Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

STUDI KONSTITUSI
(DINAMIKA KONSTITUSI SEBUAH NEGARA)

SULTAN AMIN
1821018

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN


SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN POLITIK (STISIP)
MUHAMMADIYAH SINJAI

TAHUN AKADEMIK 2020

DINAMIKA KONSTITUSI DALAM SEBUAH NEGARA


Konstitusi pada dasarnya memiliki pengertian luas, yaitu keseluruhan
peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis. Dari segi bahasa, konstitusi berasal
dari kata constituer (Prancis) yang berarti membentuk. Maksudnya yaitu
membentuk, menata, dan menyusun suatu negara. Sementara dalam bahasa
Belanda, istilah konstitusi dikenal dengan sebutan gronwet yang berarti undang-
undang dasar. Arti konstitusi secara meluas merupakan sejumlah aturan dasar dan
ketentuan hukum yang dibentuk untuk mengatur fungsi dan struktur lembaga
pemerintahan, termasuk dasar hubungan kerjasama antara negara dan masyrakat
dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.

Terdapat pandangan beberapa ahli mengenai pengertian konstitusi, yaitu:

1. E.C. Wade

Konstitusi adalah naskah yang memaparkan rangka dan tugas pokok dari badan
pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan
tersebut.

2. KC. Wheare

Konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara yang berupa


kumpulan peraturan yang membentuk an mengatur pemerintahan negara.

3. Herman Heller

Herman Heller membagi konstitusi menjadi tiga pengertian, yaitu:

a. Konstitusi yang bersifat politik sosiologis, yaitu konstitusi yang


mencerminkan kehidupan politik masyarakat.
b. Konstitusi yang bersifat yuris, yaitu konstitusi merupakan kesatuan kaidah
yang hidup di dalam mayarakat.
c. Konstitusi yang bersifat politis, yaitu konstitusi yang ditulis dalam suatu
naskah sebagai undang-undang.
4. CF. Strong
Menurut CF. Strong, konstitusi merupakan kumpulan asas yang didasarkan
pada kekuatan pemerintah, hak-hak yang diperintah, serta hubungan-hubungan
antara keduanya yang diatur.

Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada dua
pengertian konstitusi, yaitu:

1. Dalam arti luas, merupakan suatu keseluruhan aturan dan ketentuan dasar
(hukum dasar yang meliputi hukum dasar tertulis dan hukum dasar tidak
tertulis yang mengatur mengenai suatu pemerintahan yang diselenggarakan di
dalam suatu negara.
2. Dalam arti sempit, merupakan undang-undang dasar, yaitu suatu dokumen
yang berisi aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang bersifat pokok dari
ketatanegaran suatu negara.

Konstitusi sebagai hukum dasar artinya memuat aturan-aturan pokok


mengenai penyelengara negara, yaitu badan-badan/lembaga-lembaga
pemerintahan dan memberikan kekuasaan serta prosedur penggunaan kekuasaan
tersebut kepada badan-badan pemerintahan. Sementara konstitusi sebagai hukum
tertinggi artinya konstitusi memiliki kedudukan yang lebih tinggi terhadap
peraturan-peraturan yang lain dalam tata hukum pada suatu negara. Dengan
demikian, aturan-aturan di bawah konstitusi tidak bertentangan dan harus sesuai
dengan aturan-aturan yang terdapat pada konstitusi. Kemudian tujuan konstitusi
dibuat untuk pengawasan dan pembatasan terhadap kekuasaan politik, melepaskan
kontrol kekuasaan dari penguasa sendiri, memberi batasan ketetapan bagi
penguasa dalam menjalankan kekuasaan.

Konstitusi dapat dipandang sebagai lembaga atau kumpulan asas yang


menetapkan bagaimana kekuasaan dibagi di antara beberapa lembaga kenegaraan,
misalnya antara badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Konsitusi menentukan
cara-cara bagaimana pusat-pusat kekuasan itu bekerja sama dan menyesuaiakan
diri satu sama lain serta merekam hubungan-hubungan kekuasaan dalam negara.
Dalam arti luas, konstitusi merupakan peraturan, baik tertulis maupun tidak
tertulis, yang menentukan bagaimana lembaga negara dibentuk dan dijalankan.
Jika kita mengartikan konstitusi secara sempit, yakni sebagai suatu dokumen atau
seperangkat dokumen, maka Kerajaan Inggris tidak memiliki konstitusi. Yang
termuat dalam satu dokumen tunggal. Inggris tidak memiliki dokumen single core
konstitusional. Konstitusi Inggris adalah himpunan hukum dan prinsip- prinsip
Inggris yang diwujudkan dalam bentuk tertulis, dalam undang-undang, keputusan
pengadilan, dan perjanjian. Konstitusi Inggris juga memiliki sumber tidaktertulis
lainnya, termasuk parlemen, konvensi konstitusional, dan hak-hak istimewa
kerajaan. Oleh karena itu, kita harus mengambil pengertian konstitusi secara luas
sebagai suatuperaturan, tertulis maupun tidak tertulis, yang menentukan
bagaimana negara dibentuk dan dijalankan. Jika demikian Kerajaan Inggris
memiliki konstitusi. Negara tersebut bukan satu-satunya yang tidak memiliki
konstitusi tertulis. Negara lainnya di antaranya adalah Israel dan Selandia Baru.

Hampir semua negara di dunia memiliki konstitusi tertulis atau Undang-


Undang Dasar (UUD) yang pada umumnya mengatur mengenai pembentukan,
pembagian wewenang dan cara bekerja berbagai lembaga kenegaraan serta
perlindungan hak asasi manusia.

Negara yang dikategorikan sebagai negara yang tidak memiliki konstitusi


tertulis adalah Inggris dan Kanada. Di kedua negara ini, aturan dasar terhadap
semua lembaga-lembaga kenegaraan dan semua hak asasi manusia terdapat pada
adat kebiasaan dan juga tersebar di berbagai dokumen, baik dokumen yang relatif
baru maupun yang sudah sangat tua seperti Magna Charta yang berasal dari tahun
1215 yang memuat jaminan hak-hak asasi manusia rakyat Inggris. Karena
ketentuan mengenai kenegaraan itu tersebar dalam berbagai dokumen atau hanya
hidup dalam adat kebiasaan masyarakat itulah maka Inggris masuk dalam ]
kategori negara yang memiliki konstitusi tidak tertulis.

Pada hampir semua konstitusi tertulis diatur mengenai pembagian


kekuasaan berdasarkan jenis-jenis kekuasaan, dan kemudian berdasarkan jenis
kekuasaan itu dibentuklah lembaga-lembaga negara. Dengan demikian, jenis
kekuasaan itu perlu ditentukan terlebih dahulu, baru kemudian dibentuk lembaga
negara yang bertanggung jawab untuk melaksanakan jenis kekuasaan tertentu itu.

Pandangan lain mengenai jenis kekuasaan yang perlu dibagi atau dipisahkan di
dalam konstitusi dikemukakan oleh van Vollenhoven dalam buku karangannya
Staatsrecht Over Zee. Ia membagi kekuasaan menjadi empat macam yaitu :

1. Pemerintahan (bestuur)
2. Perundang-undangan
3. Kepolisian
4. Pengadilan.

Berdasarkan teori hukum ketatanegaraan yang dijelaskan diatas maka


dapat disimpulkan bahwa jenis kekuasaan negara yang diatur dalam suatu
konstitusi itu umumnya terbagi atas enam dan masing-masing kekuasaan itu
diurus oleh suatu badan atau lembaga tersendiri yaitu:

1. Kekuasaan membuat undang-undang (legislatif)


2. Kekuasaan melaksanakan undang-undang (eksekutif)
3. Kekuasaan kehakiman (yudikatif)
4. Kekuasaan kepolisian
5. Kekuasaan kejaksaan
6. Kekuasaan memeriksa keuangan Negara

Konstitusi suatu negara pada hakekatnya merupakan hukum dasar tertinggi


yang memuat hal-hal mengenai penyelenggaraan negara, karenanya suatu
konstitusi harus memiliki sifat yang lebih stabil dari pada produk hukum lainnya.
Terlebih lagi jika jiwa dan semangat pelaksanaan penyelenggaraan negara juga
diatur dalam konstitusi sehingga perubahan suatu konstitusi dapat membawa
perubahan yang besar terhadap sistem penyelenggaraan negara. Bisa jadi suatu
negara yang demokratis berubah menjadi otoriter karena terjadi perubahan dalam
konstitusinya.
DAFTAR PUSTAKA

Https://Www.Coursehero.Com/File/P725nbh/D-Dinamika-Dan-Tantangan-
Konstitusi-Dalam-Kehidupan-Berbangsa-Negara-Indonesia/

https://mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=11776

https://ankes3mk.blogspot.com/2017/01/dinamika-konstitusi-di-
indonesia.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai