Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Disusun Oleh :

Ahmad Miftakhul Aziz Bosniawan

J213161053

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN DASAR CAIRAN DAN ELEKTROLIT

1. PENGERTIAN
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena
metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons
terhadap stressor fisiologis dan lingkungan. Cairan dan elektrolit saling
berhubungan, ketidakseimbangan yang berdiri sendiri jarang terjadi dalam
bentuk berlebihan atau kekurangan.  Cairan dan elektrolit sangat diperlukan
dalam rangka menjaga kondisi tubuhtetap sehat.
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat
tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-
partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan
dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan
intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan
dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan
elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit
sangat bergantung satu sama lain, jika salah satu terganggu maka akan
berpengaruh pada yang lainnya.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler
dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam
sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada
di luar sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma),
cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah
cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak
diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti
cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.

2. ANATOMI FISIOLOGI
a. Anatomi
b. Fisiologi
3. NILAI-NILAI NORMAL
Nilai-nilai normal dalam kebutuhan cairan dan elektrolit antara lain :

Jenis cairan dan elektrolit Nilai normal dalam tubuh


-      Potasium [K+] 3.5 – 5 mEq/L
-      Sodium [Na+] 135 – 145 mEq/L
-      Kalsium [Ca2+] 8.5 – 10.5 mg/dl (4.5 – 5.8 mEq/L)
-      Magnesium [Mg2+] 1.5 – 2.5 mEq/L
-      Fosfat [PO42-] 2.7 – 4.5 mg/dl
-      Klorida [Cl-] 98 – 106 mEq/L
-      Bikarbonat [HCO3] 24 – 28 mEq/L

4. JENIS KELAINAN/GANGGUAN

5. PATOFISIOLOGI DAN PATHWAYS

6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

7. PENATALAKSANAAN KOLABORATIF

8. ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
1) Identitas pasien seperti nama, jenis kelamin, pekerjaan, dan pendidikan
2) Riwayat kesehatan saat ini meliputi keluhan utama seperti sesak nafas,
lamanya keluhan, faktor pencetus timbulnya keluhan, dam faktor yang
memperberat keluhan.
3) Riwayat kesehatan yang lalu seperti adakah keluhan serupa di masa
lalu yang berkaitan dengan pernafasan atau oksigenasi, adakah alergi,
bagaimana riwayat imunisasinya, dan bagaimana riwayat konsumsi
obat-obatan pasien.
4) Riwayat kesehatan keluarga antara lain adakah anggota keluarga yang
pernah mengalami sakit serupa, penyakit apa yang pernah dialami
anggota keluarga
5) Pengakjian pola fungsional oksigenasi antara lain adakah sesak nafas,
bagaimana frekuensinya, kapan terjadinya sesak nafas, apa
kemungkinan faktor yang mencetus sesak nafas, faktor yang
memperberat dan faktor yang meringankan sesak nafas. Adakah batuk,
adakah sputum, adakah nyeri dada, dan adakah riwayat penyakit asma,
tuberculosis, batuk darah, trauma dada, dan riwayat merokok.
6) Pemeriksaan fisik thorax antara lain inspeksi untuk melihat
kesimetrisan adda ketika ventilasi, bentuk dada, melihat adakah
deviasi, dan ada tidaknya bendungan vena pada dinding dada. Palpasi
untuk membandingkan gerakan dada kanan dan kiri dan merasakan
taktil fremitus dengan meminta pasien mengucapkan “tujuh-tujuh”.
Perkusi paru-paru untuk mengetahui apakah suara yang ditimbulkan
sonor atau hipersonor. Auskultasi untuk mengetahui suara paru-paru,
frekuensinya, kedalamannya, adakah suara tambahan, dan apakah
vesikuler atau unvesikuler.
b. Diagnose keperawatan
Adapun diagnose yang dapat diangkat dari masalah kebutuhan dasar
oksigenasi antara lain :
1) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi, kelainan
bentuk dada, kelelahan, obesitas, nyeri, kecemasan, dan kelelahan otot
pernafasan.
2) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan disfungsi
neuromuscular, asma, alergi jalan nafas, hyperplasia dinding bronkus,
dan obstruksi jalan nafas.
3) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan
perfusi ventilasi dan perubahan membrane kapiler alveolar.
4) Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,
vasokonstriksi, hipertrofi ventrikuler, dan iskemik miokard.
5) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan curah jantung rendah,
ketidakmampuan memenuhi metabolism otot rangka, dan dyspneu.
6) Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan.
c. Intervensi keperawatan
1) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi, kelainan
bentuk dada, kelelahan, obesitas, nyeri, kecemasan, dan kelelahan otot
pernafasan.
NOC, Respiratory status – 0403
a) 040301 – Frekwensi pernapasan rentang normal.
b) 040302 - Irama pernapasan teratur.
c) 040303 - Kedalaman inspirasi .
d) 040304 – Ekspansi dada simetris.
e) 040305 – Mudah untuk bernafas.
f) 040314 – Tidak ada dispnea.
g) 040316 – Tidak terdapat nafas pendek.
NIC, Respiratory monitoring – 3350
a) Monitor tingkat, irama kedalaman dan usaha nafas.
b) Catat pergerakan dada dan kesimetrisan.
c) Monitor kebisingan respirasi.
d) Monitor pernapasan lewat hidung.
e) Auskultasi  suara nafas.
f) Palpasi ekpansi dada.
g) Membuka jalan napas.
h) Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi.
i) Diskusikan kepada pasien tentang keadaan pasien
j) Memberi terapi oksigen.

9. DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai