Anda di halaman 1dari 28

PEMOGRAMAN GARIS LURUS (LINEAR PROGRAMMING)

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Teori Pengambilan Keputusan

Disusun Oleh:
Kelompok 9
Winny Karina Anjani 170610110004
Fitriyanti 170610110006
Likma Exmar R A 170610110008
Lusi M T 170610110056
Zikra Alviva 170610110102

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
ILMU ADMINISTRASI BISNIS
2014
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“PEMOGRAMAN GARIS LURUS (LINEAR PROGRAMMING)” ini tepat
pada waktunya. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
yang diberikan oleh dosen kami, Bpk Zaenal Muttaqin dengan mata kuliah Teori
pengambilan Keputusan.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang kami
peroleh dari beberapa buku panduan yang berkaitan dengan Teori Pengambilan
Keputusan dengan Metode Garis Lurus, serta infomasi dari internet maupun
media massa lainnya yang berhubungan dengan Pasar Keuangan Internasional
sebagai bimbingan serta arahan dalam penulisan makalah ini.
Kami harap, dengan membaca makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua, serta dapat menambah wawasan kita mengenai Pasar keuangan
Internasional itu seperti apa, khususnya bagi kami. Memang makalah ini masih
jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif
dari pembaca demi kelancaran kami dalam pembuatan makalah di masa yang akan
datang.

Jatinangor, April 2014

Tim kelompok 9

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2

1.3 Tujan Penulisan...............................................................................................2

1.4 Metode Penelitan.............................................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI........................................................................................4

2.1 Teori Pengambilan Keputusan........................................................................4

2.1.1 Pengambilan Keputusan.......................................................................4

2.1.2 Proses Pengambilan Keputusan............................................................5

2.1.3 Teknik-Teknik Pengambilan Keputusan...............................................7

2.2 Teknik Linear Programing.............................................................................8

BAB III PEMBAHASAN..............................................................................................10

3.1 Pengertian Linear Programming.....................................................................10

3.2 Pembentukan Model Matematik......................................................................12

3.3 Asumsi Linear Programming..........................................................................14

3,4 Syarat Linear Programming............................................................................15

3.5 Metode-Metode Linear Programming............................................................15

3.6 Pemodelan Persoalan Linear Programming....................................................19

3.7 Teori Penyelesaian Linear Programming........................................................21

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................24

4.1 Kesimpulan.....................................................................................................24

4.2 Saran...............................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Para manajer pada tingkat pengawasan operasional, tingkat pengawasan


manajemen, dan tingkat perencanaan strategis dalam suatu organisasi berwenang
dan bertanggungjawab atas keputusan-keputusan yang diambil oleh mereka.
Keputusan-keputusan manajerial dapat dikelompokkan menurut beberapa cara.

Kesatu adalah pengelompokan keputusan-keputusan manajerial ke dalam


keputusan-keputusan kuantitatif dan keputusan-keputusan kualitatif. Kedua adalah
pengelompokan keputusan-keputusan manajerial ke dalam keputusan-keputusan
individual dan keputusan-keputusan kelompok. Ketiga adalah pengelompokan
keputusan-keputusan manajerial ke dalam keputusan-keputusan pada tingkat
pengawasan operasional, keputusan-keputusan pada tingkat pengawasan
manajemen, dan keputusan-keputusan pada tingkat perencanaan strategis.
Keempat adalah pengelompokan keputusan-keputusan manajerial ke dalam
keputusan-keputusan jangka pendek dan keputusan-keputusan jangka panjang.
Kelima adalah pengelompokan keputusan-keputusan manajerial ke dalam
keputusan-keputusan menurut fungsi-fungsi suatu organisasi yaitu keputusan
manajemen keuangan, keputusan manajemen operasi, keputusan manajemen
pemasaran, keputusan manajemen sumber daya manusia, keputusan manajemen
penelitian dan pengembangan, keputusan manajemen sistem informasi, dan
keputusan fungsi-fungsi rganisasi lainnya. Keenam adalah pengelompokkan
keputusan-keputusan manajerial menurut fungsi-fungsi manajemen yaitu
keputusan-keputusan perencanaan, keputusan-keputusan pengaturan, keputusan-
keputusan pengisian pekerjaan dan jabatan, keputusan-keputusan pengarahan, dan
keputusan-keputusan pengawasan. Kombinasi pengelompokan keputusan-
keputusan manajerial mungkin pula disusun. Contoh kombinasi pengelompokan

1
keputusan-keputusan manajerial ke dalam keputusan manajemen keuangan,
keputusan manajemen operasi, keputusan manajemen pemasaran, keputusan
manajemen sumber daya manusia, keputusan manajemen penelitian dan
pengembangan, keputusan manajemen sistem informasi pada tingkat pengawasan
operasional, pengawasan manajemen, dan pada tingkat perencanaan strategis.
Oleh karena itu dibutuhkan suatu metode yang dapat menyelaraskan kombinasi
tersebut untuk mengambil keputusan manjemen yaitu dengan METODE GARIS
LURUS.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini


kami memperoleh hasil yang diinginkan, maka kami mengemukakan beberapa
rumusan masalah. Rumusan masalahnya terdiri atas:

a. Apa itu Teori Pengambilan Keputusan ?

b. Bagaimana penggunaan Metode Garis Lurus?

c. Apa asumsi dan syarat dari Metode Garis lurus?

d. Apa saja jenis-jenis Metode Garis Lurus itu?

1.3 Tujuan Penulisan

Setiap penulisan makalah yang dibuat sudah pasti mempunyai tujuan


tertentu. Demikian juga dengan makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Teori Pengambilan Keputrusan pada Program Studi Ilmu
Administrasi Bisnis di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Padjadjaran.

2
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut, yaitu
untuk mengetahui:

a. Definisi Teori Pengambilan Keputusan

b. Bagaimana Metode Garis Lurus digunakan

c. Asumsi dan syarat dari Metode Garis lurus

d. Jenis-jenis dari Metode Garis Lurus

1.4 Metode Penulisan

Kami mendapatkan data dan informasi yang bersangkutan melalui


beberapa metode penulisan yang ada. Adapun metode yang digunakan penulis
pada penugasan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Study Kepustakaan

Mendapatkan data yang bersifat teoritis dari buku-buku yang ada


kaitannya dengan masalah yang dibahas dalam makalah ini.

2. Browsing Internet

Mendapatkan data dengan cara mencari dari situs-situs internet yang


berhubungna dengan masalah yang dibahas dalam makalah ini.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Teori Pengambilan keputusan

2.1.1 Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan


menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan
dan pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang
mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja
meliputi identifikasi masalah utama, menyusn alternatif yang akan dipilih dan
sampai pada pengambilan keputusan yang terbaik.

Pembuatan keputusan ini bertujuan mengatasi atau memecahkan masalah


yang bersangkuatan sehingga usaha pencapaiian tujuan yang dimaksud dapat
dilaksanakan secara baik dan efektif. Masalah atau problem yang dimaksud dapat
dibagi tiga golongan besar, yaitu masalah korektif, masalah progresif, dan
masalanh kreatif.

Masalah korektif adalah masalah yang timbul karena adanya


penyimpangan dari apa yang direncanakan. Masalah progresif adalah suatu
masalah yang terjadi akibat adanya keinginan untuk memperbaiki atau
meningkatkan suatu prestasi ayau hasil masa lalu.

4
2.1.2 Proses Pengambilan Keputusan

Proses pengambilan keputusan yang dikemukakan oleh Herbert A.Sistem


Informasi manajemenon terdiri atas tiga tahap, yaitu :

1. Pemahaman

Menyelidiki lingkungan kondisi yang memerlukan keputusan. Data mentah yang


diperoleh diolah dan diperiksa untuk dijadikan petunjuk yang dapat memenyukan
masalahnya.

2. Perancangan

Menemikan, mengembangkan dan menganalisis arah tindakan yang mungkin


dapat digunakan. Hal ini mengandung proses untuk memahami masalah untuk
menghasilkan cara pemecahan dan menguji apakah cara pemecahan tersebut dapat
dilaksanakan.

3. Pemilihan

Memilih arah tindakan tertentu dari semua arah tindakan yang ada. Pilihan
ditentukan dan dilaksanakan.

Model Sistem Informasi manajemenon ada hubungannya dengan sisten informasi


manajemen. Hubungan ini diikhtisarkan untuk ketiga tahap model Sistem
Informasi manajemenon yaitu :

1. Pemahaman

Proses penyelidikan mengandung pemeriksaan data baik dengan cara yang telah
ditentukan maupun dengan cara khusus. Sistem Informasi Manajemen harus
memberikan kedua cara tersebut. Sistem informasi harus meneliti semua data dan
menganjukan permintaan untuk diuji mengenai situasi yang jelas menurut
perhatian. Baik sistem informasi manajemen maupun organisasi harus
menyediakan saluran komunikasi untuk masalah yang diketahui dengan jelas agar

5
disampaikan kepada organisasi tingkat atas sehingga masalah tersebut dapat
ditangani.

2. Perancangan

Sistem informasi manajemen harus mengandung model keputusan untuk


mengolah data dan memprakasai pemecahan alternatif. Model harus membantu
menganalisis alternatif.

3. Pemilihan

Sistem Informasi Manajemen menjadi paling efektif apabila hasil perancangan


disajikan dalam suatu bentuk keputusan. Apabila telah dilakukan pemilihan,
peranan SISTEM INFORMASI MANAJEMEN berubah menjadi pengumpulan
data untuk umpan balik dan penilaian kemudian.

Sistem pengambilan keputusan dibagi menjadi dua berdasarkan sifatnya, terbuka


atau tertutup. Sistem penganbilan keputusan tertutup menganggap bahwa
keputusan dipisahkan dari masukan yang tidak ketahui dari lingkungannya

6
2.1.3 Teknik Teknik Pengambilan Keputusan

Herbert A Simon mengemukakan teknik tradisional dan modern dalam


pembuatan keputusan yang diprogram dan tidak diprogram.

Tipe – tipe Keputusan Teknik Teknik pembuatan keputusan

Tradisional Modern

Diprogram: 1.Kebiasaan 1. Teknik riset operasi


Analisis matematik
Keputusan rutin dan
linear Programming
berulang-
2. Kegitan rutin : 2. Pengolahan
ulang.Organisasi
prosedure dataelektronik.
mengenbangkan proses
pengoprasian standar
khusus bagi
penanganannya 3. Struktur Organisasi
tersusun baik

Tidak diprogram: 1. Kebijakan dan Teknik pemecahan masalah


Kreativitas yang diterapkan pada :
Keputusan sekali
2. Coba - coba
dipakai, disusun tidak 1. Latihan membuat
sehat dan 3. Selektif dan latihan
keputusan.
kebijaksanaan.Ditangani para pelaksana
dengan proses 2. penyusunan
pemecahan masalah Heurictic
umum

2.2 Teknik Liniear Programing

7
Liniear Programming adalah suatu cara untuk menyelesaikan
persoalan pengalokasian sumber-sumber terbatas diantara beberapa aktivitas yang
bersaing, dengan cara yang terbaik yang mungkin dilakukan. Program liniear ini
menggunakan model matematis untuk menjelaskan persoalan yang dihadapinya.
Sifat “liniear” disini memberi arti bahwa seluruh fungsi matematis dalam model
ini merupakan fungsi yang linier (tidak ada yang memiliki sifat kuadratik),
sedangkan kata ‘programa” merupakan sinonim untuk perencanaan. Dengan
demikian program liniear adalah perencanaan aktivitas-aktivitas untuk
memperoleh suatu hasil yang optimum, yaitu suatu hasil yang mencapai tujuan
terbaik di antara alternative yang fisibel (Tampubolon, 2004:257).
Selain itu linear programing merupakan suatu model umum yang dapat
digunakan dalam pemecahan masalah pengalokasian sumber-sumber yang
terbatas secara optimal.Biasanya teknik ini memformulasikan masalah ke dalam
dua fungsi utama, yaitu fungsi tujuan dan fungsi kendala. Fungsi tujuan
menunjukkan model matematika dari tujuan permasalahan, sedangkan fungsi
kendala berisikan persamaan matematika atas berbagai kendala yang ada dalam
mencapai tujuan permasalahan. Masalah tersebut timbul apabila seseorang
diharuskan untuk memilih atau menentukan tingkat setiap kegiatan yang akan
dilakukannya, dimana masing-masing kegiatan membutuhkan sumber yang sama
sedangkan jumlahnya terbatas Yaitu salah satu teknik pengambilan keputusan
untuk menyelesaikan masalah optimasi (maksimasi atau minimasi) dengan
menggunakan persamaan dan pertidaksamaan linear dalam rangka mencari
pemecahan yang optimal dengan memperhatikan pembatas-pembatas (constrains)
yang ada. Persoalan linear programming dapat diselesaikan dengan menggunakan
metode: a) grafik, b) aljabar; dan c) simpleks.
Teknik pengambilan keputusan dalam permasalahan yang berhubungan
dengan pengalokasian sumberdaya secara optimal suatu model umum yang dapat
digunakan dalam pemecahan masalah pengalokasian sumber-sumber yang
terbatas secara optimal. Masalah tersebut timbul apabila seseorang diharuskan
untuk memilih atau menentukan tingkat setiap kegiatan yang akan dilakukannya,

8
dimana masing-masing kegiatan membutuhkan sumber yang sama sedangkan
jumlahnya terbatas.

9
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Linear Programming


Menurut Wikipedia (2009), Linear Programming merupakan suatu model
umum yang dapat digunakan dalam pengalokasian sumber-sumber yang terbatas
secara optimal. Masalah tersebut timbul apabila seseorang diharuskan untuk
memilih atau menentukan tingkat setiap kegiatan yang akan dilakukan, dimana
masing-masing kegiatan membutuhkan sumber yang sama sedangkan jumlahnya
terbatas.
Sedangkan Menurut Siringoringo (2005), linear programming merupakan
metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk
mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan
biaya. Linear programming banyak diterapkan dalam masalah ekonomi, industri,
militer, sosial dan lain-lain. Linear programming berkaitan dengan penjelasan
suatu kasus dalam dunia nyata sebagai suatu model matematik yang terdiri dari
sebuah fungsi tujuan linier dengan beberapa kendala linier.
            Langkah  pertama dalam model linear programming adalah formulasi
masalah, yang meliputi proses pengidentifikasi dan penentuan batasan serta fungsi
tujuan. Langkah kedua adalah memecahkan masalah yang dialami. Jika terdapat
hanya dua variabel keputusan, maka masalah tersebut dapat diselesaikan dengan
menggunakan metode grafik. Semua permasalahan linear programming juga
dapat dipecahkan dengan metode simpleks apabila terdapat tiga variabel
keputusan atau lebih. Metode tersebut menghasilkan informasi yang berharga
seperti harga bayangan atau harga berganda dan menyediakan analisis sensitivitas
lengkap pada input lain dari permasalahan yang dipakai (Heizer, 2005).

10
Karakteristik yang biasa digunakan dalam persoalan linear
programming adalah sebagai berikut (Siringoringo, 2005):
a. Sifat linearitas, suatu kasus dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa
cara. Secara statistik, kita dapat memeriksa kelinearan menggunakan grafik
(diagram pencar) ataupun menggunakan uji hipotesa. Secara teknis, linearitas
ditunjukkan oleh adanya sifat proporsionalitas, additivitas, divisibilitas dan
kepastian fungsi tujuan dan pembatas.
b. Sifat proporsional, dipenuhi jika kontribusi setiap variabel pada fungsi tujuan
atau penggunaan sumber daya yang membatasi proporsional
terhadap level nilai variabel. Jika harga per unit produk misalnya adalah sama
berapapun jumlah yang dibeli, maka sifat proporsional dipenuhi. Dengan kata
lain, jika pembelian dalam jumlah besar mendapatkan diskon, maka sifat
proporsional tidak dipenuhi. Jika penggunaan sumber daya per unitnya
tergantung dari jumlah yang diproduksi, sifat proporsionalitas tidak dipenuhi.
c. Sifat additivitas mengasumsikan bahwa tidak ada bentuk perkalian silang
diantara berbagai aktivitas, sehingga tidak akan ditemukan bentuk perkalian
silang pada model. Sifat additivitas berlaku baik bagi fungsi tujuan maupun
pembatas (kendala). Sifat additivitas dipenuhi jika fungsi tujuan merupakan
penambahan langsung kontribusi masing-masing variabel keputusan. Untuk
fungsi kendala, sifat additivitas dipenuhi jika nilai kanan merupakan total
penggunaaan masing-masing variabel keputusan. Jika dua variabel keputusan
misalnya merepresentasikan dua produk substitusi, dimana
peningkatan volume penjualan salah satu produk akan mengurangi volume
penjualan produk lainnya dalam pasar yang sama, maka sifat additivitas tidak
terpenuhi.
d. Sifat divisibilitas, berarti unit aktivitas dapat dibagi ke dalam
sembaranglevel fraksional, sehingga nilai variabel keputusan non integer
dimungkinkan.
e. Sifat kepastian, menunjukkan bahwa semua parameter model berupa konstanta.
Artinya koefisien fungsi tujuan maupun fungsi pembatas merupakan suatu nilai
pasti, bukan merupakan nilai dengan peluang tertentu.

11
3.2 Pembentukan Model Matematik
Tahap berikutnya yang harus dilakukan setelah memahami permasalahan
optimasi adalah membuat model yang sesuai untuk analisis. Pendekatan
konvensional riset operasional untuk pemodelan adalah membangun model
matematik yang menggambarkan inti permasalahan. Kasus dari bentuk cerita
diterjemahkan ke model matematik. Model matematik merupakan representasi
kuantitatif tujuan dan sumber daya yang membatasi sebagai fungsi variabel
keputusan. Model matematika permasalahan optimal terdiri dari dua bagian.
Bagian pertama memodelkan tujuan optimasi. Model matematik tujuan selalu
menggunakan bentuk persamaan. Bentuk persamaan digunakan karena kita ingin
mendapatkan solusi optimum pada satu titik. Fungsi tujuan yang akan
dioptimalkan hanya satu. Bukan berarti bahwa permasalahan optimasi hanya
dihadapkan pada satu tujuan. Tujuan dari suatu usaha bisa lebih dari satu. Tetapi
pada bagian ini kita hanya akan tertarik dengan permasalahan optimal dengan satu
tujuan.
Bagian kedua merupakan model matematik yang merepresentasikan
sumber daya yang membatasi. Fungsi pembatas bisa berbentuk persamaan (=)
atau pertidaksamaan (≤ atau ≥). Fungsi pembatas disebut juga sebagai konstrain.
Konstanta (baik sebagai koefisien maupun nilai kanan) dalam fungsi pembatas
maupun pada tujuan dikatakan sebagai parameter model. Model matematika
mempunyai beberapa keuntungan dibandingakan pendeskripsian permasalahan
secara verbal. Salah satu keuntungan yang paling jelas adala model matematik
menggambarkan permasalahan secara lebih ringkas. Hal ini cenderung membuat
struktur keseluruhan permasalahan lebih mudah dipahami, dan membantu
mengungkapkan relasi sebab akibat penting. Model matematik juga memfasilitasi
yang berhubungan dengan permasalahan dan keseluruhannya dan
mempertimbangkan semua keterhubungannya secara simultan. Terakhir, model
matematik membentuk jembatan ke penggunaan teknik matematik dan komputer
kemampuan tinggi untuk menganalisis permasalahan.
Model matematik mempunyai kelemahan. Tidak semua karakteristik
sistem dapat dengan mudah dimodelkan menggunakan fungsi matematik.

12
Meskipun dapat dimodelkan dengan fungsi matematik, kadang-kadang
penyelesaiannya sulit diperoleh karena kompleksitas fungsi dan teknik yang
dibutuhkan. Bentuk umum linear programmingadalah sebagai berikut:
Fungsi tujuan :
Maksimumkan atau minimumkan z = c1x1 + c2x2 + ... + cnxn
Sumber daya yang membatasi :
a11x1 + a12x2 + ... + a1nxn = /≤ / ≥ b1
a21x1 + a22x2 + … + a2nxn = /≤ / ≥ b2

am1x1 + am2x2 + … + amnxn = /≤ / ≥ bm
x1, x2, …, xn ≥ 0
Simbol x1, x2, ..., xn  (xi) menunjukkan variabel keputusan. Jumlah variabel
keputusan (xi) oleh karenanya tergantung dari jumlah kegiatan atau aktivitas yang
dilakukan untuk mencapai tujuan. Simbol c1,c2,...,cnmerupakan kontribusi masing-
masing variabel keputusan terhadap tujuan, disebut juga koefisien fungsi tujuan
pada model matematiknya.Simbol a11, ...,a1n,...,amn merupakan penggunaan per unit
variabel keputusan akan sumber daya yang membatasi, atau disebut juga sebagai
koefisien fungsi kendala pada model matematiknya. Simbol
b1,b2,...,bmmenunjukkan jumlah masing-masing sumber daya yang ada. Jumlah
fungsi kendala akan tergantung dari banyaknya sumber daya yang terbatas.
Pertidaksamaan terakhir  (x1, x2, …, xn ≥ 0) menunjukkan batasan non
negatif. Membuat model matematik dari suatu permasalahan bukan hanya
menuntut kemampuan matematik tapi juga menuntut seni permodelan.
Menggunakan seni akan membuat permodelan lebih mudah dan menarik.
Kasus linear programming sangat beragam. Dalam setiap kasus, hal yang
penting adalah memahami setiap kasus dan memahami konsep permodelannya.
Meskipun fungsi tujuan misalnya hanya mempunyai kemungkinan bentuk
maksimisasi atau minimisasi, keputusan untuk memilih salah satunya bukan
pekerjaan mudah. Tujuan pada suatu kasus bisa menjadi batasan pada kasus yang
lain. Harus hati-hati dalam menentukan tujuan, koefisien fungsi tujuan, batasan
dan koefisien pada fungsi pembatas.

13
Masalah keputusan yang biasa dihadapi para analis adalah alokasi
optimum sumber daya yang langka. Sumber daya dapat berupa modal, tenaga
kerja, bahan mentah, kapasitas mesin, waktu, ruangan atau
teknologi (Heizer, 2005).

3.3 Asumsi  Linear programming


Model linear programming mengandung asumsi-asumsi tertentu yang
harus dipenuhi agar definisinya sebagai suatu masalah linear
programming menjadi absah (Ayu, 1996). Membentuk suatu model linear
programming perlu diterapkan asumsi-asumsi sebagai berikut.
a. Liniearity
Fungsi obyektif dan kendala haruslah merupakan fungsi linier dan variabel
keputusan. Tingkat peubah atau kemiringan hubungan fungsional adalah
konstan.
b. Divisibility
Solusi tidak harus bilangan bulat atau bilangan pecahan dengan demikian
variabel keputusan merupakan variabel kontinu sebagai lawan dari variabel
diskrit atau bilangan bulat
c. Deterministik
Mencerminkan kondisi masa depan maupun sekarang dan keadaan masa depan
sangat sulit untuk diketahui.
d. Homogeneity
Memiliki arti yaitu sumber daya yang digunakan dalam proses harus sama
e. Non negativity
Nilai variabel keputusan harus > 0.
f. Semua konstanta Cj Aj Bj diasumsikan memiliki nilai yang pasti.

14
3.4 Syarat  Linear Programming
Menurut Ayu (1996), linear programming dilakukan dengan syarat yang
berlaku. Syarat tersebut ditentukan agar dalam penyelesaian persoalan dapat
ditempuh dengan linear programming, berikut syarat linear programming.
1. Tujuan harus jelas
2. Ada benda alternatif yang akan dibandingkan
3. Sumber daya terbatas
4. Bisa dirumuskan secara kuantitatif
5. Adanya keterkaitan peubah (kendala harus sama, bahan baku harus sama
atau keterkaitan)

3.5 Metode-Metode Linear Programming


Linear programming dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa
macam metode sesuai dengan tingkat persoalannya(Siringoringo, 2005). Metode-
metode tersebut sama-sama dapat memecahkan persoalan yang mengandung
beberapa permasalahan. Berikut ini metode yang dapat dilakukan dalam
memecahkan persoalan linear programming.
1. Metode aljabar yaitu mempunyai bentuk perhitungan formulasi standard
dengan  mengkombinasi dua variabel yang nilainya dianggap nol hingga
diperoleh nilai z terbesar.
2. Metode grafik yaitu metode yang digunakan untuk memecahkan persoalan
yang mengandung dua permasalahan.
3. Metode simpleks dapat digunakan untuk memecahkan persoalan yang
mengandung tiga atau lebih permasalahan dan didasarkan pada proses
perhitungan ulang supaya mendapat hasil yang optimal.
4. Metode big-m biasanya dipakai untuk memecahkan persoalan yang memiliki
pembatas “=” atau “>”
Pengolahan data yang dibuat hanya menggunakan dua metode yaitu
menggunakan metode grafik dan simpleks. Berikut ini penjelasan untuk metode
grafik dan metode simpleks.

15
3.5.1 Metode Aljabar
Metode Aljabar berarti dalam menyelesaikan permasalahan digunakan
perhitungan matematika untuk mendapatkan nilai yang diinginkan (nilai yang
memaksimumkan atau nilai yang meminimumkan). Biasanya model matematika
yang dipecahkan adalah model pertidaksamaan.

Sebagai contoh pemecahan persoalan linier programming dengan cara aljabar


perhatikan persoalan yang telah dirumuskan sebagai berikut.

Cari : x1, x2

Fungsi : Z = 5x1 + 3x2 , minimumkan

Pembatas : 2x1 + x2 ≥ 2

x1 + x2 ≥ 0

x1 ≥ 0, x2 ≥ 0

Persamaan tersebut harus dirubah dulu menjadi persamaan standar dengan


memasukkan variabel yang harus dikurangkan di dalam suatu ketidaksamaan agar
supaya menjadi persamaan.

Persamaan kemudian menjadi sebagai berikut

Cari : x1, x2, x3, x4

Fungsi : Z = 5x1 + 3x2 + 0x3 + 0x4,

minimumkan

Pembatas : 2x1 + x2 - x3 = 3

x1 + x2 - x4 = 2

x1 ≥ 0, x2 ≥ 0, x3 ≥ 0, x4 ≥ 0

Jawaban :

16
1. x1 = x2 = 0
3x1 + 5x2 – x3 = 3 -x3 = 3 x 3 = -3
5x1 + 2x2 – x4 = 2 -x4 = 2 x 4 = -2
Z1 tidak perlu dihitung karena pemecahan ini tidak fisibel, x3 dan x4 tidak
memenuhi syarat (negatif).
2. x1 = x3 = 0
2x1 + x2 – x3 x2 = 3
x1 + x2 – x4 x2 – x4 = 2
3(1) – x4 = 2 -x4 = 2 – 3 = -1
x4 = 1
Z2 = 5x1 + 3x2 + 0x3 + 0x4 = 9
3. x1 = x4 = 0
2x1 + x2 – x3 = 3 x2 – x3 = 5
x1 + x2 – x4 = 2 x2 = 2
x2 – x3 = 5
2 – x3 = 5 -x3 = 5 – 2 = 3
x3 = -3(tidak fisibel)
4. x2 = x3 = 0
2x1 + x2 – x3 = 3 2x1 = 3 x1 = 3/2
x1 + x2 – x4 = 2 x1 – x4 = 2
3/2 – x4 = 2 x4 = -1/2
5. x2 = x4 = 0
2x1 + x2 – x3 = 3 2x1-x3 = 3
x1 + x2 – x4 = 2 x1 = 2
2x1 – x3 = 3 x3 = 1
Z5 = 5x1 + 3x2 + 0x3 + 0x4 = 10
6. x3 = x4 = 0
2x1 + x2 – x3 = 3 2x1+x2 = 3
x1 + x2 – x4 = 2 x1+x2 = 2 –
x1 = 1
x2 = 1

17
Z6 = 5x1 + 3x2 + 0x3 + 0x4 = 8

Z6 = Zmin karena merupakan nilai tujuan yang terkecil apabila dibandingkan


dengan nilai tujuan lainnya. Pemecahan optimal memberikan nilai Z = 8 dengan
x1 = x2 = 1

3.5.2 Metode Grafik


            Metode grafik adalah suatu metode yang ada dalam linear
programming yang digunakan untuk memecahkan persoalan yang mengandung
dua permasalahan. Prosedur umumnya adalah untuk mengubah suatu deskriptif
kedalam bentuk masalah linear programmingdengan menentukan variabel,
konstanta, fungsi objektif dan batasan kendala.  Pada metode grafik dilakukan
beberapa tahapan, yaitu (Ayu, 1996):
1. Indetifikasi variabel keputusan.
2. Identifikasi fungsi objektif.
3. Identifikasi kendala-kendala.
4. Menggambarkan bentuk grafik dari semua kendala.
5. Indentifikasi daerah solusi yang layak pada grafik.
6. Menggambarkan bentuk grafik dari fungsi objektif dan menentukan titik yang
memberikan nilai objektif optimal pada daerah solusi yang layak.
7. Mengartikan solusi yang diperoleh.

3.5.3 Metode Simpleks


Metode simpleks adalah salah satu metode yang ada dalam linear
programming yang digunakan untuk memecahkan persoalan yang mengandung
tiga permasalahan atau lebih dan didasarkan pada proses perhitungan ulang
supaya mendapat hasil yang optimal. Tahap paling awal yang diperhatikan dalam
metode simpleks ini adalah tiga tahap yang dilakukan pada linear
programming yaitu: 
1. Masalah harus dapat diidentifikasi sebagai sesuatu yang dapat diselesaikan
dengan linear programming. 

18
2. Masalah yang tidak terstruktur harua dapat dirumuskan dalam model
matematika, sehingga menjadi terstruktur.
3. Model harus diselesaikan dengan teknik matematika yang dibuat
Tahap selanjutnya merupakan tahap teknis yang secara umum ada
dalam linear programming (Ayu, 1996). Tahap tersebut akan dijelaskan sebagai
berikut:
1. Menentukan variabel keputusan, dimana maksud dari variabel keputusan ini
merupakan simbol matematika yang menggambarkan tingkatan aktivitas
perusahaan. Tahap ini sebenarnya untuk mempermudah dalam menggunakan
metode matematik, dengan memutuskan memakai simbol matematik untuk
hal yang ingin dihitung.
2. Membuat fungsi tujuan, yang dimaksudkan dari fungsi tujuan ini adalah
hubungan matematika linier yang menjelaskan tujuan perusahaan dalam
terminologi variabel keputusan. Setelah ditentukan variabel keputusan,
kemudian digunakan dalam membuat fungsi (persamaan matematika) dari
tujuan yang ingin dicapai perusahaan.
3. Membuat batasan (kendala) model, maksud dari fungsi batasan adalah
hubungan linier dari variabel keputusan yang menunjukkan keterbatasan
perusahaan dalam lingungan operasi perusahaan.

3.6 Pemodelan Persoalan Linear Programming


Model LP terdiri dari beberapa Decision Variables, sebuahobjective
function dan beberapa constraints.  Sebagai langkah awal dalam membuat model
LP harus ditentukan Deecision Variables.  Yang dimaksud dengan decision
variables disini adalah simbol-simbol matematik yang mewakili banyaknya
kegiatan dalam suatu proses operasi.
Sebagai contoh, suatu perusahaan pembuat barang elektronik
memproduksi Radio, TV dan VCD-Player.  Jumlah tiap-tiap barang yang
diproduksi diberi simbol-simbol X1, X2, dan X3.  Simbol-simbol matematik
tersebut mewakili produknya.

19
X1 = jumlah radio yang diproduksi,
X2 = jumlah TV yang diproduksi, dan
X3 = jumlah VCD-Player yang dihasilkan.
Berdasarkan perubah (decision variables) yang sudah dipilih, semua constraints
dan objective function kemudian diekspresikan menggunakan perubah-perubah
tersebut.
Untuk objective function, selalu ditulis dalam
bentuk maximise atauminimise dari fungsi yang akan di maksimalkan atau
dimimalkan.  Sebagai contoh, apabila keuntungan yang diperoleh dari penjualan
satu Radio Rp6000, satu TV Rp4000, dan satu VCD-Player Rp2000, maka
objective function untuk mencari keuntungan terbesar ditulis
Maximise  6000 X1 + 4000 X2 + 2000 X3 .
Perubah yang sama juga digunakan untuk penulisan constraints. 
Constraints dapat berupa pernyataan keterbatasan sumber daya, bisa juga berupa
panduan.  Sebagai illustrasi misalnya setiap Radio memerlukan waktu pengerjaan
2 jam sementara untuk TV hanya 1 jam, sedangkan untuk VCD-Player 1.5 jam. 
Adapun sumber daya waktu yang tersedia hanya 40 jam kerja.  Dengan demikian
constraint nya dituliskan dalam bentuk
2 X1 + 1 X2 + 1.5 X3 £ 40
Selain itu harus pula dipenuhi bahwa X1, X2, dan X3 harus merupakan
bilangan bulat (integer) karena produk Radio, TV dan VCD-Player tidak bisa
dalam bentuk angka pecahan (real).  Ditulis dengan simbol: X1, X2, X3 bilangan
bulat
Dari illustrasi diatas, maka bentuk umum model LP sebagai berikut:
Maximise (or Minimise)
c1 x1 + c2 x2 + … + cn xn
Subject to:
a11 x1 + a12 x2 + … + a1n xn ( £ or = or ³) b1
a21 x1 + a22 x2 + … + a2n xn ( £ or = or ³) b2

20
an1 x1 + an2 x2 + … + ann xn ( £ or = or ³) bn
xi : decision variables,
bi : constraint levels,
ci : objective function coefficients,
aij : constraint coefficients.

3.7 Teori Penyelesaian Linear Programming


Untuk memudahkan pemahaman LP, diberikan contoh kasus sederhana yang bisa
digambarkan secara grafik dan secara komputasi tidak rumit.

Studi Kasus 5-1:


Sebuah perusahaan garmen di Klaten, PT Sarjono, memproduksi baju lengan
pendek dan baju lengan panjang.  Perusahan tersebut mempunyai sumber daya
utama yaitu penjahitan (bagian jahit) dan pemotongan (bagian pola).  Untuk
usaha di bulan depan PT Sarjono mengalokasikan waktu yang disediakan di
bagian jahit 240 jam kerja dan di bagian potong 100 jam kerja.
Berdasarkan catatan pekerjaan sebelumnya sudah diperoleh data untuk
pembuatan satu pakaian lengan panjang menghabiskan waktu 2 jam pemotongan
dan 4 jam penjahitan.  Pembuatan baju lengan pendek memerlukan 1 jam
pemotongan dan 3 jam penjahitan.
Data keuntungan setiap baju lengan panjang Rp700 dan lengan pendek Rp500.
PT Sarjono ingin mengetahui jumlah produksi baju (lengan panjang dan lengan
pendek) di bulan depan yang menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya dengan
keterbatasan sumber daya yang tersedia.

Penyelesaian Studi Kasus 5-1:


Untuk penyelesaian diatas, terlebih dahulu persoalan dibuat model matematik
kemudian diselesaikan persamaan simultannya.  Adapun langkah
penyelesaiaannya sebagai berikut:

21
 Produk yang dicari harga optimalnya (decision variables) dituliskan dalam
simbol matematik terlebih dahulu
X : Jumlah baju lengan panjang yang akan diproduksi,
Y : Jumlah baju lengan pendek yang akan diproduksi.
 Menuliskan objective function dengan cara memformulasikan yang akan
dimaksimalkan atau diminimalkan:
Keuntungan total yang diperoleh PT Sarjono sebesar
700 x baju lengan panjang + 500 x baju lengan pendek
Objective funtion :              Maximise 700 X + 500 Y
 Menuliskan constraints:
PT Sarjono mempunyai dua keterbatasan sumber daya:
Penjahitan:               4 X + 3 Y £ 240
Pemotongan:           2 X + 1 Y £ 100
Persyaratan lain : Hasil perhitungan harus positif dan angkanya bukan
pecahan:
X, Y ³ 0          dan X,Y integer (bilangan bulat)
Daerah feasible 4 X + 3 Y £ 240; 2 X + 1 Y £ 100; X, Y ³ 0
 Mencari harga optimal objective function di dareah feasible
Salah satu cara termudah untuk mencari harga maksimal dari objective
function di daerah feasible adalah dengan melakukan analisis di titik-titik
sudut, yang diwakili pada titik A, B, C dan D.
Titik A (X=0, Y=0)             : 700 .0 + 500 . 0 = 0
Titik B (X=50, Y=0)           : 700 . 50 + 500 . 0 = 35000
Titik D (X=0, Y=80)           : 700.0 + 500 . 80 = 40000
Untuk menentukan titik C diperoleh dengan cara menyelesaikan dua
persamaan simultan
4 X + 3 Y = 240          (i)
2 X + 1 Y = 100          (ii)
Terlebih dahulu kalikan persamaan (ii) dengan –2, menjadi
4 X + 3 Y = 240
-4 X -2 Y = -200

22
1 Y = 40
Dengan menggunakan Y =40 akan diperoleh X =30
Titik C (X=30, Y=40)         : 700 . 30 + 500 . 40 = 41000
Dari perbandingan di keempat titik dapat disimpulkan bahwa harga
keuntungan terbesar akan diperoleh apabila diproduksi sebanyak 30 pakaian
lengan panjang dan 40 pakaian lengan pendek.  Adapun keuntungan
maksimal yang diperoleh sebesar Rp 41000,-.

23
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

24
DAFTAR PUSTAKA

Supranto, J. (1989). Riset untuk Pengambilan Keputusan. Jakarta: UI Press. Supranto, J.


(1998). Teknik Pengambilan Keputusan. Jakarta: Rineka Cipta.

Siswanto. 1990. Sistem Komputer Manajemen : Management Science. Jakarta :


Penerbit PT Elex Media Komputindo.
Taylor III, Bernard W. 1996. Sains Manajemen (Pendekatan Matematika Untuk
Bisnis). Jakarta : Salemba Empat

Sumber lain :

http://id.scribd.com/doc/209542482/Pengambilan-Keputusan-Berdasar-Atas-
Pemrograman-Garis-Lurus

http://meyka.blogdetik.com/2013/05/11/pengambilan-keputusan-dalam-
manajemen/

http://emmadiska.blogspot.com/2013/05/teori-pengambilan-keputusan.html

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-7230-3100100040-bab2.pdf

http://chanlarasati.blogspot.com/2012/03/linear-programming.html

http://vacheindustrialengineering.blogspot.com/2012/03/linear-programming.html

iii

Anda mungkin juga menyukai