SRI MAHWANTI
Sri Mahwanti
NIM H44100107
ABSTRAK
SRI MAHWANTI. Analisis Pendapatan dan Pola Pemasaran Usahatani Anggrek
Vanda douglas (Studi Kasus : Petani Anggota dan Non Anggota "Gapoktan
Bersaty~' Desa Rawakalong, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor).
Dibimbing oleh UJANG SEHABUDlN.
I
Kata kunci : anggrek Vanda douglas, pendapatan usahatani, RIC ratio, break event
point (BEP), saluran pemasaran, marjin pemasaran,jarmer 's share.
ABSTRACT
Keywords: Vanda douglas, farm income, the RIC ratio, break-even point (BEP),
channel marketing, marketing margins, farmer's share.
ANALISIS PENDAPATAN DAN POLA PEMASARAN USAHATANI
ANGGREK VANDA DOUGLAS
(Studi Kasus: Petani Anggota dan Non Anggota "Gapoktan Benatu" Desa
Rawakalong, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor)
SRI MAHWANTI
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Depattemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan
Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga kebaikan yang telah diberikan
mendapat balasan dari Allah SWT. Semoga penelitian ini dapat bennanfaat.
Sri Mahwanti
•
"'U'-f' •. ""'_
) .~ -. , ~.,
f"
Juciul Skripsi: Allalisis PClldapatan dan Pola Pemasaran Usahatani Anggrek Vanda
douglas (Stucli Kasus : Petani Anggota dan Non Anggota "Gapoktan
Bersatu" Desa Rawakalong, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten
Bogor)
Nama : Sri Mahwallti
NIM : H44100107
Disetujui oleh
Pembimbing
Nomor Halaman
I Perkembangan Produksi Tanaman Hortikultura Tahun 2011-2013 .............. I
2 Volume dan Nllai Ekspor Tanaman Hias Indonesia Tahun 2013 ................. I
3 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Anggrek di Jawa Barat
Periode 2010-2013 ........................................................................................ 2
4 Sentra Produksi Anggrek di Jawa Barat Tahun 2013 ................................... 3
5 OPT Tanaman Anggrek Vanda douglas dan Cara Pengendaliannya ............ II
6 Matriks Analisis Data .................................................................................... 20
7 Stratifikasi Petani Anggrek Vanda douglas Anggota dan Non Anggota
"Gapoktan Bersatu" Desa Rawakalong 2014 ............................................... 21
8 Struktur Biaya Usahatani Anggrek Vanda douglas Berdasarkan Skala
Vsaha .... ,........................................................................................................ 25
9 Karakteristik Usahatani Berdasarkan Skala Luas Lahan di Desa
Rawakalong, Tahun 2014 .............................................................................. 40
10 Karakteristik Usahatani Berdasarkan Jumlah Tanaman Anggrek Vanda
douglas di Desa Rawakalong, Tahun 20 14 ................................................... 41
II Karakteristik Usahatani Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan di Desa
Rawakalong, Tahun 2014 .............................................................................. 41
12 Karakteristik Petani Berdasarkan Kategori Usia ........................................... 43
13 Karakteristik Petani Berdasarkan Tingkat Pendidikan .................................. 43
14 Karakteristik Petani Berdasarkan Lama Pengalaman Bertani Anggrek di
Desa Rawakalong, Tahun 2014 ..................................................................... 44
15 Karakteristik Petani Berdasarkan Status Mata Pencaharian ......................... 44
16 Karakteristik Petani Berdasarkan Status dan Tanggungan Keluarga ............ 44
17 Sebaran Pedagang berdasarkan Kelompok Umur, Tingkat Pendidikan, dan
Pengalaman Berdagang Anggrek Vanda douglas Tahun 2014 ..................... 46
18 Komponen Biaya Tunai Produksi Anggrek Vanda douglas Anggota dan
Non Anggota "Gapoktan Bersatu" Tahun 2014 ............................................ 49
19 Komponen Biaya Tunai Usahatani Anggrek Vanda douglas Anggota dan
Non Anggota "Gapoktan Bersatu" Tahun 2014 ............................................ 51
20 Komposisi Biaya Total Usahatani Anggrek Vanda- douglas Anggota dan
Non Anggota "Gapoktan Bersatu" Tahun 2014 ............................................ 52
21 Perbandingan Komposisi Biaya per Unit Usahatani Anggrek Vanda-
doug/as Anggota dan Non Anggota "Gapoktan Bersatu" Tahun 2014 ........ 53
22 Komponen Penerimaan Tiap Petani Skala I Anggota "Gapoktan Bersatu"
Tahun 2014 .................................................................................................... 54
23 Komponen Penerimaan Tiap Petani Skala II Anggota "Gapoktan Bersatu"
Tahun 2014 .................................................................................................... 54
24 Komponen Penerimaan Tiap Petani Skala I Non Anggota "Gapoktan
Bersatu" Tahun 2014 ..................................................................................... 55
25 Komponen Penerimaan Tiap Petani Skala II Non Anggota "Gapoktan
Bersatu" Tahun 2014 ..................................................................................... 55
26 Rata-rata Pendapatan Usahatani Anggrek Vanda douglas Anggota dan
Non Anggota "Gapoktan Bersatu" Tahun 2014 ............................................ 56
27 Komponen Biaya Rata-rata Usahatani Anggrek Vanda douglas Anggota
dan Non Anggota "Gapoktan Bersatu" Tahun 2014 ..................................... 59
28 Analisis Break Even Point Produksi dan Harga Jual Anggrek Vanda
douglas Anggota dan Non Anggota "Gapoktan Bersatu" Tahun 2014 ......... 58
29 Marjin Pemasaran Anggrek Vanda douglas Anggota "Gapoktan Bersatu"
Tahun2014 .................................................................................................... 65
30 MJrjin Pemasaran Anggrek Vanda douglas Non Anggota "Gapoktan
Bersatu" Tahun 20 14 ..................................................................................... 67
31 Marjin Pemasaran dan Farmer 's Share pada Saluran Pemasaran Anggrek
Vanda douglas Anggota "Gapoktan Bersatu" Tahun 2014 ... ........................ 69
32 Marjin Pemasaran dan Farmer 's Share pada Saluran Pemasaran Anggrek
Vanda douglas Non Anggota "Gapoktan Bersatu" Tahun 2014 ................... 719
DAFTAR'Gi\MBAR-
Nomor Halaman
1 Diagram Alur Kerangka Pemikiran Operasional .......................................... 19
2 Komposisi Penduduk Desa Rawakalong Berdasarkan Skala Usia ............... 32
3 Sebaran Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan .................................... 32
4 Sebaran Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ...................................... 33
5 Struktur Organisasi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Bersatu ............ 35
6 Pola Saluran Pemasaran Anggrek Vanda douglas Anggota Gapoktan ......... 62
7 Pola Saluran Pemasaran Anggrek Vanda douglas Non Anggota Gapoktan. 64
DAFfAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
I Kuesioner Penelitian ..................................................................................... 79 •.
2 Peta Kecamatan Gunung Sindur ................................................................... 83
3 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Anggrek, 2011·2013 ..... 84
4 Data Produksi Usahatani Anggrek Vanda douglas Anggota Gapoktan
Bersatu Desa Rawakalong Tahun 2013·2014 ............................................... 86
5 Data Produksi Per Hektar Usahatani Anggrek Vanda douglas Anggota
Gapoktan Bersatu Desa Rawakalong Tahun 2013·2014 ............................... 87
6 Data Produksi Usahatani Anggrek Vanda douglas Non Anggota
"Gapoktan Bersatu" Desa Rawakalong Tahun 2013·2014 ........................... 88
7 Data Produksi Per Hektar Usahatani Anggrek Vanda douglas Anggota
"Gapoktan Bersatu" Desa Rawakalong Tahun 2013·2014 ........................... 89
8 Biaya Penyusutan Peralatan Usahatani Anggrek Vanda douglas Anggota
dan Non Anggota "Gapoktan Bersatu" ......................................................... 90
9 Nilai Biaya Penggunaan Lahan Usahatani Anggrek Vanda douglas
Anggota "Gapoktan Bersatu" ........................................................................ 91
10 Nilai Biaya Penggunaan Lahan Usahatani Anggrek Vanda douglas Non
Anggota "Gapoktan Bersatu" ........................................................................ 92
II Dokumentasi Penelitian ................................................................................ 93
!r
t, ..... J
I. PENDAHULUAN
Tabel2 Volume dan Nilai Ekspor Tanaman Hias Indonesia Tahun 2013
Komoditi Volume (Ton) (%) Nilai (US$) (%)
Anggrek 57.61 0.89 668956 3.56
Krisan 50.92 0.78 1031511 5.48
Mawar 43 .27 0.67 528027 2.81
Anyelir 0.00 0 0.00
Tanaman bias lain 6 341.24 97.66 16 584 580 88.15
Sumber: Badan Pusat Statistik (2013)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa anggrek merupakan
komoditas tanaman bias yang memiliki volume ekspor tertinggi pada tahun 2013
yaitu sebesar 57.61 ton. Selera konsumen terbadap mutu bunga potong anggrek
terus berkembang. Anggrek yang memiliki wama, ukuran, jumlah kuntum,
2
tingkat kesegaran dan daya tahan bunga yang tinggi lebih diminati konsumen.
Permintaan terhadap anggrek cenderung meningkat pada saat mendekati
perayaan-perayaan seperti: imlek, natal, tahun barn, dan iedlll fitri. Pemilihan
wama bunga anggrek yang dikonsumsi masyarakat banyak dipengaruhi oleh
maksud penggur!aannya. Pada hari Natal wama bunga yang disukai didominasi
oleh wama putih, pada hari imlek disukai wama merah, merah muda dan ungll,
sedangkan untuk menyatakan belasllngkawa umumnya digunakan wama kllning
dan ungu.
Kebutuhan akan anggrek menimblllkan permintaan yang menggerakkan
sentra produksi anggrek di berbagai daerah. Menurut Badan Pusat Statistik
(2014), terdapat tiga penyumbang produksi anggrek terbesar'-di Indonesia yaitu
propinsi Jawa Barat, Banten, dan Jawa Timur. Produksi anggrek dari propinsi
lawa Barat merupakan produksi tertinggi pada tahun 2012 di susul oleh propinsi
Banten dan Jawa Timur. Produksi anggrek propinsi lawa Barat pada tahun 2012
yaitu sebanyak 7 626 316 tangkai, Banten 5 628 179 tangkai, dan Jawa Timur
sebanyak 2 483 618 tangkai. Pada tahun 2013 produksi anggrek di Jawa Barat
mengalami penurunan menjadi 5 266 148 tangkai, sedangkan produksi anggrek
di Banten mengalami peningkatan produksi menjadi 6 406 732 tangkai. Luas
Panen, Produksi, dan Produktivitas Anggrek di Indonesia pada Tahun 20 \ 0-20\3
dapat dilihat pada Lampiran 1.
lumlah produksi dan produktivitas anggrek di lawa Barat terus mengalami
fluktuasi setiap tahunnya. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman
Anggrek di Jawa Barat Periode 2010-2013 dapat dilihat pada Tabel 3.
2013 sebesar 32.25% dari tabun sebelumnya dengan produktivitas sebanyak 6.53
tangkai/m2•
Sentra buelidaya anggrek propinsi Jawa Barat terdapat di Kabupaten Bogor.
Budidaya anggrek Kabupaten Bogor terdapat eli beberapa titik kecamatan, salah
satunya adalah Kecamatan Gunung Sindur. Budidaya anggrek di Gunung Sindur
terdapat di dua desa, yaitu Desa Rawakalong dan Desa Cibinong. Jenis anggrek
yang paling banyak dibudidayakan adalah anggrek tanah varietas Vanda douglas
yang lokasi pembudidayaannya di sentrakan di Desa Rawakalong. Sentra
Produksi Anggrek di Jawa Barat Tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 4.
kondisi lingkungan di Desa Rawakalong menu rut beberapa petani lebih cocok
untuk anggrek varietas Vanda douglas daripada jenis lain, beberapa petani
pernah mencoba varietas lain dan hasil produksinya lebih rendah. Saat ini
usahatani anggrek Vanda douglas diusahakan oleh dua kelompok fiini yaitu
Poktan Sugih Mukti dan Poktan Tani Maju yang tergabung dalam gabungan
kelompok tani (Gapoktan) Bersatu.
Gapoktan Bersatu merupakan kumpulan kelompok-kelompok tani yang
berada di Desa Rawakalong yang terdiri dari empat kelompok tani yaitu
kelompok tani "Sugih Mukti", kelompok tani "Tani Maju", kelompok tani
"Subur Makmur" dan Kelompok Wan ita Tani (KWT) "Kartini". Gapoktan
B.ersatu terletak di Kampung Pakis Rt 0 I Rw 03 Desa Ra'wakalong, Kecamatall
.~ .
Gunung Sindur, Kabupaten Bogor. Gapoktan diharapkan berperan untuk
meningkatkan kemandirian petani anggrek Vanda douglas melalui fungsi-fungsi
pemenuhan permodalan pertanian, pemenuhan sarana produksi, pemasaran
produk pertanian, dan menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan petani.
Gapoktan juga diharapkan mampu meningkatkan posisi tawar petani dalam
saluran pemasaran usahatani anggrek Vanda douglas serta meningkatkan
pendapatan petani anggrek Vanda douglas di Desa Rawakalong. Berdasarkan
uraian diatas, perlu adanya anal isis terhadap usaha yang dilakukan, oleh karena
itu penulis tertarik untuk menganalisis pendapatan dan pola pemasaran usahatani
bunga-potong anggrek Vanda douglas di Desa Rawakalong, Kecamatan Gunung
Sindur, Kabupaten Bogor.
terjadi perbedaan harga jual di tingkat petani dengan harga beli pada konsumen
akhir yang cukup besar. Terbentuknya Gapoktan Bersatu diharapkan dapat
meningkatkan posisi tawar petani dalam saluran pemasaran usahatani anggrek
Vanda douglas. serta meningkatkan pendapatan petani, akan tetapi tidak semua
,
petani yang melakukan usahatani anggrek bergabung dalam gapoktan, sehingga
petani dalarn proses pemasaran hasil produksinya masih beragam. Sebagian
besar petani yang tidak bergabung dalam Gapoktan masih menjual hasil
•
produksinya kepada pedagang pengumpul, ada juga yang langsung menjualnya
ke pedagang besar maupun ke pedagang pengecer dan floris. Secara teori,
usahatani yang tergabung dalam Gapoktarl akan mendapatkan produksi dan
.
' ,. ~ ... pendapatan yang lebih baik dibandingkan usahatani non anggota, akan tetapi
kondisi yang terjadi pada usahatani anggrek Vanda douglas di Desa Rawakalong
adalah sebaliknya. Usahatani non anggota gapoktan terlihat lebih baik daripada
usahatani anggota Gapoktan, oleh karena itu permasalahan yang akan dikaji
dalarn penelitian ini adalah :
1. Bagaimana struktur biaya dan pendapatan usahatani anggrek Vanda
douglas petani anggota dan non anggota "Gapoktan Bersatu" berdasarkan
skala usaha di Desa Rawakalong, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten
Bogor?
2. Bagaimana pola pemasaran anggrek Vanda douglas petani anggota dan
non anggota "Gapoktan Bersatu" dari petani sampai konsumen akhir?
Kurang lebih 5 000 spesies diantaranya tersebar di Indonesia yang secara garis
besar terklasiflkasi atas 5 subfamili, 16 tribe (suku), dan 28 subtribe (Sutiyoso
2001).
Salah satu jenis anggrek yang dipuji karena keindahan dan kecantikan
bunganya yaitu Vanda. Kata "Vanda" berasal dari bahasa Sanskrit yang artinya
indah. Spesies anggrek Vanda pertamakali ditemukan oleh William Roxburgh
pada tahun 1975 dan diberi nama Vanda tesse/ata Roxb oleh Sir. W. Jones.
Vanda beserta kerabatnya merupakan anggrek tropis yang mudah turnbuh,
mudah perawatannya, mudah diperbanyak, dan indah bunganya. Genus Vanda
diperkirakan berjumlah 40 spesies tersebar di kawasan Asia tropis luas
(Darmono 2005). Prinsip budidaya anggrek tanah Vanda dari segi agroklirnat
berdasarkan Direktorat Budidaya dan Pasca Panen Florikultura (20 II) dalarn
"Buku Pintar Seri Anggrel?' yaitu berada pada ketinggian optimal 0-600 rn dpl,
pH optimal 4.8-5.2, suhu 27-35°C (siang) dan 21-27°C (mal am), serta
kelembaban udara 60-80 %.
Berdasarkan pola pertumbuhannya, tanaman anggrek dibedakan menjadi
dua tipe yaitu simpodial dan monopodia!. Anggrek tipe simpodial yaitu anggrek
yang tidak memiliki batang utama, bunga keluar dari ujung batang, dan akan
berbunga kembali pada pertumbuhan anakan atau tunas bam. Anggrek tipe
monopodial yaitu anggrek yang dicirikan oleh adanya titik tumbuh di ujung
batang. Pertumbuhannya lurus ke atas pada satu batang tanpa batas. Tangkai
bunga keluar dari sisi batang diantara dua ketiak dauD (Darmono 2003).
9
Budidaya anggrek tanah Vanda douglas dari segi agroklimat yaitu berada
pada ketinggian optimal 0-600 m dpl, pH optimal 4.8-5.2, suhu 27-35°C (siang)
dan 21-27"C (mal am), serta kelembaban udara 60-80%. Teknik budidaya
anggrek dimulai dengan tahap pengolahan lahan yaitu lahan dibersihkan dari
gulrna, semak, bongkahan kayu dan lainnya. Setelah lahan bersih kemudian
membuat saluran drainase supaya lahan tidak tergenang air dan beeek dengan
ukuran tinggi 30 em dan lebar 40 em dengan panjang sesuai ukuran lahan.
Selanjutnya membuat bedengan (bak tanam) dengan lebar bedengan 30-40 em,
panjang bedengan disesuaikan dengan panjang lahan dan jarak antar bedengan
±80 em. Setiap bedengan dibuat tiang penopang dari bambu gelondongan atau
paralon dengan jarak antar barisan penopang 20 em, tinggi tiang penopang 1.15-
2 m dan jarak antar tiang penopang satu barisan 1.5-2 m. Penopang penyangga
horizontal berukuran kecil dipasang secara horizontal menghubungkan tiang satu
dengan lainnya. Penopang dipasang dengan jarak 40-70 em dari perrnukaan
tanah.
Penyediaan bibit untuk perbanyakan tanaman dilakukan dengan eara
vegetatif yaitu stek dari indukan yang tingginya sudah meneapai 2 meter dengan
panjang stek 80-100 em. Tanaman yang telah di stek kemudian siap untuk
ditanam kembali. Penanaman dilakukan secara berbaris ganda sepanjang jalur
penanaman. Stek ditanam dengan posisi tegak dengan eara menggantung (tidak
10
menyentuh tanah) dengan jarak pangkal benih dari jarak permukaan tanah sekitar
10 em. Batang atau stek diikat satu persatu pada penopang dari bambu atau kayu
dengan jarak antar tanaman dalam hunian 5-7 em.
hasil penelitian yang penulis lakukan dengan hasil-hasil yang telah dilakukan
oleh orang lain yang menunjang dan memperkuat data yang diperoleh penulis.
Wiastri (2012) melakuakan Penelitian mengenai anal isis struktur biaya
budidaya anggrek Vanda doug/as pada tiga skala usaha di kelurahan POll.dok
Benda, Tangerang Selatan dilakukan oleh Wiastri (2012) bertujuan untuk
:
mengetahui biaya dan pendapatan serta mengkaj i kelayakan finansial
berdasarkan RIC rasio pada usahatani skala I, skala II, dan skala III. Wiastri
menyimpulkan bahwa berdasarkan analisis pendapatan atas biaya total dan biaya
tunai ketiga skala menunjukkan nilai pendapatan yang positif, hal ini berarti
ketiga skala memperoleh keuntungan. Berdasarkan analisis RIC rasio
pencrimalm-"ttJtaI' tethadap ' billya lbtal 'dirri'aSing-masing' skala diperoleh sebesar
1.31 untuk skala I, 1.45 untuk skala II, dan 1.02 untuk skala III. Berdasarkan
analisis RIC rasio penerimaan total terhadap biaya total di masing-masing skala
diperoleh sebesar 1.93 untuk skala I, 4.50 untuk skala II, dan 1.64 untuk skala III.
Skala usaha yang paling efisien adalah usaha II karena analisis pendapatan RIC
rasio atas biaya tunai maupun biaya total diperoleh paling tinggi. Berdasarkan
analisis pendapatan dan RIC rasio, maka dapat disimpulkan bahwa skala usaha
berpengaruh terhadap keuntungan atau pendapatan usahatani bunga-potong
anggrek Vanda doug/as. Skala usaha yang lebih tinggi akan menzhasilkan
pendapatan atau keuntungan yang lebih besar.
Sagala (2012) melakuakan penelitian tentang analisis efisiensi produksi
dan pendapatan usahatani bunga potong anggrek Vanda doug/as di kelurahan
Pondok Benda, Kota Tangerang Selatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi penerapan SOP budidaya bunga potong anggrek terestrial,
analisis faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi produksi dan analisis
pendapatan petani. Hasil analisis penelitian ini yaitu bahwa responden yang
• menerapkan SOP rata-rata sebanyak 67.08 persen, sedangkan responden yang
tidak menerapkan SOP rata-rata sebanyak 32.92 persen. Faktor yang
berpengaruh besar terbadap perubahan perubahan produksi usahatani anggrek
Vanda doug/as yaitu perubahan input produksi bibit. Hal ini ditunjukkan dengan
nilai elastisitas produksi terhadap bibit adalah 0.55. Hasil analisis efisiensi
menunjukkan bahwa untuk mencapai kondisi efisien secara ekonomi
14
penggunaan bibit harus ditambah sebanyak 150 814 tangkailhalmst, untuk pupuk
anorganik harus dikurangi sebanyak 15 526.41 mllhalmst dan untuk tenaga kerja
harus ditambah sebanyak 302.6 HKPlhaimst. Penerimaan petani responden
usahatani anggrek Vanda douglas di kelurahan Pondok Beilda adalah Rp 235
080 825.00 per ha per musim tanam. Total pendapatan atas biaya total adalah Rp
99 425 355.07 per ha per musim tanam. Nilai RIC rasio atas biaya total adalah
sebesar 1.73. Nilai tersebut berarti bahwa setiap satu rupiah biaya total yang
dikeluarkan untuk usahatani anggrek Vanda douglas akan memberikan
penerimaan sebesar Rp 1.73. Nilai RIC rasio ini tinggi dikarenakan harga juaJ
anggrek Vanda douglas yang cukup tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa
usahatani anggrek Vanda douglas layak untuk di kembangkan.
Penelitian mengenai usahatani dan pemasaran juga dilakukan oleh Dresthy
Aulia Estevan (2011) yaitu tentang anal isis usahatani dan pemasaran bunga
potong anggrek Dendrobium di Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor.
Tujuan penelitian yang dilakukan yaitu menganalisis usahatani dan menganalisis
sistem pemasaran, saluran pemasaran, struktur dan perilaku pasar serta sebaran
marjin pemasaran anggrek Dendrobium. Hasil analisis dari penelitian ini nilai
RIC ratio yang dihasilkan sebesar 1.11 pada petani skala I dan sebesar 1.91 pada
petani skala II dan disimpulkan bahwa skala usaha yang lebih tinggi akan
menghasilkan pendapatan atau keuntungan yang lebih besar. Struktur pasar yang
dihadapi petani anggrek Dendrobium adalah oligopsoni sedangkan struktur pasar
yang dihadapi pedagang pengumpul luar daerah adalah oligopoli. Perilaku pasar
diidentifikasi dengan mengamati kegiatan pemasaran dalam proses pembelian
dan penjualan, sistem penentuan harga, sistem pembayaran dan kerjasama antar
lembaga pemasaran. Saluran pemasaran yang terbentuk sebanyak enam saluran
dan altematif saluran pemasaran yang lebih efisien adalah saluran pemasaran
satu dengan nilai total marjin sebesar Rp 500.00 per tangkai, farmer's share
terbesar yaitu 77.27%, rasio keuntungan terhadap biaya sebesar 10.71 dan
serapan volume penjualan terbesar yaitu 83.90%.
Penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan pentingnya mengetahui
pendapatan dan efisiensi usahatani. Layak atau tidak layaknya suatu usahatani
dapat dilihat dari besarnya keuntungan usaha tersebut dan tingkat efisiensinya.
15
... Indonesia berkisar antara 200 m 2 hingga .25 ,ha. ~kala usaha dengan luas 200-1
2
000 m dimiliki oleh petani pemula maupun petani-petani kecil. Usaha budidaya
anggrek berskala sedang yaitu antara 1 000-5 000 m2 , dan usaha budidaya
anggrek dengan luasan lebih dari 5 000 m 2 umumnya diusahakan oleh pengusaha
besar.
Petani anggrek di daerah penelitian memiliki luas lahan dengan skala yang
berbeda-beda. Luas lahan usahatani anggrek Vanda douglas yang dimiliki petani
antara 250 m2_5 000 m 2 • Perbedaan skala usaha yang dilakukan oleh petani
anggrek di Desa Rawakalong tersebut berpengaruh terhadap produksi,
produktivitas dan biaya yang digunakan yang kemudian berpengaruh terhadap
penerimaan dan keuntungan usaha budidaya anggrek tersebut.
Analisis keuntungan usahatani dilakukan untuk untuk mengetahui dan
mengukur kegiatan usaha yang dilakukan berhasil atau sebaliknya. Tingkat
pendapatan usahatani dipengaruhi oleh faktor produksi dan harga hasH produksi.
Tingkat produksi usahatani dipengaruhi oleh teknik budidaya, yang meliputi
varietas yang digunakan, pola tanam, pemeliharaan, penyiangan, pemupukan
serta penanganan pasca panen. Hermanto (1995) menyatakan bahwa keadaan
usahatani yang satu dengan yang lain berbeda dari segi luas, kesuburan, tanaman
yang ditanam serta hasilnya.
Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh
dengan harga jual, sedangkan pendapatan usahatani terbagi menjadi pendapatan
tunai usahatani dan pendapatan total usahatani. Pendapatan tunai usahatani
17
hasil bagi antara Pf dan Pr, dimana Pf adalah harga di tingkat petani dan Pr
adalah harga yang dibayar oleh konsumen akhir.
1
Desa Ra\rakalong Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten
Bogor sebagai Sentra Produksi Al)ggrek Terbesar di
Jawa Barat
1
Varie!as Anggrek yang Paling Banyak di
Budidayakan adalah Vanda douglas
1
"Gapoktan Bersatu" Desa Rawakalong I
I I
I
- 1
Anggota Gapoktan l r Non Anggota Gapoktan
1 1
Perbedaan Skala Usaha berdasarlcan Luas Lahan
I
I
r !
Skala Usaha I Skala Usaha II
(Lahan Kecil) (Lahan Menengah)
I I
I
1 1
Analisis Usahatani Analisis Pol.
Anggrek Pemasaran
1 1
• Struktur Biaya dan • Saluran dan Lembaga
Pendapatan USahatani Pemasaran
Anggrek Vanda douglas • Analisis Marjin
• Analisis RIC ratio Pemasaran
• Analisis BEP • Farmer's Share
I I
1
Usahatani Anggrek Vanda douglas yang Paling Menguntungkan
Pola Pernasaran usahatani Anggrek Vanda douglas yang Lebih Efisien I-
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data
sekunder. Data primer meliputi keadaan umum responden serta data-data
mengenai aspek finansial dan non finansial yang diperoleh melalui wawancara
dan pengamatan langsung kepada petani dan lembaga-Iembaga pemasaran terkait
dengan menggunakan kuisioner . Data sekunder diperoleh dari studi pustaka hasil
riset atau penelitian terdahulu dan berbagai literatur seperti buku, media massa,
situs internet ataupun data sekunder dari instansi-instansi terkait seperti Badan
Pusat Statistik (BPS), Direktorat lenderal Tanaman Hias dan Hortikultura, Dinas
Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor.
Tabel 6 Matriks Analisis Data
No. Tujuan Penelitian Data ~an!! di~r1ukan SumberData Metode
Menganalisis struktur hiaya Harga input, hiaya Data Analisis
dan pendapalan usahatani tunai, biaya non tunai, primer dan usahatani
anggrek Vanda douglas produksi dan bargajual sekunder (TR=Py.Qy,
anggota dan non anggota output x=TR-TC,
Gapoktan Bersatu di Desa RIC ratio,
Rawakalong, Kecarnatan BEP)
Gunung Sindur, Kahupaten
Bogor
Metode pengolahan dan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini
berupa metode kuantitatif. Metode kuantitatif dilakukan dengan analisis
deskriptif meliputi anal isis karakteristik usahatani dan lembaga pemasaran dan
analisis pola saluran pemasaran anggrek Vanda douglas. Analisis kuantitatifjuga
dilakukan untuk analisis usahatani yaitu analisis struktur biaya usahatani, anal isis
penerimaan usahatani, anal isi s pendapatan usahatani, RIC ratio, Break Event
----- ,.
Point, marjin pemasaran serta/armer's share.
penerimaan selama satu masa tanam (18 bulan) dikurangi dengan biaya-biaya
yang dikeluarkan petani selama proses produksi.
Penerimaan usabatani adalab perkalian antara produksi yang diperoleh
dengan harga jual produk (Soekati.awi, et. al 2002). Secara garis besar
penerimaan usahatani terbagi menjadi dua, yaitu penerimaan tunai dan
penerimaan tidak tunai. Penerimaan tunai usahatani (farm receipt) didefmisikan
sebagai nilai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani, sementara
penerimaan tidak tunai adalah produk hasil usahatalli yang tidak dijual secara
tunai, tetapi digunakan untuk konsurnsi sendiri atau untuk keperluan lain
(Soekartawi 1984). Akumulasi dari penerimaan tunai dengan penerimaan tidak
tunai akan menghasilkan penerimaan total usahatani.
Biaya adalah semua pengorbanan input yang dipergunakan untuk
menghasilkan produksi. Soekartawi et al (1984) mengungkapkan, dalam
usahatani terdapat dua jenis biaya, yaitu biaya tunai dan biaya non tunai
(diperhitungkan). Biaya tunai (farm payment) adalab jumlab uang yang
dibayarkan untuk pembeJian barang dan jasa selama proses usabatani
berJangsung seperti biaya pembelian pupuk, pestisida, dan upah Tenaga KeIja
Luar Keluarga (TKLK). Sedangkan biaya non tunai (diperhitungkan) yaitu
memperhitungkan sumberdaya yang digunakan tetapi tidak dihitung atau dibayar
secara tunai sebagai biaya yang dikeluarkan meliputi bibit, opportunity cost
menyewakan laban, penyusutan a1at, dan upah Tenaga KeIja Dalam Keluarga
(TKDK). Biaya tidak tunai diperhitungkan dalam analisis ekonomi. Biaya tunai
dan non tunai diakurnulasikan menjadi biaya total.
Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan total dengan
total biayanya. Pendapatan usallatani terdiri dari pendapatan alas biaya tunai dan
pendapatan alas biaya total. Pendapatan tunai merupakan selisih antara
penerimaan total dengan biaya tunai. Sedangkan pendapatan yang
diperhitungkan merupakan selisih antara penerimaan total dengan biaya yang
diperhitungkan (Soekartawi, el. al 2002). Penerimaan total, biaya total dan
pendapatan dirumuskan sebagai berikut:
TR=Py.Qy
TC =TFCxTVC
24
n=TR-TC
Keterangan:
TR : Total penerimaan usahatani anggrek selama satu masa tanam (Rp)
TC : Total biaya usahatani anggrek (Rp)
I
71 : Pendapatan atau keuntungan usahatani anggrek (Rp)
Py : Harga output (Rp/tangkai)
Qy : lumlah output (tangkai)
TFC : Total biaya tetap usahatani anggrek (Rp)
TVC : Total biaya variabel usahatani anggrek (Rp)
HAw-HAk
Biaya Penyusutan = - - - -
n
Keterangan :
HAw : nilai awal barang (Rp)
HAl< : tafsiran nilai sisa (Rp)
n : usia ekonomis (tahun)
Nilai RIC ratio dapat digunakan sebagai tolak ukur efisiensi dari suatu
usahatani sebagai berikut:
1. RIC rasio > I, menunjukkan bahwa setiap satuu rupiah biaya yang
dikeluarkan dalarn usahatani akan menghasilkan penerimaan yang lebih
besar dari satu, artinya usahatani tersebut dikatakan efisien.
2. RIC rasio < I , menunjukkan bahwa setiap satuu rupiah biaya yang
dikeluarkan dalam usahatani akan menghasilkan penerimaan yang lebih
kedl dari satu, artinya usahatani tersebut dikatakan tidak efisien.
3. RIC rasio = I , menunjukkan bahwa setiap satuu rupiah biaya yang
dikeluaarkan dalarn usahatani akan menghasilkan penerimaan sarna dengan
satu, artinya penerimaan yang diterima usahatani sarna dengan biaya yang
dikeluarkan.
Metode perhitungan struktur biaya usahatani anggrek Yanda Douglas
anggota dan non anggota gapoktan berdasarkan skala usaha dapat dilihat pada
Tabel 8 berikut.
Pada jangka pendek, hubungan struktur biaya dcngan skala usaha dapat
dianalisis menggunakan analisis titik impas (Break Event Point). Menurut
Soekartawi (1995), BEP adalah suatu keadaan dimana dalam operasinya
26
perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi (total revenue (TR)
= total cost (TC). Analisis BEP merupakan cara untuk mengetahui batas
penjualan minimum dan untuk mengetahui harga terendah yang harus ditetapkan
agar suatu perusahaan tidak menderita kerugian. Jika kondisi suatu perusahaan
berada dibawah break event point, maka perusahaan tersebut masih mengalami
kerugian tetapi perusahaan tersebut masih mampu menutupi biaya operasional
perusahaannya. Secara matematik, analisis BEP dapat dihitung dengan rum us
sebagai berikut:
Total Biaya Tetap ([FC)
BEP Produksi (Unit) = -=::----:-----::::-:-''-::--.:.-:..-......,..:..-c----==
Harga jual per unit (P) - Biaya variabel per unit (VC)
"' f .:: ..
-,.. -......
.,-, , ,
atau
saIuran mana yang lebih efisien, volume dan besamya mrujin yang diterima
setiap lembaga pada masing-masing saluran.
2. Mrujin Pemasaran
Mrujin pemasaran sering d.i -artikan sebagai selisih harga di tingkat
produsen dan konsumen. Pada penelitian usahatani anggrek Vanda Doug/as ini,
• perhitungan mrujin pemasaran dilakukan berdasarkan perbedaan harga di tingkat
petani dan perbedaan harga di tingkat lembaga pemasaran tanpa
memperhitungkan biaya pemasaran yang dikeluarkan. Menurut Dahl dan
Hammond (1977), mrujin pemasaran secara sistematis dapat dinyatakan sebagai
berikut:
Mi=Pri-Pf
keterangan :
Mi = Mrujin pemasaran pada lembaga ke-i (Rp/tangkai)
Pri = Harga tingkat pedagang ke-i (Rp/tangkai)
Pf = Harga tingkat petani (Rp/tangkai)
PeIjaianan suatu produk ke konsumen selalu melibatkan beberapa lembaga
pemasaran sehingga mrujin pemasaran total yang teIjadi merupakan
penjumlahan mrujin pemasaran dari setiap lembaga pemasaran. Menurut Daniel
(2002), semakin panjang tataniaga ( semakil1 banyak lembaga yang terlibat)
maka semakin besar mrujin tataniaga. Secara matematis dapat dirumuskan
sebagai berikut:
n
Mt= LMi
i=1
Keterangan:
Mt = Total mrujin pemasaran (Rp/tangkai)
Mi = Mrujin pemasaran pada lembaga ke-i (Rp/tangkai)
= 1,2,3,...,n
8. RJC ratio adalah ukuran efisiensi pendapatan yang dilihat dari nilai
perbandingan antara penerimaan total dan biaya usahatani ..
9. Break Event Point (BEP) adalah suatu keadaan dimana dalam operasinya
-·perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi (total
I
penghasilan = total biaya).
10. Pemasaran anggrek Vanda douglas adalah proses penyaluran anggrek
Vanda douglas dari Desa Rawakalong hingga ke konsumen akhir.
II. Lembaga pemasaran anggrek Vanda douglas adalah pelaku yang terlibat
dan memiliki peran dalam proses penyaluran anggrek Vanda douglas.
12. Saluran pemasaran adalah pola yang terbentuk dari sekumpulan lembaga
pemaSaran yang terIibat dan saling bergantung dalam proses penyaluran
anggrek Vanda douglas.
13. Mrujin pemasaran adalah perbedaan antara harga di berbagai tingkat
lembaga pemasaran didalam sistem pemasaran.
14. Farmer 's share adalah alat analisis yang digunakan untuk menentukan
efisiensi pemasaran yang dilihat dari sisi penerimaan petani.
15 . Pedagang Pengumpul Gapoktan adalah pedagang yang melakukan
pembelian anggrek Vanda douglas dari petani anggota Gapoktan dan
menyalurkan kepada pedagang besar di Pasar Rawabelong, Jakarta Barat.
16. Pedagang besar adalah lembaga pemasaran yang berada di Pasar
Rawabelong Jakarta Barat yang menjual beranekaragam jenis bunga
potong dari berbagai daerah. Pedagang besar dalam penelitian ini
bertindak sebagai pembeli anggrek Vanda douglas dari pedagang
pengumpul kemudian menjualnya kepada konsumen di Pasar
Rawabelong.
17. Pedagang pengecer adalah pedagang yang melakukan pembelian
langsung dari petani maupun dari pedagang besar dan menyalurkan
nggrek Vanda douglas langsung kepada konsumen akhir.
18. Florist adalah pedagang yang melakukan pembelian anggrek Vanda
douglas kepada petani maupun pedagang besar untuk dijadikan papan
rangkaian bunga.
30
19. Harga di tingkat petani adalah harga yang diterima oleh petani dalam
menjual anggrek Vanda douglas dinyatakan dalam Rprrangkai.
20. Harga di tingkat konsumen adalah harga yang dibayarkan oleh konsumen
dalam membeli anggrek Vanda douglas dinyatakan dalam Rprrangkai.
I
2l. Marjin pemasaran adalah perbedaan antara harga yang dibayarkan
konsumen dengan harga yang diterima petani yang dinyatakan dalam
Rprrangkai .
3 810 jiwa perempuan dengan jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 2 777
jiwa. Berdasarkan usia penduduknya, Oesa Rawakalong memiliki penduduk
paling banyak usia 15-24 tahun yaitu sebesar 1 527 jiwa dan paling sedikit pada
usia 55-64 tahun sebesar 694 jiwa.
9% Usia
(55-64Th) 11%
/Balita 19%
10% \ lI0-14Th)
(45-54Th)_
14% j
(30-44Th) I
18%
(25-29Th)/
Pendidikan 1% 2%
16%
Sarjana --... Sarjana
Tidak
12% Muda" I - _ _ TarnatSD
Tarnat
SLTA
Tarnat 48%
SLTP TarnatSD
pencaharian penduduk paling banyak adalah swasta yaitu sebesar 2 840 orang
atau 36.00% dan paling sedikit penduduk yang mata pencahariannya di sektor
pemerintahan yaitu sebesar 67 orang atau 1.00%.
Mata Pencaharian
12%
r-_~_Petani 7%
32% _ _ Pedagang
Lain-Iain _ _
36%
Jasa
tani, saat ini jumlah anggotanya terus berkurang, umumnya petani yang keluar
dari gapoktan karena tidak mengikuti peraturan yang ada di Gapoktan sehingga
harus di non aktifkan dan tidak menutup kemungkinan akan masuk kembali
apabila sanggup mentaati peraturan yang ada di Gapoktan Bersatu. Konsep-
konsep yang dilaksanakan oleh Gapoktan Bersatu yaitu keterbukaan (open
management) dengan anggotanya dari segi keuangan, saprodi, sarnpai proses
pemasaran dalam usaha yang akan dibuka oleh petani. Petani yang akan
membuka usaha baru akan di cek terlebih dahulu oleh penyuluh dan ketua
Gapoktan layak atau tidak layaknya usaha yang akan dilaksanakan oleh anggota
kelompoknya, dipandang dari segi teknis layak dan menguntungkan petani, bisa
menarnbah penghasilan petani dan dipandang dari segi hukum tidak melanggar
hukum. Selain itu, ketua Gapoktan Bersatu memiliki "caracter" kedisiplinan
yang tinggi demi kemajuan dan kemandirian anggota kelompoknya, dan tidak
lepas juga atas ketja keras penyuluh untuk memperdayakan masyarakat
khususnya Gapoktan Bersatu yang ada di Desa Rawakalong, Kecarnatan Gunung
Sindur, Kabupaten Bogor. Gapoktan Bersatu memiliki struktur organisasi yang
dibuat untuk mengatur pembagian ketja dan membentuk perbedaan tingkat
tanggung jawab, jabatan, dan tingkat peketjaan. Pembagian kerja dilakukan
untuk mempermudah dalarn melakukan kegiatan atau pekerjaan, meskipun
dalarn pelaksanaannya tidak diterapkan secara kaku. Susunan kepengurusan
Gapoktan Bersatu dapat dilihat pada garnbar 5.
35
Ketua
EddyRantau
WaJdlKetua
Wasino
Sekretaris Bendahara
DianH.R. Asdi Reyaldi
I Sie Usaha
BodryH.
I Sie SaranaProduksi
Namar Saipul
,, I .•
I, ....... . . -. ~- .. I
Anggota Gabungan Kelompok Tani
(GAPOKTAN) Benatu
Pada Gapoktan Bersatu anggota berperan sebagai tenaga keIja dan pemilik
lahan anggrek itu sendiri, sedangkan ketua gapoktan selain sebagai pemilik lahan
dan pekeIja di lahannya sendiri juga sebagai pengeJola Gapoktan Bersatu.
adalah pohon yang ketinggian batangnya sudah mencapai 1.5 meter atau lebih
yang memiliki batang lurus serta daun berwama hijau tua dengan tekstur
mengkilat. Pada stek pucuk, usahakan ada 2-4 lembar akar yang terbawa. Pada
bekas potonganlpangkal pohon yang di stek akan tumbuh beberapa tunas pohon
baru yang jika sudah berumur 4-6 bulan dapat dipotong kembali dan ditanam
sebagai bibit. Terdapat perbedaan antara bibit yang dihasilkan dari stek pucuk
dan bibit yang dihasilkan dari stek tunas. Bibit yang berasal dari stek pueuk akan
lebih eepat dalam menghasilkan produksi bunga yang baik yaitu sekitar 7-8
bulan setelah ditanam . Bibit yang berasal dari stek tunas memerlukan waktu
yang lebih lama dalam menghasilkan produksi bunga yang baik yaitu kurang
lebih satu tahwLSetelah.-tanatrr: .'." .•..~. '."
Pupuk yang digunakan dalam usahatani anggrek adalah pupuk organik dan
pupuk anorganik. Pupuk organik yang digunakan adalah pupuk kandang berupa
kotoran ayam yang sudah matang sedangkan pupuk anorganik yang digunakan
adalah pupuk atonile, hyponek, dan NPK. Pupuk kandang didapat oleh petani
dengan eara memesan kepada langganan yaitu petemak ayam yang berada di
sekitar Gunung Sindur, sedangkan pupuk anorganik dapat dibeli di warung atau
toko pertanian sekitar Gunung Sindur dan Parung. Pemberian pupuk kandang
dilakukan kira-kira setelah tanaman herumur satu bulan, setelah tanaman mulai
tumbuh akar baru. Pestisida yang biasa digunakan oleh petani yaitu euraeron,
dursban, dan decis. Biasanya petani membeli pestisida di warung atau toko
pertanian sekitar Gunung Sindur dan Parung.
yang tajam kemudian memasangnya pada tiang yang telah ditaneapkan kedalam
tanah dengan jarak antar tiang kurang lebih 1.5- 2 meter.
Penanaman dilakukan dengan sistem berbaris ganda disepanjang barisan
galar dan tiang penopang. Batang tanaman di ikat satu persatu pada galar
menggunakan tali dengan jarak tanaman dalam barisan kUrang lebih empat jari
tangan orang dewasa (5-7 em). Setelah bibit ditanam, kegiatan selanjutnya
adalah memberikan sabut kelapa pada bagian bawah pohon. Sabut kelapa ini
berfungsi sebagai media tanam dan untuk menyerap atau menampung air pada
saat penyiraman dan menahan pupuk agar tidak bereeeeran.
Saat ini, ketersediaan sabut kelapa semakin sulit di dapatkan dan harganya
juga mahal. Untuk mengatasi hal ini, sebagian besar petani menyiasatinya
dengan eara mengganti sabut kelapa dengan rumput kering atau sisa pohon
anggrek yang sudah tua dan tidak dimanfaatkan lagi. Rumput kering atau sisa
pohon anggrek tua dicacah kemudian dimasukkan ke dalam bedengan. Selain
mudah didapatkan, penggunaan rumput kering dan sisa tanaman ini juga dapat
mengurangi biaya yang harns dikeluarkan petani.
Pemeliharaan tanaman penting dilakukan agar tanaman anggrek dapat
tumbuh dengan baik dan maksimal. Kegiatan pemeliharaan meliputi: pemupukan,
penyemprotan obat, !1enyiraman, dan penggantian bambu. Kegiatan
pemeliharaan ini membutuhkan tenaga keIja lebih banyak. Selama 3-6 minggu
setelah penanaman, bibit rentan menjadi kering bahkan mati. Hal ini dikarenakan
bibit belum mendapat masukan makanan seeara normal dan akar barn belum
tumbuh, untuk menangguJanginya yaitu dengan membiarkan gulma atau rumput
yang tumbuh disekitarnya dan menyemprot dengan Hyponex hijau, NPK atau
Vitanic Concentrate pada seluruh bagian bibit setiap empat hari sekali.
Penyemprotan dilakukan pada pagi hari antara pukul 07.00-09.00 atau sore hari
antara pukul 15.00-18.00. Apabila sudah terlihat tumbuh akar barn, seluruh
gulma yang tumbuh dibersihkan kemudian tanaman mulai diberikan pupuk
kandang kotoran ayam yang sudah matang. Setelah tanaman memasuki masa
produksi atau masa menghasilkan bunga, penyemprotan NPK, Hyponex atau
pupuk pelengkap cair dikurangi atau dihentikan dan eukup diberi pupuk kandang
seeara rutin. Pemupukan dengan pupuk kandang ini dilakukan setiap tiga bulan
38
;.
..
...
. , Rp -1 000. "
yaitu sebesar ~.
"'...."
per orang.
.
...
Petani yang telah bergabung dan aktif dalam gapoktan dapat menikrnati
peran yang diberikan oleh gapoktan. Gapoktan berperan memberikan fasilitas
bagi para anggotanya. Fasilitas yang paling dirasakan oleh petani anggota secara
berturut-turut adalah informasi mengenai harga anggrek Vanda douglas di
tingkat petani yang transparan dan jelas. Petani dapat mengetahui harga jual
anggrek Vanda douglas yang sedang berlaku di Pasar Rawabelong, Jakarta Barat.
Peran lain yang diberikan gapoktan bagi para anggotanya yaitu pembayaran hasil
panen anggrek Vanda douglas yang lancar. Pembayaran yang dilakukan
gapoktan adalah secara tunai yang langsung diberikan setelah anggrek Vanda
douglas dijual dipasar. Peran lainnya yaitu adanya bantuan pinjaman modal
usahatani. Sistem pengembalian modal hasil pinjaman terhadap gapoktan petani
dikenakan tambahan biaya jasa sebesar 1.00% per bulan dati modal yang
dipinjam. Petani yang meminjam modal kepada gapoktan dalam penelitian ini
hanya 3 orang. Peran yang lain yaitu adanya kemudahan memperoleh input
produksi dati gapoktan. Petani dapat membeli input produksi tertentu di
gapoktan, seperti pupuk dan pestisida namun petani lebih memilih membeli
input diluar gapoktan karena sistem pembayaran pembelian input di gapoktan
adalah dengan mengurangi jurn1ah pembayaran hasil panen petani yang akan
dipasarkan oleh gapoktan. Hal ini karena tidak semua petani anggota gapoktan
menjual hasil panennya kepada gapoktan. Harga jual anggrek yang diterima
petani dati gapoktan maupun dati lembaga lain tidak jauh berbeda sehingga
beberapa petani memilih untuk menjual anggreknya kepada pedagang lain,
40
Luas lahan adalah luas lahan yang diusahakan oleh petani untuk usahatani
anggrek Vanda douglas di Desa Rawakalong baik lahan milik sendiri maupun
lahan garapan. Luas lahan yang usahakan akan menentukan besar kecilnya hasil
produksi anggrek yang diperoleh masing-masing petani. Besamya luas lahan
yang usahakan oleh petani terbagi atas dua skala, yakni skala kecil (S 1) dengan
luas lahan :5 0.2 ha, dan skala menengah (S2) dengan luas lahan > 0.2 ha.
Perbandingan luas lahan yang dikelola oleh responden dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Karakteristik Usahatani Berdasarkan Skala Luas Lahan di Desa
Rawakalong, Tahun 2014
Skala Usahatani Jumlah (Jiwa} Persentase (%}
No
Anggrek Anggota Non Anggota Anggota Non Anggota
I Skala I (5 0.2 hal 15 16 75.00 72.73
2 Skala II (> 02 ha} 5 6 25.00 27.27
Total 20 22 100.00 100.00
Sumber: Data Primer (diolah), 2014
Desa Rawakalong yang sangat cepat sehingga lahan anggrek yang dimiliki oleh
petani terus berkurang setiap tahunnya.
Pada penelitiari ini, anal isis terhadap usahatani dilakukan kepada usahatani
anggota gapoktan dan usahatani non anggota gapoktan serta analisis usahatani
berdasarkan dua skala yaitu skala I dan skala II. Usabatani skala I adalab petani
yang memiliki luas laban ~ 0.2 ha dan usahatani skala II adalab petani yang
merniliki luas laban ?: 0.2 ha. Pembagian skala ini dilakukan karena sebaran luas
laban yang dimiliki petani di Desa Rawakalong tidak merata serta untuk
mengetabui pengaruh rataan luas laban . terhadap proporsi penerimaan,
penggunaan biaya, pendapatan usahatani, RIC ratio dan break event point (BEP).
Biaya tunai merupakan biaya yang dikeluarkan secara tunai. Biaya tunai
dalam penelitian ini meIiputi biaya upah tenaga keIja luar keluarga (TKLK),
biaya pembelian pupuk organik, pupuk anorganik, pestisida, dan biaya Iistrik.
Biaya tunai usahatani anggrek Vanda douglas dapat diJihat pada Tabe118.
yang dikeluarkan adalah biaya upah tenaga kerja luar keluarga (TKLK) ,
Perhitungan biaya tenaga kerja dengan menghitung hari kerja pria (HKP) dengan
lama kerja 8 jam per hari dikalikan dengan upah per HKP. Di daerah penelitian
satu hari kerja berkisar delapan jam yang dimulai jam 08.00 sampai jam 16:00
wrs dengan gaji Rp I 500 OOOlbuian atau setara Rp 50 000 per HKP.
Besamya biaya TKLK karena usahatani anggrek membutuhkan perawatan
yang intensif dan tenaga kerja dalam keluarga sangat terbatas, sedangkan
besamya biaya pembelian pupuk organik dikarenakan petani non anggota
gapoktan menggunakan pupuk organik lebih banyak dibandingkan petani
anggota, karena berdasarkan pengalaman semakin banyak pupuk organik yang
digunakan ma«a produksi bunga anggrek·Vanda douglas akan semakin baik.
Usahatani skala kecil dan skala menengah anggota gapoktan dan skala
kecil non anggota gapoktan juga mengeluarkan biaya yang besar untuk
pembelian pupuk organik. Pupuk organik digunakan sejak satu bulan setelah
penanaman anggrek dengan rata-rata penggunaan selama satu masa tanam atau
'" , 18 bulan setiap 4 bulan sekali. Petani responden menggunakan pupuk organik
berupa kotoran ayam yang sudah matang. Petani mendapatkan pupuk organik ini
dari peternak ayam disekitar desa Rawakalong, Petani membeli pupuk organik
dari peternak ayam dalam bentuk karung dengan harga rata-rata Rp 5 000 per
karung. Biaya pupuk organik tertinggi dikeluarkan oleh usahatani skala I non
anggota gapoktan yaitu sebesar Rp IS 614 896 per masa tanam.
Pupuk anorganik yang digunakan oleh petani adalah pupuk akar dan daun.
Pupuk anorganik digunakan sejak awal penanaman hingga tanaman memasuki
masa produksi yaitu saat tanaman berusia 9 bulan dengan rata-rata penyemprotan
dilakukan dua kali dalam satu minggu. Setelah tanaman menghasilkan bunga,
pemakaian pupuk anorganik dihentikan dan cukup diberikan pupuk kandang
secara kontinyu. Pupuk anorganik yang biasa digunakan oleh petani yaitu
hyponex, atonik dan NPK. Biaya pupuk anorganik tertinggi dikeluarkan oleh
usahatani skala I non anggota gapoktan yaitu sebesar Rp 4 566 563 per masa
tanam.
Pestisida digunakan oleh petani untuk merawat tanaman anggrek dari
serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang dapat merugikan petani.
51
Jenis pestisida yang biasa digunakan petani diantaranya Rizotin, Dursban dan
Curacron. Penyemprotan pestisida ini dilakukan satu minggu sekali setiap pasca
panen. Biaya penggunaan pestisida tertinggi dike1uarkan oleh usahatani skala II
non anggota gapoktan yaitu sebesar Rp 10 369 500 per masa tanam.
Komponen I biaya tunai yang terakhir adalah pengeluaran untuk
penggunaan listrik. Biaya listrik yang dikeluarkan petani dalam memproduksi
petani anggota maupun non anggota biasanya satu orang. Upah TKDK dalam
penelitian ini besarnya sarna dengan upah TKLK yaitu Rp 50 000 per HKP.
Metode perhitungan penyusutan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode peiiYusutan garis lurns. Biaya penyusutan peralatan terbesar selama satu
I
masa tanam pada usahatani anggrek Vanda douglas dikeluarkan oleh usahatani
non anggota gapoktan skala II. Biaya nilai lahan terbesar dikeluarkanoleh
usahatani skala II non anggota gapoktan. Nilai biaya lahan ini didapatkan dari
besamya nilai lahan di lokasi penelitian jika di sewakan. Harga sewa lahan di
lokasi tersebut yaitu Rp 5 000000 per hektar per tahun. Biaya non tunai terbesar
dikeluarkan oleh usahatani non anggota gapoktan skala I, hal ini karena
usahatarii" non anggota skala I mengeluarkan. biaya Tenaga ..Kerja Dalam
Keluarga (TKDK) paling besar dibandingkan skala lainnya.
Biaya total usahatani anggrek Vanda douglas berdasarkan skala luas lahan
merupakan penjumlahan seluruh komponen biaya, yaitu biaya tunai dan biaya
non tunai. Biaya total usahatani anggrek Vanda douglas berdasarkan skala luas
lahan dibedakan menjadi empat strata yaitu: (I) biaya total usahatani anggrek
Vanda douglas anggota gapoktan skala I, (2) biaya total usahatani anggrek
Vanda douglas anggota gapoktan skala ll, (3) biaya total usahatani anggrek
Vanda douglas non anggota gapoktan skala I, dan (4) biaya total usahatani
anggrek Vanda douglas non anggota gapoktan skala II. Perbandingan biaya total
dalam usahatani anggrek Vanda douglas anggota dan non anggota gapoktan
berdasarkan skala luas lahan dapat dilihat pada Tabel 20.
Biaya total terbesar dikeluarkan oleh usahatani non anggota gapoktan skala I, hal
ini karena biaya non tunai yang dikeluarkan sangat besar dibandingkan skala
usaha lainnya.
Berdasarkan biaya tunai, biaya non tunai dan biaya total maka dapat
diketahui biaya per unit (unit cost) anggrek Vanda douglas. Perbandingan biaya
total per unit dalam usahatani anggrek Vanda douglas anggota dan non anggota
gapoktan berdasarkan skala luas lahan dapat dilihat pada Tabel 21 berikut ini.
tiap petani non anggota gapoktan skala I Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel
24.
Tabel 24 Komponen Penerimaan Tiap Petani Skala I Non Anggota "Gapoktan
Bersatun Tahun 2014
No. Responden Luas Laban (ha) Volume Produksi (tangkai) Penerimaan (RP)
16 0.03 1 152000 1 691 200 000
21 0.04 630000 378 000 000
5 0.05 720000 432000000
20 0.08 360000 216000 000
22 0.09 400000 240000000
13 0.10 432000 259200 000
14 0.\0 324000 194400000
17 0.10 342000 205200000
6 0.15 192000 115200000
IS 0.15 360000 216000000
18 0.15 210 000 126000000
''''.'-~
19" 0.15 360000 216000 000
1 0.20 157500 94500000
2 0.20 360000 216000 000
8 0.20 252000 151200000
11 0.20 270000 162000 000
Total Volume Produksi (tangkai) 6521 500
Volume Produksi Rata-rata (tangkal) 407594
Harga Jual (Rp) 600
Total Penerimaan (Rp) 3912900000
Penerimaan Rata-rata (Rp) 244556250
Sumber: Data Primer (diolah), 2014
Usahatani non anggota gapoktan skala II menghasilkan produksi rata-rata
sebesar 415 400 tangkai per hektar per masa tanarn, sehingga penerimaan rata-
rata yang didapatkan yaitu sebesar Rp 249 240 000. Komponen penerimaan tiap
petani non anggota gapoktan skala II selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 25.
secara ekonomi usahatani anggrek Vanda douglas berdasarkan skala luas lahan
menguntungkan.
Pendapatan dan RIC ratio atas biaya tunai dan biaya total usahatani
anggrek Vanda douglas anggota gapoktan skala II lebih menguntungkan
I dibandingkan skala I karena meskipun penerimaan skala I lebih besar tetapi
biaya yang dikeluarkan juga lebih besar sehingga usahatani skala II lebih
menguntungkan. Pendapatan dan RIC ratio atas biaya total menunjukkan bahwa
usahatani non anggota gapoktan skala II lebih menguntungkan dibandingkan
skala lainnya. Hal ini dikarenakan usahatani anggrek Vanda doug/as non
anggota gapoktan skala II merniliki jUmlah produksi terbesar sehingga
penerimaan dan pendapatannya menjadi paling besar. Akan tetapi, berdasarkan
RIC ratio atas biaya tunai usahatani non anggota gapoktan skala II tidak lebih
menguntungkan daripada skala lainnya, hal ini karena terdapat pengeluaran
biaya tunai yang sangat besar yaitu pada biaya tenaga kerja luar keluarga.
Sedangkan usahatani non anggota gapoktan skala I lebih menguntungkan karena
pengeluaran tenaga keIja luar keluarga yang lebih kecil tetapi digantikan oleh
besarnya biaya tenaga kerja dalam keluarga dalam perhitungan biaya non tunai.
kecil dari nilai aktualnya. Nilai BEP produksi dan BEP harga jual yang
dihasilkan usahatani anggota dan non anggota gapoktan berada dibawah kondisi
aktualnya, sehingga usahatani anggrek Vanda douglas pada semua skala usaha
telah mampu mendatangkan keuntungan karena volume produksi dan harga jual
anggrek Vanda douglas yang dihasilkan lebih tinggi daripada titik impasnya atau
break even point (BEP).
Berdasarkan hasi! analisis break even point (BEP) di atas, dapat
disimpulkan bahwa usahatani anggrek Vanda douglas petani anggota dan non
anggota gapoktan berdasarkan skala luas lahan telah mampu memproduksi dan
menjual hasil produksinya pada tingkat yang lebin tinggi dari batas minimum
produksi dan penjualan yang dihasilkan. Sehingga dapat dikatakan bahwa
usahatani anggrek Vanda douglas yang dijalankan menguntungkan dan layak
untuk dij alankan.
VII. POLA PEMASARAN ANGGREK VANDA DOUGLAS
gapolctan selama bulan Januari hingga Maret 2014 sebanyak 2 273 ikat atau 227
300 tangkai. Setiap satu ikat anggrek Vanda douglas berisi 100 tangkai.
Mayoritas petani menjual anggreknya kepada pedagang pengumpul. Pedagang
pengumpul kemudian menjual semua anggrek kepada pedagang besar. Sebagian
besar anggrek pada pedagang besar kemudian dijual ke pedagang pengecer dan
seJebihnya kepada florist. Pedagang pengecer kemudian menjual anggrek Vanda
douglas langsung kepada konsumen.
Saluran I dan saluran II merupakan pola saluran pemasaran yang paling
banyak dilakukan oleh petani. Sebagian besar petani memilih saluran I dan
saluran II karena dirasakan lebih mudah dan harga yang diterima tidak jauh
berbeda 'dengan pola saluran pemasaran yang lain. Petani pada saluran I dan II
menjual hasil panen anggrek Vanda douglas kepada pedagang pengumpul
gapoktan yang kemudian dijual kepada pedagang besar di Pasar Rawabelong.
Pasar Rawabelong dipilih karena merupakan pasar induk bunga yang paling
besar dan proses penjualan lebih cepat. Petani tidak melakukan proses tawar
menawar harga kepada pedagang pengumpul gapoktan karena sebagian petani
pada saluran ini menjual hasil panennya dalam jumlah banyak sehingga
menghindari resiko anggrek tidak teIjual. Selain itu, petani dan pedagang
pengumpul gapoktan yang mer-angkap sebagai petani sudah memiliki ikatan
keIja yang cukup lama sehi.'lgga saling mempercayai satu sama lainnya. Pada
saluran pemasaran III dan IV petani langsung menjual anggrek Vanda douglas
kepada pedagang besar Rawabelong. Petani menjual anggrek Vanda douglas
dengan cara membawanya langsung pada pedagang besar Rawabelong tanpa
melalui pedagang pengumpul. Saluran ini dipilih petani dengan a1asan harga
yang diterima cukup tinggi dan petani tidak menanggung resiko anggrek tidak
teIjual. Pada saluran pemasaran V petani menjual anggrek Vanda douglas
kepada pedagang pengecer. Pedagang pengecer membeli anggrek Vanda douglas
dengan cara mendatangi petani secara langsung. Pedagang pengecer menjual
anggrek Vanda douglas di daerah Sunter, Jakarta Utara. Selain anggrek Vanda
douglas, pedagang pengecer juga menjual anggrek jenis lain yaitu Gymstory dan
anggrek Kalajengking (Arachnis sp). Skema pola saluran pemasaran anggrek
Vanda douglas Petani Anggota gapoktan dapat dideskripsikan pada Gambar 8.
0\
N
v P6 (11.88%)
,~
(66.39%) J'66.3~J6) (58.75%) (70.63%)
I, Pedagal1g I, . Pedag,ang 1/1 Peoag,ang 1, II j \ "
Petani ~ . '","
' Konsumen
Pf ' Pengumpul 0' Besar P2 ,. Pelngecer P3 '
PI
I~
(21.'73%) III, IV' I
(2'9.37%) I , IV
..
n~ I
"
". Florist
[I
P4 I
Keterangan: J'.ersentase merupaka!n ~er~entase volume anggrek Vand".dougl.as dari tot al produksi iJ'e:tanl.
III P4 {16.53%)
'(80.84%)
:1 (164.31%) (5S.65%) (55,.65%)
,v
I, II, 1.1 ", Pedagang I, ll " Pedagan,g I, IV , Pedagang I, IV ",
Petani P2 -, Konsumen
rpf Pengll mpld Pi ' II Besar Pengecer P3
J~
(1'9.1 6%)
1
(27.82%}
IV, II,
," Florist
P5 P6
Keterangan: Persentas€ merupakan persentase '/oiume anggrek Yanda douglasdari total produksi petanii.
Marjin pemasaran dalam penelitian ini dihitung dari selisih harga di tiap
lembaga pemasaran yang dilalui tanpa memperhitungkan biaya pemasaran yang
dikeluarkan pada setiap lembaga pemasaran yang terlibat.
harga Rp 850 per tangkai. Pedagang besar rnenjual kernbali kepada pedagang
pengecer dengan harga Rp 2 100 per tangkai, kernudian pedagang pengecer
rnenjual kern bali kepada konsurnen akhir dengan harga rata-rata Rp 2 500 per
tangkai. Keuntungan yang diperoleh pedagang pengumpul yaitu Rp 50 per _.
tangkai, keuntungan yang diperoleh pedagang besar yaitu Rp 1 250 per tangkai
dan keuntungan yang diperoleh pedagang pengecer sebesar Rp 400 per tangkai.
Petani pada saluran II rnenjual anggreknya kepada pedagang pengumpul
gapoktan dengan harga Rp 800 per tangkai. Pengumpul gapoktan rnenjual
kepada pedagang besar Rawabelong dengan harga Rp 850 per tangkai.
Keuntungan yang diperoleh pedagang pengurnpul sebesar Rp 50 per tangkai.
Sedangkan ped.agang besar rnenjual anggrek Vanda douglas kepada florist
dengan harga Rp 2 100 per tangkai. Keuntungan yang diperoleh pedagang besar
yaitu Rp I 250 per tangkai.
Pada saluran III petani rnenjual hasil panen anggrek kepada pedagang
besar Rawabelong dengan harga Rp 850 per tangkai kernudian rnenjual kepada
pedagang pengecer dengan harga rata-rata adalah Rp 2 100 per tangkai.
Keuntungan yang diperoleh pedagang besar yaitu Rp 1 250 per tangkai.
Pedagang pengecer kernudian rnenjual anggrek kepada konsumen dengan harga
• rata-rata Rp 2 500 per tangkai. Keuntungan yang diperoleh pedagang pengecer
sebesar Rp 400 per tangkai.
Petani pada saluran IV rnenjual hasil panen anggrek kepada pedagang
besar dengan harga Rp 850 per tangkai. Pedagang besar Rawabelong langsung
rnendatangi lahan-Iahan petani di Desa Rawakalong kernudian rnenjual anggrek
Vanda douglas kepada konsumen dengan harga Rp 2 100 per tangkai.
Keuntungan yang diperoleh pedagang besar sebesar Rp I 250 per tangkai.
Pada saluran V petani rnenjual hasil panen anggrek kepada pedagang
pengecer dengan harga Rp 800 per tangkai. Pedagang pengecer kernudian
rnenjual anggrek Vanda douglas kepada konsumen dengan harga rata-rata adalah
Rp 2 500 per tangkai. Keuntungan yang diperoleh pedagang pengecer yaitu
sebesar Rp I 700 per tangkai.
J
68
1
70
Tabel 29 Marjin pemasaran dan Farmer 's Share pada Saluran Pemasaran
Anggrek Vanda douglas Non Anggota "Gapoktan Bersatu" Tahun
2014
Marjin Marjin Marjin Total Fanner's
Salman
Lembaga ke-I Lembaga ke-2 Lembaga ke-3 Marjin Share
Pemasaran
(R~/tangkaQ (R~/tangkaQ {R2-'tangkaQ {R~/tangkai) {%)
Saluran I 50 1250 400 1700 32.00
Saluran II 50 I 250 0 1300 38.10
Saluran III I 150 0 0 I 150 41.03
Saluran IV 0 1250 400 1650 34.00
Saluran V 0 1250 0 1250 40.48
Sumber: Data Primer (diolah), 2014
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa saluran pemasaran
anggrek Vanda douglas anggota gapoktan yang paling efisien adalah saluran
pemasaran IV, sedangkan saluran pemasaran anggrek Vanda douglas non
anggota gapoktan yang paling efisien adalah saluran 111. Apabila dibandingkan
antara anggota dan non anggota gapoktan, maka saluran III pemasaran non
anggota gapoktan adalah saluran pemasaran yang lebih efisien dari semua
saluran pemasaran.
72
8.1 Simpulan
8.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
[BPS) Badan Pusat Statistik. 2013. Perkembangan Volume dan INilai Ekspor •
Tanarnan Hias Indonesia Tahun 2012. http://www.bps.go.id. [15 Januari
2014).
2014a. Data Luas Panen, Produksi, dan
Produktivitas Tanaman Anggrek Tahun 2011-2013. Jakarta: BPS
Indonesia.
[BPPP) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2007. Prospek dan Arah
Pengembangan Agribisnis Anggrek. http://www.litbang.deptan.go.id. [03
Maret 2014).
Dahl, D.C. and Hammond 1. W. 1977. Market and Price Analysis. The
Agricultural Industries. McGraw-Hili Book Company, Inc New York.
Darrnono, D.W. 2003. Agar Anggrek Rqjin Berbunga (seri agrikiat). Penebar
Swadaya: Jakarta.
[Diperta) Dinas Pertanian Tanarnan Pangan Provinsi Jawa Bara!. 2013. Luas
Panen, Produksi dan Produktivitas Tanarnan Anggrek di Jawa Barat
Periode 2010-2013. http://diperta.jabarprov.go.id. [19 Januari 2014]
2014.
Sentra Produksi Tanarnan Hias Unggulan di Jawa Barat Tahun 2013.
http://diperta.jabarprov.go.id. [19 Januari 2014]
75
[Kandes] Kantor Desa Rawa Kalong. 2014. Laporan Tahunan Desa Rawakalong
Tahun 2013. Rawakalong.
Kohls, R.L. and IN. UhI. 1985. Marketing ofagricultural Products. MacMillian
Publishing Company. New York.
KUESIONER PENELITIAN
*)coret yang tidak perlu
Nomer Responden :
A. KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN
1. Nama
2. Jenis Kelamin : LIP'
3. Alamat
4. Umur
5. Pendidikan terakhir
1. SD c) SMA e) lainnya ...
11. SMP d) Perguruan Tinggi
6. Jumlah tanggungan keluarga : ..... orang
7. Lama pengalaman bertani : ..... tahun
8. Lama melaksanakan usahatani anggrek : ..... tahun
9. Waktu untuk bertani : ..... jamlhari
10. Luas lahan garapan : ..... hektar
11. Sifat usahatani anggrek potong : utama/sampingan'
12. Penghasilan rata-rata dari usahatani anggrek potong per bulan: .......... .
13. Penghasilan lain diluar usahatani anggrek potong : ............ .
14. Sumber modal: sendirilkreditlpinjam ke saudara/lainnya......•
Kredit: pihak pemberi pinjaman : ....
mulai kredit tahun : ....
pembayaran kredit per bulan: ....
akhir pelunasan kredit : ....
tunggakan kredit perbulan : ....
masalah: ... .
15. Besar modal awal ....... .
16. Status kepernilikan lahan :
a. Pernilik
b. Penggarap
c. Penyewa
17. Ikut dalam organisasi pertanian (poktan Sugih Mukti I Pondokmiri)
80
a. Ya
b. Tidak
18. Keaktifan dalam organisasi pertanian (poktan Sugihmukti / Pondokmiri)
a. Aktif
b. Tidak aktif
B. STRUKTURBIAYA USAHATANI
Musim tanam : •
B.l. BIA YA TET AP
Status lahan:
a. Jika pemilik, berapa pajak dan iuran yang dikeluarkan
b. Jika penggarap, berapa bagi hasil : .....% .....%
c. Jika penyewa, berapa harga sewa lahan:
No Uraian Harga (Rp)
I Sewa lahan
2 Pajak
3 luran
4 Peralatan yang Harga Urnur Sudah
Jurnlah
digunakan: satuao pakai diguoakao
(unit)
(Rp) (tahuo) (tahuo)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
B.2. BIAYA VARlABEL
I. Varietas anggrek yang digunakan :
2. Alasan memilih varietas tersebut :
a. Harga komoditi lebih tinggi
b. Ikut petani lain
c. Bantuan Dinas Pertanian
d. Anjuran pihak tertentu
3. Jenis pupuk yang digunakan dalam bertani:
1..........•...........................................................
2 ..................................................................... .
1
81
j
82
.. ....... ...
~
••
..
•••• •
~
•
:......................
:
·····• ·
••
.
•
·
····
".···
···
···· ··•·
···
···.
...
··
·
·····• ····
··
··
.gs:: ··• ····
.
r/)
·
·-i• ... ...... -. ...
·..
b1)
§ •• ~
• ............••••....••••.
. •
"
8 ,"
m~.
§
(,)
~
~
~
~
N
a ,..
.!:l
0..
< •
a
~
v
...:l
Lampiran 3 Luas Panen, Produksi danProduktivitas Tanaman Anggrek, 2011-2013 00
----- .
-
.. ,..... ,.·wi C ." . . . . - . _ ...... _
Lampiran 4 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Anggrek, 2011-2013 (Lanjutan)
Luas Panen Produksi Produkti Luas Panen Produksi Produklivilas Luas Panen Produksi Produkllv
(m') (Tangkai) vila. (m') (Tangkai) (Tgklm') (m') (Tangkal) lIas
(Tgklm') (Tgklm')
Kalbar 14293 358844 18.79 20085 764 824 25.25 20085 992 367 25.25
,
Kalteng I 118 7271 4.65 I 714 8932 3.91 I 714 6217 . 3.91
Kalsel 1030 II 687 9.12 I 521 10 169 6.16 I 521 I 311 6.16
Kaltim 24560 216196 7. 14 13219 118 108 5.74 13219 119678 5.74
Sulut 26266 205 117 6.96 26918 215714 7.06 26918 165863 7.06
Sulteng 706 2122 3.01 907 6458 3.47 907 46242 3.47
Sulsel 18970 119 143 5.09 I 216 41747 20.00 1216 133762 20.00
Sultra 5265 51 903 6.63 4758 67468 10.99 4758 26679 10.99
Gorontalo 453 1436 1.77 86 566 5.29 86 11798 5.29
Sulbar 1600 31674 10.21 1407 22 414 3.29 I 407 2025 3.29
Maluku 0 581 25.33 215 I 584 7.37 215 7.37
Maluku Utara 8 114 27479 3.28 II 086 45678 3.00 II 086 1400 3.00
Papua Barat
Papua 1223 19029 9.29 3443 26216 7.2 3443 10197 7.2
Indonesia 1209938 15490 256 7.96 1 117334 20727891 12.63 1 117334 20277 071 12.63
00
VI
86
'\
•
87
•
88
•
•
90
•
•
91
•
93
1. Anggrek Vanda douglas barn tanam 2. Anggrek Vanda douglas siap panen
•
RIWAYATHIDUP