[AKUNTANSI] 1
ABSTRAK
Memperluas usaha, PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk mengakuisisi Bank Agroniaga tahun
2011. Kegiatan akuisisi menimbulkan perubahan kinerja PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk,
perubahan tersebut menjadi tujuan dari penelitian ini. Bertujuan untuk menganalisis kinerja
PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk sebelum dan sesudah akuisisi. Metode penulisan
menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, sumber data yang digunakan
adalah data sekunder dengan teknik pengumpulan data berupa dokumentasi.Data sekunder
berupa laporan keuangan PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk sebelum akuisisi pada tahun 200-
2010 dan laporan keuangan sesudah akuisisi 2011-2013. Berdasarkan hasil dan pembahasan
menunjukkan bahwa kinerja PT Bank Rakyat Indonesia yang diukur dengan rasio non
performing loan (NPL), beban operasional pendapatan operasional (BOPO), dan return on
asset (ROA) menunjukkan kinerja sesudah akuisisi lebih baik dibandingkan sebelum akuisisi.
Pada rasio loan to deposit ratio (LDR) menunjukkan kenerja sebelum akuisisi lebih baik
dibandingkan sesudah akuisisi.
menengah. BRI akan terdorong melakukan yang dilakukan menimbulkan biaya operasional
rencana ekspansi kredit ke sektor pertanian dan untuk mengetahui besarnya biaya operasional
perkebunan, bukan hanya itu Bank Agroniaga yang dipakai saat sebelum dan sesduah
Tbk memiliki pergerakan saham yang cukup dilakukannya memerlukan perhitungan rasio
baik atau positif. Faktor lainnya, Bank BOPO. Keempat rasio ini dapat menunjukkan
Agroniaga Tbk adalah bank yang dimiki oleh kinerja bank setiap tahunnya dan dapat
PTPN (PT Perkebunan Nusantara) yang secara dibandingkan.
tidak langsung dimiliki oleh pemerintah, faktor-
Tujuan analisis rasio untuk mengetahui
faktor tersebut membuat BRI melakukan akuisisi
kinerja keuangan BRI sebelum dan sesudah
pada Bank Agroniaga sejak 3 Maret 2011
akuisisi dengan menggunakan rasio NPL, LDR,
dengan mengakuisisi sebanyak 3.030.239.023
BOPO, ROA akan menggambaransecaraumum
lembar saham atau 79,78persen.
tentangperusahaanyangdianalisis.
Perubahan kinerja bank pasca akuisisi
Berdasarkan latar belakang tersebut,
diharapkan dapat memberikan kontribusi positif
maka penulis mengambil judul untuk
bagibank.Akuisisi memerlukan penilaian untuk
penyusunan laporan tugas akhir yaitu :
mengetahui dampak positif atau negatif terhadap
kinerja bank. Penilaian kinerja bank yang paling “Analisis Kinerja PT Bank Rakyat Indonesia
umum adalah teknik analisis laporan keuangan Tbk Sebelum Dan Sesudah Akuisisi”
dengan menggunakan analisis rasio. Pada
METODE PELAKSANAAN
penelitian sebelumnya Nuresya (2002)
menggunakan rasio untuk mengukur kinerja Data yang diambil adalah data PT Bank
bank yaitu empat rasio 1) non performing loan Rakyat Indonesia Tbk yang beralamat di Jalan
(NPL); 2) loan to deposit ratio (LDR); 3) beban Jendral Sudirman Kav. 44-46, Bendungan Hillir,
operasional pendapatan operasional dan; 4) Tanahabang Jakarta Pusat 10210. Bahan yang
return on asset (ROA). Aktivitas utama pada digunakan dalam penyusunan laporan tugas akhir
BRI adalah pengkreditan pada sektor riil dan ini adalah laporan keuangan BRI sebelum
sektor mikro kecil menengah, rasio NPL akuisisi Bank Agroniaga pada tahun 2008-2010
diperlukan untuk mengetahui tingkat kredit dan laporan keuangan sesudah akuisisi 2011-
bermasalah BRI sesudah dan sebelum akuisisi 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian
serta untuk mengetahui dana pihak ketiga ini adalah metode deskriptif analisis dengan
deposan yang dipakai untuk aktivitas pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang
pengekreditan BRI memerlukan perhitungan kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil
bertujuan untuk meningkatkan laba, rasio ROA metode deskriptif adalah metode yang digunakan
diperlukan untuk mengetahui laba yang untuk menggambarkan atau menganalisis suatu
hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk kredit bermasalah dapat dilihat penggolongannya
membuat kesimpulan yang lebih luas. (kolektibilitas kredit) serta rinciannya di dalam
catatan atas laporan keuangan yang dipublikasi
Berikut ini tahapan dalam prosedur kerja
oleh BRI masing-masing periode.
untuk melakukan analisis rasio keuangan PT
Rincian kredit non-performing
Bank Rakyat Indonesia Tbk:
(kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan
a) Tahap pertama, pengambilan pengumpulan macet) berdasarkanhasil penelaahan manajemen
laporan keuangan BRI sebelum akuisisi terhadap prospek usaha, kondisi keuangan dan
pada tahun 2008-2010 dan laporan keuangan kemampuan membayar masing-masing debitur
sesudah akuisisi 2011-2013. serta mempertimbangkan ketentuan Bank
b) Tahap kedua, melakukan perhitungan rasio Indonesia tentang penggolongan Kualitas Aktiva
non-performing loan (NPL), loan to deposit Produktif.
ratio (LDR), beban operasional pendapatan Perhitungan analisis sebelum dan
operasional (BOPO), dan return on asset sesudah akuisisi untuk rasio NPL sebagai berikut:
(ROA). Tabel 1. Perhitungan Non Performing Loan
c) Tahap ketiga, melakukan perbandingan atas untuk periode 2008-2013
rasio yang didapat sebelum dan sesudah Tahun Kredit Total Kredit NPL
Bermasalah (%)
akuisisi
(000000) (000000)
d) Tahap keempat, membahas kesimpulan
2008 4.443.720 160.108.683 2,78%
tentang perbandingan rasio yang didapat.
2009 7.231.660 205.522.394 3,52%
2010 6.865.709 246.964.238 2,78%
HASIL DAN PEMBAHASAN
2011 6.586.960 285.406.257 2,30%
Berdasarkan hasil dan pembahasan tentang 2012 6.296.470 350.758.262 1,80%
2013 6.735.938 434.316.466 1,55%
analisis kinerja BRI sebelum dan sesudah akuisisi
Sumber: data diolah
yang diukur oleh rasio NP,BOPO, LDR, dan
ROA sebagai berikut. NPL mencerminkan risiko kredit,
Hasil perhitungan rasio-rasio keuangan semakin tinggi NPL semakin besar pula risiko
Bank Rakyat Indonesia, Tbk meliputi rasio non kredit yang ditanggung oleh pihak bank,
performing loan (NPL), loan to deposit ratio perbankan harus menyediakan pencadangan yang
(LDR), beban operasional pendapatan lebih besar, sehingga pada akhirnya modal bank
operasional (BOPO), return on asset (ROA) ikut terkikis, padahal besarnya modal sangat
sebelum akuisisi tahun 2008-2010 dan sesudah mempengaruhi besarnya ekspansi kredit.
akuisisi tahun 2011-2013, dapat ditunjukkan dan Besarnya NPL menjadi salah satu penyebab
Rasio ini diukur dengan membandingkan kualitas NPL yang diatur dalam Surat
antara kredit bermasalah terhadap total kredit, No.3/25/PBI/2001, dalam surat peraturan tersebut
RAMADHAN: Analisis Kinerja PT Bank Rakya Indonesia... [AKUNTANSI] 1
menjelaskan tentang kesehatan bank melalui sumber likuiditasnya.Semakin tinggi rasio ini
tingkat kelancaran kredit yang diberikan kepada semakin rendah pula kemampuan likuiditas bank.
debitur. Perhitungan analisis sebelum dan
Berdasarkan tabel 1, pada tahun 2008 sesudah akuisisi untuk rasio LDR sebagai
hingga 2010 sebelum BRI melakukan akuisisi, berikut:
BRI memiliki tingkat rata-rata NPL sebesar Tabel 2. Perhitungan Loan to Deposit Ratio
3,03% yang berarti pada persentase tersebut BRI untuk periode 2008-2013
dinyatakan cukup sehat melalui tingkat Tahun Jumlah Dana Pihak LDR(%)
Kredit Ketiga
kelancaran kredit bank menurut surat
(000000) (000000)
No.3/25/PBI/2001 .
Akuisisi yang dilakukan BRI pada tahun 2011 2008 160.108.683 201.004.882 79,93%
2009 205.522.394 254.117.950 80,88%
memberikan manfaat terhadap penerimaan
2010 246.964.238 328.555.801 75,17%
pembayaran kredit, dibuktikan dengan persentase
NPL tahun 2011 hingga 2013 mengalami 2011 285.406.257 374.913.340 76,20%
penurunan. Pada tahun 2011-2013 persentase 2012 350.758.262 439.152.137 79,87%
rata-rata NPL turun ke angka 1,88%, dengan 2013 434.316.466 490.486.513 88,55%
penurunan sebesar 1,15%. Rata-rata persentase Sumber: data diolah
NPL sebesar 1,88% menunjukkan bahwa dari
Berdasarkan tabel 2 rasio rata-rata LDR BRI
semua total kredit yang diberikan oleh pihak BRI
pada tahun 2008 hingga 2010 sebelum
hanya 1,88% yang merupakan kredit bermasalah
melakukan akuisisiadalah 78,66%, persentase
dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan
tersebut masih dinyatakan dalam kondisi bank
dan macet. Penurunan pada tahun tersebut
yang likuidsesuai peraturan Bank
dinyatakan sehat menurut surat
Indonesia.Likuid bank karena mampu membayar
No.3/25/PBI/2001.Akuisisi berdampak pada
kembali penarikan dana yang dilakukan deposan
kinerja bankyaitu memberikan kemajuan dalam
dengan mengandalkan kredit yang diberikan
hal penanganan kredit.
sebagai sumber likuiditasnya. Rasio rata-rata
4.2.2 Loan to Deposit Ratio (LDR)
LDR tersebut menggambarkansebesar 78,66%
Analisis dengan rasio ini bertujuan untuk
dari total kredit yang diberikan oleh BRI berasal
mengukur kemampuan bank dalam memenuhi
dari dana pihak ketiga deposan.
kewajiban jangka pendeknya yang dihitung
Tahun 2011 hingga 2013 setelah
dengan membandingkan antara total kredit yang
dilakukannya akuisisi rata-rata rasio LDR
diberikan dan total dana pihak ketiga yang dapat
meningkat, naik ke angka 81,54% dengan
dihimpun oleh bank.
kenaikan sebesar 2,88%. Rata-rata rasio LDR
Rasio ini menggambarkan kemampuan
tersebut masih dapat dinyatakan likuid menurut
bank membayar kembali penarikan yang
peraturan Bank Indonesia. Rasio yang tinggi
dilakukan nasabah deposan dengan
pada rasio ini memiliki arti bahwa suatu bank
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai
RAMADHAN: Analisis Kinerja PT Bank Rakya Indonesia... [AKUNTANSI] 1
meminjamkan seluruh dananya atau relatif tidak menggambarkan bahwa 73,95% dari pendapat
likuid karna akan berdampak pada pengembalian operasionalnya merupakan beban operasionalnya,
dana pihak ketiga. semakin tinggi rasio ini berarti pendapatan
Kinerja bank setelah akusisi tidak operasionalnya semakin kecil dan beban
berdampak pada tingkat pembayaran kewajiban operasionalnya meningkat.
jangka pendek bank, tidak lancar dalam BRI dapat melakukan efisiensi pada beban
melakukan pembayaran kewajiban jangka operasionalnya pada tahun 2011 hingga 2013
pendeknya. setelah melakukan akuisisi, dibuktikan dengan
4.2.3 Beban Operasional terhadap Pendapatan penurunan persentase rata-rata rasio BOPO yang
Operasional (BOPO) turun ke angka 63,25% dengan penurunan
Rasio ini digunakan untuk mengukur sebesar 10,70%. Dilihat dari ketentuan Bank
tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam Indonesia mengenai besaran rasio beban
melakukan kegiatan operasinya. Rasio BOPO operasional terhadap pendapat operasional yaitu
diperoleh dengan cara membagi beban 94% hingga 96% berarti manajemen BRI telah
operasional dengan pendapatan operasional, mematuhi ketentuan Bank Indonesia dan akuisisi
semakin rendah rasio ini menunjukkan semakin mempengaruhi penurunan rasio BOPO.
efisien dalam menggunakan beban operasional. 4.2.4Return On Asset (ROA)
Perhitungan analisis sebelum dan sesudah Return on asset digunakan untuk
akuisisi untuk rasio BOPO sebagai berikut: mengukur manajemen bank dalam memperoleh
Tabel 3.Perhitungan BOPOuntuk periode keuntungan (laba bersih sebelum pajak). Semakin
besar ROA, semakin besar pula tingkat
2008-2013.
keuntungan yang dicapai bank.Semakin kecil
Tahun Beban Pendapatan BOPO(%)
ROA, menujukkan semakin buruk manajemen
Operasional Operasional
(000000) (000000) bank dalam hal mengelola aktiva untuk
meningkatkan pendapatan dan atau menekan
2008 22.285.756 30.631.869 72,75% biaya.
2009 30.043.066 38.603.725 77,82% Perhitungan analisis sebelum dan
2010 35.757.694 50.159.695 71,28%
sesudah akuisisi untuk rasio ROA sebagai
Nuresya. 2000. Kemampuan Rasio Keuangan ROA pada Bank Privat dan Bank Publik.
Bank dalam Memprediksi Laba. Jurnal Jurnal Universitas Gunadarma. Jakarta
Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.15,
No.3, Hal 313-331. .