Anda di halaman 1dari 79

ANALISIS DAN SIMULASI DAYA LISTRIK PADA

SISTEM KELISTRIKAN GEDUNG APARTEMEN


SPRINGVILLE SURABAYA MENGGUNAKAN ETAP

SKRIPSI

Sebagai Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana


Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Malang

Disusun Oleh:
NURINA HUTAMI PUTRI KANA WIBISONO
201410130311032

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020

i
LEMBAR PERSETUJUAN

ANALISIS DAN SIMULASI DAYA LISTRIK PADA SISTEM


KELISTRIKAN GEDUNG APARTEMEN SPRINGVILLE SURABAYA
MENGGUNAKAN ETAP
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
(S1)
Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Malang

Disusun Oleh:

NURINA HUTAMI PUTRI KANA WIBISONO


201410130311032

Tanggal Ujian : 14 JULI 2020


Tanggal Wisuda : 30 AGUSTUS 2020

Diperiksa dan disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Nurhadi, M.T. Novendra Setyawan, S.T., M.T.


NIDN: 0705056501 NIDN: 0719119201

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Tugas Akhir ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana (S1) Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Malang
Oleh:
NURINA HUTAMI PUTRI KANA WIBISONO
201410130311032
Tanggal Ujian : 14 Juli 2020
Tanggal Wisuda : 30 AGUSTUS 2020

1. Ir. Nurhadi, M.T.


(Pembimbing I)
NIDN: 0705056501

(Pembimbing II)
2. Novendra Setyawan, S.T., M.T.
NIDN: 0719119201

3. Ir. Nur Alif Mardiyah, M.T. (Penguji I)


NIDN: 0718036502

(Penguji II)
4. Ilham Pakaya, S.T., M.Tr.T.
NIDN: 0717018801

Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Elektro

Ir. Nur Alif Mardiyah, M.T.


NIDN: 0718036502

iii
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : NURINA HUTAMI PUTRI KANA WIBISONO


Tempat / Tgl Lahir : MALANG, 29 APRIL 1996
NIM : 201410130311032
Fakultas/ Jurusan : TEKNIK / ELEKTRO
Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir saya dengan judul

“ANALISIS DAN SIMULASI DAYA LISTRIK PADA SISTEM

KELISTRIKAN GEDUNG SPRINGVILLE SURABAYA

MENGGUNAKAN ETAP” beserta seluruh isinya adalah karya saya sendiri dan

bukan merupakan karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya, kecuali

dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Apabila

kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya

saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini maka saya

siap menanggung segala bentuk resiko / sanksi yang berlaku.

Malang, 14 Juli 2020


Yang membuat pernyataan

NURINA HUTAMI PUTRI

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Nurhadi, M.T. Novendra Setyawan, S.T., M.T.


NIDN: 0705056501 NIDN: 0719119201

iv
ABSTRAKSI
Perencanaan instalasi listrik pada gedung bertingkat memiliki tingkatan yang
lebih kompleks dibandingkan dengan bangunan rumah. Energi listrik yang
dibutuhkan pada pendistribusian sistem kelistrikan gedung tergolong besar dengan
jumlah beban peralatan dan komponen listrik yang tidak sedikit. Dalam
pelaksanaannya seringkali timbul gangguan sistem kelistrikan yang dapat
membahayakan peralatan gedung seperti kelebihan beban pada transformator dan
penurunan tegangan yang terjadi pada penghantar. Pada perencanaan gedung
apartemen Springville Surabaya akan ditambah kapasitor bank guna memperbaiki
faktor daya pada sistem distribusi gedung. Perbaikan faktor daya pada gedung
apartemen Springville Surabaya diharapkan mampu dalam memperbaiki kualitas
daya listrik dan memperkecil gangguan ketika gedung telah beroperasi. Langkah
perbaikan faktor daya yaitu dilakukan perhitungan kompensasi daya reaktif,
kapasitor akan dipasang menggunakan metode Global Compensation dan Group
Compensation sebagai perbandingan. Sistem kelistrikan gedung apartemen
Springville Surabaya akan di simulasikan dengan menggunakan program ETAP
12.6 ketika beban beroperasi 100%.
Kata kunci: Kualitas Daya Listrik, Perbaikan Faktor Daya, Kapasitor Bank, ETAP

v
ABSTRACTION
Electrical installastion design in high rise building has more complex level
compared to residential building. The electrical energy needed in the distribution
of building electrical system is quite large with the amount of equipment and
electrical components. In its implementation, electrical system often meets power
disturbances such as overload on the transformer and voltage drops that occurs in
the conductors. In designing Springville Surabaya, installation bank capacitor will
be added to improve power factor in the buiding distribution system. Power factor
correction in Springville Surabaya expected to be able to improve the quality of
electric power and reduce the power interference. To improve power factor
correction is to calculate the reactive power compensation, the capacitor will be
installed using Global Compensation and group compesantion as the comparison.
The electricity system in Springville Surabaya will be simulated using ETAP 12.6
in 100% load.
Keyword: Electric Power Quality, Power Factor Correction, Bank Capacitor,
ETAP.

vi
LEMBAR PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir ini. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Orang tua saya (Alm.) Hermawan Wibisono dan Tri Nurwati yang telah
banyak memberikan do’a dan dukungan.
2. Saudara kandung saya Adinda Sekar Melati Kana Wibisono dan Ahmad Yafi
Chakrasena Andromeda Wibisono.
3. Dekan Fakultas Teknik Bapak Ahmad Mubin, Dr., S.T., M.T. beserta
jajarannya dan keluarga besar Universitas Muhammadiyah Malang.
4. Ketua Jurusan Teknik Elektro Ibu Nur Alif Mardiyah., Ir, M.T. dan Sekretaris
Jurusan Teknik Elektro Bapak Widianto, S.T., M.T. beserta seluruh stafnya.
5. Ibu Lailis Syafa’ah, Dr., Hj., M.T. selaku dosen wali saya selama menjadi
mahasiswa jurusan teknik elektro UMM.
6. Bapak Nurhadi, Ir., M.T. dan Bapak Novendra Setyawan, S.T., M.T. selaku
dosen pembimbing saya selama mengerjakan tugas akhir dan menjadi
mahasiswa jurusan teknik elektro UMM.
7. Seluruh civitas akademika (dosen, asisten, dan karyawan) Universitas
Muhammadiyah Malang yang telah membekali ilmu dan membantu penulis
selama proses studi.
8. Akhmat Agus Eko yang selalu menemani dan memberi semangat, beserta
keluarga.
9. Seluruh teman-teman Jurusan Teknik Elektro angkatan 2014, khususnya
kelas Elektro A yang telah menemani saya selama proses perkuliahan di
kampus.
10. Terakhir, semua teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang
telah membantu penulis sampai selesai mengerjakan Tugas Akhir ini.

vii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas
limpahan rahmat dan hidayah-NYA, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang
berjudul “ANALISIS DAN SIMULASI DAYA LISTRIK PADA SISTEM
KELISTRIKAN GEDUNG APARTEMEN SPRINGVILLE
MENGGUNAKAN ETAP”. Dalam penelitian tugas akhir ini penulis menyajikan
simulasi daya listrik pada system kelistrikan gedung apartemen Springville
Surabaya.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih
sangat banyak kekurangan hal itu tidak lepas karena keterbatasan penulis. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi
menghasilkan penulisan yang lebih baik. Semoga hasil penulisan tugas akhir ini
bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan kedepan.

Malang, 14 Juli 2020

Penulis

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL .................................................................................................. i


LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. iv
ABSTRAKSI...........................................................................................................v
ABSTRACTION .................................................................................................... vi
LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................................. vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................3
1.3 Batasan Masalah..............................................................................................3
1.4 Tujuan .............................................................................................................3
1.5 Manfaat ...........................................................................................................3
1.6 Sistematika Penulisan .....................................................................................4
BAB II ......................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA ..........................................................................................5
2.1 Jaringan Distribusi Tenaga Listrik ..................................................................5
2.1.1 Transformator Step-Down .....................................................................5
2.2 Daya Listrik .....................................................................................................6
2.2.1 Daya Aktif (Active Power) ....................................................................6
2.2.2 Daya Reaktif (Reactive Power) .............................................................7
2.2.3 Daya semu (Apparent Power)................................................................7
2.3 Faktor Daya .....................................................................................................8
2.3.1 Perbaikan Faktor Daya.........................................................................10
2.3.2 Metode Pemasangan Kapasitor Bank ..................................................11
2.4 Pengaman ......................................................................................................12
2.5 Penghantar .....................................................................................................12
2.5.1 Pemilihan Penghantar ..........................................................................14

ix
2.6 Tegangan Jatuh..............................................................................................15
2.7 Pengenalan ETAP .........................................................................................16
2.8.1 Analisa Aliran Daya Pada ETAP .........................................................16
BAB III ..................................................................................................................17
METODE PENELITIAN .......................................................................................17
3.1 Lokasi Penelitian ...........................................................................................17
3.2 Metode Penelitian..........................................................................................18
3.3 Diagram Alir Metode Penelitian ...................................................................18
3.4 Pengumpulan Data ........................................................................................20
3.5 Data Beban Listrik Gedung...........................................................................20
3.6 Analisis Aliran Daya Pada ETAP .................................................................25
3.6.1 Prinsip Penggunaan ETAP 12.6.0 .......................................................26
3.7 Rancangan Simulasi Jaringan Distribusi Gedung Menggunakan ETAP ......26
BAB IV ..................................................................................................................36
HASIL dan ANALISA ...........................................................................................36
4.1 Analisis Perhitungan Rating Kapasitas Transformator Step Down ..............36
4.2 Hasil Simulasi Load flow Tahap I .................................................................36
4.3 Analisis Perhitungan Perbaikan Faktor Daya ...............................................40
4.3.1 Perhitungan Kapasitor Menggunakan Metode Global Compensation
41
4.3.2 Hasil Simulasi Load flow Tahap II Metode Global Compensation .....43
4.3.3 Perhitungan Kapasitor Bank Menggunakan Metode Group
Compensation

.............................................................................................................46
4.3.4 Hasil Simulasi Load flow Tahap II Metode Group Compensation .....49
4.3.5 Perbandingan Pemasangan Kapasitor Bank ........................................52
4.4 Nilai Ekonomis .............................................................................................61
BAB V....................................................................................................................64
Kesimpulan Dan Saran ...........................................................................................64
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................64
5.2 Saran ..............................................................................................................64
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................66

x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Hubungan Segitiga Daya ...................................................................8
Gambar 2.2 Gelombang Sinusoidal Pada Keadaan Lagging ..................................9
Gambar 2. 3 Gelombang Sinusoidal Pada Keadaan Leading ...............................10
Gambar 2. 4 Penghantar NYA Dengan Insulasi PVC ..........................................13
Gambar 2.5 Penghantar NYM 3 Inti ....................................................................13
Gambar 2.6 Potongan Penghantar NYY ..............................................................13
Gambar 2.7 Penghantar NYFGbY .......................................................................14
Gambar 2.8 Penghantar BCC ...............................................................................14
Gambar 2.9 Tabel KHA Berdasarkan PUIL 2011 ................................................15
Gambar 3.1 Gedung Apartment Springville Surabaya Tampak
Samping..................17
Gambar 3.2 Diagram Alir Analisis Dan Perhitungan ...........................................19
Gambar 3.3 Diagram Satu Garis Sistem Kelistrikan Gedung .............................27
Gambar 3.4 Simulasi Rangkaian Jaringan Distribusi Gedung Apartemen .........28
Gambar 3.5 Rangkaian Simulasi Pada Beban SDP-01 ........................................28
Gambar 3.6 Rangkaian Simulasi Pada Beban SDP-02 ........................................29
Gambar 3.7 Rangkaian Simulasi Pada Beban SDP-03 ........................................29
Gambar 3.8 Rangkaian Simulasi Pada Beban SDP-04 ........................................30
Gambar 4.1 Simulasi Load flow Tahap I Pada Sistem Distribusi
Gedung.................37
Gambar 4.2 Simulasi Load flow Pada Beban SDP-01 Tahap I ............................37
Gambar 4.3 Simulasi Load flow Pada Beban SDP-02 Tahap I ............................38
Gambar 4.4 Simulasi Load flow Pada Beban SDP-02 Tahap I ............................38
Gambar 4.5 Simulasi Load flow Pada Beban SDP-03 Tahap I ............................39
Gambar 4.6 Segitiga Daya Sebelum Perbaikan ....................................................40
Gambar 4.7 Segitiga Daya Sesudah Perbaikan ....................................................42
Gambar 4.8 Rangkaian Simulasi Load flow Tahap II Metode Global Compensation
..........................................................................................................43
Gambar 4.9 Simulasi Load flow Pada Beban SDP-01 Tahap II Metode Global
Compensation .................................................................................44
Gambar 4.10 Simulasi Load flow Pada Beban SDP-02 Tahap II Metode Global
Compensation .................................................................................44
Gambar 4.11 Simulasi Load flow Pada Beban SDP-03 Tahap II Metode Global
Compensation .................................................................................45
Gambar 4.12 Simulasi Load flow Pada Beban SDP-04 Tahap II Metode Global
Compensation .................................................................................45

xi
Gambar 4.13 Segitiga Daya Group Compensation ..............................................47
Gambar 4.14 Rangkaian Simulasi Load flow Tahap II Metode Group
Compensation .................................................................................49
Gambar 4.15 Simulasi Load flow Pada Beban SDP-01 Tahap II Metode Group
Compensation ...............................................................................50
Gambar 4.16 Simulasi Load flow Pada Beban SDP-02 Tahap II Metode Group
Compensation ...............................................................................50
Gambar 4.17 Simulasi Load flow Pada Beban SDP-03 Tahap II Metode Group
Compensation ...............................................................................51
Gambar 4.18 Simulasi Load flow Pada Beban SDP-04 Tahap II Metode Group
Compensation ...............................................................................51

xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Total Daya Listrik Basement .................................................................20
Tabel 3.2 Total Daya Listrik Lantai Dasar ............................................................21
Tabel 3.3 Total Daya Listrik Lantai 1 ...................................................................21
Tabel 3.4 Total Daya Listrik Lantai 2 ...................................................................22
Tabel 3.5 Total Daya Listrik Lantai 3 Sampai 14 (Typical) .................................22
Tabel 3.6 Total Daya Listrik Lantai Atap .............................................................23
Tabel 3.7 Total Daya Listrik Panel Peralatan ........................................................23
Tabel 3.8 Total Daya Listrik Panel Pompa Hydrant ............................................24
Tabel 3.9 Total Daya Listrik Panel Pompa Air Bersih .........................................24
Tabel 3.10 Total Daya Listrik Panel Outdoor Lighting .......................................24
Tabel 3. 11 Total Daya Listrik Panel Elektronik..................................................25
Tabel 3.12 Total Daya Listrik Panel PUTR ..........................................................25
Tabel 3.13 Deskripsi Komponen Jaringan Distribusi ...........................................30
Tabel 4.1 Perhitungan Kebutuhan Kapasitor Bank Dan Perbaikan Faktor Daya
Menggunakan Metode Group
Compensation…………………………..48
Tabel 4.2 Perbandingan Faktor Daya ....................................................................52
Tabel 4.3 Perbandingan Profil Tegangan ..............................................................54
Tabel 4.4 Perbandingan Arus ................................................................................55
Tabel 4.5 Perbandingan Daya Aktif ......................................................................57
Tabel 4.6 Perbandingan Daya Reaktif ...................................................................58
Tabel 4.7 Perbandingan Daya Semu .....................................................................60
Tabel 4.8 Perbandingan Nilai Ekonomis Pemasangan Kapasitor Bank ................62

xiii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Perkembangan penduduk di kota Surabaya meningkat, hal ini disebabkan


karena banyaknya masyarakat dari luar provinsi Jawa Timur yang merantau
mencari nafkah dan menempuh pendidikan di Surabaya. Dengan pesatnya jumlah
penduduk, terbatasnya lahan yang tersedia, dan mahalnya harga tanah ini
merupakan alasan untuk membangun gedung bertingkat (high rise building) yang
dapat dihuni sebagai ganti rumah tapak seperti salah satunya adalah apartemen.
Apartemen merupakan bangunan industri komersil dengan kebutuhan energi
listrik yang besar. Dalam perencanaan pembangunan gedung bertingkat,
dibutuhkan tiga unsur utama, yaitu struktur, arsitek dan utilitas atau disebut dengan
istilah mekanikal-elektrikal (ME). Tiga unsur diatas saling berkaitan satu sama lain,
jika pada struktur lebih menekankan pada kekuatan bangunan, arsitek pada
keindahan, maka ME lebih menekankan kepada fungsi. Gedung yang dari luar
terlihat indah dan megah belum menjamin keselamatan pada gedung itu sendiri,
resiko – resiko fatal yang akan memakan waktu dan biaya yang lebih banyak
bahkan sebelum diresmikan. Gangguan yang dapat timbul ketika pemasangan
instalasi di lapangan dapat berupa voltase kurang, voltase lebih, suhu berlebih yang
diakibatkan oleh kabel yang tidak sesuai, dan arus kejut listrik. Maka, diperlukan
perhitungan energi listrik se-akurat mungkin dan dirancang dengan rujukan pada
peraturan dan ketentuan yang berlaku sesuai dengan PUIL (Peraturan Umum
Instalasi Listrik), SNI (Standar Nasional Indonesia) dan Undang – Undang tentang
Ketenagalistrikan yang digunakan di Indonesia. Dengan berdasarkan gangguan dan
ketentuan tersebut, gedung apartemen Springville Surabaya direncanakan
menambahkan kapasitor bank dan perbaikan faktor daya guna memperkecil
gangguan yang terjadi ketika gedung apartemen telah beroperasi.
Referensi jurnal dengan judul Evaluasi Sistem Kelistrikan Pada Gedung
Bertingkat Plaza Andalas Padang, perencanaan instalasi listrik membutuhkan daya
listrik dari PLN sebesar 1306,69 kVA, kebutuhan daya listrik total gedung adalah
959,8 kW, daya yang terealisasi atau yang terpakai saat ini 887,3 kW, rugi-rugi

1
daya yang terjadi pada instalasi listrik gedung sebesar 0,0696881639 watt dengan
jumlah tahanan saluran kabel keseluruhan group pada panel distribusi sebesar
0,0000338695 ohm. Penentuan jenis kabel dan kemampuan hantar arus yang
digunakan pada saluran instalasi gedung sangat penting diperhatikan untuk
pengoptimalisasi rugi-rugi daya, untuk mengantisipasi kebakaran pada gedung,
rugi-rugi daya diperkecil supaya tidak mengakibatkan saluran kabel cepat panas.[1]
Penelitian lainnya dengan judul jurnal Analisis Perbaikan Faktor Daya
Menggunakan Kapasitor Bank Di Plant 6 PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Unit Citeureup, analisis penambahan kapasitor bank dan perbaikan faktor daya pada
Plant 6 tidak berjalan maksimal dikarenakan faktor daya yang rendah dengan nilai
0.79 dan 0.77. perencanaan perbaikan faktor daya pada Plant 6 dengan menaikkan
faktor daya menjadi cos phi 0.95 sehingga main feeder AA 5 dipasang kapasitor
bank berkapasitas 6172.33 kVAR dan untuk main feeder AA 8 dipasang kapasitor
bank sebesar 5388.88 kVAR agar kualitas daya yang dihasilkan lebih optimal.[2]
Proyek perencanaan instalasi listrik ini akan dibangun diatas 2.1 ha tanah dan
akan memiliki 2 tower apartemen dengan setiap tower 17 lantai, terdapat 5 tipe
kamar tidur dengan menggunakan smart access card. Total kebutuhan beban pada
gedung adalah 1737.211 kW, daya listrik yang di suplai dari PLN sebesar 2300
kVA, dan suplai cadangan listrik pada gedung apartemen menggunakan generator
set (genset) berkapasitas 1000 kVA. Genset akan mensuplai daya listrik pada
gedung apartemen, kecuali ruang kamar. Konsultan ahli mekanikal – elektrikal –
plumbing pada proyek perencana gedung apartemen Springville Surabaya adalah
Ir. Hermawan Wibisono, MM. Aut.
Simulasi sistem kelistrikan pada gedung apartemen dilakukan dengan
menggunakan program ETAP (Electric Transient And Analysis Program). Program
ini dapat menganalisa sistem tenaga listrik pada sebuah diagram satu garis.
Dengan dasar pemikiran di atas, Analisis dan Simulasi Daya Listrik Pada
Sistem Kelistrikan Gedung Apartemen Springville Surabaya Menggunakan
ETAP diangkat sebagai judul skripsi.

2
1.2 Rumusan Masalah

Sistem kelistrikan pada gedung apartemen Springville Surabaya dalam


perencanaanya terdapat beberapa masalah yang dapat dibahas pada tugas akhir.
Berikut merupakan rumusan masalah yang didapat:
1. Bagaimana desain sistem kelistrikan pada gedung apartemen
Springville Surabaya?
2. Berapa rating transformator dan kapasitor bank yang dibutuhkan
gedung apartemen?
3. Bagaimana faktor daya pada sistem distribusi gedung apartemen
Springville Surabaya?

1.3 Batasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan dengan upaya pembahasan tidak keluar batas


dari topik masalah sehingga dibuat uraian batasan masalah berikut:
1. Objek penelitian dilaksanakan pada proyek pembangunan gedung
apartemen Springville Surabaya dengan berdasarkan denah arsitektur.
2. Perhitungan transformator daya dan kapasitor bank dibatasi hanya pada
perhitungan kapasitas yang dibutuhkan dengan data yang telah
didapatkan.

1.4 Tujuan

Dengan berdasarkan pada kerangka masalah yang telah di rumuskan, maka


tujuan dari tugas akhir ini adalah:
1. Merencanakan sistem kelistrikan pada gedung apartemen Springville
Surabaya.
2. Menganalisa dan menghitung kapasitas transformator daya dan
kebutuhan kapasitor bank gedung.
3. Memperbaiki faktor daya pada sistem distribusi gedung apartemen
Springville Surabaya.

1.5 Manfaat

Berdasarkan penulisan latar belakang dan kerangka masalah yang telah


dibuat, diharapkan adanya manfaat penulisan sebagai berikut :

3
1. Dapat merencanakan desain sistem kelistrikan sesuai dengan ketentuan
PUIL dan SNI.
2. Dapat menentukan kapasitas transformator daya dan kebutuhan
kapasitor bank yang dibutuhkan gedung apartemen Springville
Surabaya.
3. Dapat memperbaiki faktor daya pada sistem distribusi gedung.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistem penulisan tugas akhir “Analisis Dan Simulasi Daya Listrik Pada
Sistem Kelistrikan Gedung Apartemen Springville Surabaya Menggunakan ETAP”
dibuat terstruktur dengan penyampaian seperti berikut:
1. BAB I Pendahuluan, berdasarkan uraian paragraph permasalahan,
kerangka masalah, tujuan dan manfaat penulisan tugas akhir,
sistematika penulisan.
2. BAB II Tinjauan Pustaka, menguraikan ulasan jurnal referensi atau
buku yang dapat menunjang berkenaan dengan judul tugas akhir.
3. BAB III Metodologi, mengandung rancangan metode disusun
terstruktur yang digunakan sebagai acuan penulisan bab selanjutnya.
4. BAB IV Hasil dan Analisa, uraian hasil analisis berupa paragraph,
tabel dengan perhitungan menggunakan persamaan berdasarkan
kerangka masalah.
5. BAB V Kesimpulan dan Saran, mengandung inti pokok uraian hasil
analisis dan perhitungan dan saran membangun berdasarkan tugas akhir
yang telah diselesaikan.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jaringan Distribusi Tenaga Listrik

Sistem distribusi tenaga listrik merupakan pecahan kesatuan dari sistem


tenaga listrik yang menyalurkan dan mendistribusikan energi listrik hingga ke titik
pelanggan atau konsumen dengan mutu yang handal dan memadai. Gedung
apartemen termasuk dalam tipe konsumen komersial, pada umumnya gedung
mendapatkan pasokan energi listrik dari pembangkit tenaga listrik yang telah
diberikan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Pembangkit tenaga listrik mentransmisikan tegangan kirim sebesar 11 kV
hingga 24 kV, lalu rating tegangan dinaikkan menjadi 70 kV, 154 kV, 220 kV, atau
500 kV menggunakan transformator step-up pada gardu induk (GI) dan di
transmisikan melalui saluran udara tegangan ekstra tinggi (SUTET) menuju gardu
induk distribusi dan rating tegangan diturunkan menggunakan transformator step-
down menjadi 20 kV. Tegangan 20 kV merupakan jaringan tegangan menengah
(JTM), juga dapat disebut dengan jaringan distribusi primer, yang akan di
distribusikan melalui saluran udara tegangan menengah (SUTM) menuju jaringan
tegangan rendah (JTR), atau disebut jaringan distribusi sekunder, milik konsumen
dengan tegangan 380/220 V[3].
2.1.1 Transformator Step-Down
Transformator step down termasuk dalam jaringan distribusi pada gedung,
berfungsi menurunkan tegangan rendah menjadi 380/220 V. Transformator step
down memiliki tegangan keluaran pada kumparan sekunder lebih rendah
dibandingkan dengan tegangan masukkan pada kumparan primer. Perhitungan
kapasitas rating transformator step down sebagai berikut[4].
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 (𝑘𝑉𝐴)
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑟𝑎𝑓𝑜 = (2.1)
0.9

𝐹𝐾 = 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜 (𝑘𝑉𝐴) ∗ 125% (2.2)


Dimana :
Rating trafo = kapasitas transformator (kVA)
Beban = beban daya semu gedung (kVA)
Konstanta 0.9 = 90% beban daya semu

5
FK=Faktor keselamatan transformator[5]

2.2 Daya Listrik

Menurut Joko Sumarsono daya (power) adalah ukuran energi per satuan
waktu[6]. Karena itu daya memberikan konsumsi energi yang digunakan utnuk
melakukan kerja atau produksi. Ukuran untuk daya adalah watt (W), daya juga dapat
dinyatakan dalam satuan watt-hours (Wh), atau lebih umum kilowatt-hours (kWh).
Semakin besar watt suatu peralatan listrik, daya listrik yang dikonsumsi dan
semakin mahal biaya tagihan listriknya.
Persamaan daya dapat dinyatakan sebagai berikut :
𝑃 =𝑉∗𝐼 (2.3)
𝑉2
𝑃= 𝑅
(2.4)

Dimana :
P = Daya listrik (watt)
V = Tegangan (volt)
I = Arus Listrik (Ampere)
R = Hambatan penghantar (Ω)

2.2.1 Daya Aktif (Active Power)

Daya aktif merupakan daya rata-rata yang dikonsumsi nyata oleh beban.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah energi panas, energi cahaya dan energi
mekanik. Satuan ukuran daya aktif adalah Watt, persamaan matematis daya aktif
sebagai berikut[7] :
Daya aktif satu fasa (line-to-netral):
𝑃 = 𝑉 ∗ 𝐼 ∗ 𝐶𝑜𝑠 𝜑 (2.5)
Daya aktif tiga fasa (line-to-line) :
𝑃 = √3 ∗ 𝑉 ∗ 𝐼 ∗ 𝐶𝑜𝑠 𝜑 (2.6)
Dimana :
P = Daya aktif (Watt)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus listrik (Ampere)

6
2.2.2 Daya Reaktif (Reactive Power)

Daya reaktif adalah daya yang berosilasi, bertukar antara medan listrik dan
medan magnet, daya reaktif mengalir dari beban menuju grid pada rangkaian AC.
Daya reaktif tidak dapat digunakan sebagai sumber tenaga, tetapi dibutuhkan
sebagai proses transmisi energi listrik menuju beban. Satuan ukuran daya reaktif
adalah VAR dan di notasikan dengan Q[7]. Persamaan matematisnya dinyatakan
sebagai berikut :
Daya reaktif satu fasa (line-to-netral) :
𝑄 = 𝑉 ∗ 𝐼 ∗ 𝑆𝑖𝑛 𝜑 (2.7)
Daya reaktif tiga fasa (line-to-line):
𝑄 = √3 ∗ 𝑉𝐿 ∗ 𝐼𝐿 ∗ 𝑆𝑖𝑛 𝜑 (2.8)
Dimana :
Q = Daya reaktif (VAR)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus listrik (Ampere)
VL = Tegangan jaringan (Volt)
IL = Arus Jaringan (Ampere)

2.2.3 Daya semu (Apparent Power)

Daya semu merupakan penjumlahan vector dari daya aktif dana daya reaktif,
hasil perkalian tegangan efektif dan arus efektif akan menghasilkan daya semu.
Umumnya ukuran daya semua adalah volt-ampere (VA) dan di notasikan dengan
huruf S[7]. Persamaan daya semu adalah sebagai berikut :
𝑆 = 𝑉∗𝐼 (2.9)
Dimana :
S = Daya semu (VA)
V = Tegangan efektif (Volt)
I = Arus efektif (Ampere)
Pemahaman ketiga daya tersebut direpresentasikan dengan hubungan segitiga
daya seperti yang ditetapkan pada Gambar 2.1 berikut.

7
Daya Semu
S=V*I
Daya Reaktif
Q=V*I*Sinθ

θ
Daya Nyata
P=V*I*Cosθ

Gambar 2. 1 Hubungan Segitiga Daya


Segitiga daya dianalogikan sebagai hubungan ketiga daya pada sistem listrik
3 fasa ditunjukkan seperti Gambar 2.1. Daya semu (S) terletak pada sisi miring dari
segitiga, daya nyata (P) pada garis horizontal segitiga dan daya reaktif (Q)
merupakan hasil penjumlahan dari daya semu dan daya nyata, sudut θ merupakan
sudut terbentuk antara sisi alas daya aktif dan sisi miring dari daya semu.
Berdasarkan persamaan matematika dari pythagoras, maka persamaan dari segitiga
daya adalah:
𝑃 = √𝑆 2 − 𝑄 2 (2.10)

𝑆 = √𝑃2 + 𝑄 2 (2.11)
𝑄 = √𝑆 2 − 𝑃2 (2.12)
Dimana :
P = Daya nyata (Watt)
S = Daya semu (VA)
Q = Daya reaktif (VAR)

2.3 Faktor Daya

Perbandingan yang terbentuk antara daya aktif dan daya semu pada rangkaian
AC (Alternating Current) atau sederhananya merupakan perbedaan fasa (θ) antara
sisi alas daya aktif dan sisi miring dari daya semu seperti pada Gambar 2.1. Faktor
daya di notasikan dengan Cos θ dan memiliki rentang nilai 0 hingga 1, suatu faktor

8
daya dikatakan ideal ketika bernilai sama atau mendekati S, yaitu ketika Cos θ
bernilai 1[8]. Faktor daya dapat dicari dengan persamaan
𝑃
𝑃𝐹 = (2.13)
𝑆

Dimana :
PF (power factor) = faktor daya
P = daya nyata (Watt)
S = daya semu (VA)
Faktor daya memiliki dua kondisi dimana beban dalam keadaan lagging
(tertinggal) dan leading (mendahului), keadaan tersebut dijelaskan sebagai berikut
1. Keadaan lagging
Pada rangkaian induktif, tegangan mendahului arus. Hal ini disebabkan
karena arus bekerja untuk pembangkitan fluks medan magnet, beban
dalam keadaan lagging (tertinggal) memiliki sifat beban induktif dan
memerlukan tambahan daya reaktif dari jaringan. Nilai Cos θ akan
bernilai positif. Kondisi ini menyebabkan arus tertinggal (I) dari tegangan
(V) dengan sudut. Gelombang sinusoidal hubungan tegangan dan arus
ditunjukkan pada Gambar 2.2 berikut:

V = Tegangan
I = Arus
Gambar 2.2 Gelombang Sinusoidal Pada Keadaan Lagging

2. Keadaan leading
Pada rangkaian kapasitif, gelombang arus mendahului tegangan Beban
dalam keadaan leading disebabkan disaat beban bersifat kapasitif, maka
kapasitor menyimpan tegangan masuknya. Nilai Cos θ pada kondisi
leading bernilai negative. Gelombang sinusoidal hubungan tegangan dan
arus ditunjukkan pada Gambar 2.3 berikut :

9
V = Tegangan
I = Arus
Gambar 2. 3 Gelombang Sinusoidal Pada Keadaan Leading

Faktor daya dengan tegangan beban induktif mendahului (leading),


sedangkan pada beban kapasitif tegangan meninggalkan arus (lagging). Beberapa
peralatan instalasi terpasang pada gedung akan menghasilkan beban dengan sifat
kapasitif akan membutuhkan tambahan daya dari komponen dengan sifat. Usaha
tersebut dapat dilakukan dengan perbaikan faktor daya.

2.3.1 Perbaikan Faktor Daya

Dalam perbaikan faktor daya, nilai angka faktor daya mendekati nilai angka
1 maka semakin baik, daya yang terpakai maksimal. Upaya nilai ideal dilakukan
dengan memberikan perbaikan faktor daya yaitu memberikan kapasitor. Kapasitor
akan mengkompensasi daya reaktif dari beban induktif secara statis dan diskrit
tanpa menggunakan komponen bergerak[11]. Menurut ketetapan SPLN, faktor
daya ideal berada pada angka ≥0.85 atau 85%. Komponen yang digunakan untuk
memperbaiki faktor daya ialah capacitor bank, capasitor bank merupakan
rangkaian komponen yang berfungsi sebagai suplai daya reaktif yang dibutuhkan
peralatan yang cenderung menghasilkan beban bersifat induktif. Perbaikan faktor
daya dapat dihitung dengan metode perhitungan analogi segitiga daya dengan
rumus matematisnya[8]:
𝑄1 = √𝑆12 − 𝑃2 (2.14)

𝑄2 = √𝑆22 − 𝑃2 (2.15)
Menentukan rating kapasitor yang dibutuhkan[8]:
𝑄𝐶 = 𝑃 ∗ (𝑇𝑎𝑛(𝜃1) − 𝑇𝑎𝑛(𝜃2) (2.16)
Dimana :
Q1 = daya reaktif awal (VAR)

10
Q2 = daya reaktif setelah perbaikan faktor daya (VAR)
QC = Kompensasi daya reaktif (VAR)
Kapasitor bank dirangkai secara paralel pada jaringan distribusi pada gedung
dan memiliki step. Peralatan ini teridir dari beberapa step, yaitu 3 step, 6 step, 12
step, hingga 18 step.
Menentukan nilai kapasitor bank setiap stepnya dengan persamaan:
𝑄𝐶(𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙)
𝑄𝑠𝑡𝑒𝑝 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑡𝑒𝑝 (2.17)

Nilai kapasitor dapat dihitung dengan persamaan[8]:


𝑄
𝐶
𝐶 = 𝑉 2 ∗𝜔 (2.18)

Dimana :
C = kapasitas kapasitor (Farad)
Qc = daya reaktif kapasitor (Var)
V = Tegangan (Volt)
ω =2*π*f
2.3.2 Metode Pemasangan Kapasitor Bank
Penempatan kapasitor bank untuk sistem distribusi tegangan rendah dibagi
menjadi 3, yaitu[2]:
1. Global Compensation
Pada metode ini kapasitor bank diletakkan pada panel utama tegangan
rendah (PUTR). Arus reaktif yang mengalir pada metode ini hanya di
penghantar antara panel PUTR dan transformator, sedangkan setelah
PUTR arus tidak mengalami penurunan. Dengan demikian rugi akibat
disipasi panas setelah PUTR tidak terpengaruh
2. Group Compensation
Kapasitor bank dengan metode Group Compensation diletakkan pada
tiap-tiap sub distribution panel (SDP). Metode ini tepat digunakan dengan
jarak antara SDP dan MDP cukup berjauhan.
3. Individual Compensation
Pemasangan kapasitor bank dengan metode individual compensation ini
dipasang langsung pada beban khususnya dengan daya yang besar.
Kelebihan metode individual compensation lebih efektif dan lebih baik
dari segi teknis, tetapi membutuhkan ruang khusus untuk kapasitor bank

11
sehingga mengurangi estetika, dan jika beban yang terdapat pada suatu
bangunan ratusan akan memakan biaya dan perawatan yang besar.

2.4 Pengaman

Peralatan yang tersambung dalam suatu instalasi listrik dapat mengalami


gangguan seperti beban lebih, hubung singkat, percikan api dan gangguan keadaan
yang tidak normal lainnya. Dibutuhkan pengaman yang dapat secara otomatis
memutus arus apabila terjadi gangguan yang dapat melindungi manusia dan
peralatan. Perhitungan dan pemasangan pengaman harus sesuai berdasarkan PUIL
dan SNI. Berikut perhitungan pengaman satu fasa dan tiga fasa :
- Satu fasa :
𝑃
𝐼 = 𝑉∗𝐶𝑜𝑠𝜃 (2.19)

- Tiga fasa
𝑃
𝐼= (2.20)
√3∗𝑉∗𝐶𝑜𝑠𝜃

Dimana :
I = Arus listrik (Ampere)
P = Daya listrik (Watt)
V = Tegangan (Volt)
Cos θ = sudut fasa

2.5 Penghantar

Berdasarkan PUIL pasal 7.1.1 penghantar yang digunakan terbuat dari bahan
sesuai dengan tujuan penggunaannya, serta telah diyuji menurut standard[9].
Penghantar yang digunakan pada instalasi gedung apartemen dapat melalui saluran
udara, dan tanah, dengan jenis konduktor tembaga (Cu) atau alumunium (Al).
Macam penghantar ditunjukkan pada gambar berikut.
1. Kabel NYA
Penghantar NYA dipasang melalui pada saluran udara, berinti tunggal
(1/C), dengan dilapisi bahan isolasi PVC. Kabel NYA biasanya digunakan pada
instalasi penerangan dengan kode warna isolasi merah, kuning, biru atau hitam
sesuai dengan peraturan pada PUIL.

12
Gambar 2. 4 Penghantar NYA Dengan Insulasi PVC
2. Kabel NYM
Penghantar dengan inti kabel 2,3 atau 4 (2/C, 3/C, 4/C), mempunyai dua
lapisan PVC lebih aman dibandingkan dengan penghantar NYA, dapat digunakan
pada kondisi lingkungan basah atau kering, tetapi tidak boleh di tanam. Kode warna
NYM pada PUIL berwarna putih atau abu-abu.

Gambar 2.5 Penghantar NYM 3 Inti


3. Kabel NYY
Penghantar NYY dengan spesifikasi inti kabel 2, 3 atau 4 (2/C, 3/C, 4/C),
kode warna hitam dan memiliki insulasi yang lebih aman dan baik dibandingkan
dengan penghantar NYM. Instalasi penghantar NYY dapat di tanam dan digunakan
pada penerangan dan stop kontak.

Gambar 2.6 Potongan Penghantar NYY

13
4. Kabel NYFGbY
Penghantar NYFGbY digunakan pada instalasi tegangan menengah,
penghantar yang menghubungkan antar panel (kabel feeder) dipasang melalui
saluran udara dan memiliki inti kabel (2/C, 3/C, 4/C).

Gambar 2.7 Penghantar NYFGbY


5. Kabel BCC
Bentuk fisi dari kabel Bare Copper Conductor (BCC) yaitu penghantar
yang tidak dinsulasi, digunakan sebagai penghantar ke saluran tanah (grounding).
Kabel BCC memiliki luas penampang bermacam-macam dari luas penampang 4
mm2 hingga 300 mm2

Gambar 2.8 Penghantar BCC


2.5.1 Pemilihan Penghantar
Penghantar yang menyediakan tegangan motor tunggal setidaknya memiliki
KHA (kemampuan hantar arus) kurang dari 125% arus pengenal beban penuh
berdasarkan pernyataan PUIL 2000 pasal 5.5.3.1[9]. Untuk menentukan pemilihan
luas penghantar, dapat dihitung dari arus yang mengalir dengan rumus berikut.
- Arus bolak-balik 1 fasa :
𝑃
𝐼𝑛(𝐴) = (2.10)
𝑉∗𝐶𝑜𝑠𝜃

- Arus bolak-balik 3 fasa :


𝑃
𝐼𝑛(𝐴) = (2.11)
√3∗𝑉∗𝐶𝑜𝑠𝜃

14
- Kemampuan Hantar Arus :
𝐾𝐻𝐴 = 125% ∗ 𝐼𝑛 (2.12)
Pemilihan luas penampang penghantar dapat dilihat pada Gambar 2.6
berikut[9].

Gambar 2.9 Tabel KHA Berdasarkan PUIL 2011

2.6 Tegangan Jatuh

Tegangan jatuh merupakan gangguan pada jaringan listrik yang terjadi


dikarenakan adanya penurunan tegangan antara tegangan kirim dan tegangan terima
yang diakibatkan oleh impedansi pada penghantar. Semakin besar impedans
semakin besar pula penurunan nilai tegangan pada sisi penerima. Gangguan ini
terjadi pada jaringan transmisi maupun jaringan distribusi, baik pada perusahaan
listrik maupun pelanggan.

15
Menurut PUIL 2000 susut tegangan yang diijinkan antara panel hubung bagi
(PHB) utama dan setiap titik beban tidak boleh melebihi dari 5%[9]. Apabila
tegangan terima melebihi dari batas yang diijinkan, maka mutu penyaluran tersebut
rendah.. Pada jaringan distribusi hal ini dapat terjadi karena pengaruh tahanan pada
penghantar, semakin besar tahanan dalam sebuah penghantar, maka semakin besar
pula tegangan jatuhnya; titik beban yang melebihi kapasitas suplai; dan arus yang
berlebih.

2.7 Pengenalan ETAP

Program ETAP (Electric Transient Analysis Program) adalah suatu program


komputer yang mendukung pemodelan desain, simulasi dan analisis sistem tenaga
listrik yang terdiri dari pembangkitan, transmisi dan distribusi tenaga listrik.
Lembar kerja pada ETAP dapat diakses menggunakan file ekstensi khusus dengan
ekstensi .OTI dan disimpan dalam file database ODBC yang sesuai seperti
Microsoft akses .MDB.[10] Salah satu analisis sistem kelistrikan yang tersedia pada
program ETAP yaitu analisis aliran beban (Load flow analysis) yang akan
digunakan sebagai simulasi penelitian.

2.8.1 Analisa Aliran Daya Pada ETAP

Analisa aliran beban dapat menampilkan hasil perhitungan yang terjadi pada
sistem kelistrikan yang telah dibuat pada diagram satu garis. Diagram satu garis
dibuat berdasarkan denah gedung apartemen dengan memperhatikan peralatan yang
akan dipasang. Sebelum dilakukan analisis, pengguna mengisi settings editor pada
tiap peralatan yang telah digambar pada diagram satu garis berdasarkan data real
dan pada Load flow study case editor. Toolbars Load flow study case editor
mengizinkan pengguna memilih penyelesaian analisis aliran beban dan beberapa
format keluaran hasil simulasi.

16
BAB III

METODE PENELITIAN
Pada BAB III akan dijelaskan detail lokasi, metode penelitian, diagram alir
penelitian, rancangan sistem distribusi gedung, dan data kebutuhan beban listrik
pada gedung.

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian bertempat pada Gedung Apartemen Springville Jalan


Kedung Asem, Rungkut, Surabaya.

Gambar
Gedung 3.1 Gedung
apartment Apartment
Springville Springville
Surabaya akanSurabaya
dibangunTampak
dengan Samping
luas tanah
sebesar 2.1 ha, rencana bangunan 2 tower, setiap tower dibangun 17 lantai. Terdapat
5 tipe ruangan kamar yaitu, Studio A, Studio B, 2 BR-A, 2 BR-B, dan 2 BR-C.
Objek penelitian dilakukan pada sistem distribusi gedung menggunakan simulasi
analisis aliran daya (Load flow analysis) pada software ETAP 12.6.

17
3.2 Metode Penelitian

Langkah awal penelitian dilakukan dengan mengumpulkan diagram satu garis


(single line diagram) gedung apartemen Springville Surabaya, data beban, dan data
komponen jaringan distribusi yang telah didapatkan dari konsultan perencana ME
(mekanikal-elektrikal) dengan teknik wawancara. Setelah didapatkan data yang
diperlukan, selanjutnya menghitung kapasitas transformator step down. Langkah
selanjutnya data tersebut dibuat rangkaian simulasi berdasarkan diagram satu garis
gedung menggunakan bantuan program ETAP dan memasukkan nilai data beban
eksisting ke dalam editor komponen, lalu dijalankan Load flow analysis dan
didapatkan data hasil keluaran berupa hasil Load flow analysis, gangguan yang
terjadi pada rangkaian, tegangan jatuh, profil tegangan, daya aktif, daya reaktif dan
daya semu dari ETAP. Berdasarkan data tersebut maka rangkaian simulasi dapat
dianalisa dan dilakukan perhitungan faktor daya awal, lalu menentukan perbaikan
faktor daya, kapasitas kapasitor bank dan jatuh tegangan yang terjadi pada
rangkaian. Setelah didapatkan perhitungan tersebut, rangkaian kemudian di uji coba
tahap II yaitu terhadap kapasitor bank yang telah dipasang dan perubahan setelah
perbaikan faktor daya pada rangkaian dan dapat ditarik kesimpulan dan saran.

3.3 Diagram Alir Metode Penelitian

Diagram alir penelitian dibuat menggunakan kerangka pikir penulis dengan


tujuan memberi pemahaman kepada pembaca secara cepat dan tepat. Diagram alir
simulasi ditunjukkan pada Gambar 3.2 berikut:

18
MULAI

Pengumpulan Data

Perhitungan kapasitas
transformator

Merancang Single
Line pada ETAP

Input Data Beban


Listrik dan Data
Komponen Jaringan
Distribusi

Jalankan Simulasi load


flow analysis tahap I

Analisis hasil simulasi

Faktor daya Tidak


<0.85

Ya
Perhitungan perbaikan
faktor daya, penambahan
kapasitor bank

Jalankan Simulasi load flow analysis


`
tahap II dengan kapasitor bank
terpasang

Faktor daya Tidak


0.85

Ya

Hasil dan kesimpulan

SELESAI

Gambar 3.2 Diagram Alir Analisis Dan Perhitungan

19
3.4 Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :


1. Studi Dokumentasi
Data beban listrik gedung, data komponen jaringan distribusi, single
line diagram, denah arsitektur, dan gambar berupa file soft dan hard
copy yang dibutuhkan pada analisis dan perhitungan.
2. Teknik Wawancara
Pengumpulan data dengan wawancara dilakukan dengan cara
berinteraksi dengan para ahli di bidang mekanikal-elektrikal dengan
tujuan tanya jawab mengenai penelitian.

3.5 Data Beban Listrik Gedung

Data beban listrik pada gedung apartemen Springville Surabaya yang telah
diperoleh meliputi data beban listrik per lantai, data beban listrik, data beban listrik
pompa hydrant, data beban listrik PAB (Pompa Air Bersih), dan data beban listrik
peralatan. Penyajian data beban listrik berupa tabel ditunjukkan sebagai berikut.
Tabel 3.1 Total Daya Listrik Basement

Total
Daya
No Peralatan Quantity Daya
(Watt)
(Watt)
1 Downlight PLC 11 7 77
2 Lampu tangga darurat + Emergency Battery 28 4 112
3 TL 1x24 W 24 45 1080
4 TL 1x20 W 20 67 1340
5 Ball Lamp 7 25 175
6 Exit Lamp + Emergency Battery 10 4 40
7 FCU Sistem 1 3510 1 3510
8 Socket Outlet 200 12 2400
9 Socket Outlet AC 1.5 PK 970 2 1940
10 Socket Outlet Exhaust 700 2 1400
11 Socket Outlet Exhaust 1500 3 4500
Total 16574
Lantai basement terletak pada level B1 atau lantai paling bawah -3 m pada
gedung, terdapat ruang parkir, kubikel PLN, kubikel pelanggan, ruang engineering,

20
ruang genset, mushola, ruang panel, ruang security, gudang, dan tangga darurat.
Total kebutuhan daya listrik pada lantai basement ditunjukkan dalam Tabel 3.1.
Tabel 3.2 Total Daya Listrik Lantai Dasar

Total
Daya
No Peralatan Quantity Daya
(Watt)
(Watt)
1 Downlight PLC 11 68 748
2 Ceiling Lamp Outbow 10 10 100
3 Lampu tangga darurat + Emergency Battery 28 8 224
4 TL 1x20 W 20 7 140
5 TL 1x24 W 24 64 1536
6 Stairs Lamp 7 12 84
7 Exit Lamp + Emergency Battery 10 4 40
8 Indirect Lamp 36 50 1800
9 FCU Sistem 2 3510 1 3510
10 Socket Outlet 200 14 2800
11 Socket Outlet AC 1 PK 690 1 690
12 Socket Outlet AC 1.5 PK 970 3 2910
13 Socket Outlet AC Cassette 2 PK 1800 1 1800
14 Socket Outlet AC Cassette 3 PK 2700 2 5400
Total 21782
Lantai dasar berada pada posisi level 00 atau 1 lantai diatas lantai basement.
Di lantai ini terdapat beberapa ruangan diantaranya yaitu teras gedung, retail, lobby,
ruang office, ruang parkir terbuka, dan tangga darurat. Total kebutuhan daya listrik
lantai dasar seperti pada Tabel 3.2.
Tabel 3.3 Total Daya Listrik Lantai 1

Total
Daya
No Peralatan Quantity Daya
(Watt)
(Watt)
1 TL 1x20 W 20 7 140
2 TL 1x24 W 24 71 1704
3 Lampu tangga darurat + Emergency Battery 28 8 224
4 Exit Lamp + Emergency Battery 10 4 40
5 FCU Sistem 3 3510 1 3510
6 Socket Outlet AC 3/4 PK 540 2 1080
7 Socket Outlet 200 4 800
Total 7498

21
Lantai 1 terletak pada level 01, terdapat ruang parkir, ruang peralatan kolam
renang, dan tangga darurat. Total daya listrik lantai 1 yang direncanakan
ditunjukkan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.4 Total Daya Listrik Lantai 2

Total
Daya
No Peralatan Quantity Daya
(Watt)
(Watt)
1 Downlight PLC 11 76 836
2 Lampu tangga darurat + Emergency Battery 28 8 224
3 Deck Lamp 12 26 312
4 Garden Lamp 10 22 220
5 TL 1x20 W 20 7 140
6 Exit Lamp + Emergency Battery 10 4 40
7 FCU Sistem 4 3510 1 3510
8 Socket Outlet 200 12 2400
9 Socket Outlet AC 1 PK 690 4 2760
10 Pompa Kolam Renang 3600 2 7200
11 Room Studio A 2177 8 17416
12 Room Studio B 2177 7 15239
13 Room 2 BR A 2968 6 17808
14 Room 2 BR B 3150 5 15750
15 Room 2 BR C 3350 2 6700
Total 90555
Lantai 2 berada pada level 02, pada lantai ini terdapat public area yang dapat
diakses penghuni apartemen seperti ruang gym, kolam renang, lounge, teras, garden
terrace, kamar penghuni apartemen, koridor dan tangga darurat. Total kebutuhan
daya listrik lantai 2 seperti pada Tabel 3.4.
Tabel 3.5 Total Daya Listrik Lantai 3 Sampai 14 (Typical)

Total
Daya
No Peralatan Quantity Daya
(Watt)
(Watt)
1 Downlight PLC 11 37 407
Lampu tangga darurat + Emergency
2 Battery 28 8 224
3 Exit Lamp + Emergency Battery 10 4 40
4 Socket Outlet 200 8 1600
5 EAF 1500 1 1500
6 FAF 1500 1 1500
7 Room Studio A 2177 9 19593
8 Room Studio B 2177 8 17416

22
Total
Daya
No Peralatan Quantity Daya
(Watt)
(Watt)
9 Room 2 BR A 2968 8 23744
10 Room 2 BR B 3150 3 9450
11 Room 2 BR C 3350 6 20100
Total 95574
114688
Total 12 Lantai 8
Lantai 3~14 merupakan bangunan yang tipikal dengan ruang penghuni
apartemen, koridor, dan tangga darurat pada lantai ini terdapat public area yang
dapat diakses penghuni apartemen seperti ruang gym, kolam renang, lounge, teras,
garden terrace, dan kamar penghuni apartemen, dan koridor. Total kebutuhan daya
listrik lantai 3~14 seperti pada Tabel 3.5.
Tabel 3.6 Total Daya Listrik Lantai Atap

Total
Daya
No Peralatan Quantity Daya
(Watt)
(Watt)
1 Downlight PLC 11 4 44
2 Ceiling Lamp Outbow 10 10 100
3 Wall Lamp 8 14 112
4 Lampu tangga darurat + Emergency Battery 28 6 168
5 Garden Lamp 10 25 250
6 TL 1X20 20 12 240
7 Exit Lamp + Emergency Battery 10 3 30
8 PAF 10500 2 21000
9 Socket Outlet 200 4 800
10 Socket Outlet AC 1.5 PK 970 2 1940
Total 24684
Lantai atap berada pada posisi paling tinggi di atap gedung, pada lantai ini
terdapat ruang terbuka untuk yoga, ruang terbuka bersantai, urban farming area,
dan tangga darurat. Total kebutuhan daya listrik lantai atap seperti pada Tabel 3.4.
Tabel 3.7 Total Daya Listrik Panel Peralatan

Total
Daya
No Peralatan Quantity Daya
(Watt)
(Watt)
1 Passenger Lift 12000 4 48000
2 Service Lift 11800 2 23600
3 Gondola 2000 2 4000
Total 75600

23
Panel peralatan terletak pada lantai atap. Panel peralatan berisi lift passenger
(lift penghuni), service lift (lift yang digunakan bukan untuk penghuni), dan
gondola. Total kebutuhan daya listrik pada panel peralatan seperti pada Tabel 3.7.
Tabel 3.8 Total Daya Listrik Panel Pompa Hydrant

Total
Daya
No Peralatan Quantity Daya
(Watt)
(Watt)
1 Electric Hydrant Pump 147000 1 147000
2 Jockey Pump 34680 1 34680
Total 181680
Panel hydrant (pompa pemadam kebakaran) terletak pada lantai basement.
Panel hydrant berisi pompa yang berfungsi sebagai pompa pemadam kebakaran.
Total kebutuhan daya listrik pada panel hydrant seperti pada Tabel 3.8.
Tabel 3.9 Total Daya Listrik Panel Pompa Air Bersih

Total
Daya
No Peralatan Quantity Daya
(Watt)
(Watt)
1 Transfer Pump 30000 2 60000
2 Booster Pump 1500 6 9000
3 Power STP 22000 1 22000
Total 91000
Panel pompa air bersih (PAB) berfungsi mendistribusikan air bersih menuju
kaamar penghuni apartemen, panel ini berada pada lantai basement. Total
kebutuhan daya listrik pompa PAB ditunjukkan pada Tabel 3.9.
Tabel 3.10 Total Daya Listrik Panel Outdoor Lighting

Total
Daya
No Peralatan Quantity Daya
(Watt)
(Watt)
1 Outdoor Lighting 2500 30 75000
Total 75000
Panel outdoor lighting merupakan panel yang berisi lampu jalan yang
menyinari di sekitar gedung apartemen dan panel berada pada lantai dasar. Total
kebutuhan daya listrik dari panel outdoor lighting. Total daya listrik direncanakan
seperti pada Tabel 3.10.

24
Tabel 3. 11 Total Daya Listrik Panel Elektronik

Total
Daya
No Peralatan Quantity Daya
(Watt)
(Watt)
1 Fire Alarm Set 750 1 750
2 Sound System Set 1000 1 1000
3 Telepon Set 700 1 700
4 Data Set ( Switch. Server, Hub, dll ) 1500 1 1500
5 CCTV Set 1000 1 1000
6 MATV Set 1000 1 1000
Total 5950
Panel elektronik berada di lantai basement dan terletak di dalam ruang
security. Panel elektronik berisi fire alarm, telepon, internet, cctv dan matv. Total
daya listrik panel elektronik seperti pada Tabel 3.11.
Tabel 3.12 Total Daya Listrik Panel PUTR

Daya
No Peralatan
(Watt)
1 SDP 1 126804
2 SDP 2 472851
3 SDP 3 477870
4 SDP 4 311406
4 SDP POMPA 91000
5 SDP HYDRANT 181680
6 SDP PERALATAN 75600
Total 1737211
Panel utama tegangan rendah (PUTR) terletak pada lantai basement, tepatnya
di ruang ME. Total kebutuhan daya listrik panel PUTR ditunjukkan dengan Tabel
3.12.

3.6 Analisis Aliran Daya Pada ETAP

Penelitian jaringan distribusi pada gedung apartemen dilakukan dengan


menggunakan simulasi aliran beban (Load flow analysis). Simulasi analisis aliran
beban pada penelitian ini bertujuan mengetahui jatuh tegangan (drop voltage) dan
rugi-rugi daya (power losses) yang terjadi pada jaringan distribusi, dan
mendapatkan data perhitungan menurut program ETAP dan membandingkannya

25
dengan perhitungan secara manual. Simulasi aliran beban akan dilaksanakan
berdasarkan diagram satu garis yang telah dirancang seperti Gambar 3.4.

3.6.1 Prinsip Penggunaan ETAP 12.6.0

Simulasi aliran beban pada ETAP dapat digunakan dengan mengisi parameter
sesuai dengan data yang telah diperoleh dari proses awal hingga didapatkan
keluaran yang diinginkan dengan langkah sebagai berikut :
1. Membuat diagram satu garis sistem jaringan distribusi gedung.
Ditunjukkan seperti Gambar 3.4
2. Masukkan data komponen distribusi seperti pada Tabel 3.10
3. Jalankan (run) Load flow analysis pada toolbar program ETAP 12.6.0.
Simulasi akan gagal (error) apabila setting data komponen pada diagram
satu garis kurang atau belum diisi. Akan muncul dialog box yang
menunjukkan kegagalan pada komponen. Hasil keluaran aliran beban
(Load flow analyzer) dapat di akses melalui program PDF,Ms. Excel dan
Ms. Word

3.7 Rancangan Simulasi Jaringan Distribusi Gedung Menggunakan ETAP

Berikut merupakan rancangan diagram satu garis jaringan distribusi pada


apartemen Springville Surabaya. Diagram satu garis dibuat berdasarkan data
single line diagram yang telah diperoleh pada saat pengumpulan data.

26
Gambar
Berdasarkan 3.3 Diagram
Gambar Satu Garis
3.3 merupakan Sistem Kelistrikan
rancangan awal sistemGedung
diagram satu
garis pembebanan pada gedung apartemen Springville Surabaya. Pembuatan sistem
ini berdasarkan sistem diagram yang didapatkan dari konsultan perencana ME.
Gedung apartemen ini mendapatkan suplai utama dari PLN sebesar 20 kV,
tegangan ini masuk golongan jaringan tegangan menengah, pihak PLN akan
meminta sebuah ruangan berupa gardu induk distribusi terpisah dari gedung
apartemen. Tegangan menengah 20 kV akan didistribusikan ke kubikel pelanggan,
lalu diturunkan menjadi 380/220 V menggunakan transformator step-down.

27
Gambar 3.4 Simulasi Rangkaian Jaringan Distribusi Gedung Apartemen

Gambar 3.5 Rangkaian Simulasi Pada Beban SDP-01

28
Gambar 3.6 Rangkaian Simulasi
Gambar 3.6 Pada Beban SDP-02

Gambar 3.7 Rangkaian Simulasi


Gambar 3.7 Pada Beban SDP-03

29
Gambar 3.8 Rangkaian Simulasi
Gambar 3.8 Pada Beban SDP-04
Pemodelan sistem kelistrikan pada gedung apartemen Springville Surabaya
dibuat menggunakan ETAP 12.6 dan dengan standard IEC (International
Electrotechnical Comission), frequency 50 Hz, dan sistem unit metric.
Perhitungan spesifikasi data komponen didapat dari penelitian yang sedang
diteliti bersama. Data tersebut yang akan dimasukkan pada editor komponen, lalu
dijalankan menggunakan toolbar Load flow analysis. Berikut merupakan tabel
penjelasan data komponen instalasi yang digunakan menurut Gambar 3.4.
Tabel 3.13 Deskripsi Komponen Jaringan Distribusi

Nama Spesifikasi
No Keterangan
Komponen Data
Tegangan Menengah
20 kV, MVAsc:
1 PLN 3948.850884 Tegangan menengah, 50 Hz, 3 Phase
MVA[11]
2 Bus1 20 kV Busbar PLN ke kubikel pelanggan
Kabel Feeder PLN ke kubikel pelanggan,
NA2XSEFGBY
3 Cable1 instalasi kabel tanah, insulasi XLPE,
3x240 mm2
panjang dan tipe penghantar 25 m, tembaga
Fuse 1 dan Pemutus arus yang terletak pada kubikel
4 100 A, 24 kV
Fuse 2 pelanggan
CB1 dan Pemutus tegangan menengah (HVCB), 3
5 630 A, 24 kV
CB2 phase terletak pada kubikel pelanggan
6 Bus2 20 kV Busbar kubikel pelanggan

30
Nama Spesifikasi
No Keterangan
Komponen Data
Kabel Feeder kubikel pelanggan ke
N2XSY 3x70 Transformator Step-down, instalasi kabel
7 Cable2
mm2 menggunakan cable rack, insulasi XLPE,
panjang dan tipe penghantar 35 m, tembaga
Busbar kubikel pelanggan ke transformator
8 Bus3 20 kV
step-down
Tegangan Rendah
Transformat Tegangan rendah, sisi primer 20kV, sisi
9 or Step- 3150 kVA sekunder 0.4 kV, Delta-Star connected,
down tipe liquid-fill
10 Bus4 0.4 kV Busbar transformator step-down ke PUTR
5000 A, 0.42 Low voltage circuit breaker, tipe ACB, 3
11 B-PUTR
kV phase
Kabel Feeder transformator step-down ke
NYY 8x300 PUTR, instalasi kabel menggunakan cable
12 Cable3
mm2 rack, insulasi XLPE, panjang dan tipe
penghantar 25 m, tembaga
13 BusPUTR 0.4 kV Busbar utama PUTR
Panel PUTR
Low Voltage circuit breaker, 3 phase, tipe
14 B.SDP01 350 A, 0.42 kV
MCCB
Kabel penghantar PUTR ke beban SDP-
NYY 8x120 01,instalasi kabel tanam menggunakan
15 Cb-SDP01
mm2 cable tray, insulasi XLPE, panjang dan tipe
penghantar 83 m, tembaga.
1250 A, 0.42 Low Voltage circuit breaker, 3 phase, tipe
16 B.SDP02
kV MCCB
Kabel penghantar PUTR ke beban SDP-02,
NYY 3x240 instalasi kabel tanam menggunakan cable
17 Cb-SDP02
mm2 tray, insulasi PE, panjang dan tipe
penghantar 30 m, tembaga.
1250 A, 0.42 Low Voltage circuit breaker, 3 phase, tipe
18 B.SDP03
kV MCCB
Kabel penghantar PUTR ke beban SDP-03,
NYY 4x300 instalasi kabel tanam menggunakan cable
19 Cb-SDP03
mm2 tray, insulasi polyvinyl chloride, panjang
dan tipe penghantar 50 m
Low Voltage circuit breaker, 3 phase, tipe
20 B.SDP04 800 A, 0.42 kV
MCCB
NYY 8x240 Kabel penghantar PUTR ke beban SDP-04,
21 Cb-SDP04
mm2 instalasi kabel tanam menggunakan cable

31
Nama Spesifikasi
No Keterangan
Komponen Data
tray, insulasi polyvinyl chloride, panjang
dan tipe penghantar 100 m, tembaga.
Low Voltage circuit breaker, 3 phase, tipe
22 B-Hydrant 500 A, 0.42 kV
MCCB, panel terletak pada lantai basement
Kabel penghantar PUTR ke beban PP-
Hydrant, instalasi kabel tanam
FRC 2x150
23 Cb-Hydrant menggunakan cable tray, insulasi PE,
mm2
panjang dan tipe penghantar 27 m,
tembaga.
181.7 kW,
Beban Kebutuhan beban hydrant, total daya listrik
24 201.87 kVA, pf
Hydrant dan komponen pada Tabel 3.8
0.9
Low Voltage circuit breaker, 3 phase, tipe
25 B-Pompa 250 A, 0.42 kV
MCCB, panel terletak di lantai basement

Panel PUTR
Kabel penghantar PUTR ke beban PP-
Pompa, instalasi kabel tanam
FRC 4x120
26 Cb-Pompa menggunakan cable tray, insulasi XLPE,
mm2
panjang dan tipe penghantar 30 m,
tembaga.
91.6 kW,
Beban Kebutuhan beban hydrant, total daya listrik
27 101.11 kVA, pf
pompa dan komponen pada Tabel 3.9
0.9
Low Voltage circuit breaker, 3 phase, tipe
28 B-Peralatan 200 A, 0.42 kV
MCCB
Kabel penghantar PUTR ke beban PP-
Peralatan, instalasi kabel tanam
29 Cb-Peralatan FRC 4x95 mm2 menggunakan cable tray, insulasi XLPE,
panjang dan tipe penghantar 107 m,
tembaga.
Kebutuhan beban peralatan, total daya
Beban 75.6 kW, 84
30 listrik dan komponen dapat dilihat pada
Peralatan kVA, pf 0.9
Tabel 3.7
Panel SDP-01
Low Voltage circuit breaker, 3 phase, tipe
31 B-Bsmnt 63 A, 0.42 kV
MCCB, lantai basement
Kabel penghantar SDP-01 ke beban lantai
NYY 4x16
32 Cb-Bsmnt basement, instalasi kabel tanam
mm2
menggunakan cable tray, insulasi polyvinyl

32
Nama Spesifikasi
No Keterangan
Komponen Data
chloride, panjang dan tipe penghantar 25
m, tembaga.
27.834 kVA,
Beban Lt. Kebutuhan beban lantai basement, total
33 22.267 kW, pf
Basement daya listrik dan komponen pada Tabel 3.1
0.8
Low Voltage circuit breaker, 3 phase, tipe
34 B-Dsr 63 A, 0.42 kV
MCCB, lantai dasar
Kabel penghantar SDP-01 ke beban lantai
NYY 4x16 dasar, instalasi cable tray, insulasi
35 Cb-Dsr
mm2 polyvinyl chloride, panjang dan tipe
penghantar 30 m, tembaga
31.78 kVA,
Beban Lt. Kebutuhan beban dasar, total daya listrik
36 25.424 kW, pf
Dasar dan komponen pada Tabel 3.2
0.8
Low Voltage circuit breaker, 3 phase, tipe
37 B-Lt.1 32 A, 0.42 kV
MCCB, lantai 1
Panel SDP-01
Kabel penghantar PUTR ke beban lantai 1,
instalasi cable tray, insulasi polyvinyl
38 Cb-Lt.1 4x10 mm2
chloride, instalasi cable tray, panjang dan
tipe kabel 35 m, tembaga.
14.1 kVA,
Kebutuhan beban lantai 1, total daya listrik
39 Beban Lt.1 11.264 kW, pf
dan komponen pada Tabel 3.3
0.8
Low Voltage circuit breaker, 3 phase, tipe
40 B-Elc 25 A, 0.42 kV
MCCB, panel terletak di lantai basement
Kabel penghantar PUTR ke beban
elektronik, instalasi cable tray, insulasi
41 Cb-Elc NYY 4x4 mm2
polyvinyl chloride, instalasi cable tray,
panjang dan tipe kabel 27 m, tembaga.
Beban 7.438 kVA, Kebutuhan beban panel elektronik, total
42
Electronic 5.95 kW, pf 0.8 daya listrik dan komponen pada Tabel 3.11
Low Voltage circuit breaker, 3 phase, tipe
43 B-OL 200 A, 0.42 kV
MCCB, panel terletak di lantai dasar
Kabel penghantar PUTR ke beban outdoor
lighting, instalasi kabel tanam,
NYY 4x95
44 Cb-OL menggunakan cable tray, insulasi polyvinyl
mm2
chloride, instalasi cable tray, panjang dan
tipe penghantar 33 m, tembaga.

33
Nama Spesifikasi
No Keterangan
Komponen Data
Beban Kebutuhan beban panel outdoor lighting,
9.4 kVA, 7.52
45 outdoor total daya listrik dan komponen pada Tabel
kW, pf 0.8
lighting 3.10
Panel SDP-02
Low Voltage circuit breaker, 3 phase, tipe
46 B-Lt.2 250 A, 0.42 kV
MCCB, panel terletak di lantai 2
Kabel penghantar PUTR ke beban lantai 2,
instalasi kabel tanam, menggunakan cable
NYY 4x120
47 Cb-Lt.2 tray, insulasi polyvinyl chloride, instalasi
mm2
cable tray, panjang dan tipe kabel 40 m,
tembaga.
114 kVA, 91.2 Kebutuhan beban lantai 2, total daya listrik
48 Beban Lt.2
kW, pf 0.8 dan komponen pada Tabel 3.6
Low Voltage circuit breaker, 3 phase, tipe
B-Lt.3 ~ B-
49 250 A, 0.42 kV MCCB, panel terletak pada tiap lantai
Lt.6
3~lantai 6
Kabel penghantar PUTR ke beban tiap
lantai 3~lantai 6, instalasi kabel tanam,
Cb-Lt.3 ~ NYY 4x120
50 menggunakan cable tray, panjang
Cb-Lt.6 mm2
penghantar 45 m-60 m, tipe penghantar
tembaga.
Kebutuhan beban tiap lantai 3 ~ lantai 6,
Beban Lt.3 ~ 120 kVA, 96
51 total daya listrik dan komponen typical
Lt.6 kW, pf 0.8
dapat dilihat pada Tabel 3.5
Panel SDP-03
Low Voltage circuit breaker, 3 phase, tipe
B-Lt.8~B-
52 250 A, 0.42 kV MCCB, panel terletak pada tiap lantai 8 ~
Lt.11
lantai 11
Kabel penghantar PUTR ke beban tiap
lantai 8~lantai 11, instalasi kabel tanam,
Cb-Lt.8 ~ NYY 4x120
53 menggunakan cable tray, panjang
Lt.11 mm2
penghantar 65 m-85 m, tipe penghantar
tembaga.
Kebutuhan beban tiap lantai 8 ~ lantai 11,
Beban Lt.8 ~ 120 kVA, 96
54 total daya listrik dan komponen typical
Lt.11 kW, pf 0.8
dapat dilihat pada Tabel 3.5
Panel SDP-04
Low Voltage circuit breaker, 3 phase, tipe
B-Lt.12~B-
55 250 A, 0.42 kV MCCB, panel terletak pada tiap lantai 12 ~
Lt.14
lantai 14

34
Nama Spesifikasi
No Keterangan
Komponen Data
Kabel penghantar PUTR ke beban tiap
lantai 12~lantai 14, instalasi kabel tanam,
Cb-Lt.12 ~ NYY 4x120
56 menggunakan cable tray, panjang
Lt.14 mm2
penghantar 90 m-100 m, tipe penghantar
tembaga.
Kebutuhan beban tiap lantai 12 ~ lantai 14,
Beban Lt.12 120 kVA, 96
57 total daya listrik dan komponen typical
~ Lt.14 kW, pf 0.8
dapat dilihat pada Tabel 3.5
Low Voltage circuit breaker, 3 phase, tipe
58 B-Lt.At 63 A, 0.42 kV
MCCB, panel terletak di lantai atap
Kabel penghantar PUTR ke beban lantai
NYY 4x16 atap, instalasi kabel tanam, menggunakan
59 Cb-Lt.At
mm2 cable tray, panjang dan tipe penghantar
105 m, tembaga.
31.67 kVA, Kebutuhan beban lantai atap, total daya
Beban Lt.
60 25.336 kW, pf listrik dan komponen dapat dilihat pada
Atap
0.8 Tabel 3.6

35
BAB IV
HASIL dan ANALISA
4.1 Analisis Perhitungan Rating Kapasitas Transformator Step Down

Transformator step down dipasang setelah kubikel tegangan menengah 20 kV


milik pelanggan, tegangan didistribusikan dengan kabel penghantar udara
menggunakan cable ladder menuju trafo step down dengan menurunkan tegangan
menjadi 0.4 kV. Perhitungan transformator step down berdasarkan data kebutuhan
beban pada Tabel 3.12 didapatkan daya semu pada gedung apartemen sebesar 2064
kVA. Rating trafo step down yang dibutuhkan gedung dengan menggunakan
persamaan 2.1 adalah sebagai berikut :
2171.25 kVA
𝑅𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜 =
0.9
= 2412.5 kVA
Dengan mengingat pemakaian trafo step-down yang bersifat kontinyu digunakan
persamaan 2.2 sebagai faktor keselamatan dan umur dari trafo step down yaitu:
𝐹𝐾 𝑇𝑟𝑎𝑓𝑜 = 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑟𝑎𝑓𝑜 ∗ 1.25
= 2412.5 kVA * 1.25
= 3015.625 kVA
Rating trafo step-down dengan perhitungan diatas yang tersedia pada katalog
adalah sebesar 3150 kVA

4.2 Hasil Simulasi Load flow Tahap I

Rangkaian simulasi sistem jaringan distribusi gedung apartemen Springville


Surabaya pada ETAP berdasarkan Gambar 3.4 untuk mengetahui keadaan aliran beban
pada sistem distribusi gedung dengan memasukan data beban berdasarkan pada Tabel
3.1 sampai dengan Tabel 3.12 dan rating kapasitas trafo step down menurut
perhitungan diatas. Simulasi aliran beban (Load flow) tahap I dilakukan tanpa
menggunakan kapasitor bank.

36
Gambar 4.1 Simulasi Load flow Tahap I Pada Sistem Distribusi Gedung

Gambar 4.2 Simulasi Load flow Pada Beban SDP-01 Tahap I

37
Gambar 4.3 Simulasi Load flow Pada Beban SDP-02 Tahap I

Gambar 4.4 Simulasi Load flow Pada Beban SDP-02 Tahap I

38
Gambar 4.5 Simulasi Load flow Pada Beban SDP-03 Tahap I

Simulasi aliran beban dilakukan pada jaringan distribusi gedung apartemen


dengan menggunakan data beban dan diagram satu garis. Simulasi dilakukan dengan
tujuan mengetahui kualitas kelayakan jaringan distribusi pada gedung apartemen
seperti adanya gangguan instalasi listrik berupa kurangnya tegangan yang masuk pada
bus, jatuh tegangan pada penghantar, dan perbaikan profil tegangan sebelum
diperbaiki.
Berdasarkan hasil simulasi jaringan distribusi gedung apartemen seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 4.1 hingga Gambar 4.5, setelah dilakukan run Load flow,
tidak terdapat indikator yang menunjukan adanya critical berwarna merah atau
marginal dengan ditandai berwarna ungu. Pengaturan alert pada Load flow study case
ETAP dibuat dengan range nilai sebesar 95% ≥ V ≥ 101% dengan terjemahan bahwa
ketika tegangan kurang dari sama dengan 95% tegangan terima maka bus dalam
keadaan under voltage (kurang tegangan), dan jika tegangan yang mengalir pada bus
melebihi pada angka 101% dari tegangan terima maka akan terjadi over voltage
(tegangan berlebih). Pemberian angka alert berdasarkan pada ketentuan SPLN 72
Tahun 1987 yaitu jatuh tegangan yang diperbolehkan maksimum sebesar 5% dari
tegangan kerja atau sebesar 20 Volt[10]. Data hasil simulasi pada program ETAP

39
disajikan dalam bentuk tabel sehingga memudahkan untuk dianalisa. Data kondisi
eksisting akan ditampilkan pada Lampiran 1. Dapat diketahui dari hasil program ETAP
pada simulasi tahap I daya aktif (P) bernilai 1674 kW, daya semu (S) 2069 kVA, daya
reaktif (Q) 1216 kVAR, dan faktor daya 0.8 lagging. Gambar segitiga daya pada
simulasi tahap I dianalogikan seperti gambar berikut:

S1=2069 kVA

Q1=
1216 kVAR

Θ1=0.8
P=1674 kW

Gambar 4.6 Segitiga Daya Sebelum Perbaikan

4.3 Analisis Perhitungan Perbaikan Faktor Daya

Setelah didapatkan data hasil profil tegangan dan faktor daya pada hasil simulasi,
diketahui bahwa perlu penambahan kapasitor bank dan perbaikan faktor daya pada
rangkaian sistem distribusi gedung apartemen. Penambahan kapasitor bank dan
perbaikan faktor daya pada gedung bertujuan memanfaatkan daya listrik dengan
optimal, karena disamping konsumen membayar kWH meter, konsumen juga
diwajibkan membayar kVARH meter dengan harga lebih mahal dibandingkan dengan
kWH meter pada umumnya. Fungsi dari kapasitor yang dipasang pada rangkaian
sistem distribusi gedung yaitu pembawa sifat kapasitif yang dapat mereduksi sifat
beban induktif yang ditimbulkan oleh beberapa peralatan penghasil beban induktif,
seperti motor 3 fasa, transformator, lampu TL, dan peralatan elektronik. Kapasitor
berperan sebagai pembangkit daya kapasitif sehingga dapat menguruangi jumlah daya
reaktif yang dihasilkan pada peralatan tersebut.
Perhitungan aliran beban data keluaran bantuan program ETAP daya pada sisi
sekunder transformator sebagai berikut daya aktif (P1) sebesar 1674 kW, daya semu
(S1) 2069 kVA daya reaktif (Q1) 1216 kVAR dan faktor daya 80% atau 0.8 lagging.

40
Dengan menggunakan persamaan matematika 2.14 hingga persamaan 2.18, rating
kapasitor bank dan perbaikan faktor daya dengan memggunakan metode pemasangan
Global Compensation dan Group Compensation dapat dihitung sebagai berikut:

4.3.1 Perhitungan Kapasitor Menggunakan Metode Global Compensation

Penambahan kapasitor bank dengan metode Global Compensation akan dipasang


pada Bus PUTR dengan diketahui data sebagai berikut:
Konsumsi P = 1674 kW
Konsumsi S1 = 2069 kVA
Konsumsi Q1 = 1216 kVAR
𝑃 1674
Cos θ1 = 𝑠 = 2069=0.8

Cos θ1 = 0.80
θ1 = Cos-1 (0.8)=36.86
Cos θ2 = 0.95
θ2 = Cos-1 (0.95) = 18.19
Menghitung daya semu (S2) dan daya reaktif (Q2) setelah perbaikan faktor daya:
𝑃
𝑆2 =
𝐶𝑜𝑠𝜃2
1674
= 0.95

= 1762.105 kVA

𝑄2 = √𝑆22 − 𝑃2

= √(1762.105)2 − (1674)2
= 550.216 kVAR
Menghitung kompensasi daya reaktif:
𝑄𝐶 = 𝑃 ∗ (𝑡𝑎𝑛𝜃1 − 𝑡𝑎𝑛𝜃2 )
= 1674 ∗ (tan(36.86) − tan(18.19))
= 1674*(0.749 – 0.328)
= 704.754 kVAR

41
Menentukan step pada kapasitor bank menggunakan rumus 2.17
704.754 𝑘𝑉𝐴𝑅
𝑄𝑠𝑡𝑒𝑝 =
12
= 58.7295 kVAR/Step
Rating kapasitor bank yang terdapat pada katalog mendekati dengan nilai
58.7295 kVAR menggunakan 60 kVAR/step.
Menentukan kapasitas kapasitor menggunakan persamaan 2.18
704.754 𝑋 103
𝐶=
(380)2 ∗ (2 ∗ 3.14 ∗ 50) ∗ 10−6
= 15543.2 𝜇𝐹
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, kebutuhan kapasitor bank untuk
memperbaiki faktor daya menjadi 0.95 maka kompensasi faktor daya yang dibutuhkan
adalah 704.754 kVAR dengan 12 step, setiap stepnya sebesar 60 kVAR. Daya semu
dan daya reaktif setelah perbaikan menjadi S2=1762.105 kVA dan Q2=550.216 kVA R
dengan kapasitas kapasitor sebesar 15543.2 µF.
Berdasarkan hasil perhitungan perbaikan faktor daya, maka berikut adalah
gambaran segitiga daya sesdudah perbaikan:

Qc=
S1=2069 kVA 704.754 kVAR
1216 kVAR
Q1=

S2=1762.105 kVA

Q2=
550.216 kVAR

Θ1=0.8 Θ=0.95
P=1674 kW

Gambar 4.7 Segitiga Daya Sesudah Perbaikan

42
4.3.2 Hasil Simulasi Load flow Tahap II Metode Global Compensation
Berdasarkan gangguan rangkaian sistem distribusi pada gedung apartemen yang
telah disebutkan diatas, upaya perbaikannya adalah dengan cara penambahan kapasitor
bank dan perbaikan faktor daya. Simulasi tahap II merupakan penambahan
pemasangan kapasitor bank dengan metode Global Compensation dengan kapasitas
kapasitor bank sebesar 720 kVAR, 12 step dan perbaikan faktor daya menjadi 0.95
lagging ditunjukkan pada Gambar 4. hingga 4.12 berikut :

Gambar 4.8 Rangkaian Simulasi Load flow Tahap II Metode Global


Compensation

43
Gambar 4.9 Simulasi Load flow Pada Beban SDP-01 Tahap II Metode Global
Compensation

Gambar 4.10 Simulasi Load flow Pada Beban SDP-02 Tahap II Metode Global
Compensation

44
Gambar 4.11 Simulasi Load flow Pada Beban SDP-03 Tahap II Metode Global
Compensation

Gambar 4.12 Simulasi Load flow Pada Beban SDP-04 Tahap II Metode Global
Compensation

Berdasarkan Gambar 4.8 hingga Gambar 4.12 dapat diketahui bahwa tegangan
pada bus mengalami perbaikan tegangan dan faktor daya dibandingkan dengan hasil

45
simulasi yang ditunjukkan pada Gambar 4.1 hingga Gambar 4.6. Berikut hasil simulasi
Load flow tahap II dengan menggunakan metode Global Compensation.

4.3.3 Perhitungan Kapasitor Bank Menggunakan Metode Group Compensation

Penambahan kapasitor bank dengan metode Group Compensation yaitu dengan


meletakkan kapasitor bank di tiap bus beban. Data kebutuhan beban peralatan gedung
dapat dilihat pada Tabel 3.1 hingga Tabel 3.11. Kapasitor bank akan diletakan pada
bus beban meliputi Bus SDP01, Bus SDP02, Bus SDP03, Bus SDP04, Bus53, Bus55,
dan Bus98 dengan perhitungan sebagai berikut:
Kebutuhan kapasitor bank SDP-01:
Konsumsi P1 = 116 kW
Konsumsi S1 = 146 kVA
Konsumsi Q1 = 87 kVAR
𝑃 116
Cos θ1 = 𝑠 = 146=0.795

Cos θ1 = 0.795
θ2 = Cos-1 (0.795)=37.39
Cos θ2 = 0.95
θ2 = Cos-1 (0.95) = 18.19
Menghitung daya semu (S2) dan daya reaktif (Q2) setelah perbaikan faktor daya:
116
𝑆2 =
𝐶𝑜𝑠𝜃2
116
=
0.95
= 122.11 kVA

𝑄2 = √𝑆22 − 𝑃2

= √(122.11)2 − (116)2
= 38.13 kVAR
Menghitung kompensasi daya reaktif:
𝑄𝐶 = 𝑃 ∗ (𝑡𝑎𝑛𝜃1 − 𝑡𝑎𝑛𝜃2 )

46
= 116 ∗ (tan(37.39) − tan(18.19))
= 116*(0.76 – 0.328)
= 50.11 kVAR
Menentukan step pada kapasitor bank menggunakan rumus 2.17
50.11 𝑘𝑉𝐴𝑅
𝑄𝑠𝑡𝑒𝑝 =
1
= 50.11 kVAR/Step
Rating kapasitor bank yang terdapat pada katalog mendekati dengan nilai 50.11
kVAR menggunakan 55 kVAR/step.
Menentukan kapasitas kapasitor menggunakan persamaan 2.18
50.11 𝑋 103
𝐶=
(380)2 ∗ (2 ∗ 3.14 ∗ 50) ∗ 10−6
= 1105.16 𝜇𝐹
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, kebutuhan kapasitor bank SDP 01 untuk
memperbaiki faktor daya menjadi 0.95 maka kompensasi (Qc) faktor daya yang
dibutuhkan adalah 50.11 kVAR dengan 1 step, setiap stepnya sebesar 55 kVAR. Daya
semu dan daya reaktif setelah perbaikan menjadi S2=122.11 kVA dan Q2=38.13 kVAR
dengan kapasitas kapasitor sebesar 1105.16 µF.

Qc=
S1=146 kVA 50.11 kVAR
87 kVAR
Q1=

S2=122.11 kVA

Q2=
38.13 kVAR

Θ1=0.795 Θ=0.95
P=116 kW

Gambar 4.13 Segitiga Daya Group Compensation

47
Perhitungan kapasitor bank dan perbaikan faktor daya pada Bus SDP02, Bus
SDP03, Bus SDP04, Bus53, Bus55 dan Bus98 akan ditampilkan pada Tabel 4.1.
Perhitungan pada bus lainnya mengacu pada persamaan 2.13 hingga 2.18.
Tabel 4.1 Perhitungan Kebutuhan Kapasitor Bank Dan Perbaikan Faktor Daya
Menggunakan Metode Group Compensation

Faktor
Daya Awal Daya Perbaikan
Daya
Bus S1 Q1 Q2 Qc C
P S2
(kVA (kVA θ1 θ2 (kVAR
(kW) (kVA)
) R) )
Bus
0.79 50.1 1105
SDP0 116 146 87 0.95 122.11 38.13
5 1 .16
1
Bus
0.80 179. 3952
SDP0 435 542 326 0.95 457.89 142.98
3 22 .66
2
Bus
0.79 183. 404
SDP0 435 545 328 0.95 457.89 142.98
8 57 8.6
3
Bus
0.80 297.89 116. 256
SDP0 283 352 212 0.95 93.02
4 474 31 5.2
4
0.84 57.0 125
Bus53 196 231 121 0.95 206.32 64.42
8 4 8
0.84 32.3 712.
Bus55 111 131 69 0.95 116.84 36.48
7 0 4
0.85 26.7 590.
Bus98 92 108 57 0.95 96.84 30.24
2 7 4
Berdasarkan perhitungan kebutuhan kapasitor bank dan perbaikan faktor daya
pada Tabel 4.1 telah ditentukan kapasitor bank Bus SDP01 sebesar 50.11 kVAR,
dengan mengacu nilai kapasitor bank pada katalog menjadi 55 kVAR, selanjutnya Bus
SDP02 kapasitas kapasitor bank sebesar 179.22 kVAR, pendekatan nilai dengan
mengacu pada katalog sebesar 180 kVAR. Bus SDP03 terhitung dengan penambahan
nilai kapasitor bank sebesar 183.57 kVAR, dengan mengacu pada katalog 195 kVAR.
Selanjutnya Bus SDP04 akan dipasang kapasitor bank sebesar 116.3 kVAR dengan
mengacu pada katalog sebesar 120 kVAR. Bus53 dengan perhitungan kapasitor bank
57.04 kVAR, dengan mengacu pada katalog kapasitor bank akan dipasang sebesar 60

48
kVAR. Selanjutnya pada Bus55 kapasitor bank yang akan dipasang sebesar 32.30
kVAR, dengan mengacu pada katalog menjadi 40 kVAR. Pada Bus98 akan dipasang
kapasitor sebesar 26.77, dengan mengacu pada katalog kapasitor bank menjadi 30
kVAR.
4.3.4 Hasil Simulasi Load flow Tahap II Metode Group Compensation
Simulasi Load flow tahap II pemasangan kapasitor bank metode Group
Compensation dengan data beban, kapasitas transformator, dan komponen yang sama
seperti simulasi tahap I akan ditunjukkan pada Gambar 4.14 hingga Gambar 4.18
berikut.

Gambar 4.14 Rangkaian Simulasi Load flow Tahap II Metode Group


Compensation

49
Gambar 4.15 Simulasi Load flow Pada Beban SDP-01 Tahap II Metode Group
Compensation

Gambar 4.16 Simulasi Load flow Pada Beban SDP-02 Tahap II Metode
Group Compensation

50
Gambar 4.17 Simulasi Load flow Pada Beban SDP-03 Tahap II Metode Group
Compensation

Gambar 4.18 Simulasi Load flow Pada Beban SDP-04 Tahap II Metode Group
Compensation

Berdasarkan Gambar 4.14 hingga Gambar 4.18 dapat diketahui bahwa tegangan
pada bus mengalami perbaikan tegangan dan faktor daya dibandingkan dengan hasil
simulasi yang ditunjukkan pada Gambar 4.1 hingga Gambar 4.6.

51
4.3.5 Perbandingan Pemasangan Kapasitor Bank
Berdasarkan simulasi Load flow tahap I pada Gambar 4.1 hingga Gambar 4.6,
tahap II dengan menggunakan metode Global Compensation pada Gambar 4.8 hingga
Gambar 4.12, dan dengan menggunakan metode Group Compensation pada Gambar
4.14 hingga Gambar 4.18, didapatkan masing-masing hasil simulasi berupa profil
tegangan, daya aktif, daya reaktif, daya semu dan faktor perbaikan faktor daya. Berikut
adalah perbandingan dari tahap I, tahap II metode Global Compensation dan metode
Group Compensation.
Tabel 4.2 Perbandingan Faktor Daya
Faktor Daya
(%)
Bus Tahap II
Tahap I
(Tanpa Kapasitor Bank) Global C. Group C.
Bus SDP01 80 80 95.3
Bus SDP02 79.9 79.9 93.8
Bus SDP03 79.8 79.8 94.6
Bus SDP04 79.7 79.7 93.9
Bus1 78.7 93.9 93
Bus2 78.7 93.9 93
Bus3 78.7 93.9 93
Bus4 80.9 95.1 94.4
Bus34 80 80 80
Bus35 80 80 80
Bus36 80 80 80
Bus37 80 80 80
Bus39 80 80 80
Bus53 85 85 85
Bus55 85 85 85
Bus75 80 80 80
Bus77 80 80 80
Bus78 80 80 80
Bus79 80 80 80
Bus85 80 80 80
Bus90 80 80 80

52
Faktor Daya
(%)
Bus Tahap II
Tahap I
(Tanpa Kapasitor Bank) Global C. Group C.
Bus92 80 80 80
Bus93 80 80 80
Bus94 80 80 80
Bus95 80 80 80
Bus96 80 80 80
Bus97 80 80 80
Bus98 85 85 85
Bus99 80 80 80
Bus100 80 80 80
BusPUTR 84 80 80
Berdasarkan hasil simulasi Load flow tahap I, dapat diketahui bahwa sistem
distribusi pada gedung apartemen Springville Surabaya memiliki faktor daya dibawah
ketentuan SPLN 70-1 yaitu ≤ 85%. Dengan kondisi faktor daya yang kurang bagus, hal
ini dapat membuat perusahaan rugi dalam membayar denda terhadap perusahaan listrik
negara (PLN) berupa kVARH meter dengan putaran meteran lebih besar dibandingkan
dengan kWH meter, kondisi ini dapat diatasi dengan memperbaiki faktor daya dengan
menambahkan kapasitor bank. Metode pemasangan kapasitor bank yang telah
disimulasikan ada 2 yaitu metode Global Compensation dan Group Compensation.
Simulasi tahap II dengan metode Global Compensation, kapasitor bank akan
dipasang pada panel utama tegangan rendah (PUTR) dengan kompensasi sebesar 720
kVAR, 12 step, setiap 1 step sebesar 60 kVAR. Pemasangan dengan metode ini
memperbaiki faktor daya secara upstream ditunjukkan dengan Bus1, Bus2, Bus3, dan
Bus4 dengan faktor daya menjadi ≥ 85% sesuai dengan ketentuan SPLN 70-1. Simulasi
pada tahap II dengan metode Group Compensation, kapasitor bank dipasang pada tiap
bus SDP beban seperti Bus SDP-01, Bus SDP-02, Bus SDP-03, Bus SDP-04, Bus53,
Bus55 dan Bus98. Kompensasi pada SDP dapat dilihat pada Tabel 4.1, hal ini membuat
faktor daya menjadi ≥ 85% hingga ke sisi pembangkit. Berdasarkan Tabel 4.2
perbaikan faktor daya optimal dengan menggunakan metode Group Compensation, hal
ini dikarenakan pemasangan tersebar pada setiap bus SDP di gedung. Berdasarkan

53
Tabel 4.2 pada simulasi tahap II dengan metode Global Compensation faktor daya
mengalami perbaikan pada Bus1, Bus2, Bus3 dan Bus4. Hal ini karena perbaikan faktor
daya dilakukan pada sisi pembangkit. Selanjutnya pada metode Group Compensation
faktor daya mengalami perbaikan pada Bus SDP01,Bus SDP02, Bus SDP03, Bus
SDP04, Bus1, Bus2, Bus3 dan Bus4, karena pemasangan kapasitor bank terletak pada
tiap bus sub distribution panel (SDP).
Tabel 4.3 Perbandingan Profil Tegangan
Tegangan
(kV)
Bus Tahap II
Tahap I
(Tanpa Kapasitor Bank) Global C. Group C.
Bus1 20 20 20
Bus2 20 20 20
Bus3 19.999 19.999 19.999
Bus SDP01 0.384 0.39 0.39
Bus SDP02 0.384 0.391 0.391
Bus SDP03 0.384 0.39 0.39
Bus SDP04 0.382 0.389 0.39
Bus4 0.387 0.393 0.392
Bus34 0.383 0.39 0.39
Bus35 0.383 0.39 0.39
Bus36 0.384 0.39 0.39
Bus37 0.383 0.39 0.39
Bus39 0.383 0.39 0.39
Bus53 0.383 0.39 0.39
Bus55 0.384 0.391 0.391
Bus75 0.383 0.39 0.39
Bus77 0.383 0.39 0.389
Bus78 0.382 0.389 0.389
Bus79 0.382 0.389 0.389
Bus85 0.382 0.389 0.389
Bus90 0.383 0.39 0.39
Bus92 0.382 0.389 0.389
Bus93 0.382 0.389 0.389
Bus94 0.381 0.387 0.388
Bus95 0.381 0.387 0.388

54
Tegangan
(kV)
Bus Tahap II
Tahap I
(Tanpa Kapasitor Bank) Global C. Group C.
Bus96 0.38 0.387 0.387
Bus97 0.38 0.387 0.387
Bus98 0.383 0.39 0.389
Bus99 0.383 0.39 0.39
Bus100 0.383 0.39 0.39
BusPUTR 0.385 0.392 0.391
Profil tegangan pada simulasi tahap I mengalami jatuh tegangan yang masih
dalam ketentuan batas maksimal menurut SPLN 72:1987 sebesar 5% atau 20 V[10].
Setelah dilakukan simulasi tahap II dengan menggunakan 2 metode diatas, tegangan
mengalami perbaikan. Hal ini dapat terjadi karena kapasitor bank dirangkai secara
paralel dengan beban, bila rangkaian tersebut dialiri tegangan maka muatan electron
akan memenuhi kapasitor bank, sehingga terjadi perubahan nilai tegangan, dengan
begitu kapasitor akan membangkitkan daya reaktif lalu mengalir ke dalam peralatan
yang memerlukan.
Tabel 4.4 Perbandingan Arus

Arus
(A)
Bus Tahap II
Tahap I
(Tanpa Kapasitor Bank) Global C. Group C.
Bus SDP01 219.3 223.1 187.1
Bus SDP02 814.5 828.8 705.6
Bus SDP03 820.4 834.8 704.8
Bus SDP04 532.6 541.9 461.2
Bus1 61.81 53.11 53.6
Bus2 61.81 53.11 53.6
Bus3 61.81 53.11 53.6
Bus4 3091 2656 2678.3
Bus34 28.66 29.16 29.2
Bus35 37.65 38.31 38.3
Bus36 12.97 13.2 13.2
Bus37 156.4 159.1 159

55
Arus
(A)
Bus Tahap II
Tahap I
(Tanpa Kapasitor Bank) Global C. Group C.
Bus39 164.6 167.5 167.4
Bus53 347.5 341.5 341.6
Bus55 196.1 192.7 192.9
Bus75 164.6 167.4 167.3
Bus77 164.5 167.4 167.2
Bus78 164.2 167 167
Bus79 164.1 167 167
Bus85 164.1 167 166.9
Bus90 10.29 10.47 10.5
Bus92 164 166.9 166.9
Bus93 164 166.9 166.9
Bus94 163.5 166.3 166.4
Bus95 163.4 166.3 166.4
Bus96 163.4 166.2 166.4
Bus97 42.34 43.09 43.13
Bus98 162.5 159.6 159.8
Bus99 129.7 132 131.9
Bus100 164.5 167.4 167.3
BusPUTR 3091 3120 2678
Berdasarkan Tabel 4.4 pada simulasi tahap II dengan metode Global
Compensation arus mengalami penurunan pada Bus1, Bus2, Bus3 dan Bus4. Hal ini
karena perbaikan faktor daya dilakukan pada sisi pembangkit. Selanjutnya pada metode
Group Compensation arus mengalami penurunan pada Bus SDP01,Bus SDP02, Bus
SDP03, Bus SDP04, Bus1, Bus2, Bus3 dan Bus4, karena pemasangan kapasitor bank
terletak pada tiap bus sub distribution panel (SDP).
Arus yang mengalir setelah pemasangan kapasitor bank menggunakan 2 metode
diatas mengalami penurunan nilai arus. Hal tersebut memperlihatkan bahwa semakin
besar faktor daya, maka aliran arus yang mengalir akan semakin mengecil pada sistem
distribusi gedung. dengan berkurangnya nilai arus yang mengalir, maka akan
mengurangi panas pada penghantar dan dapat mengoptimalkan daya yang terpakai.

56
Tabel 4.5 Perbandingan Daya Aktif

Daya Aktif
(kW)
Bus Tahap II
Tahap I
(Tanpa Kapasitor Bank) Global C. Group C.
Bus SDP01 117 121 121
Bus SDP02 433 449 448
Bus SDP03 436 451 451
Bus SDP04 282 292 293
Bus1 1687 1727 1726
Bus2 1687 1727 1726
Bus3 1687 1727 1726
Bus4 1674 1718 1717
Bus34 15.224 15.764 15.752
Bus35 19.987 20.696 20.681
Bus36 6.894 7.139 7.133
Bus37 83.079 86.027 85.901
Bus39 87.425 90.527 90.395
Bus53 196 196 196
Bus55 111 111 111
Bus75 87.378 90.479 90.347
Bus77 87.286 90.383 90.251
Bus78 86.963 90.048 90.034
Bus79 86.917 90.001 89.986
Bus85 86.87 89.953 89.938
Bus90 5.468 5.662 5.658
Bus92 86.824 89.905 89.891
Bus93 86.778 89.857 89.843
Bus94 86.211 89.27 89.423
Bus95 86.165 89.223 89.375
Bus96 86.119 89.175 89.328
Bus97 22.315 23.106 23.146
Bus98 91.614 91.614 91.614
Bus99 68.909 71.354 71.301
Bus100 87.332 90.431 90.299

57
Daya Aktif
(kW)
Bus Tahap II
Tahap I
(Tanpa Kapasitor Bank) Global C. Group C.
BusPUTR 1670 1715 1714
Berdasarkan Tabel 4.5 pada simulasi tahap II dengan metode Global
Compensation daya aktif mengalami penurunan pada Bus1, Bus2, Bus3 dan Bus4. Hal
ini karena perbaikan faktor daya dilakukan pada sisi pembangkit. Selanjutnya pada
metode Group Compensation daya aktif mengalami penurunan pada Bus SDP01,Bus
SDP02, Bus SDP03, Bus SDP04, Bus1, Bus2, Bus3 dan Bus4, karena pemasangan
kapasitor bank terletak pada tiap bus sub distribution panel (SDP).
Simulasi tahap I dan tahap II yang ditunjukkan pada Tabel 4.5 terhadap daya aktif
tidak menunjukkan perbandingan yang jauh, karena perubahan nilai yang terjadi
diakibatkan fluktuasi beban yang telah terpasang pada rangkaian simulasi. Perbaikan
faktor daya menggunakan kapasitor bank akan meningkatkan kemampuan hantar arus,
membesarkan angka power faktor mendekati nilai 1 pada beban yang memiliki satuan
kW akan mengurangi beban dengan satuan kVA, sehingga penambahan kapasitor bank
pada sistem distribusi tidak akan mengurangi beban dengan satuan kVA.
Tabel 4.6 Perbandingan Daya Reaktif

Daya Reaktif
(kVAR)
Bus Tahap II
Tahap I
(Tanpa Kapasitor Bank) Global C. Group C.
Bus SDP01 87.41 90.511 90.443
Bus SDP02 326 337 337
Bus SDP03 328 339 339
Bus SDP04 212 219 220
Bus1 1319 633 680
Bus2 1319 633 680
Bus3 1319 633 680
Bus4 1216 557 603
Bus34 11.418 11.823 11.814
Bus35 14.99 15.522 15.511

58
Daya Reaktif
(kVAR)
Bus Tahap II
Tahap I
(Tanpa Kapasitor Bank) Global C. Group C.
Bus36 5.171 5.354 5.35
Bus37 62.309 64.52 64.426
Bus39 65.569 67.895 67.796
Bus53 121 121 121
Bus55 68.768 68.768 68.768
Bus75 65.534 67.859 67.76
Bus77 65.464 67.787 67.688
Bus78 65.222 67.536 67.526
Bus79 65.187 67.5 67.49
Bus85 65.153 67.465 67.454
Bus90 4.101 4.247 4.243
Bus92 65.118 67.429 67.418
Bus93 65.084 67.393 67.382
Bus94 64.658 66.952 67.067
Bus95 64.624 66.917 67.031
Bus96 64.59 66.881 66.996
Bus97 16.736 17.33 17.359
Bus98 56.777 56.777 56.777
Bus99 51.682 53.516 53.475
Bus100 65.499 67.823 67.724
BusPUTR 1206 1240 595
Berdasarkan Tabel 4.6 pada simulasi tahap II dengan metode Global
Compensation daya reaktif mengalami penurunan pada Bus1, Bus2, Bus3 dan Bus4.
Hal ini karena perbaikan faktor daya dilakukan pada sisi pembangkit. Selanjutnya pada
metode Group Compensation daya reaktif mengalami penurunan pada Bus SDP01,Bus
SDP02, Bus SDP03, Bus SDP04, Bus1, Bus2, Bus3 dan Bus4, karena pemasangan
kapasitor bank terletak pada tiap bus sub distribution panel (SDP).
Pengurangan daya reaktif yang terjadi pada simulasi tahap II dikarenakan fungsi
dari kapasitor bank merupakan pembangkit daya kapasitif pada rangkaian yang dapat

59
mengkompensasi beban yang bersifat induktif yang terdapat pada beban, oleh karena
itu dapat mengurangi jumlah daya reaktif yang dihasilkan oleh beban yang terpasang.
Tabel 4.7 Perbandingan Daya Semu

Daya Semu
(kVA)
Bus Tahap II
Tahap I
(Tanpa Kapasitor Bank) Global C. Group C.
Bus SDP01 146 151 127
Bus SDP02 543 562 478
Bus SDP03 547 566 477
Bus SDP04 355 368 312
Bus1 2141 1840 1856
Bus2 2141 1840 1856
Bus3 2141 1840 1856
Bus4 2069 1806 1820
Bus34 19 20 20
Bus35 25 26 26
Bus36 9 9 9
Bus37 104 108 107
Bus39 109 113 113
Bus53 231 231 231
Bus55 131 131 131
Bus75 109 113 113
Bus77 109 113 113
Bus78 109 113 113
Bus79 109 113 112
Bus85 109 112 112
Bus90 7 7 7
Bus92 109 112 112
Bus93 108 112 112
Bus94 108 112 112
Bus95 108 112 112
Bus96 108 112 112
Bus97 28 112 29
Bus98 108 108 108
Bus99 86 89 89

60
Daya Semu
(kVA)
Bus Tahap II
Tahap I
(Tanpa Kapasitor Bank) Global C. Group C.
Bus100 109 113 113
BusPUTR 2097 2118 2118
Berdasarkan Tabel 4.7 pada simulasi tahap II dengan metode Global
Compensation daya semu mengalami penurunan pada Bus1, Bus2, Bus3 dan Bus4. Hal
ini karena perbaikan faktor daya dilakukan pada sisi pembangkit. Selanjutnya pada
metode Group Compensation daya semu mengalami penurunan pada Bus SDP01,Bus
SDP02, Bus SDP03, Bus SDP04, Bus1, Bus2, Bus3 dan Bus4, karena pemasangan
kapasitor bank terletak pada tiap bus sub distribution panel (SDP).
Daya semu mengalami penurunan dikarenakan semakin faktor daya mendekati
nilai angka 1, maka daya semu yang terpakai akan semakin optimal, karena mengurangi
pemakaian arus dengan beban daya aktif yang tetap.

4.4 Nilai Ekonomis

Pemasangan kapasitor bank dengan menggunakan metode Global Compensation


didapatkan hasil perhitungan sebesar 720 kVAR, dan metode Group Compensation 675
kVAR yang dibutuhkan untuk memperbaiki faktor daya menjadi 0.95. kapasitor bank
dengan metode Global Compensation akan dipasang pada BusPUTR dan pada metode
Group Compensation kapasitor bank dipasang pada 7 panel, yaitu Bus SDP01, Bus
SDP02, Bus SDP03, Bus SDP04, Bus53, Bus55 dan Bus98.
Pemasangan kapasitor bank pada gedung bertujuan untuk memperkecil putaran
kVARH meter dan mengurangi denda yang harus dibayarkan kepada perusahaan
listrik, tetapi pemilik gedung akan mempertimbangkan pemasangan kapasitor bank
dengan menggunakan metode Global Compensation atau Group Compensation. Maka
dari tinjauan nilai ekonomis pemasangan kapasitor bank akan dihitung biaya
pemasangan hingga harga per satuan dari komponen kapasitor bank yang digunakan
berdasarkan uraian perhitungan.

61
Tabel 4.8 Perbandingan Nilai Ekonomis Pemasangan Kapasitor Bank

Kapasitor Bank
No Pengerjaan Global Group Selisih Biaya
Compensation Compensation
1 Kapasitor bank IDR 117,050,000 IDR 333,967,943
IDR 216,917,943
Instalasi
2 IDR 70,560,000 IDR 79,380,000 IDR 8,820,000
kapasitor bank
Operasi dan
perawatan
3 kapasitor bank IDR 11,709,539 IDR 39,512,134 IDR 27,802,595
dalam waktu 10
tahun
Total IDR 199,319,539 IDR 452,860,077 IDR 253,540,538
Perhitungan perbandingan pemasangan kapasitor bank didapatkan melalui
program ETAP dengan estimasi daya seperti pada Tabel 4.8. Pemasangan kapasitor
bank menggunakan metode Global Compensation lebih hemat dibandingkan dengan
metode Group Compensation dengan total selisih biaya sebesar IDR 253,540,538. Hal
ini dikarenakan komponen kapasitor bank yang dipasang pada Group Compensation
berjumlah 7 dengan masing-masing kapasitas kapasitor yang berbeda-beda.
Pemilihan penerangan pada gedung juga merupakan hal yang perlu ditinjau
dalam segi nilai ekonomis. Pemilihan lampu TL yang dipasang pada ruang tiap lantai
memiliki kelebihan yaitu bentuk lampu yang panjang dan lebih terang dibandingkan
dengan lampu LED. Prinsip kerjanya yaitu lampu TL mengubah energi listrik menjadi
energi cahaya dengan memanfaatkan pendari dari radiasi ultraviolet pada permukaan
yang dilapisi dengan serbuk fluorescent. Untuk dapat menyala, fluorescent
membutuhkan tegangan cukup tinggi dari tegangan jala-jala yang tersedia. Jika
penyalaan telah dilakukan, arus listrik akan mengalir melalui tabung lampu fluorescent.
Karakteristik arus pada lampu fluorescent yaitu arus-tegangan negative, artinya
tegangan akan turun bila arus naik dan sebaliknya tegangan pada lampu akan naik bila
arus turun, maka setelah proses penyalaan berlangsung, arus yang lewat pada tabung
akan naik sampai tegangan kerja pada lampu tercapai. Untuk memelihara tegangan
kerja, maka lampu jenis fluorescent menggunakan alat bernama ballast yang berfungsi
membatasi besar arus dan mengoperasikan lampu pada karakteristik listrik yang sesuai.

62
No Nama Qty Harga Satuan Total Harga
1 TL Neon 24 Watt 180 IDR 76,000 IDR 13,680,000
2 TL Neon 20 Watt 100 IDR 71,000 IDR 7,100,000
3 TL LED 13 Watt 180 IDR 130,000 IDR 23,400,000
4 TL LED 10 Watt 100 IDR 65,000 IDR 6,500,000
Lampu TL yang akan dipasang pada gedung direncanakan sebanyak 180 lampu
untuk TL 1X24 watt, dan 100 lampu untuk 1X20 watt. Lampu TL LED yang setara
dengan 24 watt yaitu TL LED 13 watt, dan lampu yang setara dengan TL neon 20 watt
adalah 10 watt. Total harga yang ditawarkan oleh TL neon 24 watt lebih murah
dibandingkan dengan pemasangan lampu TL LED 13 watt selisih harga mencapai
sekitar IDR 9,720,000, dan untuk harga TL LED 10 watt dengan TL neon 20 watt
selisih sedikit sebesar IDR 600,000. Dengan adanya selisih harga yang ditawarkan TL
neon dibandingkan TL LED yang cukup signifikan, kelebihan lampu LED yaitu klaim
dapat menghemat energi sebesar 90% dan tahan lama hingga 25 tahun. Hal ini dapat
menjadi pertimbangan pemilik bangunan dalam pemasangan lampu TL, karena
pemasangan lampu yang banyak.

63
BAB V
Kesimpulan Dan Saran
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian perhitungan kapasitas transformator, kapasitas kapasitor


bank dan rangkaian simulasi aliran beban menggunakan ETAP yang dilakukan pada
sistem distribusi gedung apartemen Springville, dari uraian teknis hasil analisa
pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
1. Simulasi yang dilakukan pada rangkaian sistem distribusi gedung apartemen
Springville Surabaya telah berhasil di desain menurut kententuan PUIL.
2. Kapasitas transformator step down yang dibutuhkan gedung sebesar 3150
kVA, kapasitas kapasitor bank dengan menggunakan metode Global
Compensation sebesar 720 kVAR, dan Group Compensation pada Bus SDP-
01 sebesar 55 kVAR, Bus SDP-02 sebesar 179.22 kVAR, Bus SDP-03
sebesar 183.57 kVAR, Bus SDP-04 sebesar 116.3 kVAR, Bus53 sebesar
57.04 kVAR, Bus55 sebesar 32.30 kVAR dan Bus98 sebesar 26.77
3. Faktor daya awal pada sistem distribusi gedung apartemen Springville
Surabaya adalah 0.8 lagging, hal ini dikarenakan beban yang terpasang pada
gedung banyak yang bersifat beban induktif seperti lampu TL, peralatan
elektronika, pompa hydrant, pompa kebutuhan air bersih, peralatan lift dan
gondola, sehingga diperlukan pembangkitan daya reaktif menggunakan
kapasitor bank dan perbaikan faktor daya. Setelah perbaikan daya, faktor
daya mendekati harga cos phi yang diinginkan yaitu 0.95 dengan pemasangan
metode Global Compensation faktor daya menjadi 0.951 lagging dan metode
Group Compensation faktor daya menjadi 0.944 lagging.

5.2 Saran

Berdasarkan penjelasan penelitian hasil analisis perhitungan, dan simulasi yang


telah dilakukan pada rangkaian sistem distribusi gedung Springville Surabaya, maka

64
peneliti akan memberikan saran membangun terpaut dengan penelitian dalam tugas
akhir ini, yaitu:
1. Pengembangan dengan penelitian sejenis dapat membandingkan data
pengukuran kapasitor bank dengan ketiga metode pemasangan kapasitor
bank.
2. Pada simulasi rangkaian sistem distribusi gedung apartemen Springville
Surabaya, luas penampang kabel penghantar diperbesar, jumlah konduktor
kabel penghantar ditambah, dan lebih memperhatikan insulasi, suhu dan jenis
penghantar.

65
DAFTAR PUSTAKA
[1] A. Syofian and H. A. Novendri, “Evaluasi Sistem Kelistrikan Pada Gedung
Bertingkat Plaza Andalas Padang,” J. Tek. Elektro ITP, vol. 6, no. 1, pp. 44–56,
2017.
[2] I. Hajar and S. M. Rahayuni, “Analisis Perbaikan Faktor Daya Menggunakan
Kapasitor Bank Di Plant 6 PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Unit
Citeureup,” vol. 9, no. 1, pp. 8–16, 2020.
[3] Suhadi and T. Wrahatnolo, Teknik Distribusi Tenaga Listrik, Jilid 1. Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, 2008.
[4] Sujito, “Perhitungan Lifetime Transformator Jaringan Distribusi 20 kV Di APJ
Malang,” Tekno, vol. 11, pp. 63–75, 2009.
[5] D. Gardu, I. Lambaro, M. A. Muzar, and M. Syukri, “Analisis Pengaruh Suhu
Akibat Pembebanan Terhadap Susut Umur Transformator Daya,” vol. 3, no. 2,
pp. 1–8, 2018.
[6] J. Sumarsono, Fisika, Untuk SMA/. Jakarta: CV Teguh Karya, 2009.
[7] Y. Arnas, “Analisis Kebutuhan Daya Listrik Di Bandar Udara Chakrabhuwana
Cirebon,” J. Aviasi Langit Biru, vol. 6, no. 13, 2013.
[8] M. Hariansyah and J. Setiawan, “Pemasangan Kapasitor Bank Untuk Perbaikan
Faktor Daya Pada Panel Utama Listrik Gedung Fakultas Teknik Universitas
Ibnu Khaldun Bogor,” no. November, pp. 26–33, 2014.
[9] B. S. Nasional, “Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011,” vol. 2011, no. PUIL,
2011.
[10] P. Umum and L. Negara, “Standard Perusahaan Umum Listrik Negara 72,”
1987.

66

Anda mungkin juga menyukai