Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
DAFTAR SINGKATAN ii
A. PENGERTIAN 3
B. MAKSUD DAN TUJUAN 3
C. SASARAN 3
D. RUANG LINGKUP 3
E. KETENTUAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR SKALA LINGKUNGAN 3
F. JENIS-JENIS KEGIATAN INFRASTRUKTUR SKALA LINGKUNGAN 7
G. PERAN PELAKU 9
H. TAHAP PERENCANAAN TEKNIS 13
1. Tahap Pra Desain 14
2. Tahap Desain/Perencanaan Teknis 19
I. TAHAP PEMANFAATAN DANA (PELAKSANAAN FISIK) 38
1. Tahap Persiapan Pemanfaatan Dana (Pelaksanaan Konstruksi) 39
2. Tahap Pelaksanaan Konstruksi 44
J. TAHAP KEBERLANJUTAN 59
LAMPIRAN 62
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan iii
DAFTAR SINGKATAN
APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
BDI : Bantuan Dana Investasi, dulu disebut dengan Bantuan Langsung Masyarakat
BKM : Badan Keswadayaan Masyarakat
BOP : Biaya Operasional Pelaksanaan
DED : Detailed Engineering Design
FHO : Final Hand Over/ Penyerahan Akhir Pekerjaan (setelah masa pemeliharaan berakhir)
KK : Kepala Keluarga
KME : Konsultan Manajemen Evaluasi
KMP : Konsultan Manajemen Pusat
KMW : Konsultan Manajemen Wilayah
KPP : Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara
KSM : Kelompok Swadaya Masyarakat
KOTAKU : Kota Tanpa Kumuh
LKM : Lembaga Keswadayaan Masyarakat
LPJ : Laporan Pertanggungjawaban
LSM : Lembaga Keswadayaan Masyarakat
M&E : Monitoring and Evaluation
O&P : Operasional dan Pemeliharaan
OJT : On Job Training
OPD : Organisasi Perangkat Daerah
PHO : Provisional Hand Over / Serah Terima Pertama Pekerjaan
PJM : Perencanaan Jangka Menengah
PKP : Perumahan dan Kawasan Permukiman
PKP2B : Pengembangan Kawasan Permukiman dan Penataan Bangunan
PLPBK : Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
Pokja PKP : Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan Permukiman
PPK : Pejabat Pembuat Komitmen
PS : Pemetaan Swadaya
PT : Perguruan Tinggi
PUPR : Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
RAB : Rencana Anggaran Biaya
RDTR : Rencana Detail Tata Ruang
RDTRK : Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan
RKP-KP : Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan
RKTL : Rencana Kerja dan Tindak Lanjut
RP2KP-KP :Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan
RPD : Rencana Penggunaan Dana
RPKPP : Rencana Pembangunan Kawasan prioritas Permukiman
iv Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
RPLP : Rencana Penataan Lingkungan Permukiman
RPK : Refleksi Perkara Kritis
RT/RW : Rukun Tetangga/Rukun Warga
RTH : Ruang Terbuka Hijau
RTPLP : Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman
RTRW : Rencana Tata Ruang Wilayah
Satker : Satuan kerja
SIM : Sistem Informasi Manajemen
SK : Surat Keputusan
SP3 : Surat Pernyataan Penyelesaian Pekerjaan
SPK : Surat Perintah Kerja
SPMK : Surat Perintah Mulai Kerja
SPPB : Surat Perjanjian Pemberian Bantuan
SPPDL : Surat Perjanjian Pemanfaatan Dana Lingkungan
STBM : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
TIPP : Tim Inti Perencanaan Partisipatif
ToT : Training of Trainer
TAPP : Tenaga Ahli Perencanaan Partisipatif
TPA : Tempat Pemrosesan Akhir (Sampah)
TIPP : Tim Inti Perencanaan Partisipatif
TPPI : Tim Perencana dan Pelaksana Infrastruktur
TPS : Tempat Penampungan Sementara
ULP : Unit Layanan Pengadaan
UP : Unit Pengelola
UPK : Unit Pengelola Keuangan
UPL : Unit Pengelola Lingkungan
UPP : Urban Poverty Program
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan v
PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS)
PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR
SKALA LINGKUNGAN
PROGRAM KOTA TANPA KUMUH (KOTAKU)
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 1
A. PENGERTIAN
Infrastruktur Skala Lingkungan adalah infrastruktur tersier yang diusulkan, direncanakan dan
dilaksanakan langsung oleh masyarakat secara swakelola melalui Badan Keswadayaan Masyarakat
(BKM)/Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) ditingkat Kelurahan/Desa.
Maksud dari penyusunan buku ini adalah sebagai pegangan pelaku dalam penyelenggaraan
infrastruktur skala lingkungan.
Tujuannya adalah untuk memberikan petunjuk dalam perencanaan (DED), pelaksanaan dan
pengawasan kegiatan pembangunan sarana prasarana dan utilitas umum dikawasan permukiman
guna memenuhi ketentuan teknis dan administrasi kegiatan sesuai dengan persyaratan kegiatan
infrastruktur skala lingkungan yang telah ditetapkan program.
C. SASARAN
Sasaran disusunnya POS penyelenggaraan infrastruktur skala lingkungan ini, antara lain :
D. RUANG LINGKUP
Buku ini mencakup maksud, tujuan, ruang lingkup, ketentuan-ketentuan kegiatan infrastruktur,
tahapan perencanaan teknis kegiatan infrastruktur, tahapan pelaksanaan konstruksi/fisik dan
pengendalian pelaksanaan kegiatan infrastruktur sebagai upaya pencegahan maupun
peningkatan kualitas permukiman kumuh skala komunitas.
E. KETENTUAN KEGIATAN INFRASTRUKTUR SKALA LINGKUNGAN
1. Ketentuan Umum
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 3
b) Setiap kegiatan Infrastruktur Skala Lingkungan yang direncanakan dan dibangun harus
benar-benar menjadi prioritas utama bagi penataan permukiman yang langsung dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat setempat;
4 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
dibangun dengan memperhatikan keterpaduan fungsi dan pelayanan bangunan sesuai
dengan rencana infrastruktur skala kawasan;
d) Komponen infrastruktur yang akan dibangun harus benar-benar menjadi prioritas utama
bagi penataan kawasan permukiman, memberikan dampak nyata terhadap perbaikan
lingkungan permukiman yang ditata dan langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat
setempat;
a. Sistem Jaringan tersier atau non jaringan yang memberikan pelayanan skala
lingkungan/rumah tangga;
b. Status Lahan Jelas & Sesuai Peruntukan RTRW (Clean and Clear);
Secara garis besar alur penetapan kegiatan infrastruktur skala lingkungan digambarkan pada
gambar dibawah ini :
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 5
3. Kriteria Umum Pemilihan Teknologi Kegiatan Infrastruktur Skala Lingkungan
6 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
d) Dalam pemilihan bahan bangunan, teknologi konstruksi dan pelayanan prasarana harus
menerapkan kriteria keberlanjutan dari aspek sosial, ekonomi dan lingkungan serta harus
mempertimbangkan kemungkinan bencana alam (aman terhadap bencana);
e) Dapat dibangun dengan material lokal yang sesuai standar teknis dan sesuai dengan
peruntukannya.
f) Memenuhi standar teknis bangunan yang ditetapkan oleh pemerintah/instansi teknis
terkait, seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sehingga bangunan
dapat menjamin Kualitas, Keselamatan dan Kesehatan warga pengguna, dapat berfungsi
optimal serta tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat
(sosial);
g) Dalam penyelenggaraan infrastruktur skala lingkungan diperlukan inovasi dan kreatifitas
yang dapat memberikan nilai tambah estetika sesuai dengan kondisi lokasi/lingkungan
prasarana dan budaya setempat;
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 7
Tabel F.1.: Jenis Sarana Prasarana
8 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
NO INDIKATOR/ASPEK JENIS SARANA PRASARANA
G. PERAN PELAKU
Pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana lingkungan permukiman perlu didukung oleh
berbagai pihak seperti BKM, UPL, KSM serta masyarakat penerima manfaat langsung yaitu warga
miskin/MBR dan warga sekitar. Pelaku pembangunan di tingkat kelurahan dilakukan
pendampingan teknis dan administrasi oleh Fasilitator Kelurahan. Berikut ini penjelasan peran-
peran pelaku pembangunan;
1. Peran BKM
a). Menandatangani Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) pelaksanaan kegiatan dengan PPK
satker Provinsi;
b). Membentuk TIPP yang akan mendukung tugas-tugas UPL dalam kegiatan perencanaan;
c). Bersama fasilitator menyusun rencana/konsep desain lingkungan permukiman kumuh
yang mempunyai nilai tambah estetika dan perubahan wajah lingkungan permukiman;
d). Menggalang kolaborasi dan keswadayaaan guna mewujudkan pengelolaan dan
pembangunan infrastruktur yang memberikan nilai estetika dan perubahan wajah
permukiman;
e). Bersama fasilitor menyusun dokumen perencanaan teknis dan rencana pemaketan
pekerjaan;
f). Melakukan koordinasi untuk keterpaduan perencanaan skala lingkungan dengan skala
Kawasan/kota dan pelaksanaan kegiatan dengan berbagai pihak terkait;
g). Memastikan tersedianya dokumen pengamanan dampak lingkungan dan sosial yang
ditetapkan program;
h). Membentuk/menetapkan KSM/Panitia Pelaksana Kegiatan Infrastruktur;
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 9
i). Membuat Surat Perjanjian Pemanfaatan Dana Lingkungan (SPPD-L) dengan KSM/Panitia
pelaksana kegiatan Lingkungan;
j). Mewujudkan infrastruktur yang menjadi tanggungjawabnya dengan kualitas baik sesuai
persyaratan dan standar teknis infrastruktur yang ditetapkan, tepat waktu, tepat biaya dan
tertib administrasi sesuai ketentuan dalam dokumen SPK;
k). Melaksanakan pencairan dana kepada KSM/Panitia;
l). Melakukan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan fisik oleh KSM/Panitia;
m). Melakukan serahterima pekerjaan fisik kepada PPK;
n). Memfasilitasi Serahterima Pengelolaan Pemanfaatan dan Pemeliharaan Infrastruktur yang
telah dibangunnya dari Pemda/Pemerintah Desa/Kel kepada KPP;
o). Memfasilitasi penyelesaian permasalahan yang mungkin muncul ditingkat kelurahan,
termasuk memberikan sanksi/peringatan kepada KSM/Panitia atas pelanggaran
pemanfaatan dana dan atau pelanggaran atas ketentuan-ketentuan dalam SPPD-L;
p). Melakukan pembinaan kepada KPP untuk peningkatan kinerja pengelolaan operasi dan
pemeliharaan infrastruktur diwilayahnya.
2. Peran UPL
a). Bersama TIPP menyusun dan mensosialisasikan Konsep/Desain lingkungan permukiman
prioritas;
b). Bersama TIPP mendorong keswadayaan masyarakat dalam pembangunan infrastruktur
dan perubahan wajah permukiman;
c). Mengkoordinir TIPP dalam keterlibatan penyusunan perencanaan teknis;
d). Memfasilitasi perencanaan dan pelaksanaan pengamanan dampak sosial dan lingkungan
terkait pelaksanaan infrastruktur;
e). Memastikan seluruh produk perencanaan teknis sesuai persyaratan yang ditetapkan dan
selesai tepat waktu;
f). Memfasilitasi pembentukan Kelompok Pemanfaat dan Pemelihara (KPP), termasuk
penyusunan Rencana dan pelaksanaan kegiatannya;
g). Menyelenggarakan Musyawarah Persiapan Pelaksanaan Konstruksi (MP2K) bagi semua
KSM/Panitia;
h). Bersama Faskel/Askot Infra memfasilitasi kegiatan Coaching atau On The Job Training
(OJT) kepada TIPP dan KSM/Panitia memberikan penguatan teknik konstruksi maupun
administrasi kegiatan;
i). Memfasilitasi dan memverifikasi administrasi pencairan dana kepada KSM/Panitia
pelaksana fisik (RPD, LPD, BA Pembayaran);
j). Merekomendasi dan memfasilitasi pencairan dana kepada KSM/Panitia;
k). Memfasilitasi, mengawasi dan mengkoordinir seluruh pelaksanaan kegiatan KSM/Panitia;
l). Menyelenggarakan rapat-rapat evaluasi rutin bersama KSM/Panitia untuk mengevaluasi
kemajuan kegiatan infrastruktur dan mendorong upaya-upaya percepatan penyelesaiaan
kegiatan lapangan;
10 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
m). Bersama Faskel Teknik dan KSM/Panitia melakukan Opname pekerjaan dilapangan;
n). Memfasilitasi penyusunan dan memverifikasi laporan-laporan Kegiatan KSM/Panitia
(Harian, Mingguan, Bulanan, LPJ, termasuk photo2 dokumentasi);
o). Memfasilitasi dan merekomendasikan perubahan (amandemen) SPPD-L dan SPK jika
terdapat perubahan pekerjaan dilapangan;
p). Membuat dan menyampaikan laporan perkembangan kemajuan pekerjaan Infrastruktur
kepada BKM;
q). Melakukan pengendalian dan pengawasan untuk memastikan semua infrastruktur
memenuhi dapat dilaksanakan sesuai perencanaan dan diselesaikan tepat waktu, dan
tertib administrasi;
r). Bersama Fasilitator Teknik/Askot Infrastruktur, pihak proyek (Tim PPK) dan pihak
KSM/Panitia melakukan Sertifikasi Kegiatan (termasuk membuat BAP2-nya);
s). Memfasilitasi penyepakatan rencana dan terealisasinya swadaya masyarakat;
t). Memfasilitasi penyelesaian permasalahan yang mungkin muncul ditingkat kelurahan,
termasuk merekomendasikan sanksi/peringatan atas pelanggaran pemanfaatan dana dan
atau pelanggaran atas ketentuan-ketentuan dalam SPPDL;
u). Memfasilitasi KPP untuk peningkatan kinerja pengelolaan operasi dan pemeliharaan
infrastruktur diwilayahnya.
3. Peran TIPP
Peran utama TIPP adalah membantu UPL dalam pelaksanaan perencanaan teknis, sehingga
tugas-tugas TIPP adalah tugas yang juga dijalankan UPL meliputi:
a. Bersama UPL menyusun dan mensosialisasikan Konsep/Desain lingkungan
permukiman prioritas;
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 11
4. Peran KSM/PANITIA
a). Memberikan dukungan dan terlibat aktif dalam penyusunan DED rencana investasi
infrastruktur;
b). Mengelola kegiatan infrastruktur yang menjadi tanggunjawabnya secara transparan dan
dapat dipertanggung jawabkan;
c). Mengikuti coaching/OJT yang dilaksanakan UPL/faskel baik terkait teknis infrastruktur,
administrasi maupun pembukuan keuangan KSM/Panitia;
d). Menyusun Proposal Rencana Pelaksanaan Kegiatan sesuai ketentuan;
e). Menyampaikan pendetailan Jadwal Kerja, Rencana Pengadaan Bahan/Alat, Rencana
Tenaga Kerja, Tim Pelaksana Kegiatan yang lebih rinci kepada UPL sebelum dilaksanakan
MP2K;
f). Membuat Papan Nama/Informasi Proyek sehingga dapat diketahui oleh masyarakat
umum;
g). Membangun prasarana dengan kualitas baik, tepat waktu, tepat biaya dan tertib
administrasi sesuai ketentuan dalam dokumen SPPDL;
h). Melaksanakan pengamanan dampak sosial dan lingkungan selama pembangunan
infrastruktur;
i). Menyediakan Tenaga Pelaksana Lapangan yang memahami pekerjaan fisik (minimal
kualifikasi Mandor) dilokasi pekerjaan selama proses pembangunan;
j). Mengoptimalkan penggunaan tenaga kerja yang telah disertifikasi (mengikuti pelatihan
konstruksi) diwilayahnya guna mewujudkan pembangunan infrastruktur yang berkualitas
baik;
k). Membuat seluruh administrasi proyek yang dipersyaratkan, termasuk photo-photo,
laporan kemajuan dan laporan pertanggungjawaban kegiatan dan mengarsipkannya;
l). Menyediakan tenaga kerja, bahan, alat sesuai kualitas yang dipersyaratkan, melakukan
penggantian atau perbaikan bagian prasarana yang diperintahkan oleh konsultan/UPL;
m). Mengordinir pelaksanaan swadaya yang diusulkan dalam proposal kegiatan dengan tetap
menjamin kualitas sesuai persyaratan yang ditetapkan;
n). Mendorong pelibatan masyarakat sebanyak-banyaknya dalam pelaksanaan kegiatan dan
o). Aktif melakukan penyelesaian permasalahan yang mungkin muncul akibat pelaksanaan
kegiatannya.
5. Peran KPP
Pengelola O&P/KPP bertindak selaku penggerak utama kegiatan atau penanggungjawab O&P.
Secara umum perannya adalah :
a). Terlibat aktif dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan fisik infrastruktur melalui
KSM/Panitia atau bersama Kader Teknis membantu UPL dalam Pengendalian Pelaksanaan
konstruksi yang dilakukan oleh KSM/Panitia;
b). Membangun peningkatan kesadaran dan kontribusi warga untuk melakukan pemeliharaan
prasarana secara bersama sama;
c). Menyusun rencana pemanfaatan prasarana;
12 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
d). Menyusun rencana pemeliharaan, perbaikan, dan peningkatan pembangunan prasarana;
e). Mengorganisasikan kegiatan pemanfaatan, pemeliharaan, perbaikan dan peningkatan
pembangunan prasarana;
f). Mengajak masyarakat untuk melaksanakan Rencana Kerja O dan P;
g). Membuat laporan pertanggungjawaban kerja Pengelolaan Sarana dan Prasarana yang
menjadi tanggungjawabnya dan
h). Melakukan kerjasama kemitraan dengan pemerintah kelurahan/desa, Dinas/Instansi
tingkat kota/kab. terkait dan pihak swasta atau lainnya guna meningkatkan peroleh
pembiayaan pemeliharaan atau pengembangan layanan prasarana.
Secara umum mekanisme perencanaan teknis mencakup dua tahapan yaitu Penyusunan Pra
Desain dan Penyusunan Desain Teknis.
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 13
Tahapan pelaksanaan kegiatan-kegiatan perencanaan teknis tersebut dijelaskan seperti pada
gambar gambar 1. Diagram alir Tahapan Perencanaan dan Pencairan Dana. Secara rinci
pelaksanaan setiap kegiatan dapat diuraikan sebagai berikut:
• Pemanfaatan lahan-lahan sempit yang tersedia untuk pergola, taman kecil, dan
penghijauan lainnya
• Mambuat ciri khas/penanda kampung yang berorientasi pada potensi budaya lokal.
Konsep Desain Penataan Lingkungan Permukiman ini akan menghasilkan 1). Site Plan Desain
Penataan Lingkungan Permukiman; 2). Gambar Before-After; 3). Daftar kegiatan yang akan
dilaksanakan baik yang bersumber dana dari BPM, Swadaya Masyarakat, APBD dan Dana
Kelurahan/Dana Desa, CSR; 4). Daftar Objek/Warga Terdampak.
14 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
Konsep Desain Penataan Lingkungan Permukiman ini harus disepakati antara BKM, tokoh
masyawarakat, Warga disekitar lokasi pembangunan, Warga Terdampak dan Pokja PKP
Kabupaten/Kota melalui forum Konsultasi dan Rembug Warga.
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 15
Pemaketan disusun dengan berprinsip tidak memecah paket, tetapi lebih mengutamakan
efektifitas pelaksanaan dan capaian kualitas infrastruktur. Pemaketan disusun dengan
ketentuan sebagai berikut :
1. Dalam 1 paket pekerjaan terdiri dari satu atau lebih kegiatan yang merupakan satu
kesatuan struktur/sistem pelayanan atau lokasi kegiatan saling berdekatan, kegiatan yang
saling ketergantungan dalam pelaksanaan.;
2. Jumlah paket setiap Kelurahan maksimum 4 paket dengan nilai per paket antara 400 Juta -
1 Milyar.
Hasil dari pemaketan pekerjaan selanjutnya menjadi acuan dalam penyusunan DED dan RAB.
RAB disusun dengan menjabarkan setiap paket pekerjaan agar dapat menjadi lampiran dalam
proposal rencana kerja KSM.
16 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 17
f) Pembentukan KSM/Panitia Pelaksana Pembangunan
Sesuai jumlah paket pekerjaan yang telah disepakati kemudian dilakukan
pembentukn/pengembangan KSM/Panitia selaku pelaksana kegiatan fisik/konstruksi untuk
setiap paket pekerjaan tersebut.
KSM/Panitia ini merupakan kelompok swadaya yang sudah tumbuh sejak lama atau baru
dibentuk atau dikembangkan/revitalisasi karena adanya kesamaan kepentingan dan
kebutuhan dalam kelompok tersebut. Dan bukanlah organisasi yang dibentuk karena
mengejar keuntungan (finansial) dari melaksanakan kegiatan/proyek. Untuk pekerjaan
infrastruktur yang memerlukan pemeliharaan rutin dan berkala seperti MCK, IPAL, Septic Tank
Komunal, Instalasi Air Minum Berbasis Masyarakat, maka pengelola infrastruktur tersebut
menjadi bagian dari KSM.
Proses pembentukan/pengembangan KSM/Panitia dilakukan melalui serangkaian rembug
KSM/Panitia dengan difasilitasi oleh UPL/TIPP. Hal-hal yang perlu ditetapkan adalah Nama
KSM/Panitia, Alamat Sekretariat, Nama Ketua, Susunan Pengurus (Nama dan Jabatan) dan
anggota-anggotanya serta aturan main yang akan digunakan bersama.
Dari mekanisme peran serta tersebut, “rasa membutuhkan prasarana (tahap perencanaan)”
dan “rasa memiliki prasarana (tahap pelaksanaan)“ ini diharapkan muncul “kesadaran dan rasa
tanggungjawab” untuk memelihara sarana dan prasarana yang telah dibangunnya sehingga
dapat memberikan manfaat yang berkesinambungan dan lestari.
Selain itu, waktu pelaksanaan pembentukan organisasi Pengelola ini dilakukan sejak awal
persiapan pelaksanaan kegiatan. Jadi tidak dibentuk setelah pekerjaan fisik selesai.
Pendekatan ini diharapkan dapat memunculkan “kesadaran dan rasa tanggungjawab” bagi
18 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
masyarakat untuk memelihara sarana dan prasarana yang telah dibangunnya sehingga dapat
memberikan manfaat yang berkesinambungan dan lestari. Selain itu juga diharapkan agar Tim
Pengelola yang dipilih sejak awal dapat terlibat langsung dalam pelaksanaan pembangunan
fisik/konstruksi sehingga setelah pekerjaan selesai masyarakat/tim pengelola sudah siap
melaksanakan pemeliharaan.
Penyiapan KPP sebagai organisasi Pengelola Pemanfaatan dan pemeliharaan prasarana disini
mencakup kegiatan (1). pembentukan Organisasi Pengelola termasuk penentuan orang-orang
yang akan bertanggungjawab pada setiap unit kerja, dan (2). Penyusunan Rencana Kerja
Pemanfaatan dan pemeliharaan.
Untuk melaksanakan pemeliharaan perlu ditanamkan kesadaran kepada masyarakat bahwa
pemeliharaan prasarana dan sarana harus dilakukan oleh semua warga pemakai, baik dari
segi pembiayaan maupun pelaksanaan pemeliharaan.
(a). Jadwal, Urutan kegiatan, cara pelaksanaan dan hasil Survey yang akan diperoleh;
(b). Cara penggunaan formulir survey dan cara penggunaan alat survey yang akan
digunakan;
(c). Kebutuhan dan penyediaan peralatan dan instrument yang dibutuhkan, seperti :
patok-patok, meteran, formulir suirvey, peta desa, dll;
Apabila jenis kegiatan yang akan disurvey cukup banyak maka sebaiknya TIPP/relawan
dibagi atas beberapa tim kerja sehingga proses survey dapat berlangsung lebih efektif.
Perlu menjadi perhatian juga sebelum melakukan survai untuk perencanaan, harus
dilakukan konsultasi awal dengan pemerintah setempat (Lurah/Kepala Desa). Hal ini
dimaksudkan untuk mendapatkan suatu koordinasi yang sebaik-baiknya dengan pihak
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 19
Institusi, sehingga pekerjaan perencanaan ini tidak akan mendapatkan rintangan. Selain itu
beberapa hal yang harus disurvey adalah:
Selain survey teknis prasarana juga perlu dilakukan survey ketersediaan tenaga
kerja/bahan/alat. Hal ini untuk membantu dalam pemilihan teknologi konstruksi yang
akan dipergunakan dimana sedapat mungkin menggunakan konstruksi/bahan lokal yang
berkualitas dan konstruksi yang mudah dilaksanakan oleh masyarakat/tenaga kerja
setempat.
20 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
b) Survey Harga Satuan Upah/Bahan/Alat
Untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pemanfaatan dana kegiatan maka
harga-harga satuan upah/bahan/alat yang akan dipergunakan harus merupakan hasil
survey sekurang-kurangnya dari 3 toko/pemasok setempat/terdekat. Hasil survey
tersebut selanjutnya dipilih harga terendah dan disepakati bersama melalui rembug
warga.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan penggunaan dari hasil survey
Harga satuan Bahan/Alat, antara lain :
(a). Ukuran satuan, Harga Bahan dari pemasok harus dinyatakan sesuai dengan satuan
pengukuran bahan/alat untuk RAB. Apabila dijumpai bahan yang harganya belum
sesuai maka perlu dilakukan penyesuaian. Misalnya pasir, yang dijual oleh pemasok
per mobil angkutannya maka diperhitungkan dengan cara : Harga 1 m3 pasir sama
dengan harga 1 mobil tersebut dibagi dengan volume/isi bak mobil (panjang (m) x
lebar (m) x tinggi (m)). Ukuran bak mobil penuh (sesuai harga pemasok) harus
ditanyakan/dicek langsung pada toko pemasok tersebut. Perlu diperhatikan bahwa
setiap toko/pemasok menggunakan mobil yang ukuran baknya berbeda-beda dan
harganya juga mungkin berbeda.
(b). Harga satuan bahan/alat harus merupakan harga sampai dilokasi proyek, apabila
dijumpai harga yang dinyatakan oleh toko tidak termasuk transport sampai dilokasi
proyek maka harga satuan tersebut harus disesuaikan. Hal ini dapat dihitung dengan
menjumlahkan harga satuan (yang dinyatakan oleh toko tanpa diantar) ditambah
biaya/ongkos tarnsportasi material tersebut sampai dilokasi pekerjaan. Secara
sederhana perhitungannya dapat menggunakan rumus berikut:
HARGA SATUAN Harga Satuan Bahan/Alat yang Biaya Satuan
BAHAN/ALAT
=
dinyatakan oleh Toko/pemasok
tanpa diantar (Harga Satuan Dasar)
+ Transportasi
Bahan/Alat sampai
(Rp)
dilokasi
Adapun data/informasi yang perlu ditanyakan pada saat survey harga adalah harga
satuan dasar, biaya transportasi sampai dilokasi proyek. Selain itu perlu juga diketahui
jumlah stok material yang ada, tatacara pembayaran, termasuk nama yang ditemui.
Seluruh informasi tersebut dicatat pada formulir survey harga. Khusus upah, selain
informasi dari calon tenaga kerja setempat juga dapat menggunakan sumber informasi
yang ditetapkan oleh instansi pemerintah terkait atau Upah Minimum Regional
(UMR)/setempat. Seluruh informasi hasil kegiatan tersebut dicatat sekaligus untuk
dilaporkan/disampaikan pada rembug kesepakatan harga nantinya.
Komponen swadaya masyarakat dibedakan atas (1). Swadaya untuk kegiatan konstruksi,
seperti tenaga kerja gotong royong, bahan bangunan, alat kerja konstruksi, sumbangan
dana tunai, hibah tanah/tanaman/aset lainnya terkena proyek; dan (2), Swadaya untuk
kegiatan peningkatan estetika dan perubahan wajah lingkungan permukiman, seperti
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 21
menyediakan dan menanam pohon dilahan kosong/sekitar area pembangunan,
menyediakan cat dan mengecat bangunan dilingkungan sekitar, dll.
Untuk survey swadaya perlu diperoleh informasi: diketahui siapa, apa saja bentuknya dan
berapa besarnya swadaya yang akan diberikan oleh masyarakat, baik untuk pelaksanaan
kegiatan infrastruktur maupun kegiatan mendukung estetika dan perubahan wajah
lingkungan permukiman.
(a). Harga Upah Tenaga Kerja, menggunakan harga setempat yang nilainya tidak melebihi
upah standar yang ditetapkan oleh Instansi Pemerintah Setempat atau UMR yang
berlaku untuk wilayah bersangkutan.
(b). Bahan/Alat, pada prinsipnya dipilih bahan yang berkualitas baik sesuai spesifikasi
teknis, dengan harga yang termurah/terendah diantara minimal 3 Toko/Pemasok
setempat yang di Survey dan tidak melebihi Harga satuan Kabupaten/Kota yang
dikeluarkan oleh Instansi pemerintah setempat.
(c). Harga Satuan Dasar Bahan/Alat yang dipilih harus sudah merupakan harga sampai
dilokasi proyek (termasuk ongkos angkut dari toko ke lokasi penyimpanan material,
bila ada);
Hasil kesepakatan harga satuan dan swadaya masyarakat yang disepakati dituangkan
dalam Berita Acara Hasil Kesepakatan.
22 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
Sasaran kegiatan ini adalah untuk menentukan persyaratan mutu sesuai kriteria dan
persyaratan teknis bangunan dengan kegiatan:
• Adanya perhitungan dimensi konstruksi sesuai tingkat pelayanan (bila perlu), termasuk bila
kondisi tanah dasar jelek;
• Diketahuinya tataletak (termasuk keadaan sekitar) dimana bangunan akan dibuat sesuai
kebutuhan;
• Diketahuinya bidang-bidang mana yang terletak dimuka, sampaing kiri/kanan dan belakang
bangunan sesuai persyaratan teknis bangunan;
• Diketahuinya jenis bahan yang digunakan, misalnya Kuda-kuda/gelagar/lantai kayu kelas II,
atap seng/genteng beton, dll.
1) Penyusunan DED
(a). Desain, berdasarkan hasil Survey kondisi lapangan dimana bangunan akan dibuat dan
persyaratan/kriteria desain bangunan yang telah ditetapkan maka dipilih alternatif-
alternatif desain/rancangan bangunan yang sesuai. Dalam pemilihan desain ini juga
harus telah mempertimbangkan kemungkinan dampak lingkungan yang muncul akibat
dari pelaksanaan pekerjaan nanti. Bila bangunan yang dikehendaki cukup kompleks
atau kondisi tanah jelek maka seringkali dibuat perhitungan konstruksi untuk
memperoleh ukuran/komposisi suatu konstruksi guna menjamin keamanan bangunan.
Hasil Desain ini kemudian dituangkan dalam Gambar-Gambar teknik/gambar
perencanaan.
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 23
Kriteria desain untuk setiap jenis infrastruktur yang direncanakan harus mengacu pada
kriteria desain standar yang dikeluarkan oleh Departemnen Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat atau instansi teknis terkait lainnya.
Perlu menjadi perhatian agar pemilihan rancangan konstruksi:
Ø Harus memastikan terpenuhinya seluruh persyaratan kelengkapan komponen
bangunan untuk menjamin keselamatan (keamanan/kekuatan termasuk
kenyamanan) dan kesehatan masyarakat penggunanya, termasuk akses jalan
keluar/masuk bangunan. Khusus konstruksi Jalan Beton minimal menggunakan
campuran 1sm :2ps :3kr atau diupayakan menggunakan paving blok/sejenisnya
dengan kualitas memenuhi persyaratan teknis.
Ø Harus memberikan kemudahan akses dalam pemanfaatannya bagi semua
pengguna (Difabel, Lansia, Anak-anak, ibu-ibu hamil, dll).
24 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
NO SKALA PERUNTUKAN GAMBAR
Skala Kecil 1:1000 Gambar situasi, Gambar Ranc
1: 500 tapak, Gambar peta, Gambar
1: 400 denah, Gambar bloc plan,
1: 200 Gambar tampak/potongan;
1: 100
(c). Spesifikasi Teknis, dibuat untuk memberikan informasi lebih lengkap mengenai
persyaratan-persyaratan teknis dan ketentuan-ketentuan pelaksanaan
pekerjaan/bangunan yang ingin diwujudkan tersebut. Spesifikasi Teknis merupakan
dokumen persyaratan teknis/standar bangunan yang secara garis besarnya berisi :
uraian penjelasan dari tiap jenis pekerjaan (lingkup kegiatan), komposisi campuran,
persyaratan material/peralatan, ketentuan/peraturan terkait yang harus diikuti,
Metode Pelaksanaan, Cara pengukuran pekerjaan, dll).
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 25
NO JENIS STANDAR TEKNIS ACUAN
3 Standar teknis penanganan jalan SNI 03-1737-1989, SNI 03-2853-1995, SNI 03-
kawasan 2446-1991, SNI 03.6967-2003, SNI 03-1773-2004,
RSNI T-14-2004, Pedoman Sederhana
Pembangunan Prasarana Jalan dan Jembatan,
Puslitbang PU Tahun 1996, SK SNI T-04-1990-F
7 Standar teknis bidang Pengelolaan SNI 19-3964-1994 dan SNI 033242-1994 dan SNI
sampah kawasan 19-3983-1995 sesuai PTS 06-2000-C dan PTS 07-
2000-C
8 Standar teknis bidang RTH “Tata Cara
009/T/BT/1995
Pemeliharaan Tanaman Lenskap
Jalan”
26 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
11 Ketentuan Bahan Bangunan
§ Semen: SNI 15-2530-1991 dan SNI 15-2531-
1991
§ Pasir: SNI 03-6861-2002
§ Kerikil: Kerikil untuk beton berukuran 2-3 cm,
bersih, keras, padat dan tidak berpori
§ Besi Beton: SNI 03-6861-2002
§ Mutu beton dengan campuran 1 pc: 2 ps: 3 krl
§ Air: Air yang dipergunakan untuk harus bersih,
tidak mengandung minyak, tidak asam, tidak
basa, tidak mengandung garam dan bahan
organik lainnya.
§ Batu bata merah: Batu bata merah yang
dipergunakan minimum kelas 25kg/cm²
§ Spesifikasi pipa PVC mengikuti standar SNI 03-
6419-2000 tentang Spesifikasi Pipa PVC
bertekanan berdiameter 110-315 mm untuk
Air Bersih dan SK SNI S-20-1990-2003 tentang
Spesifikasi Pipa PVC untuk Air Minum.
§ SNI 06-4829-2005 tentang Pipa Polietilena
Untuk Air Minum;
§ Standar BS 1387-67 untuk pipa baja kelas
medium.
§ Fabrikasi pipa baja harus sesuai dengan
AWWA C 200 atau SNI-07- 0822-1989 atau SII
2527-90 atau JIS G 3452 dan JIS G 3457.
§ Standar untuk pipa ductile menggunakan
standar dari ISO 2531 dan BS 4772.
2) Penyusunan RAB
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 27
dimensi, persyaratan material/peralatan, ketentuan/peraturan terkait yang harus diikuti
dalam pelaksanaannya.
Hasil identifikasi ini selanjutnya dapat dibuat dalam bentuk Tabel seperti contoh untuk
Pekerjaan Pembangunan Jalan Sirtu, berikut :
Catatan :
(a). Oleh karena hasil identifikasi jenis-jenis pekerjaan tersebut akan menjadi dasar dalam
penyusunan biaya kegiatan maka perlu dipahami/diketahui cakupan lingkup aktivitas
didalam setiap jenis pekerjaan tersebut, sehingga tidak terjadi pengulangan
kegiatan/tumpang tindih pembiayaan. Misalnya Pekerjaan Galian Tanah, Pekerjaan Galian
tanah ini mencakup aktivitas/biaya : membersihkan lokasi pekerjaan, memasang
patok/bouwplank, mendatangkan tenaga kerja/peralatan kerja, melaksanakan penggalian
tanah sesuai ukuran yang ditetapkan pada gambar, membuang tanah bekas galian dan
pengamanan pekerjaan. Dari contoh tersebut maka dalam daftar Hasil Identifikasi
Pekerjaan seharusnya tidak ada item pekerjaan tersendiri untuk pembuangan tanah
bekas galian tetapi kegiatan tersebut telah diperhitungkan pada pembiayaan pekerjaan
Galian Tanah (tidak akan terjadi tumpang tindih pembiayaan).
(b). Dari pengalaman pekerjaan yang dilaksanakan masyarakat di kegiatan program
sebelumnya, banyak dijumpai tidak dilakukan dan tidak ada pekerjaan pembersihan
lapangan dalam daftar kuantitas pekerjaan pada hal kondisi lapangan diperlukan, oleh
karena itu pada tahap identifikasi ini perlu menjadi perhatian agar identifikasi pekerjaan
dilakukan secara lengkap agar dapat diketahui dan dilaksanakan oleh masyarakat. Terkait
dengan pembiayaannya nanti, masyarakat diharapkan dapat berkontribusi melalui
gotong-royong.
(c). Untuk beberapa pekerjaan persiapan yang lazim ada dalam pekerjaan kontraktor proyek,
disini perlu dipertimbangkan secara matang karena pendekatan pelaksanaan pekerjaan
akan dilakukan oleh warga setempat. Misalnya pengadaan kantor/direksi keet, gudang,
barak tenaga kerja, dll. Hal seperti ini mungkin tidak diperlukan secara khusus atau dapat
disediakan melalui swadaya masyarakat (mengoptimalkan sumberdaya dimasyarakat
setempat).
28 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
(2) Menentukan Kuantitas/Volume Jenis-jenis pekerjaan
Kuantitas/Volume pekerjaan yang dimaksudkan disini adalah banyaknya pekerjaan yang harus
dibuat (rencana) menurut satuan pengukuran pekerjaannya. Data yang diperlukan adalah
Daftar Pekerjaan yang telah diidentifikasi dan Gambar rencana (untuk mengetahui
dimensi/ukuran pekerjaan).
(a). Volume harus sesuai dengan satuan pengukuran pekerjaannya atau dengan kata lain
bahwa setiap item pekerjaan yang satuan pengukurannya berbeda mempunyai cara
perhitungan volume pekerjaan yang berbeda pula. Misalnya:
§ Volume pekerjaan penyiapan badan jalan yang diukur dalam satuan meterpersegi (m2)
= panjang tanah dasar yang akan disiapkan x lebar yang harus disiapkan; Berbeda
dengan
§ Volume Penimbunan Badan Jalan yang diukur dalam satuan meterkubik (m3) = panjang
timbunan x lebar x tinggi (atau tebal) timbunan.
(b). Sedangkan ukuran (panjang, lebar, tinggi/tebal) harus sesuai dengan yang direncanakan
(sesuai ukuran pada gambar).
Berdasarkan jenis pekerjaan yang telah diidentifikasi sebelumnya maka selanjutnta dapat
dilakukan perhitungan volume setiap pekerjaan, sebagai berikut :
(a). Siapkan Daftar Pekerjaan dan Gambar-gambar Rencana untuk mengetahui ukuran-ukuran
dari pekerjaan (panjang, lebar, tinggi/tebal);
(b). Agar diperoleh ketelitian dan memudahkan perhitungan volume pekerjaan maka
sebaiknya perhitungan dilakukan per item pekerjaan sesuai urutan item pekerjaan pada
daftar pekerjaan yang telah dibuat sebelumnya. Cara melakukan perhitungan dapat
dibuat Tabel seperti Contoh perhitungan berikut:
Tabel I.5.b : Contoh Perhitungan Volume Pekerjaan
No Uraian Pekerjaan Satuan Sketsa dan Perhitungan Volume
1. Lapis Pondasi Bawah M3 T= 20cm 100
Kelas C (Sirtu) L= 2,5m
P (panjang)= 200m
Vol. = P x L x T
= 200 x 2,5 x 0,2
= 100
Dst.
Karena Perhitungan Volume Pekerjaan tersebut akan menjadi acuan pada perhitungan biaya
dan pelaksanaan pembangunan prasarana maka perhitungan volumenya harus cukup teliti,
sederhana dan jelas sehingga mudah dipahami.
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 29
(3) Buat Rekapitulasi Daftar Kuantitas/Volume seluruh pekerjaan.
Setelah seluruh jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan selesai dihitung volumenya (langkah 2
diatas), buatlah Daftar Rekapitulasi Kuantitas berupa tabel yang menggambarkan/memuat
volume dan satuan tiap jenis pekerjaan secara keseluruhan kegiatan (proyek).
Contoh bentuk Daftar Kuantitas Pekerjaan dapat dibuat seperti tabel / formulir berikut.
30 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
(khususnya tenaga kerja/alat) karena dengan telah dipilihnya metode kerja tiap pekerjaan
maka tentunya akan memudahkan dalam menentukan jenis analisa harga satuan setiap
pekerjaan (sebagai referensi ”koefisien” perhitungan volume kebutuhan tiap pekerjaan).
Misalnya bila harus menggunakan peralatan berat (seperti mesin gilas) maka harus mengacu
pada analisa untuk pekerjaan Jalan/Jembatan (analisa K/E) tapi bila menggunakan tenaga kerja
maka cukup dengan analisa pekerjaan yang biasa dipergunakan untuk pekerjaan bangunan.
Sesuai dengan azas pemilihan teknologi dalam pelaksanaan program ini maka diprioritaskan
pemilihan metode kerja manual (dengan menggunakan tenaga kerja masyarakat sesuai
kualifikasi pekerjaan) dengan tetap memprioritaskan pencapaian kualitas pekerjaan yang baik.
Namun demikian, kadang-kadang tidak dapat dihindari untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu
yang memerlukan peralatan atau beresiko yang meskipun dapat dilakukan secara manual
tetapi hasilnya tidak dapat menjamin kualitas yang baik maka pekerjaan tersebut harus
menggunakan peralatan atau tenaga terampil/khusus, misalnya pekerjaan pemadatan
perkerasan jalan, pengelasan gelagar besi jembatan, dll.
Berikut diberikan contoh lingkup kegiatan yang disusun tidak terurut (salah) dan terurut
(benar) pada Pembuatan Saluran Drainase berikut :
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 31
Contoh: Dari Tabel diatas (Kolom Kegiatan Terurut), dapat dilihat bahwa Kegiatan Pasangan
Batu Kali dilaksanakan setelah selesai “Kegiatan Memasang Pasir Urug didasar saluran” dan
selanjutnya diikuti oleh “Kegiatan Urugan/Timbunan kembali tanah bekas galian”, dst.
Hasil penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) pada tahap ini adalah:
(a). Untuk mengetahui berapa besar rencana biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan
proyek/sub-proyek;
(b). Untuk mengetahui jumlah kuantitas/volume kebutuhan tenaga kerja, bahan dan alat
yang diperlukan;
Secara umum komponen biaya yang diperhitungkan dalam RAB disini adalah kompenen
Tenaga Kerja, Bahan, Alat dan Administrasi yang diperlukan dan tidak boleh ada biaya
overhead/Keuntungan. Komponen PPN ditanggung pemerintah atau tidak dipungut.
Untuk menyusun RAB maka harus diketahui data/informasi hasil identifikasi keseluruhan
jenis-jenis pekerjaan yang akan dilakukan dan Volume/Kuantitasnya, Metode/Cara
Pelaksanaan pekerjaaan, besarnya harga-harga satuan upah/bahan/alat yang akan
dipergunakan. Metode kerja disini lebih kepada apakah pekerjaan dilakukan secara padat
karya (menggunakan tenaga manusia) atau dengan menggunakan peralatan (mesin).
Kemudian sesuai metodekerja yang dipilih dilakukan perhitungan Analisa Harga satuan
pekerjaan untuk setiap item pekerjaan.
Metode perhitungan biaya pekerjaan dilakukan dengan cara: Menghitung/menganalisa
Harga Satuan setiap jenis pekerjaan kemudian dikalikan dengan Volume pekerjaannya.
Dasar perhitungan RAB pekerjaan, secara sederhana dapat digunakan rumus berikut:
RAB = VOLUME x HARGA SATUAN
32 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
Catatan:
(a). RAB yang disusun pada tahap perencanaan teknis ini akan menjadi acuan RAB
pelaksanaan oleh KSM/Panitia dan telah mengakomodasi/mengintegrasikan kontribusi
swadaya masyarakat sesuai dengan kesepakatan swadaya yang ada.
(b). Jika dalam 1 paket pekerjaan yang akan disusun DED terdapat kombinasi lebih dari 1
macam/jenis pekerjaan atau lokasinya (misalnya 1 paket meliputi pekerjaan Jalan,
IPAL, dll) atau Pekerjaan jalan di RT/Gang yang berbeda) maka Rincian RAB perjenis
pekerjaan termasuk kebutuhan Tenaga kerja, bahan, alat perjenisnya harus dibuat.
(c). Data acuan Harga Dasar yang digunakan untuk keseluruhan paket pekerjaan dalam
satu kelurahan adalah sama yaitu hasil kesepakatan berdasarkan hasil survey
sekurang-kurangnya 3 toko/pemasok setempat tidak berbeda-beda antara paket
dalam satu kelurahan).
(d). Komponen kegiatan administrasi untuk menyelesaikan seluruh kegiatan proyek/sub
proyek, disini hanya mencakup kegiatan administrasi minimal yang harus
dibuat/dilakukan oleh KSM/Panitia selama pelaksanaan konstruksi, yaitu mencakup
komponen :
(1) Pembuatan Papan Nama Proyek;
(2) Pembuatan administrasi Harian Mingguan, Backupdata opname pekerjaan
KSM/Panitia, As-built drawing (gambar jadi pekerjaan);
(3) Pembuatan Laporan Kegiatan KSM/Panitia (Kemajuan Dwi-Mingguan, Bulanan
dan Pertanggungjawaban/Akhir);
(4) Photo copy (seperti dokumen DED, Proposal Rencana Kerja KSM, SPPD-L, laporan,
administrasi, dll);
(5) Pengadaan ATK yang diperlukan;
(6) Dokumentasi/photo-photo kegiatan (0%, 25%,50%, 75%,100%);
(7) Materai secukupnya;
(8) Pengujian Kualitas yang dipersyartkan dalam pekerjaan, seperti Beton, Air Minum,
dll. Khusus Air Minum (1 sampel/contoh benda uji), hanya untuk infrastruktur Air
Minum yang sumber airnya bukan berasal dari air hujan, PDAM atau perusahaan
air minum lainnya.
(e). Besarnya volume kebutuhan untuk tiap komponen administrasi tersebut pada
dasarnya dihitung sesuai kebutuhan lapangan. Dalam hal volume setiap komponen
tidak dapat diperkirakan dengan pasti maka dapat digunakan volume 1 (satu) dengan
satuan ”Lumpsum” (Ls), kecuali untuk pengujian kualitas air minum, yaitu 1 (satu)
sampel/contoh benda uji. Sedangkan besarnya harga satuan setiap komponen
disesuaikan dengan hasil survey setempat;
(f). Biaya administrasi kegiatan KSM/Panitia, sangat didorong untuk dipenuhi dari dana
swadaya masyarakat. Namun demikian dimungkinkan dapat menggunakan sumber
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 33
dana program. Stimulan dana administrasi kegiatan bagi setiap KSM/Panitia dengan
batasan maksimum sebesar Satu Juta Limaratus Ribu Rupiah setiap Paket Pekerjaan.
= x Volume Pekerjaan
Volume Alat Koefisien Alat
(b). Buat Rekapitulasi Kebutuhan total dan per sub proyek untuk setiap macam dari
komponen Tenaga kerja, bahan dan alat yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh
proyek.
34 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
Prinsip perhitungannya adalah Jumlah total masing-masing kebutuhan tiap
jenis/macam dari Tenaga Kerja, Bahan dan Alat yang dibutuhkan pada tiap jenis
pekerjaan dijumlahkan untuk seluruh jenis pekerjaan yang ada. Untuk memudahkan
proses perhitungan maka dapat dibuat tabel bantu seperti berikut:
Tabel : Perhitungan Rekapitulasi Kebutuhan Bahan, Alat/Tenaga Kerja Kegiatan)
Vol. Kebutuhan T. Kerja Volume Kebutuhan Bahan Vol. Kebutuhan Alat
Mandor
Tukang
Tukang
Pekerja
Bt. Kali
Bt Bata
Semen
Kerikil
Molen
Mesin
Dst….
Dst….
Bantu
Beton
Gilas
Pasir
Alat
Ka.
No Uraian Pekerjaan
(HOK) (HOK) (HOK) (HOK) (Zak) (M3) (M3) (M3) (Buah) (…..) (Jam) (Jam) (Set) (….)
1
2
dst
Total
Hasil perhitungan kebutuhan tersebut akan menjadi acuan dalam verifikasi kelayakan usulan
biaya kegiatan KSM/Panitia.
(1) Waktu pemanfaatan atau pencairan dana telah ditetapkan batas waktunya;
(2) Agar dapat diatur penggunaan (waktu dan jumlah) sumberdaya yang akan digunakan
dalam pelaksanaan pembangunan prasarana seperti dana, tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan;
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 35
(3) Agar semua jenis kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pembangunan prasarana dapat
berjalan secara teratur dan terarah menuju terwujudnya bangunan/prasarana yang akan
dibuat;
(4) Untuk memenuhi persyaratan pelaksanaan pembangunan prasarana yang diajukan dalam
proposal pelaksanaan kegiatan;
Bentuk Jadwal pelaksanaan kegiatan dapat digunakan bentuk jadwal yang sangat sederhana
dan paling umum dipakai, yaitu berbentuk bagan balok (barchart). Prinsipnya kegiatan yang
akan dilakukan digambarkan dalam bentuk balok pada skala waktu.
36 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
Tabel I.6.f : Contoh Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
J ADWAL PELAKSANAAN PEKERJ AAN
PAKET: …............................
KAB/KOTA :…………………………………… KEL /DESA :……………………………………
KECAMATAN
:…………………………………… BKM :……………………………………
JML. BIAYA BOBOT Durasi JADWAL PELAKSANAAN (Minggu Ke)
No URAIAN PEKERJAAN SATUAN VOLUME KETERANGAN
(Rp 1000) (%) (minggu) 1 2 3 4 5 6 dst
I. Jalan Paving Blok,Gang Melati, RT002-RW001
1 Pek. Galian Tanah Biasa sedalam 1 meter M3 15,0 71.731 4,25 2 Group Kerja -1
2 Pek. Urugan Sirtu Yang Dipadatkan M3 63,5 150.874 8,93 1
3 Pek. Urugan Pasir M3 63,5 152.893 9,05 1
4 Pek. Pasangan Paving Stone Warna, Tebal 8 cm, Beton K-300
M2 1.007,0 378.622 22,41 3
Dst
II Drainase,Gang Kelinci, RT001-RW001
1 Pek. Galian Tanah Biasa sedalam 1 meter M3 28,31 71.731 4,25 2 Group Kerja -2
2 Pek. Pas. Batu Kali/Belah SP.1 : 4 M3 11,75 809.669 47,92 3
3 Pek. Plesteran Tebal 15 mm, Camp. 1 PC : 4 PP M3 220,00 53.988 3,20 3
Dst
JUMLAH 1.689.507 100,00
(2) Memastikan kewajaran harga satuan pekerjaan dan harga satuan dasar
upah/bahan/alat;
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Tim Korkot sesuai bidangnya, OSP dan unsur Satker/Pokja
Kab/Kota. Metode Verifikasi oleh Tim Korkot dilakukan selama proses penyusunan dan
menjadi bagian dari pendampingan.
5) Kontrak/Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) antara BKM dengan PPK dan Pencairan
Setelah perencanaan teknis yang disusun ditingkat BKM selesai, selanjutnya dilakukan
Penandatanganan SPK antara BKM dengan PPK. Adapun lampiran SPK adalah dokumen
perencanaan teknis yang disusun dengan outline sebagai berikut:
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 37
I. PRA-DESIGN
1. Kosep Desian Penataan Lingkungan
2. Daftar Identifikasi Dampak Lingkungan & Sosial
3. BA. Penyediaan Lahan
4. Daftar Pemaketan Pekerjaan
5. BA. Pembentukan KSM/Panitia
6. BA. Pembentukan/Revitalisasi KPP
7. Pakta Integritas BKM
38 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
Sasaran Pembangunan Infrastruktur adalah mewujudkan infrastruktur yang diinginkan sesuai
dengan ketentuan, kriteria/standar teknis bangunan (mutu yang dipersyaratkan) dalam kurun
waktu tertentu dan biaya yang telah ditetapkan (direncanakan) serta dapat bermanfaat secara
berkelanjutan. Secara rinci sasaran ini meliputi :
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 39
Pada forum ini juga dilakukan dialog penjelasan terhadap data-data paket pekerjaan yang
akan dilaksanakan oleh KSM/Panitia;
40 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 41
(3) Penyusunan Rencana Kerja Pelaksanaan Kegiatan KSM/PANITIA
Setelah KSM/Panitia memperoleh coaching/penjelasan tentang substansi dan cara
penyusunan proposal rencana kerja kegiatan maka selanjutnya dapat menyusun proposal
pelaksanaan kegiatannya sesuai paket pekerjaan yang telah ditetapkan BKM.
Sesuai dengan paket pekerjaan yang telah ditetapkan untuk KSM/Panitia, maka
KSM/Panitia menyusun proposal rencana pelaksanaan yang mencakup:
(1) Ringkasan Paket Pekerjaan, sesuai paket pekerjaan yang telah ditetapkan BKM
(2) Rekapitulasi Rincian Kebutuhan Upah/Bahan/Alat Paket
(3) Kebutuhan Upah/Bahan/Alat Per Jenis Kegiatan
(4) Rencana Tenaga Kerja, sesuai hasil survey KSM/Panitia
(5) Rencana Pengadaan, mengacu tata cara pengadaan yang telah ditetapkan POS
Pengadaan Program KOTAKU
(6) Organisasi Pelaksanaan (Struktur Organisasi dan Nama-nama Tim Pelaksana). Untuk
KSM/Panitia yang melaksanakan paket pekerjaan yang mencakup lebih dari satu
kegiatan berbeda, agar dalam penyusunan Organisasi Pelaksanaan kerjanya dapat
menyediakan group kerja yang berbeda untuk setiap jenis kegiatan.
(7) Rencana Pengelolaan Dampak Selama Konstruksi;
Untuk poin 1,2,3 langsung diperoleh dari Dokumen Perencanaan Teknis Paket terkait yang
sudah dibuat sebelumnya oleh BKM.
42 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
(7) Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan;
(8) Rencana Tenaga Kerja;
(9) Rencana Pengadaan;
(10)Organisasi Pelaksanaan (Struktur Organisasi dan Nama-nama Tim Pelaksana);
(11)Rencana Pengelolaan Dampak Selama Konstruksi
Dengan adanya perjanjian beserta lampirannya tersebut maka semua pihak baik
BKM/UPL maupun KSM/Panitia harus mentaatinya.
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 43
KSM/PANITIA dapat mengajukan pembayaran tahap kedua sebesar 30% dari nilai SPPD-L
setelah pekerjaan fisik mencapai kemajuan fisik sekurang-kurangnya sebesar 60 % dan
pemanfaatan dana tahap pertama sekurang-kurangnya telah dimanfaatkan 90%.
Persyaratan untuk pengajuan tahap kedua adalah :
§ Laporan Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan;
44 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
§ Laporan Penggunaan Dana (LPD) Termin Pertama;
§ Berita Acara Pembayaran Termin Kedua;
§ Rencana Penggunaan Dana (RPD) Termin Kedua.
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 45
dapat langsung menggunakan tenaga kerja atau bahan yang sudah tersedia untuk
pekerjaan tersebut.
(b).Dilaksanakan pada awal memulai pekerjaan. Hal ini dimaksudkan agar dengan
pemahaman/keterampilan yang telah dipraktekkan pada saat OJT tadi, dapat
langsung diikuti oleh masyarakat untuk menyelesaikan seluruh volume pekerjaan
tersebut. Setelah OJT ini, hasil pekerjaan harus dinilai kembali apakah sudah
benar/memenuhi persyaratan teknis atau belum. Jika belum maka OJT ini harus
diulangi hingga benar-benar menghasilkan pekerjaan yang memenuhi standar teknis
yang dipersyaratkan.
(c). Dilakukan untuk pekerjaan tertentu yang diprioritaskan. Artinya OJT ini tidak perlu
dilakukan untuk semua pekerjaan tetapi cukup diprioritaskan pada pekerjaan
tertentu yang dianggap paling menentukan kualitas dan atau kurang dipahami oleh
pelaksana lapangan/tenaga kerja.
On the Job Training harus dilakukan terutama untuk pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan
konstruksi yang kurang dipahami oleh masyarakat/tenaga kerja selama pelaksanaan
kegiatan konstruksi.
Sistem trial terdiri dari tiga langkah :
§ Contoh dibuat bersama konsultan fasilitator teknik/askot infrastruktur/Dinas terkait.
Orang yang ikut membuat contoh adalah mandor, Ketua Regu Kerja, Kader Teknis/UPL,
Pelaksana Lapangan Panitia dan beberapa masyarakat yang lain. Konsultan ikut
bekerja dan memberi instruksi kepada mereka.
§ Atau Percobaan oleh masyarakat dibawah pimpinan orang yang memberikan contoh
diatas. Setelah trial selesai (misalnya panjang jalan 10-20 meter), kualitas dinilai oleh
fasilitator teknik/askot infrastruktur. Jika kualitas masih kurang baik maka harus dilatih
lagi dan diperiksa lagi.
§ Jika kualitas telah baik, pelaksanaan diteruskan.
Perlu ada contoh dan trial untuk tiap macam situasi yang dihadapi dilapangan. Misalnya
trial jalan ditempat yang sudah mempunyai tanah dasar yang kokoh, trial jalan didaerah
sawah yang dibuat contoh tersendir. Trial tidak diperlukan untuk bagian yang sangat kecil
yang dapat diawasi secara langsung oleh konsultan.
Trial juga diterapkan tidak hanya pada pekerjaan jalan, misalnya ada pekerjaan MCK maka
MCK yang dibangun pertama dianggap sebagai trial.
Untuk Jenis pekerjaan yang lain, trial dapat dilakukan pada pekerjaan kunci (paling
menentukan kualitas), misalnya pekerjaan beton/beton bertulang dimana dilakukan
praktek pemasangan tulangan, bekesting, pencampuran beton, pengangkutan dan
pemadatan beton dilapangan, dll.
Setelah OJT dilaksanakan, Fasilitator Teknik/Askot Infrastruktur memberikan persetujuan
kepada KSM/Panitia untuk melaksanakan pekerjaan fisik.
46 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
(5) Pelaksanaan Fisik/Konstruksi
Pelaksanaan Konstruksi adalah serangkaian pelaksanaan pekerjaan pembangunan/fisik
untuk mewujudkan bangunan yang direncanakan, termasuk juga kegiatan-kegiatan
penanganan Dampak Lingkungan/mitigasi yang bersifat konstruksi yang telah
direncanakan.
Sasaran/keluaran kegiatan yang ingin dicapai:
(a). Terwujudnya hasil pekerjaan konstruksi/ bangunan sesuai volume dan kualitas yang
dipersyaratkan/ telah direncanakan;
(b). Terwujudnya hasil pekerjaan konstruksi/bangunan sesuai waktu pelaksanaan yang
dipersyaratkan/ telah direncanakan;
(c). Terwujudnya hasil pekerjaan konstruksi/bangunan sesuai biaya pelaksanaan yang
dipersyaratkan/ telah direncanakan;
Langkah-langkah pelaksanaan :
Berdasarkan rencana pelaksanaan kegiatan konstruksi yang telah disusun pada tahap
perencanaan teknis sebelumnya (Proposal Pelaksanaan) yang telah menetapkan : Lingkup
Kegiatan Konstruksi (jenis-jenis pekerjaan, dan batasan-batasannya seperti volume,
persyaratan teknisnya), Urut-urutan pelaksanaannya, Rencana Biaya pekerjaan dan
Jadwal Pelaksanaannya, kemudian telah pula ditetapkan struktur organisasi pelaksana,
orang-orang yang akan bertanggungjawab didalam organisasi telah dipilih dan
dilatih/dibimbing sehingga memahami tugas dan tanggunjawabnya masing-masing, maka
tahap selanjutnya adalah pelaksanaan kegiatan-kegiatan konstruksi dari bangunan yang
ingin diwujudkan (Gambar).
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 47
Kegiatan pelaksanaan pekerjaan konstruksi adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan
secara sistematis/berurutan sesuai dengan urut-urutan pelaksanaan pekerjaan konstruksi
dari bangunan tersebut sebagaimana telah ditetapkan.
Dari urut-urutan pekerjaan dan jadwal pelaksanaan yang telah direncanakan, maka
setelah mendatangkan tenaga kerja/bahan/alat (sesuai dengan kualitas yang
dipersyaratkan) dilokasi pekerjaan, selanjutnya dapat dilakukan pelaksanaan teknis dari
setiap jenis pekerjaan konstruksi, yang garis besarnya meliputi:
§ Menyiapkan Papan informasi kegiatan infrastruktur skala lingkungan pada setiap sub
proyek dengan ukuran dan contoh sebagai berikut:
48 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
ü Koordinasikan kegiatan-kegiatan mereka agar berjalan secara terpadu (integrasi) dan
selaras (sinkronisasi) sehingga terbangun kerjasama tim menjadi satu tim organisasi
yang tangguh dan kompak;
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 49
tidak memadai, kuantitas yang kurang dan kondisi lain yang merugikan/menghambat
kelancaran pekerjaan di lapangan.
Pengawasan pelaksanaan pembangunan prasarana pada prinsipnya dilakukan terhadap
semua aspek kegiatan, namun demikian dalam proses pengawasan ini dapat difokuskan
pada 5 (lima) aspek-aspek pengawasan pelaksanaan berikut :
(a). Volume pekerjaan, termasuk dimensi atau ukuran konstruksi, yang perlu disupervisi
antara lain, adalah :
§ Jenis dan volume tiap pekerjaan, termasuk dimensi atau ukuran konstruksi yang
tercantum dalam daftar kuantitas dan gambar rencana, apakah sesuai dengan
kondisi pada saat supervisi;
§ Kondisi lokasi, apakah sesuai dengan perencanaan/gambar atau ada perubahan;
§ Apakah secara keseluruhan bangunan dapat berfungsi/bermanfaat;
§ Termasuk juga disini adalah apakah semua rencana pengamanan dampak
lingkungan sudah dilaksanakan;
(b). Mutu/Kualitas pekerjaan, yang perlu disupervisi antara lain, adalah :
50 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
§ Apabila diperkirakan seluruh pekerjaan tidak dapat diselesaikan sesuai jadual,
maka konsultan memberikan justifikasi/pertimbangan teknis kepada UPL/BKM
untuk : memperpanjang jangka waktu pelaksanaan kontrak atau menghentikan
pekerjaan/pemutusan kontrak (bila perlu).
(d). Biaya, yang perlu disupervisi antara lain, adalah:
§ Apakah tidak terjadi pembelanjaan atau penggunaan dana yang berlebihan pada
suatu kegiatan sehingga dapat mengakibatkan pekerjaan tidak dapat diselesaikan
secara keseluruhan;
§ Apakah tidak terjadi penyelewengan dana;
§ Apakah proses transaksi selalu disertai dengan bukti-bukti tertulis;
§ Apakah dilaksanakan pembukuan Keuangan dengan baik;
§ Apakah aspek kontribusi swadaya masyarakat dipenuhi.
1
Secara berjenjang oleh Faskel Teknik, Askot Infra Kota, TA Infra OC/OSP
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 51
Pelaksanaan Kegiatan Pemantauan Dampak ini dilakukan pada tahap pelaksanaan
Konstruksi/pelaksanaan pembangunan dengan menggunakan instrumen pemantauan
berupa Ceklist/Daftar Uji Identifikasi Dampak Lingkungan yang telah dibuat sebelumnya,
yaitu :
(a). Kira-kira pada pertengahan proses konstruksi (kondisi kemajuan 50%), disaat
peluang untuk memperbaiki masih ada maka dilakukan pemantauan kelapangan
dimana daftar yang sama (checklist tadi) di cocokkan lagi, apakah semua tindakan
yang telah direncanakan telah dilakukan sesuai rencana atau belum.
(b). Di akhir konstruksi (kondisi kemajuan selesai 100%), daftar yang sama (checklist tadi)
dicocokkan lagi dibandingkan dengan rencana aslinya guna memastikan bahwa
semua tindakan pengamanan yang telah direncanakan telah dilaksanakan.
Keseluruhan kegiatan pemantauan diatas dilakukan baik oleh Pelaksana sendiri maupun
oleh Tim Konsultan dan UPL dilapangan.
Rapat Evaluasi ini sangat penting dilakukan karena selain untuk membagi/memberikan
informasi hasil-hasil kegiatan yang telah dicapai juga untuk melaksanakan evaluasi
(menilai laporan atau hasil temuan dalam pengawasan) dan merumuskan tindakan-
tindakan yang perlu diambil apabila hasil pengawasan menunjukan adanya penyimpangan
yang berarti dari rencana semula atau terdapat permasalahan-permasalahan yang
mengganggu kelancaran kegiatan. Sehingga dengan adanya rapat-rapat rutin ini maka
diharapkan semua permasalahan yang terjadi dapat diselesaikan secara bersama-sama,
terjadi koordinasi kerja yang baik antar semua unsur pelaksana yang pada gilirannya akan
membawa kelancaran pelaksanaan kegiatan dilapangan sesuai dengan yang
diharapkan/direncanakan.
Sasaran evaluasi ini adalah untuk mendeteksi apakah hasil kerja sesuai dengan rencana
yang telah dibuat, dan untuk menggali masalah-masalah yang menjadi penghambat
dalam pelaksanaan kerja dan mencari jalan keluar untuk mengatasinya. Sebagai ukuran
keluran kegiatan dapat dilihat dari adanya catatan/notulen hasil rapat dan daftar peserta
yang hadir.
Beberapa hal penting yang perlu menjadi agenda evaluasi berkaitan dengan pelaksanaan
kegiatan dilapangan, antara lain :
52 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
(a). Apakah Volume pekerjaan (kemajuan progres pelaksanaan) yang telah dicapai sesuai
dengan yang direncanakan?
Dengan pencatatan yang tertib dan kemudian menghimpun atau mengarsipkannya maka
akan dapat digambarkan kembali proses-proses yang telah dilalui dan dilakukan oleh
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 53
pihak pelaksana pekerjaan, sehingga apabila pada suatu saat dibutuhkan dapat dibuka
kembali.
Sasaran dilaksanakannya administrasi ini adalah untuk :
(a). Keterbukaan; dengan adanya pencatatan atas setiap kegiatan, dan hasil pencatatan
tersebut dapat diketahui oleh semua pihak, maka akan sangat kecil sekali
kemungkinan untuk menyembunyikan sesuatu, sebab semua kejadian sudah tercatat
dalam formulir administrasi.
(b). Menghindari pertentangan; konflik dalam suatu organisasi biasanya terjadi karena
adanya kesalahpahaman, sedangkan salah paham terjadi karena adanya perbedaan
informasi di antara pihak-pihak yang berselisih tersebut. Perbedaan informasi
tersebut dapat diperkecil atau bahkan dihilangkan dengan adanya
pencatatan/administrasi yang benar dan lengkap.
(c). Alat monitoring; dokumen administrasi Pelaksana adalah dokumen yang terbuka
dalam arti siapapun pihak yang terlibat dalam kegiatan yang sedang berjalan, berhak
untuk mengetahui setiap kejadian ataupun kesepakatan yang telah dibuat bersama.
(d). Bahan penyusunan laporan; selama pelaksanaan kegiatan konstruksi fisik, Pelaksana
harus menyusun beberapa laporan secara bertahap sesuai dengan kesepakatan yang
telah dibuat serta berdasarkan perkembangan pelaksanaan pekerjaan. Apabila
pencatatan administrasi Pelaksana dilakukan secara disiplin dan tertib, maka hasilnya
dapat digunakan sebagai bahan penyusunan laporan. Sebagai data – data yang
mempertanggungjawabkan seluruh kegiatan di lapangan, termasuk mutu pekerjaan.
54 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
b. Daftar Harian Penerimaan Bahan/Alat, merupakan formulir untuk mencatat
penerimaan bahan/alat yang diperoleh melalui swadaya masyarakat dan
yang diperoleh dari pemasok/toko.
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 55
sumber data utama untuk pengisian formulir ini adalah data-data dari
rekapitulasi daftar harian/mingguan sebelumnya.
b. Laporan Akhir/Pertanggungjawaban Kegiatan
Sasaran/keluaran yang diharapkan dari sertifikasi adalah agar kualitas hasil pelaksanaan
pembangunan infrastruktur dapat tercapai sesuai dengan ketentuan/standar yang di
persyaratkan/direncanakan sehingga dapat diterima oleh pihak pemberi pekerjaan (PPK).
56 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
(a). Terbentuknya Tim Sertifikasi Pekerjaan yang melibatkan unsur PPK, BKM, Tim Teknis
Pemda dan Konsultan (Askot Infra/Fasilitator Teknik)
(b). Kemajuan kegiatan sertifikasi telah mencapai 100% (selesai);
(c). Diketahuinya rekomendasi atas kelayakan (kualitas dan manfaat) dari kegiatan
infrastruktur yang telah dibangun sesuai hasil pemeriksaan lapangan;
(d). Dibuat/adanya Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan (BAP2) sesuai Rekomendasi hasil
pemeriksaan dilapangan;
Sertifikasi infrastruktur, antara lain mencakup aspek :
(a). Capaian Kualitas Proses dan Pemanfaatan, dengan indikatornya, antaralain:
Proses sertifikasi dilakukan langsung di lapangan oleh Tim Sertifikasi, dimana Tim
Sertifikasi ini dibentuk terlebih dahulu oleh pihak PPK bersama BKM/UPL.
Adapun mekanismenya secara diagram dapat dilihat pada gambar 1. yang dapat
diuraikan sebagai berikut:
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 57
Gambar 1. Diagram Alir Mekanisme Sertifikasi Kegiatan Infrastruktur
Hasil Pembangunan
dan Administrasi
Permintaan Sertifikasi ke
PPK (Oleh BKM)
Pemeriksaan
Oleh
TIM SERTIFIKASI
Serahterima
Selesai
Pekerjaan
Penyusunan LPJ kepada PPK
B A P 2 Layak BKM (BA
Serahterima
Belum Selesai/ )
Layak dgn Penyempurnaan
(a). Berdasarkan laporan kemajuan pekerjaan dari Pelaksana Kegiatan yang menunjukan
bahwa pekerjaan telah mencapai 100%, maka Pelaksana Kegiatan wajib mengajukan
surat permohonan untuk dilakukan Sertifikasi hasil pekerjaan kepada BKM/UPL.
Berdasarkan hal tersebut BKM mengajukan permohonan kepada PPK, ditembuskan
kepada fasilitator teknik/askot infrastruktur;
(b). Tim Sertifikasi melakukan pemeriksaan dan penilaian atas semua aspek sertifikasi.
Hasil Penilaian masing-masing aspek sertifikasi disepakati bersama-sama oleh Tim
Sertifikasi;
(c). Setelah seluruh pemeriksaan aspek selesai, maka dilanjutkan dengan membuat
kesimpulan dan rekomendasi. Adapun alternatif bentuk kesimpulan dan rekomendasi,
yaitu :
§ Pekerjaan dinyatakan Layak/Selesai (berkualitas baik dan bermanfaat);
58 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
catatan/rekomendasi pemeriksaan. Hasil pemeriksaan harus dituangkan dalam Berita
Acara Pemeriksaan Pekerjaan (BAP2). Tim Sertifikasi juga menyepakati batas waktu
penyempurnaan yang akan dilakukan KSM/Panitia. Penyempurnaan ini harus
dievaluasi kembali oleh Tim Sertifikasi, dan setelah hasil perbaikan/penyempurnaan
dinyatakan diterima baru dapat dilanjutkan dengan Serahterima hasil pekerjaan
kepada PPK selaku pemberi pekerjaan.
(d). Seluruh hasil Sertifikasi ini diarsipkan oleh PPK, BKM/UPL dan fasilitator teknik/askot
infrastruktur.
J. TAHAP KEBERLANJUTAN
Tahap keberlanjutan pembangunan infrastruktur atau pasca konstruksi adalah merupakan tahap
pelaksanaan operasi/pemanfaatan dan pemeliharaan sarana prasarana yang telah dibangun,
termasuk pengembangan yang diperlukan.
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 59
Pemanfaatan/Operasi dan Pemeliharaan (O dan P) adalah serangkaian kegiatan terencana dan
sistematis yang dilakukan secara rutin maupun berkala untuk menjaga agar prasarana yang telah
dibangun tetap dapat berfungsi dan bermanfaat sesuai rencana.
Dengan pertimbangan bahwa Fasilitator teknik/askot infrastruktur tidak dapat secara terus
menerus memberinkan pendampingan secara teknis selama tahap pemanfaatan dan
pemeliharaan ini maka pemerintah kab/kota selaku pembina masyarakat perlu secara intensif
memfasilitasi kegiatan pemanfaatan dan pemeliharaan.
Kegiatan pada tahap ini mencakup:
a) Pengorganisasian
Kegiatan pengeorganisasian ini mencakup:
60 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
b) Operasional dan pemeliharaan
Kegiatan pemanfaatan dan Pemeliharaan ini pada dasarnya mengandung 2 (dua) unsur
kegiatan utama yaitu:
• Pemeliharaan yang berarti kegiatan yang dilakukan baik rutin maupun berkala harus tetap
menjaga prasarana yang telah dibangun dapat berfungsi dengan baik.
Kedua hal tersebut saling terkait, dimana pengoperasian secara benar akan mencegah
terjadinya kerusakan dini dan agar fungsi/manfaat prasarana dapat berkelanjutan maka
pemanfaatan prasarana harus dibarengi dengan pemeliharaannya.
Uraian selengkapnya tentang Operasi dan Pemeliharaan dapat dilihat pada Buku POS
Pemanfaatan dan Pemeliharaan Infrastruktur.
c) Pengembangan Infrastruktur
Kegiatan pengembangan infrastruktur merupakan lanjutan dari kegiatan pemanfaatan dan
pemeliharaan. Dari hasil pemanfaatan dan pemeliharaan dapat dilakukan pengembangan
infrastruktur yang telah ada baik dari segi kualitas maupun kuantitatsnya guna memberikan
pelayanan yang lebih luas kepada masyarakat.
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 61
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 63
KEGIATAN:
1...…………………………………………………………………………………..
2...…………………………………………………………………………………..
3.……………………………………………………………………..……………..
JUMLAH BIAYA:
1. BPM : Rp….…………………..…………
2. SWADAYA : Rp.…..……………………………
3. TOTAL : Rp.…………………………………
CAKUPAN ISI :
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 65
66
FORM - 1
1. RINGKASAN USULAN KEGIATAN
Kecamatan :
Kelurahan/Desa :
Nama BKM :
Alasan
Upaya menyelesaikan permasalahan kekumuhan, khususnya pada Kriteria
Pembangunan :
Kekumuhan : ....................................................................... *)
Prasarana
Jumlah :............ KK
Penerima Manfaat : ........... Jiwa ........ Jiwa (L) ......... Jiwa (P)
........... MBR ........ MBR (L) ......... MBR (P)
Status
Tanah/Lokasi :
Kegiatan
Keterangan :
Tanda : *) Diisi Kriteria Kumuh yang menjadi alasan diusulankannya kegiatan (dapat lebih dari satu Kriteria Kekumuhan)
Tanda : **) Dipilih sesuai satuan pengukuran Kriteria dalam Metode Perhitungan Outcome Peningkatan Kualitas
Permukiman Kumuh.
66 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
FORM - 2
2
PERNYATAAN HIBAH / IJIN PAKAI/IJIN DILALUI/GANTIRUGI*)
Format Pernyataan Kontribusi Lahan
Mengacu Pada Kerangka Kerja
Pengelolaan Dampak Lingkungan dan Sosial (ESMF)
Program KOTAKU
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 67
68
FORM-3
Demikian surat pernyataan ini dibuat secara sukarela untuk dasar dipergunakan sebagaimana mestinya.
........., .....................
Yang Memberi Hibah Tanah, Yang Menerima Hibah Tanah Atas Nama
Pemerintah Kelurahan/Desa
Lurah/Kepala Desa
Pemilik tanah
Materai 6000
(-------------------------------------) (-----------------------------------)
Mengetahui,
Camat sebagai PPAT
(--------------------------------------)
Mengetahui:
Nama : Tanda tangan Nama : Tanda tangan
Saksi-saksi: Ahli Waris :
1................................ ................................ 1................................ ................................
2. ................................ ................................ 2. ................................ ................................
3. ................................ ................................ 3. ................................ ................................
Catatan:
-Wajib melampirkan foto copy KTP( Pemilik, Ahli waris dan Saksi)
-Surat pernyataan ini dibuat rangkap 3 dan disimpen di Kantor Kelurahan/Desa, Sekretariat BKM/LKM dan pemilik tanah
-Wajib melampirkan sketsa peta lokasi
68 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
Lampiran Sketsa Peta Lokasi
Batas-batas Tanah :
Sebelah Timur : .........................................
Sebelah Barat : .........................................
Sebelah Utara : .........................................
Sebelah Selatan : .........................................
*) Sketsa peta lokasi berisi batas dan status kepemilikan tanah, jalan sekitar lahan dan denah yang jelas dengan orientasi lokasi yang jelas (
arah mata angin)
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 69
70
FORM-4
Demikian surat pernyataan ini dibuat secara sukarela untuk dasar dipergunakan sebagaimana mestinya.
..................,......................2016
Yang Memberi Izin Pakai Tanah, Yang Menerima Izin Pakai Tanah Atas Nama
Pemilik Tanah Pemerintah Kelurahan/Desa
Lurah/Kepala Desa
Materai 6000
(--------------------------------) (---------------------------------)
Mengetahui:
Nama : Tanda tangan Nama : Tanda tangan
Saksi-saksi: Ahli Waris :
1................................ ................................ 1................................ ................................
2. ................................ ................................ 2. ................................ ................................
3. ................................ ................................ 3. ................................ ................................
Catatan:
-Wajib melampirkan foto copy KTP( Pemilik, Ahli waris dan Saksi)
-Surat pernyataan ini dibuat rangkap 3 dan disimpen di Kantor Kelurahan/Desa, Sekretariat BKM/LKM dan pemilik tanah
-Wajib melampirkan sketsa peta lokasi
70 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
Lampiran Sketsa Peta Lokasi
Batas-batas Tanah :
Sebelah Timur : .........................................
Sebelah Barat : .........................................
Sebelah Utara : .........................................
Sebelah Selatan : .........................................
*) Sketsa peta lokasi berisi batas dan status kepemilikan tanah, jalan sekitar lahan dan denah yang jelas dengan orientasi lokasi yang jelas (
arah mata angin)
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 71
72
FORM-5
Selaku pemilik tanah berdasarkan Surat Bukti Kepemilikan Yang Sah Nomor:……………………………………………………
Tanggal ………............ dari Sertifikat/Notaris/PPAT/................... yang sah, dengan ini menyatakan bersedia
tanahnya dilewati fasilitas/pembangunan ........................................yang dibangun oleh Pemerintah
Kelurahan/Desa ...................... untuk dimanfaatkan bagi kepentingan masyarakat umum.
Demikian surat pernyataan ini dibuat secara sukarela untuk dasar dipergunakan sebagaimana mestinya.
............., ...................
Yang Memberi Izin Tanah Dilewati, Yang Menerima Izin Tanah Dilewati Atas Nama
Pemerintah Kelurahan/Desa
Lurah/Kepala Desa
Materai 6000
(--------------------------------) (---------------------------------)
Mengetahui:
Nama : Tanda tangan Nama : Tanda tangan
Saksi-saksi: Ahli Waris :
1................................ ................................ 1................................ ................................
2. ................................ ................................ 2. ................................ ................................
3. ................................ ................................ 3. ................................ ................................
Catatan:
-Wajib melampirkan foto copy KTP( Pemilik, Ahli waris dan Saksi)
-Surat pernyataan ini dibuat rangkap 3 dan disimpen di Kantor Kelurahan/Desa, Sekretariat BKM/LKM dan pemilik tanah
-Wajib melampirkan sketsa peta lokasi
72 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
Lampiran Sketsa Peta Lokasi
Batas-batas Tanah :
Sebelah Timur : .........................................
Sebelah Barat : .........................................
Sebelah Utara : .........................................
Sebelah Selatan : .........................................
*) Sketsa peta lokasi berisi batas dan status kepemilikan tanah, jalan sekitar lahan dan denah yang jelas dengan orientasi lokasi yang jelas (
arah mata angin)
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 73
68
FORM -6
BERITA ACARA
HASIL KESEPAKATAN SWADAYA MASYARAKAT
74 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 75
70
FORM - GAMBAR
76 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
FORM – PHOTO 0%
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 77
72
78 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 79
74
80 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
RAB - 2
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 81
K ecamatan :………………………………………………
K el/Des a :………………………………………………
BKM :………………………………………………
76
J UML AH HAR GA
No NAMA PAK E T PE K E R J AAN S ATUAN VOL UME
(R p)
1 PAK E T 01 1. …...............................................................................
2. …..............................................................................
Ds t
3. B iaya Adminis tras i 1.500.000
TOTAL 1.500.000
Dibuat Oleh:
(…………....…………..) (………………………..)
(………………………..)
82 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 83
78
84 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 85
80
86 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 87
82
88 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 89
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN
PAKET PEKERJAAN:………………….
86
92 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 93
88
FORM – V.2
BERITA ACARA
HASIL VERIFIKASI KELAYAKAN USULAN KEGIATAN SKALA LINGKUNGAN
Pada hari ini ..................................... tanggal ...................... bulan…… ............ tahun ........... telah
dilaksanakan verifikasi kelayakan kegiatan Lingkungan sebagaimana yang telah ditetapkan
berdasarkan skala prioritas.
Berdasarkan kesepakatan hasil verifikasi maka dinyatakan bahwa kegiatan berikut:
Rekomendasi
No Uraian Kegiatan Kelayakan
1. Nama Paket pekerjaan
2. Jenis Kegiatan
3. Lokasi
LAYAK untuk dilaksanakan
4. Volume sesuai ketentuan Program
Nilai Kegiatan KOTAKU
a. BPM : Rp .......................................................
5.
b. Swadaya : Rp .....................................................
c. TOTAL (a+b) : Rp .....................................................
Secara lengkap hasil verifikasi terlampir (Formulir Verifikasi Form V.1).
Demikian berita acara ini dibuat dengan sebenar-benarnya untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.
......................,Tgl. . ................... 20.......
Tim Verifikasi :
Satker/PPK/Pokja PKP*) Askot Infrastruktur
(.................................) (.................................)
94 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
FORM - 1
KEGIATAN:
1...…………………………………………………………….……
2...……………………………………………………………….…
3.…………………………………………………………………...
JUMLAH BIAYA:
1. BPM : Rp….……………………………….…..
2. SWADAYA : Rp.…..………………………………...
3. TOTAL : Rp.……………………………………..
CAKUPAN ISI :
1) RINGKASAN KEGIATAN
6) RENCANA PENGADAAN
2) DAFTAR TENAGA KERJA
7) ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN
3) BA. KESEPAKATAN HARGA & SWADAYA
8) RENCANA PENGELOLAAN DAMPAK
4) REKAPITULASI KEBUTUHAN UPAH/BAHAN/ALAT SELAMA KONSTRUKSI
96 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
1. RINGKASAN USULAN KEGIATAN
Kota/Kabupaten :
Kecamatan :
Kelurahan/Desa :
Nama BKM :
Alasan
Upaya menyelesaikan permasalahan kekumuhan, khususnya pada Kriteria
Pembangunan :
Kekumuhan : ....................................................................... *)
Prasarana
Jumlah :............ KK
Penerima Manfaat : ........... Jiwa ........ Jiwa (L) ......... Jiwa (P)
........... MBR ........ MBR (L) ......... MBR (P)
Status
Tanah/Lokasi :
Kegiatan
Keterangan :
Tanda : *) Diisi Kriteria Kumuh yang menjadi alasan diusulankannya kegiatan (dapat lebih dari satu Kriteria Kekumuhan)
Tanda : **) Dipilih sesuai satuan pengukuran Kriteria dalam Metode Perhitungan Outcome Peningkatan Kualitas Permukiman
Kumuh.
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 97
92
TK - 1
DAFTAR CALON TENAGA KERJA KONSTRUKSI
Diverifikasi Oleh : Diverifikasi Oleh : Dibuat Oleh :
Faskel Teknik, UPL, Ketua KSM
(..............................) (...............................) (...........................)
98 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
FORM - 7
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 99
94
FORM -8
STRUKTUR ORGANISASI LAPANGAN
(KSM/Panitia)
No N A M A P O S I S I
1. Ketua/Penanggungjawab
2. Sekretaris
3. Bendahara
4. Pelaksana Lapangan
5. Logistik/Pengadaan
6. Ketua Regu Kerja-1
7. Ketua Regu Kerja-2
Dst
Susunan Tim Pelaksana Lapangan dapat disesuaikan dengan kondisi Lapangan/SDM KSM
Diverifikasi Oleh : Diverifikasi Oleh : Dibuat Oleh :
Faskel Teknik, UPL, Ketua KSM
100 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 101
96
Berdasarkan:
Surat Perjanjian Kerjasama (SPK) antara BKM/LKM dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Satker................................... 4), Nomor: .......................................tanggal ................................. 5)
Kami yang bertandatangan dibawah ini:
6)
I. Nama :.........................................
7)
Jabatan : Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) ....................
8)
Desa/Kelurahan : ................................, Kecamatan,........................Kabupaten/Kota
.............................Provinsi..................................
Alamat : ......................................9)
Berdasarkan Hasil Musyawarah Masyarakat Desa/Kelurahan dan disyahkan/dicatatkan di
Notaris............................ , tanggal........................................... 10)
Maka dengan ini disetujui oleh dan diantara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA tersebut, hal-hal
sebagai berikut:
PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN
PIHAK KEDUA harus melaksanakan, menyelesaikan, memperbaiki Pekerjaan,yaitu:
Nama Paket/Jenis Pekerjaan: ....................................................................................................... 16)
Lokasi: ............................................................................................................................ 17)
102 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
PASAL 2
PASAL 3
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
3.1. Sesuai dengan SPPD-L dan lampirannya ini, jangka waktu penyelesaian pekerjaan dihitung
sejak Tanggal Mulai Kerja, adalah ........................18) (............................19) hari kalender kerja).
3.2. Perjanjian Kerja tersebut berlaku sejak tanggal penanda-tanganan oleh kedua belah pihak yang
bersangkutan. Surat Perjanjian ini juga sekaligus sebagai Surat Perintah Mulai Kerja.
PASAL 4
JUMLAH NILAI PERJANJIAN KERJA
Jumlah Nilai Perjanjian Kerja untuk pekerjaan yang tertuang didalam Pasal (1) SPPD-L ini,
sebagaimana dicantumkan dalam Rencana Anggaran Biaya pada dokumen Perencanaan Teknis Paket
Pekerjaan untuk Pelaksanaan Kegiatan PIHAK KEDUA bersangkutan, sebesar:
Rp.........................(...........................Rupiah)20) tanpa Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
PASAL 5
HAK DAN KEWAJIBAN
5.1. PIHAK KEDUA menerima dari PIHAK PERTAMA untuk melaksanakan pekerjaan sebagaimana
dimaksudkan dalam Pasal 1, berdasarkan uraian pekerjaan, persyaratan serta gambar-gambar
kerja dan ketentuan lain yang terdapat dalam SPPD-L ini.
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 103
98
(3). Menyediakan dan memenuhi seluruh kontribusi swadaya berupa uang dan natura atau
lainnya, dalam jumlah dan waktu sesuai yang tercantum pada usulan kegiatan
sebelumnya;
(4). Melakukan pembongkaran dan atau perbaikan atas kekurangan pekerjaan yang telah
dilaksanakan atas biaya sendiri/swadaya sesuai rekomendasi hasil sertifikasi atau sesuai
perintah yang disampaikan oleh Fasilitator.
(6). Membuat administrasi dan laporan kemajuan pekerjaan secara berkala maupun laporan
akhir pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan dan keuangan dengan dilampiri photo-
photo kegiatan.
(7). Dalam hal terdapat kelebihan sisa dana nilai perjanjian dan PIHAK KEDUAtidak bersedia
ataupun secara fisik tidak mungkin melakukan pekerjaan tambah untuk memanfaatkan
kembali sisa dana tersebut maka PIHAK KEDUA wajib mengembalikannya kepada PIHAK
PERTAMA.
(1). Membayar kepada PIHAK KEDUA atas pelaksanaan, penyelesaian, perbaikan pekerjaan
pada waktu dan dengan cara yang telah ditentukan dalam Perjanjian ini.
(2). Memantau dan memberikan bimbingan keterampilan kepada PIHAK KEDUA agar mutu
konstruksi dan administrasi hasil pekerjaan dapat tercapai. Pelaksanaan hal ini selanjutnya
secara harian akan dijalankan oleh Unit Pengelola Lingkungan (UPL).
5.4 Tanggungjawab kedua belah pihak dijelasakan secara lebih rinci pada persyaratan
umum perjanjian ini dan merupakan satu kesatuan dengan perjanjian ini.
PASAL 6
TAHAP PENCAIRAN
6.1. Pelaksanaan pencairan pekerjaan tersebut dalam pasal (1) Surat Perjanjian ini akan
dilaksanakandalam 2 (dua) tahap melalui Bank PIHAK KEDUA oleh PIHAK PERTAMA;
6.2. Tahap Pertama sebesar 70% dari nilai SPPD-L diberikan sebagai uang muka setelah
penandatanganan dokumen SPPD-L tanpa harus ada jaminan/Bank Garansi. PIHAK PERTAMA
mengajukan surat permintaan pembayaran dengan melampirkan Rekening Buku Tabungan
KSM dan Rencana Penggunaan Dana (RPD);
6.3. Tahap Kedua sebesar 30% dari nilai SPPD-L dengan ketentuan prestasi pekerjaan telah
mencapai minimum sebesar 60 % dengan melampirkan RPD, Laporan Penggunaan Dana (LPD)
dan Laporan Mingguan/Bulanan terakhir dan Surat Pernyataan Kesanggupan Menyelesaikan
Seluruh Kegiatan Fisik.
104 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
PASAL 7
SANKSI
7.1. Berdasarkan hasil penilaian Konsultan Manajemen Wilayah dan atau Satker/PPK, apabila
PIHAK KEDUA terbukti melakukan penyimpangan terhadap ketentuan teknis atau ditemukan
adanya penyalahgunaan dana maka PIHAK PERTAMA dapat memberikan sanksi kepada PIHAK
KEDUA berupa penghentian sementara pencairan dana dan atau pemutusan perjanjian dan
atau pengembalian dana dan atau sanksi sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
7.2. Bentuk-bentuk sanksi tersebut sebagaimana diuraikan secara rinci pada Persyaratan
Umum Perjanjian Pemanfaatan Dana Lingkungan.
PASAL 8
PENYELESAIAN PEKERJAAN
8.1. Setelah pekerjaan selesai 100%, PIHAK KEDUA berhak mengajukan secara tertulis
kepada PIHAK PERTAMA dan Konsultan untuk melakukan Sertifikasi Pekerjaan.
8.2. Hasil Sertifikasi Pekerjaan yang dilaksanakan secara bersama-sama oleh kedua
belah pihak dan Tim Korkot ini dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan
Pekerjaan (BAP2).
PASAL 9
PEMELIHARAAN HASIL PEKERJAAN
PIHAK KEDUA sepakat dan berjanji untuk memelihara hasil pekerjaan atau sarana dan
prasarana yang telah dibangun melalui swadaya masyarakat dengan sebaik-baiknya.
PASAL 10
10.1 Selambat-lambatnya 14 (empatbelas) hari dari hari terjadinya keadaan memaksa, Para
Pihakharus saling berkonsultasi untuk memperoleh kesepakatan mengenai tindakan tepat apa
yang harus dilakukan dalam keadaan itu.
10.2 Yang dimaksud “Keadaan Memaksa” (“Force Majeure”) adalah sebagai suatu kejadian yang
tidakdapat dihindari dan diluar kemampuan salah satu pihak, yang menyebabkan salah satu
pihak tersebut tidak mungkin melaksanakan tanggungjawabnya, atau tidak dapat
melaksanakan tugasnya; Keadaan seperti itu termasuk, tapi tidak terbatas pada, perang,
huru-hara, epidemi, gempa bumi, badai, banjir atau akibat dari kondisi alam lainnya,
pemogokan masal (kecuali apabila dalam hal pemogokan, larangan bekerja atau gangguan
industri tersebut, Kedua belah pihak atau salah satu pihak memiliki kemampuan untuk
mencegah terjadinya Keadaan Memaksa), penyitaan atau tindakan lain oleh pemerintah.
10.3 Keadaan memaksa tidak termasuk (i) kejadian yang disebabkan oleh kelalaian atau tindakan
disengaja dari salah satu pihak. (ii) kejadian dimana salah satu pihak dapat menduga hal-
hal sebagai berikut: (A) Pada saat itu sudah bisa mempertimbangkan konsekuensi dari
adanya SPPD-L, (B) menghindari atau mengatasi kendala dalam pelaksanaan kewajiban-
kewajiban yang ditentukan dalam proyek.
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 105
100
10.4 Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh karena terjadinya keadaan
memaksa tidak dapat dikenai sanksi.
PASAL 11
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
11.1 Para Pihak yang akan mencari jalan keluar terbaik untuk menyelesaikan setiap perselisihan
yang timbul, atau perselisihan yang berhubungan dengan pasal-pasal dalam SPPD-L ini atau
perselisihan yang timbul karena penafsiran atas SPPD-L ini.
11.2 Jika ada perselisihan yang timbul diantara para pihak dalam SPPD-L ini yang tidak dapat
diselesaikan secara musyawarah, maka salah satu pihak atau kedua belah pihak dapat
menyelesaikan melalui ketentuan hukum yang berlaku.
PASAL 12
PENUTUP
Surat Perjanjian Pemanfaatan Dana Lingkungan (SPPD-L) ini dianggap sah setelah ditandatangani
oleh kedua belah pihak pada tanggal, bulan, dan tahun tersebut dibawah, dan dibuat dalam rangkap
3 (tiga), terdiri dari 2 (dua) lembar asli dan bermaterai secukupnya dan 1 (satu) lembar asli tanpa
materai, serta mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.
.....................................,..................201..... 21)
106 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
KETERANGAN :
1) = Tahun Anggaran Pelaksanaan Paket Pekerjaan
2) = Nama Pekerjaan/Paket Pekerjaan yang akan dilaksanakan
3) = Nomor Perjanjian Kerja
4) = Nama Kab/Kota Lokasi Kegiatan
5) = Nomor dan Tanggal SPK BKM dengan PPK
6) = Nama Koordinator BKM bersangkutan
7) = Nama BKM bersangkutan
8) = Nama Desa/Kelurahan, Kecamatan, Kab/Kota dan Provinsi Lokasi Kegiatan
9) = Alamat BKM
10) = Nomor dan Tanggal Pengesahan Notaris dari BKM
11) = Nama Ketua KSM
12) = Nama KSM
13) = Alamat Sekretariat KSM
14) = Lokasi Kegiatan/Prasarana Desa/Kelurahan/Kecamatan/Kabupaten/Kota
15) = Nomor Induk/Registari KSM yang tercatat dibuku Registrasi BKM
16) = Nama Paket Pekerjaan/Kegiatan KSM
17) = Lokasi Kegiatan/Prasarana RT/RW/Dusun
18) = Tanggal Mulai Kerja yang sama dengan tanggal penandatangan perjanjian ini
19) = Jumlah hari kalender pelaksanaan pekerjaan
20) = Jumlah Nilai BPM dalam angka dan huruf
21) = Tempat dan Tanggal Perjanjian dibuat
22) = Nama BKM
23) = Nama Koordinator BKM
24) = Nama KSM
25) = Nama Ketua KSM
26) = Nama Yang Mewakili KMW (Korkot)
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 107
102
PENILAIAN
No BUTIR SERTIFIKASI CAT.
YA TIDAK
A. CAPAIAN KUALITAS PROSES &PEMANFAATAN
1 Apakah KSM/Panitia sudah memperoleh pelatihan /coaching mengenai
cara pelaksanaan konstruksi dan pemeliharaan?
2 Apakah kelayakan Teknik Kegiatan telah diverifikasi dan disetujui oleh
Tim OC/OSP/Korkot/Pokja?
3 Apakah KSM/Panitia melakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian
bahan yang diterima dengan spesifikasi teknik/contoh yang disetujui
konsultan?
4 Apakah pekerjaan dilaksanakan oleh tenaga kerja/ tukang yang
memahami cara melakukan pekerjaan?
5 Apakah kelengkapan Bangunan yang dibuat dapat memberikan
keamanan/kenyamanan bagi pemakai?
108 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
C. PEMANFAATAN DANA BDI & CAPAIAN SWADAYA MASYARAKAT
a. Nilai BPM SPPDL s.d perubahan terakhir (bila ada) : R p ...........................
b. J u m l a h d a n a SPPD-L yang telah terserap dari BKM/LKM : Rp...........................
c. S i s a d a n a SPPD-L (a-b) : Rp. ..........................
d. J u m l a h Nilai Target Swadaya : Rp. ..........................
e. Jumlah Nilai Realisasi Swadaya : Rp. .........................
f. Prosen Raealisasi Swadaya terhadap total nilai Kegiatan (dx100/e) : ... %
Kesimpulan & Rekomendasi:
Demikian hasil Sertifikasi ini dibuat dalam keadaan yang sebenarnya dan apabila dikemudian hari
ditemukan ada ketidak sesuaian maka bersedia mempertanggungjawabkan dan menerima sanksi
sesuai ketentuan yang ada.
, ............................................................. 201....
Tim Seritifikasi:
No Nama
Jabatan/Posisi Tanda Tangan
1
Unsur Satker/PPK
2
Unsur OC/OSP/Korkot
3
Unsur BKM/LKM
4
Unsur KSM/Panitia
5
Unsur Pemerintah Desa/Kel
Catatan : Lampirkan Copy Ceklist Daftar Uji Identifikasi Lingkungan yang telah terisi
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 109
104
(___________________________) (____________________)
Ketua KSM Koordinator,
Diketahu/Disetujui
( ______________________ )
Askot Infra/ Fastek
110 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 111
106
112 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 113
108
FORM - 1
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KSM
DATA USULAN KEGIATAN
Kota/Kabupaten :
Kecamatan :
Kelurahan/Desa :
Nama BKM :
Jenis Kegiatan :
Volume Kegiatan :
Alasan Pembangunan Upaya menyelesaikan permasalahan kekumuhan, khususnya pada Kriteria
:
Prasarana Kekumuhan : ....................................................................... *)
114 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
Jumlah :............ KK
Penerima Manfaat : ........... Jiwa ........ Jiwa (L) ......... Jiwa (P)
........... MBR ........ MBR (L) ......... MBR (P)
Gotong
Semi Gotong
Kerjasama Pihak
Metode Konstruksi : Royong Royong Ketiga
Status
:
Tanah/Lokasi Kegiatan
Keterangan :
Tanda : *) Diisi Kriteria Kumuh yang menjadi alasan diusulankannya kegiatan (dapat lebih dari satu Kriteria Kekumuhan)
Tanda : **) Outcome/Pelayanan Kegiatan dapat berupa Luas Pelayanan (Ha) atau panjang meter atau jumlah KK yang terlayani
sesuai satuan pengukuran Kriteria dalam Metode Perhitungan outcome Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh.
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 115
110
116 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
DOKUMENTASI PELAKSANAAN
KEGIATAN KSM/PANITIA
112
Nama KSM :
Desa :
Jenis Prasarana :
Titik : 1
Kondisi : 0%
Nama KSM :
Desa :
Jenis Prasarana :
Titik : 1
Kondisi : 25%
Nama KSM :
Desa :
Jenis Prasarana :
Titik : 1
Kondisi : 50%
Nama KSM :
Desa :
Jenis Prasarana :
Titik : 1
Kondisi : 75%
Nama KSM :
Desa :
Jenis Prasarana :
Titik : 1
Kondisi : 100%
118 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
FORM - RPD
Program KOTAKU | Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan 119
114
FORM - LPD
120 Prosedur Operasional Standar (POS) Penyelenggaraan Infrastruktur Skala Lingkungan | Program KOTAKU
kotaku.pu.go.id