Anda di halaman 1dari 6

STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Mengapa perlu pengembangan sistem? Karena semakin kompleksnya kegiatan organisasi,


semakin rumitnya transaksi organisasi, pengaruh pertumbuhan ekonomi, persaingan global,
perkembangan teknologi, batas waktu yang singkat, dan kendala kendala sosial. Dari sisi lain,
adanya masalah – masalah yang timbul dari sistem yang lama, untuk meraih kesempatan baru
dalam berbagai hal, adanya intruksi dari manajemen atau adanya peratutan / regulasi
pemerintah.

Pengertian dari pengembangan sistem adalah pengembangan sistem dapat berarti menyusun
suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau
memperbaiki sistem yang telah ada.

Berikut ini adalah strategi dalam pengembangan sistem informasi akuntansi:


a) Mengenali dan memahami kekurangan dan masalah pada sistem.
b) Memilih sistem yang akan dikembangkan.
c) Melakukan pengembangan sistem sesuai dengan kebutuhan.

TUJUAN PENGEMBANGAN SISTEM

1. Mengembangkan proses perencanaan perusahaan yang efektif


2. Memperbaiki produktivitas dan meningkatkan mutu baik sumber daya manusia
maupun perusahaan
3. Meningkatkan daya saing dalam persaingan bisnis perusahaan
4. Memecahkan permasalahan-permasalahan
5. Memenuhi instruksi yang diberikan

Untuk dapat mengembangkan sebuah Sistem Informasi Akuntansi, kita harus melalui
tahapan-tahapan pengembangan sistem. Tahapan tersebut adalah:

1. Perencanaan (Planning)
Dalam tahap ini, pengembang sistem melakukan perencanaan mengenai SIA yang akan
dibuat. Seberapa besar perubahan yang harus dibuat dari sistem awal, infrastruktur apa
saja yang dibutuhkan, berapa besar cost pengembangan dan benefit yang nantinya akan
dihasilkan. Hasil akhir dari tahap perencanaan ini adalah proposal proyek atau dokumen
perencanaan proyek.

2. Analisis (Analysis)
Dalam tahap ini, pengembang sistem melakukan analsis mengenai data-data apa saja
yang harus dikelola, informasi apa saja yang harus dihasilkan. Selain itu, analisis mengenai
pengendalian internal (internal control) juga perlu dilakukan. SIA sangat terkait dengan
SPI (Struktur Pengendalian Internal), karena informasi yang dihasilkan dari SIA harus
memenuhi karakteristik kualitatif informasi. Untuk dapat memenuhi karakteristik
kualitatif informasi tersebut, SIA harus digunakan juga sebagai bagian dari SPI. Adapun
komponen dari SPI adalah Lingkungan Pengendalian, Penilaian Risiko, Aktivitas
Pengendalian, Informasi dan Komunikasi, Pengawasan (Monitoring). Dalam tahap
Aktivitas Pengendalian, terdapat Pengendalian Umum (General Control) dan
Pengendalian Aplikasi (Application Control).

3. Perancangan (Design)
Dalam tahap ini, pengembang sistem merancang SIA dalam DBMS (Database
Management System). Pengendalian atas risiko yang mungkin muncul, diterapkan dalam
rancangan aplikasi menggunakan DBMS dan membuat aplikasi berdasarkan rancangan
yang telah dibuat dan juga buku panduan penggunaan aplikasi agar mudah saat
melakukan training pada saat implementasi.

4. Implementasi (Implementation)
Dalam tahap ini, pengembang sistem mengimplementasikan SIA dalam organisasi.
Sebelum implementasi, lakukanlah persiapan secara matang mengenai perangkat keras,
perangkat lunak, ruangan dan fasilitas pendukung lainnya. Beberapa hal yang juga
penting diperhatikan dalam implementasi sistem adalah:
1. Konversi
Biasanya diperlukan konversi dari sistem lama ke sistem baru, apalagi jika
sebelumnya juga telah menggunakan aplikasi terkomputerisasi
2. Pelatihan
Lakukan pelatihan secara menyeluruh untuk setiap pihak yang menggunakan.
Jangan lupa lakukan sosialisasi kepada pihak-pihak yang terlibat dalam sistem
namun tidak menggunakan aplikasi sistem secara langsung.
3. Testing Penerimaan
Lakukan testing selama periode tertentu sebagai proses belajar.

5. Pemeliharaan (Maintaining)
Tahapan pemeliharaan sistem mencakup seluruh proses yang diperlukan untuk menjamin
kelangsungan, kelancaran, dan penyempurnaan sistem yang telah dioperasikan. Beberapa
hal yang harus dilakukan:
1. Pemantauan pengoperasian
Libatkan tim pengembang untuk memantau secara langsung pada waktuwaktu
tertentu mengenai bagaimana pihak-pihak pengguna mengoperasikan sistem yang
dibuat.
2. Antisipasi gangguan kecil (bug)
Biasanya selalu ada gangguan kecil dalam suatu aplikasi yang baru dikembangkan.
3. Lakukan penyempurnaan
4. Antisipasi faktor-faktor luar (Virus, kerusakan/kehilangan data, atau sistem
diakses oleh pihak luar).

Untuk mendapatkan sistem informasi yang baru, terdapat tiga cara yaitu dengan :
1.Membeli Software
Software massal (canned software) dibuat oleh perusahaan pengembang software dan dijual di pasar
terbuka untuk berbagai lapisan pemakai yang memiliki persyaratan yang hampir sama. Kelebihan membeli
software adalah kemudahan, ketersediaan software dan biaya yang lebih murah. Dan diperkirakan 80%
perusahaan saat ini yang memasang komputer, menggunakan atau mempertimbangkan untuk
menggunakan software missal. Sistem terima jadi (turnkey system), perusahaan menggabungkan software
dan hardware, serta menjual keduanya sebagai satu paket. Contohnya pada restoran, supermarket,
dan perbaikan mobil/ bengkel. Penyedia jasa aplikasi (application serice providers/ASP) menyediakan Web-
basedsoftware pada komputer mereka dan mengirim software ke klien melalui internet. Dalam hal, ini
perusahaan tidak harus membeli, memasang, dan mempertahankan software massal, melainkan
perusahaan “menyewa” software yang mereka butuhkan dari ASP.
Keuntungan dari cara ini adalah pengurangan biaya software dan overhead administrasi, pembaruan
software secara otomatis, penyesuaian dengan pertumbuhan bisnis, akses global ke informasi, dan akses
kepersonel ahli TI.

Perusahaan yang membeli software SIA, masih harus mengikuti proses SDLC sebagai berikut :
a) Analisis system.
Perusahaan harus melakukan penyelidikan awal, survey system, dansurvey kelayakan. Perusahaan
juga harus menetapkan persyaratan SIA.
b) Desain Konseptual Sistem.
Bagian yang penting dari desaian konseptual adalahmenetapkan apakah software yang memenuhi
persyaratan SIA telah tersedia.
c) Desain Fisik.
Beberapa tahap desain fisik, seperti pendesaian dan pengkodean programdapat dihilangkan, sedangkan
mendesain output, input, file, dan prosedur pengendaliantetap dilakukan.
d) Implementasi dan perubahan.
Perusahaan harus merencanakan implementasi danperubahan aktivitas, memilih dan melatih personel,
memasang dan menguji hardware dansoftware, mendokumentasikan prosedur, dan mengubah dari system
yang lama ke SIAyang baru. Tidak menguji modul software atau dokumen program computer itu sendiri.
e) Operasi dan Pemeliharaan.
SIA dioperasikan seperti software lainnya. Dan  vendornya biasanya melakukan pemeliharaan atas software
tersebut.

2. Pengembangan Sistem Oleh Departemen Sistem Informasi


Banyak organisasi yang mengembangkan software mereka sendiri karena kebutuhan perusahaan atau
karena ukuran perusahaan dan membutuhkan software khusus. Software khusus biasanya dikembangkan
dan ditulis sendiri atau melibatkan perusahaan luar. Ketika mengontrak organisasi luar, perusahaan harus
mempertahankan pengendalian atas proses pengembangan, dengan memperhatikan hal-hal berikut :
a) Memilih pengembang dengan hati-hati.
Pengembang luar harus memiliki pengalaman dalam industri perusahaan, pemahaman yang baik atas
bisnis secara umum dan pemahaman mendalam tentang bagaimana perusahaan melakukan bisnisnya.
b) Menandatangani Kontrak.
Kontrak harus menempatkan tanggung jawab untuk memenuhi persyaratan dari perusahaan ke
pengembang dan memungkinkan menghentikan proyek jika kondisi-kondisi utama tertentu tidak
dipenuhi.
c) Rencanakan dan awasi setiap langkah
Semua aspek dari proyek harus didesain secara terinci, dan harus ada pemeriksaan untuk mengawasi
proyek.
d) Menjaga Komunikasi Yang Efektif 
Hubungan antara pengembang dan perusahaan harus disebutkan secara menyeluruh dan jelas.
e) Kendalikan Semua Biaya
Biaya harus dikendalikan dengan ketat dan arus kas harus diminimalkan hingga proyek tersebut telah
selesai dan diterima.
Sedangkan untuk mempercepat atau meningkatkan proses pengembangan, ada tiga carayaitu dengan :
1. Rekayasa Ulang Proses Bisnis
Rekayasa Ulang Proses Bisnis adalah analisis menyeluruh pendesain ulang yang lengkap atau proses bisnis
dan system informasi untuk mencapai peningkatan kinerja yang sesuai struktur organisasi, peraturan,
asumsi, aliran kerja, deskripsi kerja, prosedur manajemen, pengendalian, dan nilai serta budaya
organisisasi. Prinsip Perekayasaan ulang:
a) Mengatur hasil.
b)Membuat pemakai output melakukan proses (Departemen yang memesan perlengkapan adalah
departemen yang benar-benar menggunakannya).
c) Membuat mereka yang mengahasilkan informasi memproses informasi tersebut.
d) Memusatkan dan menyebarkan data.
e) Mengintegrasikan aktivitas pararel.
f) Memberdayakan para pekerja, menggunakan pengendalian internal, dan membuatstruktur organisasi
menjadi lebih datar.
g) Mengumpulkan data saat itu juga di sumbernya.
2. Prototype
Pendekatan ke desain sistem yang mengembangkan model kerja yang disederhanakn dari sistem.
Rancangan awal ini, dapat dengan cepat dan murah untuk di bangun dan diberikan pada para pemakai
untuk diuji. Para pemakai dapat mencoba aplikasi yang sesungguhnya, mereka dapat memberikan
tanggapan atas apa yang mereka sukai dan tidak mereka sukai atas aplikasi tersebut.
Langkah-Langkah Dalam Mengembangkan Protipe
a) Langkah ke 1: Mengidentifikasi persyartan sistem melalui pertemuan dengan para pemakai untuk
menyepakati ukuran dan lingkup sistem, dan untuk memutuskan sistem apa yang harus dimasukkan dan
dikeluarkan.
b) Langkah ke 2: Mengembangkan protipe awal yang memenuhi persyaratan yang telah
disetujui. Pekenannya pada :
1) Kecepatan dan biaya rendah daripada efisiensi operasional.
2) Implementasikan protipe dalam periode singkat, mungkin beberapa hari atauminggu.
3)Ketika protipe selesai, pengembang mengembalikannya kepada para pemakai dan
mendemontrasikan sistem tersebut.
4)Para pemakai diperintahkan untuk bereksperimen dengan sistem tersebut danmemberikan
komentar atas apa yang mereka sukai dan tidak mereka sukai dari isi dan kinerja sistem tersebut.
c) Langkah ke 3: Proses berulang dengan para pemakai mengidentifikasi perubahan, pengembang
membuat perubahan, dan sistem tersebut sekali lagi dikembalikan pada para pemakai untuk dievaluasi
dan dicoba. Proses berulang ini terus berlanjut hingga para pemakai merasa puas dengan sistem
tersebut. Pembuatan protipe umumnya akan melalui empat hingga enam perulangan.
d) Langkah ke 4: Menggunakan sistem yang disetujui oleh para pemakai.

Keuntungan dan Kelemahan Pembuatan Protipe


Keuntungan:
a. Biasanya menghasilkan pemahaman yang lebih baik atas kebutuhan pemakai daripada pendekatan
lainnya.
b. Keterlibatan pemakai dan kepuasan pemakai yang lebih besar serta lebih sedikitnya risiko sistem
tersebut tidak akan digunakan.
c. Sistem dapat dikembangkan dengan lebih cepat.
d. Kesalahan cenderung dapat dideteksi dan ditiadakan.
e. Para pemakai dapat melihat dan menggunakan sistem tersebut dan punya peluang untuk membuat
perubahan.
f. Lebih murah daripada pendekatan lainnya.

Kelemahan:
a. Membutuhkan banyak waktu bagi pemakai dalam proses pengembangan sistem.
b. Jalan pintas yang digunakan untuk mengembangkan protipe dapat mengakibatkan sistem yang tidak
efisien dan sesuai dengan yang dibutuhkan.
f. Perulangan dan revisi tanpa akhir dalam perubahan sistem.
3. Computer Aided Software Engineering (CASE)
CASE adalah pengembang software yang mengembangkan software untuk orang lain, namun tidak
membuat software untuk mempermudah pekerjaan mereka. Alat Case tidak menggantikan desainer
terampil, melainkan menyediakan sekumpulan alat terpadu yangmendukung para pengembang secara
efektif untuk semua tahapan SDLC. Software pada umumnya memiliki alat-alat yang perencanaan
strategis, manajemen sistem dan proyek, desain database, tampilan layar dan laporan, dan pembuatan
kode secara otomatis.

3. Melakukan Outsourcing Untuk Sistem


Outsource adalah mengontrak perusahaan luar untuk menangani semua bagian dari data aktivitas
pemrosesan organisasi. Outsource mainframe, penyedia layanan membeli semua komponen klien dan
mempekerjakan semua atau sebagian besar pegawai klien. Penyedia layanan tersebut kemudian
mengoperasikan dan mengelola keseluruhan sistem dilokasi klien atau memindahkan sistem tersebut ke
computer penyedia layanan.
Keuntungan dan Kerugian dari Outsourcing

Keuntungan:

a. Merupakan solusi untuk bisnis dan juga sistem informasi.


b. Memungkinkan perusahaan menggunakan dengan lebih baik asset dan sumber daya
milikinya.
c. Memberikan akses keahlian yang lebih besar dan tekhnologi yang lebih canggih.
d. Dapat menghasilkan pengembangan sistem yang lebih cepat dan lebih efisien.
 
Kerugian
a) Kontrak outsourcing tidak terlalu fleksible karena jangka waktunya.
b) Perusahaan dapat kehilangan kendali atas sistem dan data mereka. Hal ini dapat mengakibatkan
penyalahgunaan, seperti data rahasia di bagi ke para pesaing.
c) Sejalan dengan waktu, perusahaan dapat kehilangan pandangan atas kebutuhan informasinya.
d) Merupakan hal yang mahal dan susah untuk mengubah keputusan outsourcing dan mengganti
hardware, software dan orang-orangnya.

Anda mungkin juga menyukai