ABSTRAK
Kortikosteroid merupakan obat lini pertama pengobatan Lupus Eritematosus Sistemik (LES). Namun, penggunaan kortikosteroid sistemik
jangka panjang mempunyai efek samping pada berbagai organ, termasuk kulit. Oleh karena itu, perlu pemantauan agar dapat meminimalkan
efek samping. Artikel ini membahas efek samping kortikosteroid sistemik jangka panjang pada pasien LES perempuan usia 25 tahun. Setelah
mendapat terapi topikal selama 1 bulan terdapat perbaikan.
ABSTRACT
Corticosteroids are the first-line drugs in the treatment of Systemic Lupus Erythematosus (SLE). But the long-term use of systemic corticosteroids
has side effects on various organs including the skin. Long-term use of systemic corticosteroids needs monitoring to minimize side effects.
This article will discuss the side effects of long-term corticosteroid use in 25-year-old female patients with SLE. Significant changes occurred
after one-month topical therapy. Joice Gunawan Putri, Angel Benny Wisan. Side Effects of Long Term Systemic Corticosteroid Therapy for
Systemic Lupus Erythematosus and Its Dermatological Management
PENDAHULUAN memberikan efek hormonal pada hampir HPA (mungkin 12-18 bulan), kelenjar adrenal
Kortikosteroid sistemik sering digunakan setiap jaringan di tubuh, hasil metabolit tidak dapat membuat GK dalam jumlah yang
untuk mendapat efek anti-inflamasi dan diekskresikan oleh ginjal dan hati.3 dibutuhkan setiap hari. Selanjutnya, tidak akan
imunosupresi pada kasus kulit yang bisa meningkatkan produksi GK ke tingkat
berat. Selain dapat mempersingkat masa Farmakodinamik yang dibutuhkan selama stres. Penyesuaian
penyembuhan, angka kematian dapat ditekan, Glukokortikoid (GK) yang digunakan secara harus dilakukan melalui penggantian GK
seperti pada kasus Lupus Eritematosus sistemik diklasifikasikan sebagai kerja pendek, eksogen dan edukasi pasien, sampai pasien
Sistemik (LES).1,2 kerja menengah, dan kerja panjang (Tabel dinyatakan HPA pulih.4
1) berdasarkan durasi penekanan ACTH
Terapi kortikosteroid berdampak pada (adrenocorticotropic hormone). Mereka juga Aksi Kortikosteroid
produksi kortikosteroid endogen dan berbeda potensi relatif (Tabel 2). Potensi relatif 1. Glukokortikoid
mensupresi sumbu hypothalamus–pituitary- kortikosteroid (KS) berbeda karena afinitasnya Metabolisme karbohidrat: Meningkatkan
adrenal (HPA). 3,4 terhadap reseptor. Harus diingat bahkan KS glukoneogenesis dan menghemat glukosa
yang memiliki aktivitas mineralokortikoid (MK) untuk digunakan oleh jaringan penting
Glukokortikoid alami utama adalah kortisol rendah (misalnya hidrokortison) mungkin seperti otak dan sel darah merah, dan dibatasi
(hidrokortison), disintesis dari kolesterol memiliki efek MK bila digunakan dalam pada bagian yang kurang penting, seperti
oleh korteks adrenal. Kurang dari 5% kortisol dosis tinggi. Potensi ditentukan oleh potensi otot selama masa stres atau kelaparan.4
beredar tidak terikat, kortisol bebas adalah biologis intrinsik dan durasi tindakan. Ada Metabolisme protein: Efek keseluruhannya
molekul terapeutik aktif. Kortisol yang tidak sedikit korelasi antara waktu paruh sirkulasi adalah katabolik yang menyebabkan atrofi
aktif terikat pada cortisol-binding globulin (t 1/2) dan potensi, juga ada sedikit korelasi otot, osteoporosis, pertumbuhan melambat,
(CBG)/transcortin atau albumin. Sekresi harian antara t 1/2 dan durasi tindakannya.4 atrofi kulit, kerapuhan kapiler meningkat,
kortisol berkisar antara 10 dan 20 mg, dengan memar dan striae, serta memperlambat
puncak diurnal sekitar jam 8:00 pagi, memiliki Penggantian Fisiologis Kortikosteroid penyembuhan luka.4
waktu paruh plasma 90 menit. Kortisol Terapi GK yang berkepanjangan menekan Metabolisme lemak: Kadar insulin
dimetabolisme terutama oleh hati, meskipun sumbu HPA. Selama periode pemulihan meningkat akibat hiperglikemia yang
Alamat Korespondensi email: joicegunawanputri@ymail.com
ditimbulkan oleh GK. Insulin mempunyai efek ginjal.4 pada usus, saliva, dan kelenjar keringat, MK
lipogenik dan antilipolitik, sehingga lemak Efek anti-inflamasi dan imunosupresif: merangsang reabsorpsi natrium dan ekskresi
menumpuk di bahu (buffalo hump), daerah Menurunkan rekrutmen dan fungsi sel ion potasium dan hidrogen, agar menjaga
supraklavikula, wajah (moon face), dan perut, inflamasi dan permeabilitas vaskuler pada keseimbangan elektrolit. Hiperaldosteronisme
sebaliknya lemak di daerah ekstremitas akan tempat peradangan. GK juga menghambat menyebabkan keseimbangan natrium
berkurang.4 sintesis prostaglandin dan leukotrien dengan positif dengan konsekuensi ekspansi volume
Tekanan darah: Meningkatkan reaktivitas menghambat pelepasan asam arakidonat ekstraseluler, normal/sedikit peningkatan
vaskular terhadap zat vasoaktif lainnya, seperti dari fosfolipid. Dengan mekanisme ini, GK konsentrasi natrium plasma, hipokalemia,
norepinefrin dan angiotensin-II.4 melindungi organisme dari kerusakan oleh dan alkalosis. Sebaliknya, kekurangan MK
Anti-vitamin D: Mengurangi penyerapan reaksi pertahanannya sendiri dan dari produk menyebabkan pembuangan natrium,
kalsium dari usus dan meningkatkan ekskresi reaksi selama stres. Manfaat GK sebagai kontraksi volume ekstraseluler, hiponatremia,
kalsium pada urin. sehingga berguna dalam antiinflamasi dan imunosupresif agen hiperkalemia, dan asidosis.4
pengobatan hiperkalsemia pada sarkoidosis merupakan aplikasi efek fisiologis ini.4
dan intoksikasi vitamin D.4 3. Androgen Adrenal
Keseimbangan cairan dan elektrolit: 2. Mineralkortikoid Mempengaruhi perkembangan fisiologis
Efeknya pada fungsi tubular dan laju filtrasi MK terutama berperan pada tubulus distal dan rambut kemaluan dan ketiak, bau badan saat
glomerulus, berperan dalam ekskresi air bebas duktus kolektikus ginjal, di samping berperan pubertas. Meningkatnya produksi androgen
adrenal menyebabkan virilisasi pada
Tabel 1. Klasifikasi glukokortikoid berdasarkan lama kerja4 perempuan dan pubertas prekoks pada laki-
Kerja Cepat (8-12 jam) Kerja Menengah (12-36 jam) Kerja Panjang (36-72 jam) laki.4,5
Kortisol (hidrokortison) Triamsinolon Betametason
Pengawasan Penggunaan Kortikosteroid
Kortison Deksametason
Prednisolon, prednison Jangka Panjang
Metilprednisolon Evaluasi Sebelum Pengobatan
Tabel 2. Potensi relatif kortikosteroid yang biasa digunakan4 Untuk meminimalkan efek samping, evaluasi
Potensi Relatif terhadap Hidrokortison dasar harus mencakup riwayat pasien dan
Glukokortikoid Mineralkortikoid Growth Inhibitory riwayat keluarga, dengan perhatian khusus
Hidrokortison 1 1 1 pada faktor predisposisi seperti diabetes,
Kortison 0.8 0.8 0.8 hipertensi, hiperlipidemia, glaukoma. Tekanan
Prednisolon 4 0.8 5 darah dan berat badan harus diukur. Jika
Prednison 4 0.8 5
penggunaan jangka panjang, dilakukan
Metilprednisolon 5 0.5 7.5
pemeriksaan mata dan uji purified protein
Deksametason 25 0 80
derivate (PPD). Pemeriksaan infeksi lain
Fludrokortison 10 125 -
didasarkan pada anamnesis dan pemeriksaan
Tabel 3. Terminologi pembagian dosis kortikosteroid1 fisik. Jika pemberian glukokortikoid jangka
Dosis rendah < 7,5 mg prednison atau setara per hari panjang, dilakukan pengukuran kepadatan
Dosis sedang >7,5 -30 mg prednison atau setara per hari tulang dengan computed tomography (CT)
Dosis tinggi >30-100 mg prednison atau setara per hari
kuantitatif, dualphoton absorptiometri, atau
Dosis sangat tinggi >100 mg prednison atau setara per hari
dual-energy X-ray absorptiometry (DEXA). 1,3
Terapi denyut >250 mg prednison atau setara per hari untuk 1 hari atau beberapa hari