Abstrak
Objektif: Antibiotik dan retinoid telah digunakan untuk akne vulgaris selama beberapa dekade. Meskipun
efektif, masing-masing memiliki kekurangannya sendiri. Chemical peels telah digunakan untuk pengobatan
akne vulgaris dengan bukti klinis yang tidak memadai. Kami berusaha untuk menentukan perbandingan
efikasi dan keamanan larutan Jessner (JS) dibandingkan dengan asam salisilat (SA) 30% dalam
tatalaksana akne vulgaris dan hiperpigmentasi pasca-akne pada pasien dengan kulit berwarna.
Metode: Sebanyak 36 subjek (94,5% Fitzpatick Tipe IV-V) direkrut dalam uji coba acak tersamar ganda,
split-face, dan terkontrol ini. Setiap sisi wajah secara acak dilakukan perawatan dengan JS atau SA.
Perawatan dilakukan sekali setiap dua minggu sebanyak total tiga sesi. Hitung lesi, skor jerawat
Michaelsson (MAS), foto, dan indeks hiperpigmentasi pasca-akne (PAHPI) digunakan untuk menilai
perbaikan klinis secara objektif. Komplikasi dinilai selama setiap kunjungan. Analisis statistik dilakukan
dengan menggunakan SPSS v22.0. Signifikansi ditetapkan pada P = 0,05.
Hasil Pada akhir terapi, pengurangan yang signifikan terhadap lesi inflamasi, noninflamasi, MAS, dan skor
PAHPI (P <0,001, masing-masing) dicatat dibandingkan dengan kondisi awal. Analisis model campuran
menunjukkan tidak ada perbedaan hasil yang signifikan antara kedua kelompok. Pasien yang melaporkan
hasil yang baik dan sangat baik adalah 76,4% (JS) dan 85,3% (SA). Rasa terbakar, sensasi menyengat,
dan eksfoliasi adalah komplikasi umum yang dilaporkan. Hiperpigmentasi pascainflamasi hanya dilaporkan
satu kali pada kelompok JS.
Kesimpulan Baik JS dan SA sama-sama efektif dalam pengobatan akne-vulgaris dan mengurangi
hiperpigmentasi pasca-akne pada pasien dengan kulit berwarna.