Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PENDAHULUAN

PROSES MENUA dan REMATIK (OSTEOARTRITIS)

A. Pengertian Lanjut Usia


Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia (Budi Anna Keliat, 1999 dalam Buku Siti Maryam, dkk, 2008). Sedangkan
menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesehatan dikatakan
bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun. (R. Siti
Maryam, dkk, 2008: 32)
B. Batasan Lanjut Usia
Di bawah ini dikemukakan beberapa pendapat mengenai batasan umur.
1. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
Lanjut Usia meliputi:
a. Usia pertengahan (Middle Age) ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
b.    Lanjut usia (Elderly) ialah kelompok usia antara 60 dan 74 tahun.
c. Lanjut usia tua (Old) ialah kelompok usia antara 75 dan 90 tahun.
d. Usia sangat tua (Very Old) ialah kelompok di atas usia 90 tahun.
2. Departemen Kesehatan RI mengklasifikasikan lanjut usia sebagai berikut:
a. Pralansia (prasenilis)
Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.
b. Lansia
Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
c. Lansia risiko tinggi
Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau
lebih dengan masalah kesehatan (Depkes RI, 2003).
d. Lansia potensial
Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat
menghasilkan barang/jasa (Depkes RI, 2003).
e. Lansia tidak potensial
Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada
bantuan orang lain (Depkes RI, 2003).
C. Tipe Lanjut Usia
Beberapa tipe pada lansia bergantung pada karakter, pengalaman hidup, lingkungan,
kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya (Nugroho, 2000 dalam buku R. Siti
Maryam, dkk, 2008).
Tipe tersebut dapat dibagi sebagai berikut:
1. Tipe arif bijaksana
Kaya dengan hikmah, pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman,
mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan,
memenuhi undangan, dan menjadi panutan.
2. Tipe mandiri
Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif dalam mencari pekerjaan,
bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan.
3. Tipe tidak puas
Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah, tidak
sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan banyak menuntut.
4. Tipe pasrah
Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agama, dan
melakukanpekerjaan apa saja.
5. Tipe bingung
Kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, minder, menyesal, pasif, dan acuh
tak acuh.

  Tipe lain dari lansia adalah tipe optimis, tipe konstruktif, tipe dependen
(ketergantungan), tipe defensif (bertahan), tipe militant dan serius, tipe pemarah/frustasi
(kecewa akibat kegagalan dalam melakukan sesuatu), serta tipe putus asa (benci pada diri
sendiri).
       Sedangkan bila dilihat dari tingkat kemandiriannya yang dinilai berdasarkan
kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari (indeks kemandirian Katz), para
lansia dapat digolongkan menjadi beberapa tipe yaitu lansia mandiri sepenuhnya, lansia
mandiri dengan bantuan langsung keluarganya, lansia mandiri dengan bantuan secara
tidak langsung, lansia dengan bantuan badan sosial, lansia di panti werda, lansia yang
dirawat di rumah sakit, dan lansia dengan gangguan mental.
D. Proses Penuaan
Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang maksimal.
Setelah itu tubuh mulai menyusut dikarenakan berkurangnya jumlah sel-sel yang ada di
dalam tubuh. Sebagai akibatnya, tubuh juga akan mengalami penurunan fungsi secara
perlahan-lahan. Itulah yang dikatakan proses penuaan.
Penuaan atau proses terjadinya tua adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi serta
memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinides, 1994). Seiring dengan proses
menua tersebut, tubuh akan mengalami berbagai masalah kesehatan atau yang biasa
disebut sebagai penyakit degeneratif.

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penuaan


R. Siti Maryam, dkk, 2008 menyebutkan factor-faktor yang mempengaruhi penuaan
adalah sebagai berikut:
1.Hereditas (Keturunan/Genetik)
2.Nutrisi (Asupan Makanan)
3.Status Kesehatan
4.Pengalaman Hidup
5.Lingkungan
6.Stress

F. Proses Menua
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan
yang diderita (Contantinides, 1994 yang dikutip oleh Wahjudi Nugroho, 2000).
Aging  process dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal yang wajar akan
dialami semua orang yang dikaruniai umur panjang, hanya lambat cepatnya proses
tersebut bergantung pada masing-masing individu. Secara individu, pada usia di atas 60
tahun tejadi proses penuaan secara ilmiah. Hal ini akan menimbulkan masalah fisik,
mental, sosial, ekonomi dan psikologis. Dengan bergesernya pola perekonomian dari
pertanian ke industri maka pola penyakit juga bergeser dari penyakit menular menjadi
penyakit tidak menular atau akibat penuaan (degeneratif).
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan
tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh. Walaupun
demikian memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi
kaum lansia.

G. Teori – teori proses menua


1. Teori biologi.
a. Teori genetic dan mutase
Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan  biokima yang diprogram oleh
molekul/ DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.
b. Pemakaian dan rusak
Kelebihan usaha dapat menimbulkan stress menyebabkan sel-sel tubuh lelah
(terpakai).
c. Auto immune theory
Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tertentu sehingga
jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.
d. Teori stress
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan  tubuh. Regenerasi
jaringan tubuh tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal,
kelebihan usaha dan stress yang menyebabkan sel-sel lelah terpakai.
e. Teori radikal bebas
Tidak stabilnya radikal bebas mengakibatkan oksidasi oksigen bahan organic
yang selanjutnya menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
f. Teori rantai silang
Sel-sel yang tua reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya
jaringan kolagen yang selanjutnya menyebabkan  kurang elastis, kekacauan dan
hilangnya fungsi.
g. Teori program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah sel setelah
sel-sel tersebut mati.
2. Teori kejiwaan sosial
a. Aktivitas atau kegiatan (activity theory)
Pada lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam
kegiatan social dan mempertahankan hubungan antara system social dan individu
agar stabil dari usia pertengahan hingga usia tua.
b. Kepribadian berlanjut
Merupakan gabungan teori di atas dimana perubahan yang terjadi pada seseroang
yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe kepribadian yang dimilikinya.
c. Teori pembebasan
Putusnya pergaulan atau hubungan dengan masyarakat dan kemunduran individu
dengan individu lainnya. Dengan bertambahnya usia, seorang secara berangsur-angsur
mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan
sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi social lanjut usia menurun, baik
secara kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda:
kehilangan peran, hambatan kontak social, berkurangnya komitmen.

H. Peran dan hubungan antar manusia bagi usia lanjut


1.Peran dan Hubungan Antar Manusia Yang Normal
Peran dan hubungan menggambarkan tanggung jawab individu dalam keluarga,
pekerjaan dan keadaan social. Secara alamiah peran itu sesuai dengan budaya namun
ada perbedaan dari setiap individu. Orang cenderung memperlihatkan identitas dan
menggambarkan kemampuan dalam berperan. Setiap orang mempunyai perannya
masing-masing misalnya; sebagai seorang laki-laki, wanita, suami, istri, orang
dewasa, remaja, orang tua, anak, saudara, pelajar, guru, dokter, perawat dan lain-lain.
Peran dilakukan orang selama hidupnya dan ia sering berusaha sesuai dengan peran
yang dimiliki.
2. Peran memberikan nilai dan status social bagi seseorang.
Setiap kelompok social mempelajari status, perilaku, symbol, dan hubungan yang
dapat diterima oleh setiap peran. Perilaku, symbol dan pola hubungan setiap orang
berbeda tergantung nilai dan norma social di mana individu itu berada.
3. Peran, Hubungan dan Usia
Perubahan peran dan hubungan disesuaikan dengan perkembangan usia baik laki-
laki maupun perempuan. Perubahan itu meliputi pengunduran diri, merasa kehilangan
misalnya perubahan posisi dalam rumah atau kehilangan orang penting lainnya seperti
suami atau istri yang meninggal. Semuanya ini dapat menimbulkan potensial trauma
bagi lanjut usia. Dalam kehidupan nyata banyak orang tua marah atau merasa
tersinggung karena kekuatan social mereka diberhentikan (pensiun)
Menurut American Society menggambarkan bahwa peran orang tua sudah tidak
berdaya, lemah atau lekas marah dan tidak bermanfaat (sia – sia). Beberapa orang tua
menerima peran ini  dan melakukan sebagai tindakan. Namun banyak orang yang
tidak puas menerima stereotype ini dan secara kontinyu mengembangkan peran dan
hubungan sampai usia 80 – 90 tahun.
I. Pengkajian Peran dan Hubungan Antar Manusia
a. Kaji status perkawinan individu (single, kawin, janda, cerai).
b. Kaji respon kehilangan individu seperti suami, istri atau orang penting lainnya
c. Apakah individu hidup sendiri atau dengan orang lain
d. Jika individu tersebut hidup dengan orang lain, siapakah mereka dan apa cara mereka
berhubungan? Apakah masih mempunyai struktur keluarga?
e. Bagaimana seseorang menggambarkan hubungan dalam keluarga
f. Kaji hubungan klien dengan teman karib.
g. Kaji hubungan kerja
h. Kaji perasaan klein yang sudah pension
i. Kaji apakah klien merasa bagian dari masyarakat atau lingkungan
J. Proses Keperawatan
Ada beberapa masalah yang muncul antara lain :
1. Disfungsi berkabung
2. Perubahan proses keluarga
3. Isolasi social/gangguan interaksi social
4. Gangguan komunikasi verbal.
ASUHAN KEPERAWATAN
REMATIK (OSTEOARTRITIS) PADA LANSIA

A.     Pengertian
Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses
inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001 : 1248). Reumatik dapat terjadi pada semua
jenjang umur dari kanak-kanak sampai usia lanjut. Namun resiko akan meningkat dengan
meningkatnya umur (Felson dalam Budi Darmojo, 1999).
Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang
manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit ini juga
melibatkan seluruh organ tubuh (Hidayat, 2006).
Osteoartritis atau rematik adalah penyakit sendi degeneratif dimana terjadi kerusakan
tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dnegan usia lanjut, terutama
pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban
Secara klinis osteoartritis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi dan
hambatangerak pada sendi-sendi tangan dan sendi besar. Seringkali berhubungan dengan
trauma maupun mikrotrauma yang berulang-ulang, obesitas, stress oleh beban tubuh dan
penyakit-penyakit sendi lainnya.
B.     Penyebab (etiologi)
Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor resiko
yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, antara lain;
1.      Usia lebih dari 40 tahun
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor penuaan adalah yang terkuat.
Akan tetapi perlu diingat bahwa osteoartritis bukan akibat penuaan saja. Perubahan tulang
rawan sendi pada penuaan berbeda dengan eprubahan pada osteoartritis.
2.      Jenis kelamin wanita lebih sering
Wanita lebih sering terkena osteosrtritis lutut dan sendi. Sedangkan laki-laki lebih sering
terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keseluruhan, dibawah 45
tahun, frekuensi psteoartritis kurang lebih sama antara pada laki-laki dan wanita, tetapi diats
usia 50 tahunh (setelah menopause) frekuensi osteoartritis lebih banyak pada wanita daripada
pria. Hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
3.      Suku bangsa
Nampak perbedaan prevalensi osteoartritis pada masingn-masing suku bangsa. Hal ini
mungkin berkaitan dnegan perbedaan pola hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainan
kongenital dan pertumbuhan tulang.
4.      Genetik
5.      Kegemukan dan penyakit metabolik
Berat badan yang berlebih, nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk timbulnya
osteoartritis, baik pada wanita maupun pria. Kegemukan ternyata tidak hanya berkaitan
dengan oateoartritis pada sendi yang menanggung beban berlebihan, tapi juga dnegan
osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula). Olehkarena itu disamping faktor
mekanis yang berperan (karena meningkatnya beban mekanis), diduga terdapat faktor lain
(metabolit) yang berpperan pada timbulnya kaitan tersebut.
6.      Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga
Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus berkaitan dengan
peningkatan resiko osteoartritis tertentu. Olahraga yang sering menimbulkan cedera sendi
yang berkaitan dengan resiko osteoartritis yang lebih tinggi.
7.      Kelainan pertumbuhan
Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha telah dikaitkan dengan timbulnya oateoartritis
paha pada usia muda.
8.      Kepadatan tulang
Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan resiko timbulnya osteoartritis. Hal
ini mungkin timbul karena tulang yang lebih padat (keras) tidak membantu mengurangi
benturan beban yang diterima oleh tulang rawan sendi. Akibatnya tulang rawan sendi
menjadi lebih mudah robek.
C.     Jenis Reumatik
Menurut Adelia, (2011) ada beberapa jenis reumatik yaitu:
a. Reumatik Sendi ( Artikuler )
Reumatik yang menyerang sendi dikenal dengan nama reumatik sendi (reumatik artikuler).
Penyakit ini ada beberapa macam yang paling sering ditemukan yaitu:
1) Artritis Reumatoid
Merupakan penyakit autoimun dengan proses peradangan menahun yang tersebar diseluruh
tubuh, mencakup keterlibatan sendi dan berbagai organ di luar persendian.Peradangan kronis
dipersendian menyebabkan kerusakan struktur sendi yang terkena.Peradangan sendi biasanya
mengenai beberapa persendian sekaligus.Peradangan terjadi akibat proses sinovitis (radang
selaput sendi) serta pembentukan pannus yang mengakibatkan kerusakan pada rawan sendi
dan tulang di sekitarnya, terutama di persendian tangan dan kaki yang sifatnya simetris
(terjadi pada kedua sisi).Penyebab Artritis Rematoid belum diketahui dengan pasti. Ada yang
mengatakan karena mikoplasma, virus, dan sebagainya. Namun semuanya belum terbukti.
Berbagai faktor termasuk kecenderungan genetik, bisa mempengaruhi reaksi
autoimun. Bahkan beberapa kasus Artritis Rematoid telah ditemukan berhubungan dengan
keadaan stres yang berat, seperti tiba-tiba kehilangan suami atau istri, kehilangan satu¬-
satunya anak yang disayangi, hancurnya perusahaan yang dimiliknya dan sebagainya.
Peradangan kronis membran sinovial mengalami pembesaran (Hipertrofi) dan menebal
sehingga terjadi hambatan aliran darah yang menyebabkan kematian (nekrosis) sel dan
respon peradanganpun berlanjut. Sinovial yang menebal kemudian dilapisi oleh jaringan
granular yang disebut panus. Panus dapat menyebar keseluruh sendi sehingga semakin
merangsang peradangan dan pembentukan jaringan parut. Proses ini secara perlahan akan
merusak sendi dan menimbulkan nyeri hebat serta deformitas (kelainan bentuk).
2) Osteoatritis
Adalah sekelompok penyakit yang tumpang tindih dengan penyebab yang belum diketahui,
namun mengakibatkan kelainan biologis, morfologis, dan keluaran klinis yang sama.Proses
penyakitnya berawal dari masalah rawan sendi (kartilago), dan akhirnya mengenai seluruh
persendian termasuk tulang subkondrial, ligamentum, kapsul dan jaringan sinovial, serta
jaringan ikat sekitar persendian (periartikular). Pada stadium lanjut, rawan sendi mengalami
kerusakan yang ditandai dengan adanya fibrilasi, fisur, dan ulserasi yang dalam pada
permukaan sendi. Etiologi penyakit ini tidak diketahui dengan pasti. Ada beberapa faktor
risiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, yaitu : Usia lebih dari 40 tahun, Jenis
kelamin wanita lebih sering, Suku bangsa, genetik, kegemukan dan penyakit metabolik,
cedera sendi, pekerjaan, dan olah raga, kelainan pertumbuhan, kepadatan tulang, dan lain-
lain.
3) Atritis Gout
Penyakit ini berhubungan dengan tingginya asam urat darah (hiperurisemia) . Reumatik gout
merupakan jenis penyakit yang pengobatannya mudah dan efektif. Namun bila diabaikan,
gout juga dapat menyebabkan kerusakan sendi. Penyakit ini timbul akibat kristal
monosodium urat di persendian meningkat. Timbunan kristal ini menimbulkan peradangan
jaringan yang memicu timbulnya reumatik gout akut. Pada penyakit gout primer, 99%
penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetic
dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan
meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya
pengeluaran asam urat dari tubuh. Penyakit gout sekunder disebabkan antara lain karena
meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengkonsumsi makanan dengan kadar
purin yang tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organic yang menyusun asam nukleat
(asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino, unsur pembentuk protein.
Produksi asam urat meningkat juga bisa karena penyakit darah (penyakit sumsum tulang,
polisitemia), obat-obatan (alkohol, obatobat kanker, vitamin B12). Penyebab lainnya adalah
obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar trigliserida yang tinggi. Pada
penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat kadar benda-benda
keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang meninggi. Benda-benda keton yang meninggi
akan menyebabkan asam urat juga ikut meninggi.

b. Reumatik Jaringan Lunak (Non-Artikuler)


Merupakan golongan penyakit reumatik yang mengenai jaringan lunak di luar sendi (soft
tissue rheumatism) sehingga disebut juga reumatik luar sendi (ekstra artikuler rheumatism).
Jenis – jenis reumatik yang sering ditemukan yaitu:
1) Fibrosis
Merupakan peradangan di jaringan ikat terutama di batang tubuh dan anggota gerak. Fibrosis
lebih sering ditemukan oleh perempuan usia lanjut, penyebabnya adalah faktor kejiwaan.

2) Tendonitis dan tenosivitis


Tendonitis adalah peradangan pada tendon yang menimbulkan nyeri lokal di tempat
perlekatannya. Tenosivitis adalah peradangan pada sarung pembungkus tendon.
3) Entesopati
Adalah tempat di mana tendon dan ligamen melekat pada tulang. Entesis ini dapat mengalami
peradangan yang disebut entesopati. Kejadian ini bisa timbul akibat menggunakan lengannya
secara berlebihan, degenerasi, atau radang sendi.
4) Bursitis
Adalah peradangan bursa yang terjadi di tempat perlekatan tendon atau otot ke tulang.
Peradangan bursa juga bisa disebabkan oleh reumatik gout dan pseudogout.

5) Back Pain
Penyebabnya belum diketahui, tetapi berhubungan dengan proses degenerarif diskus
intervertebralis, bertambahnya usia dan pekerjaan fisik yang berat, atau sikap postur tubuh
yang salah sewaktu berjalan, berdiri maupun duduk. Penyebab lainnya bisa akibat proses
peradangan sendi, tumor, kelainan metabolik dan fraktur.
6) Nyeri pinggang
Kelainan ini merupakan keluhan umum karena semua orang pernah mengalaminya. Nyeri
terdapat kedaerah pinggang kebawah (lumbosakral dan sakroiliaka) Yng dapat menjalar ke
tungkai dan kaki.
7) Frozen shoulder syndrome
Ditandai dengan nyeri dan ngilu pada daerah persendian di pangkal lengan atas yang bisa
menjalar ke lengan atas bagian depan, lengan bawah dan belikat, terutama bila lengan
diangkat keatas atau digerakkan kesamping. Akibat pergerakan sendi bahu menjadi terbatas.
D.    Manifestasi klinik
Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang terkena, etrutama
waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan. Mula-mula terasa kaku, kemudian
timbul rasa nyeri yang berkurang dnegan istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi,
kaku pagi, krepitasi, pembesaran sendi dn perubahan gaya jalan. Lebih lanjut lagi terdapat
pembesaran sendi dan krepitasi.
Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak emnonjol dan timbul belakangan, mungkin
dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang
merata dan warna kemerahan, antara lain;
1.      Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan
sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang-kadang menimbulkan
rasa nyeri yang lebih dibandingkan gerakan yang lain.
2.      Hambatan gerakan sendi
Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan sejalan dengan
bertambahnya rasa nyeri.
3.      Kaku pagi
Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah immobilisasi, seperti duduk dari kursi,
atau setelah bangun dari tidur.
4.      Krepitasi
Rasa gemeretak (kadqang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit.
5.      Pembesaran sendi (deformitas)
Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lutut atau tangan yang paling
sering) secara perlahan-lahan membesar.
6.      Perubahan gaya berjalan
Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut atau panggul berkembang
menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan fungsi sendi yang lain merupakan
ancaman yang besar untuk kemandirian pasien yang umumnya tua (lansia).
E.     Patofisioligi
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti vaskular,
eksudat febrin dan infiltrasi selular.  Peradangan yang berkelanjutan, sinovial menjadi
menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi.  Pada persendian ini granulasi
membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago.  Pannus masuk ke tulang sub
chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi
kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi.  Bila
kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena
jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis).  Kerusakan kartilago dan tulang
menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi
dari persendian.  Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.
Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa adanya
serangan dan tidak adanya serangan.  Sementara ada orang yang sembuh dari serangan
pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi.  Yang lain. terutama yang mempunyai faktor
rhematoid (seropositif gangguan rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.

F.     Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes serologi
  Sedimentasi eritrosit meningkat
  Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis
  Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2. Pemerikasaan radiologi
           Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi
           Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan ankilosis
3. Aspirasi sendi
Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan dari sendi dikultur dan
bisa diperiksa secara makroskopik.
G.    Penatalaksanaan/ perawatan Osteoartritis, antara lain;
1.      Medikamentosa
Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat simtomatik. Obat
antiinflamasi nonsteroid (OAINS) bekerja hanya sebagai analgesik dan mengurangi
peradangan, tidak mampu menghentikan proses patologis
2.      Istirahatkan sendi yang sakit, dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit.
3.      Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri
4.      Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cedera
5.      Dukungan psikososial
6.      Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan yang tepat
7.      Diet untuk emnurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya keluhan
8.      Diet rendah purin:
Tujuan pemberian diet ini adalah untuk mengurangi pembentukan asam urat dan menurunkan
berat badan, bila terlalu gemuk dan mempertahankannya dalam batas normal. Bahan
makanan yang boleh dan yang tidak boleh diberikan pada penderita osteoartritis:
Golongan bahan Makanan yang boleh diberikan Makanan yang tidak boleh
makanan diberikan
Karbohidrat Semua --
Protein hewani Daging atau ayam, ikan tongkol, Sardin, kerang, jantung, hati,
bandeng 50 gr/hari, telur, susu, usus, limpa, paru-paru, otak,
keju ekstrak daging/ kaldu, bebek,
angsa, burung.
Protein nabati Kacang-kacangan kering 25 gr --
atau tahu, tempe, oncom

Lemak Minyak dalam jumlah terbatas. --

Sayuran Semua sayuran sekehendak Asparagus, kacang polong,


kecuali: asparagus, kacang kacang buncis, kembang kol,
polong, kacang buncis, kembang bayam, jamur maksimum 50 gr
kol, bayam, jamur maksimum 50 sehari
gr sehari
Buah-buahan Semua macam buah --

Minuman Teh, kopi, minuman yang Alkohol


mengandung soda
Bumbu, dll Semua macam bumbu Ragi

H.        Proses Keperawatan
Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
         Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.
         Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien mengetahui dan
merasakan adanya perubahan pada sendi.

2. Pemeriksaan Fisik
         Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati warna kulit,
ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
         Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial
o    Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
o    Catat bila ada krepitasi
o    Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
o    Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
  Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang
  Ukur kekuatan otot
  Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
  Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari
3. Riwayat Psiko Sosial
Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi apalagi pada
pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karean ia merasakan adanya kelemahan-
kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat
melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya aspek body image dan harga diri
klien.
Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan tanda dan gejala yang dialami oleh pasien dengan artritis ditambah dengan
adanya data dari pemeriksaan diagnostik, maka diagnosa keperawatan yang sering muncul
yaitu:
Tabel Analisa Data
No Symptom Etiologi Problem
1 Keluhan nyeri, Distensi jaringan akibat Nyeri Akut
ketidaknyamanan, akumulasi cairan/proses
kelelahan, berfokus pada inflamasi, destruksi sendi
diri sendiri, Perilaku
distraksi/ respons
autonomic
2 Distensi jaringan akibat deformitas skeletal, Gangguan mobilitas fisik
akumulasi cairan/proses nyeri, penurunan kekuatan otot berhubungan dengan.
inflamasi, destruksi sendi
3 Perubahan fungsi dari deformitas skeletal, Gangguan Citra Tubuh
bagian-bagian yang sakit. nyeri, penurunan kekuatan otot
4 Ketidakmampuan untuk kerusakan musculoskeletal, Defisit perawatan diri
mengatur kegiatan penurunan kekuatan, daya
sehari-hari. tahan, nyeri pada waktu
bergerak, depresi

 
FORMAT PENGKAJIAN

Nama                           : Riza Desima
NIM                            : 201120461011069
Tanggal Pengkajian     : Selasa, 18 Desember 2012

A.     RIWAYAT KLIEN / DATA BIOGRAFIS


Nama                           : Ny.M
Alamat                         : Arjowinangun RT 03/ RW 03, Malang
Telp                             : -
TTL                             : 65 Tahun
Jenis Kelamin              : Perempuan
Suku                            : Jawa
Agama                                     : Islam
Status Perkawinan       : Janda
Pendidikan                  : SD
Orang Yang Paling Dekat Dihuungi    : Anak

B.     RIWAYAT KELUARGA
Genogram :

                                          
Keterangan:
            : Perempuan                            : Tinggal serumah
  

            : Laki-laki                                :
Penderita

               : meninggal                              : Menikah


C.     RIWAYAT  PEKERJAAN
1.      Status Pekerjaan saat Ini         :  tidak bekerja
2.      Pekerjaan Sebelumnya            : tidak bekerja (IRT)
3.      Sumber – sumber                     : Anak Dari Ny.M bekerja swasta sehingga kebutuhan
sehari-harinya di dapatkan dari anak-anaknya.
4.      Pendapatan dan Kecukupan
      Terhadap sumber – sumber     : Pendapatan sekitar Rp. 500.000/bulan
      Ny T mengatakan pendapatan untuk kebutuhan sehari-hari sudah cukup.

D.    RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP  


1.      Tipe Tempat Tinggal         : Rumah Gedung/tembok
2.      Jumlah Kamar                   : 4 Buah Kamar
3.      Jumlah Orang Yang Tinggal Di rumah      : 3 Orang (Ny.M dan 2 anaknya)
4.      Derajat Privasi                   : -

E.     RIWAYAT REKREASI
1.      Hobi /Minat                      : masak
2.      Keanggotaan Organisasi    : Ny.M tidak mengikuti organisasi apapun di lingkungannya.
3.      Liburan /Perjalanan          : Jarang, karena kesulitan biaya.

F.     SUMBER /SISTEM PENDUKUNG YANG DIGUNAKAN


1.   Dokter              : -
2.   Rumah Sakit     : -
3.   Klinik                : -
4.   Pelayanan Kesehatan Di Rumah           : Puskesmas Arjowinangun, Posyandu Lansia
5.   Makanan yang Dihantarkan      : -

G.    DESKRIPSI HARI KHUSUS


Kebiasaan Waktu Tidur    : Pukul 21 . 00 – 04.00 WIB (Malam)
                                            Pukul 14.00 – 16.00 WIB (Siang)
H.   STATUS KESEHATAN SAAT INI
1.   Keluhan Kesehatan Utama       : Ny.M Terasa Linu – linu pada area lutut
2.   Status Kesehatan Umum selama 1 tahun: Sering linu-linu di kaki
3.   Status kesehatan umum Selama 5 tahun yang lalu        : tidak ada.
4.   Pengetahuan /pemahaman dan penatalaksanaan masalah Kesehatan  :
Ny.M  mengatakan tidak mengerti penyebab dari linu-linu di kakinya. Yang Ny.M ketahui
penyebabnya karena faktor usianya, tindakan yang sudah di lakukan Ny.M untuk mengurangi
linu – linu adalah meminum obat yang di berikan oleh puskesmas, Ny.M tidak tau lagi cara
untuk mengurangi sakit linu – linunya. Akibat dari linu-linunya Ny.M sudah jarang untuk
jalan pagi (olah raga).

I.       OBAT – OBATAN
1.      Nama               : Vit. B1, Na-Diklofenac, CTM
2.      Bagaimana/ kapan menggunakannya  :
Vit. B1 diminum pagi dan sore hari satu jam setelah makan
Na-Diklofenac diminum pagi dan sore hari satu jam setelah makan
CTM diminum malam hari satu jam setelah makan.

J.       ALERGI ( Catat agen reaksi spesifik )


1.      Obat – obatan                   : -
2.      Makanan                            : -
3.      Kontak Substansi              : -
4.      Faktor Lingkungan            : -

K.     LINGKUNGAN ( Ingat kembali diet 24 jam, termasuk cairan )


1.      Diet Khusus Pembatasan : -
Riwayat peningkatan Atau penurunan BB : -
Pola konsusmsi Makanan ( Sendiri /dgn Orang lain ) : Sendiridengan frekuensi 3X perhari.
2.      Masalah yang memengaruhi Masukan makanan ( Mis ; Pendapatan tdk adekuat, Kurang
transportasi, masalah, Menelan atau mengunyah, Stress emosioanal ) : tidak ada.

L.      STATUS KESEHATAN MASA LALU


1.   Penyakit masa anak – anak     : -
2.   Penyakit serius /Kronik          : -
3.   Trauma                                    :
4.   Perawatan di Rumah sakit       : -
5.   Operasi                                    : -

M.   TINJAUAN SISTEM
1.      Keadaan Umum                     : Baik
2.      Tingkat Kesadaran                 : Compos Metis
3.      Skala koma Glasgow              : 456
4.      Tanda – tandaVital                :
Tekanan Darah                      : 120 / 80 mmHg
Nadi                                       : 80x/menit
      Pernapasan                             :  20X/menit   
1.       Integumen :
1)    Lesi /Luka                         : □ Ya                Tidak
2)    Pruritus                              : □ Ya              Tidak
3)    Perubahan Pigmentasi       : □ Ya                          Tidak
4)    Perubahan Tektur              :     Ya (keriput)           □ Tidak
5)    Sering Memar                    : □ Ya                             Tidak
6)    Perubahan Rambut            :     Ya (uban)              □ Tidak
7)    Pemajanan Lama               : □ Ya                             Tidak
     Terhadap matahari           
2.      Hemopoetik  :
Perdarahan  / memar Abnormal        : □ Ya                Tidak
1)    Pembengkakan kelenjar     Limfa   : □ Ya                Tidak
2)    Anemia                                          : □ Ya                Tidak
3.      Kepala
1)    Sakit Kepala                    : □ Ya                 Tidak
2)    Trauma masa lalu                         : □ Ya                  Tidak
3)    Pusing                              : □  Ya                             Tidak
4)    Gatal pada kulit kepala    : □ Ya                  Tidak
4.      Mata
1)       Perubahan Penglihatan   :    Ya                          □   Tidak
2)       Kaca mata /Lensa kontak : □ Ya                             Tidak
3)       Nyeri                              : □ Ya                              Tidak
4)       Air mata Berlebihan       : □ Ya                              Tidak
5)       Pruritus                           :    Ya                           □  Tidak
6)       Bengkak sekitar mata     : □ Ya                              Tidak
7)       Kabur                             :    Ya                           □  Tidak
8)       Fotofobia                        : □ Ya                              Tidak
9)       Riwayat Infeksi              :    Ya                           □ Tidak
10)   Konjungtiva                   : □ Anemis                      Tidak anemis
11)   Sklera                              □ Ya                              Tidak           
5.      Telinga
1)       Perubahan Pendengaran :    Ya               □  Tidak
2)       Tinitus                            : □ Ya                  Tidak
3)       Vertigo                           :    Ya               □  Tidak
4)       Riwayat Infeksi              : □ Ya                  Tidak
6.      Hidung dan Sinus
1)          Rinorea                           : □ Ya                Tidak
2)          Epistaksis                       : □ Ya                Tidak
3)          Obstrusksi                      : □ Ya                Tidak
4)          Nyeri pada sinus                         : □ Ya                Tidak
5)          Riwayat Infeksi              : □ Ya                Tidak
7.      Mulut dan Tenggorok
1)         Sakit tenggorok               : □ Ya                Tidak
2)         Lesi / ulkus                    : □ Ya                Tidak
3)         Kesulitan menelan          : □ Ya                Tidak
4)         Perdarahan gusi              : □ Ya                Tidak
5)         Karies                             : □ Ya                Tidak
6)         Riwayat Infeksi               : □ Ya                Tidak
7)         Pola menggosok gigi       : □ Ya                Tidak
8.      Leher
1)    Kekakuan                          : □ Ya                Tidak
2)    Nyeri / nyeri tekan                        : □ Ya               Tidak
3)    Benjolan / Massa              : □ Ya                Tidak
4)    Keterbatasa gerak             : □ Ya               Tidak

9.      Pernapasan
1)    Batuk                                  : □ Ya                           Tidak
2)    Sesak napas                       : □ Ya                           Tidak
3)    Hemoptisis                         : □ Ya                           Tidak
4)    Sputum                               : □ Ya                           Tidak
5)    Asma / Alergi Pernapasan : □ Ya                           Tidak
6)    Suara Napas                      :     Vesikuler  □Bronkial   □Bronko vesikuler
7)   Suara nafas tambahan        :  □ ronkhi       □wheezing
10.   Kardiovaskuler
1)    Nyeri dada            : □ Ya                Tidak
2)    Palpitasi                : □ Ya                 Tidak
3)    Sesak napas           : □ Ya                Tidak
11.     Gastrointestinal
1)    Nyeri Ulu Hati                   : □ Ya             Tidak
2)    Mual /muntah                   : □ Ya                          Tidak
3)    Hematemesis                     : □ Ya              Tidak
4)    Perubahan nafsu makan    :    Ya               □  Tidak
5)    Benjoan /massa                : □ Ya              Tidak
6)    Diare                                 : □ Ya              Tidak
7)    Konstipasi                                     : □ Ya              Tidak
8)    Melena                               : □ Ya              Tidak
9)    Hemoroid                          : □ Ya              Tidak
10)            Perdarahan Rektum     : □ Ya              Tidak
11)            Pola defekasi biasanya :    Ya             □  Tidak

12.      Perkemihan
1)      Frekuensi                         : 3 – 4x/hari
2)       Menetes              :□ Ya               Tidak
3)       Hematuria            :           □ Ya                Tidak
4)       Poliuria                :□ Ya               Tidak
5)       Nokturia              :□ Ya               Tidak
6)       Inkontinensia       :□ Ya               Tidak
7)       Nyeri Saat berkemih        : □ Ya              Tidak
8)       Batu Infeksi         :           □ Ya                Tidak
13.  Muskuluskeletal
1)       Nyeri Persendian             :    Ya (lutut kaki)        □Tidak
2)       Kekakuan                        :    Ya                           □Tidak
3)       Pembengkakan Sendi       : □ Ya                            Tidak
4)       Kram                                :    Ya                           □Tidak
5)       Kelemahan Otot              : □ Ya                            Tidak
6)       Masalah cara berjalan      : □ Ya                             Tidak
14.   Sistem Syaraf Pusat
1)       Sakit Kepala                    : □ Ya             Tidak
2)       Paralysis                           : □ Ya              Tidak
3)       Paresis                              : □ Ya              Tidak
4)       Masalah koordinasi          : □ Ya             Tidak
5)       Tic/Tremor/spasme        : □ Ya             Tidak
6)       Parastesia                        : □ Ya              Tidak
7)       Masalah memori               : □ Ya              Tidak
15.  Sisten Endokrin
   Goiter        : □ Ya              Tidak
   Polifagia    : □ Ya              Tidak
   Polidipsi    : □ Ya              Tidak
   Poliuri        : □ Ya              Tidak

N.   STATUS FUNGSIONAL
Indeks Barthel (Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari)     :

Aktifitas Score

Makan
0 = Bantuan penuh
    5   
5 = Bantuan untuk memotong, mengoles mentega, modifikasi diet 
10 = independent

Mandi
0 = Menbutuhkan bantuan 5
5 = independent (menggunakan shower)

Berdandan
0 = Perlu bantuan 5
5 = independent berbedak/menyisir/gosok gigi/mencukur

Memasang Baju
0 = Dengan bantuan
10
5 = Dengan bantuan 50% 
10 = independent (mengancing baju, restleting)

Buang Hajat (buang air besar)


0 = incontinensia Alvy (menggunakan barium enema)
10
5 = Kadang tidak tertahan
10 = Dapat mengontrol

Buang Air Kecil


0 = Menggunakan kateter
10
5 = Kadang ngompol
10 = Bisa mengontrol

Ke Tolet
0 = Butuh Bantuan Penuh
10
5 = Butuh Bantuan 50%
10 = independent (menghidupkan, dressing, wiping)

Berpindah  dari kursi roda ke tempat tidur 15


0 = Bantuan penuh
5 = Saat berpindah membutuhkan 2 orang untuk membantu
10 = Bantuan minimal 1 orang
15 = independent

Berjalan di jalan yang datar


0 = immobilisasi 
5 = Selalu menggunakan kursi roda 10
10 = Berjalan dengan bantuan 1 orang 
15 = independent (but may use any aid; for example, stick) > 50 yards

Berjalan di tangga
0 = Bantuan penuh
5
5 = Dengan bantuan (verbal, physical, carrying aid)
10 = independent

TOTAL  (0 - 100) 85
Ket Penilaian :  0 – 20 : Ketergantungan penuh
                            21 – 61 : Ketergantungan berat/sangat tergantung
                            62 – 90 : Ketergantungan moderat
                           91 – 99 : Ketergantungan ringan
                           100 : Mandiri

 Dari hasil penilaian Indeks Barthel yaitu menilai tentang Tingkat kemandirian dalam


kehidupan sehari-hari, di dapatkan hasil 85 itu artinya Ny.M memiliki tingkat ketergantungan
moderat.

O.    STATUS KOGNITIF / AFEKTIF


1.       Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ )
Tanggal                  : Senin, 17 Desember 2012
Nama Paasien        : Ny.M
Jenis Kelamin        : Perempuan
Pendidikan            : SD
Suku                      : Jawa
      Pertanyaan             :
Benar Salah Nomor Pertanyaan Jawaban
√ 1 Tanggal berapa hari ini ? 18 Desember 2012
√ 2 Hari apa sekarang ? Selasa
√ 3 Apa nama tempat ini ? Rumah
√ 4 Dimana alamat anda ? Arjowinangun
√ 5 Berapa umur anda ? 65 tahun
√ 6 Kapan anda lahir ? 1947
√ 7 Siapa presiden Indonesia ? SBY
√ 8 Siapa presiden Indonesia Tidak tau
sebelumnya ?
√ 9 Siapa nama ibu anda ? Kamsiyah
√ 10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap 17, 14, 11, 8, 5,
pengurangan 3 dari setiap
angka baru, secara menurun
JUMLAH          Benar : 9
                            Salah : 1
Interpretasi :
Salah 0 – 3      : Fungsi intelektual utuh
Salah 4 – 5      : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6 – 8      : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9 – 10    : Fungsi intelektual kerusakan berat

Dari hasil Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ ) di dapatkan hasil 9 benar dan
1 salah ini menunjukkan bahwah fungsi intelektual Ny.m masih Utuh.

2.    MMSE (Mini Mental Status Exam)


No Aspek Nilai Nilai Kriteria
Kognitif maksimal Klien
1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar :
Tahun       : 2012 (Benar)
Musim      : hujan (Benar)
Tanggal    : 18 (Benar)
Hari          : selasa (Benar)
Bulan        : desember  (Benar)
2 Orientasi 5 5 Dimana sekarang kita berada ?
Negara : Indonesia (Benar)
Propinsi : jawa (Benar)
Kabupaten/kota : malang (Benar)
Panti :-
Wisma:-
3 Registrasi 3 2 Sebutkan 3 nama obyek (misal :
kursi, meja, kertas), kemudia
ditanyakan kepada klien, menjawab :
kursi
meja
kertas
4 Perhatian 5 2 Meminta klien berhitung mulai dari
dan 100 kemudia kurangi 7 sampai 5
kalkulasi tingkat.
Jawaban :
1. 93
2. 86
3. 79
4. 72
5. 65
5 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga
obyek pada poin ke- 2 (tiap poin nilai
1) 
6 Bahasa 9 7 Menanyakan pada klien tentang
benda (sambil menunjukan benda
tersebut).
Minta klien untuk mengulangi kata
berkut :
“ tidak ada, dan, jika, atau tetapi )
Klien menjawab :tidak ada, jika dan
tetapi.
Minta klien untuk mengikuti perintah
berikut yang terdiri 3 langkah.
1. Ambil kertas ditangan anda
2. lipat dua
3. dan taruh dilantai
Perintahkan pada klien untuk hal
berikut (bila aktifitas sesuai perintah
nilai satu poin.
“tutup mata anda”
Perintahkan kepada klien untuk
menulis kalimat dan menyalin
gambar.

Total nilai 30 24
Interpretasi hasil :
24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif
18 – 23 : gangguan kognitif sedang
0 -  17   : gangguan kognitif berat
P.     STATUS FUNGSI SOSIAL
APGAR Keluarga      :          
Saya puas bisa kembali pada keluarga (teman) saya Selalu  : 2
untuk membantu pada waktu sesuatu menyusahkan Kadang – kadang : 1
saya (adaptasi) Tidak Pernah : 0
Saya puas dengan  cara keluarga ( teman ) saya Selalu  : 2
membicarakan seuatu dan mengungkapkan Kadang – kadang : 1
masalah dengan saya ( hubungan ) Tidak Pernah : 0
Saya puas bahwa keluarga teman ( saya ) Selalu  : 2
menerima dan mendukung keinginan saya untuk Kadang – kadang : 1
melakukan aktivitas ( Pertumbuhan ) Tidak Pernah : 0
Saya puas dengan cara keluarga teman ( saya) Selalu  : 2
mengekspresikan afek dan berespons terhadap Kadang – kadang : 1
emosi saya, seperti marah, sedih, atau mencintai. Tidak Pernah : 0
( Afek ).

Saya puas dengan cara teman saya dan saya Selalu  : 2


menyediakan waktu bersama – sama. Kadang – kadang : 1
Tidak Pernah : 0
Nilai APGAR Keluarga : 8 yang berarti disfungsi keluarga minimal atau tidak ada
ANALISA DATA
DATA PROBLEM ETIOLOGI
DS : Gangguan aktivitasfisik Nyeri akut pada lutut kaki
-   Ny.M mengatakan “saya sering
merasa sakit pada kaki (lutut)”
-   Ny.M mengatakan  jika sakitnya
parah, susah berjalan.
-   Ny.M mengatakan “kalau ketika saya
berkerja tiba-tiba nyeri lutut, langsung
berhenti dulu duduk mba sampai
sakitnya hilang”
-   Ny.M mengatakan “ biasanya saya
Cuma minum obat yang di berikan di
puskesmas aja mas, dan sedikit di
pijat-pijat saya tidak tau cara lain
untuk mengurangi nyerinya”
DO :
-    Grimace (+), tampak memegang
lututnya yang sakit
-   Skala nyeri 3
DS : Inefektif menejemen Kurang pengetahuan
-   Ny.M mengatakan  “tidak tahu apa terapeutik tentang penyakit, diit dan
itu Osteoartritis atau penanganan.
rematik, sebab danpengaturannya”
-   Ny.M mengatakan “taunya saya
Cuma bawaan penyakit sudah tua”
-   Ny.M mengataka “saya
juga jaranguntuk olah raga apa lagi
jalan pagi”
-   Ny.M mengatakan “ saya sering
terasalinu-linu kalau habis memakai
air dingin untuk mandi tau yg lainnya”
DO :
- Grimace (+), tampak memegang
lututnya yang sakit
          Skala nyeri 3
          Terlihat pasien bingung ketika di
tanya tentang Osteoartritisatau
rematik.

PENENTUAN SKALA PRIORITAS

1.    Gangguan aktivitas fisik berhubungan dengan nyeri lutut kaki


No Prioritas Skor / bobot Pembenaran
1. Sifat Masalah Nyeri yang dirasakan harus diatasi
Skala: Aktual 2/3 x 1 = 2/3 karena sangat menggangu aktivitas dari
Ny.M saat ini
2. Kemungkinan Masalah Karena sudah menjadi kebiasaan dari
dapat diubah 1/2 x 2 = 1 Ny.M bila nyerinya timbul, selalu
Skala: Sebagian diabaikan sehingga kemungkinan
masalah dapat diubah sebagian.
3. Potensial masalah untuk di 2/3 x 1 = 2/3 Jika nyerinya tidak segera diatasi maka
cegah nyeri tersebut akan sangat menggangu
Skala: Cukup rasa nyaman dari Ny.M
4. Menonjolnya Masalah 2/2 x 1 = 1 Penanganan segera akan menentukan
Skala: Masalah berat, harus hasil serta tindakan keperawatan
segera ditangani selanjutnya.
Jumlah 3 1/3

2.      Inefektif menejemen terapeutik berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit,


diit dan penanganan.
No Prioritas Skor / bobot Pembenaran
1. Sifat Masalah Bila informasinya tidak segera disampaikan
Skala: Aktual 3/3 x 1 = 1 maka akan berpengaruh terhadap kesehatan
Ny.M kedepannya.
2. Kemungkinan Masalah Perubahan membutuhkan waktu yangtidak
dapat diubah 1/2 x 2 = 1 singkat
Skala: Sebagian
3. Potensial masalah Jika tidak segera diinformasikan kebiasaan
untuk di cegah 2/3 x 1 = 2/3 yang tidak sehat akan terus berlanjut dan
Skala: cukup akan  memengaruhi kualitas hidup dari Ny.M

4. Menonjolnya Masalah Krena terkait dengan masalah kesehatan


Skala: Masalah berat, 2/2 x 1 = 1 Ny.M maka pemberian informasi harus
harus segera ditangani segera disampaikan.
Jumlah 3 2/3
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Inefektif menejemen terapeutik berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit,
diit dan penanganan.
2.      Gangguan aktivitas fisik berhubungan dengan nyeri lutut kaki
INTERVENSI KEPERAWATAN
Tujuan
No. Diagnosa Kriteria Hasil
Umum Khusus
1. Inefektif Setelah 3x junjungan : Setelah kunjungan ke -   Menyebutkan pengertia
menejemen Ny.Mmengetahui tentang Osteoartritis atau 3 : Ny.M mampu: penyebab Osteoartritis a
terapeutik rematik, diit dan penanganannya -     memahami tentang rematik secara verbal
berhubungan Osteoartritis atau -   Menyebutkan beberapa
dengan kurang rematik jenis makanan yang di
pengetahuan -     mengetahui Penyebab anjurkan dan tidak boleh
tentang penyakit, dan gelaja dikonsumsi untuk
diit dan -     Mengetahui Osteoartritis atau
penanganan. diitOsteoartritis atau rematik(minimal 3 masi
rematik masing jenis) secara ver
-     Melakukan
penanganan

2 Gangguanaktivitas Setelah di lakukan perawatan/ kun- jungan Setelah kunjungan ke -     Melakukan aktifitas
fisikberhubungan sebanyak 3x, diharapkan Ny.M dpt tetap 3: sehari-hari tanpa kesulit
dengan melakukan aktifitas sehari-hari tanpa Ny.M mampu : (tindakan)
nyerilutut kaki kesulitan -     melakukan aktifitas -     Keluarga dapat
sehari-hari tanpa mempraktikkan tekhnik
kesulitan kompres hangat (tindaka
-     Memanagement
aktivitasnya ketika
kakinya tiba-tiba nyeri
Keluarga dapat:
-     memberikan bantuan
mobilisasi  efektif jika
diperlukan
-     memberikan support
kepada Ny S
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
No Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
1. Inefektif menejemen 1.      Mengkaji pengetahuan S : Ny.M mengatakan paham
terapeutik berhubungan Ny.M dengan Osteoartritis atau
dengan kurang 2.      Menjelaskan tentang rematik dan dapat
pengetahuan tentang Osteoartritis atau rematik menyebutkan mulai dr
penyakit, diit dan 3.      Menjelaskan tentang diit pengertian sampai diitnya
penanganan. Osteoartritis atau rematik O : Ny.M tampak menjawab
4.      Menjelaskan tentang Jenis pertanyaan petugasdan
– jenis makanan yang di antusias dalam pemberian
anjurkan dan tidak boleh pendidikan kesehatan.
dikonsumsi oleh penderita A : Masalah teratasi
Osteoartritis atau rematik P: -
2 Gangguanaktivitas 1.      MenJelaskan kepada S : Ny.M mengatakan mulai
fisikberhubungan dengan keluarga tentang penyebab bisa beraktivitas tanpa
nyerilutut kaki terjadinya nyeri kesulitan dan paham akan
kaki (Osteoartritisatau cara kompres hangat
rematik) O : Ny.M tampak
2.      Mengajarkan mengerjakan aktivitas
Ny.M  carakompres hangat sehari-hari
untuk mengurangi linu – A : Masalah teratasi sebagian
linunya P: berikan support kepada
3.      Mengajarkan cara senam Ny.M agar terus
tangan. melakukan anjuran
4.      Menganjurkan Ny.M petugas
untuk jalan atau olah
raga pagi setiap hari
5.      Mengobservasi
kemampuan Ny.M dan
anggota keluarga
setelah mendapat penjelasan
dariperawat
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai