A bstract
The crisis o f solidarity on the one band a n d p o litica l iden tity th a t denies the diversity on the other hand
is a big problem th a t plagued the nation's center o f Indonesia T his issue is trying to read in a
philosophical discourse about the glass eye kom unitarism e versus liberalism . The debate between these
two philosophies can be drawn m ayhap its relevance to the context o f Indonesia H ere Pancasila
occupies a specialposition.
<1
iitCa ^LueLwjLJl li4.1 1<«jijJLil (jli-ui jJ Cili 3ft (jUjI (jjyl JlU
1 Tulisan ini merupakan periuasan dad makalah penulis pada acara bedah buku “Politik
Diferensiasi versus Politik Martabat Manusia?” yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Islam-
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta pada tanggal 6 Februad 2012
634 M illah V ol. X I, N o . 2 , Februari 2 0 1 2
A . P en d a h u lu a n
2 Data diambil dan pemyataan sikap anggota masyarakat sipfl di Maumere, Flores, N T T
ketia mengadakan aksi ke P okes Sikka, Maumere, N I T sekagai ungkapan solidaritas terhadap
korban kekerasan negara d i Sape, Bima.
Relevansi Perdebatan Liberalism e V ersus K om unitarism e... 635
3 “Kontradiksi dalam Kesejahteraan Umum ”, dalam K om pas, 29 N ovem ber 2011, hal. 6
636 M illab Vol. X I, N o. 2, Vebruan2012
dan T ocqueviU e, bukan pada pem ikir klasik m oderen seperti L ocke, R ousseau
dan K a n t
P ok ok pikiran libetalism e yang m enjadi sasaran gugatan kaum
kom unitarian dapat diringkaskan sebagai berikuL D alam liberalism e terdapat
distingsi tegas antara k on sep keadilan dan pandangan ten tang hidup baik,
legalitas dan m cralitas. T ugas negara ialah m enciptakan dan m enjam in sistem
hak atas dasar faham H A M , m en gkootd inasi ruang-ruang kebebasan individual
secara m axim al berdasarkan p tin sip hukum yang berlaku um um (Im m anuel
K ant). Pertanyaan seputar hidup baik bukan m enjadi kew enangan negara tapi
m asuk dalam ranah privat, nam un kon sep hidup baik itu tidak p em ah b oleh
bertentangan dengan prinsip hukum . D en gan dem ikian hukum m em batasi
kebebasan pandangan hidup baik.
K om unitarism e m engajukan beberapa catatan k ritisa ta s pandangan kaum
liberak A d a pu n beberapa p o in t p en tin g kritikan kaum kom unitarian terseb u t4
P eriam a, kaum kom unitarian m enolak kon sep antropologi liberal yang
m elihat m anusia sebagai ^unencum bered se lf ‘ atau m anusia tanpa kom unitas.
M anusia dalam pandangan kaum liberal dim engerri sebagai ind ivid u yang
terisolir dan m elayang-layang d i ruang k oso n g serta ditem patkan dalam ruang-
ruang hak kebebasan. D alam kenyataanya, dem ikian kaum kom unitarian,
m anusia selalu hidup dalam kom unitas, tradisi dan ikatan sosiaL Sebuah sistem
sosial yang tidak m enggubris aspek-aspek sosial in i dan hanya m em batasi diri
pada pem aham an ten tang m anusia sebagai pribadi hukum dalam ruang-ruang
kebebasan, m enghancurkan substansi sosial hidup m anusia dan cenderung
m enghantar m asyarakat kepada bahaya individualisasi, atom isasi dan
penghancuran nilai solidaritas.
K edua, bahaya atom isasi so sia l dan m elem ahnya solidaritas dipertajam lagi
dengan dom in asi im p eratif ek on om i. R ationalitas ek on om i pasar terus m engikis
dan m em arjinalisasi dim ensi etis, kultural dan religius bersam a tradisi dan
kom unitas-kom unitasnya (agam a m isalnya).
7 Bdk. Franz Magnis -Suseno, E tik a P o litik . P rin stp -p rim ip M o ra l D a sa r K enegaraan M oderen ,
Jakarga: Gramedia Pustaka Utam a, 1999, haL 348
8 Bdk. Adnan Buyung N asution, D em o k ra si K o n stitu sio n a l, Jakarta: Penerbit Buku K om pas,
2011, h a l 122
640 Millab Vol. XI, No. 2, Februari 2012
2 . K ritik a ta s P a to lo g i L ib e r a lism e
Liberalisme politik yang sudah mulai dipraktikkan di Indonesia perlu
disem pum akan dengan faham kom unitatian. Dialekrika antara yang partikular
dan universal harus dibangun secara kreatif. Praktik ethos H A M universal
misalnya tidak boleh m em atikan nilai-nilai kom unitarian yang terkandung dalam
agama-agama dan budaya-budaya lokaL Sebab, secara konkret individu tak
p em ah hidup sebagai unencum bered se lf atau individu tanpa kom unitas. N am un
im peratif pasar yang cenderung m engkolonisasi sem ua ranah kchidupan telah
“ m elem ankan kepakan sayap-sayap solidaritas sosial d a n kultural yang m em beri
rasa identitas dan k e k ita a n ”?
Tantangan ini tak dapat ditem ukan solusinya dalam liberalism e. F ilsu f
H annah A rendt m enganjurkan agar hak-hak liberal klasik perlu disem pum akan
dengan “hak-hak kultural yang m elindungi bentuk-bentuk kom unitas konkret
dan hak-hak parrisipasi p olitis yang dapat m em batasi kekuasaan pasar secara
dem okratis”.910
U ntuk konteks Indonesia yang plural, solu si kom unitarian selain dijalankan
o leh agam a dan kebudayaan, juga diperankan oleh Pancasila. Pancasila adalah
locus kontekstualisasi konsep universal hak asasi m anusia di Indonesia agar
m enjadi bagian dari hidup m asyarakat Pancasila juga m encegah bahaya
privatisasi konsep hidup baik seperti dipraktikkan dalam m asyarakat liberal.
Pancasila tidak m enghendaki adanya agam a negara d i Indonesia. N am un
itu tidak berarti, Pancasila sepakat dengan pandangan kaum liberal yang
m em andang agam a sebagai persoalan privat sem ata. Pancasila m enghendaki
agar nilai-nilai agam a diterjem ahkan m enjadi m oralitas publik. D i sini konsep
ketuhanan dalam Pancasila berperan seperti agama sipil {civic religion) yang
berurusan dengan m oralitas publik dan tidak m encam puri m oralitas serta
keyakinan pribadi. A tau seperti dirum uskan Y udi Latif:
dunia kehidupan (L ebensw elt), agarna tam pil sebagai sum ber m ata air m oralitas
dan pem beri ram bu-ram bu etis.
K etuhanan dalam kerangka Pancasila m engungkapkan kom itm en bangsa
Indonesia untuk m enata kehidupan politik-publik atas dasar nilai-nilai m oral
universal agam a-agam a serta budi pekerti yang luhur. K risis m oral yang
dihadapi m asyarakat m oderen serta fen om en kebangkitan agam a-agam a dalam
m asyarakat sekular m em buat paradigm a ketuhanan dalam kerangka Pancasila
m enjadi p en tin g dan sem akin relevan.
D alam m asyarakat Barat sejak tahun 90- mi paradigm a sekuler yang
me.m inggirkan agam a ke ruang privat m uiai goyah dan tem a agam a kem bali
m eram aikan diskursus di ruang publik.14 H aberm as m isalnyanya yang
m enganggap dirinya “religios unm usikalisch” (tak berbakat secara religius)
m enyadari kem bali akan pentingnya peran agam a d i ruang publik dan
m engem bangkan konsep m asyarakat postsekuler. M engapa m asyarakat liberal-
sekuler kem bali kepada agama?
M ungkin salah satu jawaban atas pertanyaan in i adalah ram bu-ram bu kritis
salah seorang teo lo g K atolik abad in i, H ans R u n g , yang dialam atkan kepada
m asyarakat m oderen sekular yang m au m endepak agam a ke raung privat
irasionalitas: ”K endatipun m anusia m ew ajibkan dirinya untuk taat pada norm a-
norm a m oral, satu hal tetap tak dapat dilakukan m anusia tanpa agama:
m em betikan pendasaran atas keniscayaan dan universalitas kewajiban-kewajiban
m oral.”15
Pendasaran terakhir tak tergoyahkan tentang keharusan dan universalitas
norm a-norm a m oral, dem ikian K ueng, tak dapat berpijak pada argum entasi
filo so fis abstrak sem ata-m ata. F ilsafat hanya m am pu m en yen tuh intelek
m anusia. Sem entara keharusan nilai-nilai m oral harus dapat m enggugah ranah
perasaan m anusia, ruan g d i m ana agam a-agam a dapat m enem busnya dan
14 Bdk. O tto G usti Madung, “E tos G lobal dan D ialog Peradaban”, dalam K om pas 27
Februari 2010
15 B d k Hans K ung, “Leidinien zum W eiterdenken”, dalam: Hans-M artin Schoenherr-
Mann, M ik in d erL eb en L en ten , M uncehen: Piper V edag 2008, haL 387
Kelevansi Perdebatan L ib era lism Versus Komunitarisme . .. 643
bergerak. K arena itu krisis m oralitas m asyarakat m oderen m en untut peran ak tif
agam a-agam a dalam ruang publik.
O rientasi m akna dan nilai sebuah m asyarakat bergantung pada vitalitas
tradisi, budaya, agam a, m od el-m od el eto s serta tatanan so sia l d i m ana m akna
dan n ilai tersebut dirawat dan dihayati. Pancasila m erupakan suatu m od el
pengaw etan dan vitalisasi tradisi tersebut. O rientasi m akna in i p en tin g dalam
hidup sosiaL Sebab, k on stitu si dan hukum yang paling rasional sekalipun belum
m enjadi jam inan dalam berperang m elaw an m asyarakat yang intoleran, akrab
dengan kekerasan, korup dan rakus.
K on sep kom unitarian berperan sebagai elem en m otivasion al yang
m enggerakkan ethos hak-hak asasi m anusia. Secara kodrati “rasa kem anusiaan”
kita alam i pertam a-tam a dalam solidaritas k elom p ok seperti agam a, suku dan
budaya. M anusia universal tak p em ah m enderita, yang m enderita adalah orang
Papua, orang Ac,eh atau warga AJhmadiyah. Pancasila adalah orientasi m akna
bersam a dan sebagai sistem etika bangsa ia m em berikan ram bu-ram bu untuk
keluar dan pelbagai krisis etika p ub lik yang tengah m elanda bangsa In d on esia.
netralitas tujuan. N egara liberal tak pem ah b o leh m engutam akan konsep hidup
baik tertentu berhadapan dengan pandangan atau id eo lo g i lainnya. Persis itu
yang terjadi jika negara didirikan atas dasar id eo lo g i agam a tertentu. K etiga,
netralitas legidm asi atau pem benaran. B asis legitim asi prinsip-prinsip keaHilan
tak b oleh berpijak pada nilai-nilai etis kom unal tertentu, nam un bertum puh
pada kon sep m oral universal dan tak berpihak.
A sas netralitas dari liberalism e in i m erupakan prestasi peradaban um at
m anusia dan telah berhasil m engatasi konflik antara agam a dan id eologi yang
m elanda m asyarakat E ropa. K on sep in i ham s diterapkan di Indonesia yang
m ultikultural agar perbedaan dan kebhinekaan tidak m enjadi sum ber k onflik
tapi kekayaan bangsa.
N egara yang m enganut prinsip netralitas tetap dapat m em ainkan peran
secara p olitis agar diskursus seputar id eo lo g i, pandangan hidup dan konsep
hidup baik m erupakan objek tem atisasi di ruang publik. D alam bidang
pendidikan dan ilm u pengetahuan negara dapat m engatur sekian agar dom inasi
pengetahuan instrum ental yang m enekan dapat dibatasi dem i kepentingan
kom petensi pandangan hidup.
N egara liberal dapat m engem bangkan pengetahuan tentang pelbagai tradisi
filsafat dan agam a serta kesadaran akan pluralitas persoalan id eologis d i sekolah-
sekolah dan universitas dan bukan sebaliknya m endepak persoalan id eologis
dan agam a ke ruang privat irasionalitas. N egara yang dibangun atas sem angat
m ultikulturalism e sadar akan pentingnya kom unitas-kom unitas yang
m enawarkan dan m enjaga orientasi etis-religius serta terlibat dalam kegiatan-
kegiatan solidaritas-karitatif. Insritusi-institusi kom unitarian seperri agama,
k elom pok adat, dan lain-lain dapat m enawarkan diri sebagai forum diskursus
tentang pandangan hidup. D en gan m em beri penekanan pada politik
kebudayaan m od el in i negara dapat m enanggapi secara produkrif idealism e
kom unitarian tanpa ham s berhenti m enjadi negara m oderen.
D alam seluruh p roses diskursus publik seputar pandangan hidup Pancasila
dapat berperan sebagai substansi n orm atif yang m em berikan panduan agar nilai-
nilai kehidupan bersam a seperri toleransi, kebebasan, persam aan, solidaritas,
ketaatan terhadap hukum dan pantang akan kekerasan tatap dijaga dan dipegang
Relevansi Perdebatan U beralism e V ersus K om m itarism e... 645
D . Penutup
In d on esia adalah sebuah m asyarakat yang m ultikultural. Pengakuan
m erupakan salah satu sikap eris yang p en tin g dalam m enghadapi kebhinekaan
dan keberbedaan tersebut. Pengakuan m em ungkinkan yang lain
m engekspresikan dan m engem bangkan dirinya secara o ten tis. N am u n
pengakuan akan keberbedaan dan keanekaragam an sem ata tanpa adanya basis
su b stan si m oral yan g sam a belum cukup m enjadi landasan k o k oh sebuah
kehidupan bersam a.
D alam sebuah m asyarakat m ultikultural nilai-nilai kom unai perlu
ditransform asi m en jad i nilai-nilai etika publik agar dapat diterim a o leh sem ua.
P ancasila tidak lain dari etika publik tersebut yang telah m engatasi sekat-sekat
kom unai. P ancasila juga m em berikan ram bu-ram bu n o rm a tif apakah n ila i- n ila i
kom unai tertentu layak diterim a sebagai norm a bersam a d i ruang p ub lik. D alam
d ialog terus-m enerus dengan nilai-nilai kom unai dan glob al P a n c a s ila
m enam pakkan dinam ikanya sebagai identitas bangsa. Sebuah id en titas yang
selalu terbuka u n tu k ditafsir kem bali.