Ontologi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/316972662

Ontologi

Technical Report · February 2017


DOI: 10.13140/RG.2.2.22463.92323

CITATIONS READS
0 5,567

1 author:

Mahyuddin K. M. Nasution
University of Sumatera Utara
129 PUBLICATIONS   257 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Toward produce 1000 papers View project

MY THESES View project

All content following this page was uploaded by Mahyuddin K. M. Nasution on 16 May 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Ontologi

Mahyuddin K. M. Nasution
Program Studi S3 Ilmu Komputer
Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi (Fasilkom-TI),
Universitas Sumatera Utara
mahyuddin@usu.ac.id

tahui sebagai metafisika. Ontologi seringkali berkaitan den-


gan pertanyaan yang terkonsentrasi tentang apakah entititas
ada atau boleh dikatakan untuk ada dan bagaimana entitas
demikian dapat dikelompokkan, berkaitan dalam jenjang, dan
dibagi menurut kesamaan [63] dan perbedaan. Jadi, ontologi
merupakan ”science of being” - secara khusus memiliki pe-
maknaan berbeda dalam konteks berbeda. Berdasarkan itu,
terdapat tiga posisi secara filosofis di dalam ontologi:
1) Para obyektifis percaya bahwa dunia mereka berada
Tulisan ini adalah bahan untuk matakuliah Ontologi dan Tak- dalam dirinya sendiri, sepenuhnya bebas dari mereka.
sonomi Informasi yang disampaikan pada Prodi S3 Ilmu Kom- Dengan kata lain, mereka percaya pada realitas objek-
puter Unviersitas Sumatera Utara - Tulisan ini adalah materi tif yang benar. Misalnya, huruf A merupakan realias
perkuliahan untuk memandu para mahasiswa dalam memahami di luar diri manusia (pembaca) dan tidak tergantung
matakuliah ini dan juga bahan dasar buku ajar sekaligus refer- kepada penulis juga, dan huruf A adalah satu kewu-
ensi di bidang berkaitan judan yang berbeda dari huruf B.
2) Para subjektifis mengambil posisi yang berlawanan.
I. P ENDAHULUAN Mereka percaya bahwa tidak ada realitas di luar sub-
jek (manusia) dan dalam ekstrim, bahwa setiap subjek
Ontologi tidak saja mempengaruhi metode penelitian [1], memiliki citra realitas tersendiri. Misalnya, huruf A
tetapi juga tentang pemaknaan [2]: ontologi adalah landasan tergantung kepada penulis atau pembaca. Huruf A
semantik, tanpa ontologi tidak ada semantik. Setiap aliran
dapat dinamai sesuai dengan kemauan manusia, jadi
penelitian seperti pemetaan ontologi, evolusi ontologi, tak- antara satu huruf A dengan huruf A yang lain dalam
sonomi, dan ontologi populasi mempengaruhi bidang pencar- diri manusia berbeda atau sama mempunyai kaitan.
ian ilmiah dan pengetahuan secara semantik [60].
3) Para konstruktifis yang hadir pada posisi kira-kira
Tulisan ini untuk menjawab beberapa pemahaman tentang di antara keduanya. Mereka setuju dengan subjektifis
ontologi yang terdapat pada rujukan berbeda-beda dalam ke- bahwa tidak ada realitas objektif mutlak sebagaimana
pentingan dan penelitian yang berbeda, sedangkan referensi para objektifis percaya, tetapi mereka percaya bahwa
khusus terkait dengan ontologi belum ada secara sistematik ada semacam realitas setengah objektif yang mereka
diperkenalkan. sebut realitas antar-subjektif. Hal ini dibangun dan
terus disesuaikan melalui negosiasi dan mencapai
II. I STILAH DAN D EFINISI konsensus sosial di antara pokok-pokok bahasan.
Huruf A berada pada kekhususan dan keumuman,
Berdasarkan istilah, ontologi (ontology) berasal dari akar jadi dikenali di antara realitas yang terpikirkan dan
kata dalam bahasa Yunani, diartikan sebagai cabang metafisika tertuliskan oleh penulis atau pembaca.
untuk memperlakukan sifat kewujudan. Ontologi merupakan
kajian filosofis tentang sifat alamiah kewujudan (being), men- Dengan pertimbangan bahwa ontologi menjadi bagian ter-
jadi (becaming), keberadaan (existence) atau realitas sebaik tentu dari realitas, ontologi adalah sebagai dasar untuk komu-
kategori-kategori dasar kewujudan dan hubungannya [70]. Se- nikasi masuk akal tentang bagian realitas itu. Sejalan dengan
cara singkat, ontologi merupakan pengetahuan tentang apa arti kata ontologi, yaitu sehimpunan konsep dan kategori dalam
yang (what is) atau ada (exist).1 Ontologi [62] sebagai ca- area subjek atau domain yang memperlihatkan sifat-sifatnya
bang filsafat merujuk pada realitas sekitar kita, tidak tergan- dan hubungan di antara mereka [66], ontologi adalah juga
tung bagaimana pandangan kita sendiri terhadapnya. Dengan spesifikasi eksplisit tentang konseptualisasi.
demikian, ontologi mengharuskan seseorang untuk membuat Ontologi adalah kajian mendasar secara logis tentang
perbedaan yang tegas antara subjek yang mengamati dan obyek kewujudan, menjadi, dan keberadaan sesuatu. Kajian mendasar
yang diamati. secara logis mewakili science of being, yang menjelaskan
Seperti telah diungkapkan, secara tradisional ontologi bahwa ontologi bukan teknologi tetapi merupakan sains [69].
terdaftar sebagai bagian dari cabang utama filsafat yang dike- Kewujudan (being) menyatakan bahwa setiap sesuatu wujud
dengan sifat alamiah (natural) atau memiliki sifat-sifat dasar,
1 https://en.wikipedia.org/wiki/Ontology sifat-sifat yang tidak datang dari kewujudan yang lain, yang
secara khusus membedakan sesuatu dengan sesuatu yang lain. membatasi kompleksitas dan untuk mengorganisasi informasi.
Kata menjadi (becaming) menyatakan bahwa setiap sesuatu Ontologi dapat diterapkan untuk penyelesaian masalah.
yang wujud berubah. Walaupun sesuatu dapat berubah menjadi
sesuatu yang lain, tetapi sesuatu itu tetap ada karena sifat
dasarnya yang tidak berubah. Misalnya, atom oksigen O IV. R EKAYASA DAN P ENGEMBANGAN O NTOLOGI
memiliki sifat dasar, dan tetapi wujud dalam keberadaannya Rekayasa ontologi (ontology engineering) menggunakan
dalam air H2O dengan sifat dasar yang dapat berubah-ubah konstruksi kelas, individu, dan properti untuk mencipta model
dari zat padat (es), zat air (mengalir), udara, dan uap, dan pengetahuan formal. Namun begitu, rekayasa ontologi tentang
H2O dalam bentuk kristal es juga berubah-ubah bentuk sesuai sesuatu harus mempertimbangkan kewujudan, menjadi, dan
dengan keadaan yang dipengaruhi oleh pembentukan. keberadaan. Misalnya, matematika memiliki sifat dasar yang
diungkapkan dalam kata sebagai kewujudan matematika, yaitu
III. P ILAR dasar dan abstrak. Kewujudan yang menjadi adalah perubahan:
Pada sisi pengetahuan [4], ontologi adalah salah satu pilar Matematika berubah menjadi fisika dengan mempertahankan
(cornerstones) dari banyak bidang keilmuan. Walaupun on- sifat dasar dan abstrak itu, tetapi dalam fisika sifat dasar
tologi sebagai kegigihan filosofis sangatlah hipotesis, ontologi itu telah diterapkan dan abstrak diaplikasikan menjadi ab-
mempunyai aplikasi praktis dalam ilmu informasi [68] dan straksi. Kata menjadi mengungkapkan perubahan fisika sebagai
teknologi, seperti teknik ontologi. Dalam ilmu komputer dan bidang ilmu dari matematika kepada model. Pemodelan alam
ilmu informasi, ontologi adalah penamaan formal dan definisi melahirkan banyak bidang ilmu di mana satu dengan yang
dari jenis, sifat, dan hubungan dari entitas yang secara riil lain saling mengisi, fisika adalah lapisan pertama, sedangkan
atau secara mendasar ada untuk domain khusus pembicaraan. ilmu sosial terletak pada lapisan terakhir. Kimia, biologi, ke-
Dengan demikian aplikasi praktis dari ontologi filsafat adalah dokteran, psikologi, rekayasa, dan lainnya berada di antaranya.
taksonomi. Cabang-cabang ilmu bagaikan akar dan pohon, cabang, ranting
dan daun - satu kesatuan tetapi akhirnya berbeda dalam sifat
Di akhir abad ke-20, Kecerdasan Buatan (Artificial In- dasar karena telah menjadi dan dapat berada secara lebih
telligence) atau AI diadopsi sebagai suatu istilah dalam arti berbeda walaupun tidak dapat memisahkan diri. Oleh karena
”specification of conceptualization ”, ontologi yang meny- itu, secara ontologi ada bidang ilmu yang linier dengan yang
atakan sehimpunan primitif representasi terhadap model do- lain.
main pengetahuan [5]. Bidang-bidang dasar seperti matem-
atika, fisika, kimia, biologi dapat mengungkapkan kehadiran Linierisasi mempertimbangkan sedikit perbedaan tetapi
bidang ilmu psikologi dan sosial. Secara ontologi, matematika banyak kesamaan. Linierisasi terhadap matematika, ilmu kom-
adalah bentuk pengetahuan paling dasar dan abstrak, dengan puter dan teknologi informasi disebabkan dasar dari dua bidang
mana matematika tidak dapat dipecah ke dalam unsur-unsur ilmu terakhir adalah matematika dan berkembang dalam pen-
atau faktor-faktor atau pun pola-pola yang lebih dasar lagi, erapan yaitu perangkat keras dan perangkat lunak atau juga
kecuali pada pemaknaannya: Teori Himpunan, Teori Grup [6], termasuk dalam bidang informasi, komunikasi dan telekomu-
[14], Aritmatika dan Aljabar [29], Teori Graf [7], [8], dan nikasi. Oleh karena itu, ontologi melibatkan konsep similaritas
sebagainya. Aplikasi matematika pada dunia riil adalah fisika, untuk menghadirkan hal-hal yang mungkin linier antara satu
yang berusaha menjelaskan apa yang terjadi di alam ini melalui dengan yang lain.
matematika. Kimia pula adalah sains yang melibatkan fisika Dalam rekayasa ontologi, kelas-kelas mengelompokkan
untuk memahami susunan partikel yang mewujudkan semua sumber daya dengan karakter yang sama. Keterangan ke-
materi, tetapi tidak mengkaji antimateri. Psikologi adalah las (aksioma) menguraikan kelas. Uraian-uraian kelas potensi
kajian tentang manifestasi diri manusia secara biologi sebagai meliputi pembatasan properti, yang terbagi ke dalam
kesadaran (antimateri). Sedangkan sosiologi adalah kajian ten-
tang sistem-sistem manusia dan interaksinya yang disebabkan 1) kendala-kendala nilai, dan
oleh bukan tidak ketidakseimbangan penyerapan materi dan 2) kendala-kendala kardinalitas.
antimateri. Jadi, bidang-bidang keilmuan memiliki sifat dan
klasifikasi, yang kadangkala secara primitif lebih dapat di- Jenis-jenis kendala berbeda dijelaskan oleh beragam penera-
ungkapkan. Primitif biasanya adalah kelas (atau himpunan), pan.
atribut (atau properti), dan hubungan antara anggota kelas.
Sistem informasi cerdas mengandalkan representasi canggih Kendala-kendala nilai adalah semua nilai yang berasal dari
aplikasi domain, tugas, metode untuk memecahkan tugas- sifat dasar sesuatu, beberapa nilai dari menjadi, dan nilai yang
tugas, dan data yang tersedia. dimiliki oleh sebab keberadaan sesuatu. Sedangkan kendala-
kendala kardinalitas melibatkan batasan-batasan baik dalam
Ontologi sebagai data dan model pengetahuan [9] bentuk minimum maupun maksimum. Walaupun demikian,
menawarkan representasi tentang entitas-entitas domain se- pengembangan ontologi masih berhadapan dengan sejumlah
cara prinsip logis didefinisikan, luwes dan dapat beroperasi tantangan sebagaimana akusisi pengetahuan dan kurangnya
untuk memberdayakan informasi. Dengan demikian, ontologi metodologi pengembangan.
berfungsi memilah peubah-peubah yang dibutuhkan untuk
beberapa set perhitungan dan menetapkan hubungan antara Tantangan utama berasal dari sifat pengkelasan, yang se-
mereka. Bidang-bidang kecerdasan buatan, Web semantik cara langsung berhadapan dengan ruang kerja yaitu sampel.
[61], rekayasa sistem, rekayasa perangkat lunak, informatika Pengkelasan berkaitan erat dengan sampel sebagai sumber
biometik, ilmu perpustakaan, sistem pencatatan, dan arsitek- daya. Oleh karena itu, agar sampel dapat mewakili populasi,
tur informasi semua bergantung pada ontologi-ontologi untuk sifat dasar dari populasi harus diturunkan kepada sampel.
Misalnya sifat dasar keacakan harus dimiliki oleh setiap sam- [15] M. K. M. Nasution, ”Kalkulus grup bebas dalam simpul”, Seminar PPD
pel agar dapat mewakili populasi. Demikian juga, pengke- - HEDS, 29-30 Agustus 2001.
lasan berarti juga bersifat homogen, sedangkan populasi selalu [16] A. S. Harahap, & M. K. M. Nasution, ”Analisis matematis algoritma
bersifat heterogen. Dengan demikian, sesuatu yang heterogen pembangkit kurva berdasarkan operasi primitif”, Seminar PPD - HEDS,
29-30 Agustus 2001.
akan terdiri dari beragam kelas. Jadi, pengembangan ontologi
[17] M. K. M. Nasution, ”Memilih pendekatan dan metode dalam penelitian
memerlukan rancangan yang melibatkan kendala-kendala nilai matematika”, EPSILON: Jurnal Matematika dan Terapannya 3(1), 15-
dan kendala-kendala kardinalitas. Oleh sifat heterogen popu- 24, 2002.
lasi, pengembangan ontologi memerlukan pembelajaran dari [18] M. K. M. Nasution, ”Dari realitas ke realitas dalam penelitian matem-
sifat homogen. Dalam dunia pengekelasan, baik homogen atika”, EPSILON: Jurnal Matematika dan Terapannya 3(2), 25-34,
atau sampel memerlukan validasi terhadap/dari heterogen dan 2002.
populasi. [19] M. K. M. Nasution, ”The numbers triangle of Laurent Polynomial on
knots”, EPSILON: Jurnal Matematika dan Terapannya 3(2), 15-24,
Rancangan melibatkan identifikasi dan analisis tentang 2002.
domain, keperluan, dan sumber daya yang relevan dengan [20] M. K. M. Nasution, ”Prototipe pangkalan data pengelolaan administrasi
bantuan manusia (bukan mesin) baik pengguna ataupun pakar. apotek”, Media Farmasi: An Indonesian Pharmaceutical Journal 10(2):
Hasil meliputi spesifikasi domain, penerapan diperluas ten- 129-141, 2002.
tang ontologi, dan sumber domain yang layak. Sumber do- [21] M. K. M. Nasution, ”Model pengukuran keandalan gita pada robot
main beragam bentuk dari jenis yang terstruktur seperti to- berderajat dua”, EPSILON: Jurnal Matematika dan Terapannya 4(1),
1-10, 2003.
ken/vokabolari atau kata atau pangkalan data [3], jenis semi-
terstruktur seperti pengindeksan/urutan, korpus dokumen [59] [22] M. K. M. Nasution, ”Metodologi heuristic”, EPSILON: Jurnal Matem-
atika dan Terapannya 5(1), 31-37, 2004.
dan laman web, dan jenis bebas format seperti pengetahuan
[23] M. K. M. Nasution, ”Grup dan subgrup kabur”, EPSILON: Jurnal
pakar. Semua ini melibatkan multimedia. Beragam teknik Matematika dan Terapannya 5(2), 31-37, 2004.
pengumpulan data seperti wawancara, kusioner, atau termasuk
[24] M. K. M. Nasution, ”Multimedia: Koridor prima pendidikan dan dunia
analisis teks secara informal. usaha/industri”, Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia ,
Medan : FMIPA USU, 29-30 November 2004.
Pada tahap pembelajaran, teknik pembelajaran yang sesuai
[25] M. Elfida, & M. K. M. Nasution, ”Perancangan antarmuka sistem
dipilih dan diterapkan. Kemudian menemukan ontologi dari informasi”, Al-Khawarizmi: Journal of Computer Science 1(1): 11-17,
sumber domain. Pembelajaran ontologi menjadi sesuatu yang 2005.
perlu dikaji dan dicarikan teknik yang sesuai. Hasil-hasil [26] M. K. M. Nasution, ”Konsep penelitian dalam teknologi informasi”,
pembelajaran dievaluasi dan disaring. Pemeriksaan redudansi Al-Khawarizmi: Journal of Computer Science 1(1): 33-40, 2005.
perlu dilakukan, konflik ambiguitas perlu dipertegas, terutama [27] S. Mahfudz, & M. K. M. Nasution, ”Konsep hukum untuk teknologi
ketidakhadiran informasi yang lengkap. Oleh karena itu, do- informasi”, Al-Khawarizmi: Journal of Computer Science 1(1): 61-66,
main pakar menjadi penentu dan harus terlibat aktif. 2005.
[28] K. Tanjung, & M. K. M. Nasution, ”Rancangan dan penerapan kontrol
logika kabur untuk industri”, Jurnal Sistem Teknik Industri 6(2): 75-78,
R EFERENCES 2005.
[1] A. J. Pickard, Research Methods in Information, Loncon:Facet Publish- [29] M. K. M. Nasution, ”Algebraic on magic square of odd order n”,
ing, 2007. Herman Mawengkang et al. (eds.), Proceedings of The 1st IMT-GT
[2] M. Gärtner, A. Rauber, & H. Berger, ”Bridging structured and unstruc- Regional Conference on Mathematics, Statistics and Their Application ,
Toba Lake, North Sumatera Indonesia, 29-36. 2005.
tured data via hybrid semantic search and interactive ontology-enhanced
query information, Knowl Inf Syst 41: 761-792, 2014. [30] M. K. M. Nasution, ”Pangkalan data untuk rangkaian DNA”, Al-
[3] M. K. M. Nasution, Pengantar DBMS, Medan: USU Press, 1995. Khawarizmi: Journal of Computer Science 1(2): 7-12, 2005.
(ISBN: 979-458-067-8) [31] Rahmawati Pane, & M. K. M. Nasution, ”Model dan sifat asimtotik
[4] P. Sianipar, & M. K. M. Nasution, ”Penguasaan Ilmu Pengetahuan dan keandalan perangkat lunak”, Al-Khawarizmi: Journal of Computer
Teknologi”, SEMIRATA, UNTAN Pontianak, 5-7 Juli 1995. Science 1(2): 17-26, 2005.
[5] M. K. M. Nasution, ”Model pengukuran keandalan jaringan”, Bulletin [32] M. Harahap, & M. K. M. Nasution, ”Model dan enumerasi pengukuran
STTH, 1995. kinerja antarmuka aplikasi Kabupaten Road Management systems”, Al-
Khawarizmi: Journal of Computer Science 1(2): 39-47, 2005.
[6] M. K. M. Nasution, ”Implementasi grup bebas pada anyaman”, Jurnal
BEST: Bisnis, Ekonomi, Sains, dan Teknologi 2(1): 92-101, 2000. [33] M. S. Siregar, & M. K. M. Nasution, ”Dimensi informasi dalam
bahasa”, Al-Khawarizmi: Journal of Computer Science 1(2): 47-53,
[7] M. K. M. Nasution, ”Tinjauan pemotongan pada hipergrap”, EPSILON: 2005.
Jurnal Matematika dan Terapannya 1(1): 1-8, 2000.
[34] M. K. M. Nasution, ”Hak dan kewajiban berkarya dalam bidang
[8] M. K. M. Nasution, ”Aplikasi hipergraf berarah terhadap sistem transit informatika dan telematika”, Indonesia Media Law & Policy Centre
kota”, EPSILON: Jurnal Matematika dan Terapannya 1(2): 1-10, 2000.
(IMPLC), Doc. No. 0015/IMPLC/Mdn/IX/05, 2005.
[9] M. K. M. Nasution, ”Karakteristik model ARMA berbasis fungsi
[35] S. Mahfudz, & M. K. M. Nasution, ”Pandangan terhadap rancangan
spektral”, Komunikasi Penelitian 13(2): 438-425, 2001.
undang-undang hukum pidana tentang informasi elektronika dan do-
[10] M. K. M. Nasution, ”Penilaian keterpuasan di dalam sistem”, EPSILON: main”, Al-Khawarizmi: Journal of Computer Science 1(2): 63-70, 2005.
Jurnal Matematika dan Terapannya 2(2): 7-14, 2001.
[36] O. S. Sitompul, & M. K. M. Nasution, ”Implementasi hubungan bahasa
[11] M. K. M. Nasution, ”Mutasi pada anyaman”, EPSILON: Jurnal Matem- dan logika dalam objektivitas penelitian”, Al-Khawarizmi: Journal of
atika dan Terapannya 2(2): 29-32, 2001. Computer Science 1(3): 27-31, 2005.
[12] M. K. M. Nasution, ”Basis sains dan teknologi sebagai basis perekono- [37] S. Mahfudz, & M. K. M. Nasution, ”Hak akses komputer dan sis-
mian”, Suara USU, edisi 24 April, 2001. tem elektronik dalam rancangan Undang-Undang Hukum Pidana”, Al-
[13] M. Harahap, & M. K. M. Nasution, ”Fungsi kulit konveks berdasarkan Khawarizmi: Journal of Computer Science , Vol. 1(3): 77-83, 2005.
teorema”, Seminar PPD - HEDS, 29-30 Agustus 2001. [38] S. Ariswoyo, & M. K. M. Nasution, ”Pemahaman diskrit dalam teori
[14] S. Ariswoyo, & M. K. M. Nasution, ”Penataan grup anyaman”, Seminar grup melalui teori anyaman”, Al-Khawarizmi: Journal of Computer
PPD - HEDS, 29-30 Agustus 2001. Science 1(3): 85-91, 2005.
[39] M. Zarlis, & M. K. M. Nasution, ”Sekolah dan teknologi informasi”, of social network based on web features”, Interior, Sumut-Aceh, 241-
Harian Waspada, hal 4, 20 Desember 2005. 250, 2011.
[40] M. Harahap, & M. K. M. Nasution, ”Proses titik Poisson menurut kulit [65] M. K. M. Nasution, & S. A. M. Noah, ”Extraction of academic social
konveks”, Al-Khawarizmi: Journal of Computer Science 1(4): 19-29, network from online database”, IEEE Proceedings of 2011 Interna-
2005. tional Conference on Semantic Technology and Information Retrieval
[41] Sutarman, & M. K. M. Nasution, ”Proses sampel seragam menurut kulit (STAIR11), 64-69, 2011.
konveks”, Al-Khawarizmi: Journal of Computer Science 1(4): 41-45, [66] M. K. M. Nasution, S. A. M. Noah, & S. Saad, ”Social network
2005. extraction: Superficial method and information retrieval”, Proceeding
[42] M. K. M. Nasution, & M. S. Lydia, ”Metodologi pengelolaan proyek of International Conference on Informatics for Development (ICID11),
sistem informasi”, Al-Khawarizmi: Journal of Computer Science 1(4): Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, c2-110-c2-115, 2011.
47-51, 2005. [67] M. K. M. Nasution, & M. Elfida, ”Terrorist Network: Towards an
[43] M. K. M. Nasution, & S. Sitorus, ”Pengajaran berbantuan komputer analysis”, SiManTap, U. Malikulsaleh, Aceh, 2011.
analisis dan rancangan”, Al-Khawarizmi: Journal of Computer Science [68] M. K. M. Nasution, & S. A. M. Noah, ”Information retrieval model:
1(4): 73-85, 2005. A social network extraction perspective”, IEEE Proceedings of Interna-
[44] M. K. M. Nasution, ”Benteng berangka (digital fortress)”, Al- tional on Information Retrieval & Knowledge Management (CAMP12),
Khawarizmi: Journal of Computer Science 2(1): 11-20, 2006. 2012.
[45] D. Lestari, M. Harahap, & M. K. M. Nasution, ”Algoritma augmenting [69] M. K. M. Nasution, ”Teknologi pengetahuan”, Dies Fasilkom-TI USU,
path maximal flow minimal cost”, Al-Khawarizmi: Journal of Computer Medan, 2013.
Science 2(1): 21-31, 2006. [70] M. K. M. Nasution, ”Superficial Method for Ekstracting Academic
[46] M. K. M. Nasution, & S. Nasution, ”Beberapa isu persoalan dalam pen- Social Network from the Web”, Ph.D Thesis, Universiti Kebangsaan
gajaran berbantuan komputer”, Al-Khawarizmi: Journal of Computer Malaysia (UKM): Bangi, Malaysia, 2013.
Science 2(1): 53-59, 2006.
[47] M. K. M. Nasution, ”Tinjauan terhadap kriptosistem menggunakan grup
anyaman”, SEMIRATA, Universitas Andalas: Padang, 9-11 Juli 2006.
[48] M. K. M. Nasution, ”Penentuan relasi grup bebas dan grup simetri
kabur”, SEMIRATA, Universitas Andalas: Padang, 9-11 Juli 2006.
[49] M. K. M. Nasution, ”Enumerasi keandalan sistem informasi berdasarkan
graf alir”, SEMIRATA, Universitas Andalas: Padang, 9-11 Juli 2006.
[50] O. S. Sitompul, & M. K. M. Nasution, ”Data dan pengetahuan: Suatu
tinjauan”, Al-Khawarizmi: Journal of Computer Science , Vol. 2(2): 1-11
, 2006.
[51] M. K. M. Nasution, ”Kriptosistem menggunakan grup anyaman”, Al-
Khawarizmi: Journal of Computer Science , Vol. 2(1): 13-18, 2006.
[52] M. K. M. Nasution, ”Struktur proposal penelitian”, Al-Khawarizmi:
Journal of Computer Science 2(3): 1-12, 2006.
[53] M. K. M. Nasution, & S. Efendi, ”Karakteristik kriptograpfi dalam
pengiriman pesan”, Al-Khawarizmi: Journal of Computer Science 2(4):
1-6, 2006.
[54] M. K. M. Nasution, & S. Sitorus, ”Dukungan papan cerita pada tahap
pengembangan”, Al-Khawarizmi: Journal of Computer Science 2(4):
39-48, 2006.
[55] M. K. M. Nasution, ”Tinjauan matematika terhadap diagnosa penyakit
berbahaya sebagai langkah awal dalam pengobatan”, Media Farmasi:
An Indonesian Pharmaceutical Journal , 2006.
[56] M. K. M. Nasution, S. Nasution, & S. Sitorus, Grafika Komputer,
Medan: USU Press, 2006, (ISBN: 979-458-269-7).
[57] M. K. M. Nasution, Pengantar Pemrograman Bahasa Rakitan, Medan:
USU Press, 2006, (ISBN: 979-458-263-8).
[58] M. K. M. Nasution, & A. S. Harahap, ”Quandle dan pewarnaan
anyaman”, SEMIRATA 2007, Jakarta: UINS Hidayatullah, 9-10 Juli
2007.
[59] M. K. M. Nasution, & S. A. M. Noah, ”Extracting social networks
from web documents”, In Book of Abstracts CAIT, The 1st National
Doctoral Seminar on Artificial Intelligence Technology CAIT UKM:
278-281, 2010.
[60] M. K. M. Nasution, M. Elfida, & S. Mahfudz, ”Diskoveri pengetahuan:
suatu kritik”, Prosiding Seminar Nasional Ilmu Komputer : 309-318,
2010.
[61] M. K. M. Nasution, & S. A. M. Noah, ”Superficial method for extracting
social network for academics using web snippets”, Rough Set and
Knowledge Technology, LNCS-LNAI Vol. 6401: 483-490, 2010.
[62] M. K. M. Nasution, ”The ontology of knowledge based optimization”,
Prosiding Seminar Nasional Matematika Bandung dan Terapan (SiMan-
Tap), Bandung: Citapustaka, 11-31, 2010.
[63] M. K. M. Nasution, ”Kolmogorov complexity: Clustering and similar-
ity”, Bulletin of Mathematics 3(1): 1-16, 2011.
[64] M. K. M. Nasution, & S. A. M. Noah, ”Probabilistic generative model
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai