Aub PDF
Aub PDF
Ayam KUB
Ayam kampung atau ayam buras (bukan ras), masih digemari oleh masyarakat
baik di pedesaan maupun di perkotaan. Namun pemeliharaan yang belum menerapkan
manajemen sesuai dengan prinsip budidaya beternak menyebabkan kualitas dan
kuantitas ayam Kampung tidak bisa bersaing dengan ayam Ras (pedaging maupun
petelur). Beberapa waktu lalu, Balai Penelitian Ternak Ciawi telah menghasilkan ayam
Kampung Unggul Badan Litbang Pertanian (KUB), yang diharapkan bisa lebih
unggul dari ayam Kampung pada umumnya. Tujuan dikembangkannya jenis ayam ini
adalah untuk meningkatkan produktivitas dan diharapkan bisa memenuhi kebutuhan
bibit ayam Kampung dengan kualitas dan kuantitas yang lebih baik.
Ayam KUB juga telah diuji daya adaptasinya di Visitor Plot Aneka Ternak –
Kebun Percobaan BPTP NTB, DOC didatangkan dari Puslitbangnak Bogor sebanyak
230 ekor terdiri dari 200 ekor betina dan 30 ekor jantan. Rencananya akan digunakan
sebagai PS (Parents Stock). Ayam KUB ini akan di jadikan sebagai salah satu
komponen dalam kegiatan MKRPL BPTP NTB. Hasil sementara yang diperoleh
selama 2 bulan pemeliharaan adalah berat badan mencapai ± 600 gram/ekor pada
jantan dan betina ± 581 gram/ekor. Dalam pengamatan selama ini ayam tersebut
sampai pada umur 2 bulan tahan terhadap cuaca panas dan dapat beradaptasi pada
daerah lembab Narmada, tingkat kematian terjadi 2 %.
Selama ini pemeliharaan ayam KUB pada Visitor plot dilakukan secara intensif,
dengan kandang ponstal (beralas sekam) dengan perlakuan khusus untuk pemberian
pakan. Ayam jantan dan betina dipelihara secara terpisah; ayam betina dibagi dalam 2
kelompok (agar satu lokal kandang tidak terlalu banyak jumlahnya dan menghindari
kanibal). Formulasi pakan untuk seluruh ayam sama, hanya frekuensi pemberian
pakan yang berbeda. Pada kelompok jantan dan kelompok betina, kelompok jantan di
beri pakan 3 kali sehari, kelompok betina di bagi 2 kelompok/sekat (sekat ke 1) diberi
pakan 3 kali perhari; (sekat ke 2) diberi pakan 2 kali perhari. Pakan diberikan sesuai
tingkatan umur, setiap minggu jumlah pakan ditambahkan dengan komposisi yang
berbeda.
Teknis pemeliharaan yang diterapkan pada Visitor Plot adalah :
1. Perkandangan
Pola pemeliharaan dilakukan secara intensif pada kandang ponstal dengan
ukuran 4x12 m. Pemanas diberikan 2 hari sebelum DOC datang dalam box DOC
dengan ukuran 2x3m, DOC dipelihara dalam kandang box selama 2 minggu,
setelah umur 2 minggu ternak dipindah pada kandang ponstal, kandang di pagari
keliling dengan menggunakan bambu, guna mencegah binatang liar masuk ke
dalam kandang dan di sekeliling kandang ditanami berbagai pohon seperti : kelor
dan turi agar pohon pohon tersebut dapat menahan angin yang masuk kandang.
2. Sanitasi
Sebelum DOC di masukkan ke dalam kandang, dilakukan sanitasi penyemprotan
kandang dengan menggunakan desinfektan untuk mensucihama kandang, dan
pada setiap 2 (dua) minggu sekali dilakukan penyemprotan kandang dengan
menggunakan desinfektan untuk mencegah bibit penyakit masuk ke dalam
kandang. Untuk biosecurity di lakukan bagi petugas pemelihara ayam dan
pengunjung dengan mencuci tangan dan kaki dengan menggunakan desinfektan
sebelum masuk kandang.
4. Pencegahan penyakit
Dalam pemeliharaan ternak unggas sangat penting dilakukan pencegahan lebih
baik dari pada mengobati. Pencegahan penyakit dilakukan dengan cara
melakukan vaksinasi ND dengan menggunakan 3:3:3 (3 hari, 3 minggu, 3 bulan),
dan pencegahan berbagai penyakit seperti Snot, Coriza, Berak kapur dll
diberikan antibiotic 10 hari sekali melalui air minum.
Pemberian vaksin:
• ND I ( pertama) dilakukan pada umur 3 hari
• ND II ( kedua) dilakukan pada umur 3 minggu
• Gumboro A pada umur 15 hari
• Gumboro B pada umur 1 bulan
Tabel 1. Jumlah pakan yang diberikan per ekor :
Komposisi Pakan :
Pakan yang diberikan adalah pakan komersil BR I sejak DOC sampai umur 8 minggu,
sedangkan setelah umur 2 bulan diberikan jagung, konsetrat dan dedak.
Sementara ini dari hasil penimbangan berat badan ayam KUB yang dilakukan
setiap minggu sampai ayam berumur 8 minggu, Ayam KUB pada umur 2 bulan atau 8
minggu dapat mencapai rata-rata berat badan 600 gram pada jantan dan 581,29 gram
pada betina (Gambar 1.). Ini menunjukkan gambaran kemampuan beradaptasi pada
lingkungan di sekitar Narmada (lokasi visitor plot BPTP NTB).
Pencapaian berat badan Ayam KUB
700
600
500
Berat badan (g)
400
300 jantan
200 betina
100
0
I II III IV V VI VII VIII
Umur (minggu)
Pertambahan berat badan harian ayam KUB
25,00
20,00
PBBH (gr/ekor/hr)
15,00
10,00 Jantan
Betina
5,00
0,00
I II III IV V VI VII
Umur ayam (minggu)
Gambar 2. Pertambahan berat badan harian ayam KUB sampai umur 2 bulan.
Diduga pada tingkatan umur lebih lanjut akan terlihat perbedaan yang nyata
antara ayam jantan dan betina. Pertumbuhan yang baik menggambarkan keunggulan
sebagai ayam potong (penghasil daging) dan diharapkan hasil pengamatan selanjutnya
dapat menunjukkan kemampuan produksi telur dan reproduksi (fertilitas dan daya tetas)
ayam KUB.
Konversi Pakan
Konversi pakan menunjukkan tingkat efisiensi pakan yang diberikan pada ayam
KUB terhadap pertambahan berat badannya. Respon pakan bisa diukur dengan
menghitung konversi pakannya. Dengan pakan komersil yang diberikan memberikan
pertambahan berat badan harian rata-rata ayam KUB (jantan dan betina) adalah 78,31
± 38,17 gram perminggu dengan konversi pakan rata-rata 0,47 ± 0,16. Artinya setiap
pemberian pakan sebanyak 1 gram/ekor/hari menghasilkan pertambahan berat badan
ayam seberat 0,47 ± 0,16 gram/ekor/hari.
Pada Gambar 3. terlihat bahwa pada minggu ke dua (II) dan minggu ke lima (V)
konversi pakan mencapai di atas 0,6; sedangkan pada minggu pertama (I), ke tiga (III)
dan ke tujuh (VII) konversi pakannya rendah 0,4. Diduga pengaruh lingkungan dan
perlakuan vaksinasi mempengaruhi ternak yang menyebabkan menurunnya konversi
pakan. Kemungkinan ketika ayam mengalami stress menyebabkan respon terhadap
pakan yang diberikan menurun.
Konversi pakan Ayam KUB
0,80
0,70
0,60
Konversi pakan
0,50
0,40
0,30 Ayam KUB
0,20
0,10
0,00
I II III IV V VI VII
Umur ayam (minggu)
Pola pemeliharaan ayam KUB di lokasi Visitor plot BPTP NTB pemeliharaan
terpisah antara ayam jantan dan betina; dan membagi ayam betina menjadi dalam 2
kelompok yang terpisah. Pemisahan dilakukan selama masa pertumbuhan dari DOC
sampai umur dewasa untuk menghindari kepadatan ternak dalam kandang dan
menghindari kanibal. Perbedaan frekuensi pemberian pakan terhadap kelompok ayam
betina yaitu pemberian 2 kali sehari dan 3 kali kali perhari.
Pakan tidak diberikan secara ad libitum, penerapan frekuensi pemberian pakan
2 kali perhari dan 3 kali perhari ditujukan untuk menghindari pakan yang terbuang
(tercecer), karena ayam ini masih memiliki tingkah laku seperti ayam kampung pada
umumnya. Ternyata frekuensi pemberian pakan menunjukkan respon terhadap
pertumbuhan ayam yang relatif tidak berbeda. Frekuensi pemberian pakan 2 kali per
hari lebih efisien dalam penggunaan tenaga kerja dan waktu. Namun untuk
sementara waktu belum bisa dijadikan sebagai rekomendasi karena pengamatan masih
berlangsung, dan hasil pengamatan ini merupakan suatu hal penting untuk dilakukan
penelitian lebih lanjut.
Pertambahan berat badan harian
ayam KUB betina
25,00
PBBH (g/ekor/hari)
20,00
15,00
10,00 3 kali per hari
2 kali per hari
5,00
0,00
I II III IV V VI VII
Umur ayam (minggu)
Gambar 4. Pertambahan berat badan harian ayam KUB betina yang diberi perlakuan
frekuensi pemberian pakan yang berbeda.