Anda di halaman 1dari 7

Report

Efikasi dan keamanan solusi Jessner dibandingkan dengan asam


salisilat 30% pada manajemen pasien dengan akne vulgaris dan
hiperpigmentasi pasca-akne: uji coba acak, tersamar ganda, split-
face, uji terkontrol
1 2 1
Kang N. How , MRCP, Poh Y. Lim , PhD, Wan Syazween Lyana Wan Ahmad Kammal ,
1
MRCP and Norashikin Shamsudin , FRCP

Abstrak
Objektif: Antibiotik dan retinoid telah digunakan untuk akne vulgaris selama beberapa dekade. Meskipun
efektif, masing-masing memiliki kekurangannya sendiri. Chemical peels telah digunakan untuk pengobatan
akne vulgaris dengan bukti klinis yang tidak memadai. Kami berusaha untuk menentukan perbandingan
efikasi dan keamanan larutan Jessner (JS) dibandingkan dengan asam salisilat (SA) 30% dalam
tatalaksana akne vulgaris dan hiperpigmentasi pasca-akne pada pasien dengan kulit berwarna.
Metode: Sebanyak 36 subjek (94,5% Fitzpatick Tipe IV-V) direkrut dalam uji coba acak tersamar ganda,
split-face, dan terkontrol ini. Setiap sisi wajah secara acak dilakukan perawatan dengan JS atau SA.
Perawatan dilakukan sekali setiap dua minggu sebanyak total tiga sesi. Hitung lesi, skor jerawat
Michaelsson (MAS), foto, dan indeks hiperpigmentasi pasca-akne (PAHPI) digunakan untuk menilai
perbaikan klinis secara objektif. Komplikasi dinilai selama setiap kunjungan. Analisis statistik dilakukan
dengan menggunakan SPSS v22.0. Signifikansi ditetapkan pada P = 0,05.
Hasil Pada akhir terapi, pengurangan yang signifikan terhadap lesi inflamasi, noninflamasi, MAS, dan skor
PAHPI (P <0,001, masing-masing) dicatat dibandingkan dengan kondisi awal. Analisis model campuran
menunjukkan tidak ada perbedaan hasil yang signifikan antara kedua kelompok. Pasien yang melaporkan
hasil yang baik dan sangat baik adalah 76,4% (JS) dan 85,3% (SA). Rasa terbakar, sensasi menyengat,
dan eksfoliasi adalah komplikasi umum yang dilaporkan. Hiperpigmentasi pascainflamasi hanya dilaporkan
satu kali pada kelompok JS.
Kesimpulan Baik JS dan SA sama-sama efektif dalam pengobatan akne-vulgaris dan mengurangi
hiperpigmentasi pasca-akne pada pasien dengan kulit berwarna.

Pendahuluan Superfisial peel biasanya digunakan untuk


Akne vulgaris adalah dermatosis inflamasi mengobati akne vulgaris sementara deep peel
kronis yang ditandai dengan lesi noninflamasi digunakan untuk jaringan parut jerawat/acne scars.
(komedo terbuka atau tertutup) dan lesi inflamasi Indikasi lain dilakukannya chemical peel termasuk
(papula, pustula, atau nodul). Selama beberapa hiperpigmentasi pascainflamasi, solar lentigine, .
dekade, antibiotik dan turunan vitamin A merupakan Sejak bukti pertama yang dipublikasikan
pengobatan lini pertama untuk akne vulgaris ringan tentang penggunaan chemical peels untuk akne-
hingga sedang. Meskipun efektif, penggunaan vulgaris pada tahun 1999, hanya 12 artikel
masing-masing agen ini memiliki kekurangannya tambahan yang telah diterbitkan hingga saat ini.
masing-masing. Tinjauan sistematis tidak menghasilkan perbedaan
Chemical Peels sudah digunakan sejak yang signifikan dalam hal keamanan dan efikasi
zaman Mesir. Chemical peels bertindak dengan tatalaksana akne-vulgaris dengan berbagai
menghancurkan lapisan kulit luar yang rusak dan chemical peels. Mengingat desain penelitian yang
mempercepat proses penyembuhannya. Chemical heterogen dan kualitas metodologi yang rendah,
peels diklasifikasikan berdasarkan kedalamannya tidak ada kesimpulan yang kuat yang dapat dibuat
menjadi superfisial, medium, dan deep. Tingkat untuk membuat sebuah rekomendasi. Dengan
kerusakan yang diciptakan tergantung pada demikian, lebih banyak percobaan terkontrol acak
konsentrasi asam, jenis vehikulum yang digunakan, diperlukan untuk mengidentifikasi regimen yang
waktu kontak, dan buffering. Peeling superfisial optimal.
(mis., Asam salisilat 30% dan larutan Jessner) Jerawat adalah penyebab umum dari
menyebabkan destruksi hingga epidermis. hiperpigmentasi pasca-inflamasi yang bertahan
lama pada pasien dengan kulit berwarna. Jika
kondisi peradangan meningkat, tetapi perubahan
pigmen yang dihasilkan tetap tidak tertangani, Metodologi
pasien akan sering menganggap pengobatan tidak Studi ini adalah penelitian acak terkontrol,
memadai. Tatalaksana yang diberikan pada kodisi double-blinded, split-face yang dilakukan di
adalah dengan memberikan agen pemutih atau laboratorium medis Fakultas Kedokteran dan Ilmu
menghalangi pembentukan pigmen (hidrokuinon, Kesehatan, Universiti Putra Malaysia. Relawan
tretinoin, asam azelaic, kortikosteroid), yang menderita lesi akne aktif, dengan
mempercepat laju pengelupasan kulit (chemical hiperpigmentasi postakne, direkrut ke dalam
peels), dan agen fisik (yaitu, dermabrasi atau laser). penelitian selama periode September 2018 hingga
Salicylic acid (SA) adalah asam 2- pertengahan Desember 2018. Kriteria inklusi dan
hydroxybenzoic atau asam ortohydrobenzoic, eksklusi yang digunakan tersedia dalam
kadang-kadang diklasifikasikan sebagai beta Keterangan tambahan 1. Penelitian ini disetujui oleh
hydroxy acid. SA bersifat lipofilik, keratolitik, Komite Etik Penelitian Manusia Universiti Putra
komedolitik, dan sebolitik, dan karena itu larut Malaysia (JKEUPM2018-126) dan terdaftar di Thai
dengan lipid epidermal dan lipid kelenjar sebaceous Clinical Trial Registry (TCTR20190118001).
pada folikel rambut. SA mengekstraksi protein
desmosomal seperti desmoglein, yang Tingkat keparahan jerawat
menyebabkan hilangnya kohesi antara sel-sel Pada saat skrining, tingkat keparahan
epidermis. Hal ini menyebabkan pengelupasan kulit. jerawat dinilai berdasarkan penilaian numerik
Berbagai konsentrasi SA telah digunakan untuk Plewig dan Kligman daripada sistem penilaian yang
berbagai kondisi dermatologis dan kosmetik. SA telah banyak dikenal, seperti Global Acne Grading
dengan konsentrasi berkisar antara 20 dan 30% System (GAGS) atau klasifikasi Leed, karena yang
biasanya digunakan untuk chemical peels pada terbaru belum divalidasi untuk studi penilaian
permukaan wajah. Dengan demikian, SA 30% terpisah. Perbedaan dua nilai antara wajah kiri dan
digunakan dalam penelitian ini. kanan dikeluarkan dari penelitian.
Larutan Jessner (JS) terdiri dari 14 g
resorsinol, 14 g asam salisilat, 14 mL asam laktat, Blinding dan Randomisasi
dan etanol kuantum satis 100 mL. Formula ini Sebanyak 0,5 cc JS dan SA 30%
dirumuskan oleh Dr. Max Jessner untuk dimasukkan kedalam dua jarum suntik insulin
meminimalkan komplikasi dari resorcinol, yaitu selama setiap kunjungan klinik. Jarum suntik diberi
dermatitis kontak. Terlepas dari meminimalkan kode warna menjadi oranye atau hijau. Pengacakan
komplikasi, kombinasi ini dimaksudkan untuk dilakukan menggunakan metode koin yang
meningkatkan efek sebagai agen keratolitik. Hanya dilakukan pada saat kunjungan klinik pertama.
beberapa artikel yang membandingkan JS dengan Putaran pertama menentukan perawatan yang
chemical peels lainnya pada kasus akne vulgaris diterima di wajah sebelah kanan. "Kepala"
dengan hasil yang tidak konsisten. Dari menunjukkan SA, sedangkan "ekor" menunjukkan
pengetahuan terbaik kami, belum ada yang JS. Agen yang sama digunakan untuk tempat yang
menggambarkan efikasi JS pada kondisi sama sepanjang penelitian. Kode warna dirusak
hiperpigmentasi post-akne. Meskipun terdapat hanya pada akhir penelitian. Kedua subjek dan
konsentrasi SA yang lebih rendah pada JS, peneliti dibutakan (blinding) sepanjang proses
senyawa ini tampaknya bekerja secara sinergis dan penelitian ebrlangsung.
tidak kalah terhadap pengobatan lainnya pada akne
vulgaris. Namun, masih belum diketahui apakah Penilaian
kombinasi ini akan menghasilkan hasil yang sama Hasil penilaian utama/primer dalam
untuk kulit dengan hiperpigmentasi post-akne penelitian ini adalah perbaikan akne vulgaris
dibandingkan dengan SA. berdasarkan jumlah lesi total. Pengukuran hasil
Kami melakukan studi non-inferiority, sekunder meliputi: (i) peningkatan akne vulgaris
double-blinded, split-face, uji coba terkontrol secara berdasarkan Michaelsson Acne Score (MAS) dan
acak untuk menentukan efikasi dan keamanan JS dokumentasi fotografi; (ii) peningkatan
dibandingkan dengan SA 30% dalam pengelolaan hiperpigmentasi post-akne berdasarkan Post Acne
akne vulgaris ringan hingga sedang pada kulit Hyperpigmentation Index (PAHPI); dan (iii)
berwarna. Kami juga melihat keampuhan mengobati komplikasi dari perawatan.
hiperpigmentasi pasca-akne pada setting klinik Subjek diminta untuk menilai pengobatan
yang sama daripada menunggu sampai jerawat berdasarkan skala analog visual, pada akhir
sembuh. penelitian (tersedia dalam Data S1). Mereka juga
ditanya tentang perawatan pilihan mereka di masa dengan preferensi pengobatan di masa depan, 17
depan, yaitu salah satu (JS atau SA) atau tidak (50%) lebih suka JS, 12 (35,3%) lebih suka SA, dan
keduanya. Proses perawatan diilustrasikan pada dua orang (5,9%) sama-sama senang dengan
Gambar 1. kedua pengobatan, sedangkan tiga orang (8,8%)
lebih suka tidak diobati.
Alat klinis
Michaelsson Acne Score ditentukan dengan Efek Samping
menghitung jumlah komedo terbuka dan tertutup, Rasa terbakar dan menyengat (burning and
papula, pustula, infiltrat, dan lesi kistik pada wajah stinging)
dan daerah submandibular. Setiap jenis lesi diberi Efek samping yang paling umum dilaporkan
indeks keparahan yang yang cukup mirip dengan adalah rasa terbakar dan menyengat segera
kondisi kulit yang ada. Dengan mengalikan jumlah setelah aplikasi kedua bahan kimia, yang dilaporkan
setiap jenis lesi dengan indeks keparahannya dan setelah hampir semua perawatan. Skor nyeri
menambahkan setiap jumlah, kami memperoleh median adalah empat pada kelompok JS dan tiga
skor total yang sesuai dengan total keparahan pada kelompok SA. Sensasi terbakar membaik
penyakit. Rinciannya ditunjukkan pada Tabel 1. dengan mengipasi dan biasanya telah hilang pada
PAHPI adalah satu- saat subjek meninggalkan ruangan tindakan.
elompok pengobatan. (95 CI = 1.356, 2.087,
P = 0.673) (Gbr. 6). Gambar 7 dan 8 menunjukkan Eksfoliasi
contoh-contoh perbaikan pada fotografi keseluruhan Pengelupasan kulit adalah efek samping
pada akne dan hiperpigmentasi pada salah satu tersering kedua yang dilaporkan. Empat puluh lima
subjek penelitian kami (44,1%) subjek mengalami eksfoliasi pada
kelompok JS, dibandingkan dengan 37 (36,3%)
Tingkat kepuasan pasien dan perawatan yang subjek dari kelompok SA. Mayoritas (35, 77,8%)
disukai pasien dari eksfoliasi pada kelompok JS dinilai ringan dan
Sebanyak 13 subjek (38,2%) dalam hanya tiga (6,7%) yang dilaporkan mengalami
kelompok JS melaporkan hasil yang sangat baik, eksfoliasi yang berat. Dua puluh enam (70,2%)
dan 13 subjek (38,2%) melaporkan hasil yang baik. subjek yang menerima SA melaporkan
Enam (17,6%) subjek melaporkan tidak ada pengelupasan ringan, sedangkan hanya dua (5,4%)
peningkatan, sedangkan hanya dua (5,9%) subjek melaporkan pengelupasan parah. Semua
merasa bahwa jerawat mereka menjadi lebih buruk pengelupasan kulit menghilang dalam 3-7 hari.
menjelang akhir penelitian. Sedangkan untuk
kelompok SA, 13 (38,2%) melaporkan hasil yang Erupsi akneiformis
sangat baik, sedangkan 16 (47,1%) melaporkan
hasil yang baik. Lima subjek (14,7%) menyatakan
jerawat mereka tetap sama menjelang akhir
pengobatan. Tidak ada hasil yang memburuk yang
dilaporkan dalam kelompok SA. Sehubungan
Erupsi akneiformis adalah efek samping
tersering ketiga. Enam insiden dilaporkan pada
masing-masing kelompok setelah sesi pertama dan
berkurang menjadi 1-2 episode setelah setiap
pengobatan berturut-turut. Dari enam insiden yang
dilaporkan setelah sesi pertama, dua dinilai sebagai
erupsi ringan, sedangkan sisanya dinilai sebagai
sedang (n = 3) dan parah (n = 1). Kedua kelompok
melaporkan tingkat keparahan yang sama
berdasarkan penilaian pasien sendiri.

Lainnya
Efek samping lain yang dilaporkan termasuk
satu kasus prolonged erythema dan
hiperpigmentasi pascainflamasi pada kelompok JS.
Empat kasus eritema postpeel dilaporkan pada
kelompok JS, dan lima kasus pada kelompok SA.
Tidak ada efek samping lain yang disebutkan di
atas yang dilaporkan.

Diskusi
JS dan SA keduanya terbukti efektif dalam
mengobati lesi akne inflamasi dan outcome dari
pengobatan akne secara keseluruhan. Namun, SA
tampaknya lebih unggul dibanding kelompok JS
dalam mengurangi lesi noninflamasi menjelang
akhir studi. Kedua agen umumnya ditoleransi
dengan baik. Penelitian kami lebih jauh menambah
fakta bahwa JS dan SA tidak bersifat inferior dalam
mengobati akne vulgaris dan lesi jerawat inflamasi.
Namun, kami menemukan bahwa SA tampaknya
mengurangi peradangan pada akne lebih cepat,
dimulai pada minggu ke-2 pengobatan. Berbeda
dengan temuan sebelumnya, kami gagal
menunjukkan keunggulan SA dalam pengobatan
lesi noninflamasi. Perbaikan akne oleh SA dapat
dikaitkan dengan efek antiinflamasinya karena
penghambatan jalur kappa B. Noninferioritas JS ke
SA dapat dikaitkan dengan efek anti-inflamasi
sinergis dari resorcinol dan SA. Resorcinol
menghasilkan anti-inflamasi dengan merangsang
pembentukan prostaglandin E2.
Aplikasi lapisan tunggal (single coat), setiap
dua minggu sebanyak total tiga sesi treatment
memberikan respons pengobatan yang baik hingga dokter kulit. PAH ditemukan lebih
53,8-61,5%. Dengan memperpanjang sesi menyusahkan/mengganggu daripada akne sendiri
pengobatan menjadi enam sesi aplikasi lapisan dan biasanya bertahan dalam waktu yang lama, di
tunggal, 85% menunjukkan tingkat respons yang mana 50% berlangsung lebih dari setahun.
baik pada kelompok SA , sedangkan hanya 20% Pendekatan konvensional biasanya melakukan
mencapai respons yang baik pada kelompok JS. perawatan pada PAH setelah jerawat dapat
Namun demikian, 70% sisanya mencapai respon terkendali. Pendekatan ini dapat menyebabkan
yang cukup baik. Dengan meningkatkan jumlah ketidakpuasan. Penelitian kami berhasil
lapisan chemical peel seperti dalam penelitian kami, menunjukkan penurunan yang signifikan pada
kami berhasil mencapai setidaknya respons hiperpigmentasi post-akne di kedua kelompok
pengobatan subyektif yang baik di 85,3% pada menjelang akhir penelitian, sementara secara
kelompok SA, dan 76,4% di kelompok JS. Namun, bersamaan mengobati akne vulgaris. JS
metode ini menyebabkan efek samping yang jauh menunjukkan respons yang lebih cepat setelah sesi
lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian perawatan pertama. Asam salisilat telah terbukti
sebelumnya. Meskipun demikian, tidak ada yang memiliki efek memutihkan pada populasi Asia.
mengalami drop out selama penelitian berlangsung. Alpha hydroxy acid (misalnya, asam laktat) telah
Prosedur peeling dalam penelitian ini sesuai terbukti menghambat aktivitas tirosinase, yang
dengan pedoman yang diterbitkan sebelumnya selanjutnya mengarah pada supresi pembentukan
untuk chemical peel dan dengan demikian lebih melanin. Turunan resorsinol juga ditemukan
mewakili kehidupan nyata. Dalam studi ini, subyek membantu menekan aktivitas melanin dengan efek
yang direkrut umumnya memiliki kulit Fitzpatrick tipe penghambatan tirosinase. Dengan demikian,
IV dipostulatkan bahwa efek pemutihan yang lebih
awal dapat dihubungkan dengan efek sinergis
dan V. Meskipun demikian, hanya satu agen-agen ini dalam formulasi JS.
hiperpigmentasi postinflamasi yang dilaporkan pada Hasil yang superior dilaporkan pasien pada
kelompok JS. Dengan demikian, penelitian kami kelompok SA. Namun, yang mengejutkan kami,
lebih lanjut menegaskan keamanan pemanfaatan 50% pasien lebih suka menerima JS di masa
JS dan SA pada kulit berwarna (Ftizpatrick tipe IV- depan. Ini mungkin dijelaskan oleh keunggulannya
V). dalam efek memutihkan secara keseluruhan,
Hiperpigmentasi post-akne (PAH) ditemukan memperingan hiperpigmentasi post-akne, dan
pada 60% dari mereka yang telah dirawat oleh kemanjuran klinis noninferioritas pada akne vulgaris
pada kelompok JS. Sejauh pengetahuan terbaik 9. Madan RK, Levitt J. A review of toxicity from topical
kami, tidak ada data yang membandingkan JS dan salicylic acid preparations. J Am Acad Dermatol 2014;
70: 788–792.
SA tentang manajemen hiperpigmentasi pasca- 10. Grimes PE. Jessner’s solution. In: Tosti A, Grimes PE,
akne. Namun, Ejaz et al. mengungkapkan De Padova MP, eds. Color atlas of Chemical Peels,
noninferiority dari SA dan JS pada pengobatan 2nd edn. Berlin, Heidelberg: Springer, 2012: 57–62.
melasma. 11. Dayal S, Amran A, Sahu P, et al. Jessner’s solution
vs. 30% salicylic acid peels: a comparative study of
Kekuatan penelitian kami terdapat pada the efficacy and safety in mild-to-moderate acne
desain penelitian acak, doubleblinded, split-faced. vulgaris. J Cosmet Dermatol 1995; 16: 43–51.
Desain ini meminimalkan bias seleksi dan kinerja 12. Bae BG, Park CO, Shin H, et al. Salicylic acid peels
(mis., Diet dan lingkungan) yang mungkin versus Jessner’s solution for acne vulgaris: a
comparative study. Dermatol Surg 2013; 39: 248–253.
memengaruhi temuan kami. Dua subjek ditarik dari
13. Kim SW, Moon SE, Kim JA, et al. Glycolic acid versus
penelitian kami. Untuk mengatasi bias gesekan, Jessner’s solution: which is better for facial acne
statistik dianalisis per protokol dan keinginan untuk patients? A randomized prospective clinical trial of
mengobati, di mana tidak ada perbedaan yang split-face model therapy. Dermatol Surg 1999; 25:
dicatat. Dengan demikian, statistik penelitian kami 270–273.
14. Lee SH, Huh CH, Park KC, et al. Effects of repetitive
semua dilaporkan berdasarkan analisis per superficial chemical peels on facial sebum secretion in
protokol. acne patients. J Eur Acad Dermatol Venereol 2006;
Sebagai kesimpulan, JS tidak kalah dengan 20: 964–968.
SA dalam pengobatan akne vulgaris dan 15. Plewig G., Kligman A.M. (2000) Classification of Acne.
In: ACNE and ROSACEA. Springer, Berlin,
hiperpigmentasi pasca-akne di antara pasien
Heidelberg.
dengan kulit berwarna, dengan efek samping yang 16. Michaelsson G, Juhlin L, Vahlquist A. Effects of oral
dapat ditoleransi termasuk rasa terbakar, sensasi zinc and vitamin A in acne. Arch Dermatol 1977; 113:
menyengat, dan pengelupasan kulit yang ringan. 31–36.
17. Savoury SA, Agim AG, Mao R, et al. Reliability
assessment and validation of the postacne
Pengakuan hyperpigmentation index (PAHPI), a new instrument to
Studi ini didukung oleh dana penelitian dari measure postinflammatory hyperpigmentation from
Dermatological Society of Malaysia. acne vulgaris. J Am Acad Dermatol 2013; 9: 108–114.
18. Drake LA, Dinehar SM, Goltz RW, et al. Guidelines of
References care for chemical peeling. J Am Acad Dermatol 1995;
1. Brody HJ, Monheit GD, Resnik SS, et al. A history of 33: 497–503.
chemical peeling. Dermatol Surg 2000; 26: 405–409. 19. Randjelovic P, Veljkovic S, Stojiljkovi c N, et al. The
2. Chen X, Wang S, Yang M, et al. Chemical peels for beneficial biological properties of salicylic acid. Acta
acne vulgaris: a systematic review of randomised Fac Medicae Naissensis 2015; 32: 259–265.
controlled trials. BMJ Open 2018; 8: e019607. 20. Alanko J, Riutta A, Mucha I, et al. Modulation of
3. Committee for Guidelines of Care for Chemical arachidonic acid metabolism by phenols: relation to
Peeling. Guidelines for chemical peeling in Japan (3rd positions of hydroxyl groups and peroxyl radical
edition). J Dermatol 2011; 39: 321–325. scavenging properties. Free Radic Biol Med 1993; 14:
4. Kim SW, Moon SE, Kim JA, et al. Glycolic acid versus 19–25.
Jessner’s solution: which is better for facial acne 21. Abad-Casintahan F, Chow SK, Asian GCL, et al.
patients? A randomized prospective clinical trial of Frequency and characteristics of acne-related post-
split-face model therapy. Dermatol Surg 1999; 25: inflammatory hyperpigmentation. J Dermatol 2016; 43:
270–273. 826–828.
5. De Vries FM, Meulendijks AM, Driessen RJ, et al. The 22. Ahn HH, Kim IH. Whitening effect of salicylic acid
efficacy and safety of non-pharmacological therapies peels in Asian patients. Dermatol Surg 2006; 32: 372–
for the treatment of acne vulgaris: a systematic review 375.
and best-evidence synthesis. J Eur Acad Dermatol 23. Usuki A, Ohashi A, Sato H, et al. The inhibitory effect
Venereol 2018; 32: 1195–1203. of glycolic acid and lactic acid on melanin synthesis in
6. Stratigos AJ, Katsambas AD. Optimal management of melanoma cells. Exp Dermatol 2003; 12: 43–50.
recalcitrant disorders of hyperpigmentation in dark- 24. Kim DS, Kim SY, Park SH, et al. Inhibitory effects of 4-
skinned patients. Am J Clin Dermatol 2004; 5: 161– nbutylresorcinol on tyrosinase activity and melanin
168. synthesis. Biol Pharm Bull 2005; 28: 2216–2219.
7. Yadalla HK, Aradhya S. Post acne hyperpigmentation: 25. Ejaz A, Raza N, Iftikhar N, et al. Comparison of 30%
a brief review. Our Dermatol Online J 2011; 2: 230– salicylic acid with Jessner’s solution for superficial
231. chemical peeling in epidermal melasma. J Coll
8. Arif T. Salicylic acid as a peeling agent: a Physicians Surg Pak 2008; 18: 205– 208.
comprehensive review. Clin Cosmet Investig Dermatol
2000; 8: 455.

Anda mungkin juga menyukai