran, pengangkatan, dikabulkannya permohonan, karena
pewarganegaraan, karena perkawinan, karena turut ayah atau ibu serta, karena
pernyataan.
Sedangkan contoh kewajiban yang melekat bagi setiap warga negara antara lain:
1) Kewajiban membayar pajak
2) Membela tanah air
3) Membela pertahanan dan keamanan negara
4) Menghormati hak asasi orang lain, dsb.
7
3. Hak Asasi Pekerjaan dan Penghidupan yang Layak
Pasal 28 ayat 2 UD 1945 menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pasal ini memancarkan asas
keadilan sosial dan kerakyatan.
9. Kesejahteraan Sosial
Pasal 33 dan 34 UUD 1945 mengatur kesejahteraan sosial. Pasal 33 terdiri atas tiga ayat
menyatakan:
1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.
2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
3) Bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh
negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
8
Bab 7
Identitas Nasional
A. Pengertian Identitas Nasional
Identitas nasional merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang
dalam berbagai aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri khas yang melekat. Dengan ciri
khas tersebut akan tampak perbedaan dalam hidup dan kehidupan antara satu bangsa dan
bangsa lainnya.
Model Mutakhir, berawal dari adanya negara terlebih dahulu, yang terbentuk
melalui proses tersendiri, sedangkan penduduk negara merupakan sekumpulan
suku bangsa dan ras. Model mutakhir ini menghasilkan bangsa – negara yang
relatif heterogen. Contohnya adalah Amerika Serikat.
2. Hakikat Bangsa
Konsep bangsa memiliki dua pengertian, yaitu dalam arti:
Sosiologis Antropologis (Cultural Unity), adalah persekutuan hidup masyarakat
yang berdiri sendiri dan setiap anggotanya merasakan satu kesatuan ras, bahasa,
agama dan adat istiadat. Contohnya, bangsa Jawa, bangsa Batak, dll.
Politis (Political Unity), adalah masyarakat dalam suatu daerah yang sama dan
tunduk pada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi ke luar dan
ke dalam. Contohnya, bangsa Indonesia, bangsa Jerman, dll.
3. Loyalitas Ganda
Setiap identitas menuntut loyalitas atau kesetiaan. Seorang warga negara yang memiliki
dua identias memiliki pula dua loyalitas atau yang biasa disebut loyalitas ganda. Kesetiaan
pada identitas nasional ini penting karena dapat mempersatukan warga bangsa sebagai
satu bangsa dalam satu negara. Oleh karena itu, sebuah bangsa – negara memerlukan
national character building yang terus menerus dalam diri warga negaranya.
9
4. Identitas Bangsa
Bangsa memiliki penanda, jati diri, atau identitas yang bisa membedakan atau dibedakan
dengan bangsa lain. Identitas bangsa bersifat askripif (sudah ada sejak lahir), bersifat
alamiah, primer dan etnis. Setiap anggota cultural unity memiliki kesetiaan atau loyalitas
pada identitasnya. Misalnya setia pada suku, agama, budaya, daerah asal, bahasa dan
kerabatnya.
2. Agama
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang agamis. Agama-agama yang tumbuh dan
berkembang di Indonesia adalah Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu
Cu. Oleh karena itu, Indonesia rawan terhadap disintegrasi bangsa. Isu agama merupakan
salah satu isu yang mudah menimbulkan konflik. Untuk itu, sikap toleransi sangat
diperlukan untuk menjaga keutuhan dan kesatuan Indonesia.
3. Kebudayaan
Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang berisi berbagai
model pengetahuan secara kolektif sehingga digunakan oleh para pendukungnya untuk
menafsirkan dan memahami lingkungan serta bertindak sesuai dengan lingkungan yang
dihadapi.
4. Bahasa
Bahasa adalah sistem perlambangan yang secara arbiter dibentuk asas unsur-unsur bunyi
ucapan manusia dan digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia. Di Indonesia
terdapat beragam bahasa daerah yang mewakili banyaknya suku bangsa. Pada tahun
1928 terjadi peristiwa Sumpah Pemuda. Adapun para tokoh sumpah pemuda dari latar
belakang suku dan kebudayaan menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan
bangsa Indonesia.
10
2. Warga Negara
Menurut bab X UUD 1945 pasal 26, bahwa menjadi warga Indonesia adalah orang-orang
berbangsa asli Indonesia dan orang-orang bangsa lainnya yang disahkan oleh undang-
undang sebagai warga negara.
4. Akankah kita junjung Tinggi Identitas Nasional? Atau justru kita merusak dan
meniadakannya?
Berdasarkan kenyataan ini terlihat jelas bahwa identitas nasional mulai terkikis dengan
datangnya budaya-budaya barat yang tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia.
11
Bab 8
Negara
A. Konsep Dasar Tentang Negara
1. Pengertian negara
Secara terminologi, negara adalah organisasi tertinggi dalam suatu kelompok masyarakat
yang mempunyai cita-cita untuk bersatu, hidup di dalam daerah tertentu, dan
mempunyai pemerintahan yang berdaulat. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa negara
adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah oleh sejumlah pejabat yang
berhak menuntut dari warga negaranya untuk taat pada peraturan perundang-undangan
melalui penguasaan kontrol monopolistis dari kekuasaaan yang sah.
2. Tujuan Negara
Tujuan sebuah negara, antara lain:
Memperluas kekuasaan semata-mata
Menyelenggarakan ketertiban umum
Mencapai kesejahteraan umum
Dalam konteks negara Indonesia, tujuan negara yang sesuai dengan Pembukaan UUD
1945 adalah memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Selain itu, dalam penjelasan UUD 1945
ditetapkan bahwa negara Indonesia berdasarkan atas hukum bukan berdasarkan
kekuasaan belaka.
3. Unsur-Unsur Negara
Dalam rumusan Konvensi Montevideo 1933 unsur-unsur negara terdiri dari tiga unsur
penting, yaitu rakyat, wilayah dan pemerintah yang disebut sebagai unsur konstitutif.
Ketiga unsur tersebut harus ditunjang oleh unsur lainnya, seperti adanya konstitusi dan
pengakuan dunia internasional yang biasa disebut dengan unsur deklaratif.
b. Wilayah
Tidak mungkin ada negara tanpa ada batas-batas territorial yang jelas.
c. Pemerintah
Pemerintah adala alat kelengkapan negara yang bertugas memimpin organisasi
negara untuk mencapai tujuan negara.
12
B. Bentuk-Bentuk Negara
1. Negara kesatuan
Negara kesatuan merupakan bentuk negara yang merdeka dan berdaulat, dengan satu
pemerintah pusat yang berkuasa dan mengatur seluruh daerah. Dalam pelaksanaannya,
negara kesatuan terbagi dalam dua sistem, yaitu:
a. Sistem Sentralisasi, yaitu sistem pemerintahan dimana seluruh persoalan yang
berkaitan dengan negara diatur dan diurus langsung oleh pemerintah pusat,
sementara daerah-daerah tinggal melaksanakannya.
b. Sistem Desentralisasi, yaitu sistem pemerintahan dimana kepala daerah diberi
kesempatan dan kekuasaan untuk mengurus rumah tangganya sendiri (otonomi
daerah).
2. Negara Serikat
Negara serikat merupakan bentuk negara gabungan dari beberapa negara bagian.
Negara-negara bagian tersebut pada awalnya merupakan negara yang merdeka,
berdaulat, dan berdiri sendiri. Setelah menggabungkan diri menjadi negara serikat,
negara bagian tersebut melepaskan sebagian kekuasaannya kepada negara serikat.
Dilihat dari sisi jumlah orang yang memerintah sebuah negara, bentuk negara terbagi ke
dalam kelompok berikut ini:
a. Monarki, yaitu bentuk negara yang dalam pemerintahannya hanya dikuasai dan
diperintah oleh satu orang atau raja.
b. Oligarki, yaitu bentuk negara yang dalam pemerintahannya dipimpin oleh
beberapa orang atau dari kalangan tertentu.
c. Demokrasi, merupakan bentuk negara yang dalam pemerintahannya kekuasaan
tertinggi berada di tangan rakyat, sehingga rakyat memiliki kekuasaan penuh
dalam menjalankan pemerintahan.
13
2. Hubungan Agama dan Negara yang Bersifat Akomodatif
Gejala menurunnya ketegangan hubungan antara Islam dan negara terlihat pada
pertengahan tahun 1980-an. Hal ini ditandai dengan semakin besarnya peluang umat
Islam dalam mengembangkan wacana politiknya serta munculnya kebijakan-kebijakan
yang dianggap positif bagi umat Islam. Pemerintah menyadari bahwa umat Islam
merupakan kekuatan politik yang potensial. Oleh karena itu, negara lebih memilih
akomodasi terhadap Islam. Jika negara menempatkan Islam sebagai outsider negara,
konflik akan sulit dihindari yang pada akhirnya akan membawa imbas terhadap proses
pemeliharaan NKRI.
14