8481 28952 4 PB PDF
8481 28952 4 PB PDF
ABSTRACT
Yogyakarta Special Region is an example of many areas prone to landslides, especially
Pagerharjo Village. The purpose of this research is to map the spread of landslide prone areas
and to evaluate the spatial pattern based on landslide vulnerability in Pagerharjo Village.
Analysis of the landslide-prone area map is done by using GIS with ArcGIS 10.1 software. The
variables used as determinants of landslide prone class are divided into geological aspects,
topography aspect, soil aspect, climate aspect, vegetation aspect, and human aspect. The result
of the research shows that Pagerharjo Village has 3 classes of landslide vulnerability, which is
somewhat vulnerable with area of 62,10 ha (5,81%), prone to 662,84 ha (61,98%), and very
vulnerable with an area of 344.58 ha (32.22%). Researcher recommend to relocate some
settlements that are under slope or cliff and disaster mitigation in settlement to improve
preparedness against the threat from landslide disaster.
Keywords: Landslide, Vulnerability, Space Patterns, Mitigation
ABSTRAK
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan contoh dari banyak daerah rawan terhadap
longsor khususnya Desa Pagerharjo. Tujuan penelitian ini adalah memetakan
persebaran daerah rawan longsor dan mengevaluasi pola ruang berdasarkan
kerawanan longsor di Desa Pagerharjo. Analisis peta daerah rawan longsor dilakukan
dengan menggunakan SIG dengan software ArcGIS 10.1. Variabel yang digunakan
sebagai penentu kelas rawan longsor yang terbagi dalam aspek geologi, aspek
topografi, aspek tanah, aspek iklim, aspek vegetasi, dan aspek manusia. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Desa Pagerharjo memiliki 3 kelas kerawanan tanah
longsor, yakni agak rawan dengan luas wilayah 62,10 ha (5,81%), rawan dengan luas
662,84 ha (61,98%) dan sangat rawan dengan luas wilayah 344,58 ha (32,22%). Peneliti
merekomendasikan untuk melakukan relokasi pada permukiman yang berada di
bawah lereng maupun tebing serta adanya upaya mitigasi bencana untuk
meningkatkan kesiap siagaan terhadap ancaman bencana longsor.
Kata Kunci: Longsor, Kerawanan, Pola Ruang, Mitigasi
Populasi pada penelitian ini adalah dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan hasil
seluruh lahan di wilayah Desa analisis kerawanan longsor di Desa
Pagerharjo, sedangkan sampel penelitian Pagerharjo termasuk dalam kategori
berupa satuan unit lahan yang diperoleh Rawan dan Sangat rawan. Hasil
melalui teknik overlay. Analisis penelitian ini sejalan dengan hasil
ditentukan dari hasil overlay dengan penelitian Sugiharyanto dkk. (2009) yang
penjumlahan harkat variabel dengan menyebutkan bahwa Desa Pagerharjo
rumus: termasuk pada tingkat potensi
𝑐 −𝑏
I= 𝑘 kerentanan longsor lahan tinggi dan
dimana: sangat tinggi. Penjelasan masing-masing
I = interval kelas kelas berdasarkan hasil penelitian adalah
b = jumlah harkat terendah (10) sebagai berikut.
c = jumlah harkat tertinggi (45) a. Kelas Kerawanan Longsor Agak
k = banyak kelas yang diinginkan (5) Rawan
Berdasarkan persamaan Wilayah ini berada pada kisaran
tersebut diperoleh interval kelas sebesar 7 kemiringan mulai dari datar
sehingga diketahui klasifikasi tingkat (kemiringan 0-8%) sampai landai
rawan bencana longsor yang disajikan (kemiringan 8-15%). Kemungkinan
pada Tabel 1. terjadinya longsor pada wilayah ini
termasuk rendah. Luas wilayah yang
HASIL DAN PEMBAHASAN memiliki kelas kerawanan ini sebesar
Persebaran Daerah Rawan Longsor 62,10 ha atau 5,81% dari luas Desa
Berdasarkan hasil analisis Pagerharjo. Tata guna lahan pada
diperoleh 3 kelas tingkat kerawanan yang wilayah ini merupakan permukiman,
ada di Desa Pagerharjo, yakni agak persawahan, dan kebun campuran.
rawan, rawan, dan sangat rawan. Persebarannya terletak di bagian
Gambaran distribusi spasial tingkat tengah Desa Pagerharjo meliputi
kerawanan Desa Pagerharjo dapat dilihat sebagian besar Dusun Geger Bajing,
pada Gambar 2. Luas masing-masing Ngemplak Barat, Kalirejo Utara serta
kerawanan tanah longsor di Desa sebagian kecil Dusun Kemesu di
Pagerharjo berdasarkan Gambar 2 dapat bagian selatan.
Hal ini penting dan sangat dibutuhkan memicu terjadinya tanah longsor
sebagai pedoman pembangunan terutama pada wilayah dengan tingkat
Kabupaten Kulonprogo dalam kurun kerawanan pada kelas rawan dan sangat
waktu 20 tahun ke depan hingga tahun rawan. Kawasan yang sudah berupa
2032. permukiman di wilayah kelas sangat
Menurut Yunianto (2011: 42) rawan perlu adanya relokasi karena
sebagai pedoman dalam pemanfaatan dapat membahayakan penduduk yang
ruang dan pengendalian pemanfaatan tinggal di area tersebut. Selain itu, perlu
ruang, rencana tata ruang memiliki adanya upaya mitigasi bencana pada
fungsi yang sangat vital dalam upaya RTRW untuk meningkatkan
pelestarian lingkungan hidup. Oleh perlindungan terhadap kawasan dari
karena itu, rencana tata ruang harus ancaman bencana longsor. Menurut
disusun dengan mempertimbangkan Dardak (2008), upaya-upaya mitigasi
aspek lingkungan hidup secara bencana tanah longsor secara garis besar
proporsional, di samping dapat dibagi menjadi dua kelompok
mempertimbangkan aspek fisik, sosial, besar, yakni hard engineering dan soft
ekonomi, dan pertahanan-keamanan. engineering yang dijelaskan sebagai
Namun, pada kenyataannya dari hasil berikut.
analisis overlay antara peta penggunaan a. Hard engineering adalah
lahan dengan peta kerawanan tanah pembangunan struktur buatan
longsor di Desa Pagerharjo menunjukkan seperti tembok penahan gerakan
bahwa beberapa kawasan permukiman tanah (retaining wall), saluran
berada pada daerah rawan dan sangat drainase untuk mengurangi tingkat
rawan. Penyalahgunaan lahan dapat kejenuhan air dalam tanah, terasering
Meita Eka Fitrianingrum, Dina Ruslanjari. Zonasi Rawan Longsor di Desa Pagerharjo… 189
lahan untuk mengurangi erosi tanah, Desa Pagerharjo. 2017. Profil Desa
penanaman pohon dengan perakaran Pagerharjo Tahun 2017.
kuat pada lereng-lereng curam, dan Kulonprogo.
sebagainya.
b. Sementara soft engineering adalah Dibyosaputro, Suprapto, 1998, Pemetaan
upaya-upaya untuk merekayasa pola Longsor Kabupaten Kulonprogo,
pikir masyarakat agar memiliki Laporan Penelitian, Yogyakarta:
kesadaran yang tinggi dalam Fakultas Geografi Universitas
menerapkan prinsip-prinsip Gadjah Mada.
keberlanjutan dalam pemanfaatan
ruang. Upaya ini antara lain dapat Hardiyatmo, H.C. 2012. Mekanika Tanah 1
dilakukan melalui penyuluhan, Edisi ke Enam. Yogyakarta: Gadjah
penyebarluasan informasi, pelatihan, Mada University Press.
dan sebagainya.
Karnawati, D.. 2005. Bencana Alam
SIMPULAN Gerakan Massa Tanah di Indonesia
Desa Pagerharjo memiliki 3 kelas dan Upaya Penanggulangannya.
kerawanan tanah longsor, yakni agak Yogyakarta: Jurusan Teknik
rawan dengan luas wilayah 62,10 ha Geologi Fakultas Teknik
(5,81%) meliputi 4 dusun di Desa Universitas Gadjah Mada.
Pagerharjo, rawan dengan luas 662,84 ha
(61,98%) merupakan wilayah kelas rawan Muhamud, Nabalegwa. 2000. Soil
yang paling luas meliputi 17 dusun, dan Conservation as an Effort to Attain
sangat rawan dengan luas wilayah 344,58 Sustainable Development in Sermo
ha (32,22%) yang meliputi 10 dusun. Reservoir Catchment Area. Disertasi:
Universitas Gadjah Mada.
REKOMENDASI
Hasil evaluasi pola ruang Nandi. 2007. Longsor. Jurusan Pendidikan
menunjukkan sebagian besar kawasan Geografi. Bandung: FPIPS-UPI.
permukiman terletak pada lokasi rawan
dan sangat rawan sehingga perlu adanya Peraturan Bupati Kulonprogo Nomor 4
relokasi pada permukiman yang berada Tahun 2015 tentang Pedoman
di bawah lereng maupun tebing serta Teknis Penataan Ruang.
adanya upaya mitigasi bencana pada
RTRW untuk meningkatkan Peraturan Daerah Kabupaten
perlindungan terhadap kawasan dari Kulonprogo Nomor 1 Tahun 2012
ancaman bencana longsor. tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Kulonprogo
DAFTAR PUSTAKA Tahun 2012 – 2032.
Cook, R.U., dan Doornkamp, J.C. 1994.
Geomorphology in Enviromental Ramli, Soehatman. 2010. Pedoman Praktis
Management – and New Introduction. Manajemen Bencana (Disaster
Amsterdam: Elsevier. Management). Jakarta: Dian Rakyat.