Oleh
Hervita Khoirun Nisa NIM 181411078
Naufal Rafi Prabawa NIM 181411083
Putri Utami Dita Cahya NIM 181411085
Kelompok : 8
Kelas : 2C
X= Xt – X* (2-2)
𝐿𝑠 𝑑𝑥
R= - (2-3)
𝐴 𝑑𝑡
Pada tititk D laju pcngeringan jatuh lebih cepat sampai mencapai titik
E, dimana kandungan air pada kesetimbangan adalah X dan X-X*= 0. Pada
beberapa material yang dikeringkan, daerah CD mungkin tidak ada.
Perhitungan waktu pengeringan pada periode laju konstan:
(2-4)
Pada proses pengeringan dalam tray dryer aliran udara panas yang
dialirkan harus merata agar proses pengeringan pada setiap tray dapat
berlangsung seimbang. Pada rancang bangun tray dryer kali ini sumber aliran
udara berasal dari blower. Aliran udara yang dihembuskan dari blower harus
dapat diatur agar bahan yang dikeringkan tidak terfluidisasi.
Gambar 3.1. Skema Alat dan Panel dari Alat Tray Drying
3.2. Prosedur Percobaan
3.2.1. Persiapan
Lakukan pengirisan seragam pada bahan yang akan dikeringkan dengan
ketebalan tidak lebih dari 3 mm. Bentuk irisan sebaiknya kotak.
Matikan pemanas.
Matikan E.L.C.B.
35
30
25
20
15
10
5
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800
Waktu (menit)
Gambar 5.1. Grafik Berat Bersih Bahan yang Dikeringkan terhadap Waktu
5.2. Perhitungan Berat Kering Bahan
𝐿𝑠 = 8,842745455 𝑔𝑟𝑎𝑚
5.3. Pembuatan Grafik Kadar Air terhadap Waktu
Berat Berat
Waktu Kadar Air Waktu Kadar Air
No. Bersih No. Bersih
(menit) (X) (menit) (X)
(gram) (gram)
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800
Waktu (menit)
10
9.8
9.6
9.4
9.2
9
1450 1500 1550 1600 1650 1700 1750 1800
Waktu (menit)
Gambar 5.3. Grafik Kadar Air terhadap Waktu Konstan atau Berubah tidak Signifikan
Menentukan harga X rata-rata dari nilai kadar air yang berubah tidak
signifikan sebagai harga X kesetimbangan (X*) :
X* = 0,129185506
5.6. Pembuatan Grafik R vs X
• Membuat garis datar di ruas Laju Pengeringan Konstan dengan mengalurkan
Rc terhadap X mulai Xawal sampai harga X terakhir yang membuat garis
linier di kurva X vs t dalam kurva sebelumnya. X terakhir ini dideklarasikan
sebagai Xc.
X R
0,202692 0,762
0,180075 0,762
0,180075 0,762
0,157457 0,762
0,146149 0,762
0,123531 0,762
0,100914 0,762
0,089605 0,762
0,089605 0,762
0,078296 0,762
0,066988 0,762
0,055679 0,762
0,055679 0,762
0,055679 0,762
0,055679 (Xc) 0,762
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2 0.22
Kadar Air (X)
Gambar 5.4. Kurva Hubungan antara Laju Pengeringan Konstan terhadap Waktu
• Memplotkan harga X=X* dengan R=0 sehingga membentuk titik (X*,0)
X* = 0,129185506 𝑅 = 0
Sehingga menjadi (0,129185506; 0)
0.9
0.8
0.7
gH2O/m2 menit
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1 (X*,0)
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2 0.22
Kadar Air (X)
Gambar 5.5. Kurva Hubungan antara Laju Pengeringan Konstan terhadap Waktu
0.9
0.8
0.7
gH2O/m2 menit
0.6 Xc, Rc
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1 (X*,0)
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2 0.22
Kadar Air (X)
• Hubungkan titik (Xc,Rc) dengan (X*,0) Sehingga Kurva Menjadi sebagai
berikut
0.6 Xc, Rc
0.5
0.4
0.3
0.2
(X*,0)
0.1
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2 0.22
Kadar Air (X)
Setelah garis datar, garis miring, serta titik (X*,0) terbentuk maka kurva
karakteristik pengeringan telah lengkap. Dengan mudah dapat dilihat 3
harga karakteristik pengeringan, yaitu Xc, Rc, serta X*.
VI. PEMBAHASAN
Oleh : Hervita Khoirun Nisa (NIM 181411078)
Pada praktikum kali ini dilakukan operasi pengeringan sebuah bahan
dengan menggunakan alat tray dryer. Proses pengeringan bahan itu sendiri
bertujuan untuk menghilangkan/mengurangi kandungan air di dalam bahan yang
dikeringkan. Bahan yang dikeringkan pada praktikum ini adalah buah tin. Buah tin
merupakan buah yang mengandung banyak sekali manfaat karena mengandung
antioksidan yang sangat tinggi. Alat tray dryer merupakan alat pengering yang
bekerja secara adiabatik. Prinsip kerja dari alat tersebut adalah mengeringkan bahan
dengan cara mengalirkan udara panas ke dalam alat dengan bantuan blower
sehingga udara akan mengalir ke dalam tray dan bahan akan berkontak langsung
dengan udara panas. Bahan yang dikeringkan menyerap panas dari udara panas
tersebut lalu bahan mengeluarkan uap air yang diserap oleh udara panas.
Alat pengering ini digunakan untuk bahan yang berbentuk lembaran,
sehingga pada praktikum ini dilakukan pemotongan buah tin terlebih dahulu
sebelum proses pengeringan. Buah tin dikeringkan selama 1780 menit dalam
temperatur 65°C. Berdasarkan perhitungan, berat kering bahan di tray adalah
8,842745455 gram sedangkan dalam percobaannya berat kering di tray hanya
mencapai 9,3351 gram.
Dari data yang didapat, dapat dilihat bahwa perubahan berat bahan mulai
tidak signifikan atau bisa dikatakan konstan pada menit ke-1500 sampai menit ke-
1780. Sebelum konstan proses pengeringan tersebut mengalami proses adaptasi
terlebih dahulu sehingga data yang dipakai untuk perhitungan periode laju konstan
adalah data yang perubahan berat bahannya tidak signifikan atau telah melewati
tahap adaptasi. Setelah dilakukan pengolahan data didapat nilai periode laju konstan
g H2 O
dari pengeringan tersebut sebesar 0,762 dalam satuan , kadar air rata-ratanya
m2 .menit
sebesar 0,129185506, dan kandungan air kritiknya sebesar 0,055678923. Kadar air
sampel basah di tray sebelum dikeringkan adalah 4,5 dan kadar air sampel kering
yang telah dikeringkan adalah 0,055678923. Artinya proses pengeringan ini
menghilangkan kadar air dalam sampel sekitar 98,76%. Hal ini menunjukkan bahwa
udara yang masuk ke dalam tray dryer memang tidak benar-benar kering, tetapi
mengandung kelembaban tertentu sehingga tidak dapat mengeringkan sampel
sampai 100%.
Oleh : Naufal Rafi Prabawa (NIM 181411083)
Pada praktukum ini dilakukan proses pengeringan dengan sistem tray
dryer. Proses pengeringan dilakukan dengan melewatkan udara dari lingkungan dengan
blower kemudian dilewatkan pada pemanas dalam hal ini kumparan yang akan
memanaskan udara dan mengurangi kadar kelembaban pada udara. Kandungan air
pada bahan yang digunakan yaitu buah tin teruapkan karena adanya udara panas yang
mengalir pada tray. Proses penguapan ini berlangsung hingga mencapai
kesetimbangan dengan udara yang dilewatkan sehingga air yang terdapat pada buah tin
tidak dapat teruapkan lagi karena kandungan uap air pada bahan sudah sama dengan
kandungan air pada udara. Dari pernyataan tersebut dapat dilihat keadaan kelembaban
udara sangat berpengaruh pada proses, karena pada praktikum tray dryer ini udara tidak
dikeringkan terlebih dahulu.
Dari data yang diperoleh terjadi penurunan berat serta kandungan air pada buah
tin secara signifikan hingga berada pada berat yang konstan. Pada kondisi konstan
inilah menunjukan keadaan kadar air pada buah tin sudah setimbang dengan udara yang
diinginkan. Kemudian dari nilai yang didapat, berat buah tin setelah pengeringan
sebesar 9,3351 gram , dengan persentase kehilangan air sebesar 98,7% dan laju
gH O
2
penguapan konstan yang didapatkan sebesar 0,0914 m2 .menit.
Oleh : Putri Utami Dita Cahya (NIM 181411085)
Pengeringan merupakan salah satu metode umum yang digunakan untuk
menjaga kualitas bahan pangan tetap baik atau tetap awet. Mengurangi kadar air
pada bahan dapat menjaga kualitas bahan dalam jangka waktu yang cukup lama hal
ini menyebabkan pertumbuhan mikroorganisme dihambat. Pada pembuatan laporan
kali ini data yang disajikan adalah data dari proses pengeringan dengan metode tray
dryer.
Pengering baki (tray dryer) disebut juga pengering rak atau pengering
kabinet, dapat digunakan untuk mengeringkan padatan yang ditebarkan pada baki
logam dengan ketebalan 10-100 mm. Pengeringan jenis baki atau wadah adalah
dengan meletakkan material yang akan dikeringkan pada baki secara merata yang
lansung berhubungan dengan media pengering. Cara perpindahan panas yang umum
digunakan adalah konveksi.
Prinsip kerja alatnya adalah seperti oven yaitu, udara setelah melewati
kipas masuk ke dalam alat pemanas, pada alat tersebut udara dipanaskan lebih
dahulu kemudian dialirkan diantara rak-rak yang sudah berisi bahan. Arah aliran
udara panas di dalam alat pengering dapat dari atas ke bawah dan juga dari bawah
ke atas. Suhu yang digunakan serta waktu pengeringan ditentukan menurut keadaan
bahan. Sehingga proses pemanasan terjadi secara merata ke seluruh bagian tray.
Pada pembuatan laporan kali ini disajikan 90 data keadaan sample pada
setiap waktu dengan suhu yang konstan yaitu 65°C dalam waktu 1780 menit. sample
yang digunakan adalah buah tin. Sample dibuat berbentuk persegi dengan ketebalan
tidak boleh lebih dari 3 mm. tujuannya untuk memperluas bidang permukaan
kontak antara udara pemanas dengan bahan sehingga proses pengeringan dapat
terjadi secara sempurna. Setelah itu, bahan disusun di tray sampai menutupi seluruh
permukaan tray. Selanjutnya, tray digantungkan didalam alat pengering tray dryer
yang dilengkapi dengan timbangan. Kemudian berat tray ditimbang sebagai berat
awal. Lalu nyalakan blower dan Heater atur suhunya 650C.
Berdasarkan pengolahan data, semakin lama waktu proses tray drying
maka berat bersih sample semakin berkurang hal ini menunjukan ada kadar air yang
menghilang sehingga bahan berubah menjadi lebih ringan hal ini dilakukan sampai
terlihat di data bahwa beratnya konstan artinya proses pengeringan sudah bisa
selesai dilakukan, pada data yang disajikan diketahui nilai berat bersih awal 18,1351
gram setelah dilakukan pengeringan maka beratnya menjadi 9,3351 gram. Setelah
g H2 O
dilakukan perhitungan didapat laju pengeringan konstan 𝑅𝑐 = 0,762
m2 .menit
VII. KESIMPULAN
1. Tray dryer bekerja secara adiabatik. Udara panas dialirkan ke dalam tray dengan
bantuan blower lalu terjadi kontak dengan bahan secara langsung dan panas akan
berpindah dari udara ke bahan sehingga air dalam bahan akan menguap dan
diangkut oleh udara.
2. Berikut ini adalah data yang didapat dari praktikum
Sampel Buah tin
Waktu Pengeringan 1780 Menit
Temperatur Operasi 65 °C
Kandungan Air Kritik (Xc) 0,055679
𝑔 𝐻2𝑂
Laju Pengeringan Konstan (Rc) 0,762 2
𝑚 . 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Kandungan Air Kesetimbangan (X*) 0,129185506
3. Semakin lama waktu yang digunakan dalam pengeringan maka berat sampel
akan semakin konstan karena air yang terdapat dalam sampel telah berada pada
kesetimbangannya dengan kelembaban udara pengering yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Geankoplis, J. Christie. 1993. “Transport Process and Unit Operation 3rd Edition”.
New Jersey: University of Minnesota.
McCabe, Warren L., Julian C. Smith, dan Peter Harriot. 1999. Operasi Teknik Kimia
Jilid ke-4. Jakarta: PT. Erlangga.
Schefler, William C. 1987. Statistika untuk Biologi, Farmasi, Kedokteran, dan Ilmu
yang Bertautan. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Setyorini, Tantri. 2018. “21 Manfaat Buah Tin untuk Kesehatan dan Kecantikan”.
https://m.merdeka.com/sehat/manfaat-buah-tin-untuk-kesehatan-dan-
kecantikan-kln.html [6 Juli 2020]