Anda di halaman 1dari 21

AL’ QURAN DAN IPTEK

OLEH

NURFADILL 1821017
A
M. YUNUS 1821064
ST. NUR 1821012
AZIZAH

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU


POLITIK (STISIP)
MUHAMMADIYAH SINJAI
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Allah SWT, atas petunjuk dan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yg berjudul AL’
QURAN DAN IPTEK ini untuk penambahan ilmu pengetahuan dan untuk

i
memenuhi keperluan nilai dan penambahan sebagai salah satu sumber/media
pembelajaran dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
       Tidak lupa pula kami mengucapkan terimakasih kepada orangtua kami yang
telah mendukung kami selama menjalani pendidikan di STISIP Muhammadiyah
Sinjai dan teman-teman yang telah bekerja sama untuk menyelesaikan tugas ini.
Tugas ini berisi tentang definisi alqur’an dan iptek, hadist-hadist tentang
al-qur’an dan iptek, serta pembahasan-pembahasan lain yang akan kami ulas di
pembahasan materi. Di Tugas ini, kami sebagai penyusun Tugas Agama Islam
sangat berterimakasih kepada Bapak/Ibu Dosen, karena telah memberi ilmu
pengetahuan kepada kami tentang ilmu pelajaran yang diberikan kepada kami
selama ini.
       Kami menyadari banyaknya kekurangan dalam mengerjakan tugas ini, oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima dengan
senang hati, guna penyempurnaan tugas-tugas berikutnya.

DAFTAR ISI
SAMPUL................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................ ii

ii
DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ........................................................................ 1
C. Manfaat ....................................................................................... 1
D. Rumusan Masalah ...................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................... 3
A. Pengertian Al’Quran .................................................................. 3
B. Pengertian Sains dan Pengetahuan ............................................. 3
C. Dampak Positif dan Negatif adanya Iptek .................................. 4
D. Fakta- fakta yang terkandung dalam Al’Quran di tentang Iptek 4
BAB III PENUTUP ................................................................................ 17
A. Kesimpulan ................................................................................. 17
B. Saran ........................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tolak  ukur  era  modern  ini  adalah  sains  dan  teknologi.  Sains  dan
Teknologi mengalami  perkembangan  yang  begitu  pesat  bagi  kehidupan
manusia.  Dalam setiap waktu para ahli dan ilmuwan terus mengkaji dan meneliti
sains dan teknologi sebagai penemuan yang paling canggih dan modern.
Keduanya sudah menjadi simbol kemajuan pada abad ini. Oleh karena itu, 
apabila ada suatu bangsa atau negara yang tidak mengikuti perkembangan sains
dan teknologi,  maka bangsa atau negara itu dapat dikatakan negara yang tidak
maju dan terbelakang.  Islam adalah satu-satunya agama samawi  yang
memberikan perhatian besar  terhadap ilmu pengetahuan.  Islam tidak pernah
mengekang umatnya untuk maju dan modern.  Justru Islam sangat  mendukung
umatnya untuk melakukan research  dan  bereksperimen  dalam hal  apapun, 
termasuk  sains  dan teknologi. Bagi Islam sains dan teknologi adalah termasuk
ayat-ayat Allah yang perlu digali dan dicari keberadaannya. Ayat-ayat Allah yang
tersebar di  alam semesta ini,  dianugerahkan kepada manusia sebagai khalifah di
muka bumi untuk diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Salah satu
keagungan nikmat yg dikaruniakan Allah bagi umat Nabi Muhammad Shallallahu
‘alaihi wa sallam ialah nikmat ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan sains
dan teknologi telah memberikan kemudahan-kemudahan dan kesejahteraan bagi
kehidupan manusia sekaligus merupakan sarana bagi  kesempurnaan  manusia 
sebagai  hamba  Allah  dan  khalifah-Nya karena Allah telah mengaruniakan
anugerah keni’matan kepada manusia yg bersifat saling melengkapi yaitu
anugerah agama dan kenikmatan sains dan teknologi.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan  penulisan dari  pembuatan  makalah  ini  adalah:
a) Untuk lebih memahami  tentang keterkaitan  antara  Al-qur’an  dengan 
kemajuan  Ilmu  pengetahuan  dan teknologi.
b) Mengetahui unsur-unsur yang terkait pada hadist tentang Al-qur’an dan
iptek.
c) Untuk mengetahui perspektif serta motivasi islam dalam mengembangkan
ilmu pengetahuan.

C. Manfaat
Manfaat penyusunan makalah pengamatan ini untuk kepentingan teoritis, yaitu:
a) Untuk menambah khazanah keilmuan tentang Ilmu pengetahuan dalam
islam sehingga dapat mewarnai menambah pengetahuan siswa/i.

1
b) Diharapkan dapat memberi informasi tambahan atau pembanding bagi
peneliti lain dengan masalah sejenis.
c) Untuk kepentingan praktis, yaitu  kontribusi terhadap pemikiran Islam
serta menghadirkan Islam secara lebih komprehensif.
D. Rumusan Masalah
a) Bagaimanakah perkembangan sains dan teknologi, serta karakteristik dan
sumbernya.
b) Bagaimanakah pandangan islam terhadap akal dan wahyu.
c) Bagaimanakah motivasi islam dalam mengembangkan ilmu pengetahuan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur’an secara ilmu kebahasaan berakar dari kata qaraa yaqrau qur’anan
yang bererti “bacaan atau yang dibaca”. Secara general Al-Qur’an didefenisikan
sebagai sebuah kitab yang berisi himpunan kalam Allah, suatu mukjizat yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. melalui perantaraan malikat Jbril,
ditulis dalam mushaf yang kemurniannya senantiasa terpelihara, dan membacanya
merupakan amal ibadah.
Al-Qur’an adalah kitab induk, rujukan utama bagi segala rujukan, sumber
dari segala sumber, basis bagi segala sains dan ilmu pengetuhan, sejauh mana
keabsahan ilmu harus diukur standarnya adalah Al-Qur’an. Ia adalah buku induk
ilmu pengethuan, di mana tidak ada satu perkara apapun yang terlewatkan,
semuanya telah terkafer di dalamnya yang mengatur berbagai asfek kehidupan
manusia, baik yang berhubungan dengan Allah (Hablum minallah); sesama
manusia (Hablum minannas); alam, lingkungan, ilmu akidah, ilmu sosial, ilmu
alam, ilmu emperis, ilmu agama, umum dan sebgaianya.(Q.S. Al-an’am: 38).
Lebih lanjut Achmad Baiquni mengatakan, “sebenarnya segala ilmu yang
diperlukan manusia itu tersedia di dalam Al-Qur’an”.
B. Pengertian Sains Dan Pengetahuan
Menurut wikipedia bahasa Indonesia “Sains (science) diambil dari kata
latin scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan. Sund dan Trowbribge
merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses.
Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan
pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan
itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. "Real
Science is both product and process, inseparably Joint" (Agus. S. 2003: 11)
Sains merupakan langkah-langkah yang ditempuh para ilmuwan untuk
melakukan penyelidikan dalam rangka mencari penjelasan tentang gejala-gejala
alam. Langkah tersebut adalah merumuskan masalah, merumuskan hipotesis,
merancang eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis dan akhimya
menyimpulkan. Dari sini tampak bahwa karakteristik yang mendasar dari Sains
ialah kuantifikasi artinya gejala alam dapat berbentuk kuantitas. Sains
mempelajari aspek-aspek fisik & non manusia tentang Bumi dan alam sekitarnya.
Ilmu-ilmu alam membentuk landasan bagi ilmu terapan, yang keduanya
dibedakan dari ilmu sosial, humaniora, teologi, dan seni. Tingkat kepastian sains
atau ilmu alam relatif tinggi mengingat obyeknya yang kongkrit, karena hal ini
ilmu alam lazim juga disebut ilmu pasti.”

3
Sains dan ilmu pengetahuan adalah merupakan salah satu isi pokok
kandungan kitab suci Al-Qur’an. Bahkan kata ‘ilm itu sendiri disebut dalam al-
Qur’an sebanyak 105 kali, tetapi dengan kata jadiannya ia disebut lebih dari 744
kali. Sains merupakan salah satu kebutuhan agama Islam, betapa tidak setiap kali
umat Islam ingin melakasanakan ibadah selalu memerlukan penentuan waktu dan
tempat yang tepat, umpamanya melaksanakan shalat, menentukan awal bulan
Ramadhan, pelaksanaan haji semuanya punya waktu-waktu tertentu dan untuk
mentukan waktu yang tepat diperlukan ilmu astronomi. Maka dalam Islam pada
abad pertengahan dikenal istilah “ sains mengenai waktu-waktu tertentu
Banyak lagi ajaran agama yang pelaksanaannya sangat terkait erat dengan
sains dan teknelogi, seperti untuk menunaikan ibadah haji, bedakwah
menyebarkan agama Islam diperlukan kendraan sebagai alat transportasi. Allah
telah meletakkan garis-garis besar sains dan ilmu pengetahuan dalam al-Qur’an,
manusia hanya tinggal menggali, mengembangkan konsep dan teori yang sudah
ada, antara lain sebagaimana terdapat dalam Q.S Ar-Rahman: 55/33.
C. Dampak Positif Dan Negatif Adanya Iptek
Dampak positif dari adanya IPTEK adalah sebagai berikut :
a) Mampu meringankan masalah yang dihadapi manusia.
b) Mengurangi pemakaian bahan – bahan alami yang semakin langka.
c) Membuat segala sesuatunya menjadi lebih cepat.
d) Membawa manusia kearah lebih modern.
e) Menyadarkan kita akan keesaan Allah SWT
f) Menjawab pertanyaan yang dari dulu diajukan oleh nenek moyang
kita melalui penelitian ilmiah.
Dampak negatif dari adanya IPTEK adalah sebagai berikut :
a. Dengan segala sesuatunya yang semakin mudah, menyebabkan
orang – orang menjadi malas berusaha sendiri.
b. Menjadi tergantung pada alat yang dihasilkan oleh IPTEK itu
sendiri.
c. Melupakan keindahan alam.
d. Masyarakat lebih menyukai yang instan.
e. Dengan memanipulasi makanan yang ada, menyebabkan
masyarakat kurang gizi.
f. Kekhawatiran masyarakat terhadap IPTEK yang semakin maju
menyebabkan peradaban baru.

D. Fakta-Fakta Yang Terkandung Di Al-Qur’an Tentang Iptek


Al-Qur’an, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad
SAW secara lisan dan berangsur-angsur antara tahun 610 hingga 632 M atau
selama kira-kira 22 tahun, dimana pada masa itu umat manusia khususnya orang-

4
orang Mekah dan Madinah masih dalam kegelapan dan buta huruf, telah
membuktikan kebenaran wahyunya melalui konsistensinya dan kesesuaiannya
dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang ditemukan umat manusia
pada masa jauh setelah Muhammad. Berbagai contoh di bawah ini, menunjukkan
bukti-bukti kebenaran wahyu Al-Qur’an yang diturunkan oleh Allah SWT kepada
Nabi Muhammad SAW tanpa bisa dibantah.
1. Bentuk Bulat Planet Bumi
 “Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan
malam atas siang dan menutupkan siang atas malam…” (Al Qur’an, 39:5)
Dalam Al Qur’an, kata-kata yang digunakan untuk menjelaskan tentang
alam semesta sungguh sangat penting. Kata Arab yang diterjemahkan
sebagai “menutupkan” dalam ayat di atas adalah “takwir”. Dalam kamus bahasa
Arab, misalnya, kata ini digunakan untuk menggambarkan pekerjaan
membungkus atau menutup sesuatu di atas yang lain secara melingkar,
sebagaimana surban dipakaikan pada kepala.
Keterangan yang disebut dalam ayat tersebut tentang siang dan malam
yang saling menutup satu sama lain berisi keterangan yang tepat mengenai bentuk
bumi. Pernyataan ini hanya benar jika bumi berbentuk bulat. Ini berarti bahwa
dalam Al Qur’an, yang telah diturunkan di abad ke-7, telah diisyaratkan tentang
bentuk planet bumi yang bulat.
Namun perlu diingat bahwa ilmu astronomi kala itu memahami bumi
secara berbeda. Di masa itu, bumi diyakini berbentuk bidang datar, dan semua
perhitungan serta penjelasan ilmiah didasarkan pada keyakinan ini. Sebaliknya,
ayat-ayat Al Qur’an berisi informasi yang hanya mampu kita pahami dalam satu
abad terakhir. Oleh karena Al Qur’an adalah firman Allah, maka tidak
mengherankan jika kata-kata yang tepat digunakan dalam ayat-ayatnya ketika
menjelaskan jagat raya. Rasanya tidak mungkin Allah menyebutkan
secara langsung bahwa bentuk bumi adalah bulat, karena ini akan bertentangan
dengan keyakinan manusia pada waktu itu. Lebih jauh, Allah menyuruh manusia
untuk berfikir dan memahami segala ciptaan-Nya yang tak terbatas luasnya ini.
2. Proses Penciptaan Hujan Dan Salju
“Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan
antara (bagian-bagian) nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, Maka
kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga)
menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan
awan seperti) gunung-gunung, Maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu
kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang
dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu Hampir-hampir menghilangkan
penglihatan.” (Q.S An-Nur: 43).

5
Proses terbentuknya hujan masih merupakan misteri besar bagi orang-orang
dalam waktu yang lama. Baru setelah radar cuaca ditemukan, bisa didapatkan
tahap-tahap pembentukan hujan.
Pembentukan hujan berlangsung dalam tiga tahap. Pertama, "bahan baku" hujan
naik ke udara, lalu awan terbentuk. Akhirnya, curahan hujan terlihat. Tahap-tahap
ini ditetapkan dengan jelas dalam Al-Qur’an berabad-abad yang lalu, yang
memberikan informasi yang tepat mengenai pembentukan hujan. Kini, mari kita
amati tiga tahap yang disebutkan dalam ayat ini.
Tahap ke-1 : "...Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan…"
Gelembung-gelembung udara yang jumlahnya tak terhitung yang dibentuk dengan
pembuihan di lautan, pecah terus-menerus dan menyebabkan partikel-partikel air
tersembur menuju langit. Partikel-partikel ini, yang kaya akan garam, lalu
diangkut oleh angin dan bergerak ke atas di atmosfir. Partikel-partikel ini, yang
disebut aerosol, membentuk awan dengan mengumpulkan uap air di
sekelilingnya, yang naik lagi dari laut, sebagai titik-titik kecil dengan mekanisme
yang disebut "perangkap air".
Tahap ke-2 : “...kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian
menjadikannya bertindih-tindih..."
Awan-awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekeliling butir-butir
garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena air hujan dalam hal ini sangat
kecil (dengan diamter antara 0,01 dan 0,02 mm), awan-awan itu bergantungan di
udara dan terbentang di langit. Jadi, langit ditutupi dengan awan-awan.
Tahap ke-3 :  "…Maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan
Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit…"
Partikel-partikel air yang mengelilingi butir-butir garam dan partikel -partikel
debu itu mengental dan membentuk air hujan. Jadi, air hujan ini, yang menjadi
lebih berat daripada udara, bertolak dari awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai
hujan.
3. Fenomena Berpasang-Pasangan Atas Segala Sesuatu
     Al-Qur-an yang berulang-ulang menyebut adanya pasangan dalam alam
tumbuh-tumbuhan, juga menyebut adanya pasangan dalam rangka yang lebih
umum, dan dengan batas-batas yang tidak ditentukan.
 “Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya baik
dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa-apa
yang mereka tidak ketahui.” (QS. 36:36)
Kita dapat mengadakan hipotesa sebanyak-banyaknya mengenai arti hal-hal yang
manusia tidak mengetahui pada zaman Nabi Muhammad. Hal-hal yang manusia
tidak mengetahui itu termasuk di dalamnya susunan atau fungsi yang berpasangan

6
baik dalam benda yang paling kecil atau benda yang paling besar, baik dalam
benda mati atau dalam benda hidup. Yang penting adalah untuk mengingat
pemikiran yang dijelaskan dalam ayat itu secara gamblang dan untuk mengetahui
bahwa kita tidak menemukan pertentangan dengan Sains masa ini.
Meskipun gagasan tentang “pasangan” umumnya bermakna laki-laki dan
perempuan, atau jantan dan betina, ungkapan “maupun dari apa yang tidak mereka
ketahui” dalam ayat di atas memiliki cakupan yang lebih luas. Kini, cakupan
makna lain dari ayat tersebut telah terungkap. Ilmuwan Inggris, Paul Dirac, yang
menyatakan bahwa materi diciptakan secara berpasangan, dianugerahi Hadiah
Nobel di bidang fisika pada tahun 1933. Penemuan ini, yang disebut “parité”,
menyatakan bahwa materi berpasangan dengan lawan jenisnya: anti-materi. Anti-
materi memiliki sifat-sifat yang berlawanan dengan materi. Misalnya, berbeda
dengan materi, elektron anti-materi bermuatan positif, dan protonnya bermuatan
negatif. Fakta ini dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut:
   “…setiap partikel memiliki anti-partikel dengan muatan yang berlawanan …
dan hubungan ketidakpastian mengatakan kepada kita bahwa penciptaan
berpasangan dan pemusnahan berpasangan terjadi di dalam vakum di setiap saat,
di setiap tempat.”
Semua ini menunjukkan bahwa unsur besi tidak terbentuk di Bumi, melainkan
dibawa oleh meteor-meteor melalui ledakan bintang-bintang di luar angkasa, dan
kemudian “dikirim ke bumi”, persis sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut.
Jelas bahwa fakta ini tak mungkin diketahui secara ilmiah pada abad ke-7, di saat
Al Qur’an diturunkan.
4. Teori Dentuman Besar (Big Bang) Dan Ajarannya
Pendapat kaum materialis yang berlaku selama beberapa abad hingga awal abad
ke-20 menyatakan, bahwa alam semesta memiliki dimensi tak terbatas, tidak
memiliki awal, dan akan tetap ada untuk selamanya. Menurut pandangan ini, yang
disebut "model alam semesta yang statis", alam semesta tidak memiliki awal
maupun akhir.
Dengan memberikan dasar bagi filosofi materialis, pandangan ini menyangkal
adanya Sang Pencipta, dengan menyatakan bahwa alam semesta ini adalah
kumpulan materi yang konstan, stabil, dan tidak berubah-ubah. Namun,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi abad ke-20 menghancurkan
konsep-konsep primitif seperti model alam semesta yang statis. Saat ini, pada
awal abad ke-21, melalui sejumlah besar percobaan, pengamatan, dan
perhitungan, fisika modern telah mencapai kesimpulan bahwa alam semesta
memiliki awal, bahwa alam diciptakan dari ketiadaan dan dimulai oleh suatu
ledakan besar.
"Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah
(menyatakan kebesaran Allah). Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha

7
Bijaksana. Kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi, Dia menghidupkan dan
mematikan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu." (Surat al-Hadid: 1-2).
5. Pemuaian Alam Semesta
Pada tahun 1929, di observatorium Mount Wilson di California, seorang astronom
Amerika bernama Edwin Hubble membuat salah satu temuan terpenting dalam
sejarah astronomi. Ketika tengah mengamati bintang dengan teleskop raksasa, dia
menemukan bahwa cahaya yang dipancarkan bintang-bintang bergeser ke ujung
merah spektrum. Ia pun menemukan bahwa pergeseran ini terlihat lebih jelas jika
bintangnya lebih jauh dari bumi. Temuan ini menggemparkan dunia ilmu
pengetahuan. Berdasarkan hukum-hukum fisika yang diakui, spektrum sinar
cahaya yang bergerak mendekati titik pengamatan akan cenderung ungu,
sementara sinar cahaya yang bergerak menjauhi titik pengamatan akan cenderung
merah. Pengamatan Hubble menunjukkan bahwa cahaya dari bintang-bintang
cenderung ke arah warna merah. Ini berarti bahwa bintang-bintang tersebut
senantiasa bergerak menjauhi kita. Tidak lama sesudah itu, Hubble membuat
temuan penting lainnya: Bintang dan galaksi bukan hanya bergerak menjauhi kita,
namun juga saling menjauhi. Satu-satunya kesimpulan yang dapat dibuat tentang
alam semesta yang semua isinya bergerak saling menjauhi adalah bahwa alam
semesta itu senantiasa memuai.
Harus dikatakan bahwa "volume nol" adalah istilah teoretis yang bertujuan
deskriptif. Ilmu pengetahuan hanya mampu mendefinisikan konsep "ketiadaan",
yang melampaui batas pemahaman manusia, dengan menyatakan titik tunggal
tersebut sebagai "titik yang memiliki volume nol". Sebenarnya, "titik yang tidak
memiliki volume" ini berarti "ketiadaan". Alam semesta muncul dari ketiadaan.
Dengan kata lain, alam semesta diciptakan.
Fakta ini, yang baru ditemukan oleh fisika modern pada akhir abad ini, telah
diberitakan Al Quran empat belas abad yang lalu:
"Dia Pencipta langit dan bumi." (QS. Al An'am:101)
Jika kita membandingkan pernyataan pada ayat di atas dengan teori Ledakan
Besar, terlihat kesamaan yang sangat jelas. Namun, teori ini baru diperkenalkan
sebagai teori ilmiah pada abad ke-20. Pemuaian alam semesta merupakan salah
satu bukti terpenting bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan. Meskipun
fakta di atas baru ditemukan pada abad ke-20, Allah telah memberitahukan
kenyataan ini kepada kita dalam Al Quran 1.400 tahun yang lalu:
"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami
benar-benar berkuasa." (Surat Adz-Dzariyat:47)
Prof. George Abel dari University of California juga mengatakan bahwa sekarang
telah ada bukti yang menunjukkan bahwa alam semesta bermula miliaran tahun
yang lalu, yang diawali dengan Dentuman Besar. Dia mengakui bahwa dia tidak
memiliki pilihan lain kecuali menerima teori Dentuman Besar.

8
Dengan kemenangan teori Dentuman Besar, konsep "zat yang kekal" yang
merupakan dasar filosofi materialis dibuang ke tumpukan sampah sejarah. Jadi,
apakah yang ada sebelum Dentuman Besar, dan kekuatan apakah yang
menjadikan alam semesta ini "ada" melalui sebuah dentuman besar, jika
sebelumnya alam semesta ini "tidak ada"? Pertanyaan ini jelas menyiratkan,
dalam kata-kata Arthur Eddington, adanya fakta "yang tidak menguntungkan
secara filosofis" (tidak menguntungkan bagi materialis), yaitu adanya Sang
Pencipta. Kesimpulan ini sangat penting bagi pemahaman kita tentang siapakah
Tuhan, dan siapa atau apakah yang bukan Tuhan. Hal ini mengajarkan bahwa
Tuhan bukanlah alam semesta itu sendiri, dan Tuhan tidak berada di dalamnya Zat
dan ruang/waktu diciptakan oleh Yang Maha Pencipta, yaitu Dia yang terlepas
dari gagasan tersebut. Sang Pencipta adalah Allah, Dia adalah Raja di surga dan di
bumi. Allah memberi tahu bukti-bukti ilmiah ini dalam Kitab-Nya, yang Dia
turunkan kepada kita manusia empat belas abad lalu untuk menunjukkan
keberadaan-Nya.
6. Kesempurnaan Di Alam Semesta
"Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak
melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.
Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?
Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu
dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan
payah." (QS. Al Mulk: 3-4)
Di alam semesta, miliaran bintang dan galaksi yang tak terhitung jumlahnya
bergerak dalam orbit yang terpisah. Meskipun demikian, semuanya berada dalam
keserasian. Bintang, planet, dan bulan beredar pada sumbunya masing-masing dan
dalam sistem yang ditempatinya masing-masing. Terkadang galaksi yang terdiri
atas 200-300 miliar bintang bergerak melalui satu sama lain. Selama masa
peralihan dalam beberapa contoh yang sangat terkenal yang diamati oleh para
astronom, tidak terjadi tabrakan yang menyebabkan kekacauan pada keteraturan
alam semesta.
Di seluruh alam semesta, besarnya kecepatan benda-benda langit ini sangat sulit
dipahami bila dibandingkan dengan standar bumi. Jarak di ruang angkasa
sangatlah besar bila bandingkan dengan pengukuran yang dilakukan di bumi.
Dengan ukuran raksasa yang hanya mampu digambarkan dalam angka saja oleh
ahli matematika, bintang dan planet yang bermassa miliaran atau triliunan ton,
galaksi, dan gugus galaksi bergerak di ruang angkasa dengan kecepatan yang
sangat tinggi. Misalnya, bumi berotasi pada sumbunya dengan kecepatan rata-rata
1.670 km/jam. Dengan mengingat bahwa peluru tercepat memiliki kecepatan rata-
rata 1.800 km/jam, jelas bahwa bumi bergerak sangat cepat meskipun ukurannya
sangat besar.  Kecepatan orbital bumi mengitari matahari kurang-lebih enam kali
lebih cepat dari peluru, yakni 108.000 km/jam. (Andaikan kita mampu membuat
kendaraan yang dapat bergerak secepat ini, kendaraan ini dapat mengitari bumi
dalam waktu 22 menit.)

9
Namun, angka-angka ini baru mengenai bumi saja. Tata surya bahkan lebih
menakjubkan lagi. Kecepatan tata surya mencapai tingkat di luar batas logika
manusia. Di alam semesta, meningkatnya ukuran suatu tata surya diikuti oleh
meningkatnya kecepatan. Tata surya beredar mengitari pusat galaksi dengan
kecepatan 720.000 km/jam. Kecepatan Bima Sakti sendiri, yang terdiri atas 200
miliar bintang, adalah 950.000 km/jam di ruang angkasa.ini tidak lain adalah bukti
kekuasaan Allah SWT yang maha sempurna.
"Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia
tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui
segala sesuatu. (Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan
kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia;
dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu. Dia tidak dapat dicapai oleh
penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah
Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya telah datang dari
Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka barangsiapa melihat (kebenaran itu),
maka (manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan barangsiapa buta (tidak melihat
kebenaran itu), maka kemudharatannya kembali kepadanya." (QS. AlAn'am: 101-
104).
7. Orbit Dan Alam Semesta Yang Berotasi
Salah satu sebab utama yang menghasilkan keseimbangan di alam semesta, tidak
diragukan lagi, adalah beredarnya benda-benda angkasa sesuai dengan orbit atau
lintasan tertentu. Walaupun baru diketahui akhir-akhir ini, orbit ini telah ada di
dalam Al Quran:

"Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan.
Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya." (QS. Al
Anbiya:33)

      Bintang, planet, dan bulan berputar pada sumbunya dan dalam sistemnya, dan
alam semesta yang lebih besar bekerja secara teratur seperti pada roda gigi suatu
mesin. Tata surya dan galaksi kita juga bergerak mengitari pusatnya masing-
masing. Setiap tahun bumi dan tata surya bergerak 500 juta kilometer menjauhi
posisi sebelumnya. Setelah dihitung, diketahui bahwa bila suatu benda langit
menyimpang sedikit saja dari orbitnya, hal ini akan menyebabkan hancurnya
sistem tersebut. Misalnya, marilah kita lihat apa yang akan terjadi bila orbit bumi
menyimpang 3 mm lebih besar atau lebih kecil dari yang seharusnya.
"Selagi berotasi mengitari matahari, bumi mengikuti orbit yang berdeviasi sebesar
2,8 mm dari lintasannya yang benar setiap 29 km. Orbit yang diikuti bumi tidak
pernah berubah karena penyimpangan sebesar 3 mm akan menyebabkan
kehancuran yang hebat. Andaikan penyimpangan orbit adalah 2,5 mm, dan bukan
2,8 mm, orbit bumi akan menjadi sangat luas dan kita semua akan membeku.
Andaikan penyimpangan orbit adalah 3,1 mm, kita akan hangus dan mati." (Bilim
ve Teknik, Juli 1983).

10
8. Gunung Mencegah Gempa Bumi
"Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan
gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan
kamu; dan memperkembangbiakkan padanya segala macam jenis binatang." (QS.
Luqman:10)\
"Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan dan gunung-
gunung sebagai pasak?" (QS. An-Naba:7)
Informasi yang diperoleh melalui penelitian geologi tentang gunung sangatlah
sesuai dengan ayat Al Quran. Salah satu sifat gunung yang paling signifikan
adalah kemunculannya pada titik pertemuan lempengan-lempengan bumi, yang
saling menekan saat saling mendekat, dan gunung ini "mengikat" lempengan-
lempengan tersebut. Dengan sifat tersebut, pegunungan dapat disamakan seperti
paku yang menyatukan kayu. Selain itu, tekanan pegunungan pada kerak bumi
ternyata mencegah pengaruh aktivitas magma di pusat bumi agar tidak mencapai
permukaan bumi, sehingga mencegah magma menghancurkan kerak bumi.
9. Air Laut Tidak Saling Bercampur
Salah satu di antara sekian sifat lautan yang baru-baru ini ditemukan adalah
berkaitan dengan ayat Al Quran sebagai berikut:
   “Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara
keduanya ada batas yang tak dapat dilampaui oleh masing-masing … Dari
keduanya keluar mutiara dan marjan.” (Al Qur’an, 55:19-20,22)
Sifat lautan yang saling bertemu, akan tetapi tidak bercampur satu sama lain ini
telah ditemukan oleh para ahli kelautan baru-baru ini. Dikarenakan gaya fisika
yang dinamakan “tegangan permukaan”, air dari laut-laut yang saling
bersebelahan tidak menyatu. Akibat adanya perbedaan masa jenis, tegangan
permukaan mencegah lautan dari bercampur satu sama lain, seolah terdapat
dinding tipis yang memisahkan mereka. (Davis, Richard A., Jr. 1972, Principles
of Oceanography, Don Mills, Ontario, Addison-Wesley Publishing, s. 92-93.)
Dari keduanya, dapat digali berbagai kekayaan alam khususnya mutiara dan
marjan. Sisi menarik dari hal ini adalah bahwa pada masa ketika manusia tidak
memiliki pengetahuan apapun mengenai fisika, tegangan permukaan, ataupun
ilmu kelautan, hal ini dinyatakan dalam Al Qur’an.
Suatu fenomena lain yang sering kita dapatkan adalah bahwa air lautan yang asin,
dengan air sungai-sungai besar yang tawar tidak bercampur seketika. Orang
mengira bahwa Qur-an membicarakan sungai Euphrat dan Tigris yang setelah
bertemu dalam muara, kedua sungai itu membentuk semacam lautan yang
panjangnya lebih dari 150 km, dan dinamakan Syath al Arab. Di dalam teluk
pengaruh pasang surutnya air menimbulkan suatu fenomena yang bermanfaat
yaitu masuknya air tawar ke dalam tanah sehingga menjamin irigasi yang
memuaskan. Untuk memahami teks ayat, kita harus ingat bahwa lautan adalah

11
terjemahan kata bahasa Arab “Bahr” yang berarti sekelompok air yang besar,
sehingga kata itu dapat dipakai untuk menunjukkan lautan atau sungai yang besar
seperti Nil, Tigris dan Euphrat.
Dua ayat yang memuat fenomena tersebut adalah sebagai berikut:
   “Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini
tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit, Dia jadikan antara keduanya dinding
dan batas yang menghalangi.” (QS. 25:53)
   “Dan tidak sama (antara) dua laut. Yang ini tawar segar sedap diminum, dan
yang ini asin lagi pahit. Dan dari masing-masing laut itu kamu dapat memakan
daging yang segar dan kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu
memakainya.” (QS. 35:12)
   Selain menunjukkan fakta yang pokok, ayat-ayat tersebut menyebutkan
kekayaan-kekayaan yang dikeluarkan dari air tawar dan air asin yaitu ikan-ikan
dan hiasan badan: batu-batu perhiasan dan mutiara. Mengenai fenomena tidak
campurnya air sungai dengan air laut di muara-muara hal tersebut tidak khusus
untuk Tigris dan Euphrat yang memang tidak disebutkan namanya dalam ayat
walaupun ahli-ahli tafsir mengira bahwa dua sungai besar itulah yang
dimaksudkan. Sungai-sungai besar yang menuang ke laut seperti Missisippi dan
Yang Tse menunjukkan keistimewaan yang sama; campurnya kedua macan air itu
tidak terlaksana seketika tetapi memerlukan waktu.
10. Dua Kode Dalam Besi
Besi adalah satu dari empat unsur yang paling berlimpah di bumi. Selama
berabad-abad besi merupakan salah satu logam terpenting bagi umat manusia.
Ayat yang berkenaan dengan besi adalah sebagai berikut:

"…Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan
berbagai manfaat bagi manusia." (QS. Al Hadid:25)
Ayat ini melibatkan dua kode matematika yang sangat menarik.
"Al Hadid" (besi) adalah surat ke-57 di dalam Al Quran. Nilai numerik (dalam
sistem "Abjad" Arab, setiap huruf memiliki nilai numerik) huruf-huruf dari kata
"Al Hadid" jumlahnya sama dengan 57, yakni nomor massa besi.
Nilai numerik (Abjad) dari kata "Hadid" (besi) sendiri, tanpa penambahan "al",
jumlahnya 26, yakni nomor atom besi.
11. Kegelapan Dan Gelombang Di Dasar Lautan
“Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di
atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih,
apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan)
barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia
mempunyai cahaya sedikitpun.” (Al Qur’an, 24:40)

12
Keadaan umum tentang lautan yang dalam dijelaskan dalam buku berjudul
Oceans: Kegelapan dalam lautan dan samudra yang dalam dijumpai pada
kedalaman 200 meter atau lebih. Pada kedalaman ini, hampir tidak dijumpai
cahaya. Di bawah kedalaman 1000 meter, tidak terdapat cahaya sama sekali.
(Elder, Danny; and John Pernetta, 1991, Oceans, London, Mitchell Beazley
Publishers, s. 27)
Kini, kita telah mengetahui tentang keadaan umum lautan tersebut, ciri-ciri
makhluk hidup yang ada di dalamnya, kadar garamnya, serta jumlah air, luas
permukaan dan kedalamannya. Kapal selam dan perangkat khusus yang
dikembangkan menggunakan teknologi modern, memungkinkan para ilmuwan
untuk mendapatkan informasi ini. Manusia tak mampu menyelam pada kedalaman
di bawah 40 meter tanpa bantuan peralatan khusus. Mereka tak mampu bertahan
hidup di bagian samudra yang dalam nan gelap, seperti pada kedalaman 200
meter. Karena alasan inilah, para ilmuwan hanya baru-baru ini saja    mampu
menemukan informasi sangat rinci tersebut tentang kelautan. Namun, pernyataan
“gelap gulita di lautan yang dalam” digunakan dalam surat An Nuur 1400 tahun
lalu. Ini sudah pasti salah satu keajaiban Al Quran, sebab infomasi ini dinyatakan
di saat belum ada perangkat yang memungkinkan manusia untuk menyelam di
kedalaman samudra.
Selain itu, pernyataan di ayat ke-40 surat An Nuur “Atau seperti gelap gulita di
lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di
atasnya (lagi) awan?” mengarahkan perhatian kita pada satu keajaiban Al Quran
yang lain. Para ilmuwan baru-baru ini menemukan keberadaan gelombang di
dasar lautan, yang “terjadi pada pertemuan antara lapisan-lapisan air laut yang
memiliki kerapatan atau massa jenis yang berbeda.” Gelombang yang dinamakan
gelombang internal ini meliputi wilayah perairan di kedalaman lautan dan
samudra dikarenakan pada kedalaman ini air laut memiliki massa jenis lebih
tinggi dibanding lapisan air di atasnya. Gelombang internal memiliki sifat seperti
gelombang permukaan. Gelombang ini dapat pecah, persis sebagaimana
gelombang permukaan. Gelombang internal tidak dapat dilihat oleh mata manusia,
tapi keberadaannya dapat dikenali dengan mempelajari suhu atau perubahan kadar
garam di tempat-tempat tertentu. (Gross, M. Grant; 1993, Oceanography, a View
of Earth, 6. edition, Englewood Cliffs, Prentice-Hall Inc., s. 205)
Pernyataan-pernyataan dalam Al Qur’an benar-benar bersesuaian dengan
penjelasan di atas. Tanpa adanya penelitian, seseorang hanya mampu  melihat
gelombang di permukaan laut. Mustahil seseorang mampu mengamati keberadaan
gelombang internal di dasar laut. Akan tetapi, dalam surat An Nuur, Allah
mengarahkan perhatian kita pada jenis gelombang yang terdapat di kedalaman
samudra. Sungguh, fakta yang baru saja diketemukan para ilmuwan ini
memperlihatkan sekali lagi bahwa Al Qur’an adalah kalam Allah.

13
12. Manfaat Sidik Jari
   “Apakah manusia mengira bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali)
tulang-belulangnya? Ya, bahkan Kami mampu menyusun (kembali) ujung jari-
jarinya dengan sempurna.” (Al Qur’an, 75:3-4)
Penekanan pada sidik jari memiliki makna sangat khusus. Ini dikarenakan sidik
jari setiap orang adalah khas bagi dirinya sendiri. Setiap orang yang   hidup atau
pernah hidup di dunia ini memiliki serangkaian sidik jari yang unik dan berbeda
dari orang lain. Itulah mengapa sidik jari dipakai sebagai kartu identitas yang
sangat penting bagi pemiliknya dan digunakan untuk tujuan ini di seluruh penjuru
dunia.
Akan tetapi, yang penting adalah bahwa keunikan sidik jari ini baru ditemukan di
akhir abad ke-19. Sebelumnya, orang menghargai sidik jari sebagai lengkungan-
lengkungan biasa tanpa makna khusus. Namun dalam Al Qur’an, Allah merujuk
kepada sidik jari, yang sedikitpun tak menarik perhatian orang waktu itu, dan
mengarahkan perhatian kita pada arti penting sidik jari, yang baru mampu
dipahami di zaman sekarang.
13. Penentuan Jenis Kelamin Bayi
Hingga baru-baru ini, diyakini bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh sel-sel
ibu. Atau setidaknya, dipercaya bahwa jenis kelamin ini ditentukan secara
bersama oleh sel-sel lelaki dan perempuan. Namun kita diberitahu informasi yang
berbeda dalam Al Qur’an, yang menyatakan bahwa jenis kelamin laki-laki atau
perempuan diciptakan “dari air mani apabila dipancarkan”.
   “Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita, dari air mani,
apabila dipancarkan.” (Al Qur’an, 53:45-46)
Cabang-cabang ilmu pengetahuan yang berkembang seperti genetika dan biologi
molekuler telah membenarkan secara ilmiah ketepatan informasi yang diberikan
Al Qur’an ini. Kini diketahui bahwa jenis kelamin ditentukan oleh sel-sel sperma
dari tubuh pria, dan bahwa wanita tidak berperan dalam proses penentuan jenis
kelamin ini.
 Kromosom adalah unsur utama dalam penentuan jenis kelamin. Dua dari 46
kromosom yang menentukan bentuk seorang manusia diketahui sebagai
kromosom kelamin. Dua kromosom ini disebut “XY” pada pria, dan “XX” pada
wanita. Penamaan ini didasarkan pada bentuk kromosom tersebut yang
menyerupai bentuk huruf-huruf ini. Kromosom Y membawa gen-gen yang
mengkode sifat-sifat kelelakian, sedangkan kromosom X membawa gen-gen yang
mengkode sifat-sifat kewanitaan.
 Pembentukan seorang manusia baru berawal dari penggabungan silang salah satu
dari kromosom ini, yang pada pria dan wanita ada dalam keadaan berpasangan.
Pada wanita, kedua bagian sel kelamin, yang membelah menjadi dua selama
peristiwa ovulasi, membawa kromosom X. Sebaliknya, sel kelamin seorang pria

14
menghasilkan dua sel sperma yang berbeda, satu berisi kromosom X, dan yang
lainnya berisi kromosom Y. Jika satu sel telur berkromosom X dari wanita ini
bergabung dengan sperma yang membawa kromosom Y, maka bayi yang akan
lahir berjenis kelamin pria. Dengan kata lain, jenis kelamin bayi ditentukan oleh
jenis kromosom mana dari pria yang bergabung dengan sel telur wanita.
 Tak satu pun informasi ini dapat diketahui hingga ditemukannya ilmu genetika
pada abad ke-20. Bahkan di banyak masyarakat, diyakini bahwa jenis kelamin
bayi ditentukan oleh pihak wanita. Inilah mengapa kaum wanita dipersalahkan
ketika mereka melahirkan bayi perempuan. Namun, tiga belas abad sebelum
penemuan gen manusia, Al Qur’an telah mengungkapkan informasi yang
menghapuskan keyakinan takhayul ini, dan menyatakan bahwa wanita bukanlah
penentu jenis kelamin bayi, akan tetapi air mani dari pria.
14. Bagian Otak Yang Mengendalikan Gerak Kita
“Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami
tarik ubun-ubunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.”
(Al Qur’an, 96:15-16)
Ungkapan “ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka” dalam ayat di atas
sungguh menarik. Penelitian yang dilakukan di tahun-tahun belakangan
mengungkapkan bahwa bagian prefrontal, yang bertugas mengatur fungsi-fungsi
khusus otak, terletak pada bagian depan tulang tengkorak. Para ilmuwan hanya
mampu menemukan fungsi bagian ini selama kurun waktu 60 tahun terakhir,
sedangkan Al Qur’an telah menyebutkannya 1400 tahun lalu. Jika kita lihat
bagian dalam tulang tengkorak, di bagian depan kepala, akan kita temukan daerah
frontal cerebrum (otak besar). Buku berjudul Essentials of Anatomy and
Physiology, yang berisi temuan-temuan terakhir hasil penelitian tentang fungsi
bagian ini, menyatakan: Dorongan dan hasrat untuk merencanakan dan memulai
gerakan terjadi di bagian depan lobi frontal, dan bagian prefrontal. Jadi, daerah
cerebrum ini juga bertugas merencanakan, memberi dorongan, dan memulai
perilaku baik dan buruk, dan bertanggung jawab atas perkataan benar dan dusta.
 Jelas bahwa ungkapan “ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka” benar-
benar merujuk pada penjelasan di atas. Fakta yang hanya dapat diketahui para
ilmuwan selama 60 tahun terakhir ini, telah dinyatakan Allah dalam Al Qur’an
sejak dulu.
15. Reproduksi Tumbuh-Tumbuhan
   “Yang telah menjadikan bagimu sebagai hamparan dan yang telah menjadikan
bagimu di bumi itu jalan-jalan dan menurunkan dari langit air hujan, maka Kami
tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dan tumbuh-tumbuhan yang
bermacam-macam.” (QS. 20:53)

15
   “Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan)
dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu,
dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya.” (QS. 15:22)
   “…Dan menjadikan padanya (bumi) semua buah-buahan berpasang-
pasangan…” (QS. 13:3)
Kita mengetahui bahwa “buah” adalah hasil proses reproduksi daripada tumbuh-
tumbuhan tingkat tinggi yang mempunyai organisasi (susunan anggauta) yang
lengkap dan sangat kompleks. Tahap sebelum menjadi buah adalah bunga dengan
anggauta jantan (etamine) dan betina (ovules). Ovul ini setelah menerima “pollen”
menghasilkan buah, dan buah itu sesudah matang menghasilkan biji. Tiap-tiap
buah mengandung arti tentang adanya anggauta jantan dan anggota betina. Inilah
yang dimaksudkan oleh ayat tersebut di atas. Tetapi kita harus ingat bahwa dalam
beberapa pohon, buah dapat dihasilkan oleh bunga yang tidak dikawin seperti
pisang, beberapa macam nanas, tin (fique), orange dan buah anggur. Buah tersebut
tidak berasal dari pohon yang mempunyai jenis seks.
Selesainya reproduksi terjadi dengan proses tumbuhnya biji, setelah terbukanya
tutup luar (yang mungkin juga terpadat dalam biji). Terbukanya tutup luar itu
memungkinkan keluarnya akar yang akan menyerap makanan dari tanah.
Makanan itu perlu untuk tumbuh-tumbuhan yang lambat pertumbuhannya, yaitu
untuk berkembang dan menghasilkan individu baru. Suatu ayat memberi isyarat
kepada pembenihan ini.
 “Sesungguhnya Allah membelah butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-
buahan…” (QS. 6:95)

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Al-Qur’an adalah kitab induk, rujukan utama bagi segala rujukan, sumber dari
segala sumber, basis bagi segala sains dan ilmu pengetuhan, sejauh mana
keabsahan ilmu harus diukur standarnya adalah Al-Qur’an. Ia adalah buku induk
ilmu pengethuan, di mana tidak ada satu perkara apapun yang terlewatkan,
semuanya telah terkafer di dalamnya yang mengatur berbagai asfek kehidupan
manusia, baik yang berhubungan dengan Allah (Hablum minallah); sesama
manusia (Hablum minannas); alam, lingkungan, ilmu akidah, ilmu sosial, ilmu
alam, ilmu emperis, ilmu agama, umum dan sebgaianya.(Q.S. Al-an’am: 38).
Lebih lanjut Achmad Baiquni mengatakan, “Sebenarnya segala ilmu yang
diperlukan manusia itu tersedia di dalam Al-Qur’an”.
Sains dan ilmu pengetahuan adalah merupakan salah satu isi pokok kandungan
kitab suci Al-Qur’an. Bahkan kata ‘ilm itu sendiri disebut dalam al-Qur’an
sebanyak 105 kali, tetapi dengan kata jadiannya ia disebut lebih dari 744 kali.
Sains merupakan salah satu kebutuhan agama Islam, betapa tidak setiap kali umat
Islam ingin melakasanakan ibadah selalu memerlukan penentuan waktu dan
tempat yang tepat, umpamanya melaksanakan shalat, menentukan awal bulan
Ramadhan, pelaksanaan haji semuanya punya waktu-waktu tertentu dan untuk
mentukan waktu yang tepat diperlukan ilmu astronomi. Maka dalam Islam pada
abad pertengahan dikenal istilah “ sains mengenai waktu-waktu tertentu
Banyak lagi ajaran agama yang pelaksanaannya sangat terkait erat dengan sains
dan teknelogi, seperti untuk menunaikan ibadah haji, berdakwah menyebarkan
agama Islam diperlukan kendraan sebagai alat transportasi. Allah telah
meletakkan garis-garis besar sains dan ilmu pengetahuan dalam al-Qur’an,
manusia hanya tinggal menggali, mengembangkan konsep dan teori yang sudah
ada, antara lain sebagaimana terdapat dalam Q.S Ar-Rahman: 55/33.
B. Saran
Ditujukan kepada masyarakat bahwa IPTEK adalah salah satu bukti keesaan Allah
SWT berdasarkan Al-qur’an, saran untuk mengembangkan IPTEK dengan cara:
a. Kurangi pemakaian bahan – bahan alami yang semakin langka.
b. Buatlah segala sesuatunya menjadi lebih cepat.
c. Membawa manusia kearah lebih modern.
d. Menyadarkan kita akan keesaan Allah SWT
e. Menggunakan teknologi modern sesuai dengan peruntukannya.
f. Tidak melupakan unsur keaslian dari ilmu pengetahuan.

17
DAFTAR PUSTAKA
An-Najjar, Zaghlul, Sains Dalam Hadits, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2011
Arya, Wardhan Wisnu, Al-Qur’an dan Energi Nuklir, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2009.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta: Departemen Agama
RI, 2009
Graham, Ian, Intisari Ilmu Ruang Angkasa, Jakarta: Erlangga, 2005
Kadir, Abdul, Energi, Salemba: Universitas Indonesia, 1982
Khalid, Allam Ahmad, Al-Qur’an Dalam Keseimbangan Alam dan kehidupan,
Jakarta: Gemah Insani Press, 2005
Katsir, Ibnu, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir, Surabaya: P.T Bima Ilmu
Offsel, 1988
Musthafa, Al-Maraghi Ahnmad, Tafsir Al-Maraghi, Semarang: Karya Toha Putra,
1993
Utaya, Sugeng, Pendidikan Lingkungan Hidup, Malang: Gema Insani Press, 2009

18

Anda mungkin juga menyukai