Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Perlunya PKL


Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari upaya
peningkatan kualitas kehidupan manusia dan masyarakat Indonesia.
Untuk mencapai keberhasilan pembangunan kesehatan tersebut,
diperlukan kebijakan pembangunan kesehatan yang lebih dinamis dan
proaktif dengan melibatkan semua faktor terkait, pemerintah, swasta
dan masyarakat. Masalah gizi masih merupakan masalah serius yang
dihadapi sebagian besar penduduk Indonesia. Kekurangan energi dan
protein pada balita dan usila serta anemia pada ibu hamil, merupakan
masalah gizi yang masih menjadi perhatian yang serius oleh
pemerintah Indonesia. Oleh karena itu masalah gizi perlu
ditanggulangi dalam suatu pendekatan sistem. Upaya perbaikan gizi
dilaksanakan secara bertahap dan serasi dengan program kesehatan
dan sektor lain yang terkait.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi diberbagai
bidang khususnya bidang kesehatan semakin pesat yang diikuti
dengan perubahan paradigma pembangunan nasional yang
berwawasan sumber daya manusia sebagai subjek dan objek
pembangunan suatu bangsa. Salah satu strategi dalam peningkatan
kualitas sumber daya manusia adalah melalui Program Intervensi Gizi
untuk meningkatkan status gizi masyarakat.
Agar masalah gizi dapat ditanggulangi dengan baik khususnya
yang berkaitan dengan peningkatan status gizi anak balita baik secara
langsung maupun tidak langsung, maka perlu diketahui faktor-faktor
yang berpengaruh di dalam peningkatan status gizi anak balita. Untuk
itu diperlukan usaha untuk mengatasi masalah gizi dari semua faktor
penyebab secara terarah, terpadu dan simultan.
Peningkatan pelaksanaan gizi menuntut peningkatan
pengetahuan dan keterampilan serta pengenalan masalah secara

1
mendalam. Alternatif pemecahan masalah, perencanaan, pengelolaan
dan penilaian program, yang merupakan kebutuhan yang tak
terelakkan bagi para calon Ahli Madya Gizi yang nantinya akan
berfungsi sebagai pengelola program gizi.
Salah satu kompetensi dasar yang diharapkan pada seorang Ahli
Madya Gizi ialah mampu melakukan asuhan gizi terhadap kelompok
rawan gizi, seperti gizi buruk pada balita, KEK pada wanita usia subur
dan ibu hamil, anemia pada anak sekolah dan ibu hamil.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka mahasiswa
Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Mamuju diwajibkan untuk mengikuti
PKL. PKL ini merupakan penjabaran dari kelompok mata kuliah yang
bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar dan keterampilan
kepada mahasiswa agar memperoleh hasil yang efisien, efektif dan
optimal untuk dapat mencapai kompetensi sebagai seorang Ahli
Madya Gizi, sekaligus sebagai profesi Teknisi Dietisien yang meliputi
3 bidang materi salah satunya Program Intervensi Gizi Masyarakat
dengan lokasi yang berbeda, yaitu intervensi gizi yang difokuskan
pada masing – masing keluarga peserta PKL.

B. Tujuan PKL
1. Tujuan Umum
Peserta PKL mampu melaksanakan program intervensi gizi
dan evaluasi program gizi dalam skala mikro dan melaksanakan
pengelolaan kegiata program gizi tingkat Puskesmas dan/atau
Dinkes Kab/Kota dalam skala mikro yang direncanakan baik
program baru maupun program yang sedang dibina
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan gizi untuk kelompok
sasaran melalui penyuluhan gizi.
b. Melaksanakan dan mempertahankan kelangsungan program
pangan dan gizi masyarakat.

2
c. Berpartisispasi dalam pengembangan program pangan dan gizi
di masyarakat.
d. Melaksanakan asuhan gizi Keluarga sesuai kebudayaan dan
kepercayaan dari berbagai golongan umur (bergantung level
asuhan gizi kelompok umur), untuk kasus Gizi Buruk atau Gizi
Kurang di masyarakat, yaitu melakukan Asuhan Gizi Buruk atau
Gizi Kurang di tingkat masyarakat.
e. Berpenampilan (unjuk kerja) sesuai dengan kode etik profesi
gizi.
f. Merujuk klien/pasien kepada ahli lain pada saat situasi berada
diluar kompetensinya.
g. Menggunakan teknologi terbaru dalam kegiatan informasi dan
komunikasi.
h. Mendokumentasikan kegiatan pelayanan gizi.
i. Berpartisipasi dalam menetapkan biaya pelayanan gizi.

C. Lokasi PKL
Pelaksanaan PKL PIGM Desa dilaksanakan di rumah masing-
masing dengan wilayah sasaran dusun Lemo-lemo, desa Sendana,
Kecamatan Mambi, Kabupaten Mamasa.

3
BAB II
PELAKSANAAN

A. Keluarga Binaan
1. Data umum keluarga
Nama kepala keluarga : Tn. A
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 25 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku / Bangsa : Mamasa
Alamat : Dusun Lemo-lemo, Kel. Mambi,
Kec. Mambi, Kab. Mamasa
Jumlah anggota RT : 3 orang
Jumlah Bumil : 1 orang
Jumlah Balita :-
Komposisi keluarga :
Tabel 01. Komposisi Keluarga
Nama Hub. Umur
No JK Pend. Pekerjaan
ART Dng KK (Tahun)
1 Tn. A KK L 25 SMA Wiraswasta
2 Ny. NF Istri P 17 SMP IRT
3 Tn. U Ayah L 59 SD Petani
4 Ny. S Nenek P 80 Tdk sekolah IRT
Sumber: Data Primer Terolah 2020

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa tipe


keluarga Tn. A adalah Extended Family yaitu keluarga yang terdiri
dari keluarga inti (Tn. A dan Ny. NF) ditambah dengan anggota
keluarga lainnya (ayah dan nenek Tn. A). Keluarga Tn. A masih
tergolong sangat baru dan saat ini sedang menanti anak pertama
mereka.
2. Identifikasi Masalah

4
Adapun identifikasi masalah berdasarkan status gizi pada
anggota keluarga Tn. A, yaitu:
a. Tn. A
BB 67
IMT = = = 23,18 kg/m2 (Normal)
TB¿ ¿ (1,7 x 1,7)
b. Ny. NF
Hasil LiLA (mm) 26
LLA/U = x 100 % = x 100 % = 91,23% (Normal)
Standar LiLA /U 28,5
c. Ayah Tn. A
BB 46
IMT = = = 17,97 kg/m2 (Kurus)
TB¿ ¿ (1,6 x 1,6)
d. Nenek Tn. A
TL= 47,2 cm
TB Estimasi TL = 84,88 + (1,83x TL) - (0,24x U)
= 84,88 + (1,83x 47,2) - (0,24x 80)
= 152,056 ≈ 152 cm
BB 45
IMT = = = 19,48 kg/m2 (Normal)
TB¿ ¿ (1,52 x 1,52)
3. Prioritas Masalah
Tabel 02. Penetuan Prioritas Masalah dengan metode
Matematik
Magnit sever Vulnera Comm/Politic Afforadi Final
Masalah
ude ity bility al concern bility Score
Bumil kurang 5 4 3 3 3 540
asupan
Lansia kurus 1 3 2 3 3 54
Sumber: Data Primer Terolah, 2020
Keterangan:
- Luasnya masalah (magnitude)
- Besarnya kerugian yang ditimbulkan (Severity)
- Tersedianya sumberdaya untuk mengatasi masalah (vulnerability)
- Kepedulian/dukungan politis dan dukungan masyarakat (Community
andpolitical concern)
- Ketersediaan dana (Affordability)

Berdasarkan data diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

5
yang menjadi prioritas masalah adalah Ibu hamil kurang asupan.
4. Asuhan Gizi
a. Data Dasar Klien
1) Identitas Klien
Nama : Ny. NF
Umur : 17 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Dusun Lemo-lemo, Desa Sendana,
Kec. Mambi, kab. Mamasa
Tanggal Pengkajian : 18-05-2020
2) Data Subjektif
a) Keluhan Utama
Nyeri punggung
b) Riwayat Penyakit Sekarang
Nyeri punggung dan sympisis pubis disertai kurang nafsu
makan
c) Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelumnya menderita penyakit typhoid yang
menyebabkan klien mengalami penurunan nafsu makan
disertai penurunan berat badan.
d) Riwayat Penyakit Keluarga
Klien tidak memiliki riwayat penyakit keluarga yang sama
e) Riwayat Gizi Dahulu
Riwayat gizi dahulu pasien berdasarkan hasil Food
Frequency Questionnaire (FFQ) adalah sebagai berikut :
 Sumber KH 1-2x sehari berupa nasi dengan porsi 1-1,5
piring tiap kali makan
 Lauk hewani yang paling sering dikonsumsi adalah telur
ayam 1-2x sehari, ikan 1-3x seminggu, ayam/daging

6
hanya pada saat tertentu saja, lauk nabati (tahu dan
tempe) 2-3x sebulan.
 Jarang mengonsumsi sayuran hanya 2-3x seminggu,
konsumsi buah hanya saat musim buah saja terutama
buah manggis dan markisa, buah pisang dan papaya 2-
3x sebulan.
 Suka mengonsumsi gorengan seperti bakwan, ubi
goreng, jalangkote, dll dengan frekuensi 4-6x seminggu
 Suka minum kopi hingga lebih dari 1 kali sehari dengan
konsumsi gula 1 sdm setiap kali minum. Tetapi setelah
hamil, klien membatasi minum kopi hanya 2-3 kali
seminggu.
 Alergi terhadap makanan tertentu seperti terasi udang
 Sangat suka mengonsumsi mie instan. Mie instan
biasanya dijadikan sayur.
 Klien juga suka mengonsumsi biskuit sebagai camilan
f) Keadaan Gizi saat ini
Saat ini jumlah asupan makan klien menurun,
asupan makan berdasarkan hasil recall 24 jam pada
tanggal 18 mei 2020 yaitu energi 999,8 kkal (45%), protein
29,3 g (33%), lemak 28,9 g (43,20%), dan KH yaitu 80,5 g
(25%).
g) Sosial Ekonomi dan Lingkungan
Ny. NF merupakan seorang ibu rumah tangga yang
sedang hamil anak pertama. Klien beragama Islam. Suami
klien bekerja sebagai supir truk pembawa barang dengan
pendidikan terakhir SMA. Suami klien bekerja hanya pada
hari-hari tertentu saja, yaitu pada saat hari pasar.
3) Data Objektif
a) Tingkat Konsumsi Energi dan Zat Gizi

7
Tingkat konsumsi energi dan zat gizi berdasarkan
hasil recall 24 jam asupan makan pasien pada tanggal 17
mei 2020 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

8
Tabel 03. Hasil Recall 24 Sebelum Intervensi
Waktu Bahan Berat E P L KH Fe Vit. C V. B1 V. B9 Ca Serat
Menu
Makan Makanan (g) (kkal) (g) (g) (g) (mg) (mg) (mg) (mcg) (mg) (g)
08.00 Nasi Nasi 50 65 1,2 0,1 14,3 0,1 - - - 1,5 0,2
goreng Telur ayam 50 77,5 6,3 5,3 0,6 0,6 - - - 25 -
komplit Kac. Panjang 15 5,3 0,3 - 1,2 0,2 1,5 - - 6,9 0,5
Sawi 10 1,5 0,2 - 0,2 0,1 2,5 - - 7,4 0,2
Tomat 20 4,2 0,2 0,1 0,9 0,1 3,8 - - 1 0,2
Minyak 5 43,1 - 5 - - - - - 0,3 -

13.00 Nasi Beras 100 361 6,7 0,6 7,9 0,6 - 0,1 - 8 0,8
Mie Mie instan 69 300 7 11 43 - - - - - -
rebus Telur ayam 50 77,5 6,3 5,3 0,6 0,6 - - - 25 -

19.00 Biskuit Marie 14 64,7 1,1 1,5 11,8 0,1 0,2 - - 16,6 0,2

Total 999,8 29,3 28,9 80,5 2,4 8 0,1 0 91,7 2,1


Kebutuhan 2238,5 90 66,9 316,9 22,9 79,2 1,3 569,2 1307, 7 30,8
% Asupan 45 33 43 25 10 10 8 0 7 7
Sumber: Data Primer Terolah, 2020

9
b) Data Antropometri
Umur : 17 tahun
Usia Kehamilan : Memasuki 8 bulan
LiLA aktual : 26 cm
LiLA standar : 28,5 cm
BB Bumil : 54 kg
BB sebelum hamil : 48 kg
Tinggi Badan : 159 cm
lila aktual
 Status Gizi (LLA/U) = x 100%
lila standar
26
= x 100%
28,5
= 91,23%
Jadi, dapat diketahui bahwa status gizi pasien
berdasarkan Lila/U yaitu 91,23% dan termasuk dalam
kriteria status gizi normal
 BBI = (TB - 100) - (10% TB -100)
= (159 - 100) - (10% 159 -100)
= 59 - 5,9 = 53,1 kg
Jadi, berdasarkan perhitungan di atas dapat diketahui
bahwa berat badan ideal (BBI) pasien yaitu 53,1 kg
c) Data Laboratorium
Tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium
d) Pemeriksaan Fisik/Klinis
 KU : Baik
 TD : 120/70 mmHg
 N : 100 x/i (Normal: 60-95 x/i)
 S : 36,6 oC (Normal: 36,5-37,2 oC)
 P : 22 x/i (Normal: 16-24 x/i)
 Nyeri sympisis pubis

10
 Nyeri pada punggung

b. Diagnosa Gizi
1) Domain Intake
 Ni-2.1 Kekurangan intake makanan dan minuman oral
berkaitan dengan kondisi klien (hamil trimester 3) ditandai
dengan hasil recall asupan energi 999,8 kkal (45%),
protein 29,3 g (33%), dan KH yaitu 80,5 g (25%).
 Ni-5.10.1 Kekurangan intake mineral berkaitan dengan
peningkatan dengan peningkatan kebutuhan zat gizi
disebabkan kondisi klien ditandai dengan laporan intake
mineral dari diet tidak cukup bila dibandingkan anjuran (fe
10% dan Ca 7%)
2) Domain Behavior
NB-2.3 Ketidakmampuan atau ketidakinginan dalam mengatur
diri sendiri berkaitan dengan pengetahuan yang kurang
berhubungan dengan makanan dan zat gizi ditandai dengan
pola makan dan pemilihan bahan makanan yang salah
c. Rencana Intervensi Gizi
1) Perhitungan Kebutuhan Gizi
BB Bumil = 54 kg
BB sebelum hamil = 48 kg
TB = 159 cm
BBA
 E= x Energi AKG + (Energi trimester 3)
BBAKG
48
= x 2100 + (300 kkal)
52
= 2238,46 kkal
BBA
 P= x Protein AKG + (Protein trimester 3)
BBAKG

11
48
= x 65 + (30 gram)
52
= 90 gram
BBA
 L= x Lemak AKG + (Lemak trimester 3)
BBAKG
48
= x 70 + (2,3 gram)
52
= 66,91 gram
BBA
 KH = x KH AKG + (KH trimester 3)
BBAKG
48
= x 300 + (40 gram)
52
= 316,92 gram
BBA
 Zat besi (fe) = x Fe AKG + (Fe trimester 3)
BBAKG
48
= x 15 + (9 mg)
52
= 22,85 mg
BBA
 Vit. C = x Vit . C AKG + (Vit.C trimester 3)
BBAKG
48
= x 75 + (10 mg)
52
= 79,23 mg
BBA
 Vit. B1 = x Folat AKG + (Folat trimester 3)
BBAKG
48
= x 1,1 + (0,3 mg)
52
= 1,31 mg
BBA
 Asam Folat = x Folat AKG + (Folat trimester 3)
BBAKG
48
= x 400 + (200 mcg)
52
= 569,23 mcg
BBA
 Kalsium = x Kalsium AKG + (Kalsium trimester 3)
BBAKG

12
48
= x 1200 + (200 mg)
52
= 1307,69 mg
BBA
 Serat = x Serat AKG + (Serat trimester 3)
BBAKG
48
= x 29 + (4 g)
52
= 30,77 gram

2) Rencana Intervensi
Adapun bebarapa rencana intervensi yang diusulkan
untuk menangani masalah di atas, yaitu:
a) Demontrasi pembuatan makanan sehat dan bergizi untuk
ibu hamil
b) Dilakukan penyuluhan tentang pentingnya makanan bergizi
dan seimbang untuk ibu hamil
c) Dilakukan penyuluhan tentang pentingnya Tablet tambah
darah untuk ibu hamil
d. Rencana Monitoring dan Evaluasi
1) Status gizi dilakukan 2 kali dalam 20 hari, yaitu pada awal
pengamatan dan pada akhir pengamatan
2) Asupan energi, protein, lemak, karbohidrat dan zat gizi lainnya
dilakukan 4 kali dalam 20 hari, yaitu pada hari pertama, hari
ke 7, hari ke 14 dan hari terakhir pengamatan
3) Pemahaman dan kepatuhan klien terhadap intervensi yang
diberikan dilakukan 2 kali dalam 20 hari, yaitu pada awal
pengamatan dan pada akhir pengamatan
5. Pelaksanaan Intervensi demontsrasi pembuatan makanan
sehat dan bergizi untuk ibu hamil
a. Latar Belakang
Asupan gizi ibu hamil menjadi faktor penting baik untuk
pemenuhan nutrisi ibu hamil ataupun untuk pertumbuhan dan

13
perkembangan janin dalam kandungan. Perubahan fisik dan
hormon pada ibu hamil akan memberikan pengaruh pada nafsu
makan, untuk itu diperlukan teknik atau cara mengolah bahan
yang baik dan kekinian sehingga dapat meningkat nafsu makan.
b. Tujuan
1) Memberikan demonstrasi pembuatan makanan sehat yang
bervariasi pada ibu
2) Meningkatkan nafsu makan ibu
c. Target dan waktu
1) Tempat : Rumah Ny. NF
2) Waktu : 45 menit
3) Sasaran : Keluarga Ny. NF
d. Pelaksanaan
1) Menyiapkan bahan
 1 sdm minyak sayur
 4 siung bawang merah, cincang kasar
 2 siung bawang putih, cincang halus
 2 batang daun bawang, iris kasar
 60 gram daun bayam, buang tangkainya
 7 butir telur
 70 ml susu cair (saya pake susu beruang)
 1 sdt garam
 80 gram keju cheddar, parut
2) Cara Membuat
 Panaskan minyak sayur dengan api sedang. Tumis bawang
merah dan bawang putih hingga harum
 Masukkan bayam dan tumis hingga layu. Tambahkan irisan
daun bawang. Matikan api lalu sisihkan
 Siapkan loyang, masukkan 7 butir telur dan 70 ml susu cair
 Masukkan keju 50 gram dan tuangkan tumisan bayam dan

14
bawang, aduk hingga merata
 Taburkan sisa keju diatas permukaan adonan
 Panggang dengan suhu 180 derajat atau kukus hingga
matang
 Sajikan selagi hangat
3) Hasil dan Evaluasi
a) Hasil: demonstrasi pembuatan makanan sehat dapat
dimengerti dengan mudah dan makanan yang diberikan
dapat diterima dengan baik dan langsung dimakan oleh ibu
hamil.
b) Evaluasi: Adanya interaksi konseling dan tanya jawab untuk
meningkatkan nafsu makan ibu hamil dan menambah
pengetahuan kepada keluarga.

15
B. Penyuluhan – Penyuluhan
1. Penyuluhan tentang Gizi Seimbang untuk Ibu Hamil
a. Tujuan
1) Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan para peserta
mampu mengetahui dan memahami lebih luas tentang gizi
seimbang untuk ibu hamil.
2) Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan peserta mengetahui dan
menjelaskan tentang :
a) Klien dapat menjelaskan pengertian gizi ibu hamil.
b) Klien dapat menjelaskan manfaat makanan bergizi untuk
ibu hamil.
c) Klien dapat menyusun menu sehat untuk ibu hamil
d) Klien dapat memilih bahan makanan yang bergizi untuk ibu
hamil
b. Target dan waktu
1) Tempat : Kediaman keluarga binaan
2) Waktu : 30 menit
3) Hari/tanggal : Sabtu, 23 mei 2020
4) Sasaran : Keluarga Ny. NF
c. Persiapan
1) Menyiapkan materi yang akan disampaikan
2) Menyiapkan media berupa video dan leaflet yang digunakan
dalam menyampaikan materi
d. Pelaksanaan Kegiatan
1) Pembukaan : 2 menit
2) Penyampaian Materi : 15 menit
3) Diskusi / Tanya Jawab : 8 menit
4) Evaluasi : 4 menit
5) Penutup : 1 menit

16
e. Hasil dan Evaluasi Kegiatan
Hasil : Penyuluhan berjalan lancar dan dapat menambah
pengetahuan ibu hamil tentang gizi bagi ibu hamil
Evaluasi : Adanya perubahan pola makan dan peningkatan nafsu
makan pada ibu hamil
f. Faktor pendukung
Ibu dan keluarga mau menerima materi penyuluhan yang
diberikan.
g. Faktor penghambat.
Pada kegiatan ini, faktor yang menjadi penghambat adalah
kurangnya ketersediaan leaflet yang digunakan saat penyuluhan.
2. Penyuluhan tentang pentingnya tablet tambah darah untuk ibu
hamil
a. Tujuan
1) Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan para peserta
mampu mengetahui dan memahami lebih luas tentang
pentingnya tablet Fe selama kehamilan.
2) Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan peserta mengetahui dan
menjelaskan tentang :
a) Ibu dapat menjelaskan pengertian tablet besi.
b) Ibu dapat menjelaskan manfaat tablet besi bagi ibu hamil.
c) Ibu dapat menjelaskan tentang kebutuhan / dosis zat besi
selama kehamilan.
d) Ibu dapat memahami efek samping tablet besi.
e) Ibu dapat menjelaskan kembali tentang waktu dan cara
minum tablet besi yang benar
f) Ibu dapat mengetahui tentang bahan-bahan makanan yang
mengandung zat besi

17
b. Target dan waktu
1) Tempat : Kediaman keluarga binaan
2) Waktu : 30 menit
3) Hari/tanggal : Sabtu, 23 mei 2020
4) Sasaran : Keluarga Ny. NF
c. Persiapan
1) Menyiapkan materi yang akan disampaikan
2) Menyiapkan media berupa video dan leaflet yang digunakan
dalam menyampaikan materi
d. Pelaksanaan Kegiatan
1) Pembukaan : 2 menit
2) Penyampaian Materi : 15 menit
3) Diskusi / Tanya Jawab : 8 menit
4) Evaluasi : 4 menit
5) Penutup : 1 menit
e. Hasil dan Evaluasi Kegiatan
Hasil : Penyuluhan berjalan lancar dan dapat menambah
pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya tablet Fe
bagi ibu hamil
Evaluasi : Adanya perubahan sikap ibu hamil terkait tablet Fe
yang diberikan
f. Faktor pendukung
Ibu dan keluarga mau menerima materi penyuluhan yang
diberikan.
e) Faktor penghambat.
Pada kegiatan ini, faktor yang menjadi penghambat adalah
kurangnya ketersediaan leaflet yang digunakan saat penyuluhan.

18
C. Monitoring dan evaluasi Gizi
1. Monitoring Status Gizi
Tabel 04. Monitoring Status Gizi dan Peningkatan BB
Waktu LiLA (cm) Status Gizi
Sebelum Intervensi 26 91,23% Normal
Setelah Intervensi 27,5 96,49% Normal
Sumber: Data Primer terolah 2020
2. Peningkatan Asupan
Tabel 04. Monitoring Peningkatan Asupan
17/05/2020 23/05/2020 30/05/2020 05/06/2020 Standar
Asupan (seb. Intervensi) (set. Intervensi) kebutuhan
Hasil % Hasil % Hasil % Hasil %
Energi (kkal) 999,8 45 1504,3 67 1657,9 74 2210,7 99 2238,5
Protein (g) 29,3 33 33,9 38 48,4 54 75,8 84 90
Lemak (g) 28,9 43 34,7 52 44,7 67 54,5 81 66,9
KH (g) 80,5 25 261 82 263,5 83 358,8 113 316,9
Fe (mg) 2,4 10 3,8 17 67,6 296 72,5 317 22,9
Vit. C (mg) 8 10 9,6 12 88,7 112 125,5 158 79,2
Vit. B1(mg) 0,1 8 0,3 23 50,7 3867 51,6 3936 1,3
Vit. B9 (mcg) 0 0 0 0 482,2 85 482,2 85 569,2
Ca (mg) 91,7 7 85,3 7 226,4 17 357,2 27 1307,7
Serat (mg) 2,1 7 5,6 18 9,8 31 26,7 87 30,8
Sumber: Data Primer Terolah, 2020

19
BAB III
PEMBAHASAN
Pada PKL PIGM Desa yang dilaksanakan selama 20 hari melalui
keluarga binaan dengan sasaran utama adalah ibu hamil dilakukan
dengan pendekatan Nutrition Care Process (NCP) atau dengan bahasa
umumnya adalah asuhan. Proses kegiatan ini diawali dengan melakukan
pendataan tentang karakteristik keluarga, penentuan sasaran, melakukan analisis
masalah, penentuan prioritas masalah keluarga, perencanaan intervensi, pelaksanaan
intervensi, serta evaluasi proses.
Pelaksanaan asuhan gizi dilakukan setelah penetapan sasaran dan prioritas
masalah, dimana pada proses asuhan gizi diawali dengan assesment yaitu pengumpulan
data dasar ibu hamil dengan cara wawancara, pengukuran LiLA dan recall 24 jam untuk
mengetahui asupan ibu hamil sebelum intervensi, selanjutnya data dasar tersebut
kemudian dibuatkan diagnosa untuk rencana intervensi. Dari hasil wawancara yang
dilakukan, diketahui bahwa sebelum hamil ibu pernah menderita tipes (demam typhoid)
yang menyebabkan ibu mengalami penurunan berat badan. Ibu mengatakan berat badan
sebelum hamil 48 kg, saat dilakukan pengukuran LiLA didapatkan hasil 26 cm dengan
persentase status gizi berdasarkan LiLA yaitu 91,23% (normal).
Hasil recall 24 jam yang dilakukan juga menunjukkan asupan ibu hamil semuanya
defisit. Ibu mengatakan semakin tua umur kehamilan membuat nafsu makannya semakin
berkurang. Ibu juga mengatakan belum pernah mendapatkan tablet tambah darah ataupun
makanan tambahan dari puskesmas setempat. Ibu beranggapan hal itu mungkin terjadi
karena ibu belum pindah faskes BPJS ke puskesmas tersebut, sehingga setiap kali pergi
ke puskesmas untuk memeriksakan diri harus bayar, sedangkan penghasilan suami Ny.
NF hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga mereka termasuk ayah
dan nenek suami Ny. NF. Hal ini juga yang menyebabkan ibu jarang memeriksakan diri ke
puskesmas dan lebih memilih untuk memeriksakan diri ke dukun beranak.
Berdasarkan data diatas, intervensi yang diberikan kepada ibu hamil berupa
demonstrasi pembuatan makanan sehat dan bergizi, penyuluhan tentang gizi seimbang
untuk ibu hamil serta pentingnya tablet tambah darah untuk ibu hamil. Adapun demonstrasi
pembuatan makanan sehat dan bergizi untuk ibu hamil dilakukan di rumah klien, dengan

20
bahan makanan yang sederhana, dimana bahan utamanya adalah daun bayam, telur dan
susu yang ditambah dengan bahan tambahan lainnya. Bahan makanan ini diketahui
mengandung zat gizi yang diperlukan untuk ibu hamil, dan engan pengolahan yang tepat
dan mengikuti zaman, akan menambah nafsu makan ibu hamil.
Penyuluhan gizi tentang gizi seimbang dan pentingnya tablet tambah darah juga
dilakukan di rumah klien dengan media leaflet, video, buku KIA dan tablet tambah darah.
Dalam pelaksanaan penyuluhan ini, ketersediaan leaflet yang diberikan kurang karena
faktor kurang kesiapan penyuluh. Namun, kegiatan tetap berjalan dengan baik, karena ibu
dan keluarga antusias bertanya terkait masalah gizi kehamilan dikarenakan kehamilan ini
merupakan kehamilan pertama.
Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan cara pemantauan status gizi ibu hamil
sebanyak dua kali, yaitu pada saat sebelum dan setelah intervensi, pemantauan asupan
ibu hamil sebanyak empat kali dalam dua puluh hari dengan metode food recall 24 jam,
kemudian memantau perubahan sikap dan kepatuhan klien setelah dilakukan penyuluhan.
Dari data hasil praktikum yang dilakukan, menunjukkan bahwa ibu hamil
mengalami peningkatan status gizi dan asupan termasuk asupan zat besi. Hal ini
dibuktikan dengan hasil monitoring status gizi dan asupan yang meningkat dari hari
pertama hingga hari terakhir intervensi meskipun belum sepenuhnya mencapai target atau
asupan belum sesuai dengan kebutuhan gizi yang diperlukan.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Hasil assesment gizi yang dilakukan pada kegiatan ini, didapatkan
kasus ibu hamil dengan status gizi baik namun asupannya kurang.
2. Hasil diagnosa gizi pada kegiatan ini adalah kekurangan intake
makanan dan minuman oral, kekurangan intake mineral Fe, serta
Ketidakmampuan atau ketidakinginan dalam mengatur diri sendiri
3. Intervensi yang diberikan, yaitu melaksanakan pendidikan dan
pelatihan gizi untuk kelompok sasaran melalui penyuluhan gizi,

21
melaksanakan dan mempertahankan kelangsungan program
pangan dan gizi masyarakat dengan melakukan demonstrasi
pembuatan makanan sehat bagi ibu hamil.
4. Hasil intervensi berupa edukasi yang diberikan menunjukkan
adanya perubahan asupan makanan serta peningkatan berat
badan yang ditandai dengan adanya peningkatan status gizi
sebesar 5,26%.
B. Saran
Sebaiknya sebelum dilakukan penyuluhan, penyuluh
mempersiapkan semua dengan baik sebelum memulai kegiatan untuk
mencegah terjadinya hal-hal diluar kendali. Dan untuk petugas
kesehatan yang ada di Puskesmas khususnya dibidang gizi untuk
meningkatkan pemantauan ibu hamil, yaitu dengan melakukan
kunjungan rumah karena hal ini dapat membantu petugas mengetahui
keberadaan ibu hamil yang rentan terkena anemia serta penyebab
terjadinya anemia tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Permenkes no. 28 tahun 2019 tentang AKG yang dianjurkan untuk


masyarakat Indonesia

22

Anda mungkin juga menyukai