1. Mahasiswa Spesialis Keperawatan Medikal Bedah Fakultas Imu Keperawatan Universitas Indonesia
2. Guru Besar Ilmu keperawatan Medikal Bedah Fakultas Imu Keperawatan Universitas Indonesia
Covid-19 : Implikasi
Pada Pelaksanaan
Praktik Keperawatan
Kasus pertama dilaporkan pada 31 Desember
2019 di Wuhan, the capital city of Hubei
province China
Sebaran virus corona di dunia per 12 Maret 2020. (John Hopskin CSSE)
11 Maret 2020
Pandemi
6 Maret 2020 15 Maret 2020
High Risk
Medium Risk Healthcare delivery and support
Lower Exposure Risk Orang yang bekerja dengan populasi
(Caution) staff (doctor, Nurse.
yang besar ec SEKOLAH, KAMPUS Medical transport workers
Orang yang bekerja Pekerja kremasi jenazah
minimal kontak
dengan publik The new england journal of medicine
Early Transmission Dynamics in Wuhan, China,
of Novel Coronavirus–Infected Pneumonia
Clinical Presentation
Myalgia or (Interim Clinical Guidance for
fatigue Management of Patients with Confirmed
11-52% Coronavirus Disease (COVID-19)
CDC,January 2020
Batuk
Batuk
46%-98%
Demam
1. Pasang rambu peringatan mengenai hand hygiene, respiratory hygiene, dan etika batuk pada
tempat strategis
2. Sediakan perlengkapan untuk hand hygiene, respiratory hygiene, dan etika batuk, yaitu hand
rub berbasis alkohol 60-95%, tisu, dan tempat pembuangan tanpa sentuhan.
3. Gunakan pengahalang fisik (mis., Kaca atau jendela plastik) di area penerimaan untuk
membatasi kontak erat antara personel triase dan pasien yang berpotensi menularkan
COVID-19.
4. Pastikan triase aman dan cepat. Segera isolasi pasien dengan gejala yang diduga sebagai
COVID-19 atau infeksi pernapasan lainnya (mis. Demam, batuk)
5. Prioritaskan triase pasien dengan gejala pernapasan.
6. Petugas Triage harus memiliki persediaan face-mask dan tisu untuk pasien dengan gejala
infeksi pernapasan.
7. Pada assesment awal semua pasien ditanya tentang adanya gejala infeksi pernapasan dan
riwayat perjalanan ke daerah endemic COVID-19 atau kontak dengan kemungkinan pasien
COVID-19.
8. Pisahkan pasien dengan gejala gangguan pernafasan di ruang pemeriksaan dengan pintu
tertutup.
Patuhi Kewaspadaan Berbasis Standar dan Transmisi
1. Hand Hygiene
2. Alat Pelindung Diri (APD)
a. Respirator atau Facemask
b. Pelindung mata
c. Sarung tangan
d. Gaun
Pengelolaan pasien
1. Tempatkan pasien yang diketahui atau dicurigai COVID-19 di ruang satu orang dengan pintu
tertutup. Pasien harus memiliki kamar mandi khusus.
2. Sedapat mungkin, pasien yang diketahui atau diduga COVID-19 harus ditempatkan di kamar
yang sama untuk meminimalkan transfer kamar
3. Sebagai tindakan untuk membatasi pajanan HCP dan menghemat APD, HCP ditugaskan
untuk merawat hanya untuk satu pasien selama satu shift
4. Batasi transportasi dan pergerakan pasien di luar ruangan
5. Pasien harus memakai sungkup muka untuk mencegah penyebaran airbone, bila pasien
dilakukan transportasi rujukan atau pemeriksaan.
6. Petugas yang memasuki ruangan harus menggunakan APD.
7. Prosedur tindakan keperawatan dan kolaborasi dilakukan diruangan pasien.
8. Setelah pasien dipulangkan atau dipindahkan, biarkan kamar pasien kosong, sampai
dilakukan disinfeksi ruangan.
9. Ruangan harus dilakukan pembersihan dan disinfeksi permukaan sebelum dikembalikan ke
fungsi awal
Tingkatkan keamanan saat melakukan pengambilan spesimen sputum, suction dan
pemeriksaan diagnostik
1. HCP di ruangan harus mengenakan masker N95 atau masker dengan tingkat keamanan
yang lebih tinggi, pelindung mata, sarung tangan, dan gaun.
2. Jumlah HCP yang hadir selama prosedur harus dibatasi hanya yang berkepentingan
untuk perawatan pasien dengan SOP dan APD yang telah ditetapkan
3. Pengunjung tidak boleh hadir untuk prosedur ini.
4. Permukaan ruangan harus dibersihkan dan disinfeksi segera setelah prosedur
Kelola akses dan gerakan pengunjung dalam fasilitas pelayanan kesehatan
1. Semua pengunjung harus sering melakukan kebersihan tangan dan mengikuti respiratory
hygiene dan tindakan pencegahan batuk saat berada di fasilitas layanan kesehatan
2. Skrining pengunjung dengan gejala penyakit pernapasan akut sebelum memasuki
fasilitas kesehatan
3. Memposting rambu peringatan (mis., Tanda, poster) di pintu masuk dan di tempat-tempat
strategis (mis., Ruang tunggu, lift, kafetaria) serta menyarankan pengunjung untuk tidak
memasuki fasilitas saat sakit.
4. Batasi pengunjung untuk pasien yang diketahui atau diduga COVID-19.
5. Edukasi pasien dan keluarga untuk menggunakan aplikasi panggilan video di ponsel atau
tablet dalam berinteraksi
6. Instruksikan pengunjung sebelum memasuki kamar pasien melakukan kebersihan
tangan, membatasi menyentuh permukaan, dan penggunaan APD sesuai dengan
kebijakan saat berada di kamar pasien.
7. Diinstruksikan pengunjung untuk hanya mengunjungi ruang pasien dan tidak boleh pergi
ke lokasi lain di fasilitas layanan kesehatan.
Pelatihan bagi tenaga kesehatan
1. Berikan perawat pendidikan dan pelatihan khusus tentang asuhan keperawatan untuk
mencegah penularan agen infeksi, termasuk penyegaran materi.
2. Pastikan bahwa HCP dididik, dilatih, dan telah mempraktikkan penggunaan APD yang
tepat sebelum merawat pasien, termasuk memperbaiki penggunaan APD yang kurang
benar dan bagaimana melakukan pencegahan kontaminasi pakaian, kulit, dan lingkungan
selama proses melepas peralatan tersebut.
Terapkan pengendalian infeksi lingkungan
1. Peralatan medis khusus harus digunakan ketika merawat pasien yang diketahui atau
diduga COVID-19
2. Semua peralatan medis non-khusus, non-sekali pakai yang digunakan untuk perawatan
pasien harus dibersihkan dan didesinfeksi sesuai dengan instruksi pabrik dan kebijakan
3. Pastikan prosedur pembersihan dan disinfeksi lingkungan diikuti secara konsisten dan
benar.
4. Prosedur pembersihan dan disinfeksi dilakukan secara rutin
5. Pengelolaan cucian, peralatan layanan makanan, dan limbah medis juga harus dilakukan
sesuai dengan prosedur.
Pelaporan dan pencatatan
Ditetapkannya Covid-19 sebagai Pandemi oleh WHO secara langsung berefek besar bagi dunia
keperawatan di dunia. Perumusan Diagnosis keperawatan yang tepat serta penggunaan intervensi
yang dikombinasikan dengan rekomendasi badan pengendalian covid-19 dunia dapat membatasi
penyebaran dan penularan covid-19 bagi perawat dan tenaga kesehatan di rumah sakit. Diagnosis
Risiko untuk terkontaminasi sebagai masalah keperawatan utama dengan menerapkan tujuan dan
intervensi keperawatan, akan memungkinkan perawat untuk mengambil peran aktif dalam
mengidentifikasi komponen lingkungan yang mempengaruhi kesehatan dan merencanakan perawatan
berdasarkan kebutuhan kesehatan lingkungan. Lebih jauh penggunaan diagnosis Risiko untuk
terkontaminasi dapat meningkatkan akurasi proses diagnostik dan pemilihan intervensi berdasarkan
lingkungan yang berisiko menularkan, sehingga akan menghasilkan asuhan keperawatan yang aman
sehingga meningkatkan kontribusi keperawatan terhadap pencegahan penularan Covid-19.
Referensi
Centre of Disease Control and Prevention. (2020). Interim Infection Prevention and Control
Recommendations for Patients with Suspected or Confirmed Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) in Healthcare Settings.
Holshue, M. L., DeBolt, C., Lindquist, S., Lofy, K. H., Wiesman, J., Bruce, H., … Pillai, S. K. (2020).
First Case of 2019 Novel Coronavirus in the United States. New England Journal of
Medicine, 929–936. https://doi.org/10.1056/nejmoa2001191
Jhon Hopskin CSSE
Kementerian kesehatan RI,2020
NANDA. (2014). Nursing Diagnoses: definitions and classification 2015-2017 (tenth edit). Wiley
Blackwell.
Polk, L. V., & Green, P. M. (2007). Contamination: nursing diagnoses with outcome and intervention
linkages. International Journal of Nursing Terminologies and Classifications : The Official
Journal of NANDA International, 18(2), 37–44. https://doi.org/10.1111/j.1744
618X.2007.00048.x
(sejenak mari kita berdoa untuk seluruh tenaga kesehatan khususnya perawat
diseluruh dunia, semoga apa yang telah dilakukan dan dikorbankan sebagai
perjuangan untuk umat didunia dan mendapat kebaikan dari Tuhan Maha
Pemberi Kebaikan)
PROUD OF YOU