Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Pengertian
RPE adalah suatu alat yang digunakan di klinik, bertujuan untuk mengoreksi
defisiensi maksila dalam arah transversal dan untuk menambah panjang lengkung
maksila.1,3
Tipe ini diperkenalkan oleh Haas pada tahun 1961 terdiri dari band yang
dipasangkan pada premolar pertama dan molar pertama maksila pada kedua
dua bagian akrilik yang menutupi mukosa palatal. Pada bagian bukal dan
lingual gigi posterior terdapat wire support untuk menambah rigidity. Alat ini
lebih banyak menghasilkan pergerakan gigi secara bodily dan sedikit tipping,
kelemahan alat ini sering terjadi inflamasi pada jaringan palatal (Gambar 1).3,9
Tipe ini terbuat dari stainless steel, di bagian tengah terdapat Jackscrew yang
dan molar pertama (RPE-4 band) atau hanya molar pertama (RPE-2 band)
pada kedua sisi. Ekspansi screw terletak pada pertengahan palatum sehingga
Bonded RPE atau split expander terdiri dari band yang dipasangkan pada
premolar pertama dan molar pertama maksila pada kedua sisi (RPE-4 band). Bagian
oklusal gigi posterior ditutup dengan akrilik setebal 3 mm dengan Split Biocryl
seperti posterior bite block yang dapat menghalangi erupsi gigi posterior (Gambar 3).
Alat ini dapat memisahkan sutura midpalatal dan melebarkan maksila serta
mengaktivasi sistem sutura maksila. Pada pasien growing, pengaruh alat ini adalah
ortopedik alami. Bonded expander tidak hanya mempunyai pengaruh dalam dimensi
oklusal ini juga dapat membuka gigitan posterior sehingga mengoreksi crossbite.8,9
disebabkan defisiensi maksila. Nanda telah memperlihatkan bahwa sutura wajah dan
jaringan periodontal memiliki respon sama terhadap gaya yang diberikan. Gigi geligi
dan tulang kraniofasial adalah hal penting yang melengkapi tubuh, meliputi
Lee dkk telah mengidentifikasi pada bidang sagital dan frontal, lokasi pusat
pusat resisten dari struktur osseus. Pada bidang frontal, jika gaya ekpansi Jackscrew
(F) digunakan maka akan menghasilkan moment dan gaya sama pada pusat resisten di
tiap sisi maksila. Besarnya moment adalah sama tegak lurus terhadap jarak (Y) dari
tiap pusat resisten pada garis aksi dari gaya ekspansi, dikalikan dengan gaya ekspansi
(F). Moment yang sama cenderung membagi maksila rotasi pada pusat resisten, jika
(Gambar 4).7
Tiap maksila yang terbagi akan berotasi karena struktur osseus pada sutura
frontonasal akan teresorpsi dengan cepat, menyebabkan rotasi dari maksila sekitar
satu titik di atas pusat resisten daripada di sutura frontonasal (Gambar 5).7
Pada bidang oklusal, pola fringe pada pusat rotasi di bagian distal dari sutura
midpalatal maksila sekitar sepertiga distal dari molar ketiga. Hal ini bersamaan
dengan rasio moment-gaya adalah FZ/F = Z, cenderung pusat rotasi di bagian distal
dari pusat resisten maksila. Ekspansi linier juga dapat diperoleh dengan menempatkan
mekanisme pembukaan sutura lebih ke posterior. Hal ini akan mengurangi offset Z
tengah
Indikasi medis lain misalnya poor nasal airway, nasal stenosis, nasal
yang berat sehingga akan lebih memuaskan bila dirawat secara bedah
(1998) serta Rajagopal dan Kansel (2002), tahap-tahap maturasi skeletal pada
pergelangan tangan, erupsi dan perkembangan gigi, menarche, dada dan perubahan
suara serta maturasi vertebra servikal (CVM).11 Metode maturasi vertebra servikal
kraniofasial selama interval dari tahap tiga hingga empat (Cvs 3-Cvs 4), ketika
puncak tinggi badan juga terjadi secara bersamaan.8 Lamparski (1972) dan Fernandes
dkk (1998) serta Franchi dan Bazetti telah menentukan kriteria tahap-tahap maturasi
pertumbuhan, yaitu pada wanita usia 11 sampai 12 tahun sedangkan pria 13 sampai
1. Tahap ‘infantil’
2. Tahap ‘juvenile’
Usia 10-13 tahun, sutura telah berkembang menjadi bentuk sutura squamosa
3. Tahap ‘adolescence’
interdigitasi.
4. Tahap ‘adult’
Di atas usia 14 tahun, sutura terlihat adanya synostosis dan sejumlah formasi
adalah pasien pada tahap akhir maturasi skeletal, sutura midpalatal akan sulit
penambahan dimensi transversal maksila relatif stabil.12 Waktu perawatan RPE telah
dilaporkan pada penelitian sebelumnya pada usia yang bervariasi. Namun, respon alat
ini lebih efektif digunakan pada usia lebih muda. Hal ini berkaitan dengan bentuk
anatomis dari maksila, yaitu pada usia lebih tua telah terjadi penyatuan tulang
sepanjang garis sutura midpalatal. Proffit dan Fields menyarankan bahwa defisiensi
masa gigi bercampur dan menemukan bahwa perubahan maksila secara signifikan
terjadi pada tahap dini masa gigi bercampur dibandingkan tahap akhir.1 Menurut
Bacceti dkk, RPE digunakan pada pasien masa prepubertal dan pubertal. Pengaruh
Pada penelitian Wertz dan Dreskin mencatat dari penemuan histologis yang
dilakukan bahwa perubahan ortopedi yang lebih besar dan lebih stabil pada pasien
yang dirawat di bawah usia 12 tahun. Namun, Merwin dkk, menemukan bahwa
adanya persamaan respon skeletal pada grup pasien usia lebih muda (5 s/d 8 tahun)
Oleh karena itu, berdasarkan tahap tumbuh kembang manusia dengan metode CVM
dan penelitian yang dilakukan Melson terhadap sutura midpalatal secara histologis,
maka pada penelitian ini yang termasuk usia non growing yaitu usia dengan
menggunakan metode maturasi skeletal CVM dimana tepi inferior Cvs3 dan Cvs4
terlihat sangat cekung serta sisi vertikal lebih panjang (T6). 11,12
2.5.1. Skeletal
RPE tehadap sutura midpalatal telah dilaporkan pada penelitian sebelumya pada usia
yang bervariasi. Respon yang lebih besar terjadi pada usia muda, sedangkan pada usia
tua RPE kurang efektif yaitu tidak terjadi ekspansi pada sutura. Hal ini berkaitan
dengan semakin meningkatnya usia maka terjadi pembentukan tulang sepanjang garis
(Gambar 10).1,2,3,11,13,14,15
yaitu membagi dua maksila di sepanjang sutura palatina median yang akhirnya
membentuk daerah segitiga atau “V” dengan ekspansi lebih besar di bagian anterior
(Gambar 11).1,5,15,16,17
dengan dasarnya ke arah bawah dan pusat rotasi terletak di dekat sutura
frontonasalis.3,5,6,13
Pada penelitian yang dilakukan oleh Davidovitch dkk terjadi ekspansi sutura
midpalatal sebesar 1,5 mm pada pasien di bawah usia 12 tahun untuk pemakaian RPE
2-band. Namun, pada pemakaian RPE 4-band terjadi ekspansi sutura midpalatal pada
belakang seperti maksila. Rotasi mandibula ini akan menimbulkan perubahan lain
mandibula dan sumbu Y serta perpindahan menton ke bawah (Gambar 13) .2,3,17
wajah karena rotasi maksila dan mandibula ke bawah dan belakang dan pergeseran
gigi-gigi atas yang ekstrusi dan bukoversi. Peningkatan dimensi vertikal wajah
diperlihatkan pada : tinggi wajah atas (N-ANS) sebagai hasil posisi maksila ke
bawah, tinggi wajah bawah (ANS-Me) sebagai hasil rotasi mandibula, serta total
karena terjadinya rotasi bidang palatal ke bawah dan belakang, yang berperan adalah
(Gambar 14). Hal ini dikarenakan pada penelitian yang dilakukan oleh Omar Gabriel
dkk menggunakan garis referensi yang berbeda yaitu berdasarkan pada pengukuran
Garis referensi yang digunakan oleh Da Silva yaitu SNA, S-A’, S-PNS’, dan
PTM-A. Pergeseran kecil dari maksila ke anterior ditandai oleh kenaikan SNA 0.5,
ke anterior (A) sebesar 1-4 mm dengan menggunakan bidang wajah (N-Pog) sebagai
garis referensi.1,2
2.5.2. Dental
lebar premolar dan molar. Gigi premolar dan molar maksila memperlihatkan
premolar pertama. Pergeseran palatal dari inisisvus maksila dan kemiringan crown
bukal dari gigi penjangkar juga terlihat sebagai akibat dari ekspansi alat.2,6,18
Tipping mahkota bukal gigi penjangkar juga terjadi sekitar 6 + 6°. Namun,
tidak ditemukan hubungan signifikan secara statistik antara tipping gigi penjangkar
Defisiensi maksila
RPE
Perubahan
Skeletal Dental
- Panjang lengkung
- Dimensi vertikal - Lebar lengkung
- Dimensi anteroposterior
Non growing
(CVM tahap T6) 11,12
Perubahan
Skeletal