103 194 1 SM PDF
103 194 1 SM PDF
Abstrak
Aspirasi benda asing di bronkus adalah kasus emergensi THT-KL yang
merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada anak,
terutama usia dibawah 3 tahun. Aspirasi benda asing yang tersering pada bayi dan
anak adalah benda organik, sehingga membutuhkan penanganan yang cepat
karena akan menimbulkan komplikasi serius apabila tindakannya terlambat.
Keterlambatan diagnosis aspirasi benda asing dipengaruhi oleh faktor tingkat
pengetahuan orang tua, ketidak tajaman diagnosis awal dan komplikasi dari benda
asing di jalan nafas. Tindakan bronkoskopi tepat waktu akan menghindarkan
komplikasi yang ireversibel.
Dilaporkan satu kasus aspirasi benda asing biji jeruk pada seorang bayi laki-laki
usia 7 bulan dengan gagal nafas akut karena keterlambatan diagnosis dan
tatalaksana dan telah dilakukan bronkoskopi dalam anastesi umum dengan
menggunakan bronkoskopi kaku.
Kata kunci : aspirasi benda asing organik, gagal nafas akut, keterlambatan
diagnosis, bronkoskopi kaku, anastesi umum
Abstract
Foreign body aspiration in bronchus is an emergency case in ENT-HNS,
representing one of the major cause of morbidity and mortality in childhood,
especially in children younger than 3 years of age. The most foreign body
aspirated in infant and toddler is an organic product, which can cause severe
complication if the management was delay. Delayed diagnosis of foreign body
aspiration was influenced by parenthal education, early misdiagnosis and
complication of the foreign body. Timely bronchoscopy will prevent an
irreversible complication.
A case of foreign body orange seed aspiration in a boy 7 months old with acute
breathing failure because of delayed diagnosis and management, the management
was bronchoscopy using rigid bronchoscopy in general anesthesia.
Key word : organic foreign body aspiration, acute respiratory distress, delayed
diagnosis, rigid bronchoscopy, general anesthesia
159
Majalah Kedokteran Andalas No.2. Vol.35. Juli-Desember 2011 160
dengan bronkoskopi atas indikasi usia 6-12 bulan.(1,3,5,9) Pada kasus ini,
benda asing (biji jeruk) di bronkus hari pasien adalah seorang bayi berusia 7
ke dua + bronkopneumonia dalam per- bulan, dimana aspirasi benda asing biji
baikan. Terapi masih sama dengan hari jeruk terjadi pada waktu ibunya
sebelumnya. Kembali direncana-kan meneteskan air jeruk langsung dari
pemeriksaan photo polos toraks, namun buahnya pada saat posisi anak
orang tua pasien tetap menolak. Pada telentang.
hari ini, orang tua pasien memutuskan Data terpenting untuk eva-luasi
untuk membawa pulang anaknya anak yang dicurigai teraspirasi benda
dengan segala risiko dan asing adalah anamnesis yang akurat dari
konsekuensinya. saksi mata, tapi sering kali kejadian
aspirasi benda asing pada anak tidak
DISKUSI diketahui oleh orang dewasa
Aspirasi benda asing ke jalan disekitarnya. Gambaran kla-sik aspirasi
nafas adalah salah satu dari keadaan benda asing pada anak adalah tersedak
yang mengancam nyawa pada anak- tiba-tiba diikuti batuk, sesak nafas,
anak, terutama pada anak dibawah 3 penurunan bunyi nafas dan sering
tahun dan merupakan penyebab diikuti oleh sianosis perioral
(5,8)
kematian mendadak yang tersering pada sementara. Hal ini sesuai dengan
bayi. Pada anak, faktor yang anamnesis yang diperoleh dari ibu
mempengaruhi tingginya prevalensi pasien, dimana pasien ter-sedak tiba-
aspirasi benda asing antara lain tiba setelah ibu meneteskan jeruk,
kecenderungan anak untuk mema- diikuti batuk, sesak nafas dan biru
sukkan benda asing ke mulutnya disekitar mulut dan kemudian pasien
sebagai usaha untuk mengenali kembali normal.
lingkungan sekitarnya, gigi geligi Interval kejadian aspirasi
bagian posterior yang belum lengkap, dengan kunjungan ke dokter merupakan
mekanisme menelan dan proteksi yang variabel yang penting untuk
belum sempurna, dan seringnya anak menentukan morbiditas aspirasi benda
menangis, ber-teriak, lari-lari atau asing. Beberapa penelitian
bermain sementara ada benda dalam memperlihatkan bahwa interval
mulut-nya, ditambah kurangnya kejadian aspirasi dengan konsultasi ke
kesadaran dan penga-wasan dari orang dokter tergantung pada faktor
tua atau orang dewasa yang sosioekonomi penderita, akses ke
mendampingi anak. Pada bayi, faktor institusi kesehatan dan kesalahan
yang lebih berperan adalah belum diagnosis awal. Disamping itu
bertumbuhnya gigi geligi bagian keterlambatan diagnosis aspirasi benda
posterior dan kemampuan proteksi jalan asing pada anak juga dapat terjadi
nafas dan mekanisme menelan yang karena klinisi melewatkan tanda dan
belum matang. Bayi usia 0-6 bulan gejala awal aspirasi dan cenderung
mem-punyai konsistensi diet dan posisi menilai berdasarkan temuan
(1,8,10)
makan yang berbeda dibanding bayi radialogi. Suatu penelitian di
Majalah Kedokteran Andalas No.2. Vol.35. Juli-Desember 2011 166
pasien adalah dengan pemberian O2 untuk makanan lunak dan 2 jam untuk
nonrebreathing. Penundaan tindakan cairan. 3). Fisioterapi dada, dianjurkan
bronkoskopi ke dua terjadi dengan pada pasien dengan pneumonia sebagai
alasan kondisi pasien yang stabil, diagnosis awalnya, akan tetapi prosedur
dimana dianjurkan tindakan bron- ini berpotensi untuk menggeser benda
coskopi dilakukan jika kondisi pasien asing kearah proksimal sehingga dapat
memburuk. Berdasarkan literatur, kedua mengakibatkan ostruksi jalan nafas
hal diatas tidak dianjurkan, karena pada total. 4). Farmakoterapi, antibotika dan
saat ditegakkan suatu kecurigaan kortikosteroid diindikasikan mengatasi
aspirasi benda asing dengan atau tanpa infeksi dan inflamasi yang disebabkan
komplikasi, tindakan broncoskopi harus oleh benda asing di jalan nafas. 5).
segera dilakukan dan tidak dianjurkan Pengaturan alat, ruangan dan personel
untuk melakukan ventilasi bertekanan tindakan. 6). Akses intravena. Induksi
positif pada anak.(5,10,14-17) Persiapan anastesi dilakukan melalui intra vena,
untuk melakukan tindakan bronkoskopi namun pada kasus emergensi atau bayi
dengan menggunakan bronkoskop kaku dengan gagal nafas, akses intravena
meliputi beberapa aspek, antara lain 1). dapat dilakukan setelah induksi secara
Penilaian pre-bronkoskopi untuk inhalasi dilakukan.(1) Monitoring
menilai perkiraan lokasi benda asing, dengan menggunakan pulse oximeter,
dan tipe obstruksi jalan nafas. 2). Puasa, stateskop prekordial dan EKG.(14,17,19)
waktu optimal puasa adalah 4-6 jam