Analisis Internal Control Questionnaire MODUL 3
Analisis Internal Control Questionnaire MODUL 3
Persediaan tidak dipisahkan atas kelompok bahan baku, WIP, serta supplies dan
sparepart karena PT. PETA adalah perusahaan yang berfokus pada kegiatan dagang
jual-beli mebel, bukan produksi mebel sehingga pertanyaan tersebut tidak relevan
dengan kegiatan usaha PT PETA
Tidak ada pengecualian orang yang dapat masuk ke dalam gudang. Hal ini
mengindikasikan kalau kondisi seperti ini akan meningkatkan risiko terjadinya fraud
karena orang-orang yang tidak berkepentingan juga bisa masuk ke dalam gudang dan
melakukan hal-hal yang menyebabkan kerugian bagi perusahaan seperti mengambil
persediaan yang ada di gudang.
Pembukuan Persediaan
7a. Apabila klien menggunnakan system persediaan perpetual (perpetual inventory
system), apakah dibuat kartu persediaan untuk bahan baku, barang dalam proses,
bahan pembantu dan suku cadang? (TIDAK RELEVAN)
Tidak dibuat kartu persediaan untuk bahan baku, bahan dalam proses, bahan
pembantu dan suku cadang karena memang PT. PETA tidak memiliki persediaan
berupa bahan baku, bahan dalam proses, dan bahan pembantu serta suku cadang
karena kegiatan usaha PT PETA bukanlah produksi mebel melainkan jual beli mebel
khususnya spring bed.
7e. Apabila terdapat selisih, apakah diinvestigasi oleh orang yang tidak menguasai
persediaan secara fisik atau pemegang kartu persediaan? (TIDAK)
Jika investigasi dilakukan oleh orang yang menguasai persediaan, tentunya akan
meningkatkan risiko terjadinya fraud. Seharusnya terdapat pemisahan tugas antara
pemegang kartu persediaan dengan orang yang melakukan investigasi (dilakukan
orang yang berbeda).
8. Apakah digunakan system berkala (periodic system), sebutkan prosedur dan
pengawasan yang dilakukan? (TIDAK RELEVAN)
Tidak relevan karena berdasarkan dari data pada berkas permanen, diketahui bahwa
PT. PETA menggunakan sistem pencatatan perpetual bukan periodik.
Stock Opname
9a. Apakah yang mengawasi/ melakukan perhitungan atau menyusun ikhtisar hasil
perhitungan terlepas dari penguasaan secara fisik atas barang (penjaga gudang dan
sebagainya)? (TIDAK)
Seharusnya, penguasaan secara fisik atas barang dan yang melakukan perhitungan
atas barang harusnya dilakukan oleh orang yang berbeda karena apabila dilakukan
oleh orang yang sama, akan menyebabkan kemungkinan terjadi fraud.
12. Apakah barang yang penjualannya lambat (slow moving), using (obsolete), atau rusak
telah dipisahkan? (TIDAK)
Seharusnya barang yang penjualannya lambat, usang, dan rusak dipisahkan. Karena
jika barang yang penjualannya lambat, usang, dan rusak dipisahkan, maka akan
menyebabkan nilai persediaan menjadi overstated. Selain itu, perlu dipisahkan untuk
menghindari adanya kesalahan dalam melakukan penjualan. Agar jangan sampai
barang yang usang atau rusak terjual sehingga mengecewakan pelanggan.
Sistem Pembiayaan
15. a-f Apabila terdapat sistem perhitungan biaya (cost system), apakah sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, cocok dengan produk, terancang
untuk mencegah pemborosan, dicocokkan dengan laporan keuangan, menggunakan
biaya standar/kalkulasi dimuka untuk disesuaikan dengan biaya sebenarnya, variasi
yang timbul dibuat analisisnya? (TIDAK RELEVAN)
Sistem perhitungan biaya digunakan untuk menghitung harga per unit produk yang
diproduksi, sedangkan PT. PETA adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang
jual-beli mebel bukan produksi. Sehingga pertanyaan tersebut tidak relevan dengan
kegiatan usaha yang dilakukan oleh PT PETA
16.b-e. Apakah hal-hal sebagai berikut dilaporkan segera kepada manajemen (untuk
perbaikan/diambil keputusan) barang-barang yang penjualannya lambat, barang yang
using (obsolete), barang yang rusak, kelebihan persediaan,? (TIDAK)
Seharusnya barang yang slow moving, obsolete, dan overstatement dilaporkan segera
kepada manajemen agar dapat segera dilakukan tindakan penanganan terhadap
persediaan tersebut.
16.f Apakah hal-hal sebagai berikut dilaporkan segera kepada manajemen (untuk
perbaikan/diambil keputusan) persediaan sisa (scrap)? (TIDAK RELEVAN)
PT. PETA tidak memproduksi mebel, oleh karena itu tidak mungkin ada scrap.
17a-b Apakah untuk persediaan berikut dikendalikan dengan baik dan dibukukan
sebagaimana seharusnya, barang konsinyasi keluar (milik klien), barang konsinyasi
yang diterima (milik perusahaan lain untuk dijualkan)? (TIDAK)
18. Apakah barang-barang tersebut pada butir 16 secara fisik dipisahkan (apabila mungkin
dilakukan)? (TIDAK RELEVAN)
Apabila pada awalnya saja sudah tidak dilakukan pelaporan kepada manajemen, maka
tidak akan mungkin bisa dilakukan tindak lanjut berupa permisahan secara fisik.
20.a-b Apakah prosuksi dilakukan berdasarkan pesanan (job order costing), produksi
massa (process costing)? (TIDAK RELEVAN)
PT. PETA merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jual-beli dan bukan
produksi, maka tidak akan melakukan produksi berdasarkan pesanan (job order
costing), ataupun produksi massa ?
21. Jika berdasarkan pesanan, apakah dibuat lembar pesanan (job order cost sheet) untuk
setiap pesanan? (TIDAK RELEVAN)
PT. PETA tidak melakukan kegiatan produksi maka tidak akan membuat lembar
pesanan atau job order cost sheet.
B. Catatan lain
Klien tidak memiliki staf bagian utang usaha untuk melakukan penyocokan
antara utang usaha dengan order pembelian dan laporan penerimaan barang, namun
tugas ini seharusnya dapat dilakukan oleh bagian akuntansi
Kesimpulannya, control risk atas pembelian adalah sebesar 100% - 60.5% = 39.5%
sedangkan control risk atas persediaan adalah sebesar 100% - 69% = 31% sehingga
didapat control risk secara atas kegiatan pembelian dan penggudangan adalah sebesar:
- 60% X 39.5% = 23.7%
- 40% X 31% = 12.4%
- TOTAL CR = 36.1%
dengan inherent risk sebesar 60% dan AAR sebesar 5%, maka PDR menjadi sebesar
33.33% artinya bukti yang diperlukan cukup banyak dan perlu dilakukan audit yang
lebih ekstensif.