Anda di halaman 1dari 12

BAB II

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAN MODAL KERJA

1. Pengertian Modal Kerja


Terdapat beberapa definisi modal kerja yang lazim dipergunakan, yaitu:
a. Modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap utang lancar. Kelebihan ini disebut
modal kerja bersih (berikutNet Working Capital). Kelebiahan ini merupakan jumlah
aktiva lancer yang berasal dari utang jangka panjang dan modal sendiri. Definisi bersifat
kualitatif karena menunjukkan kemungkinan tersediannya aktiva lancer yang lebih besar
daripada utang jangka pendek dan menunjukkan tingkat keamanan bagi kreditur jangka
pendek serta menjamin kelangsungan usaha dimasa mendatang.
b. Modal kerja adalah jumlah aktiva lancer. Jumlah ini merupakan modal kerja bruto (gross
working Capital). Definisi ini bersifat kuantitatif karena menunjukkan jumlah dana yang
digunakan untuk maksud-maksud operasi jangka pendek. Waktu tersedianya modal kerja
akan tergantung pada macam dan tingkat likuiditas dan unsur-unsur aktiva lancer
misalnya kas, surat-surat berharga, piutang , dan persediaan.
c. Modal kerja adalah jumlah dana yang digunakan selama periode akuntansi yang
dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan jangka pendek (Current income) yang
sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan tersebut. Definisi ini berdasarkan
konsep fungsional yaitu fungsi dana tersebut dalam menghasilkan pendapatan.

2. Pentingnya Moda Kerja yang cukup.


Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar memungkinkan perusahaan
untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan, misalnya dapat
menutup kerugian dan mengatasi keadaan krisis atau darurat tanpa membahayakan keadaan
keuangan perusahaan.
Manfaat lain dari tersedianya modal kerja yang cukup adalah sebagai berikut:
a. Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva lancar, seperti
adanya kerugian karena debitur tidak membayar, turunnya nilai persediaan karena
harganya merosot.
b. Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendek tepat
pada waktunya.
c. Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai sehingga dapat
mendapatkan keuntungan berupa potongan harga.
d. Menjamin perusahaan memiliki credit standing dan dapat mengatasi peristiwa yang tidak
dapat diduga seperti kebakaran, pencurian, dan sebagainya.
e. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna melayani
permintaan konsumennya.
f. Memungkinkan perusahaan dapat memberikan syarat kredit yang menguntungkan kepada
pelanggan.
g. Memungkinkan perusahaan dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada
kesulitan dalam memperoleh bahan baku, jasa, dan suplai yang dibutuhkan.
h. Memungkinkan perusahaan mampu bertahan dalam periode resesi atau depresi.

Laboratorium Pengembangan Akuntansi                                                                                                                                14 
Diluar kondisi di atas, yakni adanya modal kerja yang berlebih-lebihan atau terjadinya
kekurangan modal kerja, keduanya merupakan kondisi yang tidak menguntungkan bagi
perusahaan.
Penyebab timbulnya kelebihan modal kerja adalah sebagai berikut.
a. Pengeluaran saham dan obligasi yang melebihi dari jumlah yang diperlukan.
b. Penjualan aktiva tetap tanpa diikuti penempatan kembali.
c. Pendapatan atau keuntungan yang diperoleh tidak digunakan untuk membayar dividen,
membeli aktiva tetap, atau maksud-maksud lainnya.
d. Konversi operating asset menjadi modal kerja melalui proses penyusutan, tetapi tidak
diikuti dengan penempatan kembali.
e. Akumulasi dana sementara mennunggu investasi, ekspansi, dan lain-lain.

Kelebihan modal kerja, khususnya dalam bentuk kas dan surat-surat berharga, tidak
mengguntungkan karena laba tersebut tidak digunakan secara produktif. Dana yang
menganggur, pendapatan yang rendah, investasi pada proyek-proyek yang tidak diinginkan
atau fasilitas pabrik dan perlengkapannya yang tidak perlu, semuanya merupakan operasi
perusahaan yang tidak efisien.
Penyebab timbulnya kekurangan modal kerja adalah sebagai berikut:
a. Adanya kerugian usaha. Penyebab adanya kerugian usaha adalah (a) volume penjualan
yang tidak efisien relative dibandingkan dengan harga pokok penjualan, (b) tekanan
terhadap harga jual akibat ketatnya persaingan tanpa diikuti penurunan harga pokok
penjualandan biaya usaha, (c) banyaknya kerugian karena adanya piutang yang tidak
kembali, (d) kenaikan biaya tanpa diikuti kenaikan penjualan/penghasilan, (e) biaya naik
sementara penjualan menurun. Kerugian usaha tidak selalu akan mengurangi modal kerja
karena ada sementara biaya yang tidak bersifat pengeluaran kas (noncash expense)
seperti beban penyusutan, depresi, dan amortisasi. Yang jelas kerugian usaha itu
mengurangi laba yang di tahan (retained earnings).
b. Adanya kerugian insidensil seperti turunnya harga pasar dan persediaan barang, karena
pencurian, kebakaran, dan lain-lain yang tidak ditutup dengan asuransi.
c. Kegagalan mendapatkan tambahan modal kerja pada waktu mengadakan perluasan usaha
atau ekspansi seperti perluasan daerah penjualan, penjualan produk baru, penerapan
metode produksi baru strategi penjualan baru, dan sebagainya.
d. Menggunakan modal kerja untuk aktiva tidak lancar seperti membali aktiva tetap baru,
membeli saham dari perusahaan lain (investasi jangka panjang).
e. Kebijaksanaan pembayaran dividen yang tidak tepat. Karena harapan keuangan terus
membaik pimpinan perusahaan masih terus melanjutkan kebijaksanaan pembayaran
dividen seperti tahun-tahun sebelumnya.
f. Kenaikan tingkat harga. Karena naiknya harga-harga, perusahaan mengeluarkan jumlah
rupiah lebih banyak untuk mempertahankan volume fisik persedian barang dan aktiva
tetap serta membelanjai penjualan kredit dalam volume fisik yang sama.
g. Pelunasan utang yang sudah jauh tempo. Manajemen tidak menyisihkan sebagai
pendapatan bersih untuk cadangan pelunasan utang jangka panjang.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Modal Kerja


Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah modal kerja adalah sebagai berikut.
a. Sifat umum atau tipe perusahaan.

Laboratorium Pengembangan Akuntansi                                                                                                                                15 
Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan jasa (public utility) relatif rendah karena
investasi dalam persediaan dan piutang pencairannya menjadikan relatif cepat.
Untuk beberapa perusahaan jasa tertentu malahan langganan membayar di muka sebelum
jasa dinikmati, misalnya jasa transport, kereta api, bus malam, pesawat udara, dan kapal
laut. Proporsi modal kerja dari total aktiva, pada perusahaan jasa relatif kecil. Berbeda
dengan perusahaan industri, investasi dalam aktiva lancar cukup besar dengan tingkat
perputaran persediaan dan piutang yang relatif rendah. Perusahaan industri memerlukan
modal kerja yang cukup besar, yakni untuk melakukan investasi dalam bahan baku,
barang dalam proses, dan barang jadi. Fluktuasi dalam pendapatan bersih dan perusahaan
jasa juga relatif kecil bila dibandingkan dengan perusahaan industri dan perusahaan
keuangan.
b. Waktu yang diperlukan untuk memproduksi atau mendapatkan barang dan ongkos
produksi per unit atau harga beli per unit barang.
Jumlah modal kerja bukan langsung dengan waktu yang dibutuhkan mulai dari bahan
baku atau barang jadi dibeli sampai barang-barang dijual kepada langganan. Makin
panjang waktu yang diperlukan untuk memproduksi barang atau untuk memperoleh
barang makin besar kebutuhan akan modal kerja. Modal kerja bervariasi tergantung pada
volume pembelian dan harga beli per unit dari barang yang di jual. Misalnya suatu
perusahaan yang memproduksi lokomotif kereta api, di samping membutuhkan waktu
lama dalam proses produksinya juga membutuhkan modal kerja yang besar (bila
dibandingkan dengan perusahaan yang memproduksi mebel rumah tangga). Juga
perusahaan yang membutuhkan sistem pendinginan (ikan laut) dan perusahaan yang mem
butuhkan proses pengeringan (tembakau, kayu) akan memerlukan modal kerja yang lebih
besar.
c. Syarat pembelian dan penjualan
Syarat kredit pembelian barang dagangan atau bahan baku akan mempengaruhi besar
kecilnya modal kerja. Syarat kredit pembelian yang menguntungkan akan memperkecil
kebutuhan uang kas yang harus ditanamkan dalam persediaan, sebaliknya bila
pembayaran harus dilakukan segera setelah barang diterima maka kebutuhan uang kas
untuk membelanjai volume perdagangan menjadi lebih besar. Di samping itu, modal
kerja juaga dipengaruhi oleh syarat kredit penjualan barang. Semakin lunak kredit
(jangka kredit lebih panjang) yang diberikan kepada langganan akan semakin besar
kebutuhan modal kerja yang harus ditanamkan kepada piutang. Untuk mengurangi
kebutuhan modal kerja dan mengurangi risiko kerugian karena adanya piutang yang tidak
terbayar, biasanya perusahaan memberikan rangsangan potongan tunai (cash discount).
d. Tingkat perputaran persediaan.
Semakin sering persediaan diganti (dibeli dan dijual kembali) maka kebutuhan modal
kerja yang ditanamkan dalam bentuk persediaan (barang) akan semakin rendah. Untuk
mencapai tingkat perputaran persediaan yang tinggi diperlukan perencanaan dan
pengawasan persediaan yang efisien. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan akan
mengurangi risiko kerugian karena penurunan harga, perubahan pemintaan atau
perubahan mode, juga menghemat ongkos penyimpanan dan pemeliharaan (carrying
cost) dari persediaan.
e. Tingkat perputaran piutang
Kebutuhan modal kerja juga tergantung pada periode waktu yang diperlukan untuk
mengubah piutang menjadi uang kas. Apa bila piutang terkumpul dalam waktu pendek

Laboratorium Pengembangan Akuntansi                                                                                                                                16 
berarti kebutuhan akan modal kerja menjadi semakin rendah atau kecil. Untuk mencapai
tingkat perputaran piutang yang tinggi diperlukan pengawasan piutang yang efektif dan
kebijaksanaan yang tepat sehubung dengan perluasan kredit, syarat kredit penjualan,
maksimum kredit bagi langganan, serta penagihan piutang.
f. Pengaruh konjungtur (business cycle)
Pada periode makmur (prosperity) aktivitas perusahaan meningkat dan perusahaan
cenderung membeli barang lebih memanfaatkan harga yang masih rendah. Ini berarti
perusahaan memperbesar tingkat persediaan. Peningkatan jumlah persediaan
membutuhkan modal kerja yang lebih banyak. Sebaiknya dalam periode depresi volume
perdagangan menurun, perusahaan cepat-cepat berusaha menjual barangnya dan menarik
piutangnya. Uang yang di peroleh digunakan untuk membeli surat-surat berharga,
melunasi utang, atau untuk menutupi kerugian.
g. Derajat risiko kemungkinan menurunya harga jual aktiva jangka pendek menurunya nilai
riil dibanding dengan harga buku dari surat-surat berharga, persediaan barang, dan
piutang akan menurunkan modal kerja. Apabila risiko kerugian ini semakin besar berarti
diperlukan tambahan modal kerja untuk membayar bunga atau melunasi utang jangka
pendek yang sudah jatuh tempo. Untuk melindungi diri dari hal yang tidak terduga
dibutuhkan modal kerja yang relatif besar dalam bentuk kas atau surat-surat berharga.
h. Pengaruh musim
Banyak perusahan yang penjualannya hanya terpusat pada beberapa bulan saja.
Perusahaan yang di pengaruhi oleh musim membutuhkan jumlah maksimum modal kerja
untuk periode yang relatif pendek. Modal kerja yang ditanamkan dalam bentuk
persediaan barang berangsur-angsur meningkat dalam bulan-bulan menjelang puncak
penjualan.
i. Credit rating dari perusahaan
jumlah modal kerja, dalam bentuk kas termasuk surat-surat berharga, yang dibutuhkan
perusahaan untuk membiayai opersinya tergantung pada kebijaksanaan penyediaan uang
kas. Penyediaan uang kas ini tergantung pada: (a) credit rating dari perusahaan
(kemampuan meminjam uang dalam jangka pendek), (b) perputaran persediaan dan
piutang,dan (c) kesempatan mendapatkan potongan harga dalam pembelian.

4. Sumber Modal Kerja


Modal kerja menurut jenisnya dapat dibedakan menjadi dua golongan, yakni sebagai
berikut.
a. Bagian modal kerja yang realatif permanen, yaitu jumlah modal kerja minimal yang
harus tetap ada dalam perusahaan untuk dapat melaksanakan operasinya atau sejumlah
modal kerja yang secara terus-menerus diperlukan untuk kelancaran usaha.
Modal kerja permanen ini dapat dibedakan dalam:
1. Modal kerja primer, yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada
perusahaan untuk menjamin kontinuitasi usahanya.
2. Modal kerja normal, yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan untuk
menyelenggarakan luas produksi yang normal.
b. Bagian modal kerja yang bersifat variabel, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah
tergantung pada perubahan keadaan.
Modal kerja variabel ini dapat dibedakan dalam:

Laboratorium Pengembangan Akuntansi                                                                                                                                17 
1. Modal kerja musiman, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan
dan fluktuasi musim.
2. Modal kerja siklis, yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh
fluktuasi konjungtur.
3. Modal kerja darurat, yaitu modal kerja yang jumlahya berubah-ubah karena adanya
keadaan darurat atau mendadak yang tidak dapat diketahui atau diramalkan terlebih
dahulu (Bambang Rianto, 1981:52).
Modal kerja dapat berasal dari berbagai sumber, yakni sebagai berikut.
a. Pendapatan bersih
Modal kerja diperoleh dari hasil penjualan barang dan hasi-hasil lainnya yang
meningkatkan uang kas dan piutang. Akan tetapi, sebagian dari modal kerja ini harus
di gunakan untuk menutup harga pokok penjualan dan biaya usaha yang telah
dikeluarkan untuk memperoleh revenue, yakni berupa biaya penjualan dan biaya
administrasi. Jadi, sebenarnya yang merupakan sumber modal kerja adalah
pendapatan bersih dan jumlah modal kerja yang diperoleh dari operasi jangka pendek,
dan ini bisa ditentukan dengan cara menganalisis laporan perhitungan laba-rugi
perusahaan.
Dalam perhitungan laba rugi terdapat dua jenis biaya usaha, yakni (a) pos-pos biaya
yang memerlukan penggunaan modal kerja, contohnya pembelian barang dagangan
atau bahan baku, pembayaran gaji, upah, dan premi asuransi; (b) pos-pos biaya yang
tidak memerlukan pengeluaran kas atau menimbulkan utang yang akhirnya juga tidak
memerlukan penggunaan modal kerja, contohnya yaitu beban penyusutan, deplesi,
dan amortisasi. Meskipun biaya-biaya ini diperhitungkan sebagai biaya usaha dalam
menentukan pendapatan bersih, tetapi dalam menghitung jumlah modal kerja yang
berasal dari hasil operasi perusahaan, biaya-biaya (noncash) tersebut harus
dikeluarkan karena biaya-biaya tersebut tidak menggunakan modal kerja. Lain halnya
dengan kasus kerugian karena piutang tidak terbayar. Kerugian piutang tidak terbayar
akan mengurangi piutang. Sebaliknya penyusunan harus dikurangkan dari aktiva tetap
yang tidak ada pengaruhnya terhadap modal kerja.
b. Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga
Surat-surat berharga sebagai salah satu pos aktiva lancar dapat dijual dan dari
penjualan ini akan timbul keuntungan. Penjualan surat-surat berharga menunjukan
pergeseran bentuk pos aktiva lancar dari pos ”surat-surat berharga” menjadi pos
”kas”. Keuntungan yang diperoleh merupakan sumber penambahan modal kerja.
Sebaiknya, jika terjadinya kerugian maka modal kerja akan berkurang.
c. Penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang, dan aktiva tidak lancar lainnya
Sumber lain untuk menambah modal kerja adalah hasil penjualan aktiva tetap,
investasi jangka panjang, dan aktiva lancar lainnya yang tidak dipergunakan lagi oleh
perusahaan. Perubahan aktiva tidak lancar itu menjadi kas yang akan menambah
modal kerja sebanyak hasil bersih penjualan aktiva tidak lancar tersebut.
Keuntungan atau kerugian dari penjualan investasi jangka panjang dan aktiva tidak
lancar lainnya dapat dimasukkan ke dalam pos-pos insidentil (extraordinary item).
d. Penjualan obligasi dan saham serta kontribusi dana dari pemilik
Utang hipotik, obligasi, dan saham dapat dikeluarkan oleh perusahaan apabila
diperluakn sejumlah modal kerja, misalnya untuk ekspansi perusahaan. Pinjaman

Laboratorium Pengembangan Akuntansi                                                                                                                                18 
jangka panjang berbentuk obligasi biasanya tidak begitu disukai karena adanya beban
bunga di samping kewajiban mengembalikan pokok pinjamannya.
e. Dana pinjaman dari bank dan pinjaman jangka pendek lainnya
Pinjaman jangka pendek (seperti kredit bank) bagi beberapa perusahaan merupakan
sumber penting dari aktiva lancarnya, terutama tambahan modal kerja yang
diperlukan untuk membelanjai kebutuhan modal kerja musiman siklis, keadaan
darurat, atau kebutuhan jangka pendek lainnya. Karena ketergantunagn akan kredit
bank dan kredit jangka pendek lainnya, makanya adanya credit rating yang tingi
tingkatnya bagi perusahaan yang bersangkutan adalah sepenuhnya penting.
f. Kredit dari supplier atau trade creditor
Salah satu sumber modal kerja yang penting adalah kredit yang diberikan oleh
supplier. Material, barang-barang, supplies, dan jasa-jasa biasa di beli secara kredit
atau dengan wesel bayar. Apabila perusahaan kemudian dapat mengusahakan menjual
barang dan menarik pembayaran piutang sebelum waktu yang harus di lunasi,
perusahaan hanya memerlukan sejumlah kecil modal kerja.

5. Penggunaan Modal Kerja


Penggunaan modal kerja yang mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar adalah sebagai
berikut:
a. Pengeluaran biaya jangka pendek dan pembayaran utang-utang jangka pendek (termasuk
utang dividen).
b. Adanya pemakaian prive yang berasal dari keuntungan (pada perusahaan perseorangan
dan persekutuan).
c. Kerugian usaha atau kerugian insidentil yang memerlukan pengeluaran kas.
d. Pembentukan dana untuk tujuan tertentu seperti dana pensiun pegawai, pembayaran
bunga obligasi yang telah jatuh tempo, penempatan kembali aktiva tidak lancar.
e. Pembelian tambahan aktiva tetap, aktiva tidak berwujud, dan investasi jangka panjang.
f. Pembayaran utang jangka panjang dan pembelian kembali saham perusahaan.

Transaksi-transaksi yang mengakibatkan perubahan bentuk aktiva lancar tetapi tidak


mengubah jumlah aktiva lancar adalah
a. Pembelian tunai surat-surat berharga.
b. Pembelian tunai barang-barang dagangan.
c. Perubahan suatu bentuk piutang ke bentuk piutang lainnya, misalnya dari piutang dagang
menjadi piutang wesel.

Apabila didasarkan pada data neraca, perubahan modal kerja (dalam pengertian modal kerja
neto) pada prinsipnya karena pengaruh dari perubahan unsur-unsur rekening tidak lancar
(noncurrent accounts).
Perubahan unsur-unsur rekening tidak lancar yang mempunyai pengaruh memperbesar modal
kerja (neto) adalah:
a. Berkurangnya aktiva tidak lancar.
b. Bertambahnya utang jangka panjang.
c. Bertambahnya modal saham.
d. Adanya keuntungan dari operasi perusahaan

Laboratorium Pengembangan Akuntansi                                                                                                                                19 
Adapun perubahan unsur-unsur rekening tidak lancar yang mempunyai pengaruh
memperkecil modal kerja (neto)adalah:
a. Bertambahnya aktiva tidak lancar
b. Berkurangnya utang jangka panjang
c. Berkurangnya modal saham
d. Pembyaran dividen tunai
e. Adanya kerugian dalam operasi perusahaan.

6. Pengertian Analisis Sumber-sumber dan Penggunaan Dana


Perubahan posisi modal kerja perlu mendapat perhatian dalam membuat analisis tentang
kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan. Sumber modal kerja, penggunaan modal kerja,
dan komposisi modal kerja pada akhir periode merupakan faktor-faktor penting dalam membuat
penilaian aktvitas perusahaan yang telah lampau dan dalam mempertimbangkan kemungkinan
yang dapat dicapai perusahaan pada waktu yang akan datang.
Laporan sumber-sumber dan penggunaan modal kerja mempunyai lngkup yang lebih luas bla
dbandingkan dengan laporan penerimaan dan penggunaan kas karena laporan penerimaan dan
penggunaan kas merngkas sumber-sumber penerimaan kasa, bentuk-bentuk pengeluaran kas.

7. Penyusunan Laporan Sumber-sumber dan Penggunaan Modal Kerja.


Langkah-langkah penyusunan laporan sumber dan penggunaan modal kerja adalah sebagai
berikut:
a. Laporan sumber dan penggunaan modal kerja disusun berdasarkan data neraca yang
diperbandingkan dan informasi yang berkenaan dengan perubahan semua rekening tidak
lancar dan pos-pos modal sendiri.
b. Berdasarkan data neraca yang dperbandingkan dapat diketahui perubahan neto untuk
masing-masing rekening neraca yaitu adanya kenaikan atau penurunan modal kerja
beserta besarnya perubahan modal kerja.Kenakan dalam saldo rekening aktiva,
penurunan dalam saldo rekening utang dan penurunan modal dalam saldo rekening modal
ditunjukkan dalam kolom debet, sedang penurunan dalam saldo rekening aktiva,
kenaikan dalam saldo rekening utang dan kenaikan saldo rekening modal dicantumkan
dalam kolom kredit.
c. Perubahan saldo rekening-rekening tersebut kemudian ditarik kedalam dua kolom
terakhir. Jumlah debet dari aktva tidak lancar, utang tidak lancar (utang jangka panjang)
atau rekening modal pada kolom perubahan neto kemudian ditarik ke dalam kolom
rekening, atau rekening modal (pada kolom perubahan neto) kemudian ditarik ke dalam
kolom sumber dana.
d. Jumlah debet dalam aktiva lancar dan utang jangka pendek ditarik ke dalam kolom
kenaikan modal kerja, sedangkan jumlah kredit kolom aktiva lancar dan utang jangka
pendek ditark ke dalam kolom penurunan modal kerja. Apabila dana (modal kerja) yang
diperoleh dari perubahan dalam pos-pos tidak lancar dan modal melebihi dana (modal
kerja) yang digunakan untuk pos-pos tidak lancar dan modal maka modal kerja berarti
bertambah (meningkat) besar selsihnya. Sebaliknya apabila dana yang digunakan atau
dipakai melebihi dana yang diperoleh berarti modal kerja menurun sebesar perbedaannya.
Saldo pada dua pasang kolom terakhir meringkas pengaruh bersih dari aktivitas
perusahaan terhadap besarnya modal kerja.

Laboratorium Pengembangan Akuntansi                                                                                                                                20 
8. Penyesuaian yang Diperlukan Dalam Menentukan Jumlah Sumber dan Penggunaan
Modal Modal Kerja.
Perubahan netto dari saldo rekening-rekening neraca yang diperbandngkan dperlukan
penyesuaian apabila perubahan itu tidak melaporkan jumlah sesungguhnya dari sumber-sumber
dan penggunaan dana. Apabila penyesuaian diperlukan, kertas kerja memerlukan sepasang
kolom dimana data penyesuaian dapat dicatat. Perubahan dalam saldo rekening setelah direvisi
dengan data yang ada pada kolom penyesuaian kemudan ditarik ke dalam kolom sumber dan
penggunaan modal kerja.
Penyesuaian yang perlu dibuat pada kertas kerja dapat diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga)
kelompok, yaitu sebagai berkut:
a. Penyesuaian untuk menghapus perubahan suatu rekening yang tidak mempengaruhi
modal kerja. Perubahan rekening tertentu mungkin timbul dari transaksi yang tidak ada
hubungannya dengan perubahan dana. Sebagai contoh perubahan yang terjadi karena
adanya penilaian kembali terhadap aktiva tetap, penghapusan aktva tidak berwujud
dengan membebankannya pada laba ditahan, pemberian deviden yang berupa saham
dimana sejumlah laba yang ditahan dipindahkan ke rekening modal saham, suatu aktiva
mungkin telah keliru dibebankan sebagai biaya pada periode sebelumnya-kemudian
kesalahan diketahui-aktiva tersebut mungkin telah dibebankan dan dikreditkan pada laba
yang ditahan. Kejadian tersebut mengakibatkan perubahan dalam saldo rekening, tetapi
pada kenyataannya tidak ada pengaruhnya terhadap modal kerja. Penyesuaian perlu
dibuat terhadap berbaga perubahan itu, guna menghapus rekening yang bersangkutan
dengan cara membuat jurnal pembalikan dari jurnal yang dibuat pada waktu perubahan
terjadi.
b. Penyesuaian untuk melaporkan sumber-sumber dan penggunaan modal kerja secara
pilah-pilah (individual) bagi peristiwa di mana beberapa transaksi hanya diringkas
pelaporannya dalam satu rekening. Perubahan saldo suatu rekening mungkin
menghasilkan adanya beberapa sumber atau penggunaan modal kerja atau merupakan
kombinasi dari sumber dan penggunaan modal kerja. Sebagai contoh saldo dari rekening
pabrik dan alat perlengkapannya mungkin mencerminkan baik karena adanya pembelian
(penggunaan modal kerja) maupun karena adanya penjualan (sumber modal kerja). Saldo
rekening investasi (jangka panjang) mungkin mencerminkan pengaruh baik karena
adanya pembentukan (penggunaan modal kerja) maupun adanya pelepasan (sumber
modal kerja). Penyesuaian perlu dibuat dalam kertas kerja guna melaporkan secara
terpisah masing-masing sumber dan penggunaan modal kerja.
c. Penyesuaian guna melaporkan adanya sumber atau penggunaan modal kerja secara
tunggal (menjadi satu) terhadap suatu sumber atau pengguanaan modal kerja yang
dilaporkan dalam dua rekening atau lebih. Suatu jumlah yang merupakan sumber modal
kerja atau penggunaan modal kerja, sebagai hasil dari transaksi tertentu, mungkin telah
dicatat dalam dua rekening atau lebih. Misalnya investasi tertentu (jangka panjang berupa
surat-surat berharga mungkin telah dijual kembali dengan hasil yang melebihi harga
perolehannya. Transaksi akan dicatat dalam rekening kas, rekening investasi, dan
rekening laba ditahan. Penyesuaian perlu dibuat untuk menggabungkan keduanya
menjadi satu sumber modal kerja yang berasal dari penjualan surat-surat berharga
tersebut. Contoh lainnya, penjualan saham diatas harga nominalnya akan dicatat dalam
rekening kas, modal saham, dan premium saham atau surplus.

Laboratorium Pengembangan Akuntansi                                                                                                                                21 
Tugas:
Buatlah sheet dalam file PT. MARGAJAYA HUTAMA dengan Nama: Lap-Modal Kerja
dengan format dan kolom sebagai berikut:

LEMBAR KERJA UNTUK LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2002

PERUBAHAN
NAMA REKENING SALDO NETTO DANA MODAL KERJA

2001 2002 DEBET CREDIT PENGGUNAAN SUMBER NAIK TURUN

AKTIVA - -

AKTIVA LANCAR - -

kas dan Bank 54,672,142,822 53,774,060,828

Piutang Usaha - -
Pihak Hubungan
Istimewa 262,738,500 380,623,500

Pihak Ketiga 31,487,378,387 37,750,005,888

lain-lain 22,217,955,930 13,745,768,772

Persediaan 122,818,710,663 178,248,734,644


Pajak Pertambahan Nilai
dibayar dimuka 2,931,663,372 2,801,562,977

Biaya dibayar di muka 2,438,188,764 9,516,163,177

Aktiva Lancar lainnya 2,036,845,416 5,917,428,116

Total Aktiva Lancar 238,865,623,854 302,134,347,902


AKTIVA TIDAK
LANCAR - -

Pihak Hubunga Istimewa 119,972,186 50,175,610


Aktiva Pajak Tangguhan
- bersih 164,809,595 183,083,013

Aktiva Tetap: - -
Aktiva Tetap - Harga
Perolehan 442,084,342,934 442,084,342,934
Akumulasi penyusutan
aktiva tetap (110,114,477,087) (129,330,477,430)
Aktiva yang tidak
digunakan dalam Usaha 15,130,956,068 12,959,469,000
Biaya ditangguhkan -
Bersih 2,364,099,263 1,850,049,782

lain-lain 2,574,311,862 2,429,033,523


Total Aktiva Tidak
Lancar 352,324,014,821 330,225,676,432

TOTAL AKTIVA 591,189,638,675 632,360,024,334


KEWAJIBAN DAN
EKUITAS - -

KEWAJIBAN LANCAR - -

Hutang bank 44,547,064,912 50,762,527,096

Laboratorium Pengembangan Akuntansi                                                                                                                                22 
Hutang Usaha - -
Pihak Hubungan
Istimewa 8,613,726,223 14,647,150,122

Pihak Ketiga 171,276,448,000 181,244,674,127

Lain-lain 23,712,468,856 24,390,763,163


Biaya masih harus
dibayar 12,406,556,052 13,042,756,339

Hutang Pajak 2,706,864,444 1,716,924,335


Bagian hutang sewa guna
usaha yang jatuh tempo 1
tahun 2,145,287,528 2,842,341,840

Total Kewajiban Lancar 265,408,416,015 288,647,137,022


KEWAJIBAN TIDAK
LANCAR - -
Hutang pihak hubungan
istimewa 28,201,249,446 24,266,818,162
Kewajiban pajak
tangguhan - bersih 3,624,441,545 1,163,763,056
Hutang sewa guna usaha
- setelah dikurangi yang
jatuh tempo 1 tahun 2,796,754,346 799,361,965
Total Kewajiban tidak
lancar 34,622,445,337 26,229,943,183
HAK MINORITAS
ATAS AKTIVA
BERSIH ANAK PERSH
YG DIKONSOLIDASI 351,216,858 304,399,844

EKUITAS - -
Modal Saham-nom Rp
500/saham modal dasar -
1.260.000.000 saham.
Modal ditempatkan dan
disetor penuh
468.000.000 234,000,000,000 234,000,000,000

Tambahan Modal disetor 2,783,867,217 2,793,857,217


Selisih nilai transaksi
restrukturisasi entitas
sepengendali 1,222,902,201 1,222,902,201
Selisih transaksi
perubahan ekuitas Anak
perusahaan (230,753,341) (230,758,341)

Saldo Laba 53,031,544,388 79,392,543,208

Total Ekuitas 290,807,560,465 317,178,544,285


TOTAL KEWAJIBAN
DAN EKUITAS 591,189,638,675 632,360,024,334
Kenaikan Modal Kerja

Laboratorium Pengembangan Akuntansi                                                                                                                                23 
PT. MARGAJAYA HUTAMA
Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Sumber Modal Kerja:


Hasil Operasi Perusahaan
Pendapatan Netto dan Pos-Pos
Insidentil per laporan laba rugi
Ditambah:
Pihak Hubunga Istimewa
Aktiva Pajak Tangguhan - bersih
Aktiva Tetap - Harga Perolehan
Akumulasi penyusutan aktiva tetap
Aktiva yang tidak digunakan dalam Usaha
Biaya ditangguhkan - Bersih
lain-lain
Hutang pihak hubungan istimewa
Kewajiban pajak tangguhan - bersih
Hutang sewa guna usaha - setelah dikurangi yang jatuh tempo 1 tahun
HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH ANAK PERSH YG
DIKONSOLIDASI
Modal Saham-nom Rp 500/saham modal dasar -1.260.000.000 saham. Modal
ditempatkan dan disetor penuh 468.000.000
Tambahan Modal disetor
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
Selisih transaksi perubahan ekuitas Anak perusahaan +

Penggunaan Modal Kerja:


Pihak Hubunga Istimewa
Aktiva Pajak Tangguhan - bersih
Aktiva Tetap - Harga Perolehan
Akumulasi penyusutan aktiva tetap
Aktiva yang tidak digunakan dalam Usaha
Biaya ditangguhkan - Bersih
lain-lain
Hutang pihak hubungan istimewa
Kewajiban pajak tangguhan - bersih
Hutang sewa guna usaha - setelah dikurangi yang jatuh tempo 1 tahun
HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH ANAK PERSH YG
DIKONSOLIDASI
Modal Saham-nom Rp 500/saham modal dasar -1.260.000.000 saham. Modal
ditempatkan dan disetor penuh 468.000.000
Tambahan Modal disetor
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
Selisih transaksi perubahan ekuitas Anak perusahaan

-
Kenaikan Modal Kerja

Laboratorium Pengembangan Akuntansi                                                                                                                                24 
PT. MARGAJAYA HUTAMA
Perhitungan Kenaikan Modal Kerja

Unsur Modal Kerja 2001 2002 Modal Kerja

Naik Turun
Aktiva Lancar:

kas dan Bank 54,672,142,822 53,774,060,828

Pihak Hubungan Istimewa 262,738,500 380,623,500

Pihak Ketiga 31,487,378,387 37,750,005,888

lain-lain 22,217,955,930 13,745,768,772

Persediaan 122,818,710,663 178,248,734,644

Pajak Pertambahan Nilai dibayar dimuka 2,931,663,372 2,801,562,977

Biaya dibayar di muka 2,438,188,764 9,516,163,177

Aktiva Lancar lainnya 2,036,845,416 5,917,428,116 +


Kenaikan dan Penurunan Aktiva Lancar
Hutang lancar:

Hutang bank 44,547,064,912 50,762,527,096

Hutang Usaha - -

Pihak Hubungan Istimewa 8,613,726,223 14,647,150,122

Pihak Ketiga 171,276,448,000 181,244,674,127

Lain-lain 23,712,468,856 24,390,763,163

Biaya masih harus dibayar 12,406,556,052 13,042,756,339

Hutang Pajak 2,706,864,444 1,716,924,335


Bagian hutang sewa guna usaha yang jatuh
tempo 1 tahun 2,145,287,528 2,842,341,840
Kenaikan dalam unsur modal kerja
Penurunan dalam unsur modal kerja -

1. Buatlah Sheet baru dengan nama: LAP_MODAL KERJA


2. Buatlah format lembar kerja Laporan Modal Sumber dan Penggunaan Modal Kerja

Laboratorium Pengembangan Akuntansi                                                                                                                                25 

Anda mungkin juga menyukai