Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH TEORI AKUNTANSI

PEMBENTUKAN TEORI AKUNTANSI

KELOMPOK 3:
SACHA CLARISSA NORONHA 27673
MUTIARA ISTIQOMAH 28384

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


YAYASAN KELUARGA PAHLAWAN NEGARA
YOGYAKARTA
2019
A. PENDEKATAN PRAGMATIK DAN APLIKASINYA PADA
AKUNTANSI
Pendekatan pragmatik didasarkan pada pengamatan atas perilaku akuntan atau pihak-pihak
yang menggunakan informasi yang dihasilkan oleh akuntan. Teori pragmatik membahas
berbagai hal yang berkaitan dengan pengujian kebermanfaatan informasi baik dalam konteks
pelaporan keuangan eksternal maupun manajerial. Ada dua jenis pendekatan pragmatik,
yaitu:

 Pendekatan pragmatik deskriptif


Pendekatan pragmatis deskriptif merupakan suatu pendekatan induktif. Perilaku
akuntansi diamati terus menerus dengan tujuan untuk meniru prosedur dan prinsip-
prinsip akuntansi. Teori ini dapat dikembangkan dari pengamatan bagaimana akuntan
bertindak dalam situasi tertentu serta diuji dengan mengamati apakah pada
kenyataannya akuntan melakukan apa yang dianjurkan oleh teori tersebut.
Beberapa kritik terhadap pendekatan pragmatik deskriptif:

 tidak ada penilaian logis terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan akuntan.

 metode tersebut tidak memungkinkan untuk dilakukan perubahan, karena


pendekatannya tidak berujung pangkal.

 dengan memusatkan pada pragmatik, perhatian cenderung dipusatkan pada


perilaku-perilaku akuntan, bukan pada pengukuran atribut-atribut perusahaan
seperti aktiva, hutang, pendapatan dll.

 Pendekatan pragmatik psikologis


Pendekatan pragmatik psikologis merupakan pendekatan dalam membentuk suatu
teori akuntansi yang didasarkan pada pengamatan atas reaksi para pengguna output
yang dihasilkan oleh akuntan. Kelemahan pendekatan ini yaitu beberapa pengguna
output akuntan mungkin bereaksi secara tidak logis, sedang yang lain mungkin
memilik respon khusus yang sudah mereka lakukan sebelum laporan tersebut
diterbitkan. Yang lainnya lagi mungkin tidak bereaksi walau mereka seharusnya
bereaksi.

B. TEORI SINTATIK
Teori sintaktik berusaha menjelaskan praktik akuntansi dan memprediksi bagaimana
akuntan akan bereaksi pada situasi tertentu atau bagaimana mereka melaporkan
peristiwa tertentu.

Teori akuntansi sintaktik adalah teori yang berorientasi untuk membahas masalah-
masalah tentang bagaimana kegiatan-kegiatan perusahaan yang telah dirumuskan
secara semantik dalam elemen-elemen keuangan dapat diwujudkan dalam bentuk
laporan keuangan.

Teori sintaktik meliputi pula hubungan antara unsur-unsur yang memebentuk struktur
pelaporan keuangan atau struktur akuntansi dalam suatu negara yaitu manajemen,
entitas pelapor, pemakai informasi, sistem akuntansi,dan pedoman penyusunan
laporan.

Interpretasi teori akuntansi atas dasar sintatiks dapat digambarkan sebagai berikut:
input semantik dalam sistem tersebut adalah transaksi dan pertukaran yang dicatat
dalam jurnal dan buku besar perusahaan. Transaksi tersebut kemudian dimanipulasi
(dibagi dan dijumlah) atas dasar alasan dan asumsi-asumsi akuntansi kos historis.

Contohnya, akuntan menganggap bahwa inflasi tidak perlu dicatat dan nilai pasar
(nilai wajar) aset dan utang dihiraukan. Akuntan kemudian menggunakan konsep
pembukuan berpasangan (double entry) dan prinsip-prinsip akuntansi kos historis
untuk menghitung laba dan rugi serta neraca saldo. Dalil atau prinsip individu
diverifikasi setiap saat laporan keuangan diaudit, dengan cara mengecek kebenaran
perhitungan dan manipulasi. Dengan cara ini, akuntansi kos historis telah
dipraktekkan sejak dahulu sampai sekarang.

C. TEORI SEMANTIK
Teori semantik berkaitan dengan penjelasan mengenai fenomena (obyek atau
peristiwa) dan istilah atau simbol yang mewakilinya.

Teori akuntansi semantik menekankan pembahasan pada masalah penyimbolan dunia


nyata atau realitas (kegiatan perusahaan) ke dalam tanda-tanda bahasa akuntansi
(elemen statement akuntansi) sehingga orang dapat membayangkan kegiatan fisik
perusahaan tanpa harus secara langsung menyaksikan kegiatan tersebut.

Teori ini berusaha untuk menemukan dan merumuskan makna-makna penting


pelaporan keuangan sehingga teori ini banyak membahas pendefinisian makna elemen
(objek), pengidentifikasian atribut, dan penentuan jumlah rupiah (pengukuran) elemen
sebagai sebuah atribut.

Dari aspek bahasa, kerangka teori akuntansi yang lengkap seharusnya memiliki 3
komponen di atas, pragmatik, sintatik, dan semantik (Hendriksen, 1989). Kerangka
teoris yang diperlukan untuk mengembangkan praktik akuntansi yang sehat harus
mempertimbangkan faktor berikut ini:

 pernyataan tentang sifat entitas akuntansi dan lingkungannya.


 pernyataan tentang tujuan dasar akuntansi keuangan.
 evaluasi terhadap kebutuhan pemakai dan batasan kemampuan pemakai dalam
memahami, menginterpretasikan, dan menganalisis informasi yang disajikan.
 pemilihan tentang apa yang seharusnya disajikan.
 evaluasi terhadap proses pengukuran untuk mengkomunikasikan informasi.
 evaluasi terhadap batasan yang berkaitan dengan pengukuran dan gambaran
perusahaan.
 pengembangan prinsip atau proposisi umum yang dapat digunakan sebagai
 pedoman dalam merumuskan prosedur dan aturan.
  perumusan struktur dan format pencarian dan pemrosesan data, peringkasan
dan pelaporan informasi yang relevan.

D. PENDEKATAN NORMATIVE
Pendekatan normative yaitu teori akuntansi yang mengharuskan dan menggunakan
kebijakan nilai yang mengandung minimum sebuah premis. Pendekatan ini berusaha
menjelaskan informasi apa yang seharusnya dikomunikasikan kepada para pemakai
informasi dan bagaimana akuntansi tersebut akan disajikan.

Pendekatan normative sering disebut sebagai teori a priori (dari sebab ke akibat) yang
menggunakan penalaran deduktif dan dihasilkan bukan dari penelitian empiris tetapi
hanya sebatas semi research.

Pendekatan ini hanya menyebutkan hipotesis tentang bagaimana seharusnya akuntansi


dipraktekkan tanpa menguji hipotesis itu.

Teori akuntansi normatif mendasarkan konsep ekonomi klasik tentang laba dan
kemakmuran (wealth) atau konsep ekonomi pengambilan keputusan rasional.
Pendekatan ini disebut juga teori pengukuran akuntansi. Pendekatan normative
didasarkan pada anggapan berikut:

1. akuntansi seharusnya merupakan sistem pengukuran


2. laba dan nilai dapat diukur secara tetap
3. akuntansi keuangan bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi
4. pasar tidak efisien dalam pengertian ekonomi)
5. akuntansi konvensional tidak efisien
6. ada beberapa pengukur laba yang unik.

Meskipun demikian, anggapan tersebut jarang diuji melalui penelitian empiris.


Pendukung teori ini biasanya menggambarkan sistem akuntansi yang dihasilkan
sebagai sesuatu yang ideal dan merekomendasikan penggantian sistem akuntansi kos
historis.
E. PENDEKATAN TEORI POSITIF

Pendekatan teori positif mulai berkembang pada tahun 1970-an. Positivisme atau
empirisme berarti menguji atau menghubungkan hipotesis akuntansi dengan praktik
sebenarnya.

Pendekatan teori positif menggambarkan, menjelaskan, atau memprediksi fenomena


yang diamati seperti mengapa akuntan melakukan apa yang mereka lakukan.

Teori akuntansi positif berupaya menjelaskan sebuah proses, yang menggunakan


kemampuan, pemahaman, dan pengetahuan akuntansi serta penggunaan kebijakan
akuntansi yang paling sesuai untuk menghadapi kondisi tertentu di masa mendatang.

Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan bahwa tujuan dari teori
akuntansu adalah untuk menjelaskan dan memprediksi praktik-praktik akuntansi.

Teori akuntansi positif dikelompokkan menjadi dua tahap (Godfrey at al, 1997 dalam
Anis dan Iman, 2003 dalam Indira Januarti 2004) sebagai berikut:

1. Penelitian akuntansi dan perilaku pasar modal


2. Penelitian untuk menjelaskan dan memprediksi praktek akuntansi antar
perusahaan yang difokuskan pada alasan oportunistik dalam hal perusahaan
memilih metode akuntansi tertentu atau pada alasan efisiensi.
F. PENDEKATAN ILMIAH

Orang akan lebih percaya pada suatu pernyataan apabila didukung oleh bukti empiris
yang objektif daripada pernyataan yang hanya berasal dari rasionalisasi.

Akuntan yang mendukung pendekatan ilmiah ingin adanya bukti empiris dan
penjelasan yang logis untuk mendukung praktik akuntansi, sehingga para praktisi
dapat memberi rekomendasi kebijakan yang tepat dalam kondisi tertentu.

Kesalahpahaman pendekatan ilmiah pada akuntansi yaitu:

 Aplikasi pendekatan ilmiah berusaha untuk menciptakan ilmuwan(scientist)


dari praktisi akuntansi

 Pendekatan ilmiah dalam akuntansi dianggap sebagai sebuah pencarian


kebenaran mutlak (absolute truth)

G. PENDEKATAN NATURALIS

Perlu bagi peneliti akuntansi untuk menentukan asumsi apa yang digunakan dalam
penelitian serta alternatif pendekatan apa yang lebih sesuai, pendekatan ilmiah atau
pendekatan naturalis.
Pendekatan naturalis mempunyai dua pengertian, yaitu:

 Peneliti tidak mempunyai asumsi atau teori awal

 Peneliti memfokuskan penelitian pada masalah spesifik perusahaan.

Pendekatan naturalis dilakukan secara fleksibel, melalui pengamatan langsung studi kasus
secara mendetil, tanpa menitikberatkan pada analisis matematis, tes statistik, survey, ataupun
tes laboratorium. Karena pendekatan dilakukan melalui studi kasus (spesifik), hasil penelitian
akan sulit untuk digeneralisasi. Tomkins and Groves berpendapat bahwa pendekatan naturalis
adalah cara yang tepat untuk menghadapi perbedaan asumsi ontologi.
H. PERBANDINGAN PENELITIAN ILMIAH DAN NATURALIS
Penelitian Ilmiah Penelitian Naturalis
Asumsi Ontologi  Melihat realita secara  Melihat realita
objektif dan konkret sebagai hasil
(berwujud) konstruksi sosial dan
 Melihat akuntansi imajinasi manusia
sebagai objek  Melihat akuntansi
sebagai konstruksi
Pendekatan Epistemologi  Pengembangan  Holistik (realita
pengetahuan secara sebagai sesuatu yang
sedikit demi sedikit utuh, bukan
 Reduksionisme merupakan kesatuan
(realita terdiri dari dari bagian-bagian
jumlah minimum dari yang terpisah)
beberapa jenis entitas  Kompleksitas duni
atau substansi) tidak bisa dipecahkan
 Pengujian hipotesis melalui
individu reduksionisme
 Hukum yang dapat  Hukum tidak dapat
tergeneralisasi direduksi
Metodologi  Terstruktur  Tidak terstruktur
 Menggunakan dasar  Tidak ada dasar
teoritis sebelumnya teoritis sebelumnya
 Validasi empiris atau
ekstensi
Metode  Model formulasi  Studi kasus
sintaksis (prinsip  Eksplorasi yang
pembuatan kalimat) fleksibel
 Hipotesis dibuat  Mengalami peristiwa
berdasarkan induksi
empiris
 Penggunaan metode
statistik yang sesuai

Anda mungkin juga menyukai