Anda di halaman 1dari 18

Analisis Internal Control Questionnaire (ICQ)

INTERNAL CONTROL QUESTIONNAIRE (ICQ) PT PETA

Y=YA T=Tidak BOBOT NILAI

TR= Tidak Relevan PERTANY-


AAN
Y T TR

PENYIMPANAN DAN PENGAWASAN


FISIK
1. Apakah persediaan: 7 7
a. Dipisahkan atas kelompok:
1. Bahan baku? 
2. Barang dalam proses? 
3. Barang jadi/dagang? 
4. Bahan pembantu(supplies) dan  \
suku cadang(sparepart)?
b. Diatur secara rapi dan tertib? 
c. Tercegah dari:
1. Pencurian? 
2. Kerusakan? 
3. Kebakaran, banjir, dan risiko 
lain?
d. Secara berkala dicocokan dengan
kartu Gudang? 
2. Apakah persediaan dibawah pengawasan 6 6
seorang penjaga Gudang atau orang 
tertentu lainnya?
3. Apakah kecuali petugas gudang dilarang  6 0
masuk ke gudang?
4. Apakah setiap pengeluaran barang jadi  6 6
berdasarkan bukti penjualan tertulis?
5. Apakah setiap pengeluaran barang 6 6
jadi/barang dagang harus berdasarkan
surat jalan (delivery order – DO), atau 
sejenisnya yang diotorisasi pejabat
perusahaan yang berwenang?
6. Apakah terdapat pos-pos penjagaan yang  6 6
mengawasi arus keluar masuk barang
dengan efektif?
PEMBUKUAN PERSEDIAAN

7. Apabila klien menggunnakan system 7 4


persediaan perpetual (perpetual
inventory system):
a. Apakah dibuat kartu persediaan 
untuk: 
1. Bahan baku? 
2. Barang dalam proses? 
3. Barang jadi/dagang?
4. Bahan pembantu dan suku 
cadang?
b. Apakah kartu persediaan tersebut
dipegang oleh staf yang tidak
menguasai persediaan secara fisik?
c. Apakah total jumlah menurut kartu
persediaan tersebut secara berkala 
dicocokkan dengan akun kontrol
(buku besar) persediaan?
d. Apakah saldo kartu persediaan
dicocokan dengan hasil stock 
opname paling sedikit setahun
sekali?
e. Apabila terdapat selisih, apakah 
investigasi diinvestigasi oleh orang 
yang tidak menguasai persediaan
secara fisik atau pemegang kartu
persediaan?
f. Apakah penyesuaian (adjustment)
atas selisih diotorisasi oleh petugas
berwenang?
8. Apakah digunakan system berkala 0 0
(periodic system), sebutkan prosedur dan 
pengawasan yang dilakukan.
STOCK OPNAME

9. Apakah yang mengawasi / melakukan 6 3


perhitungan atau menyusun ikhtisar hasil
perhitunngan terlepas dari: 
a. penguasaan secara fisik atas barang 
(penjaga gudang dan sebagainya)?
b. pencatatan kartu persediaan?
10. Apakah dibuat instruksi tertulis untuk 5 5
pelaksanaan stock opname dan 
dijelaskan kepada pelaksana stock
opname?
11. Apakah dilakukan pisah batas (cut off) 5 5
atas penerimaan dan pengeluaran barang 
selama stock opname?
12. Apakah barang yang penjualannya 5 0
lambat (slow moving), using (obsolete), 
atau rusak telah dipisahkan?
13. Apakah hasil stock opname dicocokkan  5 5
dengan buku besar?
14. Apakah persediaan akhir dinilai secara  5 5
konsisten dengan tahun sebelumnya?
SISTEM PEMBIAYAAN

15. Apabila terdapat sistem perhitungan 0 0


biaya (cost system), apakah: 
a. Sesuai dengan prinsip akuntansi 
yang berlakuu umum di Indonesia? 
b. Cocok dengan produk? 
c. Terancang untuk mencegah
pemborosan? 
d. Dicocokkan dengan laporang 
keuangan?
e. Menggunakan biaya
standar/kalkulasi dimuka untuk
disesuaikan dengan biaya
sebenarnya?
f. Variasi yang timbul dibuat
analisisnya?
16. Apakah hal-hal sebagai berikut 5 1
dilaporkan segera kepada manajemen
(untuk perbaikan/diambil keputusan): 
a. Rencana kebutuhan? 
b. Barang-barang yang penjualannya
lambat?
c. Barang yang using (obsolete)? 
d. Barang yang rusak? 
e. Kelebihan persediaan?  
f. Persediaan sisa (scrap)?
17. Apakah untuk persediaan berikut 5 0
dikendalikan dengan baik dan
dibukukan sebagaimana seharusnya?
a. Barang konsinyasi keluar (milik
klien)?
b. Barang konsinyasi yang diterima 
(milik perusahaan lain untuk 
dijualkan)?
c. Barang dalam coustomer bounded 
warehouse atau broker’s
warehouse? 
d. Barang pada
kontraktor/subkontraktor?
e. Bahan baku yang disediakan oleh
pelanggan/pemesan (customer
supplied materials)?
f. Barang kemasan perusahaan yang
dapat dikembalikan (returnable
containers)?
g. Barang kemasan?
h. Per produk (by product)?
18. Apakah barang-barang tersebut pada  5 0
butir 16 secara fisik dipisahkan (apabila
mungkin dilakukan)?
19. Apakah jumlah rata-rata persediaan  5 5
cukup dapat diterima untuk jenis usaha
dan besarnya perusahaan?
20. Apakah prosuksi dilakukan berdasarkan: 0 0
a. Pesanan (job order costing)? 
b. Produksi masa (process costing)? 
21. Jika berdasarkan pesanan, pakah dibuat  0 0
lembar pesanan (job order cost sheet)
untuk setiap pesanan?
22. Apakah metode penilaian persediaan 5 5
berdasarkan: 
a. Biaya:
- Masuk pertama keluar pertama
(first in first out-FIFO)
- Masuk terakhir keluar pertama
(last in first out-LIFO)
- Rata-rata bergerak (moving
average)
- Rata-rata tertimbang (weighted
average)
b. Biaya atau harga pasar yang lebih
rendah (lower of cost or market)
c. Harga jual
JUMLAH 100 69

Analisis Internal Control Questionnaire (ICQ) audit PT PETA

A. Analisis ICQ Persediaan

Penyimpanan dan Pengawasan Fisik


1. Apakah persediaan dipisahkan atas kelompok bahan baku, WIP, serta supplies dan
sparepart ? (TIDAK RELEVAN)

Persediaan tidak dipisahkan atas kelompok bahan baku, WIP, serta supplies dan
sparepart karena PT. PETA adalah perusahaan yang berfokus pada kegiatan dagang
jual-beli mebel, bukan produksi mebel sehingga pertanyaan tersebut tidak relevan
dengan kegiatan usaha PT PETA

3. Apakah kecuali petugas gudang dilarang masuk ke gudang ? (TIDAK)

Tidak ada pengecualian orang yang dapat masuk ke dalam gudang. Hal ini
mengindikasikan kalau kondisi seperti ini akan meningkatkan risiko terjadinya fraud
karena orang-orang yang tidak berkepentingan juga bisa masuk ke dalam gudang dan
melakukan hal-hal yang menyebabkan kerugian bagi perusahaan seperti mengambil
persediaan yang ada di gudang.

Pembukuan Persediaan
7a. Apabila klien menggunnakan system persediaan perpetual (perpetual inventory
system), apakah dibuat kartu persediaan untuk bahan baku, barang dalam proses,
bahan pembantu dan suku cadang? (TIDAK RELEVAN)

Tidak dibuat kartu persediaan untuk bahan baku, bahan dalam proses, bahan
pembantu dan suku cadang karena memang PT. PETA tidak memiliki persediaan
berupa bahan baku, bahan dalam proses, dan bahan pembantu serta suku cadang
karena kegiatan usaha PT PETA bukanlah produksi mebel melainkan jual beli mebel
khususnya spring bed.

7e. Apabila terdapat selisih, apakah diinvestigasi oleh orang yang tidak menguasai
persediaan secara fisik atau pemegang kartu persediaan? (TIDAK)

Jika investigasi dilakukan oleh orang yang menguasai persediaan, tentunya akan
meningkatkan risiko terjadinya fraud. Seharusnya terdapat pemisahan tugas antara
pemegang kartu persediaan dengan orang yang melakukan investigasi (dilakukan
orang yang berbeda).
8. Apakah digunakan system berkala (periodic system), sebutkan prosedur dan
pengawasan yang dilakukan? (TIDAK RELEVAN)

Tidak relevan karena berdasarkan dari data pada berkas permanen, diketahui bahwa
PT. PETA menggunakan sistem pencatatan perpetual bukan periodik.

Stock Opname
9a. Apakah yang mengawasi/ melakukan perhitungan atau menyusun ikhtisar hasil
perhitungan terlepas dari penguasaan secara fisik atas barang (penjaga gudang dan
sebagainya)? (TIDAK)

Seharusnya, penguasaan secara fisik atas barang dan yang melakukan perhitungan
atas barang harusnya dilakukan oleh orang yang berbeda karena apabila dilakukan
oleh orang yang sama, akan menyebabkan kemungkinan terjadi fraud.

12. Apakah barang yang penjualannya lambat (slow moving), using (obsolete), atau rusak
telah dipisahkan? (TIDAK)

Seharusnya barang yang penjualannya lambat, usang, dan rusak dipisahkan. Karena
jika barang yang penjualannya lambat, usang, dan rusak dipisahkan, maka akan
menyebabkan nilai persediaan menjadi overstated. Selain itu, perlu dipisahkan untuk
menghindari adanya kesalahan dalam melakukan penjualan. Agar jangan sampai
barang yang usang atau rusak terjual sehingga mengecewakan pelanggan.
Sistem Pembiayaan
15. a-f Apabila terdapat sistem perhitungan biaya (cost system), apakah sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, cocok dengan produk, terancang
untuk mencegah pemborosan, dicocokkan dengan laporan keuangan, menggunakan
biaya standar/kalkulasi dimuka untuk disesuaikan dengan biaya sebenarnya, variasi
yang timbul dibuat analisisnya? (TIDAK RELEVAN)

Sistem perhitungan biaya digunakan untuk menghitung harga per unit produk yang
diproduksi, sedangkan PT. PETA adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang
jual-beli mebel bukan produksi. Sehingga pertanyaan tersebut tidak relevan dengan
kegiatan usaha yang dilakukan oleh PT PETA

16.b-e. Apakah hal-hal sebagai berikut dilaporkan segera kepada manajemen (untuk
perbaikan/diambil keputusan) barang-barang yang penjualannya lambat, barang yang
using (obsolete), barang yang rusak, kelebihan persediaan,? (TIDAK)

Seharusnya barang yang slow moving, obsolete, dan overstatement dilaporkan segera
kepada manajemen agar dapat segera dilakukan tindakan penanganan terhadap
persediaan tersebut.

16.f Apakah hal-hal sebagai berikut dilaporkan segera kepada manajemen (untuk
perbaikan/diambil keputusan) persediaan sisa (scrap)? (TIDAK RELEVAN)

PT. PETA tidak memproduksi mebel, oleh karena itu tidak mungkin ada scrap.

17a-b Apakah untuk persediaan berikut dikendalikan dengan baik dan dibukukan
sebagaimana seharusnya, barang konsinyasi keluar (milik klien), barang konsinyasi
yang diterima (milik perusahaan lain untuk dijualkan)? (TIDAK)

Terdapat kemungkinan adanya kesalahan pencatatan persediaan karena tidak dicatat


sebagaimana semestinya.
17 c-h Apakah untuk persediaan berikut dikendalikan dengan baik dan dibukukan
sebagaimana seharusnya, barang dalam coustomer bounded warehouse atau broker’s
warehouse, barang pada kontraktor/subkontraktor, bahan baku yang disediakan oleh
pelanggan/pemesan (customer supplied materials), barang kemasan perusahaan yang
dapat dikembalikan (returnable containers), barang kemasan?, per produk (by
product)? (TIDAK RELEVAN)
Tidak terdapat pada data permanen mengenai customers bounded warehouse atau
broker’s warehouse. Juga tidak dijelaskan adanya interaksi antara PT. PETA dan
kontraktor/subkontrakor. Setelah itu, PT. PETA juga bukan merupakan perusahaan
manufaktur.

18. Apakah barang-barang tersebut pada butir 16 secara fisik dipisahkan (apabila mungkin
dilakukan)? (TIDAK RELEVAN)

Apabila pada awalnya saja sudah tidak dilakukan pelaporan kepada manajemen, maka
tidak akan mungkin bisa dilakukan tindak lanjut berupa permisahan secara fisik.

20.a-b Apakah prosuksi dilakukan berdasarkan pesanan (job order costing), produksi
massa (process costing)? (TIDAK RELEVAN)

PT. PETA merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jual-beli dan bukan
produksi, maka tidak akan melakukan produksi berdasarkan pesanan (job order
costing), ataupun produksi massa ?

21. Jika berdasarkan pesanan, apakah dibuat lembar pesanan (job order cost sheet) untuk
setiap pesanan? (TIDAK RELEVAN)

PT. PETA tidak melakukan kegiatan produksi maka tidak akan membuat lembar
pesanan atau job order cost sheet.

A. Kelemahan-Kelemahan lain yang tidak tercantum pada pernyataan di atas :


Tidak ada aturan yang mengatur mengenai siapa saja yang boleh masuk dan
mengakses gudang. Sedangkan gudang merupakan salah satu bagian penting
dankrusial karena di dalamnya terdapat persediaan milik perusahaan
B. Catatan lain :
Seharusnya PT PETA memberikan pembatasan mengenai siapa saja yang
boleh mengakses Gudang serta harus memisahkan dan memberikan laporan kepada
manajemen mengenai barang yang penjualan lambat, usang, rusak serta harus
mencatat dengan baik barang konsinyasi.
C. Kesimpulan penilaian: Sedang
Berdasarkan hasil ICQ pengendalian internal PT PETA tergolong sedang
karena dari seluruh kriteria penilaian, terdapat beberapa kondisi yang tidak ada atau
tidak dilaksanakan. Sedangkan, kondisi-kondisi tersebut tergolong penting untuk
menentukan tingkat pengendalian internal atas persediaan.
D. Revisi kesimpulan penilaian :
Sebelumnya, Herman menyimpulkan bahwa berdasarkan ICQ, PT PETA
memiliki pengendalian internal atas persediaan yang tergolong “baik”. Namun
berdasarkan hasil dari penilaian ulang yang kami lakukan, pengendalian internal atas
persediaan PT. PETA termasuk dalam kategori "sedang". Hal tersebut disebabkan
karena terdapat kondisi-kondisi yang tergolong penting bagi pengendalian persediaan
tetapi tidak dilaksanakan oleh PT PETA, yaitu:
1. Tidak ada aturan mengenai siapa saja yang boleh masuk ke gudang
2. Selisih pada pembukuan persediaan tidak diteliti oleh orang yang berbeda dengan
yang menguasai persediaan secara fisik atau pemegang kartu persediaan
3. Petugas yang mengawasi/ melakukan perhitungan atau menyusun ikhtisar hasil
perhitungan tidak terlepas dari penguasaan secara fisik atas barang (penjaga
gudang atau sebagainya)
4. Barang yang penjualan lambat (slow moving), usang (obselete), atau rusak tidak
dipisahkan dari persedian lainnya
5. Barang yang penjualan lambat (slow moving), barang yang usang (obselete),
barang yang rusak, dan kelebihan persediaan tidak dilaporkan segera kepada
manajemen guna perbaikan atau pengambilan keputusan
6. Persediaan berupa barang konsinyasi keluar (milik klien) dan barang konyisanyi
yang diterima (milik perusahaan lain untuk dijualkan) tidak dikendalikan dan
dibukukan dengan baik)
Y=YA T=TIDAK Bobot
TR= TIDAK Pertanyaan
Nilai
RELEVAN
Y T TR
ORDER PEMBELIAN
1. Apakah pembelian dilakukan:
1.1. Oleh pejabat/bagian khusus? 
Bagian administrasi pembelian
1.2. Yang terpisah dari bagian:
a. Akuntansi? 
b. Pembayaran?  7 6
c. Penerimaan barang? 
d. Penyimpanan? 
e. Pencatatan persediaan? 
1.3 Dengan syarat yang menguntungkan 
(misal tender, pemasok terseleksi)?
2. Apakah order pembelian (purchase
order)? 
2.1. Dibuat untuk semua pembelian? 
2.2. Diotorisasi pejabat tertentu? 
2.3. Diberi nomor urut tercetak? 
2.4. Tersimpan lengkap, termasuk yang 
dibatalkan?
2.5. Blanko tersimpan dengan baik?
7 7
2.6. Tembusan dikirimkan kepada: 
a. Bagian akuntansi untuk 
dicocokan dengan laporan
penerimaan barang dan faktur?
b. Bagian penerimaan barang
sebagai otorisasi untuk
menerima barang?
3. Apakah pembelian dikoordinasikan
dengan: 
3.1. Program produksi? 
5 5
3.2. Anggaran penjualan? 
3.3. Batas persediaan minimum dan
maksimum?

4. Apakah kebijaksanaan pembelian tidak


dilakukan dengan memberikan
keuntungan luar biasa kepada:
4.1. Penjualan tertentu? 
0 0
4.2. Reladi staf pembelian atau lainnya? 
4.3. Suatu perusahaan di mana seorang 
staf mempunyai kepentingan? 
4.4. Perusahaan afiliasi?
5. Apakah harga penawaran penjualan 
yang terdaftar (approved) ditinjau
secara berkala, untuk memastikan 5 0
bahwa selalu merupakan harga
bersaing?
PENERIMAAN BARANG
6. Apakah terdapat bagian penerimaan
barang yang terpisah dari:
a. Bagian pembelian? 
b. Bagian akuntansi?  7 6
c. Bagian pembayaran? 
d. Bagian penyimpanan? 
e. Bagian pencatatan persediaan? 
7. Apakah barang yang diterima
disertai:  5 2.5
a. Surat jalan atau faktur dari 
pemasok?
b. Surat keterangan pengangkatan?

8. Apakah barang yang diterima diperiksa


mengenai:
a. Kuantitas? 
b. Kualitas?  6 6
c. Spesifikasi pembelian lainnya? 
d. Kecocokan dengan order 
pembelian?

9. Apakah laporan penerimaan barang:


9.1. Dibuat untuk seluruh penerimaan 
barang?
9.2. Mencatat jumlah yang diterima 
berdasarkan perhitungan yang
sebenarnya?
9.3. Diberi nomor urut tercetak? 
9.4. Disimpan selengkapnya, termasuk
yang dibatalkan?  7 5
9.5. Blankonya disimpan dengan baik? 
9.6. Tembusannya dikirim kepada:
a. Bagiann akuntansi, untuk
dicocokkan dengan order 
pembelian dan faktur?
b. Bagian pembelian, sebagai 
informasi bahwa pesanan telah
diterima?
10. Jika barang ditolak oleh bagian
penerimaan: 
5 5
10.1. Apakah dibuat surat jalan? 
10.2. Apakah disimpan oleh bagian
penyimpanan? 
10.3. Apakah retur pembelian cukup
terkontrol untuk mengurangi
jumlah utang yang dibukukan?
FAKTUR PEMBELIAN
11. Apakah faktur-faktur dari pemasok
diperiksa/dicocokan oleh staf bagian
utang usaha(accounts payable clerk)
0 0
dengan: 
11.1. Order pembelian 
11.2. Laporan penerimaan barang?
12. Apakah staf bagian utang usaha ini
terpisah dari: 
0 0
12.1. Bagian pemesanan pembelian? 
12.2. Bagian penerimaan barang?
13. Faktur ini secara berturut-turut harus
menunjukkan bukti persetujuan seperti:
13.1. Harga benar? 
13.2. Perkalian dan pertambahan? 
13.3. Biaya pengangkutan? 
13.4. Beban-beban lain?  5 5
13.5. Pengurangan-pengurangan 
otongan atau penyisihan
(allowance) lainnya? 
13.6. Kode atau alokasi akun yang harus
dibebankan?
PEMBELIAN-PEMBELIAN KHUSUS
14. Apakah pembelian antarperusahaan 
0 0
afiliasi harganya layak?
15. Apakah pembelian antardepaartemen
dalam suatu perusahaan:  0 0
15.1. Tidak diperhitungkan laba?
15.2. Bila terdapat “laba 
antarperusahaan”, laba tersebut
telah dieliminasi kembali?
16. Apakah sistem informasi termasuk:
16.1. Anggaran pembelian? 
16.2. Anggaran biaya? 
16.3. Perbandingan antara anggaran 
5 2
dengan yang sebenarnya? 
16.4. Penjelasan tertulis atas
penyimpangan yang material
(penting)?
17. Apakah perhitungan rasio yang berikut
secara teratur diperiksa dan dijelaskan
dengan cukup: 
17.1. Persentase laba kotor dengan 
penjualan?  5 0
17.2. Persentase biaya penjualan
dengan penjualan?
17.3. Tingkat perputaran persediaan
(inventory turn-over)?
18. Apakah ada prosedur yang cukup untuk
menjamin pertimbangan yang tepat
dari: 
18.1. Pisah batas pembelian? 
5 0
18.2. Penyesuaian pendapatan dan 
biaya?
18.3. Laba yang tidak direalisasi pada
barang?
UTANG
19. Apakah terdapat buku utang?  5 5
20. Apakah daftar kreditor/utang:
6 6
20.1. Disusun secara up to date
(bulanan/triwulan)? 
20.2. Dicocokkkan dengan saldo akun 
control? 
20.3. Secara periodic direview atas
saldo debit yang ada?
21. Apakah detail dari kreditor yang lama
5 0
belum dibayar diteliti sebab-sebabnya? 
22. Apakah pemegang buku akun control
utang terpisah dai pemegang Buku  5 0
Pembantu Utang?
23. Apakah pemasok yang banyak
mutasinya mengirimkan perincian 
perhitungan atau saldo secara periodik, 5 0
dan dicocokkan oleh pegawai yang tidak
memegang buku pembantu utang?
TOTAL 100 60.5

A. Kelemahan-Kelemahan lain yang tidak tercantum pada pernyataan di atas:


Peluang kecurangan atas pembelian aktiva tetap sebagai investasi dapat terjadi
Karena kontrol sepenuhnya hanya berada di tangan pak sugeng selaku manajer
pembelian dan persediaan.

B. Catatan lain
Klien tidak memiliki staf bagian utang usaha untuk melakukan penyocokan
antara utang usaha dengan order pembelian dan laporan penerimaan barang, namun
tugas ini seharusnya dapat dilakukan oleh bagian akuntansi

C. Kesimpulan penilaian: Sedang


Berdasarkan hasil ICQ pengendalian internal PT PETA tergolong sedang karena
dari 20 kriteriayang berkaitan dengan penilaian pengendalian internal PT. PETA
terdapat 10 kondisi yang tidak ada atau tidak dilaksanakan. Sedangkan, kondisi-kondisi
tersebut tergolong penting untuk menentukan tingkat pengendalian internal.
D. Revisi kesimpulan penilaian
Sebelumnya, Herman menyimpulkan bahwa berdasarkan kuesioner penilaian,
PT PETA memiliki pengendalian internal yang baik. Namun berdasarkan hasil dari
evaluasi, pengendalian internal PT PETA masuk ke kategori sedang karena ada
beberapa pernyataan yang tidak dinyatakan atau tidak dilaksanakan. Berikut poin yang
tidak dilaksanakan oleh klien:
1. Pembelian tidak dilakukan dengan mencantumkan syarat tertentu (seperti
pemasok terseleksi) sehingga peluang terjaidnya perolehan barang pembelian
yang tidak sesuai spesifikasi semakinbesar sehingga membuang anggaran
pembelian.
2. Klien tidak melakukan peninjauan berkala terhadap harga pembelian barang
untuk mendapatkan harga yang bersaing, sehingga berpeluang terjadinya
overprice pada pembelian barang
3. Bagian penerimaan barang tidak terpisah dari bagian penyimpanan, hal ini
memunculkan peluang terjadinya kehilangan persediaan
4. Barang yang diterima tidak disertai surat keterangan pengangkut, sehingga
berpeluang terjadinya pembelian fiktif yang tidak terdeteksi
5. Laporan penerimaan barang tidak diberi nomor urut tercetak dan tembusannya
tidak diberikan kepada bagian pembelian sehingga tidak diketahui apakah
pesanan telah diterima atau belum
6. Sistem informasi tidak mencakup anggaran biaya, perbandingan anggaran
dengan yang sebenarnya dan penjelsan terkait penyimpangan yang material,
sehingga perlu dilakukan audit yang lebih ekstensif karna klien belum memiliki
sistem yang menjamin kewajaran atas pencatatan persediaan dan pembelian
7. Tidak terdapat perhitungan rasio laba yang dijelaskan dengan cukup dan
diperiksa secara teratur terkait penjualan dan perputaran persediaan
8. Tidak terdapat prosedur yang cukup untuk menjamin ketepatan pisah batas,
penyesuaian pendapatan dan biaya, serta laba yang tidak direalisasi, sehingga
peluang salah saji pencatatan besar
9. Tidak melakukan penelitian sebab atas pembayaran yang belum dilakukan
kepada kreditor lama, sehingga terdapat peluang salah saji pada pencatatan
utang
10. Tidak ada pemisahan antara pemegang buku akun control utang dengan
pemegang buku pembantu utang, sehingga kemungkinan salah saji pencatatan
atas utang usaha dan kemungkinan fraud atas konfirmasi saldo utang dengan
klien
11. Tidak dilakukan penyocokan oleh pegawai pemegang buku pembantu utang atas
rincian perhitungan saldo dari pemasok yang mutasinya banyak, sehingga dapat
terjadinya kesalahan pencatatan pada saldo utang tiap kreditor karna tidak
dilakukan penyocokan.

Kesimpulannya, control risk atas pembelian adalah sebesar 100% - 60.5% = 39.5%
sedangkan control risk atas persediaan adalah sebesar 100% - 69% = 31% sehingga
didapat control risk secara atas kegiatan pembelian dan penggudangan adalah sebesar:
- 60% X 39.5% = 23.7%
- 40% X 31% = 12.4%
- TOTAL CR = 36.1%
dengan inherent risk sebesar 60% dan AAR sebesar 5%, maka PDR menjadi sebesar
33.33% artinya bukti yang diperlukan cukup banyak dan perlu dilakukan audit yang
lebih ekstensif.

Anda mungkin juga menyukai