PROPOSAL
METODE PENELITIAN AGRIBISNIS
ELIS MARFU’AH
A.1710500
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................3
BAB I.....................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang......................................................................................................4
1.2 Perumusan Masalah.............................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................................6
BAB II....................................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................................7
2.1 Jeruk......................................................................................................................7
2.2 Analisis Kelayakan Usaha....................................................................................8
2.3 Pendapatan..........................................................................................................10
2.4 Agrowisata...........................................................................................................15
2.5 Luas Tanah..........................................................................................................17
2.6 Penelitian Terdahulu..........................................................................................17
2.7 Kerangka Pemikiran...........................................................................................18
BAB III................................................................................................................................20
METODE PENELITIAN...................................................................................................20
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................................20
3.2 Metode Pengambilan Data.................................................................................20
3.3 Metode pengambilan Sampel.............................................................................21
3.4 Metode Analisis Data..........................................................................................21
3.5 Definisi Operasional............................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia terletak di negara beriklim tropis, memiliki tanah yang cukup
subur, dan mendapat julukan sebagai “Negara Agraris’’ membuat beberapa wilayah
di Indonesia cukup potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan agrowisata.
Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian
sebagai objek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas pengetahuan,
pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian. Pengembangan
agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, pendapatan
petani dapat meningkat bersamaan dengan upaya melestarikan sumberdaya lahan,
serta memelihara budaya maupun teknologi lokal (indigenous knowledge) yang
umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya.
Pertanian di Indonesia memiliki potensi yang sama besarnya dengan
sektor pariwisata untuk dikembangkan, banyak sumber daya alam yang jika diolah
secara benar mampu meningkatkan kesejahteraan penduduknya. Oleh karena itu,
dengan semakin banyak dan berkembangnya agrowisata juga akan berdampak pada
peningkatan kesejahteraan petani yang terlibat dalam kegiatan tersebut, mengingat
sebagian besar sumber pendapatan masyarakat Indonesia bersumber dari pertanian.
Jeruk (Citrus sp) merupakan salah satu komoditas buah unggulan
nasional yang keberadaannya menyebar hampir diseluruh wilayah Indonesia. Jeruk
digemari oleh seluruh lapisan masyarakat yang umumnya dikonsumsi dalam bentuk
buah segar. Jeruk bermanfaat untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi
masyarakat. Zat gizi yang umum terdapat dalam uah-buahan adalah zat gizi mikro
yaitu vitamin dan mineral.
Kabupaten Garut merupakan sentra produksi jeruk terbesar di Jawa
Barat, sudah sejak lama jeruk Garut telah populer dan menjadi trademark Kabupaten
Garut. Oleh karena itu, sesuai dengan Perda No. 9 Tahun 1981, jeruk garut telah
dijadikan sebagai komponen penyusun lambang daerah Kabupaten Garut. Selain
sebagai buah ciri khas Kabupaten Garut, jeruk merupakan komoditas sub-sektor
pertanian tanaman pangan yang mempunyai prospek cukup cerah dengan nilai
ekonomis yang cukup tinggi. Sebagai komoditas unggulan khas daerah, Jeruk Garut
mempunyai peluang tinggi untuk terus dikembangkan karena keunggulan komparatif
dan kompetitifnya serta adanya peluang yang masih terbuka luas.
Petani Jeruk di Desa Mekarsari Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut
mulai mengembangkan potensi ini menjadi sebuah wisata baru, yakni agrowisata
petik jeruk Eptilu (Fresh From Farm). Pengolahan usaha agrowisata Eptilu petik
jeruk sendiri mulai dikembangkan pada awal tahun 2017 hingga sekarang.
Agrowisata petik jeruk ini tidak hanya menyuguhkan buah jeruk yang segar karena
bisa dipetik sendiri langsung dari pohonnya tetapi juga edukasi tentang penanaman
bibit jeruk serta edukasi tentang pemanenan dan petik jeruk yang benar, selain itu
pengunjung juga disuguhkan pemandangan kota Garut yang indah dan sejuk dan
disuguhkan menu nasi liwet khas sunda. Pengembangan kawasan agrowisata petik
jeruk di Desa Mekarsari Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut akan berdampak
pada kegiatan perekonomian masyarakat disekitarnya, dan mempengaruhi tingkat
pendapatan petani jeruk agrowisata.
Agrowisata merupakan bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan
potensi usaha pertanian baik teknologi pertanian dan komoditas pertanian yang
didalamnya terdapat persiapan lahan, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan hasil
panen sampai dalam bentuk siap dipasarkan dengan tujuan untuk memperluas
pengetahuan, pengalaman rekreasi dan hubungan usaha di bidang pertanian serta
dapat meningkatkan nilai tambah kegiatan pertanian dan kesejahteraan masyarakat
sekitarnya.
Agrowisata merupakan bagian dari objek wisata yang memanfaatkan
usaha pertanian sebagai objek wisata. Tujuannya adalah untuk memperluas
pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian.
Pengembangan agrowisata yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan
lahan, pendapatan petani dapat meningkat bersamaan dengan upaya melestarikan
sumberdaya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal (indigenous
knowledge) yang umumnya telahsesuai dengan kondisi lingkungan alaminya.
Berdasarkan keadaan tersebut peneliti mengajukan sebuah penelitian
yang berujudul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA AGROWISATA JERUK (Citrus
Sp) PETIK SENDIRI” (Studi Kasus : desa Mekarsari, Kecamatan Ciakajang
Kabupaten Garut)
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang dapat
dirumuskan dalam penelotian ini adalah sebagai berikut :
2.1 Jeruk
Tanaman jeruk adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia.
Cina dipercaya sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh. Sejak ratusan tahun yang
lalu, jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan.
Tanaman jeruk yang ada di Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan.
Tanaman jeruk yang ada di Indonesia adalah peninggalan orang Belanda yang
mendatangkan jeruk manis dan keprok dari Amerika dan Itali.
Divisi : Spematophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Keluarga : Rutaceae
Genus : Citrus
2.3 Pendapatan
Dalam kamus besar bahasa Indonesia pendapatan adalah hasil kerja
(usaha atau sebagainya). Sedangkan pendapatan dalam kamus manajemen adalah
uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan dan organisasi lain dalam bentuk
upah, gaji, komisi, ongkos dan laba.
b. Harga per unit dari masing-masing faktor produksi, harga ini ditentukan
TR = Q x P
Dimana :
TR = pendapatan total
Q = jumlah produksi
P=Price
TR= Total Revenue
Q = Quantity
Secara garis besar pendapatan digolongkan menjadi tiga ( Boediono, 2002), yaitu :
Merupakan nilai total dari hasil produksi yang dikurangi dengan biaya -
biaya yang dibayar. Usaha disini merupakan usaha milik sendiri atau kelurga.
Tenaga kerja berasal dari anggota keluarga sendiri serta nilai sewa capital milik
sendiri dan semua biaya ini biasanya tidak diperhitungkan.
1. Pendapatan dari hasil menyewa asset yang dimiliki seperti rumah, tanah,
mobil, dan sebagainya.
2. Bunga dari uang.
3. Sumbangan dari pihak lain.
4. Pendapatan dari pensiun.
2.4 Agrowisata
Dalam istilah sederhana, agrowisata didefiisikan sebagai perpaduan
antara pariwisata dan pertanian. Pengunjung dapat mengunjungi kebun, peternakan
atau tempat pengolahan hasil untuk membeli produk, menikmati pertunjukan
mengambil bagian aktivitas, makan suatu makanan atau menghabiskan malam di
sebuah area perkebunan atau taman. Sementara definisi lain mengatakan, agrowisata
adalah sebuah alternatif untuk meningkatkan pendapatan dan kelangsungan hidup
serta menggali potensi ekonomi petani kecil dan masyarakat pedesaan (Anonimc,
2007).
Menurut Gumelar S. Sastrayuda, 2010 dalam Zulfa Hidayati F (2015)
Agrowisata merupakan rangkaian kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi
pertanian sebagai obyek wisata, baik potensial berupa pemandangan alam kawasan
pertaniannya maupun kekhasan dan keanekaragaman aktivitas produksi dan
teknologi pertanian serta budaya masyarakat petaninya. Kegiatan agrowisata
bertujuan untuk memperluas wawasan pengetahuan, pengalaman rekreasi dan
hubungan usaha di bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, perikanan dan peternakan. Di samping itu yang termasuk dalam agro
wisata adalah perhutanan dan sumber daya pertanian. Perpaduan antara keindahan
alam, kehidupan masyarakat pedesaan dan potensi pertanian apabila dikelola dengan
baik dapat mengembangkan daya tarik wisata. Dengan berkembangnya agrowisata di
satu daerah tujuan wisata akan memberikan manfaat untuk peningkatan pendapatan
masyarakat dan pemerintahan dengan kata lain bahwa fungsi pariwisata dapat
dilakukan dengan fungsi budidaya pertanian dan pemukiman pedesaan dan sekaligus
fungsi konservasi.
Menurut Deptan dalam Utama (2006), agrowisata atau agroturisme
didefinisikan sebagai sebuah bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha
agro (agribisnis) sebagai obyek wisata. Tujuannya adalah memperluas pengetahuan,
pengalaman, rekreasi, dan hubungan usaha di bidang pertanian. Melalui agrowisata
yang menonjolkan budaya lokal dalam memanfaatkan lahan, diharapkan bisa
meningkatkan pendapatan petani sambil melestarikan sumberdaya lahan, serta
memelihara budaya maupun teknologi lokal (indigenous knowledge) yang umumnya
telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya.
Motivasi agroturisme adalah untuk menghasilkanh pendapatan tambahan
bagi petani. Bagaimanapun agroturisme juga merupakan kesempatan untuk mendidik
orang banyak/ masyarakat tentang pertanian dan ekosistem. Pemain kunci di dalam
agrotursme adalah petani, pengunjung/ wisatawan, dan pemerintah atau institusi.
Peran mereka bersama adalah penting untuk menuju sukses dalam pengembangan
agroturisme (Utama, 2006).
Menurut Departemen Pertanian wisata agro merupakan salah satu usaha
bisnis dibidang pertanian dengan menekankan kepada penjualan jasa kepada
konsumen. Bentuk jasa tersebut dapat berupa keindahan, kenyamanan, ketentraman,
dan pendidikan. Pengembangan usaha wisata agro membutuhkan manajemen yang
prima diantara sub-sistem, yaitu antara ketersediaan sarana dan prasarana wisata,
objek yang dijual promosi dan pelayanannya.
Menurut Moh.Reza T. Dan Lisdiana F, agrowisata adalah objek wisata
dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi, dan hubungan
usaha di bidang pertanian. Agrowisata atau agrotouris dapat diartikan juga sebagai
pengembangan industri wisata alam yang bertumpuh pada pembudidayaan perairan
baik darat maupun laut.
Dikutip dari Sastrayuda, 2010, dalam Hand Out Mata Kuliah Concept
Resort And Leisure (Strategi Pengembangan Dan Pengelolaan Resort And Leisure),
agrowisata adalah rangkaian kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi pertanian
sebagai objek wisata, baik potensial berupa pemandangan alam kawasan
pertaniannya maupun kekhasan dan keanekaragaman aktivitas produksi dan
teknologi pertanian serta budaya masyarakat petaninya. Potensi agrowisata diolah
dari keindahan alam pertanian dan produksi di sektor pertanian yang cukup
berkembang pesat. Pengertian aagrowisata dalam Surat Keputusan Bersama Menteri
Pertanian dan Menteri Parawisata, Pos, dan Telekomunikasi Nomor :
204/KPTS/050/4/1989 dan Nomor KM. 47/PW.DOW/MPPT/89 Tentang Koordinasi
Pengembangan Wisata Agro, didefinisikan “sebagai suatu bentuk kegiatan
parawisata yang memanfaatkan usaha agro sebagai obyek wisata dengan tujuan
untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi dan hubungan usaha di bidang
pertanian”(Tirtawinata dan Fahruddin, 1999)
Berdasarkan beberapa defenisi tentang agrowisata tersebut maka dapat disimpulkan
bahwa agrowisata adalah obyek wisata yang memanfaatkan usaha pertanian meliputi
teknologi pertanian dan komoditas pertanian yang didalamnya terdapat persiapan
lahan, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan hasil panen sampai dalam bentuk siap
dipasarkan dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi dan
hubungan usaha dibidang pertanian serta dapat meningkatkan nilai tambah kegiatan
pertanian dan kesejahteraan masyarakat.
2.5 Luas Tanah
Menurut assis et al. (2014) bahwa luas lahan merupakan satu-satunya
faktor yang memiliki efek yang signifikan terhadap pendapatan bulanan pada petani,
jika luas lahan meningkat maka pendapatan peetani akan meningkat, Sharma et al
(2007) menyatakan jenis keluarga dan luas lahan secara sidnifikan memiliki korelasi
terhadap pendapatan petani pertahunnya. Irene Brambilla & Guido G. Porto (2011)
menyatakan bahwa petani yang menyediakan lahan yang luas untuk tanamannya
maka produk petani akan secara signifikan meningkat dan produktivitas juga
meningkat secara signifikan.
Pendapatan adalah penerimaan dari gaji atau balas jasa hasil usaha yang
diperoleh individu atau kelompok rumah tangga dalam satu bulan dan digunakan
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
pendapatan ushaa agrowisata jeruk peetik sendiri adalah luas lahan, volume
penjualan, harga jual, pengeluaran rumah tangga dan pengalaman usaha.
Produksi
Harga Jual
Penerimaan
Luas lahan (Rp)
Biaya Produksi Volume Penjualan (Kg/Bulan)
1. Wawancara
Penulis mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak
yang bersangkutan, yaitu dengan ketua dan karyawan guna mendapatkan
data-data yang diperlukan.
2. Observasi
Pengamatan langsung yang dilakukan oleh penulis di tempat
penelitian yaitu di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
3. Kuesioner
Dilakukan dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada
responden dengan panduan kuesioner maupun memberikan daftar
pertanyaanuntuk diisi oleh responden, dan data yang diperoleh dapat
diolah dan memberikan informasi tertentu kepada peneliti. Pada
penelitian ini peneliti memberikan daftar pertanyaan tertutup dan terbuka
kepada responden. Pertanyaan tertutup dalam kuesioner tersebut
menyajikan sebuah pertanyaan yang harus ditanggapi oleh responden
secara terstruktur dibarengi dengan pertanyaan mengenai tanggapan yang
telah diberikan dengan bentuk pertanyaan terbuka yang diungkapkan
dengan tulisan.
4. Studi literatur dan kepustakaan
Bertujuan untuk dapat menganalisa sacara teoritis terhadap
masalahmasalah yang berhubungan dengan penulisan dengan membaca
skripsi, studi kepustakaan dilakukan dengan membaca berbagai text book,
jurnal-jurnal.
Achmad Slamet, Pengaruh Perkiraan Biaya Produksi dan Laba yang diinginkan
terhadap Harga Jual Pada Industri Kecil Genteng pres, Jurnal Ekonomi dan
Manajemen, Dinamika, Vol, 11, 2, 2002. Hal 51
Assis et al. (2014). Di Dalam Arimbawa dan Widanta (2017). Pengaruh Luas Lahan,
Teknologi Dan Pelatihan Terhadap Pendapatan Petani Padi Dengan
Produktivitas Sebagai Variabel Intervening Di Kecamatan Mengvi E Jurnal
EP Unud, 6 (8) : 1601. ISSN : 2303 0178
Ating Tedjasutrina, 2005. Memahami Kewirausahaan, Armico, Bandung
Boediono, 2002, Ekonomi Mikro, Seri Sinopsi Pengantar Ilmu Ekonomi No. 2 Edisi
2, BPFE, Yogyakarta
Soekartawi, Faktor-faktor Produksi, (Jakarta : Selemba Empat, 2002)
Soekartawi, 2003. Prinsip Ekonomi Pertanian, Raja Grafindo Persada : Jakarta
Sudarman Toweulu, Ekonomi Indonesia, (Jakarta : Raja Grafindo : 2001)
Suryana, 2003, Kewirausahaan Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses,
Selemba Empat, Jakarta.
Kamir, dan Jakfar. (2007). Studi Kelayakan Bisnis, Edisi Kedua, Jakarta : Kencana
Penada Media Group
Jakfar, dan Kamir (2010). Di dalam Lazuardi, Fitria dan Bakar, A. (2014) Analisis
Kelayakan Usaha Mobile Carwash Di Kota Bandung, Jurnal Online Institle
Teknologi Nasional, Vol. 01, No 03. ISSN : 2338-5081