Anda di halaman 1dari 7

RISET & JURNAL AKUNTANSI

Volume 4 Nomor 1, Februari 2020 e –ISSN : 2548-9224


https://doi.org/10.33395/owner.v4i1.203 p–ISSN : 2548-7507

Analisis Perlakuan Akuntansi atas Pendapatan


dan Beban Berbasis SAK ETAP dan
Implikasinya pada Laporan Keuangan
Koperasi Simpan Pinjam Estu Mulya
Sukodadi Lamongan
Sutri Handayani
sutrihandayani99@gmail.com
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan

Abstrak
Koperasi simpan pinjam merupakan jenis usaha yang sangat mengandalkan
kepercayaan masyarakat untuk menunjang perkembangan dan kelangsungan usahanya.
Masalah yang hendak dicari jawabannya dalam penelitian ini adalah bagaimana
perlakuan akuntansi atas pendapatan dan beban pada laporan keuangan pada Koperasi
Simpan Pinjam Estu Mulyayang sesuai dengan SAK ETAP.Hasil analisis menunjukkan
bahwa pendapatan berdasarkan KSP Estu Mulya sebesar Rp 2.750.300.790,- sedangkan
pendapatan berdasarkan SAK ETAP diakui sebesar Rp 3.300.361.000,- hasil ini diperoleh
dari pendapatan bunga dikalikan 10% dan dikalikan dengan jumlah bulan dalam satu
periode. Metode analisis data yang digunakan adalah mengumpulkan data mengenai
subyek penelitian untuk memahami latar belakang dari KSP Estu Mulya, menganalisis
perlakuan akuntansi dalam menyusun pendapatan dan beban dengan basis SAK ETAP,
menulis laporan hasil penelitian, dan menarik kesimpulan terhadap rumusan masalah
dan memberikan saran pengembangan implementasi hasil penelitian. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah pengakuan pendapatan belum sesuai dengan SAK ETAP,sedangkan
untuk pengakuan beban sudah sesuai.
Kata kunci : perlakuan akuntansi, pendapatan, beban

I. PENDAHULUAN koperasi. Koperasi sebagai suatu sistem


Pembangunan yang dilaksanakan yang turut serta mewarnai kehidupan
bangsa Indonesia merupakan wujud dari perekonomian Indonesia telah memiliki
usaha untuk mencapai tujuan nasional. legalitas tersendiri yang tertuang dalam
Tujuan nasional bangsa Indonesia tercermin Undang- Undang No.25 tahun 1992.
dalam Undang – Undang Dasar 1945. Dalam Koperasi merupakan organisasi yang
bidang ekonomi pasal 33 ayat 1 menyatakan terbuka, terutama bagi para anggotanya.
bahwa “Perekonomian disusun sebagai Pembangunan koperasi sebagai badan usaha
usaha bersama berdasarkan atas asas ditujukan pada penguatan dan perluasan
kekeluargaan”. Dalam penjelasan Undang- basis usaha, peningkatan mutu sumber daya
Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa usaha manusia terutama pengurus, pengelola dan
yang sesuai dengan pasal tersebut adalah

296
RISET & JURNAL AKUNTANSI
Volume 4 Nomor 1, Februari 2020 e –ISSN : 2548-9224
https://doi.org/10.33395/owner.v4i1.203 p–ISSN : 2548-7507

anggotanya berakhlak mulia, termasuk kekayaan para anggotanya sebagai modal


kewirausahaan profesionalisme koperasi, untuk menjalankan usaha, yang memenuhi
sehingga dengan kinerja yang makin sehat, aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang
kompetitif dan mandiri, koperasi mampu ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan
menjadi bangun usaha utama dalam nilai dan prinsip koperasi.
perekonomian. Muhammad Khafid, dkk. (2010)
Dalam sejarah perkembangan mengatakan bahwa, untuk mencapai tujuan-
perekonomian di Indonesia, koperasi tujuan koperasi, maka pengelolaan koperasi
memiliki peranan penting. Berkembangnya harus dilakukan dengan benar dan
Koperasi sebagai usaha masyarakat mampu profesional. Salah satu tolak ukur koperasi
memperkuat dirinya sebagai badan usaha yang sehat adalah koperasi yang melakukan
yang tangguh dan mandiri. Koperasi juga pengelolaan keuangan yang benar. Sebagai
berlandaskan pada prinsip-prinsip Koperasi, sebuah lembaga ekonomi yang
sekaligus gerakan ekonomi rakyat yang menghasilkan suatu laporan keuangan maka
berdasarkan atas asas kekeluargaan. masalah akuntansi koperasi merupakan
salah satu masalah penting yang ada di
Tetapi pada kenyataannya, koperasi
koperasi.
yang disebut-sebut sebagai sokoguru
Menurut Rudianto (2010), koperasi
perekonomian nasional, ternyata belum
simpan pinjam adalah koperasi yang hanya
dapat mewujudkan kemampuan dan
menjalankan satu usaha yaitu penghimpunan
peranannya secara optimal dalam
dan penyaluran dana kepada masyarakat.
berpartisipasi dalam perekonomian
Penyusunan laporan keuangan
Indonesia. Selain itu, kekurangan yang
koperasi hendaknya berpedoman pada
dihadapi koperasi terutama adalah akibat
standar akuntansi keuangan untuk entitas
keterbatasan sumberdaya yang meliputi
tanpa akuntabilitas publik. SAK ETAP
manajerial, modal akses kredit yang tidak
terpisah dari SAK besar dimana SAK ETAP
merata maupun adanya pembatasan kredit,
dalam pedoman penyusunan laporan
perencanaan, administrasi dan sumber daya
keuangan dibuat lebih sederhana. Selain itu
manusia.
diterbitkannya SAK ETAP sendiri bertujuan
Dengan adanya keterbatasan- untuk memudahkan pengusaha kecil atau
keterbatasan tersebut, koperasi akan menengah untuk menyusun laporan
memberikan peluang perbaikan yang begitu keuangan sendiri sehingga dapat berguna
luas. Perbaikan ini diharapkan untuk bagi intern atau untuk mendapatkan dana.
mengembangkan koperasi menjadi maju, Menurut Achmad Ramadhani
mandiri, dan berakar dalam masyarakat. (2010), dalam beberapa hal SAK ETAP
Salah satu perbaikan yang dilakukan adalah memberikan banyak kemudahan untuk
dalam bidang manajerial untuk menciptakan perusahaan dibandingkan dengan PSAK
koperasi sebagai badan usaha yang efisien, dengan ketentuan pelaporan yang lebih
efektif, dan ekonomis. Dalam hal ini, kompleks. Latar belakang disusunnya SAK
akuntansi dapat berperan untuk memberikan ETAP yang terpisah dari PSAK adalah
perbaikan dalam bidang manajerial. karena PSAK (Pernyataan Standar
Berdasarkan Undang-Undang No 17 Akuntansi Keuangan) yang mengadopsi
tahun 2012, Koperasi adalah badan hukum International Financial Reporting Standard
yang didirikan oleh orang perseorangan atau (IFRS) terlalu kompleks jika diterapkan oleh
badan hukum Koperasi,dengan pemisahan usaha kecil di Indonesia. Maka dari itu

297
RISET & JURNAL AKUNTANSI
Volume 4 Nomor 1, Februari 2020 e –ISSN : 2548-9224
https://doi.org/10.33395/owner.v4i1.203 p–ISSN : 2548-7507

diperlukan standar yang lebih sederhana dan atau timbulnya hutang atau keduanya selama
memudahkan usaha kecil dalam penyusunan satu periode sebagai akibat dari penyerahan
laporan keuangan. atau produksi barang, pemberian jasa,
Rumusan masalah pada penelitian ini aktivitas yang mendatangkan keuntungan
adalah Bagaimana perlakuan akuntansi atas lainnya yang merupakan operasi utama satu
pendapatan dan beban pada laporan entitas. Karakteristik utama beban terjadi di
keuangan pada Koperasi Simpan Pinjam dalam proses pembentukan pendapatan
Estu Mulya yang sesuai dengan SAK (Suwardjono, 2006).
ETAP? Menurut Mardiasmo ( 2008 : 44 )
beban adalah pengorbanan ekonomis yang
II. KAJIAN PUSTAKA diperlukan untuk memperoleh barang atau
Menurut Mardiasmo ( 2008 : 1 ) jasa. Pengorbanan ekonomis tersebut dapat
Akuntansi adalah seni pencatatan, berupa pengurangan aktiva atau
penggolongan, peringkasan, dan pelaporan pertambahnya utang dan modal perusahaan.
transaksi-transaksi keuangan suatu
organisasi dengan cara-cara tertentu yang III. METODE PENELITIAN
sistematis, serta penafsiran terhadap Metode Pengumpulan Data, Jenis
hasilnya. Data adalah Data Sekunder (Data yang
Menurut Mardiasmo (2008 : 43) dicatat dari obyek penelitian buku bacaan
pendapatan adalah peningkatan jumlah atau yang berhubungan dengan masalah
aktiva atau penurunan kewajiban yang akan dibahas peneliti dalam sebuah
perusahaan, yang timbul dari penyerahan penelitiannya dalam penyusunan data) dan
barang / jasa atau kegiatan usaha yang lain Data Primer (Data yang diperoleh dari
didalam satu periode akuntansi. Tidak penelitian dan diolah oleh peneliti dengan
termasuk dalam pengertian pendapatan cara wawancara. Seperti data populasi,
adalah peningkatan aktiva atau penurunan sejarah perusahaan dan struktur organisasi
kewajiban perusahaan yang timbul dari perusahaan ).
pembelian harta, investasi oleh pemilik
diperolehnya pinjaman, dan koreksi Sedangkan data yang digunakan
laba/rugi periode yang lalu. dalam penelitian ini adalah Data kualitatif
IAI (2013 : 6 ) menjelaskan tentang dan Data kuantitatif, adapun pengertiannya
pendapatan adalah suatu penghasilan yang adalah Data Kualitatif ( Data tersebut
timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas berupa keadaan dan gambaran umum
yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang koperasi serta hasil konfirmasi dari pengurus
berbeda seperti penjualan, imbalan, bunga, koperasi yang menjadi obyek penelitian ),
deviden, royalti dan sewa. dan Data Kuantitatif ( Data berupa laporan
Beban merupakan konsep arus yang keuangan yang meliputi laporan keuangan
menggambarkan perubahan yang tidak sisa hasil usaha, laporan arus kas, laporan
menguntungkan sumber daya perusahaan. promosi ekonomi anggota dan Catatan Atas
Beban timbul akibat adanya aktivitas Laporan Keuangan ).
perusahaan yang biasanya terbentuk pada
Dilihat dari rumusan masalah dan
arus kas atas berkurangnya aset seperti kas
tujuan penelitian, penelitian ini tergolong
dan setara kas, persediaan serta aset tetap.
penelitian deskriptif kualitatif dimana
Definisi beban berkaitan dengan kerugian,
penelitian ini bertujuan untuk
karena beban merupakan arus keluar harta
mendeskripsikan perlakuan akuntansi atas

298
RISET & JURNAL AKUNTANSI
Volume 4 Nomor 1, Februari 2020 e –ISSN : 2548-9224
https://doi.org/10.33395/owner.v4i1.203 p–ISSN : 2548-7507

pendapatan dan beban berbasis SAK ETAP disimpulkan bahwa ada dua syarat penting
yang ada pada Koperasi Simpan Pinjam. bagi suatu entitas agar dapat menjadikan
Dengan menggunakan metode deskriptif SAK ETAP sebagai standar akuntansi yang
yang merupakan penyajian dari data yang diterapkan dalam laporan keuangan yang
didapatkan sebagai hasil penelitian dengan akan disajikan, yaitu mengenai akuntabilitas
memberikan gambaran menurut apa adanya publik dan tujuan penerbitan laporan
sesuai dengan kenyataan pada waktu keuangan.
mengadakan penelitian.
Koperasi Simpan Pinjam “ Estu
Hasil penelitian selanjutnya Mulya “ yang berdiri pada tahun 1997
dibandingkan dengan kriteria-kriteria yang menjalankan kegiatan intermediasi dana
digunakan, dalam hal ini SAK ETAP dengan mengumpulkan dana dari seluruh
mengenai akuntansi perkoperasian serta anggota koperasi dalam bentuk tabungan
dianalisis dan diolah untuk mendapatkan maupun investasi berjangka untuk kembali
pemecahan dan kesimpulan sehingga didistribusikan kepada anggota yang
mampu memberikan saran-saran dan membutuhkan dana pinjaman. Berdasarkan
pertimbangan demi perbaikan koperasi hal ini terlihat jelas bahwa KSP “ Estu
tersebut dikemudian hari. Metode Analisis Mulya “ memiliki akuntabilitas publik yang
Data yang digunakan adalah mengumpulkan signifikan karena juga belum mendaftarkan
data mengenai subyek penelitian untuk diri sebagai perusahaan publik. Sehingga
memahami latar belakang dari Koperasi KSP “ Estu Mulya “ hanya bertanggung
Simpan Pinjam Estu Mulya Sukodadi jawab atas dana anggota – anggotanya.
Lamongan, menganalisis perlakuan Untuk pendapatan sesuai dengan paragraf
akuntansi dalam menyusun pendapatan dan 2.36 SAK ETAP dijelaskan bahwa
beban dengan basis SAK ETAP, menulis pengakuan penghasilan merupakan akibat
laporan hasil penelitian, dan menarik langsung dari pengakuan aset dan kewajiban
kesimpulan terhadap rumusan masalah dan yang merupakan komponen Neraca.
memberikan saran pengembangan
implementasi hasil penelitian. Penghasilan diakui dalam laporan
laba rugi jika kenaikan manfaat ekonomi di
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN masa depan yang berkaitan dengan
Standar Akuntansi untuk Koperasi peningkatan aset atau penurunan kewajiban
Simpan Pinjam “ Estu Mulya “ berdasarkan telah terjadi dan dapat diukur secara andal.
Buletin Teknis 6 yang ditetapkan oleh Dalam penyajian Koperasi “ Estu Mulya “
Dewan Standar Akuntansi Keuangan ( membagi pendapatan menjadi lebih rinci
DSAK ) yang dikeluarkan pada tanggal 11 berdasarkan jenis jasa yang diberikan.
Agustus 2011 menyatakan bahwa entitas Perincian ini diperbolehkan oleh SAK ETAP
yang memenuhi syarat untuk menerapkan sesuai dengan pernyataan paragraf 5.4
SAK ETAP adalah entitas yang tidak karena penyajian rincian ini memberikan
memiliki akuntabilitas publik signifikan dan informasi yang relevan untuk lebih
menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan memahami kinerja koperasi dalam peride
umum bagi pengguna eksternal. Hal ini tersebut.
kembali diatur dan dijelaskan pada Bab 1
Sedangkan untuk beban menurut
SAK ETAP tentang ruang lingkup.
SAK ETAP paragraf 5.6, beban haruslah
Berdasarkan ketetapan ini, dapat
diklasifikasikan lebih lanjut berdasarkan

299
RISET & JURNAL AKUNTANSI
Volume 4 Nomor 1, Februari 2020 e –ISSN : 2548-9224
https://doi.org/10.33395/owner.v4i1.203 p–ISSN : 2548-7507

sifat atau fungsi beban. Akan tetapi, dalam Rp 3.300.361.000,- Pengakuan dan
paragraf 5.8 disebutkan bahwa entitas yang pengukuran pendapatan provisi dan biaya
mengklasifikasikan beban berdasarkan administrasi yang diterapkan KSP “ Estu
fungsi mengungkapkan informasi tambahan Mulya “ belum sesuai SAK ETAP.
berdasarkan sifat beban, termasuk
penyusutan dan beban amortisasi dan beban Pendapatan jasa administrasi yang
imbalan kerja. Hal ini telah diterapkan terdiri dari pendapatan provisi dan
dengan baik oleh Koperasi “ Estu Mulya “. pendapatan dari biaya transaksi atas jasa
Koperasi “ Estu Mulya “ mengklasifikasikan pinjaman yang diberikan. Berdasarkan AD /
beban menurut fungsinya dan kemudian ART koperasi pendapatan jasa administrasi
memberikan informasi lebih lanjut yang diterapkan oleh KSP “ Estu Mulya “
mengenai sifat beban melalui subklasifikasi ditetapkan 15 % dari jumlah pinjaman yaitu
pada masing – masing beban menurut fungsi 10 % untuk pendapatan provisi dan 5 %
tersebut. untuk biaya transaksi. Pendapatan jasa
administrasi pada KSP “ Estu Mulya “ diakui
Pengakuan dan pengukuran pada saat realisasi kredit dan tidak
pendapatan bunga pinjaman pada KSP “ diamortisasi yang dinilai sebesar Rp
Estu Mulya “ belum sesuai dengan SAK 438.774.000,-.
ETAP. Pendapatan bunga pinjaman pada
Koperasi Simpan Pinjam “Estu Mulya” Sedangkan menurut SAK ETAP
tahun 2014 yaitu diakui sebesar Rp pendapatan provisi diakui pada saat
2.750.300.790,- pengukuran pendapatan pinjaman diberikan yang ditangguhkan
bunga pinjaman pada Koperasi Simpan terlebih dahulu kemudian diamortisasi
Pinjam “ Estu Mulya “ ditetapkan 10 % dari secara sistematis sesuai dengan jangka
pinjaman yang diberikan. waktu kredit, sehingga pada koperasi ini
pendapatan provisi setelah dihitung
Berikut adalah rumus penghitungan berdasarkan SAK ETAP menjadi Rp
berdasarkan SAK ETAP : 36.564.500,-.

Pendapatan Bunga x persentase (%) Untuk pengakuan dan pengukuran


beban bunga simpanan yang diterapkan oleh
x jumlah bulan dalam satu periode
KSP “ Estu Mulya “ sudah sesuai dengan
SAK ETAP. Beban bunga simpanan pada
Penghitungan pendapatan
KSP “ Estu Mulya “ diakui sesuai dengan
berdasarkan koperasi adalah pendapatan
periode waktu jatuh temponya, artinya
dikalikan dengan prosentase bunga sebesar
beban bunga atas simpanan untuk bulan
10 %. Sedangkan jika disesuaikan dengan
desember sudah diakui dan langsung dicatat
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
sebagai penambah simpanan anggota yang
Akuntabilitas Publik ( SAK ETAP )
bersangkutan melalui jurnal umum ataupun
pendapatan bunga pinjaman diakui secara
jurnal penyesuaian. Beban bunga simpanan
akrual, dimana pencatatan bunga pinjaman
sukarela dinilai sebesar Rp 214.214.450,-
kedalam rekening pendapatan pada saat
beban bunga simpanan berjangka dinilai
jatuh waktu sebesar persentase yang
sebesar Rp 825.778.500,- beban bunga
ditetapkan dari jumlah pinjaman yang
simpanan berjenjang dinilai sebesar Rp
diberikan dikalikan dengan jumlah bulan
5.450.000,- dan beban bunga simpanan
dalam satu periode, maka hasilnya menjadi
saham dinilai sebesar Rp 780.500.095,-.

300
RISET & JURNAL AKUNTANSI
Volume 4 Nomor 1, Februari 2020 e –ISSN : 2548-9224
https://doi.org/10.33395/owner.v4i1.203 p–ISSN : 2548-7507

Pengakuan dan pengukuran beban V. KESIMPULAN DAN SARAN


operasional yang diterapkan KSP “ Estu 5.1. KESIMPULAN
Mulya “ sudah sesuai dengan SAK ETAP. Berdasarkan pembahasan diatas
Beban operasional lainnya pada KSP “ Estu dapat ditarik kesimpulan bahwa pada
Mulya “ diakui sebesar jumlah yang menjadi koperasi belum sepenuhnya menggunakan
kewajiban koperasi. Beban personalia yaitu PSAK ETAP , dilihat dari pengakuan
berkaitan dengan pemberian imbalan kerja pendapatan yang ternyata belum diakui
diakui pada saat pegawai telah memberikan secara akrual, tetapi untuk pengakuan beban
jasanya yang dinilai sebesar Rp pada koperasi ini semuanya sudah sesuai
450.704.273,- beban administrasi dan umum dengan SAK ETAP.
dinilai sebesar Rp 386.287.489,- beban
penyusutan aktiva tetap dinilai sebesar Rp 5.2. SARAN
62.300.773,-. Untuk Koperasiagar melakukan
penerapan standar akuntansi entitas tanpa
Pengakuan dan pengukuran beban akuntanbilitas publik (SAK ETAP) sebagai
non-operasional lainnya pada KSP “ Estu acuan dalam penyusunan laporan keuangan
Mulya “ sudah sesuai dengan SAK ETAP. koperasi. Khususnya pada pengakuan
Beban non-operasional lainnya pada KSP “ pendapatan yang ada pada Laporan Sisa
Estu Mulya “ diakui pada saat terjadinya, Hasil Usaha ( SHU ). Hal ini dilakukan agar
diukur sebesar jumlah yang harus laporan keuangan jelas dan memberikan
diselesaikan koperasi yang dinilai sebesar informasi penuh terhadap kondisi keuangan
Rp 3.500.707,-. koperasi.Sedangkan untuk Peneliti
Beban pajak sesuai perhitungan SAK Selanjutnyaharus lebih memahami apa itu
ETAP adalah sebesar Rp. 448.278.900,-. SAK ETAP dan bagaimana perlakuannya
Nilai tersebut diperoleh berdasarkan serta penerapannya pada koperasi, agar
perhitungan pph badan sesuai dengan Tarif dapat dengan mudah menyelesaikan
Pajak PPh Badan untuk Tahun Pajak 2013 masalah yang sesuai dengan judul yang anda
berdasarkan Pasal 17 dan Pasal 31 E buat.
Undang-Undang No.36 Tahun 2008
Tentang Pajak Penghasilan Undang-Undang DAFTAR PUSTAKA
No. 36 tahun 2008 tentang pajak IAI.(2013).SAK ETAP. Cetakan Ketiga.
penghasilan, ditetapkan 25 % dari Ikatan Akuntansi Indonesia.
penghasilan kena pajak, dan untuk entitas
dengan peredaran bruto sampai dengan Rp Khafid, Muhammad, dkk. (2010). Analisis
50.000.000.000 akan mendapat fasilitas PSAK No. 27 Tentang Akuntansi
berupa pengurangan tarif sebesar 50 persen. Perkoperasian dan Pengaruhnya
Sedangkan Penghitungan Pajak terhadap Kesehatan Usaha pada
penghasilan yang terhutang pada koperasi KPRI. Dalam Jurnal Dinamika
adalah : Akuntansi, 2(1): h:37-45.
= 50 % x 25 % x Rp 3.586.231.528 ,-
Mardiasmo.(2008).Akuntansi Keuangan
= 12,5 % x Rp 3.586.231.528,- Dasar. Edisi Ketiga. Cetakan Kedua.
Yogyakarta : Anggota IKAPI.
= Rp 448.278.900,-
Ramdhani, Achmad. (2015). Analisis
Penerapan PSAK No.46 Terhadap

301
RISET & JURNAL AKUNTANSI
Volume 4 Nomor 1, Februari 2020 e –ISSN : 2548-9224
https://doi.org/10.33395/owner.v4i1.203 p–ISSN : 2548-7507

Penyajian Laporan Keuangan pada UUD Republik Indonesia, Nomer 17 Tahun


PT. Mitra Tritunggal Abadi, 2012 Tentang Perkoperasian.
http://repository.unhas.ac.id/handle/1
23456789/125 UUD Republik Indonesia, Nomor 25 Tahun
1992 Tentang Perkoperasian.
Rudianto.(2010). Akuntansi Koperasi,
Erlangga: Jakarta. UUD (1945) Pasal 33. Nasionalisasikan
Sumber Daya Alam Indonesia Demi
Suwardjono.(2006).Teori Akuntansi. Edisi Kesejahteraan Bangsa. 01 Maret
Ketiga. Cetakan Kedua. Yogyakarta : 2019.
Fakultas Ekonomika Universitas
Gadjah Mada.

302

Anda mungkin juga menyukai