Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTIKUM TRAY DRYING

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 2


Dosen Pembimbing : Ir. Emma Hermawati Muhari, M.T.

Oleh
Hervita Khoirun Nisa NIM 181411078
Naufal Rafi Prabawa NIM 181411083
Putri Utami Dita Cahya NIM 181411085
Kelompok : 8
Kelas : 2C

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2020
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Proses pengawetan bahan pangan sudah dilakukan pada zaman dahulu.
Manusia menciptakan berbagai ide untuk mengawetkan bahan pangan, seperti
pengasapan, pengeringan, pembekuan, pengasinan dan lain-lain. Menurut
Pelczar (1998) proses pengawetan tersebut telah dilakukan pada 3500 sampai
2500 SM, dan baru abad ke-19 ditemukan kaitan antara kerusakan bahan
pangan dengan mikroorganisme. Sehingga sampai sekarang proses pengawetan
makanan terus dikembangkan.
Bahan pangan mengandung berbagai nutrisi, seperti karbohidrat,
protein, lemak, mineral dan vitamin. Nutrisi tersebut sangat dibutuhkan untuk
pertumbuhan mikroorganisme, sehingga menjadi tempat berkembang biak
mirkoorganisme. Apabila mikroorganisme tersebut menghasilkan toksin maka
menjadi sangat berbahaya bagi konsumen sehingga diperlukan cara
pengawetan untuk setiap bahan pangan. Salah satunya dengan pengeringan.
Pengeringan adalah proses pengawetan dengan pengurangan kadar air. Air
menjadi kebutuhan mikroorganisme untuk tumbuh, dengan berkurangnya kadar
air maka pertumbuhan pun akan terhambat.
Selain dapat menghambat mikroorganisme, pengeringan dapat
menjadikan bahan pangan memiliki daya simpan yang cukup lama. Hal itu
disebabkan kadar air yang cukup tinggi setelah panen menyebabkan tetap
berlangsungnya reaksi kimia dalam bahan pangan. Apabila kadar air dikurangi
maka reaksi kimia akan terhambat.
Proses pengeringan yang sederhana bisa dilakukan dengan penyinaran
langsung sinar matahari. Alat yang dapat digunakan yaitu oven, cabinet dryer,
tunnel dryer, tray dryer,rotary dryer dan lain-lain.
1.2. Tujuan
Setelah melaksanakan praktikum ini, praktikan diharapkan untuk :
1. Mengerti tentang sifat karakteristik bahan yang dikeringkan.
2. Dapat membuat kurva karakteristik pengeringan.
3. Mengetahui cara yang sederhana untuk menentukan tiga harga karakteristik
pengeringan, yaitu:
a) Konstanta laju pengeringan konstan.
b) Kandungan air kritik.
c) Kandungan air setimbang.

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Pengeringan
Pengeringan merupakan proses penurunan kadar air bahan sampai
mencapai kadar air tertentu sehingga dapat memperlambat laju kerusakan
produk akibat aktivitas biologi dan kimia. Pengeringan pada dasarnya
merupakan proses perpindahan energy yang digunakan untuk menguapkan air
yang berada dalam bahan, sehingga mencapai kadar air tertentu agar kerusakan
bahan pangan dapat diperlambat. Kelembapan udara pengering harus
memenuhi syarat yaitu sebesar 55 – 60% . Perpanjangan daya simpan terjadi
karena aktivitas mikroorganisme dan enzim menurun sebagai akibat jumlah air
yang dibutuhkan untuk aktivitasnya tidak cukup. Proses pengeringan bukan
merupakan proses sterilisasi. Produk yang sudah dikeringkan harus dijaga
supaya kadar airnya tetap rendah. Pengeringan adalah proses pengeluaran air
atau pemisahan air dalam jumlah yang relative kecil dari bahan dengan
menggunakan energi panas (Pinem, 2004).
Hasil dari proses pengeringan adalah bahan kering yang mempunyai
kadar air setara dengan kadar air keseimbangan udara (atmosfir) normal atau
setara dengan nilai aktivitas air (aw) yang aman dari kerusakan mikrobiologis,
enzimatis dan kimiawi. Pengertian proses pengeringan berbeda dengan proses
penguapan (evaporasi). Proses penguapan atau evaporasi adalah proses
pemisahan uap air dalam bentuk murni dari suatu campuran berupa larutan
(cairan) yang mengandung air dalam jumlah yang relatif banyak. Meskipun
demikian ada kerugian yang ditimbulkan selama pengeringan yaitu terjadinya
perubahan sifat fisik dan kimiawi bahan serta terjadinya penurunan mutu bahan
(Astutik, 2008).
Menurut Earle (1969), faktor-faktor yang mempengaruhi penguapan
adalah :
a. laju pemanasan waktu energi (panas) dipindahkan pada bahan.
b. Jumlah panas yang dibutuhkan untuk menguapkan tiap puond (lb) air.
c. Suhu maksimum pada bahan.
d. Tekanan pada saat terjadinya penguapan.
e. Perubahan lain yang mungkin terjadi di dalam bahan selama proses
penguapan berlangsung.
Bahan pangan yang dihasilkan dari produk-produk pertanian pada
umumnya mengandungkadar air. Kadar air tersebut apabila masih tersimpan
dan tidak dihilangkan, maka akan dapat mempengaruhi kondisi fisik bahan
pangan. Contohnya, akan terjadi pembusukan dan penurunan kualitas akibat
masih adanya kadar air yang terkandung dalam bahan tersebut. Pembusukan
terjadi akibat dari penyerapan enzim yang terdapat dalam bahan pangan oleh
jasad renik yang tumbuh dan berkembang biak dengan bantuan media kadar air
dalam bahan pangan tersebut. Mikroorganisme membutuhkan air untuk
pertumbuhan dan perkembangbiakannya. Jika kadar air pangan dikurangi,
pertumbuhan mikroorganisme akan diperlambat. Untuk mengatasi hal tersebut,
diperlukan adanya suatu proses penghilangan atau pengurangan kadar air yang
terdapat dalam bahan pangan sehingga terhindar dari pembusukan ataupun
penurunan kualitas bahan pangan. Salah satu cara sederhananya adalah dengan
melalui proses pengeringan. Pengeringan merupakan tahap awal dariadanya
pengawetan. Pengeringan akan menurunkan tingkat aktivitas air (Water
Activity) atau Aw yaitu jumlah air yang dapat digunakan oleh mikroorganisme
untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya), berat dan volume pangan (Sri
Mulia, 2008).
Bahan pangan yang dikeringkan pada umumnya berubah warnanya
menjadi coklat. Perubahan warna tersebut disebabkan reaksi browning, baik
enzimatik maupun non-enzimatik. Reaksi browning non-enzimatik yang paling
sering terjadi adalah reaksi antara asam amino dan gula reduksi. Reaksi asam
asam amino dengan gula pereduksi dapat menurunkan nilai gizi protein yang
terkandung di dalamnya. (Winarno et al., 1993)
Mekanisme pengeringan adalah bagian terpenting dalam teknik
pengeringan karenadengan mengetahui mekanisme pengeringan dapat
diperkirakan jumlah energi dan waktu proses optimum untuk tujuan
pengawetan dengan pengeringan. Energi yangdibutuhkan dalam pengeringan
terutama adalah berupa energi panas untuk meningkatkan suhu dan menambah
tenaga pemindahan air.Waktu proses erat kaitannya dengan laju pengeringan
dan tingkat kerusakan yang dapat dikendalikan akibatpengeringan (Afrianti,
2008).
Faktor yang dapat mempengaruhi pengeringan suatu bahan adalah
(Buckle et al, 1987) :
a. Sifat fisik dan kimia dari bahan, meliputi bentuk, komposisi, ukuran, dan
kadar air yang terkandung didalamnya.
b. Pengaturan geometris bahan. Hal ini berhubungan dengan alat atau media
yang digunakan sebagai perantara pemindah panas.
c. Sifat fisik dari lingkungan sekitar alat pengering, meliputi suhu, kecepatan
sirkulasi udara, dan kelembaban.
d. Karakteristik dan efisiensi pemindahan panas alat pengering.
Metode dan proses pengeringan dapat diklasifikasikan dalam berbagai
cara yang berbeda. Proses pengeringan dapat dikelompokkkan sebagai:

1. Batch: Bahan dimasukkan ke dalam peralatan pengering dan pengering


berlangsung selama periode waktu tertentu.
2. Kontinu: Bahan ditambahkan secara terus-menerus ke dalam pengering dan
bahan kering dipindahkan secara terus-menerus. (Dewi, 2010)

Gambar 2.1. Macam-macam Proses Pengeringan Adiabatik

Alat pengering produk sudah sangat dikenal dan banyak digunakan


di dunia industri (menggunakan prinsip kerja adiabatik), contohnya adalah :
1. Tray Dryer
Bahan yang dikeringkan dengan cara ini berupa lembaran.
Lembaran tersebut disimpan pada tray kemudian ditiupkan udara panas
pada permukaannya, sehingga air yang terkandung di dalamnya akan
menguap. (Mc Cabe, 1999)
2. Drum (Rotary) Dryer
Rotary drier atau bisa disebut drum drier adalah alat pengering
yang dipanaskan dengan menggunakan tungku atau gasifier. Alat ini
berbentuk drum yang berputar secara terus-menerus. Alat ini dapat
bekerja pada airan udara melalui poros silinder pada temperatur 649-982
o
C, akan tetapi pengering ini lebih banyak digunakan pada temperatur
204-482 oC. Bahan yang digunakan berupa biji-bijian atau butiran.
3. Spray Drier
Spray dryer merupakan alat yang melakukan proses pengeringan
spray drying, dari proses ini diharapkan dapat menghasilkan produk
bubuk melalui penguapan cairan. Proses ini memakai atomisasi cairan
untuk membentuk droplet, setelah itu droplet yang dihasilkan akan
dikeringkan menggunakan udara kering yang memiliki tekanan dan
temperatur yang tinggi. Bahan yang biasa dikeringkan pada proses ini
berupa emulsi, dispersi dan suspens dengan produk akhir berupa bubuk,
granula atau aglomerat.
4. Fluidized Bed Dryer
Fluidized Bed Drying merupakan proses pengeringan dengan
memanfaatkan aliran udara panas dengan kecepatan tertentu. Aliran
panas tersebut dilewatkan menembus hamparan bahan sehingga
hamparan bahan tersebut memiliki sifat seperti fluida. Metode
pengeringan ini banyak digunakan untuk pengeringan bahan berbentuk
butiran atau partikel. Proses pengeringan pada alat ini dipercepat dengan
cara meningkatkan aliran udara panas sampai bahan yang ingin
dikeringkan terfluidisasi. Pada kondisi ini, berlangsung penghembusan
bahan sehingga memperbesar luas kontak pengeringan, peningkatan
koefisien perpindahan kalor konveksi, dan peningkatan laju difusi uap
air.
5. Continuous Through Circulation Dryer
Bahan yang dikeringkan dengan cara ini berupa lembaran.
Lembaran itu dihamparkan lalu dilewatkan pada udara panas. Proses ini
berjalan secara kontinyu.
2.2. Tekanan Uap Air dan Kelembaban
2.2.1. Tekanan Uap Murni
Air murni dapat berada dalam tiga keadaan fisik yang
berbeda, yaitu es padat, cair, dan uap. Keadaan fisik tersebut
tergantung pada tekanan dan temperature.
Gambar 2.2. Diagram Fase untuk Air
Gambar 2.2 menggambarkan tiga keadaan air dan
hubungannya dengan tekanan temperature pada saat kesetimbangan.
Dalam gambar tersebut diperlihatkan daerah padat, cair, dan uap.
Sepanjang garis AB, fase cair dan fase uap berada dalam
keseimbangan. Keseimbangan fase es (padat) dan cair diperlihatkan
garis AC, serta pada garis AD merupakan daerah keseimbangan fase
es (padat) dan fase uap. Jika es pada poin (1) dipanaskan pada tekanan
konstan, temperature naik dan keadaan fisik bergerak horizontal. Saat
garis melintas AC, padatan meleleh, dan saat melintas AB cairan
menguap. Bergerak dari titik (3) ke (4), es menyublim (menguap)
menjadi uap tanpa menjadi cair.
2.2.2. Humiditas dan Kurva Humiditas
Kandungan air yang terdapat paga padatan basah mempunyai
tckanan uap yangbesarnya tergantung pada jumlah kebasahan. dan
temperatur padatan. Jlka padatan dikontakkan dengan udara yang
mempunyai tekanan uap parsial p, maka padatan akan kehilangan atau
menyerap kebasahan sampai tekanan uap kebasahan sama dengan p.
Pada keadaan tersebut kcbasahan yang terdapat dalam padatan berada
dalam keseimbangan dengan udara (gas). Kandungan kebasahan yang
tersisa pada padatan disebut kandungan kebasahan pada saat
keseimbangan (Equilibrium Moisture Content).
Kandungan air kesetimbangan suatu bahan dipengaruhi oleh
ukuran partikel (specific surface) dan temperatur. Suatu bahan akan
menghasilkan suatu kurva keseimbangan yang spesifik. Diagram yang
praktis untuk menunjukkan sifat-sifat campuran gas permanen dan gas
yang mampu kondensasi disebut grafik kelembaban (humidity chart).
Diagram untuk campuran udara dan air ada 1 atm disajikan pada
gambar 2.3 Grafik ini terdapat dalam berbagai bentuk gambar 2.3
didasarkan atas grafik carrier.
Pada gambar 2.3, suhu dipetakan sebagai absis sedang
ordinatnya adalah kelembaban. Setiap titik pada grafik itu
menunjukkan kelembaban suatu campuran tertentu antara udara dan
air. Garis kurva bertanda “100%” menunjukkan kelembaban udara
jenuh sebagai fungsi suhu udara. Setiap titik yang terletak di atas dan
di sebelah kiri dari garis jenuh itu menunjukkan suatu campuran udara
dan air cair. Setjap Ijtik yang berada di bawah garis jenuh
menunjukkan udara yang tidak jenuh, dan titik-titk pada sumbu suhu
adalah udara kering. Garis-garis lengkung antara garis jenuh dan
sumbu suhu yang ditandai dengan persen menunjukkan campuran
udara-air pada persen kelembaban tertentu. Garis-garis mixing ditarik
ke bawah dan ke kanan garis jenuh disebut garis-garis pendinginn
adiabatik (adiabatic-cooling lines).
Pada Gambar 2.3 tertera pula garis-garis mengenai volume
spesifik udara kering dan volume jenuh. Kedua garis itu merupakan
grafik volume terhadap suhu. Volume dibaca pada sebelah kiri.
2.3. Kandungan Air Kesetimbangan Bahan
Data kesetimbangan untuk zat padat lembab biasanya diberikan
sebagai hubungan antara kelembaban relatif gas dan kandungan zat cair di
dalam zat padat, dalam massa zat cair per satuan massa zat padat per kering-
tulang. Contoh hubungan kesetimbangan itu terlihat pada gambar 2.4.
Kurva jenis ini boleh dikatakan tidak tergantung terhadap suhu.
Bila suatu zat padat basah dikontakkan dengan udara yang
kelembabannya lebih rendah dari kandungan kebasahan zat padat itu,
seperti terlihat pada kurva kesetimbangan kelembaban, zat padat itu akan
melepaskan sebagian dari kebasahannya dan mengering sampai seimbang
dengan udara. Bila udara itu lembab dari zat padat yang berada dalam
kesetimbangan dengan udara itu, maka zat padat akan menyerap kebasahan
dari udara, schingga tercapailah keseimbangan.
Dalam fase fluida, difusi ditentukan oleh beda konsentrasi
(dinyatakan dalam fraksi mol). Namun di dalam zat padat basah, istilah
fraksi mol tidak banyak artinya. Untuk mudahnya, perhitungan-perhitungan
pengeringan selalu dinyatakan dalam massa air per satuan massa zat padat
kering-tulang (Geankoplis, 1993).
2.3.1. Kandungan Air untuk Bahan Anorganik
Apabila suatu bahan mengandung air lebih banyak daripada
kandungan air kesetimbangannnya, maka jika dikontakkan dengan
gas yang mcmpunyai humiditas dan temperatur tertenm, bahan
tersebut akan mengen’ng hingga mencapai nilai kandungan air
kesetimbangannya. Sebaliknyajika bahan tersebut mcngandung lebih
kecil dan‘ nilai kandungan air kesetimbangannya; maka bahzm
tersebut akan mengadsorbsi air sampai bahan temebut mencapai
kandungan air kesetimbangan. Untuk udara yang mempunyai
humiditas 0%, nilai kandungan air kesetimbangan dari semua bahan
adalah 0.
Gambar 2.3. Psychometric Chart

Kandungan air kesetimbangan bervariasi tipe bahan untuk


setiap persen relative humiditas yang diberikan, seperti pada gambar
2.4 yang memperlihatkan beberapa tipe bahan pada temperatur kamar.
Padatan yang tidak dapat larut dan tidak berongga cemderung
mempunyai kandungan kebasahan cukup rendah, seperti
diperlihatkan pada bahan glass wool dan kaolin. Untuk bahan yang
bersel, berongga, seperti bahan organik dan biologi
umumnya mempunyai kandungan air kesetimbangan yang besar.
Contoh pada gambar 2.4 adalah kulit, wool, dan kayu.
Gambar 2.4. Kurva Kebasahan Berbagai Bahan
2.3.2. Kandungan Air Keseimbangan
Udara yang memasuki pengering jarang sekali berada dalam
keadaan benar-benar kering, tetapi selalu mengandung kebasahan yang
mempunyai kelembaban relatif tertentu. Untuk udara yang mempunyai
kelembaban relatif tertentu, kandungan kebasahan di dalam zat padat
yang keluar dari pengering tidak bisa kurang dari kebasahan
keseimbangan yang berkaitan dengan kelembaban udara masuk. Bagian
air yang tcrdapat dalam zat padat yang basah itu tidak dapat dikeluarkan
dengan udara masuk karena udara masuk ini mengandung kelembaban
pula, yang disebut kebasahan keseimbangan
2.4. Laju Pengeringan dan Waktu Pengeringan
Data dari proses pengeringan batch biasanya dapat di konversi ke dalam
data laju pengeringan sesuai dengan cara berikut. Pertama, data dihitung
kembali jika W (kg) adalah berat dari padatan basah (total betat padatan kering
+ berat air yang terkandung dalam padatan tersebut) dan Ws (kg) adalah berat
padatan kering

𝑊−𝑊𝑠 𝑘𝑔 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑖𝑟


Xt = = (2-1)
𝑊𝑠 𝑘𝑔 𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
Untuk kondisi pengeringan konstan, keseimbangan kandungan air
(X*) dalam kg keseimbangan kandungan air per kg padatan kering
ditentukan. Kemudian kelembaban air bebas (X) dalam kg air bebas per kg
padatan kering dihitung untuk masing-masing harga diri X.

X= Xt – X* (2-2)

Dengan menggunakan data yang dihitung dari persamaan di atats,


plot X vs t seperti pada gambar 2.5 (a). Untuk memperoleh kurva laju
pengeringan dari grafik ini, slope dari yang digambarkan pada kurva
tersebut dapat dihitung dimana diberikan harga X pada harga t tertentu. Laju
R dihitung dengan cara

𝐿𝑠 𝑑𝑥
R= - (2-3)
𝐴 𝑑𝑡

Dimana R adalah laju pengeringan dalam kg.H2O/h.m2, Ls (kg) dari


padatan kering yang digunakan, dan A menunjukkan daerah permukaan
untuk pengeringan dalam m2 (Geankoplis, 1993).

Gambar 2.5. Kurva Laju Periode Konstan


Pada Gambar 2.5(b) ditunjukkan kurva laju pengeringan konstan. Pada
t=0, kandungan air bebas ditunjukkan pada titik A. Pada permulaan temperatur
padatan biasanya lebih dingin dari pada temperatur akhir, dan laju penguapan
akan meningkat. Pada titik B temperatur permukaan meningkat ke harga
kesetimbangannya, tapi jika padatan tcmperatur awalnya agak panas laju
mungkin akan dimulai pada titik A’. Keadaan unsteady-state biasanya agak
pendek dan itu sering diabaikan pada analisis waktu pcngeringan.

Dari titk B kc C pada gambar 2. 5(3) dihubungkan garis lurus,


dikarenakan slope dan laju adalah konstan pada periode ini. Constant-rate
period pada gambar 2. 5(b) ditunjukkan oleh garis BC. Pada titik C dikedua
kurva, laju pengeringan menurun kefallin-rate period hingga mencapai titik D.

Pada tititk D laju pcngeringan jatuh lebih cepat sampai mencapai titik
E, dimana kandungan air pada kesetimbangan adalah X dan X-X*= 0. Pada
beberapa material yang dikeringkan, daerah CD mungkin tidak ada.
Perhitungan waktu pengeringan pada periode laju konstan:

(2-4)

2.5. Tray Dryer


Tray Dryer merupakan salah satu alat pengering yang terdiri atas
beberapa komponen utama yaitu tray, pemanas (heater), timbangan, dan
blower. Pengeringan mcnggunakan alat ini dilakukan dengan cara adiabatik,
yaitu bahan yang akan dikeringkan dikontakkan langsung dengan udara panas.
Bahan yang akan dikeringkan harus dalam bentuk lembaran padatan yang
mengandung air. Bahan tersebut dihamparkan pada tray. Proses pengeringan
terjadi saat pemanas mulai menyala, panas yang dihasilkan dialirkan dengan
menggunakan blower sehingga udara panas tersebut melintasi permukaan
padatan yang dihamparkan di atas tray. Udara panas tersebut kondisinya belum
jenuh, kemudian pada saat udara panas tersebut bersinggungan dengan padatan
akan mencapai kondisi jenuh. Perbedaan kondisi permukaan padatan dengan
fasa ruah, dimana padatan memiliki konsentrasi yang lebih tinggi dari fasa ruah
menyebabkan terjadinya gaya dorong perpindahan massa, maka air yang
terkandung dalam padatan akan berpindah ke udara. Untuk mengetahui berapa
massa air yang hilang, dapat diketahui dengan cara menghitung selisih antara
massa padatan sebelum dikeringkan dan massa padatan setelah dikeringkan.

Pada proses pengeringan dalam tray dryer aliran udara panas yang
dialirkan harus merata agar proses pengeringan pada setiap tray dapat
berlangsung seimbang. Pada rancang bangun tray dryer kali ini sumber aliran
udara berasal dari blower. Aliran udara yang dihembuskan dari blower harus
dapat diatur agar bahan yang dikeringkan tidak terfluidisasi.

2.6. Kandungan dan Manfaat Buah Tin


Buah tin atau juga dikenal dengan nama ara dan fig adalah buah yang
disebutkan di dalam Alquran yang mengandung antioksidan super. Menurut
penelitian pada tahun 2005, antioksidan di dalam buah tin ampuh untuk
mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas. Tin juga termasuk sumber
vitamin A, vitamin B kompleks, vitamin C, vitamin K, kalium, magnesium,
seng, mangan, tembaga, dan zat besi yang baik.

Gambar 2.6. Buah Tin


Berikut ini adalah beberapa manfaat dari buah tin :
1) Mengobati Penyakit Kulit
Dalam beberapa tradisi pengobatan tradisional, buah tin digunakan
untuk mengobati berbagai masalah kulit seperti eksim, vitiligo, dan
psoriasis. Belum ada penelitian ilmiah yang konklusif, tetapi bukti
anecdotal dan penelitian awal menunjukkan hasil yang menjanjikan.
2) Menjaga Berat Badan
Serat dalam buah tin dapat membantu menurunkan berat badan dan
sering direkomendasikan untuk orang-orang gemuk. Menurut sebuah
penelitian oleh Dr. Joe Vinson dari The University of Scranton, buah-
buahan kering, terutama buah tin adalah sumber nutrisi yang unggul.
Namun, jumlah kalorinya yang tinggi juga dapat menyebabkan
penambahan berat badan, terutama ketika dikonsumsi dengan susu.
3) Mengobati Disfungsi Seksual
Selama berabad-abad, buah tin telah direkomendasikan untuk
mengatasi disfungsi seksual seperti kemandulan serta disfungsi ereksi.
Buah ini diyakini sebagai obat kuat atau suplemen seksual selama berabad-
abad. Sebagian besar karena kandungan vitamin dan mineral di dalamnya.
4) Menjadikan Kulit Cantik dari Dalam
Buah tin adalah sumber vitamin, antioksidan, dan mineral yang
sangat baik untuk kulit. Nutrisi ini dapat meningkatkan kesehatan secara
keseluruhan dan membantu sirkulasi darah serta nutrisi, sehingga kulit
senantiasa cantik.
5) Masker wajah
Buah tin mentah dapat digunakan untuk membuat masker wajah
yang kaya antioksidan dan kaya nutrisi. Cukup hancurkan buah tin dan
aplikasikan ke wajah dengan gerakan melingkar. Tambahkan 1 sendok
makan yogurt untuk manfaat pelembap tambahan. Diamkan masker selama
10 hingga 15 menit dan bilas secara menyeluruh dengan air hangat. Jangan
gunakan buah tin sebagai masker jika kulit rawan alergi.
6) Memperkuat rambut
Buah ini dipercaya untuk memperkuat dan melembapkan rambut,
dan merangsang kesuburannya. Penelitian ilmiah tentang manfaat buah tin
untuk rambut masih kurang, tetapi ada beberapa bukti yang menunjukkan
bahwa beberapa vitamin dan mineral di dalamnya dapat membantu
menjaga rambut Anda tetap sehat. Ini karena kandungan seng, tembaga,
selenium, magnesium, kalsium, vitamin B, dan vitamin C di dalamnya.
7) Menurunkan tekanan darah
Orang biasanya mengonsumsi natrium dalam bentuk garam, tetapi
kadar kalium rendah dan natrium yang tinggi dapat menyebabkan
hipertensi. Buah tin mengandung banyak kalium dan rendah sodium,
sehingga mampu mengatasi hipertensi. Ini juga menjadikan tin sebagai
bahan makanan yang berkhasiat menenangkan saraf.
8) Memperkuat tulang
Studi mengatakan bahwa buah tin kaya akan kalsium yang
merupakan salah satu komponen terpenting dalam memperkuat tulang dan
mengurangi risiko osteoporosis. Buah tin juga kaya fosfor yang mendorong
pembentukan tulang dan memacu regenerasi jika ada kerusakan atau
degradasi pada tulang.
9) Mencegah kanker perut dan kulit
Fakultas Farmasi, Nutrisi dan Ilmu Kesehatan Universitas Calabria,
Italia menyatakan bahwa buah tin merupakan sumber senyawa bioaktif
seperti asam lemak dan fenol. Senyawa ini membantu menurunkan risiko
kanker kulit.
Menurut sebuah penelitian, buah ini kaya akan enzim proteolitik
yang dapat membantu menghambat pertumbuhan kanker di lambung.
Kandungan serat tin bermanfaat bagi kesehatan secara keseluruhan dan
membantu mencegah beberapa jenis kanker seperti kanker perut, usus
besar, dan kanker payudara.
10) Meredakan nyeri tenggorokan
Kandungan lendir yang tinggi pada buah tin membantu
menyembuhkan dan mencegah sakit tenggorokan. Sifat menenangkan dari
sari buah ini juga dapat menghilangkan rasa sakit dan stres pada pita suara.

III. METODOLOGI PERCOBAAN


3.1. Alat dan Bahan
• Alat
Alat utama yang dipakai untuk praktikum adalah:
1. Tray dryer beserta kelengkapannya, seperti blower dan timbangan.
2. Termometer bola basah dan kering.
3. Jam digital yang dapat di-reset
• Bahan
Bahan yang dipakai untuk praktikum adalah buah tin.

Gambar 3.1. Skema Alat dan Panel dari Alat Tray Drying
3.2. Prosedur Percobaan
3.2.1. Persiapan
Lakukan pengirisan seragam pada bahan yang akan dikeringkan dengan
ketebalan tidak lebih dari 3 mm. Bentuk irisan sebaiknya kotak.

Jika diinstruksikan oleh pembimbing, rendam bahan yang sudah diiris


dalam air biasa selama 5 menit, lalu tiriskan. Untuk bahan yang mengalami
pencoklatan (browning), perendaman dilakukan dalam air garam.

Timbang berat tray kosong

Letakkan bahan dalam tray sampai memenuhi


permukaannya, atau jika tidak penuh ukur luasnya.

Pasang tray dalam penggantungnya, pasangkan


timbangan, dan hubungkan semua koneksi listrik.

Catat berat yang ditunjukkan oleh timbangan sebagai berat


awal.

3.2.2. Pengamatan Berat Kering


Timbang sebuah cawan pijar

Ambil sepotong sampel yang sudah diketahui


luasnya, tidak boleh lebih dari 2 cm x 2 cm.

Letakkan sampel di atas cawan pijar, timbang


beratnya

Panaskan dalam oven bersuhu 100°C sampai tercapai berat


konstan, atau waktu pengeringan 24 jam.

Setelah selesai langkah di atas, timbang berat


cawan pijar berisi sampel kering.
3.2.3. Start Up

Naikkan ke atas (ON) E.L.C.B.

Tekan tombol "START"

Nyalakan blower dan atur laju udaranya


melalui otensiometer dan gunakan anemometer
digital.

Nyalakan pemanas dan atur temperatur T11


melalui potensiometer.

Tunggu 10 menit sampai kondisi steady state.

Catat temperatur T11, T12, dan kelembaban


T11, T12.

Tempatkan bahan yang akan dikeringkan ke


dalam tray (kalau diperlukan pelarut, hanya
boleh menggunakan air.

Masukkan tray yang sudah terisi ke dalam


tunnel dan tutup kembali.

Nyalakan stopwatch, catat temperatur,


kelembaban, dan berat secara periodik.
3.2.4. Pengamatan

Catat berat tray yang berisi


bahan setiap 5 menit

Jika telah teramati berat konstan


selama 20 menit berturut-turut,
hentikan pengamatan

3.2.5. Shut Down

Matikan pemanas.

Matikan blower, putar


potensiometer ke posisi NOL.

Matikan E.L.C.B.

Buka pintu tunnel dan


pindahkan tray

Bersihkan tray dengan air dan


sabun

Untuk kondisi darurat, tekan


tombol "EMERGENCY"
3.3. Keselamatan Kerja
1. Aturan Umum
• Sebelum bekerja di laboratorium, persiapkan dengan betul-betul
mengenai peraturan di laboratorium dan menguasai materi praktikum
dengan sebaik-baiknya, mulai dari tujuan, konsep dasar, prosedur dan
teknik-teknik pengerjaanyang akan dilakukan.
• Di dalam ruangan laboratorium, tidak diperbolehkan: merokok, makan
dan minum. Diharuskan memakai jas laboratorium atau wearpack dan
memakai sepatu tertutup(bukan sandal)
2. Menanggulangi kecelakaan/kebakaran
Jika terjadi kecelakaan atau kebakaran, yang pertama dilakukan adalah tetap
tenang dan jangan panik.
IV. DATA PENGAMATAN
4.1. Objek Pengamatan
a. Jenis sampel : Buah Tin
b. Tebal irisan :-
c. Ukuran :-
d. Luas bahan (atas dan bawah) :-
4.2. Variabel Operasi
a. Set point temperatur pemanas :-
b. Tray yang dipakai :-
4.3. Kondisi Udara Lingkungan
a. Suhu bola kering :-
b. Suhu bola basah :-
c. Cuaca :-
4.4. Pengukuran Berat Kering Solid
a. Cawan kosong : 12,3649 gram
b. Cawan + berat basah sampel : 17,8649 gram (Asumsi)
c. Cawan + berat kering sampel : 13,3649 gram (Asumsi)
4.5. Pengamatan Berat dalam Tray Dryer
a. Berat tray kosong : 337,7 gram
b. Berat tray awal + sampel : 398,7 gram
Hasil ini dimasukkan ke dalam tabel perkembangan berat total untuk
waktu = 0
c. Panjang tray : 27 cm
d. Lebar tray : 21,5 cm
e. Luas Permukaan tray atas dan bawah
21,5 cm x 27 cm = 580,5 cm2 = 0,05805 m2
Keterangan : Data panjang tray dan lebar tray diambil dari data
kelompok sebelumnya yang telah melakukan praktikum di laboratorium.
f. Perkembangan berat total sampel dan tray sepanjang waktu sesuai tabel
berikut.

Waktu Berat Berat Bersih Temperatur Humiditas Q


No.
(menit) (gram) (gram) In Out In Out (m/s)
1 0 398,7 48,6351 65 42,6 5,9 21 1,5
2 20 397,2 47,1351 65 42,8 5,3 20,4 1,5
3 40 395,6 45,5351 65 42,5 5,3 21,1 1,5
4 60 394,9 44,8351 65 42,5 5,1 21,2 1,5
5 80 393,5 43,4351 65 42,5 5,8 21,4 1,5
6 100 391,9 41,8351 65 42,5 5,9 22,6 1,5
7 120 390,9 40,8351 65 42,4 5,6 22,1 1,5
8 140 390,2 40,1351 65 42,5 6 24,2 1,5
9 160 389,1 39,0351 65 42,3 6,7 25,5 1,5
10 180 388,2 38,1351 65 42,1 7,1 26,1 1,5
11 200 387,4 37,3351 65 42,7 6,8 23 1,5
12 220 386,3 36,2351 65 42,8 6 22 1,5
13 240 385,5 35,4351 65 42,7 5,9 22 1,5
14 260 384,8 34,7351 65 42,3 6,3 22,2 1,5
15 280 383 32,9351 65 41,8 6,4 24,9 1,5
16 300 382,2 32,1351 65 42,1 6,3 24,1 1,5
17 320 381,4 31,3351 65 42,4 5,8 23,2 1,5
18 340 380,3 30,2351 65 2,4 5,7 22,4 1,5
19 360 379,7 29,6351 65 42,8 5,7 20,7 1,5
20 380 379 28,9351 65 42,8 5,4 20,5 1,5
21 400 378,3 28,2351 65 42,7 5,4 20,7 1,5
22 420 377,5 27,4351 65 42,8 5,5 20,2 1,5
23 440 377,1 27,0351 65 42,9 5,2 20,2 1,5
24 460 376,8 26,7351 65 42,9 5,4 20,3 1,5
25 480 376,4 26,3351 65 43,2 5,3 19,5 1,5
26 500 375,7 25,6351 65 43,3 5,4 19,7 1,5
27 520 375,1 25,0351 65 43,2 5,7 20,1 1,5
28 540 374,8 24,7351 65 43 6,1 20,4 1,5
29 560 374,7 24,6351 65 43,2 6 20,3 1,5
30 580 374,1 24,0351 65 43,2 5,8 20,1 1,5
31 600 373,6 23,5351 65 43,3 5,7 20,2 1,5
32 620 372,8 22,7351 65 43 6,1 21 1,5
33 640 372,6 22,5351 65 43,1 6,1 20,8 1,5
34 660 372,3 22,2351 65 43,3 5,7 20,4 1,5
35 680 371,8 21,7351 65 43,4 5,3 20,3 1,5
36 700 371,2 21,1351 65 43,5 5,4 19,7 1,5
37 720 370,7 20,6351 65 43,2 5,4 20,1 1,5
38 740 370,4 20,3351 65 43,6 5,1 19,3 1,5
39 760 370,4 20,3351 65 43,1 5,8 20,7 1,5
40 780 369,9 19,8351 65 43 6 20,7 1,5
41 800 369,8 19,7351 65 42,6 6,3 21,4 1,5
42 820 369,2 19,1351 65 42,6 6,3 21,4 1,5
43 840 368,9 18,8351 65 42,8 5,9 21,7 1,5
44 860 368,4 18,3351 65 43 5,9 20,8 1,5
45 880 368,2 18,1351 65 42,9 6 20,9 1,5
46 900 368,2 18,1351 65 42,8 6,1 21,8 1,5
47 920 367,9 17,8351 65 42,2 6,8 24 1,5
48 940 367,7 17,6351 65 42,5 6,7 24 1,5
49 960 367,5 17,4351 65 42,6 6,8 24 1,5
50 980 367,1 17,0351 65 42,2 6,5 25,4 1,5
51 1000 366,9 16,8351 65 42,3 6,6 25 1,5
52 1020 366,4 16,3351 65 42,5 6,6 24,2 1,5
53 1040 366,2 16,1351 65 42,4 6,6 24,7 1,5
54 1060 365,9 15,8351 65 42,4 6,6 24,4 1,5
55 1080 365,7 15,6351 65 42,5 5,5 23,9 1,5
56 1100 364,8 14,7351 65 42,5 5,6 24,1 1,5
57 1120 364,7 14,6351 65 42,4 4,7 24,4 1,5
58 1140 364,7 14,6351 65 42,4 4,8 24 1,5
59 1160 364,6 14,5351 65 42,3 5,9 24,4 1,5
60 1180 364,2 14,1351 65 42,2 6,6 24,9 1,5
61 1200 364,2 14,1351 65 42,2 6,7 24,8 1,5
62 1220 364 13,9351 65 42,4 6,5 24,5 1,5
63 1240 364 13,9351 65 42,2 6,7 24,7 1,5
64 1260 364 13,9351 65 42,1 6,4 25,2 1,5
65 1280 363,9 13,8351 65 42,3 6,8 24,5 1,5
66 1300 363,8 13,7351 65 42,2 6,4 24,7 1,5
67 1320 363,5 13,4351 65 42,3 6,5 24,3 1,5
68 1340 363,4 13,3351 65 42,2 6,6 24,5 1,5
69 1360 363,4 13,3351 65 41,7 6,6 25,8 1,5
70 1380 363,3 13,2351 65 41,3 6,7 26,6 1,5
71 1400 363,2 13,1351 65 41,7 6,9 25,6 1,5
72 1420 362,9 12,8351 65 41,5 6,4 25,7 1,5
73 1440 362,8 12,7351 65 41,3 6 27,4 1,5
74 1460 361,3 11,2351 65 42,4 7,1 24 1,5
75 1480 361 10,9351 65 42,3 7,1 25,7 1,5
76 1500 360,7 10,6351 65 42,4 7,4 25,2 1,5
77 1520 360,5 10,4351 65 42,3 7,2 24,9 1,5
78 1540 360,5 10,4351 65 42,6 6,8 24 1,5
79 1560 360,3 10,2351 65 42,5 7 24,7 1,5
80 1580 360,2 10,1351 65 42,3 7,2 25,6 1,5
81 1600 360 9,9351 65 42,3 7,1 25,7 1,5
82 1620 359,8 9,7351 65 42,3 7,2 26 1,5
83 1640 359,7 9,6351 65 42,1 8 26,6 1,5
84 1660 359,7 9,6351 65 41,9 7,7 26,7 1,5
85 1680 359,6 9,5351 65 42,3 7,2 25,6 1,5
86 1700 359,5 9,4351 65 42,1 7,1 25,4 1,5
87 1720 359,4 9,3351 65 41,6 7,4 25,5 1,5
88 1740 359,4 9,3351 65 41,8 6,7 24,6 1,5
89 1760 359,4 9,3351 65 41,8 6,8 24,6 1,5
90 1780 359,4 9,3351 65 41,6 7,2 25 1,5
V. PENGOLAHAN DATA
5.1. Pembuatan Grafik Berat terhadap Waktu
Harga berat bersih = Berat total – (Berat tray + Berat wadah)

Grafik Berat Bersih terhadap Waktu


50
45
40
Berat Bersih (gram)

35
30
25
20
15
10
5
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800
Waktu (menit)

Gambar 5.1. Grafik Berat Bersih Bahan yang Dikeringkan terhadap Waktu
5.2. Perhitungan Berat Kering Bahan

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔


𝐿𝑠 = × (𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑑𝑖 𝑡𝑟𝑎𝑦 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡 = 0)
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ

• Berat basah sampel sebelum di oven = 17,8649 gram - 12,3649 gram


= 5,5 gram
• Berat kering sampel setelah di oven = 13,3649 gram - 12,3649 gram
= 1 gram
1 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝐿𝑠 = × (48,6351 gram)
5,5 𝑔𝑟𝑎𝑚

𝐿𝑠 = 8,842745455 𝑔𝑟𝑎𝑚
5.3. Pembuatan Grafik Kadar Air terhadap Waktu

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑑𝑖 𝑡𝑟𝑎𝑦 − 𝐿𝑠


𝑋=
𝐿𝑠

Berat Berat
Waktu Kadar Air Waktu Kadar Air
No. Bersih No. Bersih
(menit) (X) (menit) (X)
(gram) (gram)

1 0 48,6351 4,5 46 900 18,1351 1,050844966

2 20 47,1351 4,330369424 47 920 17,8351 1,016918851

3 40 45,5351 4,149430144 48 940 17,6351 0,994301441

4 60 44,8351 4,070269209 49 960 17,4351 0,971684031

5 80 43,4351 3,911947338 50 980 17,0351 0,92644921

6 100 41,8351 3,731008058 51 1000 16,8351 0,9038318

7 120 40,8351 3,617921007 52 1020 16,3351 0,847288275

8 140 40,1351 3,538760072 53 1040 16,1351 0,824670865

9 160 39,0351 3,414364317 54 1060 15,8351 0,79074475

10 180 38,1351 3,312585972 55 1080 15,6351 0,76812734

11 200 37,3351 3,222116331 56 1100 14,7351 0,666348995

12 220 36,2351 3,097720576 57 1120 14,6351 0,65504029

13 240 35,4351 3,007250936 58 1140 14,6351 0,65504029

14 260 34,7351 2,928090001 59 1160 14,5351 0,643731585

15 280 32,9351 2,72453331 60 1180 14,1351 0,598496765

16 300 32,1351 2,63406367 61 1200 14,1351 0,598496765

17 320 31,3351 2,54359403 62 1220 13,9351 0,575879355

18 340 30,2351 2,419198274 63 1240 13,9351 0,575879355

19 360 29,6351 2,351346044 64 1260 13,9351 0,575879355

20 380 28,9351 2,272185109 65 1280 13,8351 0,56457065


21 400 28,2351 2,193024174 66 1300 13,7351 0,553261944

22 420 27,4351 2,102554534 67 1320 13,4351 0,519335829

23 440 27,0351 2,057319713 68 1340 13,3351 0,508027124

24 460 26,7351 2,023393598 69 1360 13,3351 0,508027124

25 480 26,3351 1,978158778 70 1380 13,2351 0,496718419

26 500 25,6351 1,898997843 71 1400 13,1351 0,485409714

27 520 25,0351 1,831145613 72 1420 12,8351 0,451483599

28 540 24,7351 1,797219498 73 1440 12,7351 0,440174894

29 560 24,6351 1,785910793 74 1460 11,2351 0,270544319

30 580 24,0351 1,718058563 75 1480 10,9351 0,236618204

31 600 23,5351 1,661515037 76 1500 10,6351 0,202692089

32 620 22,7351 1,571045397 77 1520 10,4351 0,180074679

33 640 22,5351 1,548427987 78 1540 10,4351 0,180074679

34 660 22,2351 1,514501872 79 1560 10,2351 0,157457268

35 680 21,7351 1,457958347 80 1580 10,1351 0,146148563

36 700 21,1351 1,390106117 81 1600 9,9351 0,123531153

37 720 20,6351 1,333562592 82 1620 9,7351 0,100913743

38 740 20,3351 1,299636476 83 1640 9,6351 0,089605038

39 760 20,3351 1,299636476 84 1660 9,6351 0,089605038

40 780 19,8351 1,243092951 85 1680 9,5351 0,078296333

41 800 19,7351 1,231784246 86 1700 9,4351 0,066987628

42 820 19,1351 1,163932016 87 1720 9,3351 0,055678923

43 840 18,8351 1,130005901 88 1740 9,3351 0,055678923

44 860 18,3351 1,073462376 89 1760 9,3351 0,055678923

45 880 18,1351 1,050844966 90 1780 9,3351 0,055678923


Grafik Kadar Air terhadap Waktu
4.5
4
3.5
3
Kadar Air

2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800
Waktu (menit)

Gambar 5.2. Grafik Kadar Air terhadap Waktu

5.4. Penentuan Periode Laju Konstan

Grafik Kadar Air terhadap Waktu


10.8
10.6
10.4
y = -0.005x + 17.95
10.2
R² = 0.9359
Kadar Air

10
9.8
9.6
9.4
9.2
9
1450 1500 1550 1600 1650 1700 1750 1800
Waktu (menit)

Gambar 5.3. Grafik Kadar Air terhadap Waktu Konstan atau Berubah tidak Signifikan

• Persamaan garis yang didapat adalah :


y = -0,005x + 17,95
𝑑𝑥
• Penurunan persamaan garis sehingga di dapat 𝑑𝑡
sebagai sebuah konstanta
𝑑𝑥
= -0,005
𝑑𝑡

• Mencari laju pengeringan konstan dengan prinsip :


𝐿𝑠 𝑑𝑥
𝑅𝑐 = − .( )
𝐴 𝑑𝑡 𝑙𝑖𝑛𝑖𝑒𝑟
8,842745455
𝑅𝑐 = − × (−0,005)
0,05805
g H2 O
𝑅𝑐 = 0,762
m2 .menit
5.5. Penentuan Titik Kesetimbangan
Berikut adalah nilai kadar air (X) yang berubah tidak signifikan :
X R
0,202692 0,762
0,180075 0,762
0,180075 0,762
0,157457 0,762
0,146149 0,762
0,123531 0,762
0,100914 0,762
0,089605 0,762
0,089605 0,762
0,078296 0,762
0,066988 0,762
0,055679 0,762
0,055679 0,762
0,055679 0,762
0,055679 0,762

Menentukan harga X rata-rata dari nilai kadar air yang berubah tidak
signifikan sebagai harga X kesetimbangan (X*) :
X* = 0,129185506
5.6. Pembuatan Grafik R vs X
• Membuat garis datar di ruas Laju Pengeringan Konstan dengan mengalurkan
Rc terhadap X mulai Xawal sampai harga X terakhir yang membuat garis
linier di kurva X vs t dalam kurva sebelumnya. X terakhir ini dideklarasikan
sebagai Xc.
X R
0,202692 0,762
0,180075 0,762
0,180075 0,762
0,157457 0,762
0,146149 0,762
0,123531 0,762
0,100914 0,762
0,089605 0,762
0,089605 0,762
0,078296 0,762
0,066988 0,762
0,055679 0,762
0,055679 0,762
0,055679 0,762
0,055679 (Xc) 0,762

Kurva Hubungan Laju Pengeringan Konstan (Rc)


terhadap Waktu (t)
0.9
Laju Pengeringan Konstan (Rc)

0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2 0.22
Kadar Air (X)

Gambar 5.4. Kurva Hubungan antara Laju Pengeringan Konstan terhadap Waktu
• Memplotkan harga X=X* dengan R=0 sehingga membentuk titik (X*,0)
X* = 0,129185506 𝑅 = 0
Sehingga menjadi (0,129185506; 0)

Kurva Hubungan Laju Pengeringan Konstan (Rc)


terhadap Waktu (t)
Laju Pengeringan Konstan (Rc)

0.9
0.8
0.7
gH2O/m2 menit

0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1 (X*,0)
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2 0.22
Kadar Air (X)

Gambar 5.5. Kurva Hubungan antara Laju Pengeringan Konstan terhadap Waktu

• Memplot (Xc,Rc) dan (X*,0)


(Xc,Rc) → (0,055679; 0,762)
(X*,0) → (0,129185506; 0)

Kurva Hubungan Laju Pengeringan Konstan (Rc)


terhadap Waktu (t)
Laju Pengeringan Konstan (Rc)

0.9
0.8
0.7
gH2O/m2 menit

0.6 Xc, Rc
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1 (X*,0)
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2 0.22
Kadar Air (X)
• Hubungkan titik (Xc,Rc) dengan (X*,0) Sehingga Kurva Menjadi sebagai
berikut

Kurva Hubungan Laju Pengeringan Konstan (Rc)


Laju Pengeringan Konstan (Rc) terhadap Waktu (t)
0.9
0.8
0.7
gH2O/m2 menit

0.6 Xc, Rc
0.5
0.4
0.3
0.2
(X*,0)
0.1
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2 0.22
Kadar Air (X)

Setelah garis datar, garis miring, serta titik (X*,0) terbentuk maka kurva
karakteristik pengeringan telah lengkap. Dengan mudah dapat dilihat 3
harga karakteristik pengeringan, yaitu Xc, Rc, serta X*.
VI. PEMBAHASAN
Oleh : Hervita Khoirun Nisa (NIM 181411078)
Pada praktikum kali ini dilakukan operasi pengeringan sebuah bahan
dengan menggunakan alat tray dryer. Proses pengeringan bahan itu sendiri
bertujuan untuk menghilangkan/mengurangi kandungan air di dalam bahan yang
dikeringkan. Bahan yang dikeringkan pada praktikum ini adalah buah tin. Buah tin
merupakan buah yang mengandung banyak sekali manfaat karena mengandung
antioksidan yang sangat tinggi. Alat tray dryer merupakan alat pengering yang
bekerja secara adiabatik. Prinsip kerja dari alat tersebut adalah mengeringkan bahan
dengan cara mengalirkan udara panas ke dalam alat dengan bantuan blower
sehingga udara akan mengalir ke dalam tray dan bahan akan berkontak langsung
dengan udara panas. Bahan yang dikeringkan menyerap panas dari udara panas
tersebut lalu bahan mengeluarkan uap air yang diserap oleh udara panas.
Alat pengering ini digunakan untuk bahan yang berbentuk lembaran,
sehingga pada praktikum ini dilakukan pemotongan buah tin terlebih dahulu
sebelum proses pengeringan. Buah tin dikeringkan selama 1780 menit dalam
temperatur 65°C. Berdasarkan perhitungan, berat kering bahan di tray adalah
8,842745455 gram sedangkan dalam percobaannya berat kering di tray hanya
mencapai 9,3351 gram.
Dari data yang didapat, dapat dilihat bahwa perubahan berat bahan mulai
tidak signifikan atau bisa dikatakan konstan pada menit ke-1500 sampai menit ke-
1780. Sebelum konstan proses pengeringan tersebut mengalami proses adaptasi
terlebih dahulu sehingga data yang dipakai untuk perhitungan periode laju konstan
adalah data yang perubahan berat bahannya tidak signifikan atau telah melewati
tahap adaptasi. Setelah dilakukan pengolahan data didapat nilai periode laju konstan
g H2 O
dari pengeringan tersebut sebesar 0,762 dalam satuan , kadar air rata-ratanya
m2 .menit
sebesar 0,129185506, dan kandungan air kritiknya sebesar 0,055678923. Kadar air
sampel basah di tray sebelum dikeringkan adalah 4,5 dan kadar air sampel kering
yang telah dikeringkan adalah 0,055678923. Artinya proses pengeringan ini
menghilangkan kadar air dalam sampel sekitar 98,76%. Hal ini menunjukkan bahwa
udara yang masuk ke dalam tray dryer memang tidak benar-benar kering, tetapi
mengandung kelembaban tertentu sehingga tidak dapat mengeringkan sampel
sampai 100%.
Oleh : Naufal Rafi Prabawa (NIM 181411083)
Pada praktukum ini dilakukan proses pengeringan dengan sistem tray
dryer. Proses pengeringan dilakukan dengan melewatkan udara dari lingkungan dengan
blower kemudian dilewatkan pada pemanas dalam hal ini kumparan yang akan
memanaskan udara dan mengurangi kadar kelembaban pada udara. Kandungan air
pada bahan yang digunakan yaitu buah tin teruapkan karena adanya udara panas yang
mengalir pada tray. Proses penguapan ini berlangsung hingga mencapai
kesetimbangan dengan udara yang dilewatkan sehingga air yang terdapat pada buah tin
tidak dapat teruapkan lagi karena kandungan uap air pada bahan sudah sama dengan
kandungan air pada udara. Dari pernyataan tersebut dapat dilihat keadaan kelembaban
udara sangat berpengaruh pada proses, karena pada praktikum tray dryer ini udara tidak
dikeringkan terlebih dahulu.

Pada percobaan dilakukan pengeringan bahan dengan ukuran tertentu dengan


oven untuk mendapatkan berat buah tin solid yaitu kondisi dimana sudah tidak terdapat
uap air pada buah tin yang digunakan. Buah tin yang akan dikeringkan dipotong
terlebih dahulu dengan ukuran tertentu dan ditimbang berat basahnya. Untuk berat
basah diketahui sebesar 48,63 gram. Setelah itu menyalakan blower dan pemanas, buah
tin di keringkan selama 1780 menit pada temperatur 65°C. Proses dilakukan hingga
penguapan air pada buah tin mencapai kesetimbangan dengan udara yang dialirkan.

Dari data yang diperoleh terjadi penurunan berat serta kandungan air pada buah
tin secara signifikan hingga berada pada berat yang konstan. Pada kondisi konstan
inilah menunjukan keadaan kadar air pada buah tin sudah setimbang dengan udara yang
diinginkan. Kemudian dari nilai yang didapat, berat buah tin setelah pengeringan
sebesar 9,3351 gram , dengan persentase kehilangan air sebesar 98,7% dan laju
gH O
2
penguapan konstan yang didapatkan sebesar 0,0914 m2 .menit.
Oleh : Putri Utami Dita Cahya (NIM 181411085)
Pengeringan merupakan salah satu metode umum yang digunakan untuk
menjaga kualitas bahan pangan tetap baik atau tetap awet. Mengurangi kadar air
pada bahan dapat menjaga kualitas bahan dalam jangka waktu yang cukup lama hal
ini menyebabkan pertumbuhan mikroorganisme dihambat. Pada pembuatan laporan
kali ini data yang disajikan adalah data dari proses pengeringan dengan metode tray
dryer.

Pengering baki (tray dryer) disebut juga pengering rak atau pengering
kabinet, dapat digunakan untuk mengeringkan padatan yang ditebarkan pada baki
logam dengan ketebalan 10-100 mm. Pengeringan jenis baki atau wadah adalah
dengan meletakkan material yang akan dikeringkan pada baki secara merata yang
lansung berhubungan dengan media pengering. Cara perpindahan panas yang umum
digunakan adalah konveksi.

Prinsip kerja alatnya adalah seperti oven yaitu, udara setelah melewati
kipas masuk ke dalam alat pemanas, pada alat tersebut udara dipanaskan lebih
dahulu kemudian dialirkan diantara rak-rak yang sudah berisi bahan. Arah aliran
udara panas di dalam alat pengering dapat dari atas ke bawah dan juga dari bawah
ke atas. Suhu yang digunakan serta waktu pengeringan ditentukan menurut keadaan
bahan. Sehingga proses pemanasan terjadi secara merata ke seluruh bagian tray.

Pada pembuatan laporan kali ini disajikan 90 data keadaan sample pada
setiap waktu dengan suhu yang konstan yaitu 65°C dalam waktu 1780 menit. sample
yang digunakan adalah buah tin. Sample dibuat berbentuk persegi dengan ketebalan
tidak boleh lebih dari 3 mm. tujuannya untuk memperluas bidang permukaan
kontak antara udara pemanas dengan bahan sehingga proses pengeringan dapat
terjadi secara sempurna. Setelah itu, bahan disusun di tray sampai menutupi seluruh
permukaan tray. Selanjutnya, tray digantungkan didalam alat pengering tray dryer
yang dilengkapi dengan timbangan. Kemudian berat tray ditimbang sebagai berat
awal. Lalu nyalakan blower dan Heater atur suhunya 650C.
Berdasarkan pengolahan data, semakin lama waktu proses tray drying
maka berat bersih sample semakin berkurang hal ini menunjukan ada kadar air yang
menghilang sehingga bahan berubah menjadi lebih ringan hal ini dilakukan sampai
terlihat di data bahwa beratnya konstan artinya proses pengeringan sudah bisa
selesai dilakukan, pada data yang disajikan diketahui nilai berat bersih awal 18,1351
gram setelah dilakukan pengeringan maka beratnya menjadi 9,3351 gram. Setelah
g H2 O
dilakukan perhitungan didapat laju pengeringan konstan 𝑅𝑐 = 0,762
m2 .menit

VII. KESIMPULAN
1. Tray dryer bekerja secara adiabatik. Udara panas dialirkan ke dalam tray dengan
bantuan blower lalu terjadi kontak dengan bahan secara langsung dan panas akan
berpindah dari udara ke bahan sehingga air dalam bahan akan menguap dan
diangkut oleh udara.
2. Berikut ini adalah data yang didapat dari praktikum
Sampel Buah tin
Waktu Pengeringan 1780 Menit
Temperatur Operasi 65 °C
Kandungan Air Kritik (Xc) 0,055679
𝑔 𝐻2𝑂
Laju Pengeringan Konstan (Rc) 0,762 2
𝑚 . 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Kandungan Air Kesetimbangan (X*) 0,129185506

3. Semakin lama waktu yang digunakan dalam pengeringan maka berat sampel
akan semakin konstan karena air yang terdapat dalam sampel telah berada pada
kesetimbangannya dengan kelembaban udara pengering yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Falasah, Mohammada Ari dan Mukti, Wibawa. 1999. Rancang BangunPengering


Talamuntuk Granul NPK. Bandung: Jurusan Teknik Kimia POLBAN.

Geankoplis, J. Christie. 1993. “Transport Process and Unit Operation 3rd Edition”.
New Jersey: University of Minnesota.

McCabe, Warren L., Julian C. Smith, dan Peter Harriot. 1999. Operasi Teknik Kimia
Jilid ke-4. Jakarta: PT. Erlangga.

Perry, Robert H., Don Green. 1998.”Perry’s Chemical Engineers Handbook”.


Australia: McGraw-Hill Book.

Rifandi, Ahmad. 2005. Peralatan Industri Proses. Bandung: Politeknik Negeri


Bandung.

Schefler, William C. 1987. Statistika untuk Biologi, Farmasi, Kedokteran, dan Ilmu
yang Bertautan. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Setyorini, Tantri. 2018. “21 Manfaat Buah Tin untuk Kesehatan dan Kecantikan”.
https://m.merdeka.com/sehat/manfaat-buah-tin-untuk-kesehatan-dan-
kecantikan-kln.html [6 Juli 2020]

Anda mungkin juga menyukai