Anda di halaman 1dari 37

TRANSFORMATOR

INSTRUMEN

Oleh : Ir. Muktar, M.T.

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA


Jl. Prof. Dr. G.A Siwabessy, Jawa Barat 16242
(021) 7270036
Generator Step
Up Transformer
Substation
Step-Down
Transformer
• Transformator (trafo) instrumen berguna
untuk pengukuran besaran AC di stasiun
(pusat) pembangkit, stasiun trafo, serta
saluran transmisi energi, bersama dengan
instrumen pengukuran AC (voltmeter,
amperemeter, wattmeter, VARmeter dan
sebagainya).
• Trafo instrumen diklasifikasikan menurut
penggunaannya yakni:
– Trafo arus (CT, current transformer) dan
– Trafo potensial/ tegangan (PT, potential
transformer).
Contoh: Substasiun (Gardu Induk, GI) Tegangan 69 kV
• Trafo instrumen melakukan dua fungsi
penting:
– memberbesar rentang pengukuran bagi
instrumen pengukuran AC, sebagaimana
resistans paralel atau pengali yang
memperluas rentang pengukuran pada
meteran DC;

– kedua, mengisolasi instrumen pengukuran


yang digunakan dari rangkaian saluran daya
tegangan tinggi.
Urgensi Pengisolasian Instrumen
• Sistem energi biasanya beroperasi dlm arus dan
tegangan orde kilo/ ratusan kilo Ampere/ Volt.

 Faktor kepraktisan pengisolasian tegangan;


 Faktor ekonomis;
 Faktor keselamatan manusia;

• Instrumen pengukuran yang bekerja dengan


arus yang relatif kecil, dapat dipastikan berbiaya
yang lebih rendah dibanding dengan yang
bekerja dengan arus yang besar..
Gambar/ Foto CT
600V
2000A
12-40KV
2500A

36-550KV
4000A

5-25KV
4000A
Gambar/ Foto PT
Dua divais yang akan menggunakan output
trafo instrumen:

• Instrumen (ammeter, voltmeter dll.);


• Relai proteksi (relai arus-lebih, relai jarak dll.)
Koneksi CT dg Relai Proteksi
Trafo Potensial
• PT digunakan untuk mentransformasikan
tegangan tinggi saluran daya ke tegangan
rendah yang sesuai dengan kebutuhan
voltmeter AC atau koil tegangan wattmeter
AC dan relai proteksi.
• Nilai tegangan pada sisi sekunder trafo
tegangan, baiasanya 120 V. Sementara
tegangan sisi primernya, biasanya
terstandarisasi yang mencakup: 2400 V,
4160 V, 13,8 kV, 44 kV, 66 kV dan 220 kV.
• PT didesain untuk mampu “memikul” beban
(burden) tertentu pada sisi sekundernya.
Kapasitas burden yang berbeda, tersedia
untuk trafo yang berbeda;
• Kapasitas yang umum adalah 200 VA pada
frekuensi 60 Hz. Untuk tegangan 2400/120
V.
Trafo Arus
• Trafo arus kadangkala mempunyai rangkaian
primer dan selalu mempunyai rangkaian
sekunder.
• Jika ada rangkaian primernya, maka ia
mempunyai sejumlah kecil lilitan.
• Dalam banyak kasus, belitan primer hanya
terdiri dari satu lilitan atau konduktor tunggal
yang terhubung seri dengan beban sistem, yakni
yang akan diukur arusnya.
• Belitan sekunder mempunyai jumlah lilitan yang
besar dan terhubung ke meteran atau relai
proteksi (protection relay).
• Sering kali belitan sekunder CT hanya berupa
konduktor tunggal yang melalui inti trafo.
• CT demikian disebut bar-type CT.
• Belitan sekunder CT biasanya didesain untuk
mengirimkan arus sebesar 5 A.

• Suatu CT bar-type dengan rasio 800/5-A berarti:


saat ia membawa arus 800 A di belitan
primernya, maka akan ada arus sebesar 5 A
pada belitan sekundernya dan ia mempunyai
160 jumlah lilitan pada belitan sekundernya.
• Belitan primer CT dihubungkan langsung ke
rangkaian beban sistem.
• Ketika belitan sekunder terbuka (opencircuit),
tegangan yang dibangkitkan pada belitan
sekunder bisa jadi sangat tinggi (karena rasio
step-up) dan dapat dengan mudah menembus
(mem-breakdown) isolator antara belitan
sekunder.
• Belitan sekunder CT “harus” karena itu selalu
dihubung-singkat (short-circuit), atau
dihubungkan ke meteran atau relai proteksi.
• Jadi suatu CT, jangan pernah dibiarkan
dalam kondisi belitan sekunder terbuka, di
saat belitan primernya membawa arus; ia
harus selalu ditutup melalui meteran arus,
koil relai, koil wattmeter, atau
dihubungsingkat langsung.
• Kelalaian kita dalam hal tersebut bisa
menyebabkan “bahaya” serius kepada
peralatan atau orang yang
mengoperasikannya.
Trafo Tegangan

Trafo tegangan adalah trafo satu fasa step-down yang


mentransformasi tegangan tinggi atau tegangan menengah
ke suatu tegangan rendah yang layak untuk perlengkapan
indikator, alat ukur, relay, dan alat sinkronisasi. Hal ini
dilakukan atas pertimbangan harga dan bahaya yang
dapat ditimbulkan tegangan tinggi. Tegangan
perlengkapan seperti indikator, meter, dan relay dirancang
sama dengan tegangan terminal sekunder trafo tegangan.
Trafo Tegangan Magnetik
Prinsip kerja trafo jenis ini sama dengan trafo daya,
meskipun demikian rancangannya berbeda dalam
beberapa hal, yaitu :
a. Kapasitasnya kecil (10 s/d 150 VA), karena digunakan
untuk daya yang kecil.
b. Galat faktor transformasi dan sudut fasa tegangan
primer dan sekuder lebih kecil untuk mengurangi
kesalahan pengukuran.
c. Salah satu terminal pada sisi tegangan tinggi
dibumikan/ ditanahkan.
d. Tegangan pengenal sekunder biasanya 100 atau
100√3 V
Gambar rangkaian ekivalen
trafo tegangan magnetik :
E = Kumparan Eksitasi
K2
K = Kumparan Kompensasi H2

H = Kumparan Tegangan K2
Tinggi

K1

H1
E1
• Menurut kutubmya trafo tagangan dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Trafo satu kutub : trafo tegangan yang salah satu
terminalnya dibumikan / ditanahkan, dipergunakan untuk
tegangan diatas 30 kV
2. Trafo dua kutub : trafo tegangan yang kedua t
erminalnya diisolir dari bumi / tanah, hanya digunakan untuk
tegangan dibawah 30 kV

R
S
T

a. Satu Kutub b. Dua Kutub


• Penggunaan trafo tegangan yang dipakai untuk
mendeteksi arus gangguan tanah.

Trafo tegangan satu kutub yang dipasang pada jaringan tiga fasa,
disamping belitan pengukuran, umumnya dilengkapi dengan belitan
tambahan yang berfungsi untuk mendeteksi arus ganguan tanah.
Belitan dari ketiga unit tarfo tegangan tersebut dihubungkan seri,
untuk libih jelasnya dapat diperlihatkan pada gambar sebagai
berikut :
• Gamabar : Contoh penggunaan trafo tegangan yang
dipakai untuk mendeteksi arus gangguan
tanah.

R
S
T

VSn VRn
VTn
Vab
a b
Keterangan :
Selama oprasi normal , tidak ada tegangan pada terminal a
– b (Vab=0). Bila tejadi gangguan tanah pada salah satu
fasa (misaldi fasa R), maka tegangan fasa S dan T naik 3
dari tegangan semula, sehingga disekunder kedua trafo
dibangkitkan tegangan 3 Vn.Tegangan pada terminal a – b
sama dengan resutan tegangan sekunder trafo S dan T,
yang besarnya tiga kali harga
tegangan fasa kenetral (3Vn). Tegangan ini memicu relay
gangguan tanah. Tegangan pengenal belitan gangguan
tanah biasanya dipilih sedemikian sehingga saat ganguan
tanah Vab mencapai harga yang sama dengan tegangan
sekunder fasa ke tanah.
Beban Trafo Tegangan
Beban trafo tegangan umumnya adalah alat ukur dan relay, daya
yang dikomsumsi alat ukur dan relay dapat ditabelkan sebagai
berikut :

Meter / Relay Konsumsi Meter / Relay Konsumsi (VA)


(VA) KWH&KVARH- 7,5
Voltmeter 5 meter
Wattmeter 5 Perekam PF- 7,5
meter
PF- Meter 5
Perekam Daya 7,5
Perekam 5 Sinkronoskop 15
Tegangan
Relay 8 - 70
Frekuensi 7,5
Meter
Pemilihan Trafo Tegangan
Dalam pemilihan antara trafo magnetik dengan trafo kapasitif
ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, diantaranya dapat
tabelkan sebagai berikut :

Untuk Keperluan Jenis Trafo


Voltmeter,KWH-meter, Trafo Magnetik
Sinkronisasi,Relay jaraktanpa PLC 1 Unit pembagi kapasitif per sirkit
Komunikasi tanpa meter dan relay 1 Unit trafo pasitif setiap fasa

Relay jarak dengan PLC 1 Unit trafo kapasitif dan 2 unit trafo

Komunikasi dan meter Magnetik atau 3 Unit trafo kapasitif


Trafo Arus
Trafo arus digunakan untuk pengukuran arus yang
besarnya ratusan amper dari arus yang mengalir dalam
jaringan tegangan tinggi. Disamaping untuk penguran
arus, trafo arus juga digunakan untuk pengukuran daya
dan energi, pengukuran jarak jauh dan relay proteksi.
Kumparan primer trafo arus dihubungkan seri dengan
jaringan atau peralatan yang akan diukur arusnya,
sedang kumparan sekunder dihubungkan dengan meter
atau relay proteksi. Pada umumnya peralatan ukur dan
relay membutuhkan arus 1 atau 5 A.
Trafo arus bekerja sebagai trafo yang terhubung singkat,
kawasan trafo arus yang digunakan untuk pengukuran
biasanya 0,05 s/d 1,2 kali arus yang akan diukur, sedang
trafo arus untuk proteksi harus mampu bekerja lebih dari
10 kali arus pengenalnya.
Kontruksi dan prinsip kerja trafo arus
Prinsip kerja trafo arus sama dengan trafo daya satu fasa. Jika
pada kumparan primer mengalir arus I1, maka pada kumparan
primer timbul gayagerak magnet sebesar N1.I1.
Gaya gerak magnet ini mempruduksi fluks pada inti, kemudian
membangkitkan gaya gerak listrik (GGL) pada kumparan
sekunder. Jika termianal kumparan sekunder tertutup, maka
pada kumparan sekunder mengalir arus I2 , arus ini menimbulken
gaya gerak magnet N1I1 pada kumparan sekunder. Bila trafo
tidak mempunyai rugi-rugi (trafo ideal) berlaku persamaan :

I N
N1I1  N2I2 atau
I
1

N
2

2 1
Gambar Rangkaian Ekivalen Trafo Arus :

Zi
I1/k I2

I0 Z0 E2 V2 Z2

Keterangan :
Tegangan terminal sekunder (V2 ) tergantung pada
ipedansi peralatan (Z2 ) yang bisa berupa alat ukur /
relay, sehingga dapat ditulis persamaan :

V2  I2Z 2
Jika tahanan dan reaktansi bocor kumparan trafo dinyatakan
(Z i ), maka ggl pada kumparan sekunder harus lebih besar
dari pada tegangan sekunder agar rugi-rugi tegangan pada
(Z i ) dapat dikompensasi, maka persamaan yang harus
dipenuhi adalah :

E2 V2  E2  I 2 Z2  I 2Zi
atau

E2  I2 Z2  Zi 
Dalam prakteknya trafo arus selalu mengandung arus beban nol
(I0), arus ini menimbulkan fluks (Φ) yang dibutuhkan untuk
membangkitkan gaya gerak listrik E2 :

E 2  4 , 44 fN 2   4 , 44 fN 2 AB
di mana :
f = frekuensi tegangan
Φ = fluks magnetik
A = luas penampang inti trafo
B = rapat medan magnetik
Gaya Gerak Listrik (GGL) inilah yang mempertahankan aliran arus
I2 pada impedansi (Z2+ Z i). Oleh karena itu, amper belitan yang
ditimbulkan arus beban nol harus dapat mengimbangi amper
belitan yang ditimbulkan arus primer dan sekunder :

N1I0  N1I1  N2 I2
Perbedaan Utama Trafo Arus dengan Trafo Daya :

a. Jumlah belitan kumparan primer sedikit, tidak lebih dari


lima belitan.
b. Arus primer tidak dipengaruhi beban yang terhubung
pada kumparan sekunder, karena arus primer
ditentukan oleh arus pada jaringan yang di ukur.
c. Semua beban pada kumparan sekunder dihubungkan
seri.
d. Terminal sekunder trafo arus tidak boleh terbuka, oleh
karena itu terminal kumparan sekunder harus selalu
dihubungkan dengan beban atau hubung singkat jika
bebannya belum dihubungkan
Rangkuman
• Trafo tegangan adalah trafo step-down yang
mentransformasi tegangan tinggi atau tegangan menengah
ke suatu tegangan rendah yang layak untuk perlengkapan
indikator, alat ukur, relay, dan alat sinkronisasi.
• Ada dua jenis trafo tegangan yaitu :trafo tegangan magnetik
dan trafo pembagi tegangan kapasitip.
• Menurut kutubmya trafo tagangan dibedakan menjadi dua
yaitu :
a. Trafo satu kutub : trafo tegangan yang salah satu
terminalnya dibumikan / ditanahkan, dipergunakan
untuk tegangan diatas 30 kV
b. Trafo dua kutub : trafo tegangan yang kedua
terminalnya diisolir dari bumi / tanah, hanya digunakan
untuk tegangan dibawah 30 kV
• Trafo arus digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya
ratusan amper dari arus yang mengalir dalam jaringan tegangan
tinggi. Disamaping untuk penguran arus, trafo arus juga
digunakan untuk pengukuran daya dan energi, pengukuran jarak
jauh dan relay proteksi.
• Kelas trafo arus dinyatakan dengan tanda “nP”, dimana n
menunjukan kelas ketelitian dan P menujukkan trafo arus untuk
proteksi.
• Trafo arus proteksi untuk keperluan khusus diberi tanda “nPS”.
Trafo arus khusus ada dua jenis yaitu trafo arus reaktansi
rendah dan trafo arus reaktansi tinggi.
SOAL
JAWABAN DIEMAIL SEBELUM JAM 9 PM
1. Untuk keperluan apa trafo tegangan yang anda ketahui
dan sebutkan jenis dari trafo tegangan tersebut ?
2. Sebutkan perbedaan antara trafo tegangan dengan trafo
daya ?
3. Gambarkan trafo tegangan satu kutub dan dua kutub ?
4. Gambarkan rangkaian belitan tambahan pada trafo
tegangan satu kutub yang dipakai untuk mendeteksi arus
gangguan tanah ?
5. Gambarkan rangkaian ekivalen dari trafo tegangan
kapasitip dan berikan persamaan matematisnya ?
6. Gambarkan dan jelaskan koneksi CT dan relai proteksi.
7. Sebutkan perbedaan trafo arus dengan trafo daya ?
8. Sebutkan dan jelaskan tanda untuk kelas trafo arus ?

Anda mungkin juga menyukai