PERTEMUAN 6:
MODEL SISTEM
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pemodelan sistem tenaga. Anda harus mampu:
1.1 Memahami sistem perhitungan satuan per unit (pu)
1.2 Memahami matriks jaringan sistem
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
Sistem Perhitungan Per Unit (pu)
Cara perhitungan dapat dengan dilakukan menggunakan nilai per unit mempunyai
keuntungan tertentu, yaitu bahwa hasil kali dua nilai per unit dianggap lebih menarik
daripada perhitungan secara persen, terutama untuk perhitungan jaringan, yang
menggunakan banyak transformator dengan tingkat tegangan yang berbeda-beda. Dalam
menggunakan analisa per unit, semua kaitan antara tegangan, arus, impedansi, dan
voltamper harus tetap dapat dipertahankan. Bila nilai dasar dari tegangan dan arus
jaringan telah ditentukan, maka kedua nilai dasar lainnya, yaitu impedansi dan daya
semu, menjadi tertentu pula. Biasanya tegangan dan arus dipilih sebagai dua nilai dasar,
dimana dua nilai dasar lainnya dapat dinyatakan dengan kedua nilai dasar tersebut.
Cara-cara yang dipakai untuk menjawab pertanyaan tersebut dikenal sebagai analisa
aliran daya atau aliran beban. Berapa kesulitan perlu dihadapi mengingat persoalan
tersebut menyangkut persoalan rangkaian non-linier yang cukup rumit. Karena beban
pada sistem tembaga berkelakuan sebagai daya yang terbenam secara konstan, maka
impedansi-impedansi pada sistem tersebut tidak dapat diperlakukan sebagai impedansi
yang konstan nilainya. Di samping itu GGL yang dibangkitkan generator biasanya juga
tidak diketahui.
Salah satu metode yang sering digunakan dalam menyelesaikan masalah sistem tenaga
adalah penerapan Hukum Kirchoff untuk arus secara persamaan simpul:
Diagram satu garis sistem tenaga di atas dapat dinyatakan dengan diagram admitansi yang
nilainya berbanding terbalik dengan nilai impedansi.
Berdasarkan gambar di atas, simpul 1 berlaku persamaan:
I1 = (V1 – V2)Yc + (V1 – V3)Yd
Arus I1, merupakan arus yang masuk ke simpul 1 dari generator. Untuk arus yang masuk
ke simpul 2, berlaku hubungan:
I2 = (V2 - V1)Yc + (V2 – V3)Ye
Mengingat beban seharusnya menerima arus dan bukan memberikan arus, maka I3 pada
persamaan di atas bernilai negatif. Persamaan I1, I2, dan I3 di atas dapat diatur kembali
sebagai berikut:
I1 = (Yc + Yd)V1 + (-Yc)V2 + (-Yd)V3
I2 = (-Yc)V1 + (Yc + Ye)V2 + (-Ye)V3
I3 = (-Yd)V1 + (-Ye)V2 + (Yd + Ye)V3
Dalam bentuk yang lebih kompleks persamaan di atas dapat ditulis:
I1 = Y11V1 + Y12V2 + Y13V3
I2 = Y21V1 + Y22V2 + Y23V3
C. SOAL LATIHAN/TUGAS
Suatu sistem 3-fasa mempunyai tegangan kawat ke kawat pada ujung penerimaan
Vr=19kV dan beban 3-fasa 300+j120kVA. Impedansi saluran transmisi adalah
17.2+j82.2Ω/fasa. gunakan. Dengan menggunakan satuan per unit, dan nilai dasar
tegangan kawat ke kawat 10kV dan nilai dasar S 1-fasa 90kVA, hitunglah:
a. Nilai dasar arus fasa
b. Nilai dasar impedansi
c. Vr 1-fasa
d. Sr 1-fasa
e. Vr pu
f. Sr pu
g. I pu
h. Z pu
i. Vs pu
j. Vs 1-fasa
k. Vs 3-fasa
D. DAFTAR PUSTAKA
Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik, Cetakan Kelima, PT Gramedia Pustaka Utama,
1995.
William D. Stevenson, Jr., Element of Power System Analysis, 4th Edition, McGraw-Hill
Book Company, 1979.
B.M. Weedy, Electric Power System, 2nd Edition, John Wiley & Sons Ltd., 1972.