By
Ramane Si Ranu
Kenapa Materi ini Penting?
• Karena era ini disebut Era Negara Bangsa dengan nasionalismenya, di
mana pemahaman bahwa “individu secara kodrati/alami hidup sebagai
bagian dari suatu bangsa”, dan “bahwa setiap bangsa harus dan berhak
menjadi negara sendiri” menjadi sesuatu yang “benar dengan sendirinya”
tanpa perlu bukti apa pun.
• Di era ini, umat Islam kadang menghadapi “konflik identitas”, ketika
kepentingannya sebagai bagian dari bangsa berbenturan dengan
kepentingannya sebagai bagian dari Ummah Islamiyyah, seperti:
– Ketika bangsanya berkonflik dengan sesama bangsa muslim, maka keterlibatan dalam
konflik itu dipandang sebagai heroisme dalam perspektif nasionalisme, namun
dipandang sebagai fitnah dalam perspektif Islam.
– Ketika orang-orang muslim di luar negeri yang mengalami pengusiran dan pembantaian,
maka itu hanya dipandang sebagai “masalah tetangga” dalam perspektif nasionalisme,
namun dianggap sebagai problem yang menimpa “bagian tubuh sendiri” dalam
perspektif Islam.
– Kadang sebuah tradisi dipandang sebagai “identitas bangsa” dalam perpektif
nasionalisme, namun dipandang sebagai hal yang harus ditinggalkan dalam perspektif
Islam.
• Bahkan, ada yang berusaha menunjukkan bahwa kealamian nasionalisme dan
nation-state itu diakui oleh al-Qur’an:
َ َعا َرفُوا إِ َّن أَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هَّللا ِ أَ ْتقَا ُك ْم إِ َّن هَّللا% لِ َت%إِنَّا َخلَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن َذ َك ٍر َوأُ ْنثَى َو َج َع ْلنَا ُك ْم ُشعُوبًا َوقَبَائِ َل%{يَاأَيُّهَا النَّا ُس •
]13 :)} [الحجرات13( َعلِي ٌم َخبِي ٌر
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal.
• Maka perlu dijelaskan: “Apa benar ikatan kebangsaan dan intitusi politik
berbasis kebangsaan merupakan hal yang alami dan menjadi “sunnatullah”
dlm kehidupan politik manusia?”
Mafhum Nasionalisme
• Nationalism: ‘An ideological movement for
Anthony D. Smith attaining and maintaining autonomy, unity
National Identity (London: Pinguin and identity for a population which some of
Books, 1991), hlm 74.
its members deem to constitute an actual or
potential “nation”.’
• Nasionalisme menjawab pertanyaan “siapa sejatinya kita?” dgn jawaban pasti, “kita adalah
‘Bangsa A’, kita bukan ‘bangsa B’, bukan pula ‘Bangsa C’.”
• Secara psikologis, jawaban ini memberi persepsi bahwa faktor kesamaan lain di luar
kebangsaan, seperti “agama, ideologi politik, dll”, sekedar menjadi atribut yang dapat
diabaikan, bukan pembentuk jatidiri yang penting.
• Jawaban tersebut, selain memberi pandangan tentang “mana yang kita” secara otomatis
juga memberi pandangan tentang “mana yang bukan kita” atas dasar faktor “kebangsaan”,
bukan faktor ideologi politik, agama atau faktor kesamaan lainnya.
• Maka, di “Abad Nasionalisme” ini, di mana manusia dikelompokkan atas dasar kebangsaan,
peperangan-peperangan besar terjadi antar negara bangsa dan atas nama bangsa meski
memiliki kesamaan agama atau ideologi politik. (konflik Vietnam vs Kamboja tahun 78-79
waktu itu merupakan konflik di antara sesama rezim Marxis atas nama bangsa). Sedangkan
konflik sesama anak bangsa disebut “perang saudara”, betapa pun perbedaan ideologinya.
• Orang-orang yang mati pun dikuburkan sebagai “pahlawan bangsa” dengan segenap
simbolnya. Tidak kita temukan kompleks taman makam “Pahlawan Marxisme” atau
“Pahlawan Islam”.
Tapi, apa yang mereka maksud dengan bangsa?
Kita harus merujuk kepada penggunaan kata
bangsa pada hari ini:
• Semua negara yang ada sekarang disebut negara bangsa.
• Kebangsaan manusia modern, selalu dikaitkan dengan negara asal
mereka, seperti “berkebangsaan Saudi, berkebangsaan Qatar,
berkebangsaan India, berkebangsaan Pakistan, berkebangsaan Indonesia,
dll”.
• Kesimpulannya: referen/rujukan konsep “bangsa” dalam kosakata
masyarkat dunia pada hari ini adalah orang-orang yang hidup dalam
negara-negara yang saat ini ada.
Namun, Ernest Renan mempertanyakan atas dasar
Pertanyaan Ernest Renan apa pembagian kebangsaan terjadi?
“What is a Nation” dalam Nation and
Narration, ed. Homi K. Bhabha
(London dan New York: Routledge,
• Why is Holland a nation, when Hanover, or the
2000), hlm 12. Grand Duchy of Parma, are not?... How is it that
Switzerland, which has three languages, two
religions, and three or four races, is a nation,
when Tuscany, which is so homogeneous, is not
one?
• Meski ayat ini hanya memerintahkan untuk berpegang teguh kepada agama
Allah dan bersatu serta melarang untuk berpecah-belah, namun dalam
kenyataannya, di abad modern ini kesatuan seperti itu tidak pernah terwujud,
bahkan untuk sekedar membebaskan Palestina dan membela darah umat
Islam saja umat Islam tidak bisa menyatukan potensi mereka, ini karena umat
Islam terpecah-pecah secara politik dalam batas kepentingan nasional masing-
masing.
َ ون بِاهَّلل ِ َواَل بِ ْاليَ ْو ِم اآْل ِخ ِر َواَل يُ َح ِّر ُم
ُون َما َح َّر َم هَّللا ُ َو َرسُولُه َ • {قَاتِلُوا الَّ ِذ
َ ُين اَل ي ُْؤ ِمن
اب َحتَّى يُ ْعطُوا ْال ِج ْزيَةَ َع ْن يَ ٍد َوهُ ْم َ َين أُوتُوا ْال ِكت َ ق ِم َن الَّ ِذِّ ين ْال َح َ َُواَل يَ ِدين
َ ون ِد
]29 :ُون } [التوبة َ صا ِغر َ
• Secara jelas ayat ini menunjukkan harus ada kekuasaan politik yang
mengatasnamakan kepentingan dakwah Islam sehingga
memungkinkan umat Islam untuk memenuhi tuntutan dalam ayat
tersebut, yaitu berdakwah dan berjihad ke berbagai negeri hingga
penduduknya masuk Islam atau membayar jizyah.
َ َين آ َمنُوا أَ ِطيعُوا هَّللا َ َوأَ ِطيعُوا ال َّرسُو َل َوأُولِي اأْل َ ْم ِر ِم ْن ُك ْم فَإِ ْن تَن
از ْعتُ ْم فِي َ • {يَاأَيُّهَا الَّ ِذ
ك َخ ْي ٌر َوأَحْ َس ُن َ ِون ِباهَّلل ِ َو ْاليَ ْو ِم اآْل ِخ ِر َذل ِ َش ْي ٍء فَ ُر ُّدوهُ إِلَى هَّللا ِ َوال َّرس
َ ُُول إِ ْن ُك ْنتُ ْم تُ ْؤ ِمن
]59 :تَأْ ِوياًل} [النساء
• hadits ini menunjukkan adanya unit politik yang berbasis pada kekuasaan
umat Islam, dan bahwa kekuasaan itu tidak membatasi diri pada teritori
tertentu yang secara tradisional dianggap sebagai tanah air umat Islam,
namun justru merambah wilayah yang sangat luas.
صا ُك ْم َّ اح ٍد ي ُِري ُد أَ ْن يَ ُش
َ ق َع ِ ج ٍُل َو% ُك ْم َج ِمي ٌع َعلَى َر%• َم ْن أَتَا ُك ْم َوأَ ْم ُر
َ أَ ْو يُفَ ِّر
ُق َج َما َعتَ ُك ْم فَا ْقتُلُوه
• “Siapa saja yang datang kepada kamu sekalian, sedangkan urusan kalian
berada di tangan seorang Khalifah, kemudian dia ingin memecah-belah
kesatuan jama’ah kalian, maka bunuhlah ia.” [HR. Imam Muslim].