Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
n=43
No. Variabel Jumlah Presentase(%)
Umur:
1. 20-35 4 9,3
2. >35 39 90,7
Pendidikan:
1. Rendah 30 69,8
2. Menengah 11 25,6
3. Tinggi 2 4,7
Pekerjaan:
1. Bekerja 14 32,6
2. Tidak Bekerja 29 67,4
41
42
a. Dukungan Keluarga
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Pada Pasien
Kemoterapi di Ruang Rawat Inap Kelas I
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
Lampung Tahun 2017
n=43
No. Dukungan Keluarga Jumlah Presentase(%)
1. Baik 20 46,5
2. Kurang Baik 23 53,5
Total 43 100
23 orang (53,5%).
b. Pola Makan
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Pola Makan Pada Pasien Kemoterapi di
Ruang Rawat Inap Kelas I RSUD Dr. H. Abdul Moeloek
Provinsi Lampung Tahun 2017
n=43
No. Pola Makan Jumlah Presentase(%)
1. Baik 18 41,9
2. Kurang Baik 25 58,1
Total 43 100
orang (58,1%).
43
Kemoterapi
Tabel 4.4
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Pola Makan pada Pasien
Kemoterapi di Ruang Rawat Inap Kelas I RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2017
Pola Makan Total OR
Dukungan P- (95%
Keluarga Baik Kurang Value CI)
Baik
N % N % N %
Baik 14 70 6 30 20 100 11,083
Kurang Baik 4 17,4 19 82,6 23 100
0,001 (2,623-
Total 18 41,9 25 58,1 43 100
46,838)
0,001, sehingga p-value < α (0,001< 0,05) maka Ho ditolak. Jadi dapat
baik mempunyai risiko 11 kali lebih besar untuk memiliki pola makan
baik.
4.2 Pembahasan
a. Umur
berdasarkan umur yaitu sebagian besar memiliki umur >35 tahun, yaitu
b. Pendidikan
c. Pekerjaan
45
a. Dukungan Keluarga
orang (53,5%).
waktu.
b. Pola Makan
(58,1%).
makanan yang dimakan oleh setiap orang dan merupakan ciri khas untuk
47
dapat diartikan secara umum bahwa pola makan adalah cara atau perilaku
kemoterapi.
kurang baik dapat disebabkan kerena salah satu efek samping dari
kemoterapi yang sering terjadi adalah perasaan mual dan muntah akibat
makan dan menimbulkan kurang baiknya pola makan pasien. Selain itu,
48
Kemoterapi
Rawat Inap Kelas I RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun
tipe keluarga. Individu yang yang tinggal dalam keluarga besar (extended
family).
bahan makanan yang dimakan oleh setiap orang dan merupakan ciri khas
pendamping (p-value=0,000).
baik cenderung memiliki pola makan kurang baik yaitu sebanyak 82,6%.
anggota keluarga akan memberikan motivasi bagi pasien untuk sembuh dan
pengobatan berupa mual dan muntah akan lebih siap untuk dihadapi pasien
ada efek samping mual dan muntah, pasien akan tetap memiliki pola makan
baik. Demikian pula sebaliknya, bila dukungan keluarga kurang baik maka
pola makan pasien akan terganggu dengan adanya efek samping dari
dengan dukungan keluarga baik tetapi memiliki pola makan kurang baik
yaitu sebanyak 30%. Menurut peneliti hal ini dapat disebabkan karena pola
makan kurang baik tersebut disebabkan oleh faktor lain, misalnya pasien
dengan keluhan mual yang hebat akibat efek kemoterapi sehingga walaupun
keluarga kurang baik tetapi memiliki pola makan baik yaitu sebanyak
17,4%. Menurut peneliti hal ini dapat disebabkan karena pola makan yang
baik tersebut disebabkan oleh faktor lain, misalnya pengetahuan pasien yang
baik atau motivasi pasien yang tinggi untuk sembuh akan meningkatkan