Anda di halaman 1dari 13

5

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Land Clearing


Land Clearing Adalah Proses pembersihan lahan sebelum aktivitas
penambangan dimulai. Land Clearing Tahapan pekerjaan penambangan umumnya
diawali dengan mempersiapkan lahan, yaitu mulai dari pemotongan pepohonan
hutan, pembabatan sampai ke pembakaran hasilnya, yang dinamakan land
clearing.
Land clearing meliputi pekerjaan penebangan atau pembersihan lahan dari
semak, pohon-pohon kecil, dan sisa-sisa pohon yang sudah ditebang dan
selanjutnya dikumpulkan di suatu tempat untuk dibuang ke lokasi pembuangan.
Alat berat yang digunakan untuk land clearing meliputi
Bulldozer untuk mendorong, meratakan, memotong tanah dan pepohonan maupun
semak.
Excavator untuk menggali, dan memuat hasil dorongan Bulldozer ke dalam
dump truck dan bahkan bisa untuk merobohkan pohon dan semak-semak
Dump Truck untuk mengangkut hasil clearing ke lokasi pembuangan

2.2Faktor-faktor yang Mempengaruhi Land Clearing

A. Sifat Fisik Material


Kemampuan alat – alat mekanis untuk bekerja baik itu alat angkut
maupun alat muat sangat dipengaruhi oleh sifat fisik material seperti faktor
pengembangan (Swell Factor) atau segi bobot isinya.
B. Kondisi Tempat Kerja
Tempat kerja yang luas akan memperkecil waktu siklus (cycle time) alat
karena ada cukup ruang gerak untuk berbagai pengambilan posisi, seperti untuk
berputar, mengambil posisi sebelum diisi muatan atau penumpahan dan untuk
kegiatan pemuatan. Dengan demikian alat tidak perlu maju mundur untuk
mengambil posisi karena ruang gerak cukup luas, sehingga waktu siklus
menjadi lebih kecil.

C. Kondisi Alat
Kodisi alat-alat mekanis baik untuk pemuatan maupun pengangkutan
mempengaruhi waktu edarnya. Waktu edar alat muat yang baru tentunya akan
lebih kecil dibandingkan dengan waktu edar alat muat yang telah lama
digunakan.

D. Kemampuan Operator
Kemampuan operator sangat berpengaruh terhadap waktu yang akan
digunakan. Bagi operator yang sudah berpengalaman akan dapat memperkecil
waktu yang diperlukan dalam penggunaan alat muat maupun alat angkut.

E. Pengaruh Cuaca
Dalam cuaca panas dan berdebu akan mengurangi jarak pandang operator,
tapi hal tersebut dapat diatasi dengan penyiraman jalan. Sedangkan apabila hujan
semua kegiatan di lapangan akan di hentikan , apalagi hujan dengan intensitas
sedang-tinggi
F. Pemeliharaan Alat
Peralatan mekanis harus dijaga agar selalu dalam keadan baik karena jika
tidak kemungkinan break down akan terjadi pada alat
tersebut. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan alat antara lain :
a. Penggantian pelumas dan grease (gemuk) secara teratur.
b. Kondisi bagian-bagian alat (bucket, kuku bucket ) dan lain-lain.
c. Persediaan suku cadang yang sering diperlukan untuk
peralatan yang bersangkutan.

2.1. Metode dalam Pemilihan Alat-Alat Mekanis


Medan kerja sangat berpengaruh sekali, karena apabila medan kerja buruk
akan mengakibatkan peralatan mekanis sulit untuk dapat dioperasikan secara
optimal. Kondisi suatu medan kerja tercipta oleh keadaan alam dan jenis
material yang ada didalamnya seperti ketinggian tempat kerja serta sifat fisik
dari material itu sendiri. Sifat fisik material berpengaruh besar terhadap
pengoperasian alat-alat, terutama dalam menentukan jenis alat yang akan
digunakan dan taksiran kapasitas produksinya serta perhitungan volume
pekerjaan. Beberapa sifat fisik material yang perlu diperhatikan dalam
pemilihan peralatan adalah :

a. Pengembangan dan Penyusutan ( swell factor )


Pengembangan dan penyusutan material adalah perubahan yang berupa
penambahan atau pengurangan volume material, apabila material tersebut
diganggu dari bentuk aslinya ( digali, diangkut atau dipadatkan). Untuk
menghitung swell factor digunakan rumus :

- Swell Factor ( faktor pengembangan 𝑜𝑜𝑠𝑒


)
𝑉
𝑖𝑛
𝑠𝑖�

𝑢
𝑆𝐹 =
𝑉
𝑙
𝑥 100%
- Shringkage Factor (faktor penyusutan )
𝑉 𝑐𝑜𝑚𝑝𝑡
Sh = (1 − ) 𝑥 100%
𝑉 𝑙𝑜𝑜𝑠𝑒

Dimana :

V insitu = volume material dalam keadaan asli


( BCM ) V loose = volume material dalam
keadaan lepas ( LCM ) V compt = volume
material dalam keadaan padat (CCM).

Tabel 2.1.
Bobot Isi dan Faktor Pengembangan Dari Berbagai Material
Macam Material Kerapatan Swell Factor
(lb/cu yd)
Bauksit 2700 – 4325 0,75
Tanah liat kering 2300 0,85
2800 – 3000 0,82 - 0,8
Tanah liat basah
1900 0,74
Bituminus 3800 0,74
2200 0,74
Bijih tembaga
2800 0,8
Antrasit 3370 0,8
3100 0,9
Tanah biasa, kering
3250 0,89
Tanah biasa, basah 3600 0,88
4500 0,67 - 0,58
Tanah biasa, bermacam dan bercampur
6500 - 8700 0,45
Kerikil kering 3600 - 5500 0,45
2500 - 4200 0,6 - 0,57
Kerikil basah
2160 - 2970 0,83
Granit, pecah-pecah 2970 - 3510 0,83
2200 - 3250 0,89
Hematit, pecah-pecah
Bijih besi, pecah-pecah
Batu kapur, pecah-pecah
Lumpur
Lumpur, sudah ditekan
Pasir, kering
Pasir, basah 3300 - 3600 0,88
3000 0,75
Shale
4590 – 4860 0,77
Slate
(Sumber : Prodjosumarto,1993 : 186)

b. Berat Material
Berat adalah suatu sifat yang dimiliki oleh setiap material. Kemampuan
alat mekanis untuk melakukan pekerjaan seperti mendorong, mengangkat,
menarik, mengangkut dan lainnya sangat dipengaruhi oleh berat material
tersebut. Pada umumnya setiap alat berat mempunyai batasan kapasitas volume
tertentu. Berat material akan berpengaruh terhadap volume yang diangkat atau
didorong dan biasanya dihitung dalam keadaan asli atau lepas.

c. Bentuk Material
Bentuk material ini didasarkan pada ukuran butir material, yang akan
mempengaruhi susunan butir-butir material dalam suatu satu kesatuan volume
dan tempat. Material yang kondisi butirnya halus dan seragam kemungkinan
isinya sama dengan ruang yang ditempati, sedangkan material yang berbutir
kasar dan berbongkah- bongkah akan lebih kecil dari nilai ruangan yang
ditempati, hal tersebut terjadi karena material ini akan membentuk rongga-
rongga udara yang akan memakan sebagian dari ruangan tersebut. Ukuran butir
disini akan berpengaruh dalam pengisian bucket.

d. Kohesivitas Material
Kohesivitas material adalah daya lekat atau kemampuan saling mengikat
diantara butir-butir material itu sendiri. Material dengan kohesi tinggi akan
mudah menggumpal. Volume material yang menempati ruangan ini akan ada
kemungkinan bisa melebihi volume ruangan. Kohesivitas ini berhubungan
dengan daya dukung tanah, dimana semakin tinggi kohesi semakin tinggi pula
daya dukung tanah.
e. Kekerasan Material
Material yang keras akan lebih sukar untuk dikoyak, digali atau dikupas
oleh alat mekanis. Hal ini akan menurunkan produktivitas alat. Material yang
umumnya keras adalah batu-batuan (beku, sedimen atau metamorf ).

f. Daya Dukung Tanah


Daya dukung tanah adalah kemampuan tanah untuk mendukung alat yang
berada di atasnya. Apabila suatu alat berada di atas tanah, maka alat tersebut
akan memberikan “Ground Pressure”, sedangkan perlawanan yang akan
diberikan tanah adalah “Daya Dukung”. Jika daya dukung relatif lebih kecil
maka alat tersebut akan terbenam.

2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Alat Gali Muat


dan Alat Angkut
Produksi alat gali dan alat muat dapat dilihat dari kemampuan alat tersebut
dalam penggunaannya dilapangan. Faktor- faktor yang mempengaruhi adalah
2.1.1. Waktu Edar
Waktu edar merupakan waktu yang digunakan oleh alat mekanis untuk
melakukan satu siklus kegiatan. Lamanya waktu edar dari alat-alat mekanis
akan berbeda antara material yang satu dengan yang lainnya, hal ini tergantung
dari jenis alat dan jenis serta sifat dari material yang ditangani dan juga
keahlihan operatornya.

2.4.1.1. Waktu Edar Alat Muat


Merupakan penjumlahan dari waktu menggali, waktu ayunan bermuatan,
waktu menumpahkan material dan waktu ayunan kosong.

CTm = Am + Bm + Cm + Dm

Keterangan :
CT = waktu edar alat
muat Am = waktu
menggali
Bm = waktu ayunan bermuatan
Cm = waktu menumpahkan
material Dm = waktu
ayunan kosong

2.4.1.2. Waktu Edar Alat Angkut


Merupakan penjumlahan dari waktu mengatur posisi, waktu isi material,
waktu angkut, waktu tumpah, waktu kembali kosong.

CT = MTE + LT + HTOB + MTOB + DT + HTE


Keterangan :
CT = waktu edar alat angkut
MTE = waktu manuver kosong,memposisikan untuk
pemuatan LT = waktu pengisian material
HTOB = waktu angkut bermuatan
MTOB = waktu manuver isi,memposisikan untuk
menumpah DT = waktu tumpah
HTE = waktu kembali kosong
2.4.1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Waktu Edar Alat-Alat
Mekanis
Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu edar alat mekanis adalah sebagai
berikut
:
1. Berat alat
Berat alat adalah berat muatan ditambah berat alat dalam keadaan tanpa
muatan
yang akan berpengaruh terhadap kelincahan gerak alat.

2. Kondisi tempat kerja


Tempat kerja yang luas dan kering akan meningkatkan kelancaran dan
keleluasaan gerak alat, sehingga memperkecil waktu edar. Kondisi permukaan
kerja sangat berpengaruh pada unjuk kerja alat. Kondisi permukaan kerja yang
baik akan menyebabkan alat muat dan alat angkut bekerja secara maksimal,
sehingga diperoleh cycle time yang cukup efektif. Kondisi permukaan kerja
yang baik adalah :
 Kondisi dimana akan selalu tersedia material untuk diambil oleh alat
muat. Untuk mencapai kondisi demikian diperlukan alat pendukung
seperti dozer agar dapat selalu menyuplai material ke alat muat.
 Kondisi dimana lokasi pemuatan diatur sedemikian rupa sehingga alat
angkut dapat secara efektif keluar masuk dan mengambil posisi yang
tepat untuk dimuat di lokasi pemuatan. Untuk mencapai maksud
tersebut lokasi pemuatan harus terus-menerus dipantau, bahkan bila
perlu dilakukan perbaikan.
 Kondisi dimana tinggi bench pada area pemuatan sejajar dengan tinggi
bak truk alat angkut, sehingga material yang diambil oleh alat muat
(backhoe) dapat optimal.
3. Kondisi jalan angkut
Kemiringan dan lebar jalan angkut baik di jalan lurus maupun pada
tikungan sangat berpengaruh terhadap lalu lintas jalan angkut. Apabila
kondisi jalan sudah memenuhi syarat, maka akan memperlancar jalannya
lalu lintas alat angkut, yang akan memperkecil waktu edar alat angkut.

4. Keterampilan dan pengalaman operator.


Semakin terampil dan berpengalaman seorang operator maka semakin
memperkecil waktu edar.

5. Kekompakan Material
Material yang kompak lebih sukar untuk digali atau dikupas oleh alat
mekanis. Hal ini akan berpengaruh pada lamanya waktu edaralat mekanis,
sehingga dapat menurunkan produksi alat mekanis.

6. Pola Pemuatan
Untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan sasaran produksi
maka pola pemuatan juga merupakan faktor yang
mempengaruhi waktu edar alat.
Secara umum, pola pemuatan dibagi ke dalam 3 bentuk, yaitu:

2.1.2. Faktor Pengembangan (Swell Factor)


Apabila material digali dari tempat aslinya, maka akan terjadi
pengembangan volume (swell). Untuk menyatakan besarnya pengembangan
volume dikenal dua istilah, yaitu :
1. Faktor pengembangan (Swell Factor)
2. Persen pengembangan (Percent swell)
Pengembangan volume suatu material perlu diketahui, karena yang
diperhitungkan pada penggalian selalu didasarkan pada kondisi material
sebelum digali, sedangkan material yang ditangani (dimuat untuk diangkut)
selalu material yang telah mengembang.

2.1.3. Efisiensi Alat


Ketersediaan alat merupakan salah satu hal yang mempengaruhi
produkivitas alat muat maupun alat angkut. Ketersediaan alat merupakan faktor
yang menunjukkan kondisi alat-alat mekanis yang digunakan dalam melakukan
kegiatan penambangan. Terdapat beberapa parameter yang dapat digunakan
untuk mengetahui ketersediaan alat dan penggunaannya di lapangan.
2. Tahapan Land Clearing
Pada pengerjaan proses land clearing hal yang umumnya dilakukan adalah
meliputi pekerjaan sebagai berikut  :
 Underbrushing
Underbrushing adalah sebuah kegiatan yang lebih menjurus kepada kegiatan
pembabatan pohon yang berdiameter maksimum 30 cm dengan tujuan
mempermudah pelakasanaan penumbangan peophonan yang lebih besar.
 Felling/Cutting
Adalah kegiatan penumbangan pepohonan yang berdiameter besar dari 30 cm ,
dalam sepefikasi kegiatan yang tersedia , biasanya disebutkan kegiatan kegiatan
.tertentu, seperti pohon yang ditumbangakan sampai ke bonggolnya tanpa
merusak top soil sekecil apapun , kayu kayu yang kecil harus dipotong menjadi
dua atau empat bagian yang nantinya dapat diperlukan untuk kegiatan
transmogran dan sebagainya.
 Pilling
Kegiatan yang bertujuan untuk menumpuk kayu kayu atau tumpukan kayu pada
jarak jarak tertentu. Yang diperlu diperhatikan adalah tumpukan kayu harus searah
dengan angin yang berhembus.
 Burning
Adalah pembakaran kayu kayu yang telah mengering atau tumbang dengan tidak
melalaikan kayu yang dapat dimanafaaatkan , Pembakaran diharuskan untuk
mendapatkan abu abu sisa pembakaran yang dapat meningkatkan kesuburan dari
tanah disketiranya.
3. Metode kerja land clearing
Metode kerja atau cara pengerjaan yang tepat dan benar akan sangat  berpengaruh
terhadapa produktivitas alat. Untuk menentukan metode mana yang paling tepat
tergantung banyak faktor seperti volume / spefikasi proyek dengan volume besar
sedangakan waktu yang terdsedia relatif singkat , maka buldozer meruakan alat
yang efisien sehingga dengan demikian pembahasan mengenai cara pengerjaan
(metode kerja) selanjutnya lebih dititik beratkan pada penggunaan buldozer.

Anda mungkin juga menyukai