Meningkatkan Kualitas SDM Dan Kesejahteraan Masyarakat
Meningkatkan Kualitas SDM Dan Kesejahteraan Masyarakat
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Manusia sebagai sumber daya pada mulanya diartikan tenaga kerja manusia ditinjau
secara fisiknya saja. Dengan kemampuan fisiknya manusia berusaha mengambil manfaat
sedikitnya jumlah penduduk serta unsur-unsur yang berkaitan dengan jumlah dalam batas
tertentu merupakan potensi dalam bidang pembangunan. Dengan jumlah penduduk yang
Menurut GBHN, penduduk Indonesia, salah satu modal dasar pembangunan. Jumlah
penduduk yang besar dengan kualitas yang tinggi (tingkat pendidikan, kesehatan dan gizi)
akan menjadi modal pembangunan yang dapat meningkatkan kesejahteraan. Oleh karena itu,
kebijakan dalam bidang kependudukan perlu diarahkan untuk mencapai jumlah penduduk
yang menguntungkan serta kualitas tertentu yang diharapkan dapat mencapai sasaran
kebutuhan yang bersifat paling dasar seperti makan, minum, dan pakaian hingga
kebutuhan untuk diakui dalam kehidupan masyarakat adalah salah satu hal mendasar
1
2
PEMBAHASAN
Secara sederhana (secara objektif) sumber daya diartikan sebagai alat untuk mencapai
sumber daya dapat diartikan segala sesuatu baik berupa benda maupun bukan benda yang
Secara sederhana sumber daya manusia dapat diartikan sebagai seluruh penduduk
yang berada di suatu wilayah atau tempat dengan ciri-ciri demografis dan sosial
ekonomis. Sumber daya manusia adalah semua potensi yang berhubungan dengan data
kependudukan yang dimiliki oleh suatu daerah atau negara yang dapat digunakan untuk
Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu bangsa atau negara. Sumber
daya manusia harus memadai, baik dilihat dari segi kuantitas maupun kualitas. Segi
kuantitas bersangkut paut dengan jumlah, kepadatan, dan mobilitas penduduk. Sedangkan
kualitas terutama terutama dilihat dari beberapa aspek, seperti tingkat pendidikan, tingkat
setiap gerak pembangunan. Hanya dari sumber daya manusia yang berkualitas tinggilah
yang dapat mempercepat pembangunan bangsa. Jumlah penduduk yang besar, apabila
3
4
tidak diikuti dengan kualitas yang memadai, hanyalah akan menjadi beban pembangunan.
Kualitas penduduk adalah keadaan penduduk baik secara perorangan maupun kelompok
Agar menjadi sumber daya manusia yang tangguh penduduk harus mempunyai
kualitas yang memadai sehinga dapat menjadi modal pembangunan yang efektif. Tanpa
adanya peningkatan koalitas, jumlah penduduk yang besar akan menimbulkan berbagai
Analisis mengenai kualitas sumber daya manusia sering dibedakan menjadi kualitas
fisik dan kualitas non fisik. Indikator yang dapat menggambarkan kualitas fisik penduduk
meliputi tingkat pendidikan, derajat kesehatan, dan indeks mutu hidup. Kualitas non fisik
bermasyarakat, dan kualitas hubungan selaras dengan lingkungannya. Sampai saat ini,
baik kualitas fisik maupun non fisik sumbar daya manusia Indonesia masih belum sesuai
dengan yang diharapkan. Karena adanya kesulitan pengukuran kualitas non fisik,
Kualitas kehidupan fisik penduduk setiap negara berbeda satu dengan yang lainnya.
Perbedaan ini disebabkan oleh lingkungan, letak geografis, dan ras genetiknya. Negara-
dengan negara-negara yang berada di daerah subtropis. Keadaan ini kemungkinan besar
musimseperti di daerah sub tropis, sehingga mereka bisa hidup sepanjang tahun tanpa
mengalami kesulitan mencari perlindungan terutama di musim dingin. Hal inilah yang
5
mendidik penduduknya kurang berfikir untuk menghadapi tantangan alam, dan akhirnya
tetap miskin walaupun daerah-daerah tersebut kaya akan sumber daya alam. Keadaan ini
sangat berbeda dengan keadaan penduduk di daerah subtropis walaupun daerahnya tidak
tersedia sumber daya alam yang banyak, namun mereka sanggup menguasai teknologi,
Indonesia yang mengedepankan sektor ekonomi yang selama ini menjadi prioritas
Tiga faktor utama penentu HDI (Human Development Indeks) yang dikembangkan
UNDP adalah :
1. Pendidikan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Di bidang pendidikan salah satu masalah yang
dihadapi Indonesia adalah tingkat putus sekolah yang tingi. Walaupun putus sekolah itu
sudah terjadi jauh sebelum krisis moneter, namun semakin menjadi-jadi setelah
memperhatikan data penduduk yang masih buta huruf, tamat SD, tamat SMP, tamat
SMA, dan tamat Universitas. Semakin tinggi presentase penduduk yang yang masih
berarti kualitas penduduk di nagara yang bersangkutan dilihat dari aspek pendidikan
6
sangat rendah. Dan secara umum bahwa tingkat pendidikan penduduk Indonesia masih
antara lain :
1. Biaya pendidikan relatif mahal sehingga tidak dapat dijangkau oleh semua
dianggap sebagai salah satu komoditas atau unit ekonomi keluarga. Banyak anak
orang tuanya
3. Sarana dan prasarana pendidikan yang masih belum memadai dan proporsional,
terutama untuk sekolah lanjutan (SMP dan SMA). Keterbatasan daya tampung di
yang lebih atas. Idealnya, kalau pemerintah telah menetapkan kebijaksanan wajib
belajar sembilan tahun, proporsi SD dan SMP harus seimbang. Oleh karena itu,
tidak legkap dan banyak yang rusak, laboratorium tidak standart, serta pemakaian
teknologi informasi tidak memadai. Bahkan yang lebih parah masih banyak
7
sekolah yang tidak memiliki gedung sendiri, tidak memiliki perpustakaan, dan
pengabdian masyarakat.
Sebagian besar guru di Indonesia dikatakan tidak layak mengajar. Hal ini jelas
1.500.000, guru bantu Rp 460.000, dan guru honorer rata-rata Rp10.000 per
jam. Dengan pendapatan yang seperti itu, banyak guru yang melakukan pekerjaan
sampingan. Ada yang mengajar lagi di sekolah lain, memberi les p[ada sore hari,
menjadi tukang ojek, pedagang buku/LKS, pedagang ponsel dan pulsa, dan
sebagainya.
8
Keadaan seperti ini juga mempunyai andil untuk mempengaruhi kualitas seorang
guru. Seandainya guru-guru di Indonesia telah sejahtera, maka mereka akan benar-benar
Beberapa upaya yang perlu dilakukan untuk menangani masalah redahnya tingkat
luar sekolah. Selain itu perlu dilakukan upaya penyadaran terhadap masyarakat
daya insaniah.
2. Meringankan biaya pendidikan dan membebaskan biaya bagi yang tidak mampu,
serta memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi. Di dalam UUD juga
2. Kesehatan
terhadap tingkat produktivitas. Artinya, semakin banyak penduduk yang sakit, maka
cakupan yang masih rendah, program yang diselenggarakan itu masih masih
anak usia dini mengakibatkan kondisi anak Indonesia masih memprihatinkan yang
Masalah kurang gizi pada anak dapat ditunjukkan dari kurangnya energi dan
protein (gizi makro) dan gizi mikro (terutama kurang vitamin A, anemia, kurang
yodium). Sampai dengan tahun 2000, keadaan gizi masyarakat menunjukkan kemajuan,
yaitu terlihat dengan menurunnya penderita masalah gizi utama (protein, karbohidrat)
pada berbagai kelompok umur. Akan tetapi sejak tahun 2000 sampai saat ini
kekurangan gizi pada anak balita meningkat, diantaranya menderita gizi buruk.
Rendahnya derajat kesehatan dan gizi pada anak usia dini lebih banyak terjadi pada
anak yang berasal dari keluarga tidak mampu dan yang tinggal di wilayah pedesaan,
serta di wilayah dengan penyediaan layanan social dasar yang tidak memadai.
dengan memperluas jaringan yang efektif dan efisien termasuk Posyandu dan Polindes,
masyarakat dalam pelaporan hal-hal penting, pengalokasian budget dan personil pada
Plan.
daerah melalui APBD sebanyak 15%, melakukan penghapusan wajib setor hasil
pelayanan kesehatan di daerah, meningkatkan transfer dana dari pusat untuk sektor
kesehatan daerah melalui dana alokasi khusus (DAK), dana dekonsentrasi (Dekon),
meningkatkan anggaran untuk prevensi dan promosi serta membentuk sistim jaminan
kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Selain itu semua desa harus
memiliki tenaga bidan yang berkualitas (capable) yang ditunjang dengan dukungan
operasional yang memadai. Sejauh ini semua desa telah memiliki Pondok Persalinan
Desa yang dilengkapi dengan sarana dan biaya operasional yang memadai. Semua
Puskesmas telah memiliki tenaga dokter dengan didukung tenaga paramedis dan non
medis sesuai standar dan dilengkapi dengan sarana dan biaya operasional yang
3. Ekonomi
berkualitas dan memiliki keterampilan serta berdaya saing tinggi. Dalam kaitannya
dengan hal tersebut ada hal yang penting yang menyangkut kondisi sumber daya
Pertama adanya ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja.
Jumlah angkatan kerja nasional pada krisis ekonomi sekitar 92,73 juta orang,
sementara jumlah kesempatan kerja yang ada hanya sekitar 87,67 juta orang, dan ada
meningkat terus selama krisis ekonomi yang kini berjumlah sekitar 8 juta.
Kedua, tingkat pendidikan angkatan kerja ada yang masih relatif rendah. Struktur
pendidikan angkatan kerja Indonesia masih didominasi pendidikan dasar yaitu sekitar
63,2%. Kedua masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan kesempatan kerja
dan rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional di berbagai sektor ekonomi.
Lesunya dunia usaha akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini
tinggi. Sementara di sisi lain, jumlah angkatan kerja lulusan perguruan tinggi terus
tinggi ikut bertanggung jawab. Fenomena pengangguran sarjana merupakan kritik bagi
berjalan selama ini kurang di dukung oleh produktivitas tenaga kerja yang memadai.
tingkat pertumbuhan rata-rata 7%, hanya berasal dari pemanfaatan sumber daya alam
intensif (hutan dan hasil tambang), arus modal asing berupa pinjaman dan investasi
bukti kegagalan pembangunan akibat dari rendahnya kualitas sumber daya manusia
kesadaran bagi bangsa Indonesia untuk kembali memperbaiki kesalahan pad masa lalu.
Rendahnya alokasi APDN untuk sektor pendidikan pada serius dari pemerintah
pusat terhadap perbaikan kualitas sumber daya manusia (SDM). Padahal sudah saatnya
perbaikan baik tingkat pusat maupun daerah secara serius membangun sumber daya
manusia (SDM) yang berkualitas. Sekarang bukan saatnya lagi Indonesia membangun
perekonomian dengan kekuatan asing. Tapi sudah seharusnya bangsa Indonesia secara
benar dan tepat memanfaatkan potensi sumber daya yang dimiliki dengan kemampuan
spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan
kesejahteraan masyarakat serta merta akan menjadi satu tolak ukur dalam menilai
perbedaan pola konsumsi antar masyarakat secara umum dan tingkat rumahtangga secara
Konsumsi rumah tangga yang besar sejalan dengan pendapatan tinggi terhadap
pemenuhan kebutuhan konsumsi tersebut, bila kebutuhan rumah tangga dalam hal ini
konsumsi tidak didukung dengan pendapatan , maka akan terjadi kemunduran ekonomi
dan penurunan konsumsi suatu rumah tangga. Tingkat pendapatan yang tinggi
dalam kondisi yang tidak stabil berbagai polemik dan permasalahan muncul
seiring berjalannya waktu. Dalams ituasi yang serba instan ini masyarakat harus
keluarganya.
jauh dari kata sejahtera, pemerintah selain dengan usaha menciptakan sistem
teknis dan lebih pada pelaksanaan langsung di lapangan. Tujuan dari hal
rakyat melalui peran serta aktif masyarkat itu sendiri dalam mewujudkan
santunan hidup bantuan sarana usaha ekonomi produktif, atau bantuan sarana
15
kelompok untuk usaha bersama yang dapat berupa bahan atau peralatan untuk
domestik yang berdaya saing didukung oleh pembangunan pertanian, infrastruktur dan
energi. Sedangkan yang terakhir yaitu peningkatan pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sumber daya manusia adalah semua potensi yang berhubungan dengan data
kependudukan yang dimiliki oleh suatu daerah atau negara yang dapat digunakan untuk
Kualitas sumber daya manusia merupakan merupakan komponen penting dalam setiap
gerak pembangunan. Hanya dari sumber daya manusia yang berkualitas tinggilah yang dapat
mempercepat pembangunan bangsa. Jumlah penduduk yang besar, apabila tidak diikuti dengan
kualitas yang memadai, hanyalah akan menjadi beban pembangunan. Kualitas penduduk adalah
keadaan penduduk baik secara perorangan maupun kelompok berdasarkan tingkat kemajuan
Tiga faktor utama penentu HDI ( Human Development Indeks ) yang dikembangkan
UNDP adalah :
1. Pendidikan
2. Kesehatan
3. Ekonomi
pengembangan sumber daya manusia dimana dapat diartikan sebagai usaha mempersiapkan
orang baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dengan segala kedudukannya
agar mendapakan kesejahteraan sosia. Hal ini berarti bahwa usaha itu tidak terbatas pada
pembinaan kemampuan fisik melainkan juga kemampuan mental sebagai pendukung suatu
kebudayaan. Dengan demikian maka pengembangan sumber daya manusia itu harus dapat
16
17
3.2 Saran
karena manusia bukan hanya sebagai subyek pendukung melainkan juga mencipta dan tujuan
pembangunan. Dalam proses pembangunan, manusia merupakan sumber daya yang berperan
sebagai unsur pendukung utama disamping sumber daya alam dan teknologi, oleh karena itu
hendaknya kualitas sumber daya manusia perlu di tingkatkatkan sehingga dapat mengelola
potensi-potensi yang disediakan oleh alam tanpa bantuan pihak asing dan dapat memperlancar
pembangunan.
18
DAFTAR PUSTAKA
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-1103311/lima-prioritas-pemerintah
meningkatkan-kesejahteraan-rakyat
http://laras-dewantari.blogspot.com/2012/04/makalah-kesejahteraan-masyarakat.html