Disusun Oleh :
Rokhayati
30101407315
Pembimbing :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Diajukan untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik dan melengkapi salah satu syarat
menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter di bagian Ilmu Penyakit Mata periode 11 Mei
2020.
Nama : Rokhayati
NIM : 30101407315
Fakultas : Kedokteran
Mengetahui,
Pembimbing
Pasien datang ke poliklinik mata pada tanggal 1 Juli 2020 dengan keluhan mata
sebelah kanan pandangan kabur seperti melihat kabut namun hanya sebagian ± 1 tahun,
mulanya seperti bercak putih tapi sekarang dirasa lebih luas. Terjadi perlahan-lahan dan
semakin lama semakin memberat. Pasien juga mengeluh mata kanan dirasakan pedes dan
kemeng. Keluhan dirasakan mengganggu aktifitas pekerjaannya. Pasien mengaku tidak
ada riwayat kemasukan debu atau benda asing ke dalam mata atau riwayat trauma pada
mata yang sakit.
Nadi : 80x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,50 C
OD OS
OCULI DEXTRA(OD) PEMERIKSAAN OCULI SINISTRA(OS)
4/60 Visus 3/60
5/60 Pin hole 4/60
Tidak dikoreksi Koreksi Tidak dikoreksi
Gerak bola mata baik Gerak bola mata baik
kesegala arah, enoftalmus (-), kesegala arah, enoftalmus (-),
eksoftalmus (-), Bulbus okuli eksoftalmus (-),
strabismus (-) strabismus (-)
Edema (-), hiperemis(-), nyeri Palpebra Edema (-), hiperemis(-),
tekan(-), nyeri tekan (-),
blefarospasme (-), blefarospasme (-),
lagoftalmus (-), lagoftalmus (-)
ektropion (-), ektropion (-),
entropion (-) entropion (-)
Edema (-), Konjungtiva Edema (-),
injeksi konjungtiva (-), injeksi konjungtiva (-),
injeksi siliar (-), injeksi siliar (-),
infiltrat (-), infiltrat (-),
hiperemis (-) hiperemis (-)
Putih Sklera Putih
Bulat, edema (-), Bulat, edema (-),
keratik presipitat(-), Kornea keratik presipitat(-),
infiltrat (-), sikatriks (-) infiltrat(-), sikatriks (-)
Arkus senilis (+) Arkus senilis (+)
tampak sebuah bekas jahitan
pada limbus kornea.
Jernih, kedalaman cukup Camera Oculi Jernih,kedalaman cukup,
hipopion (-), Anterior hipopion (-),
hifema (-), (COA) hifema (-),
Kripta(N), warna coklat(+), Iris Kripta(N), warna coklat(+),
edema(-), synekia (-) edema(-), synekia (-),
bulat, diameter : ± 3mm, bulat, diameter ± 3 mm,
letak sentral, Pupil letak sentral,
refleks pupil langsung (+), refleks pupil langsung (+),
refleks pupil tak langsung (+) refleks pupil tak langsung (+)
Keruh sebagian, Shadow test Lensa IOL(+), Sentral
(+)
Tidak dilakukan FUNDUSKOPI Tidak dilakukan
N TIO N
Epifora (-), lakrimasi (-) Sistem Lakrimasi Epifora (-), lakrimasi (-)
1.4. RESUME
Subjektif:
Pasien datang ke poliklinik mata pada tanggal 1 Juli 2020 dengan keluhan mata
sebelah kanan pandangan kabur seperti melihat kabut namun hanya sebagian ± 1 tahun,
mulanya seperti bercak putih tapi sekarang dirasa lebih luas. Terjadi perlahan-lahan dan
semakin lama semakin memberat. Pasien juga mengeluh mata kanan dirasakan pedes dan
kemeng. Keluhan dirasakan mengganggu aktifitas pekerjaannya. Pasien mengaku tidak
ada riwayat kemasukan debu atau benda asing ke dalam mata atau riwayat trauma pada
mata yang sakit.
Pasien mengaku memiliki riwayat hipertensi, dan riwayat operasi katarak pada mata
kiri ± 3 bulan yang lalu. Tidak ada keluarga yang sakit seperti ini. Biaya pengobatan
ditanggung jamkesmas.
Objektif:
OS
1. Pseudofakia
2. Afakia
DX KERJA
OS : Pseudofakia
Pasien ini didiagnosis sebagai katarak senilis imatur dengan dasar pemikiran sebagai
berikut:
1. Anamnesis:
- Pasien berusia 56 tahun katarak senilis
- Penglihatan mata kanan kabur seperti melihat kabut, perlahan-lahan
semakin kabur.
2. Pemeriksaan oftalmologis:
- Visus OD 4/60 dan OS 3/60
- Pada pemeriksaan lensa didapatkan kekeruhan sebagian dengan OD shadow
test (+)
1.6. TERAPI
Medikamentosa :
- Vitamin C 1dd1
- Vitamin A, 1dd1
Pasien disarankan untuk operasi katarak (Rencana OD ekstraksi katarak ekstra
kapsular dan pemasangan Intra Ocular Lens )
1.7. EDUKASI
1. Menjelaskan pada pasien bahwa pandangan mata yang kabur disebabkan
katarak/kekeruhan pada lensa mata.
2. Menjelaskan pada pasien bahwa katarak tidak dapat diobati dengan obat tetapi dapat
disembuhkan dengan operasi dan pemberian lensa tanam pada mata.
3. Menjelaskan pada pasien mengenai pentingnya operasi ekstraksi katarak, jenis
tindakan, persiapan, kelebihan dan kekurangan.
4. Menjelaskan tentang komplikasi yang akan terjadi apabila tidak dioperasi,
kemungkinan lensa akan mencair, isi lensa akan keluar, menimbulkan reaksi
peradangan dan peningkatan tekanan bola mata.
5. Menjelaskan tentang komplikasi yang mungkin timbul selama operasi dan
pascaoperasi.
1.9 PROGNOSA
OD OS
Quo Ad Vitam Ad bonam Ad bonam
Quo Ad Visam Ad bonam Ad bonam
Quo Ad Cosmetian Ad bonam Ad bonam
Quo Ad Sanationam Ad bonam Ad bonam
2. TINJAUAN PUSTAKA
I.
KATARAK
Katarak adalah keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat kedua-duanya. Biasanya
kekeruhan mengenai kedua mata dan berjalan progresif ataupun dapat tidak mengalami
perubahan dalam waktu yang lama.
Katarak umumnya merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga akibat
kelainan kongenital, atau penyulit penyakit mata lokal menahun. Bermacam-macam
penyakit mata dapat mengakibatkan katarak seperti glaukoma, ablasi, uveitis dan retinitis
pigmentosa. Katarak dapat berhubungan proses penyakit intraokuler lainnya.
Katarak dapat disebabkan bahan toksik khusus (kimia dan fisik). Keracunan beberapa
jenis obat dapat menimbulkan katarak seperti eserin (0,25-0,5%), kortikosteroid, ergot,
antikolinesterase topikal. Kelainan sistemik atau metabolik yang dapat menimbulkan
katarak adalah diabetes melitus, galaktosemi dan distrofi miotonik. Katarak dapat
ditemukan dalam keadaan tanpa adanya kelainan mata atau sistemik (katarak senil, juvenil,
herediter) atau kelainan kongenital mata.
Katarak disebabkan oleh berbagai faktor seperti :
Fisik
Kimia
Penyakit predisposisi
Usia
Katarak kongenital, katarak yang sudah terlihat pada usia di bawah 1 tahun
Katarak Infantile
Katarak Pre-senilis
Bila mata sehat dan tidak terdapat kelainan sistemik maka hal ini biasanya terdapat
Katarak kongenital
Katarak kongenital adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera setelah lahir
dan bayi berusia kurang dari 1 tahun. Katarak kongenital merupakan penyebab kebutaan pada
bayi yang cukup berarti terutama akibat penanganannya yang kurang tepat.
Kapsulolentikular dimana pada golongan ini termasuk katarak kapsular dan katarak
polaris
Lentikular, yang termasuk dalam golongan ini katarak yang mengenai korteks atau
nukleus lensa
Dalam kategori ini termasuk kekeruhan lensa yang timbul sebagai kejadian primer atau
prenatal infeksi ibu seperti rubela pada kehamilan trimester pertama dan pemakaian obat
selama kehamilan. Kadang-kadang pada ibu hamil terdapat riwayat kejang, tetani, ikterus
atau hepatosplenomegali. Bila katarak disertai uji reduksi pada urine yang positif, mungkin
katarak ini terjadi akibat galaktosemia. Sering katarak kongenital ditemukan pada bayi
prematur dan gangguan sistem saraf seperti retardasi mental. Hampir 50% dari katarak
kongenital adalah sporadik dan tidak diketahui penyebabnya. Pemeriksaan darah pada
katarak kongenital perlu dilakukan karena ada hubungan katarak kongenital dengan diabetes
Penanganan tergantung pada unilateral dan bilateral, adanya kelainan mata lain dan saat
pada bentuk katarak dan mungkin sekali pada mata tersebut telah terjadi ambliopia. Bila
terdapat nistagmus maka keadaan ini menunjukkan hal yang buruk pada katarak kongenital.3
Pada pupil mata bayi yang menderita katarak kongenital akan terlihat bercak putih atau
suatu leukokoria. Penyulit yang dapat terjadi adalah makula lutea yang tidak cukup mendapat
rangsangan. Makula tidak akan berkembang sempurna hingga walaupun dilakukan ekstraksi
katarak maka visus biasanya tidak akan mencapai 5/5. Hal ini disebut ambliopia sensoris
Katarak kongenital sering ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu-ibu yang
herediter seperti mikroftalmus, aniridia, koloboma iris, keratokonus, iris heterokromia, lensa
kongenital dilakukan bila refleks fundus tidak tampak. Biasanya bila katarak bersifat total,
operasi dapat dilakukan usia 2 bulan atau lebih muda bila telah dapat dilakukan pembiusan.
Tindakan bedah pada katarak kongenital yang umum dikenal adalah disisio lensa, ekstraksi
Katarak juvenil
Katarak yang lembek dan terdapat pada orang muda, yang mulai terbentuknya pada
usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan. katarak juvenil biasanya merupakan
1. Katarak metabolik
o Penyakit Wilson
2. Otot
3. Katarak traumatik
4. Katarak komplikata
Katarak anoksik
Katarak radiasi
Katarak Senil
Katarak senil adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut yaitu usia di
1. Kapsul
Mulai presbiopia
3. Serat lensa
Lebih ireguler
Pada korteks jelas kerusakan serat sel
nukleus (histidin, triptofan, metionin, sistein dan tirosin) lensa, sedang warna
dibanding normal
Kekeruhan lensa dengan nukleus yang mengeras akibat usia lanjut yang biasanya mulai
terjadi pada usia lebih dari 60 tahun. Pada katarak senil sebaiknya disingkirkan penyakit mata
lokal dan penyakit sistemik seperti diabetes melitus yang dapat menimbulkan katarak
komplikata.
B. Berdasarkan Maturitas2
Katarak insipien. Pada stadium ini akan terlihat kekeruhan mulai dari tepi ekuator
berbentuk jeriji menuju korteks anterior dan posterior (katarak kortikal). Vakuol mulai
posterior, celah terbentuk antara serat lensa dan korteks berisi jaringan degeneratif (benda
Morgagni) pada katarak insipien. Kekeruhan ini dapat menimbulkan poliopia oleh karena
indeks refraksi yang tidak sama pada semua bagian lensa. Bentuk ini kadang-kadang menetap
Katarak intumesen. Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat lensa yang
degeneratif menyerap air. Masuknya air ke dalam celah lensa mengakibatkan lensa menjadi
bengkak dan besar yang akan mendorong iris sehingga bilik mata menjadi dangkal dibanding
dengan keadaan normal.3 Keadaan ini bisa menyababkan glaukoma sekunder pada orang-
orang yang mempunyai predisposisi, contoh bilik mata dangkal, sudut sempit, karena dengan
perubahan lensa sedikit saja bisa menutup sudut sehingga secara akut bisa terjadi gangguan
filtrasi dan meyebabkan tekanan meningkat secara mendadak. 2 Katarak intumesen biasanya
terjadi pada katarak yang berjalan cepat dan mengakibatkan miopia lentikular. Pada keadaan
ini dapat terjadi hidrasi korteks hingga lensa akan mencembung dan daya biasnya akan
bertambah, yang memberikan miopisasi. Pada pemeriksaan slitlamp terlihat vakuol pada
Katarak imatur. Pada stadium ini kekeruhan belum mengenai seluruh lapisan lensa.
Pada katarak imatur akan dapat bertambah volume lensa akibat meningkatnya tekanan
Katarak matur. Pada katarak matur kekeruhan telah mengenai seluruh masa lensa.
Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila katarak imatur atau
intumesen tidak dikeluarkan maka cairan lensa akan keluar, sehingga lensa kembali pada
ukuran yang normal. Akan terjadi kekeruhan seluruh lensa yang bila lama akan
mengakibatkan kalsifikasi lensa. Bilik mata depan akan berukuran kedalaman normal
kembali, tidak terdapat bayangan iris pada lensa yang keruh, sehingga uji bayangan iris
negatif.
degenerasi lanjut, dapat menjadi keras atau lembek dan mencair. Masa lensa yang
berdegenerasi keluar dari kapsul lensa sehingga lensa menjadi mengecil, berwarna kuning
dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan lipatan kapsul lensa. Kadang-
kadang pengkerutan berjalan terus sehingga hubungan dengan zonula zinn menjadi kendor.
Bila proses katarak berjalan lanjut disertai dengan kapsul yang tebal maka korteks yang
berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan memperlihatkan bentuk
sebagaisekantong susu disertai dengan nukleus yang terbenam di dalam korteks lensa karena
lebih berat.
benar-benar mencair, sehingga nukleus seolah-olah tenggelam dalam masa korteks. Nukleus
biasa lebih di bawah sehingga saat korteks mencair nukleus tampak tenggelam. Kapsul sudah
berkerut.
masuk) keluar)
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
depan
Sudut bilik mata Normal Sempit Normal Terbuka
glaukoma
Katarak Komplikata
Katarak komplikata merupakan katarak akibat penyakit mata lain seperti radang, dan
proses degenerasi seperti ablasi retina, retinitis pigmentosa, glaukoma, tumor intra okular,
iskemia okular, nekrosis anterior segmen, buftalmos, akibat suatu trauma dan pasca bedah
mata. Katarak komplikata dapat juga disebabkan oleh penyakit sistemik endokrin (diabetes
melitus, hipoparatiroid, galaktosemia dan miotonia distrofi) dan keracunan obat (tiotepa
intravena, steroid lokal lama, steroid sistemik, oral kontrasepsi dan miotika antikolinesterase).
Katarak komplikata memberikan tanda khusus dimana mulai katarak selamanya di
daerah bawah kapsul atau pada lapis korteks, kekeruhan dapat difus, pungtata ataupun linear.
Dapat berbentuk rosete, retikulum dan biasanya terlihat vakuol. Ada 2 bentuk yaitu bentuk
yang disebabkan kelainan pada polus posterior mata dan akibat kelainan pada polus anterior
bola mata.
Katarak pada polus posterior terjadi akibat penyakit koroiditis, retinitis pigmentosa,
ablasi retina, kontusio retina dan miopia tinggi yang mengakibatkan kelainan pada badan
kaca. Biasanya kelainan ini berjalan aksial yang biasanya tidak berjalan cepat di dalam
nukleus, sehingga sering terlihat nukleus lensa tetap jernih. Katarak akibat miopia tinggi dan
Katarak akibat kalainan polus anterior bola mata biasanya akibat kelainan kornea berat,
katarak subkapsularis anterior. Pada katarak akibat glaukoma akan terlihat katarak disimanata
Katarak Traumatik
Paling sering disebabkan oleh trauma benda asing pada lensa atau trauma tumpul pada
bola mata. Peluru senapan angin dan petasan merupakan penyebab tersering. Lensa menjadi
putih segera setelah masuknya benda asing karena lubang pada kapsul lensa menyebabkan
2 .GEJALA KATARAK
Gejala Subjektif
Visus mudur tergantung lokalisasi dan tebal tipisnya kekeruhan, Bila Kekeruhan tipis
kemunduran visus sedikit dan bila Kekeruhan terletak diequator, tak ada keluhan apa-
apa.
silau saat melihat cahaya
Diplopia monocular yaitu penderita melihat 2 bayangan yang disebabkan oleh karena
refraksi dari lensa sehingga benda-benda yang dilihat penderita akan menyebabkan
silau.
Pada stadium permulaan penderita mengeluh miopisasi, hal ini terjadi karena proses
pembentukan katarak sehingga lensa menjadi cembung dan refraksi mata meningkat,
Gejala Objektif
kekeruhan tersebut tampak hitam dengan background orange. Dan pada stadium
matur hanya didapatkan warna putih atau tampak kehitaman tanpa background
Kamera anterior menjadi dangkal dan iris terdorong kedepan, sudut kamera
DIAGNOSIS
pada kedua mata bila mungkin, tonometer, selain itu pemeriksaan prabedah yang
diperlukan lainnya seperti adanya infeksi pada kelopak mata, konjungtiva, karena
dapat merupakan penyulit yang berat berupa panoftalmitis pascabedah. Pada katarak
sebaiknya dilakukan pemeriksaan tajam penglihatan sebelum dilakukan pembedahan
KOMPLIKASI KATARAK
Glaukoma
Ada beberapa fase dari katarak yang bisa menimbulkan glaukoma, yaitu:
1. Phocomorpic Glaucoma
Lensa lebih besar karena menyarap air sehingga pada orang dengan
2. Phacolytic Glaucoma
Terjadi pada katarak hipermatur di mana protein lensa keluar dari kapsul, bisa
3. Phacotoxic Glaucoma
Lensa sudah keriput sehingga bisa maju ke depan atau ke belakang. Kalau
lebih ke arah anterior maka keadaan ini bisa menyebabkan blokade pupil yang
Uveitis
Protein lensa keluar dan dianggap benda asing, sehingga tubuh berusaha
kaku dan rapuh sehingga bisa lepas dari lensa. Lensa bisa subluksasi atau
dislokasi.
PENATALAKSANAAN
Contoh :
Iodium tetes
protein dan lemak penyusun lensa, misalnya dengan menstabilkan molekul protein
dari denaturasi) sehingga pasien dapat lebih lama menikmati tajam penglihatan
Contoh: obat iodine yang memiliki efek antioksidan seperti potassium iodine, natrium
iodine.
2. Untuk menjaga kondisi elemen mata misalnya pembuluh darah dan persyarafan
pembuluh darah), contoh : asam askorbat 600 mg. Vitamin E (mengurangi resiko
Operatif
Teknik operasi katarak :
Dengan merobek kapsul anterior lensa sehingga massa dan korteks lensa dapat
keluar.
implantasi IOL
indikasi : pasien dengan zonula zinn yang rapuh dan mudah putus
FAKOEMULSIFIKASI
Tehnik operasi katarak dengan membuat sayatan kecil pada kornea < dari 3mm
mesin phaco akan menyedot massa katarak yang telah hancur tersebut sampai bersih
kemudian sebuah lensa Intra Ocular (IOL) yang dapat dilipat (foldable lens)
PROGNOSIS
sebaik prognosis untuk pasien katarak senilis. Adanya ambliopia dan kadang-kadang
anomali saraf optikus atau retina membatasi tingkat pencapaian pengelihatan pada
kelompok pasien ini. Prognosis untuk perbaikan ketajaman pengelihatan setelah operasi
paling buruk pada katarak kongenital unilateral dan paling baik pada katarak kongenital
snellen chart.
A. PSEUDOFAKIA
Pseudofakia adalah suatu keadaan dimana mata terpasang lensa tanam setelah
operasi katarak. L e n s a i n i a k a n memberikan penglihatan lebih baik. Lensa
intraokular ditempatkan waktu operasi katarak d an ak an te ta p di s a na un tu k
s e um ur hi du p. L en s a in i ti da k a ka n m en gg an gg u da n t id ak perlu
perawatan khusus dan tidak akan ditolak keluar oleh tubuh.
Gejala dan tanda pseudofakia :
- Penglihatan kabur
- Visus jauh dengan optotype Snellen
- Dapat merupakan myopi atau hipermetropi tergantung ukuran lensa yang ditanam
(IOL)
- Terdapat bekas insisi atau jahitan
1. Letak lensa didalam bola mata dapat bermacam – macam, seperti :
a. Pada bilik mata depan, yang ditempatkan didepan iris
d e n g a n k a k i p e n y o k o n g n y a bersandar pada sudut bilik mata
b. Pada daerah pupil, dimana bagian ulti lensa pada pupil dengan fiksasi pupil
c . P ad a b il ik m at a be la ka ng , ya ng di le ta kk an pa da ke du du ka n l en s a
n or ma l di be la ka ng iris. Lensa dikeluarkan dengan ekstraksi lensa ekstra
kapsular
d. Pada kapsul lensa.
Pada saat ini pemasangan lensa terutama diusahakan terle
t a k d i d a l a m k a p s u l lensa. Meletakkan lensa tanam didalam bilik mata
memerlukan perhatian khusus :
1. Endotel kornea terlindung
2. Melindungi iris terutama pigmen iris
3. Melindungi kapsul posterior lensa
4. Mudah memasukkannya karena tidak memberikan cedera pada zonula lensa.
Keuntungan pemasangan lensa ini :
1. Penglihatan menjadi lebih fisiologis karena letak lensa yang ditempatkan pada
tempat lensa asli yang diangkat.
2. Lapang penglihatan sama dengan lapang pandangan normal
3. Tidak terjadi pembesaran benda yang dilihat
4. Psikologis, mobilisasi lebih cepat.
Pemasangan lensa tidak dianjurkan kepada :
1. Mata yang sering mengalami radang intra okuler (uveitis)
2. Anak dibawah 3 tahun
3. Uveitis menahun yang berat
4. Glaukoma neovaskuler
DAFTAR PUSTAKA
BEM FK Udip. Dalam : Ilmu Kesehatan Mata. Semarang : Falkutas Kedokteran Universitas
Diponegoro; 2009.
Ilyas S. Glaukoma. Dalam : Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin; 2007.
Ilyas S. Lensa Mata. Dalam: Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa
Ilyas S. Penglihatan Turun Perlahan Tanpa Mata Merah. Dalam: Ilmu Penyakit Mata; edisi
Khurana, A.K., Comprehensive Opthalmology : Disease Of TheCornea., New Age Int: New
Delhi., 2007.
Kumar K., Childhood cataract : Aetiology and management[serial ordine] 2004; 17: 50.
Lens and cataract. In: Basic and clinical sciences course. Section 11. Chapter 1,3,4.
Lumbantobing, S.M 2008. Neurologi klinik pemeriksaan fisik dan mental, Jakarta:fakultas
kedokteran Indonesia
Rahmadani, Siti. Diktat Kuliah Ilmu Penyakit Mata Tingkat IV. Jakarta: 2007.