PENDAHULUAN
FISIKA KELAS X
Kompetensi Pengetahuan
KD 3.13 Menerapkan listrik statis dan listrik dinamis
Kompetensi Keterampilan
KD 4.13 Melakukan percobaan terkait listrik statis dan listrik dinamis
3.1 Hasil
Hasil yang dapat diilaporkan dari praktik baik ini diuraikan sebagai berikut.
1. Proses pembelajaran Fisika yang dilakukan dengan menerapkan model
pembelajaran problem based learning berlangsung aktif. Siswa menjadi lebih aktif
merespon pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun
temannya. Aktifitas pembelajaran yang dirancang sesuai dengan sintak problem based
learning megharuskan siswa aktif selama proses pembelajaran.
2. Pembelajaran IPA yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran problem
based learning meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer
knowledge. Setelah kegiatan pembelajaran tersebut, siswa tidak hanya memahami teori
materi tersebut, tetapi bagaimana mengamalkan dalam kegiatan sehari – hari yang
berhubungan dengan materi dan manfaatnya dalam kehidupan nyata. Pemahaman ini
menjadi dasar siswa dalam mempelajari materi Fisika tentang:
Pemahaman tentang Hukum Ohm kelas X SMK membantu siswa dalam
menganalisis persamaan karakteristik keturunan dan induknya,
serta pada materi Hukum Ohm, siswa dapat menyimpulkan dan memanfaatkan
peranan Hukum Ohm dalam kehidupan sehari – hari.
3. Penerapan model pembelajaran problem based learning meningkatkan kemampuan
siswa untuk berpikir kritis. Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi siswa untuk
bertanya dan menanggapi topik yang dibahas dalam pembelajaran.Dalam
pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi HOTS suasana
kelas cenderung sepi dan serius. Siswa cenderung bekerja sendiri-sendiri untuk
berlomba menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Fokus guru adalah bagaimana
siswa dapat menyelesikan soal yang disajikan; kurang peduli pada proses berpikir
siswa. Tak hanya itu, materi pembelajaran yang selama ini selalu disajikan dengan
pola deduktif (diawali dengan ceramah teori tentang materi yang dipelajari, pemberian
tugas, dan pembahasa), membuat siswa cenderung menghapalkan teori. Pengetahuan
yang diperoleh siswa adalah apa yang diajarkan oleh guru. Berbeda kondisinya dengan
praktik baik pembelajaran Fisika berorientasi HOTS dengan menerapkan problem
based learning ini. Dalam pembelajaran ini pemahaman benar-benar dibangun oleh
siswa melalui pengamatan dan diskusi yang meuntut kemampuan siswa untuk berpikir
kritis.
4. Penerapan model pembelajaran problem based learning juga meningkatkan
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah (problem solving). Problem Based
Learning yang diterapkan dengan menyajikan teks tulis dan video berisi permasalahan
kontekstual mampu mendorong siswa merumuskan pemecahan masalah.Sebelum
menerapkan problem based learning, penulis melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan buku guru dan buku siswa. Meskipun permasalahan yang disajikan dalam
buku teks kadang kala kurang sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa, tetap saja
penulis gunakan. Jenis teks yang digunakan juga hanya pada teks tulis dari buku teks.
Dengan menerapkan problem based learning, siswa tak hanya belajar dari teks tulis,
tetapi juga dari video serta diberi kesempatan terbuka untuk mencari data, materi dari
sumber lainnya.
4.1 Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Pembelajaran Fisika dengan model pembelajaran problem based learning layak
dijadikan praktik baik pembeljaran berorientasi HOTS karena dapat meingkatkan
kemampuan siswa dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan
pemecahan masalah.
2. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan
cermat, pembelajaran Fisika dengan model pembelajaran problem based learning yang
dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK,
literasi, dan kecakapan abad 21.
4.2 Rekomendasi
Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran Fisika dengan model pembelajaran problem
based learning berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku
guru yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi pembelajaran Fisika yang
kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi dan kondisi sekolahnya.
Hal ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
2. Siswa diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar,
tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan membantu
siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah
lupa).
3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan
pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana
dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis utuk mendesiminasikan
praktik baik ini akan menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.
DAFTAR PUSTAKA
Akinoglu, O.,& Tandogan, O.R, 2006. The Effect of Problem Based Learning in Science Education
Student’s Academic Achievement, Attitude and Concept Learning. Eurasia Journal of
Mathematics, Science &Technology Education, 3 (1): 71-81
Amir, T.M, 2009. Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning: Bagaimana Pendidik
Memberdayakan Pembelajar di Era Pengetahuan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Arends, R.I. 2012. Learning to Teach. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
Seng, O.T. 2003. Problem Based Learning Innovation: Using Problem to Power Learning in 21𝑠𝑡
Century. Singapore: Thompson Learning
LAMPIRAN
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah berdiskusi, melakukan percobaan untuk menggali informasi melalui model pembelajaran
problem based learning peserta didik dapat menemukan konsep hukum Ohm serta menyelesaikan
masalah kontekstual yang berkaitan dengan Hukum Ohm dengan mengedepankan perilaku jujur,
santun,disiplin, rasa ingin tahu, bertanggung-jawab, responsif dan proaktif selama proses
pembelajaran
D. Materi Pembelajaran
Faktual: Pengaruh besar kuat arus listrik terhadap nyala bola lampu
Konseptual: Definisi, pengertian serta faktor yang mempengaruhi persamaan Hukum Ohm
Prosedural: Langkah-langkah menggunakan alat ukur arus dan tegangan listrik
Metakognitif: Menganalisis hubungan besar kuat arus listrik terhadap jenis dan karakteristik bahan
penghantar listrik.
E. Metode Pembelajaran
Praktikum, diskusi kelompok
F. Media Pembelajaran
Peralatan praktik, LCD, Papan Tulis, Laptop
G. Sumber belajar
Buku Paket Fisika kelas X UP Kelistrikan, LKPD 5,
Video pembelajaran yang bisa diakses pada link: https://www.youtube.com/watch?
v=v13nuOWjuZo
H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ke 1
ALOKASI
TAHAP PEMBELAJARAN KEGIATAN PEMBELAJARAN
WAKTU
A. Kegiatan Pendahuluan
Pendahuluan
(persiapan/orientasi) Guru memberi salam
Guru melakukan presensi siswa
B. Kegiatan Inti
I. Penilaian
a. Teknik Penilaian
1) Sikap
Lembar Observasi, Lembar penilaian diri
2) Keterampilan
Praktik dengan LKPD
3) Pengetahuan
Tes Tulis
Contoh Butir Soal:
percobaan ke berapa yang menunjukkan kuat arus yang paling besar ke yang paling kecil adalah....
A. Percobaan 1,3,2,4
B. Percobaan 3,2,4,1
C. Percobaan 1,4,2,3
D. Percobaan 3,4,2,1
E. Percobaan 1,2,3,4
2. Pada percobaan hukum Ohm menggunakan berbagai macam kawat penghantar, diperoleh data
sebagai berikut:
Kawat A besar arus 3A
Kawat B besar arus 2 A
KAwat C besar arus 6 A
Ketiga kawat diberi tegangan yang sama yaitu: 9 V, Menurut kalian kawat mana yang nilai
hambatannya paling besar dan paling kecil? Mengapa?
J. Bahan Ajar
Mengetahui, Pasuuruan, 18 November 2019
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran,
No Tingkat Kunci
Indikator Soal Butir Soal
Kognitif Jawaban
1 Mengaitkan besarnya hambatan pada C4 Seorang teknisi PLN akan membuat jaringan listrik pada A
kawat penghantar dari tabel hambatan pabrik yang baru dibangun. Teknisi tersebut mencermati
jenis dengan kemampuan kawat dalam tabel hambatan jenis empat kawat sebagai berikut.
mengahantarkan arus listrik
Jenis Bahan Hambatan Jenis (Ω.m)
Perak 5,9 × 10 -8
Tembaga 1,68 × 10 -8
Alumunium 2,65 × 10 -8
Baja 4,0 × 10 -7
2 Menganalisis nilai hambatan pengganti C4 Seseorang yang bekerja pada perusahaan jasa service B
dari beberapa hambatan yang dirangkai elektronik akan memperbaiki peralatan sound system.
paralel Kerusakan pada sound system karena ada hambatan tang
terbakar sebesar 30 Ω. Pada almari persediaan alat terdapat
2 buah hambatan masing-masing 180 Ω, 2 buah alat
hambatan 60 Ω, dan 3 buah hambatan masing-masing
sebesar 90 Ω. Untuk memperbaiki kerusakan pada sound
system, ada beberapa alternatif yang dapat digunakan oleh
teknisi tersebut.
1. menyusun paralel hambatan 180 Ω, 60 Ω, dan 90 Ω
masing-masing 2 buah.
2. menyusun paralel hambatan 180 Ω dan 90 Ω masing-
masing 2 buah
3. menyusun paralel 2 buah hambatan 60 Ω
4. menyusun paralel 3 buah hambatan 90 Ω
3 Menganalisis komponen-komponen pada C4 Tiga buah bola lampu identik dan tiga buah Voltmeter di C
rangkaian listrik rangkai seperti gambar berikut.
Lampu 1 Lampu 2
Lampu 3
gambar berikut.
Jika Sakelar di tutup, Kejadian yang benar pada rangkaian
di atas adalah ....
A. lampu A menyala paling terang, lampu B dan lampu C
redup
B. lampu B menyala paling terang, lampu A dan lampu C
redup
C. lampu A, lampu B, dan lampu C menyala berbeda-
beda
D. lampu A, lampu B dan lampu C menyala sama terang
5 Menelaah kuat arus dari hasil percobaan C4 Sekelompok siswa di kelas melakukan percobaan Hukum B
Hukum Ohm Ohm dengan mengukur Tegangan dan Hambatan dengan
menggunakan Multimeter. Tabel hasil percobaan diperoleh
sebagai berikut.
9 Memprediksi nyala terang lampu pada C6 Beberapa lampu dengan hambatan masing-masing 1 Ω, 3 B
rangkaian listrik campuran (seri dan Ω, 1 Ω dan 2 Ω dihubungkan pada sumber tegangan seperti
paralel) gambar.
10 Menganalisis besarnya daya alat listrik C4 Perhatikan catatan pemakaian Energi listrik alat rumah B
berdasarkan hasil suatu pengamatan. tangga berikut ini!
Rubrik Penilaian:
Nilai Rubrik
90 < nilai < 100 Sebelas aspek sesuai dengan kriteria
80 < nilai < 90 Sembilan aspek sesuai dengan kriteria, dua aspek kurang sesuai
70 < nilai < 80 Tujuh sesuai dengan kriteria, empat aspek kurang sesuai
60 < nilai < 70 Lima sesuai dengan kriteria, enam aspek kurang sesuai
<60 Empat aspek sesuai dengan kriteria, tujuh aspek kurang sesuai
HALAMAN PENGESAHAN
Pengembangan dalam bentuk Best Practice berjudul Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Fisika Materi Hukum Ohm Kelas X SMK Dengan Model Problem Based Learning Berorientasi
HOTS Di SMK Negeri 2 Pasuruan Tahun Pelajaran 2019/2020
Disahkan Oleh
Pengawas,
NUPTK : 4334754656300043
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : S2
Penulis
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan Best Practice berjudul Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Fisika Materi Hukum Ohm Kelas X SMK Dengan Model Problem Based Learning
Berorientasi HOTS Di SMK Negeri 2 Pasuruan Tahun Pelajaran 2019/2020.
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Diklat Peningkatan
2019. Dalam penyusunan laporan best practice ini, penulis mendapatkan bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
2. Kepala SMK Negeri 2 Pasuruan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
3. Guru Inti PKP Mata Pelajaran Fisika atas bimbingan dan sharingnya.
4. Rekan-rekan guru di SMK Negeri 2 Pasuruan tempat berbagi ilmu dan pendapat sehingga
6. Suamiku Bagus Ari, kedua putraku Avicenna dan Nabil, kedua orang tuaku serta adik-adikku
(Tina, Santi, dan Ratih) yang kucintai yang selalu mendukung, mendoakan serta memberi
7. Semua pihak yang telah membantu kelancaran pelaksanaan best practice yang tidak dapat
Penulis menyadari bahwa laporan best practice ini masih memiliki banyak kekurangan dan
kelemahan karena terbatasnya kemampuan penulis, oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai
pihak sangat peneliti harapkan, guna perbaikan selanjutnya. Semoga laporan ini memberi
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………….. ii
BIODATA PENULIS……………………………………………………………….. iii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….. iv
DAFTAR ISI………………………………………………………………………… v
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………… vi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………. 1
B. Jenis Kegiatan……………………………………………………………….. 2
C. Manfaat Kegiatan………………………………………………………………. 2
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN 3
A. Tujuan dan Sasaran………………………………………………………….. 3
B. Bahan/Materi Kegiatan…………………………………………………………. 3
C. Metode/ Cara Melaksanakan Kegiatan…………………………………………… 4
D. Alat/ Instrumen…………………………………………………………………. 11
E. Waktu dan Tempat Kegiatan ……………………………… 12
BAB III HASIL KEGIATAN 13
BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI 16
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………… 17
LAMPIRAN………………………………………………………………………. 18
DOKUMENTASI PEMBELAJARAN…………………………………………… 19
LAPORAN BEST PRACTISE
PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fisika Materi Hukum Ohm Kelas X SMK
Dengan Model Problem Based Learning Berorientasi HOTS di SMK Negeri 2 Pasuruan
Tahun Pelajaran 2019/2020.
PASURUAN
JAWA TIMUR
2019