Kel 5 Makalah Comdis

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

MAKALAH COMPOUNDING & DISPENSING

RESEP

Dosen Pengampu: Dr. Yulias Ninik W, M.Si., Apt

Disusun Oleh:

Kelas A2

1. Shinta Suryani Oktavia (19405021045)


2. Putri Dwi Septeaningrum (19405021077)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS WAHID HASYIM

SEMARANG

2020
R/ Cotrimoxazole 500 mg tab I
Antiza tab I
Mf dtd No. XII
S 3 dd 1 PC
R/ Actifed exp syr No. I
S 3 dd 1

Pro: An (9 th)

Keterangan Obat

1. Cotrimoxazole 500 mg

2. Antiza mengandung parasetamol 500 mg, phenilpropanolamin HCl 12,5 mg,

clorpheniramine maleate 1 mg, dan dextrometorphan HBr 15 mg

3. Actifed exp syp mengandung pseudoephedrine HCl 30 mg, tripolidine HCl 1,25 mg,

dan guaiphenesin 100 mg

Permasalahan Dalam Resep

 Sediaan cotrimoksazole yang ada dipasaran 480 mg, tidak ada yang 500 mg.

 Perbedaan frekuensi penggunaan obat pada resep racikan, yaitu cotrimoxazole

seharusnya diminum 2 kali sehari dan antiza diminum 3 kali sehari.

 Antiza dan actifed exp syr memiliki kandungan yang hampir sama. Perlu dijelaskan

kepada pasien mengenai penggunaan antiza untuk batuk kering dan actifed exp

sebagai ekspektoran.

 Tidak ada interaksi dari ketiga obat dalam resep tersebut.


Saran

 Obat racikan dibuat secara terpisah antara cotrimoxazole dan antiza dikarenakan

frekuensi penggunaan cotrimoxazole adalah 2 kali sehari 1 tablet sedangkan

penggunaan antiza adalah 3 kali sehari 1 tablet.

 Cotrimoxazole dan antiza dipisah, sehingga tidak perlu dijadikan pulveres dan obat

dapat diberikan masing-masing dalam bentuk tablet. Perlu konfirmasi pasien untuk

bentuk sediaan pulveres atau tablet.

 Perlu dijelaskan kepada pasien mengenai penggunaan antiza untuk batuk kering dan

actifed exp sebagai ekspektoran.

Diskusi

1. Bagaimana jika pasien anak tersebut tidak dapat menelan tablet?

Jawab : Perlu ditanyakan kepada pasien atau wali pasien mengenai bentuk sediaan yang

akan diberikan. Jika pasien dapat menelan tablet, maka langsung diberikan

masing-masing dalam bentuk sediaan tablet. Jika pasien tidak dapat menelan

tablet, maka obat dapat dijadikan sediaan pulveres. Dengan catatan, antiza dan

cotrimoxazole tidak gerus dan dicampur menjadi 1 karena frekuensi penggunaan

kedua obat tersebut yang berbeda.

2. Kenapa peracikan cotrimoxazole dan antiza dipisah?

Jawab : Obat tersebut dipisah karena frekuensi penggunaan yang berbeda yaitu

cotrimoxazole diminum 2 kali sehari sedangkan antiza diminum 3 kali sehari.

3. Kenapa cotrimoksazole dan antiza tidak diberikan sirup, semisal diganti sirup dosisnya

bagaimana ?

Jawab : Perlu ditanyakan lagi kepada pasien atau wali pasien. Jika pasien ingin diberikan

sirup maka dosis cotrimoksazole 480 mg sirup diminum 2 x sehari 1 sendok obat

(5 mL) sedangkan dosis antiza sirup diminum 3 x sehari 1 sendok obat (5 mL).

Anda mungkin juga menyukai